Dokumen tersebut membahas tentang upaya mengurangi ketimpangan pendapatan di Indonesia melalui pendidikan yang merata dan berkualitas. Dokumen menunjukkan adanya ketimpangan yang signifikan dalam hal akses, kualitas, dan hasil pendidikan antarwilayah di Indonesia yang berkontribusi pada tingginya ketimpangan pendapatan. Dokumen ini merekomendasikan kebijakan untuk meningkatkan pendanaan dan akuntabilitas pendidikan, merevitalisasi pendidikan vokasi, serta me
Policy Brief_Kebijakan Bisnis dan Studi Kasus_Ketimpangan Pendapatan.pdf
1. Pendidikan Merata dan Berkualitas
sebagai Upaya Mengurangi
Ketimpangan Pendapatan di
Indonesia
Technological Progress, Churning,
and Distribution Effect
Pande Putu Khrisna Ariyudha
2106791010
Magister Manajemen
Universitas Indonesia
2. Latar Belakang Masalah
Distribusi Pengeluaran
Rata-Rata
Pendapatan Nominal
Penguasaan Pendapatan
Nasional 10% Teratas
Penguasaan Pendapatan
Nasional 50% Terbawah
Distribusi pengeluaran
pada kelompok 40 persen
terbawah di wilayah
perkotaan di Indonesia
adalah sebesar 17%
(kategori sedang)
50% populasi penduduk
termiskin di Indonesia hanya
memiliki pendapatan 1,4 juta
per bulan, sedangkan 10%
penduduk terkaya memperoleh
pendapatan 19 kali lebih banyak
(Rp27,5 juta per bulan).
Selama 100 tahun atau
periode 1900-2021, 10%
orang kaya teratas di
Indonesia menguasai
40-50 persen dari total
pendapatan nasional.
Selama 1900 - 2021, 50%
masyarakat terbawah
hanya menguasai 12-18
persen dari total
pendapatan nasional.
02
03
04
01
3. Identifikasi Masalah
Ketimpangan Upah
Pada Tahun 2021 Upah
Per Jam Kerja Lulusan
Universitas Rp34.908,
Diploma Rp25.880, SMA
Rp16.961, SMP
Rp12.388, SD Rp10.478
Ketimpangan
Partisipasi
Pendidikan
Rata-rata lama sekolah
Per Provinsi Pada Tahun
2021 bervariasi antara
6,76 tahun (Papua) dan
11,17 tahun (DKI
Jakarta)
Ketimpangan
Kualitas
Pendidikan
Sekolah Dengan
Akreditasi A 33,31%,
Akreditasi B 33,32%,
Akreditasi C 29,75%,
Tidak Terakreditasi
3,72%
Ketidakmampuan Mengakses
Pendidikan & Krisis
Kepercayaan Terhadap
Sistem Pendidikan
Kendati APK PT Indonesia
Tahun 2021 menunjukkan
angka 31,19%. PISA 2018
menunjukkan bahwa kurang
dari 5% peserta yang
berencana studi lanjut ke
Perguruan Tinggi.
4. Diversitas Upah Per Jam Kerja
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Gender
10. Angka Partisipasi Kasar 2021
SD
Penduduk Usia
7 - 12 Tahun
106,2%
SMP
Penduduk Usia
13 - 15 Tahun
92,8%
SMA
Penduduk Usia
16 - 18 Tahun
85,23%
Perguruan
Tinggi
Penduduk Usia
19 - 24 Tahun
31,19%
11. Analisis
Ketidakmampuan Mengakses Pendidikan
Pendapatan Rumah
Tangga Rendah
Anggaran Pendidikan
Per Siswa Rendah
Beasiswa Tidak Tepat Sasaran
Korupsi Anggaran Pendidikan
Laporan Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat, persentase
penduduk miskin di Indonesia
sebesar 9,54% per Maret 2022
Dana bantuan PIP sebesar Rp
2,86 triliun yang diberikan
kepada 5.364.986 siswa tidak
tepat sasaran (BPK, 2021)
Korupsi Sektor Pendidikan Menempati
Urutan Ke-3 Tertinggi Korupsi Per Sektor
dengan jumlah 44 Kasus (Indonesia
Corruption Watch, 2021)
01
02
03
04
Alokasi dana pendidikan per siswa
di Indonesia masih tergolong lebih
rendah dibandingkan dengan
negara-negara OECD (2,8% dari
GDP) (Kemendikbud, 2019).
12. Analisis
Krisis Kepercayaan Terhadap Sistem Pendidikan
Labor Market Churning
Kesinambungan
Pendidikan & Industri
Rendah
Akan terdapat 85 juta
pekerjaan lama yang
mungkin hilang dan
97 juta pekerjaan baru
(Kemkominfo, 2022)
Pendidikan Indonesia tidak
melatih 21st Century Skill
(Nastiti, dkk, 2020)
Learning Crisis
Ketika suatu negara
berhasil meningkatkan
akses pendidikan secara
signifikan, berada di
sekolah bukan berarti
belajar (World Bank,
2020)
Krisis
Kepercayaan
Sistem
Pendidikan
Kurikulum Tidak Dapat
Diimplementasikan
3 Dosa Besar Pendidikan
Guru di Indonesia belum
mampu menerapkan
kurikulum yang
mengakomodir 21st
Century SKill (OECD,2019)
Kasus perundungan, kekerasan
seksual, & intoleransi di
lingkungan sekolah dan
kampus menjadi biaya tinggi
bagi proses pendidikan di
Indonesia.
13. Rekomendasi Kebijakan
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Ketidakmampuan Mengakses Pendidikan
Pendapatan RTK
Rendah
Pendapatan RTK yang
rendah menyebabkan
pendidikan tinggi tidak
menjadi prioritas
pengeluaran RTK terutama
bagi keluarga miskin yang
berjumlah 9,54%
Anggaran dan
Performanya Rendah
Dana pendidikan per siswa
dan rasio dana pendidikan
per GDP masih di bawah
rata-rata OECD. Hal ini
diperparah dengan
pengelolaan anggaran
pendidikan yang buruk
Universal Basic
Income
Prakarsa (2020)
menemukan bahwa
dengan Jamesta
perbedaan pendapatan
antara penduduk miskin
dapat menurun hingga
angka 57%
Public-Private
Partnership
● Melibatkan pihak
swasta dalam
meningkatkan rasio
pendanaan pendidikan
per GDP
● Pemutakhiran
akuntabilitas sistem
penyaluran beasiswa.
Kesimpulan
14. Kualitas Guru
Rendah
Rata-rata nilai Uji
Kompetensi Guru (UKG)
Tahun 2019 masih di
bawah 5. Antusiasme guru
di Indonesia menduduki
peringkat 4 terbawah
dalam PISA 2018
Lingkungan
Belajar Buruk
Lingkungan sekolah yang
tidak kondusif bagi proses
pembelajaran
Gap Pendidikan
dan Industri
Sekolah dan PT tidak
berhasil mengajarkan apa
yang industri 4.0
butuhkan
Kesimpulan
Krisis Kepercayaan Terhadap Sistem Pendidikan
Sekolah Tidak
Dipercaya
15. Rekomendasi Kebijakan
Krisis Kepercayaan Terhadap Sistem Pendidikan
Lingkungan
Industri
Relevansi
Eksekutor
Komitmen
Mewajibkan pembentukan satgas khusus
penanganan perundungan dan kekerasan pada
tiap satuan pendidikan
Revitalisasi pendidikan vokasi dengan
pemutakhiran berkala kurikulum vokasi yang
dilakukan bersama dengan perusahaan serta
pembentukan teaching factory
Peningkatan kesejahteraan guru, perluasan
cakupan wajib belajar, komitmen
pemberantasan perundungan, intoleransi dan
kekerasan seksual
Kurikulum harus difokuskan pada
pengembangan 21st Century Skills
(Project Based Learning)
Pelatihan kemampuan Critical Digital
Pedagogy secara masif untuk
meningkatkan learning outcome
Revisi UU Sisdiknas
Pemutakhiran
Kurikulum
Peningkatan
Kualitas Guru
Iklim
Belajar
Link
& Match