Dokumen tersebut merangkum program pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta anak usia balita di Kabupaten TTS yang mencakup asuhan kehamilan, persiapan persalinan, manajemen persalinan dan nifas, pelayanan neonatus, imunisasi, pemantauan pertumbuhan, dan konseling gizi.
2. SASARAN
1 • PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
2
• PELAYANAN KESEHATAN IBU
MELAHIRKAN & IBU NIFAS
3
• PELAYANAN KESEHATAN BAYI
BARU LAHIR
4 • PELAYANAN KESEHATAN BADUTA
3. 1. PELAYANAN KESEHATAN
IBU HAMIL
• Ibu hamil berhak
mendapat pelayanan
ANC sesuai standart
dan berkualitas
dilakukan sedini
mungkin, minimal
pemeriksaan 6 kali
• Triwulan I : 2 kali yaitu
I kali oleh Bidan dan 1
kali oleh dr. spesialis
kebidanan.
• Triwulan II : 1 kali oleh
Bidan.
• Triwulan III : 3 kali
yaitu 2 kali oleh Bidan
dan 1 kali oleh
dr.spesialis kebidanan.
4. Next………….
• Identitas sasaran ibu hamil merupakan
tanggung jawab Pembina Desa dan TKD. TKD
dapat melibatkan kader dan masyarakat di
Desa sebagai bentuk partisipasi masyarakat
• Pengisian Buku KIA saat Kunjungan Pertama (KI)
sesuai Juknis pengisian Buku KIA (Petunujk Teknis
Penggunaan Buku KIA).
• ANC Terstandar 10 T, Sesuai SOP (merujuk pada
Pedoman bagi ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi
Baru Lahir di era pendemic COVID-19)
5. Next………
–Triple Eliminasi dilaksanakan pada Triwulan I
atau saat Kunjungan Pertama (KI), dan
dicatatkan kedalam kohort ibu (Aplikasi
SIRPI).
–Pastikan ibu hamil mempunyai kartu
jaminan (KTP/NIK) dan di tulis pada Buku
KIA dan Kartu perkiraan persalinan.
–ANC didampingi suami/keluarga terdekat
untuk P4K (Pedoman Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
6. Next………..
– Pemantauan Kantong Perkiraan Persalinan, persebaran
ibu hamil, data by name, by addres ditempelkan
dikantor desa dan gereja/tempat ibadah
– Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dilaksanakan sesuai
Protokoler Kesehatan.
– Pemeriksaan kehamilan K4 wajib mengisi formulir
catatan ibu hamil menyambut persalinan agar aman
dan selamat (Buku KIA).
– Ibu hamil dengan status suspek atau terkonfirmasi
positif COVID-19, TIDAK DIBERIKAN TABLET TAMBAH
DARAH.
7. 2. PELAYANAN KESEHATAN IBU
MELAHIRKAN & IBU NIFAS
• Ibu hamil wajib bersalin di fasilitas
pelayanan Kesehatan yang memadai
• Ibu hamil dengan status suspek atau
terkonfermasi COVID-19 bersalin di
Rumah Sakit Rujukan Covid-19.
8. Next………
• Persiapan Persalinan
oleh petugas dengan
kontak sasaran ibu
melahirkan 14 H 28 C,
secara terjadwal
sebagai berikut:
• Kontak/kunjungan rumah
sasaran ibu melahirkan
• Kontak Pertama (I) hari ke 14
sebelum tafsiran persalinan
• Kontak kedua (2) hari ke 6
sebelum tafsiran persalinan.
• Kontak ketiga (3) hari ke 3
sebelum tafsiran persalinan
dan selanjutnya dilakukan
kontak kepada ibu sampai
melahirkan di fasilitas
Kesehatan
9. Next………..
• Persalinan di tolong sesuai standar APN (Asuhan
Persalinan Normal)
• Persalinan di tolong oleh petugas kesehatan
minimal 2 orang
Dokter dan bidan
2 orang bidan
Bidan dan perawat.
• Sistim rujukan dari desa ke Puskesmas dan
rujukan berjenjang oleh petugas kesehatan.
• Rujukan terencana untuk ibu hamil beresiko.
10. Next…….
• Pengisian Parthograf sesuai SOP.
• Pemulangn pasien nifas dan bayi baru lahir
sesuai instruksi dokter
• Ibu Nifas dan keluarga harus memahami tanda
bahaya dimasa Nifas (lihat Buku KIA). Jika
terdapat resiko/tanda bahaya, maka
periksakan diri ke tenaga Kesehatan
11. Next……….
• Pelaksanaan kunjungan nifas pertama di lakukan
di fasilitas kesehatan, kunjungan nifas kedua,
ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan
metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
atau pemantauan media online atau melakukan
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19
baik dari petugas, Ibudan keluarga.
• Wajib melaksanakan pelayanan KB Pasca Salin,
Pilihan utama kontrasepsi jangka panjng
12. 3. PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU
LAHIR
• Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesuai
standart (kecuali pada ibu bersalin dengan
status suspek atau terkonfermasi COVID-19).
• Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
• Pemberian salep/tetes mata antibiotik
13. Next……
• Bayi lahir dari ibu dengan HbsAg positif
Bila Klinis bayi baik, diberikan HB 0 dan HB
Ig (kurang dari 24 jam).
Bila klinis bayi tampak sakit, diberikan HBIg
kurang dari 24 jam, pemberian HB 0
ditunda sampai klinis bayi baik, (tetap
konsultasi pada dokter untuk pemberian
vaksinasi selanjutnya).
14. Next……
• Bayi Baru Lahir dari Ibu dengan HIV, mendapat
ARV profilaksis.
• Pada usia 6 – 8 minggu dilakukan pemeriksaan
Early Infant Diagnosis (EID), bersamaan dengan
pemberian Imunisasi DPT- HB- HIB Pertama.
• Bayi lahir dari ibu yang menderita sifilis,
dilakukan pemberian injeksi Benzatil penisilin
sesuai pedoman Neonatal Esensial.
• Bayi lahir dari ibu suspek atau terkonfirmasi
COVID-19, TIDAK RAWAT GABUNG
15. Next…………….
• Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
serta konseling pemantauan tanda- tanda bahaya pada
bayi Baru Lahir (sesuai format pemantauan bayi baru
lahir oleh kader/keluarga) oleh Bidan dan Petugas Gizi.
• Pelayanan Kesehatan Neonatus (KN I) terintegrasi
dilakukan di fasilitas pelayanan Kesehatan Kunjungan
neonatus kedua dan ketiga dapat dilakukan metode
Kunjungan Rumah oleh tenaga Kesehatan atau metode
online atau upaya-upaya lain untuk pencegahan
penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga.
16. Next………
• Setiap bayi baru lahir mendapat 1 lembar
formulir pemantauan bayi baru lahir, di jelaskan
oleh petugas kesehatan kepada kader, orang tua
dan dilampirkan dalam Buku KIA bayi tersebut
sebagai bagian dalam persiapan pemulangan ibu
dan bayi kerumah.
• Semua formolir pemantauan bayi baru lahir harus
tersedia di Puskesmas dan RSUD SOE (Ruang
Ponek), ruang ibu nifas atau di polikklinik KIA.
17. Next……….
• Bayi Baru Lahir dengan BBLR dan BBLSR wajib
dilakukan oleh petugas Gizi dan Sanitasi.
• Pemantauan bayi melalui format pemantauan
diisi setiap hari sampai dengan hari ke- 28
sebagai akhir dari sistim 14H28C.
18. 4. PELAYANAN KESEHATAN BADUTA
• Pelayanan pada Anak usia Baduta (Bawah Dua
Tahun) dan usia balita, merujuk pada panduan
Pelayanan Kesehatan Balita pada masa
tanggap darurat COVID-19.
• Pemantauan pertumbuhan Balita setiap bulan
di posyandu.
• Konseling pemberian makanan gizi seimbang
sesuai usia Baduta (lihat Buku KIA).
19. Next……..
• Pelaksanan Kelas Ibu Balita sesuai protokoler
Kesehatan
• Lakukan stimulasi perkembangan Anak sesuai
usia dalam rentang umur 0-3 bulan, 3 - 6
bulan, 6 - 12 bulan, 1 – 2 tahun dst (lihat Buku
KIA) dan ajarkan orang tua untuk melakukan
secara rutin di rumah
20. Next…………
• Pastikan pemberian Imunisasi dasar Lengkap
sesuai jadwal (lihat Buku KIA).
• Pastikan pemberian Imunisasi DPT/HB/Hib 4,
campak – Rubbella 2 pada umur anak 18
bulan.
• Pelayanan Kesehatan pada bayi Baru Lahir dari
Balita sakit menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
21. Next……….
• Konseling PMBA (Pemberian Makanan Bagi
Bayi dan Anak), ASI dan makanan tambahan.
• Skrining PGBT untuk penemuan dini kasus.
• Pemberian Sertifikat dari Bupati kepada
Baduta yang melewati 1000 HPK dengan
bebas stunting