4. Jenis-Jenis Risiko Secara Umum
• Secara umum, jenis risiko dapat
dibedakan dalam empat kelompok, yaitu:
1. Risiko Murni (Pure Risk)
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
3. Risiko Partikular
4. Risiko Fundamental
5. 1. Risiko Murni (Pure Risk)
• Risiko murni adalah suatu risiko yang
bila terjadi akan mengakibatkan
kerugian atau bila tidak terjadi maka
tidak akan mengakibatkan keuntungan.
• Ada dua akibat dari risiko ini, yaitu rugi
atau break even.
• ontoh risiko murni; kecelakaan lalu
lintas, kebakaran, pencurian, dan lain-
lain
6. • Risiko spekulatif adalah risiko yang dapat
menimbulkan kerugian dan juga
keuntungan.
• Ada tiga hal yang dapat diakibatkan risiko
ini, yaitu: rugi, untung, atau break even.
• Contoh risiko spekulasi; judi, bursa efek,
membeli undian berhadiah
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
7. • Risiko partikular merupakan risiko yang
sumbernya dari individu dan berdampak
secara lokal.
• Contohnya : kecelakaan kendaraan.
3. Risiko Partikular
8. 4. Risiko Fundamental
• Risiko fundamental merupakan risiko yang
bersumber dari alam atau lingkungan dan
berdampak besar.
• Contohnya: tsunami, gempa bumi, banjir
bandang, angin topan. dll.
9. Jenis-Jenis Risiko
dalam Perusahaan
• Dalam dunia usaha risiko diartikan sebagai
kemungkinan keadaan atau kejadian yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
sebuah perusahaan. Sehingga diperlukan adanya
manajemen risiko untuk meminimalisir kerugian
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
• Menurut Jorion (1997) ada tiga jenis risiko dalam
suatu perusahaan, yaitu:
1. Risiko Bisnis (Business Risk)
2. Risiko Strategi (Strategic Risk)
3. Risiko Keuangan (Financial Risk)
10. • Resiko bisnis adalah risiko yang dihadapi
perusahaan terhadap kualitas dan
keunggulan produk mereka yang beredar di
pasar.
• Munculnya inovasi di bidang teknologi,
desain produk, dan pemasaran,
mengakibatkan adanya ketidakpastian
(uncertainly) pada berbagai aktivitas bisnis.
1. Risiko Bisnis (Business Risk)
11. • Resiko strategi merupakan risiko yang
dihadapi perusahaan akibat dari adanya
perubahan fundamental pada lingkungan
ekonomi atau politik.
• Risiko ini sulit untuk diprediksi karena
sangat berkaitan dengan berbagai hal
makro di luar perusahaan.
• Contohnya kebijakan ekonomi negara,
kebijakan politik, dan lain-lain.
2. Risiko Strategi (Strategic Risk)
12. • Risiko keuangan adalah risiko yang
muncul karena adanya pergerakan pasar
finansial yang tidak bisa diprediksi.
• Risiko ini berhubungan dengan kerugian
yang mungkin dialami pasar finansial,
misalnya kegagalan “defaults” dalam
obligasi finansial, kerugian karena
pergerakan tingkat suku bunga.
3. Risiko Keuangan (Financial Risk)
13. Klasifikasi Risiko berdasarkan
Konsekuensi yang Diakibatkan
• Terdapat 4 (empat) jenis risiko berdasarkan
konsekuensi yang diakibatkannya:
1. Risiko yang tidak bisa diterima
(Unacceptable Risk), yaitu risiko yang
harus dihilangkan atau bila
memungkinakan ditransfer pada pihak lain
karena tidak dapat diterima.
14. Klasifikasi Risiko ...
2. Risiko yang tak diinginkan (Undesirable
Risk), yaitu jenis risiko yang membutuhkan
penanganan/ mitigasi risiko sampai pada
level yang dapat diterima.
3. Risiko yang dapat diterima (Acceptable
Risk), yaitu risiko yang dapat diterima
karena dampaknya masih dalam batas yang
dapat diterima.
4. Risiko yang dapat diabaikan (Negligible
Risk), yaitu risiko yang dampaknya sangat
kecil sehingga dapat diabaikan.
16. Sumber-Sumber Risiko ...
5. Ekonomi (Economic), yaitu risiko yang
bersumber dari kebijakan ekonomi. Contoh;
kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku
bunga, kurs mata uang.
6. Keuangan (financial), yaitu risiko yang
bersumber dari keuangan perusahaan.
Contoh; Kebangkrutan, keuntungan, asuransi.
7. Alami (natural), yaitu risiko yang bersumber
dari alam. Contoh; kondisi tanah, cuaca,
gempa, temuan situs arkeologi.
8. Proyek (Project), yaitu risiko yang berasal dari
kegiatan proyek. Contoh; strategi pengadaan,
persyaratan unjuk kerja, standar,
kepemimpinan, rencana kerja, dan lain-lain.
17. 9. Teknis (Technic), yaitu risiko dari hal-hal teknis.
Contoh; kelengkapan desain, efisiensi
operasional, keandalan.
10.Manusia (Human), yaitu risiko yang sumbernya
dari manusia. Contoh; kesalahan melakukan
prosedur, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan,
budaya, dan lain-lain.
11.Kriminal (Criminal), yaitu risiko karena adanya
potensi tindak kriminal. Contoh; perusakan,
pencurian, penipuan, korupsi.
12.Keselamatan (Safety), yaitu risiko yang
berhubungan dengan keselamatan kerja. Contoh;
zat berbahaya, tabrakan, keruntuhan, kebanjiran,
kebakaran dan ledakan.
Sumber-Sumber Risiko ...
19. .
• Meskipun penghapusan seluruh risiko
jarang mungkin dilakukan, strategi
penghindaran risiko dirancang untuk
menangkis sebanyak mungkin ancaman
untuk menghindari konsekuensi yang
mahal dan mengganggu dari peristiwa
yang merusak.
a. Penghindaran resiko
20. .
• Perusahaan terkadang dapat mengurangi
jumlah kerusakan yang dapat ditimbulkan
oleh risiko tertentu pada proses
perusahaan.
• Hal ini dicapai dengan menyesuaikan
aspek-aspek tertentu dari keseluruhan
rencana proyek atau proses perusahaan,
atau dengan mengurangi ruang
lingkupnya.
b. Pengurangan resiko
21. .
• Kadang-kadang, konsekuensi risiko
dibagi, atau didistribusikan di antara
beberapa peserta proyek atau departemen
bisnis.
• Risiko juga bisa dibagi dengan pihak
ketiga, seperti vendor atau mitra bisnis, dll.
c. Berbagi risiko
22. .
• Kadang-kadang, perusahaan memutuskan
risiko sepadan dari sudut pandang bisnis,
dan memutuskan untuk menjaga risiko
dan menghadapi potensi dampak buruk.
• Perusahaan akan sering mempertahankan
tingkat risiko tertentu jika laba yang
diantisipasi lebih besar daripada biaya
risiko potensial.
d. Mempertahankan risiko
24. Proses Penilaian Risiko
• Mengacu kepada ISO
31000-2018, maka Tahapan
Penilaian Risiko
(Risk Assessment), terdiri
dari:
(Risk Identification)
(Risk Analysis)
(Risk Evaluation)
(Risk Assessment)
• Tahap I : Identifikasi Risiko
• Tahap II : Analisis Risiko
• Tahap III: Evaluasi Risiko
25. • Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk
menemukan, mengenali, dan menggambarkan
risiko yang mungkin membantu atau mencegah
organisasi mencapai tujuannya.
• Informasi yang relevan, tepat dan terkini adalah
penting dalam mengidentifikasi risiko .
Tahap I : Identifikasi Risiko
• Pada tahapan ini berisikan proses untuk
mengidentifikasi risiko yang akan dianalisis.
• Proses identifikasi ini merupakan kombinasi dari
kerentanan, ancaman dan konsekuensi yang
langkah awalnya dilakukan dengan melakukan
pendataan terhadap jenis data dan informasi
yang masuk ke dalam kategori kerentanan,
ancaman dan konsekuensi.
(Risk Identification)
26. • Faktor-faktor berikut, dan hubungan antara faktor-
faktor ini, harus dipertimbangkan:
• — sumber risiko yang berwujud dan tidak berwujud;
• — penyebab dan peristiwa;
• — ancaman dan peluang;
• — kerentanan dan kemampuan;
• — perubahan dalam konteks eksternal dan internal;
• — indikator risiko yang muncul;
• — sifat dan nilai aset dan sumber daya;
• — konsekuensi dan dampaknya terhadap tujuan;
• — keterbatasan pengetahuan dan keandalan
informasi;
• — faktor yang berhubungan dengan waktu;
• — bias, asumsi dan keyakinan dari mereka yang
terlibat.
Tahap I : Identifikasi Risiko …
27. • Dalam identifikasi risiko, perlu dilihat apakah
sumbernya berada di bawah kendali atau
tidak.
• Pertimbangan ini diberikan untuk mengetahui
kemungkinan adanya lebih dari satu jenis
hasil, yang dapat mengakibatkan berbagai
konsekuensi yang berwujud atau tidak
berwujud.
Tahap I : Identifikasi Risiko …
28. • Tujuan dari analisis risiko adalah untuk
memahami sifat risiko dan karakteristiknya
termasuk, jika sesuai, tingkat risiko.
• Analisis risiko harus mempertimbangkan
faktor-faktor, seperti:
• — kemungkinan kejadian dan konsekuensi;
• — sifat dan besarnya konsekuensi;
• — kompleksitas dan konektivitas;
• — faktor dan volatilitas terkait waktu;
• — efektivitas pengendalian yang ada;
• — tingkat sensitivitas dan kepercayaan diri.
Tahap II : Analisis Risiko
( Risk Analysis)
29. • Analisis risiko dapat dipengaruhi oleh perbedaan
pendapat, bias, persepsi risiko, dan penilaian.
Pengaruh tambahan adalah kualitas informasi
yang digunakan, asumsi dan pengecualian yang
dibuat, segala keterbatasan teknik dan cara
pelaksanaannya. Pengaruh ini juga harus
dipertimbangkan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada pengambil keputusan.
• Peristiwa yang sangat tidak pasti bisa sulit untuk
diukur. Ini bisa menjadi masalah ketika
menganalisis peristiwa dengan konsekuensi yang
parah. Dalam kasus seperti itu, menggunakan
kombinasi teknik umumnya memberikan wawasan
yang lebih besar.
Tahap II : Analisis Risiko …
30. • Analisis risiko memberikan masukan untuk
evaluasi risiko, keputusan tentang apakah
risiko perlu ditangani dan bagaimana
penanganannya, serta strategi dan metode
penanganan risiko yang paling tepat.
• Hasilnya memberikan wawasan untuk
keputusan, di mana pilihan dibuat, dan pilihan
melibatkan berbagai jenis dan tingkat risiko.
Tahap II : Analisis Risiko …
31. • Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk mendukung
keputusan.
• Evaluasi risiko melibatkan pembandingan hasil analisis
risiko dengan kriteria risiko yang ditetapkan untuk
menentukan di mana tindakan tambahan diperlukan.
• Hal ini dapat menyebabkan keputusan untuk:
• — tidak melakukan apa-apa lagi;
• — pertimbangkan opsi penanganan risiko;
• — melakukan analisis lebih lanjut untuk lebih memahami
risikonya;
• — mempertahankan kontrol yang ada;
• — pertimbangkan kembali tujuan.
• Keputusan harus mempertimbangkan konteks yang lebih
luas dan konsekuensi aktual dan yang dirasakan oleh
pemangku kepentingan eksternal dan internal.
Tahap III: Evaluasi Risiko
(Risk Evaluation)
32. • Tahapan evaluasi ini berisikan proses
pengambilan hasil yang ditemukan selama
proses analisis untuk menentukan prioritas
dalam mengatasi risiko, dengan
mempertimbangkan tujuan penilaian risiko
pada awal proses penilaian.
• Tahapan ini sekaligus berkontribusi dalam
pengembangan strategi untuk mitigasi risiko
yang mengarah ke pengembangan strategi
untuk mengatasi risiko.
Tahap III: Evaluasi Risiko …
33. • Fraud merupakan tindakan yang
disengaja dengan melakukan penipuan,
penggelapan, kecurangan, ataupun
pelanggaran kepercayaan untuk
mendapatkan keuntungan finansial
melalui salah saji yang materil.
What is FRAUD ?
34. • “White-collar crimes are charaterized by deceit,
concealment, or violation of trust and are not
dependent upon the application or threat of physical
force or violence. Such acts are comunited to
individuals and organization to obtain money,
property, or service; to avoid to payment or loss of
money or services; or the secure a personal or
business advantage”.
• (Kejahatan kerah putih dicirikan oleh penipuan,
penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan
dan tidak bergantung pada penerapan atau
ancaman kekuatan fisik atau kekerasan. Tindakan
semacam itu dilakukan kepada individu dan
organisasi untuk mendapatkan uang, properti, atau
layanan; untuk menghindari pembayaran atau
kehilangan uang atau jasa; atau mengamankan
keuntungan pribadi atau bisnis).
Federal Burean of Investigation (FBI) dikutip
oleh Silverstone, dkk (2007)
What is Fraud? …
35. Jenis Fraud Berdasarkan Perbuatan
Uniform Occupational Fraud Classification
System (ACFE) membagi fraud (kecurangan)
dalam tiga jenis berdasarkan perbuatannya, yaitu:
1. Penyimpangan atas aset (Asset
Misappropriation)
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan
(Fraudulent Statement)
3. Korupsi (Corruption)
(ACFE)
37. Jenis Fraud …… Perbuatan
1. Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation)
Meliputi penyalahgunaan /pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan
bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena
sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung.
Misalnya:
(ACFE)
38. Jenis Fraud …… Perbuatan
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan
(Fraudulent Statement)
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh pejabat
atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi
pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan
yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa
keuangan (financial engineering) dalam
penyajian laporan keuangannya untuk
memperoleh keuntungan atau mungkin dapat
dianalogikan dengan istilah window dressing.
(ACFE)
39. 2. Pernyataan palsu …(Fraudulent Statement)
• Kecurangan ini dapat bersifat financial atau
kecurangan non financial, termasuk juga di
dalamnya kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen dalam bentuk salah saji material
Laporan Keuangan yang merugikan investor
dan kreditor.
40. 3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini paling susah dideteksi karena
menyangkut kerjasama dengan pihak lain seperti suap
dan korupsi, dimana hal ini merupakan jenis yang
terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang
penegakan hukumnya lemah dan masih kurang
kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor
integritasnya masih dipertanyakan.
Fraud jenis ini sering kali tidak dapat terdeteksi karena
pihak yang bekerjasama menikmati keuntungan
(simbolis mutualisme). Termasuk di dalamnya adalah
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan
(conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan
yang tidak sah/ illegal (illegal gratuities), dan
pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
Jenis Fraud …… Perbuatan
(ACFE)
41. 3. Korupsi (Corruption) …
• Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi
melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan
dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan
menyampaikan komplain ke perusahaan.
• Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian
dilakukan analisis terhadap tersangka atau
transaksinya.
51. "Pasal 49 KUHP
menyebutkan orang
yang melakukan
pembelaan darurat
tidak dapat
dihukum.”
Pasal ini mengatur
alasan penghapus
pidana, yaitu alasan
pembenar karena
perbuatan
pembelaan darurat.
Ini dapat dijadikan
alasan penghapus
pidana.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt59ba2567c0f7a/hukumnya-membunuh-perampok-yang-mengancam-
nyawa/?page=all