Laporan ini memetakan kondisi sistem rujukan kesehatan ibu dan bayi di Kota Kupang dengan menggunakan pendekatan pra-syarat penguatan jejaring rujukan persalinan dan model tiga terlambat. Laporan ini mengevaluasi tingkat pelayanan dan kompetensi fasilitas kesehatan, serta masalah dan rekomendasi untuk meningkatkan sistem rujukan di wilayah tersebut."
Presentasi Hasil Mapping Rujukan_CLUSTER TIMOR_8 June22.pptx
1. Hasil Mapping Kondisi Rujukan
Kesehatan Ibu dan Bayi
CLUSTER TIMOR
Kupang, 08 JUNI 2022
2. OBJECTIVE
Laporan hasil mapping ini bertujuan
untuk mengevaluasi kondisi sistem
rujukan kesehatan ibu dan bayi
dengan menggunakan pendekatan
pra-syarat penguatan jejaring
rujukan persalinan di Permenkes
21/Thn 2021 dan three-delays
model/model 3 (tiga) terlambat.
6. Leveling kompetensi rujukan matneo
Level 1 : PONED non Puskesmas
Level 2 : PONED Puskesmas
Level 3 : PONEK Spesialis
Level 4 : PONEK Subspesialis /Multispesialis
Level 5 : Pusat Pelayanan Maternal Regional
Layanan Primer
Layanan Sekunder
Layanan Tertier
• SDM
• Sarana/Prasarana
• Alkes
• Pelayanan
• Tempat Tidur
• SDM
• Sarana/Prasarana
• Obat/BHP/APD
• Pelayanan
• Manajemen
• SOP
Leveling Faskes Sisrute Matneo Kompetensi Faskes di RS Online
BRIDGING
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND
7. LEVEL MATERNAL
NEONATAL
SDM SARPRAS KOMPETENSI
I. Non FKTP PONED Dokter (oncall), bidan,
perawat
Sesuai PMK No 43 tentang Puskesmas,
memiliki fasilitas atau akses kerjasama
terhadap USG dasar terbatas,
laboratorium dasar dan transportasi
Persalinan normal
II. FKTP PONED, RS
Pratama
Dokter ( onsite ), bidan,
perawat
Sesuai draft Pedoman PONED, memiliki
fasilitas atau akses kerjasama dengan
kemampuan USG dasar terbatas dan
laboratorium dasar dan transportasi
Persalinan normal,
persalinan dengan faktor
risiko rendah
III. FKRTL Pelayanan
spesialistik
Minimal 2 SpOG, 2 SpA,
SpAn, 2 dokter UGD, 3
bidan, 2 perawat dan
pendukung lainnya
• Memiliki unit perawatan intensif untuk
maternal dan neonatal sebagai upaya
stabilisasi <24jam sebelum dirujuk ke
FKRTL yang tepat dan adekuat (PMK
2021)
• Memiliki Bank Darah yang siap 24/ 7
• Fasilitas USG dasar
Mampu perawatan
neonatus Late Preterm
Infants (usia kehamilan
≥32minggu dan atau
berat lahir ≥1500gram),
stabil respiro-kardio-
vaskuler dengan
tunjangan akses vena
perifer untuk nutrisi,
cairan, elektrolit dan
obat-obatan
Levelling RSUD Pelayanan Maternal – Neonatal
8. LEVEL MATERNAL
NEONATAL
SDM SARPRAS KOMPETENSI
IV. FKRTL Pelayanan
Multispesialistik dan
subspesialistik
SpOG, Subspesialis
Fetomaternal dan/atau
Obginsos, SpA, SpAn, Fellow
neonatologi
• Sarpras ~ level 3 ditambah: Fasilitas USG
dengan kemampuan doppler
• ICU dan NICU dengan fasilitas yang dapat
mendukung perawatan dengan alat ventilator
konvensional lengkap, fasilitas diagnostik dan
obat-obatan penunjangnya
• Tunjangan akses vena perifer dan sentral
untuk pemberian nutrisi, cairan, elektrolit dan
obat-obatan
• Bank Darah dengan kemampuan pembuatan
komponen darah
• Mampu perawatan
neonatus:
• Usia kehamilan 28minggu
dan atau berat lahir
1000gram
• Mampu menangani kasus
bedah neonatus sederhana
dalam tata laksana stoma
• Mampu menangani kasus
PJB non sianosis
V. FKRTL Pelayanan
multispesialistik dan
subspesialistik
SpOG, Subspesialis
Fetomaternal dan/atau
Obginsos, tim akreta, SpA,
SpAn, fellow/neonatolog,
subpsesialistik dalam
tatalaksana bedah neonatal
kompleks, PJB sianosis yang
memerlukan tindakan bedah
jantung kompleks dengan
tanpa ECMO, subspesialis anak
lain, spesialis penunjang
lainnya
• Sarpras ~ level 4 ditambah: Fasilitas USG
dengan kemampuan doppler
• Fasilitas NICU dengan fasilitas yang dapat
mendukung perawatan dengan alat ventilator
High Frequency Oscillation, fasilitas diagnosti
dan obat-obatan penunjangnya
• Tanpa batasan usia
kehamilan dan atau berat
lahir
• Mampu menangani kasus
bedah neonatus kompleks
• Mampu menangani kasus
PJB sianosis yang
memerlukan tindakan
bedah jantung dengan
tanpa ECMO
Levelling RSUD Pelayanan Maternal – Neonatal
9. LEVELING RSUD
9
RSUD SDM SARPRAS / BANK DARAH KESIMPULAN LEVEL KETERANGAN
RSUD Johannes
SpOG, SpOG Fetomaternal,
SpA, SpA fellow neonatologi,
SpAn, dokter umum, bidan,
perawat ICU, NICU, PICU,
elektromedik
IGD: +
ICU: + (ventilator +)
NICU/ PICU: + (ventilator +)
USG doppler +
akses vena perifer dan sentral +
BDRS +
LEVEL 4
RSUD SK Lerik
(Kota Kupang)
SpOG, SpA, SpAn, dokter
umum, bidan, perawat ICU,
NICU, PICU, elektromedik
IGD: +
ICU: + (ventilator +)
NICU: + (CPAP +) venti -
USG doppler +
UTD RS (24 jam)
LEVEL 3
SpA hanya 1,
ventilator neo tidak
ada
RSUD Soe (TTS)
SpOG, SpA, SpAn, dokter
umum, bidan, perawat,
elektromedik
IGD: +
ICU: venti +
NICU/ PICU: - (hanya perina,
USG doppler +
BDRS tidak ada
LEVEL 3 dengan
catatan
SpAn hanya 1,
Tidak ada NICU
(hanya perina), ICU
belum berfungsi
(sdm belum
terlatih),
BDRS tidak ada
10. LEVELING RSUD
10
RSUD SDM SARPRAS / BANK DARAH KESIMPULAN LEVEL KETERANGAN
RSUD Naibonat
(Kab Kupang)
SpOG, SpA, SpAn, dokter
umum, bidan, perawat ICU,
NICU, elektromedik
IGD: +
ICU: + (venti -), ada O2 t piece
NICU: + (venti -)
USG doppler: +
BDRS -
LEVEL 3
dengan catatan
ICU dan NICU tidak
ada ventilator,
BDRS -
RSUD
Kefamenanu
(TTU)
SpOG, SpA, SpAn, dokter
umum, bidan, perawat ICU,
NICU, PICU, elektromedik
IGD: +
ICU: + (ventilator +)
NICU: + (venti +)
USG doppler +
UTD RS (24 jam) +
LEVEL 3
SpAn hanya 1,
ventilator neo tidak
ada
RSUD Soe (TRSUD
Gabriel Manek
(Belu)
SpOG, SpA, SpAn, dokter
umum, bidan, perawat ICU,
NICU, PICU, elektromedik
IGD: +
ICU: venti +
NICU: + (venti +)
USG doppler +
BDRS (24 jam): +
LEVEL 3
RSUD Baa (Rote-
Ndao)
SpA, SpAn, dokter umum,
bidan, perawat, elektromedik
IGD +
ICU, NICU –
USG 2 dimensi
BDRS -
LEVEL 2
SpOG akan
bertugas Juni, SpA
dan SpAn hanya 1
12. 12
PEMETAAN MASALAH RUJUKAN PERSALINAN BERDASARKAN
PERMENKES No 21/2021 & USULAN REKOMENDASI
Level Masalah Rekomendasi
Input
Belum ada Perbup pelaksanaan Perda Kibbla
Belum ada dasar hukum yang mengatur secara khusus
tentang alur dan manual rujukan di Kota Kupang;
Perbup/ Perdes penyelenggaraan Perda
KIBBLA
Perda /Perwali/Perbup sistim rujukan
matneo
Belum ada MOU antar faskes / antar wilayah MoU Rujukan Maternal dan Neonatal antar
Faskes Pemerintah maupun swasta; dan
antar wilayah/ kab.
Peningkatan fasilitas RS Boking sehingga
bisa memberikan pelayanan yang
terstandar untuk wilayah/ desa disekitar
Perbatasan
Belum terlaksananya Sistem Rujukan Maternal Neonatal
menggunakan Sisrute
Pendaftaran Sisrute bagi semua PKM dan
RSUD , Sosialisasi, Pelatihan dan
penggunaannya
13. 13
PEMETAAN MASALAH RUJUKAN PERSALINAN BERDASARKAN
PERMENKES No 21/2021 & USULAN REKOMENDASI
Level Masalah Rekomendasi
Input
Belum optimal nya PSC (BKS) kota kupang
Masyarakat banyak yang belum punya JKN Perlu ada kerja sama antara Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas
Kependudukan, dan Pihak Kelurahan
dalam Melakukan Pendataan bagi
Masyarakat yang belum memiliki Jaminan
Kesehatan Nasional;
Belum terlaksananya Sistem Rujukan Maternal Neonatal
menggunakan Sisrute (Kota, TTS)
Pendaftaran Sisrute bagi semua PKM dan
RSUD , Pelatihan dan penggunaannya
Masih banyak RS yang belum punya bank darah Kerjasama dengan PMI
14. 14
PEMETAAN MASALAH RUJUKAN PERSALINAN BERDASARKAN
PERMENKES No 21/2021 & USULAN REKOMENDASI
Level Masalah Rekomendasi
PROSES
Belum optimalnya penggunaan SIMATNEO Puskesmas
dan Sufas
Pendampingan untuk penggunaan
SIMATNEO Puskesmas dan pelaksanaan
Sufas
Belum optimalnya AMPRS dan pemanfaatannya untuk
pembelajaran
Pelatihan AMPRS, pemanfaatan hasil
AMPSR untuk dalam forum komunikasi,
melibatkan POGI, IDAI untuk kunjungan ke
Puskesmas (dengan dana kapitasi),
Belum optimalnya komunikasi pra rujukan dan
komunikasi rujukan balik
Memperkuat system komunikasi untuk
komunikasi pra rujukan dan rujukan balik
Penyusunan manual rujukan, alur dan SOP
rujukan,
Penyediaan sarana komunikasi dan
internet untuk meningkatkan system
layanan berbasis IT
Kurangnya Kegiatan capacity building di faskes Perlu dilakukan simulasi emergency secara
rutin baik di Puskesmas maupun Rumah
Sakit, pelatihan tim PONED
16. Contributing Factors/Issues Recommendations
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
yang rendah tentang tanda atau bahaya
awal kehamilan;
2. Tdk ada kantong persalinan dan papan
informasi ibu hamil dan ibu yg akan
melahirkan)
3. Ibu tidak bisa mengambil keputusan sendiri
karena budaya yang harus melibatkan
keluarga besar untuk pengambilan
keputusan.
4. Tidak ada pendampingan dari Nakes untuk
melakukan perencanaan persalinan.
5. Tidak memiliki kartu identitas dan jaminan
kesehatan.
1. Meningkatkan ANC berkualitas di FKTP
(temuwicara:pemanfaatan buku KIA, P4K,
Kelas Ibu Hamil dan Posyandu); penguatan
peran TKD / Bidan desa -
2. Mengaktifkan desa/ kelurahan siaga untuk
meningkatkan kesadaran dalam monitoring
Bulin dan BBL
3. Penyiapan RTK
4. Pendekatan Tokoh Agama dan masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang tanda bahaya ibu hamil.
5. Pembuatan PERDES KIA
6. Pelatihan Bidan terkait KIE dan P4K
7. Aktifkan program lengkap jampersal, tabulin
dan dasolin;
8. Kerjasama linsek (DUKCAPIL dan Dinas social,
BPJS,
HASIL ANALYSIS – TERLAMBAT 1
16
17. Contributing Factors/Issues Recommendations
1. Biaya transportasi yang tidak terjangkau
2. Jarak yang jauh dan sulitnya akses jalan
menuju Faskes
3. Kelurahan Siaga tidak aktif, keluarga mencari
sendiri kendaraan untuk merujuk ibu
bersalin dan bayi baru lahir; PSC 119 BKS
belum dioptimalkan untuk rujukan ibu
bersalin dan bayi
4. Sarana transportasi tidak tersedia di desa
(Di beberapa wilayah, sarana transportasi
tersedia tapi tidak bisa dimanfaatkan).
5. SOP Pemanfaatan Ambulance belum
dijalankan dengan baik
6. Belum ada alokasi dana desa untuk rujukan
ibu hamil
1. Penguatan Desa/ Gereja Siaga ( Jejaring
Transportasi
2. Sosialisasi menggunakan semua media
komunikasi langsung dan tidak langsung;
3. Penyediaan transportasi air dan darat
4. Pembuatan jadwal supir ambulance yang
jelas di Puskesmas dan siaga setiap waktu.
5. Mengaktifkan kembali Kelurahan/ Desa Siaga
6. Membangun kerjasama dengan pemilik
kendaraan roda 4 dan perahu untuk
menunjang rujukan ibu dan terlibat dalam
jejaring desa siaga
7. Advocacy dana desa untuk Transport
persalinan di Faskes
8. Pemanfaatan RTK secara optimal
HASIL ANALYSIS – TERLAMBAT 2
17
18. Contributing Factors/Issues Recommendations
1. Kurangnya sarana dan prasarana terutama di
Puskesmas untuk menangani
kegawatdaruratan Matneo
2. Lack of information about patient’s condition
(kondisi ibu hamil dirujuk sering tidak
diketahui)
3. Kurangnya kompetensi Nakes dalam
penanganan Kasus GADAR Maternal dan
Neonatal di puskesmas
4. Poor attitudes of staff (slow response oleh staf
di RS ketika diminta informasi untuk menerima
rujukan; Penolakan karena ketidaksiapan
staff/peralatan medis);
5. Waktu tunggu penerimaan pasien di RS cukup
lama karena masalah administrasi (Tidak ada
penjamin/asuransi kesehatan karena
kelengkapan administrasi).
1. Capacity Building or training terkait penguatan
kapasitas kegawatdaruratan.
2. Pemanfaatan SISRUTE dan 7H7 center secara
optimal dan ada regulasinya.
3. Pengadaan alat kegawatdaruratan Matneo di
PKM dan RS
4. Pembinaan Klinis Matneo bagi Puskesmas oleh
Tim PONEK RSUD dan organisasi profesi.
5. Menyediakan sumber dana lain (dana talangan)
untuk persalinan bagi ibu yang tidak memiliki
jaminan kesehatan.
6. Menambah RS jejaring rujukan
7. Pemerintah Daerah membangun kerjasama
dengan Rumah sakit pendidikan untuk mengirim
dokter spesialis Obgyn (minimal 2 orang) - Rote
8. Pemberian rekomendasi melanjutkan
spesialisasi Obgyn dan Anastesi bagi dokter PNS
Daerah - Rote
HASIL ANALYSIS – TERLAMBAT 3
18