SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Standar Pelayanan
Persalinan dan Nifas
Yunita Dwi Wulandari
202207110004
01
Standar Pelayanan Persalinan
4 Standar
Standar Pelayanan Nifas
3 Standar
02
Standar Pelayanan
Persalinan di Era Kebiasaan
Baru
03
Standar Pelayanan Nifas di
Era Kebiasaan Baru
04
Standar Mutu Pelayanan
Kebidanan
Standar layanan merupakan bagian penting dari layanan kesehatan itu sendiri dan
memainkan peranan penting dalam masalah mutu layanan kesehatan. Jika suatu
organisasi layanan kesehatan ingin meyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu
secara konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu standar layanan
kesehatan atau standar prosedur operasional (Al-Assaf, 2009).
Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar, yang dikelompokan menjadi 5
bagian besar – yaitu:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pelayanan Persalinan (4 standar
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
01
Standar Pelayanan
Persalinan
4 (Empat) Standar Pelayanan Persalinan
1. STANDAR 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan
pemantauan yang memadai , dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan
berlangsung. Bidan juga melakuakan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan
aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi
setempat. Disamping itu ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selam proses
persalinan dan kelahiran. Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk
ibu bayi. Hasil yang diharapkan adalah ibu bersalin mendapatkan pertolongan yang aman dan
memadai. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lain yang ditangani oleh tenaga
kesehatan. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu bayi akibat partus lama.
2. STANDAR 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat . disamping
itu ibu diijinkan untuk memilih siapa yang akan mendampinginya saat persalinan. Tujuan dari
diterapkannya standar ini yaitu memastikan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi.
Hasil yang diharapkan yaitu persalinan dapat berlangsung bersih dan aman. Meningkatnya
kepercayaan masyarakat kepada bidan. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan.
Menurunnya angka sepsis puerperalis.
3. STANDAR 11 : Penatalakasanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. Tujuan dilaksanakan nya standar ini
yaitu membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi
kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta. Adapun
hasil yang diharapkan yaitu menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala tiga.
Menurunkan terjadinya atonia uteri, menurunkan terjadinya retensio plasenta , memperpendek waktu
persalinan kala tiga, da menurunkan perdarahan post partum akibat salah penanganan pada kala tiga.
3. STANDAR 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi
Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomy
dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikiuti dengan penjahitan perineum. Tujuan dilakukannya
standar ini adalah mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomy jika ada tanda-tanda gawat janin
pada saat kepala janin meregangkan perineum. Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kejadian asfiksia
neonaturum berat. Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua .
02
Standar Pelayanan
Nifas
1. 1. STANDAR 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan,
mencegah asfiksia, menemukan kelainan , dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia
dan infeksi. Tujuan nya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan infeksi. Dan hasil yang diharapkan
adalah bayi baru lahir menemukan perawatan dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir
mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik.
2. STANDAR 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi paling sedikit
selama 2 jam stelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu,
bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan
membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. Tujuan nya adalah mempromosikan perawatan
ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan
kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian
ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin
antara ibu dan bayinya.
3 (Tiga) Standar Pelayanan Nifas
3. STANDAR 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit
atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu
ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses penatalaksanaan tali pusat
yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir ,
pemberian ASI , imunisasi dan KB. Tujuannya adalah memberikan pelayanan
kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan
penyuluhan ASI eksklusif.
03
Standar Pelayanan
Persalinan di Era
Kebiasaan Baru
Pelayanan Persalinan di FKTP di Era Kebiasaan Baru
a. Semua persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:
• Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan.
• Kondisi ibu saat inpartu.
• Status ibu dikaitkan dengan COVID-19.
√ Persalinan di RS Rujukan COVID-19 untuk ibu dengan status: suspek, probable, dan
terkonfirmasi COVID19 (penanganan tim multidisiplin).
√ Persalinan di RS non rujukan COVID-19 untuk ibu dengan status: suspek, probable, dan
terkonfirmasi COVID-19, jika terjadi kondisi RS rujukan COVID-19 penuh dan/atau terjadi kondisi
emergensi. Persalinan dilakukan dengan APD yang sesuai.
√ Persalinan di FKTP untuk ibu dengan status kontak erat (skrining awal: anamnesis, pemeriksaan
darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif). Persalinan di FKTP
menggunakan APD yang sesuai dan dapat menggunakan delivery chamber (penggunaan delivery
chamber belum terbukti dapat mencegah transmisi COVID-19).
• Pasien dengan kondisi inpartu atau emergensi harus diterima di semua Fasilitas Pelayanan
Kesehatan walaupun belum diketahui status COVID-19. Kecuali bila ada kondisi yang
mengharuskan dilakukan rujukan karena komplikasi obstetrik.
c. Rujukan terencana untuk :
ibu yang memiliki risiko pada persalinan dan
ibu hamil dengan status Suspek dan Terkonfirmasi COVID-19
d. Ibu hamil melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari sebelum taksiran persalinan atau sebelum
tanda persalinan.
e. Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning (risiko rendah), ibu hamil
dengan atau tanpa tanda dan gejala COVID-19 pada H-14 sebelum taksiran persalinan
dilakukan skrining untuk menentukan status COVID-19. Skrining dilakukan dengan anamnesa,
pemeriksaan darah NLR atau rapid test (jika tersedia fasilitas dan sumber daya). Untuk daerah
yang mempunyai kebijakan lokal dapat melakukan skrining lebih awal.
f. Pada zona hijau (tidak terdampak/tidak ada kasus), skrining COVID-19 pada ibu hamil jika ibu
memiliki kontak erat dan atau gejala.
g. Untuk ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetrik
(skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8
dan limfosit normal), rapid test non reaktif), persalinan dapat
dilakukan di FKTP. Persalinan di FKTP dapat menggunakan
delivery chamber tanpa melonggarkan pemakaian APD
(penggunaan delivery chamber belum terbukti dapat mencegah
transmisi COVID-19).
h. Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan
skrining, Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus tetap melayani
tanpa menunggu hasil skrining dengan menggunakan APD sesuai
standar.
i. Hasil skrining COVID-19 dicatat/dilampirkan di buku KIA dan
dikomunikasikan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat
rencana persalinan.
j. Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur,
diutamakan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP).
03
Standar Pelayanan Nifas
di Era Kebiasaan Baru
Pelayanan Pasca Persalinan di FKTP di Era Kebiasaan Baru
a. Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan
bayi baru lahir) dalam kondisi normal
tidak terpapar COVID-19 : kunjungan
minimal dilakukan minimal 4 kali
(keterangan dapat dilihat pada Tabel
5.2 halaman 45).
b. Pelayanan KB pasca persalinan
diutamakan menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP),
dilakukan dengan janji temu dan
menerapkan protokol kesehatan serta
menggunakan APD yang sesuai
dengan jenis pelayanan.
c. Ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19 setelah pulang ke
rumah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi
mandiri selesai.
d. Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam perawatan
nifas dan bayi baru lahir di kehidupan sehari-hari, termasuk mengenali TANDA BAHAYA
pada masa nifas dan bayi baru lahir. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, harus segera
memeriksakan diri dan atau bayinya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
e. KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan pasca salin (kesehatan ibu nifas):
Higiene sanitasi diri dan organ genitalia.
Kebutuhan gizi ibu nifas.
Perawatan payudara dan cara menyusui.
Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga dalam pemantauan
kesehatan ibu dan bayinya.
KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-19,
pelayanan KB selain AKDR pascaplasenta atau sterilisasi bersamaan dengan seksio
sesaria, dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh.
Pelayanan Persalinan di RS di Era Kebiasaan Baru
a. Pemilihan metode persalinan juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya,
fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, ketersediaan APD,
kemampuan laksana, sumber daya manusia, dan risiko paparan terhadap tenaga medis
dan pasien lain.
b. Indikasi induksi persalinan atau SC sesuai indikasi obstetrik, indikasi medis, atau indikasi
kondisi ibu atau janin.
c. Ibu dengan COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin, dilakukan
penanganan tim multidisiplin yang terkait meliputi dokter paru/penyakit dalam, dokter
kebidanan dan kandungan, anestesi, bidan, dokter spesialis anak dan perawat
perinatologi.
d. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang memasuki
ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan personil yang ikut dalam
perawatan. Hanya satu orang (pasangan/ anggota keluarga) yang dapat menemani
pasien. Orang yang menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularandan
mereka harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.
e. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar,
dengan penambahan pemeriksaan saturasi oksigen yang bertujuan untuk
menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi terapi oksigen sesuai kondisi.
f. Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa laporan
kasus di Cina, apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan
janin secara kontinyu selama persalinan.
g. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan suspek atau
terkonfirmasi COVID-19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan apabila
memungkinkan ditunda untuk mengurangi risiko penularan sampai infeksi
terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi. Apabila operasi tidak
dapat ditunda maka operasi dilakukan sesuai prosedur standar dengan
pencegahan infeksi sesuai standar APD.
h. Persiapan operasi terencana dilakukan sesuai standar.
i. Seksio sesarea dapat dilaksanakan di dalam ruangan bertekanan negatif
atau dapat melakukan modifikasi kamar bedah menjadi bertekanan
negatif (seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang
memungkinkan).
j. Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala, dipertimbangkan keadaan secara
individual untuk melanjutkan observasi persalinan atau dilakukan seksio sesaria darurat jika hal
ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu.
k. Ruang operasi kebidanan : Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus dijadwalkan terakhir.
Pasca operasi, ruang operasi harus dilakukan pembersihan penuh sesuai standar. Jumlah
petugas di kamar operasi seminimal mungkin dan menggunakan Alat Perlindungan Diri sesuai
standar.
l. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol.
m. Plasenta harus ditangani sesuai praktik normal. Jika diperlukan histologi, jaringan harus
diserahkan ke laboratorium, dan laboratorium harus diberitahu bahwa sampel berasal dari pasien
suspek atau terkonfirmasi COVID-19.
n. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari anestesi umum kecuali
benar-benar diperlukan.
o. Dokter spesialis anak dan tim harus diinformasikan terlebih dahulu tentang rencana pertolongan
persalinan ibu dengan COVID-19, agar dapat melakukan persiapan protokol penanganan bayi
baru lahir dari ibu tersebut.
Perbedaan Standar Pelayanan Persalinan
dan Nifas di Era Kebiasaan Baru
a. Pemilihan fasilitas kesehatan tempat persalinan didasarkan pada
kondisi ibu di masa pandemi COVID-19.
b. Rujukan dilakukan bukan hanya bila terjadi resiko pada persalinan
melainkan status Suspek dan Terkonfirmasi COVID-19.
c. H-14 sebelum persalinan dilakukan skrining COVID-19 dan isolasi
mandiri.
d. Pada standar pelayanan nifas, kunjungan rumah dilakukan pada hari
ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan.
Namun pada era kebiasaan baru kunjungan minimal dilakukan
minimal 4 kali dan dilakukan berdasarkan zona.
e. Pada ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi
COVID-19, kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi mandiri selesai
selama 14 hari.
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.
Thanks!
Do you have any questions?
yunitadwi426@gmail.com

More Related Content

Similar to JUDUL

Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatus
Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatusPpt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatus
Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatusluhputuliapurwitafar1
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptxPOGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptxfarizrafiz
 
Praktik dan asuhan kebidanan
Praktik dan asuhan kebidananPraktik dan asuhan kebidanan
Praktik dan asuhan kebidananAndiana Kanendyah
 
Standar 9 kala 1
Standar 9 kala 1Standar 9 kala 1
Standar 9 kala 1Icha Reza
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfEka Safitri
 
Sistem rujukan (1)
Sistem rujukan (1)Sistem rujukan (1)
Sistem rujukan (1)ELLY SALIM
 
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananIsu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananInke Malahayati
 
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdf
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdfppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdf
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdfNovaRyantyNurdin
 
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan PersalinanInstrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinanpie-pien
 
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanZulfina Kaffi
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
SISTEM_RUJUKAN.pptx
SISTEM_RUJUKAN.pptxSISTEM_RUJUKAN.pptx
SISTEM_RUJUKAN.pptxkamalia23
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBPJS Kesehatan RI
 
MATERI 2.pptx
MATERI 2.pptxMATERI 2.pptx
MATERI 2.pptxrimaocta2
 
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaYunita Dipra
 

Similar to JUDUL (20)

Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatus
Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatusPpt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatus
Ppt mk konsep kebidanan klp. 1 neonatus
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Praktik Kebidanan
Praktik KebidananPraktik Kebidanan
Praktik Kebidanan
 
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptxPOGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
POGI - Wiweko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)_Translated.pptx
 
Praktik dan asuhan kebidanan
Praktik dan asuhan kebidananPraktik dan asuhan kebidanan
Praktik dan asuhan kebidanan
 
Standar 9 kala 1
Standar 9 kala 1Standar 9 kala 1
Standar 9 kala 1
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
 
Sistem rujukan (1)
Sistem rujukan (1)Sistem rujukan (1)
Sistem rujukan (1)
 
Tatalaksama 3E.pdf
Tatalaksama 3E.pdfTatalaksama 3E.pdf
Tatalaksama 3E.pdf
 
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananIsu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
 
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdf
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdfppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdf
ppt pedoman matneo era pandemi COVID-19 edit300420.pdf
 
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan PersalinanInstrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
 
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilan
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Lembar balik
Lembar balikLembar balik
Lembar balik
 
SISTEM_RUJUKAN.pptx
SISTEM_RUJUKAN.pptxSISTEM_RUJUKAN.pptx
SISTEM_RUJUKAN.pptx
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
 
MATERI 2.pptx
MATERI 2.pptxMATERI 2.pptx
MATERI 2.pptx
 
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
 
PANDUAN PKK
PANDUAN PKKPANDUAN PKK
PANDUAN PKK
 

Recently uploaded

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 

JUDUL

  • 1. Standar Pelayanan Persalinan dan Nifas Yunita Dwi Wulandari 202207110004
  • 2. 01 Standar Pelayanan Persalinan 4 Standar Standar Pelayanan Nifas 3 Standar 02 Standar Pelayanan Persalinan di Era Kebiasaan Baru 03 Standar Pelayanan Nifas di Era Kebiasaan Baru 04
  • 3. Standar Mutu Pelayanan Kebidanan Standar layanan merupakan bagian penting dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan penting dalam masalah mutu layanan kesehatan. Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin meyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu secara konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu standar layanan kesehatan atau standar prosedur operasional (Al-Assaf, 2009). Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar, yang dikelompokan menjadi 5 bagian besar – yaitu: 1. Standar Pelayanan Umum (2 standar) 2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar) 3. Standar Pelayanan Persalinan (4 standar 4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar) 5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
  • 5. 4 (Empat) Standar Pelayanan Persalinan 1. STANDAR 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai , dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga melakuakan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selam proses persalinan dan kelahiran. Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu bayi. Hasil yang diharapkan adalah ibu bersalin mendapatkan pertolongan yang aman dan memadai. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lain yang ditangani oleh tenaga kesehatan. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu bayi akibat partus lama. 2. STANDAR 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat . disamping itu ibu diijinkan untuk memilih siapa yang akan mendampinginya saat persalinan. Tujuan dari diterapkannya standar ini yaitu memastikan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. Hasil yang diharapkan yaitu persalinan dapat berlangsung bersih dan aman. Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada bidan. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan. Menurunnya angka sepsis puerperalis.
  • 6. 3. STANDAR 11 : Penatalakasanaan Aktif Persalinan Kala Tiga Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. Tujuan dilaksanakan nya standar ini yaitu membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta. Adapun hasil yang diharapkan yaitu menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala tiga. Menurunkan terjadinya atonia uteri, menurunkan terjadinya retensio plasenta , memperpendek waktu persalinan kala tiga, da menurunkan perdarahan post partum akibat salah penanganan pada kala tiga. 3. STANDAR 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikiuti dengan penjahitan perineum. Tujuan dilakukannya standar ini adalah mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomy jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum. Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kejadian asfiksia neonaturum berat. Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua .
  • 8. 1. 1. STANDAR 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan , dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan infeksi. Tujuan nya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan infeksi. Dan hasil yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik. 2. STANDAR 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam stelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. Tujuan nya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya. 3 (Tiga) Standar Pelayanan Nifas
  • 9. 3. STANDAR 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir , pemberian ASI , imunisasi dan KB. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
  • 11. Pelayanan Persalinan di FKTP di Era Kebiasaan Baru a. Semua persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. b. Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan: • Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan. • Kondisi ibu saat inpartu. • Status ibu dikaitkan dengan COVID-19. √ Persalinan di RS Rujukan COVID-19 untuk ibu dengan status: suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID19 (penanganan tim multidisiplin). √ Persalinan di RS non rujukan COVID-19 untuk ibu dengan status: suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19, jika terjadi kondisi RS rujukan COVID-19 penuh dan/atau terjadi kondisi emergensi. Persalinan dilakukan dengan APD yang sesuai. √ Persalinan di FKTP untuk ibu dengan status kontak erat (skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif). Persalinan di FKTP menggunakan APD yang sesuai dan dapat menggunakan delivery chamber (penggunaan delivery chamber belum terbukti dapat mencegah transmisi COVID-19). • Pasien dengan kondisi inpartu atau emergensi harus diterima di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan walaupun belum diketahui status COVID-19. Kecuali bila ada kondisi yang mengharuskan dilakukan rujukan karena komplikasi obstetrik.
  • 12. c. Rujukan terencana untuk : ibu yang memiliki risiko pada persalinan dan ibu hamil dengan status Suspek dan Terkonfirmasi COVID-19 d. Ibu hamil melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari sebelum taksiran persalinan atau sebelum tanda persalinan. e. Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning (risiko rendah), ibu hamil dengan atau tanpa tanda dan gejala COVID-19 pada H-14 sebelum taksiran persalinan dilakukan skrining untuk menentukan status COVID-19. Skrining dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan darah NLR atau rapid test (jika tersedia fasilitas dan sumber daya). Untuk daerah yang mempunyai kebijakan lokal dapat melakukan skrining lebih awal. f. Pada zona hijau (tidak terdampak/tidak ada kasus), skrining COVID-19 pada ibu hamil jika ibu memiliki kontak erat dan atau gejala.
  • 13. g. Untuk ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetrik (skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif), persalinan dapat dilakukan di FKTP. Persalinan di FKTP dapat menggunakan delivery chamber tanpa melonggarkan pemakaian APD (penggunaan delivery chamber belum terbukti dapat mencegah transmisi COVID-19). h. Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan skrining, Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus tetap melayani tanpa menunggu hasil skrining dengan menggunakan APD sesuai standar. i. Hasil skrining COVID-19 dicatat/dilampirkan di buku KIA dan dikomunikasikan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat rencana persalinan. j. Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur, diutamakan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
  • 14. 03 Standar Pelayanan Nifas di Era Kebiasaan Baru
  • 15. Pelayanan Pasca Persalinan di FKTP di Era Kebiasaan Baru a. Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan bayi baru lahir) dalam kondisi normal tidak terpapar COVID-19 : kunjungan minimal dilakukan minimal 4 kali (keterangan dapat dilihat pada Tabel 5.2 halaman 45). b. Pelayanan KB pasca persalinan diutamakan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dilakukan dengan janji temu dan menerapkan protokol kesehatan serta menggunakan APD yang sesuai dengan jenis pelayanan.
  • 16. c. Ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19 setelah pulang ke rumah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi mandiri selesai. d. Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam perawatan nifas dan bayi baru lahir di kehidupan sehari-hari, termasuk mengenali TANDA BAHAYA pada masa nifas dan bayi baru lahir. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, harus segera memeriksakan diri dan atau bayinya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan. e. KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan pasca salin (kesehatan ibu nifas): Higiene sanitasi diri dan organ genitalia. Kebutuhan gizi ibu nifas. Perawatan payudara dan cara menyusui. Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga dalam pemantauan kesehatan ibu dan bayinya. KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-19, pelayanan KB selain AKDR pascaplasenta atau sterilisasi bersamaan dengan seksio sesaria, dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh.
  • 17. Pelayanan Persalinan di RS di Era Kebiasaan Baru a. Pemilihan metode persalinan juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, ketersediaan APD, kemampuan laksana, sumber daya manusia, dan risiko paparan terhadap tenaga medis dan pasien lain. b. Indikasi induksi persalinan atau SC sesuai indikasi obstetrik, indikasi medis, atau indikasi kondisi ibu atau janin. c. Ibu dengan COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin, dilakukan penanganan tim multidisiplin yang terkait meliputi dokter paru/penyakit dalam, dokter kebidanan dan kandungan, anestesi, bidan, dokter spesialis anak dan perawat perinatologi. d. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang memasuki ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan personil yang ikut dalam perawatan. Hanya satu orang (pasangan/ anggota keluarga) yang dapat menemani pasien. Orang yang menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularandan mereka harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.
  • 18. e. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar, dengan penambahan pemeriksaan saturasi oksigen yang bertujuan untuk menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi terapi oksigen sesuai kondisi. f. Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa laporan kasus di Cina, apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan janin secara kontinyu selama persalinan. g. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan suspek atau terkonfirmasi COVID-19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan apabila memungkinkan ditunda untuk mengurangi risiko penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi. Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi dilakukan sesuai prosedur standar dengan pencegahan infeksi sesuai standar APD. h. Persiapan operasi terencana dilakukan sesuai standar. i. Seksio sesarea dapat dilaksanakan di dalam ruangan bertekanan negatif atau dapat melakukan modifikasi kamar bedah menjadi bertekanan negatif (seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).
  • 19. j. Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala, dipertimbangkan keadaan secara individual untuk melanjutkan observasi persalinan atau dilakukan seksio sesaria darurat jika hal ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu. k. Ruang operasi kebidanan : Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus dijadwalkan terakhir. Pasca operasi, ruang operasi harus dilakukan pembersihan penuh sesuai standar. Jumlah petugas di kamar operasi seminimal mungkin dan menggunakan Alat Perlindungan Diri sesuai standar. l. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol. m. Plasenta harus ditangani sesuai praktik normal. Jika diperlukan histologi, jaringan harus diserahkan ke laboratorium, dan laboratorium harus diberitahu bahwa sampel berasal dari pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19. n. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari anestesi umum kecuali benar-benar diperlukan. o. Dokter spesialis anak dan tim harus diinformasikan terlebih dahulu tentang rencana pertolongan persalinan ibu dengan COVID-19, agar dapat melakukan persiapan protokol penanganan bayi baru lahir dari ibu tersebut.
  • 20. Perbedaan Standar Pelayanan Persalinan dan Nifas di Era Kebiasaan Baru a. Pemilihan fasilitas kesehatan tempat persalinan didasarkan pada kondisi ibu di masa pandemi COVID-19. b. Rujukan dilakukan bukan hanya bila terjadi resiko pada persalinan melainkan status Suspek dan Terkonfirmasi COVID-19. c. H-14 sebelum persalinan dilakukan skrining COVID-19 dan isolasi mandiri. d. Pada standar pelayanan nifas, kunjungan rumah dilakukan pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan. Namun pada era kebiasaan baru kunjungan minimal dilakukan minimal 4 kali dan dilakukan berdasarkan zona. e. Pada ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19, kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi mandiri selesai selama 14 hari.
  • 21. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. Thanks! Do you have any questions? yunitadwi426@gmail.com