2. Pengertian Karya Tulis
Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari
tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek
lainnya.
Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya fiksi (tidak
ilmiah) dan non fiksi (ilmiah).
.
3. Pengertian karya tulis ilmiah
Tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang
didapat dari suatu penelitian, baik penelitian
lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka
yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah
yang logis dan empiris
4. SIFAT KARYA ILMIAH
Formal harus memenuhi syarat:
lugas dan tidak emosional mempunyai satu arti, sehingga tidak ada
tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
Logis disusun berdasarkan urutan yang konsisten
Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
Efisien hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan
mudah dipahami
ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
5. SYARAT MENULIS KARYA ILMIAH
motivasi dan displin yang tinggi
kemampuan mengolah data
kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu
(sistematis)
kemampuan berbahasa
6. PRINSIP KARYA TULIS ILMIAH
Spesifik
Kesinambungan
Bernas (bahasa)
Koherens
Memiliki daya tarik
Jujur
7. CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH
Menyajikan fakta obyektif secara sistematis
Penulisannya cermat, tepat, dan benar serta tulus.
Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar
pembaca berpihak kepadanya
Sistematis, terkendali, konseptual, dan prosedural
Tidak emotif (tidak menonjolkan perasaan)
Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung (kecuali
hipotesis kerja)
Memuat kebenaran-kebenaran
Tidak argumentatif
Tidak persuasif
Tidak melebih-lebihkan sesuatu
9. Langkah-Langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Memilih topi dan tema
Mengumlkan bahan
Merencanakan kerangka penulisan
Menuliskan Karya Ilmiah
Menyunting, Revis draf final
10. 1. MEMILIH TOPIK DAN TEMA
Topik
adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam
karya tulis atau penelitian.
Tema
diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang
topik yang akan ditulis
(Topik masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.)
Wahab (1994:4)
11. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik:
Isu-isu yang masih hangat.
Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan
permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. (dalam
pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang
pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic
tentang pendidikan).
12. Pertimbangkan dalam pemilihan topik.
Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah
menjadi minatnya.
Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan
dapat mengembangkan minatnya.
Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu
penulis
13. 2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis
mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari
berbagai media cetak maupun elektronika.
Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan
dengan topik dan tema yang akan ditulis.
Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca
atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi
bahan.
Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk
memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis
dari karya tulis tersebut.
14. 3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan,
serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai
merencanakan susunan kerangka penulisan.
Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu
menyusun kerangka penulisan:
penyusunan kerangka dapat membantu penulis
mengorganisasikan ide-idenya,
penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan,
dan;
penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas
bahasa
15. 4. Penulisan Karya Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan
penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi
paragraf-paragraf pengembangan.
Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat
sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa
ide penjelas.
Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. dan;
Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
16. 5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan
memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya
adalah penyuntingan.
Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan
bantuan orang lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
kalimat,
paragraf,
bahasa, dan
isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya.
Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan
dipublikasikan
18. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja
SWOT Sebagai Dasar Berpijak
Upaya Empiris dan Sistemik
Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
19. 1.Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah
suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar,
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu
melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok
dilakukan oleh guru adalah yang menyangkut pembelajaran
20. 2.Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena
keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan
guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau
pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan
perbaikan.
Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri
untuk hal yang lebih baik dan dilakukan secara terus
menerus sampai tujuannya tercapai
21. 3.SWOT Sebagai Dasar Berpijak
Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur,
yaitu :
- Strength : Kekuatan
- Weaknesses : Kelemahan
- Opportunity : Kesempatan
- Threat : Ancaman
Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang
dikenai tindakan.
Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya
bila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga siswa.
Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi
secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.
22. 4.Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, guru sudah mengikuti prinsip
empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur
yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek
yang sedang digarap.
Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung
oleh unsur-unsur yang kait mengkait.
Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan
tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran dan
semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut
23. 5.Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang
terkandung dalam SMART, yaitu:
Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum
Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya
tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi,
atau kesulitan dalam bentuk lain
Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek yang
dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan
tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas tidak
menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa.
Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang
dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini
penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada siswanya.
25. Karakteristik PTK
Situasional
Kontekstual.
Bersifat kolaboratif dan parsitipatif
Bersifat self-evaluatif (evaluatif dn reflektif)
Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan mnyesuaikan)
Sifat dan sasaran PTK adalah situasional-spesifik,
26. Situasional
Kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis
yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
oleh guru sebagai pengelola program
pembelajaran di
PTK itu bersifat practice driven dan action
driven dalam arti PTK bertujuan memperbaiki
praktis secara langsung dalam pembelajaran
sehingga dikatakan juga penelitian praktis
(practice inquiry).
27. Kontekstual
Upaya penyelesaian atau pemecahannya demi
peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi
guru dan mutu sekolah tidak terlepas dari konteksnya
dengan merefleksi diri yaitu sebagai praktisi dalam
pelaksanaan tugas-tugas kesehariannya sekaligus secara
sistemik meneliti dirinya sendiri
28. Bersifat kolaboratif dan parsitipatif
Terjadi hubungan antara guru, siswa dan individu lain
yang terkait dalam proses pembelajaran yaitu suatu
satuan kerja sama secara langsung.
Kolaboratif diartikan sebagai kerja sama saling tukar
menukar ide untuk melakukan aksi dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi
29. Bersifat self-evaluatif (evaluatif dan reflektif)
Kegiatan memodifikasi praktis yang dilakukan secara
kontinu, dievaluasi dalam situasi yang ada dan terus
berjalan, dengan tujuan akhir dapat meningkakan
perbaikan dalam praktik yang dilakukan guru.
30. Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan mnyesuaikan)
memungkinkan adanya perubahan selama dalam
percobaan.
Adanya penyesuaian menjadikan prosedur yang cocok
untuk berkerja di kelas yang dimiliki banyak kendala
yang melatarbelakangi masalah-masalah di sekolah
31. Sifat dan sasaran PTK (situasional-spesifik)
Tujuannya untuk pemecahan masalah praktis.
Dengan demikian temuan-temuannya berguna dalam dimensi
praktis tidak dapat digeneralisasikan sehinga tidak secara
langsung memiliki andil pada usaha pengembangan ilmu.
Kajian permasalahan, prosedur pengumpulan data dan
pengolahannya dilakukan secermat mungkin dengan
mendasarkan pada keteguhan ilmiah.
32. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Pekerjaan utama guru adalah mengajar, maka pelaksanaan
PTK tidak boleh menggangu atau menghambat kegiatan
pemblajaran.
Ada 7 catatan yang harus di perhatikanyaitu:
33. Prinsif Pertama
Dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran baru, selalu ada
kemungkinan bahwa setidak-tidaknya ada pada awal-awalnya prestasi
belajar siswa kurang sesuai dari yang dikehendaki, bahkan kurang dari
yang diperoleh dengan cara lama, karena itu bagaimanapun, tidakan
perbaikan itu masih dalam taraf dicobakan.
Guru harus menggunakan pertimbangan serta tanggungjawab
profesionalnya dalam menimbang-nimbang jalan keluar yang akan
ditempuhnya dalam rangka memberikan yang terbaik bagi siswanya.
34. Prinsif Kedua
Interaksi dari siklus tindakan juga dilakukan dengan
mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara
keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan
pemahaman yang mendalam yang ditandai oleh
kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari
melalui analisis, sintesis, dan evaluasi informasi.
35. Prinsif Ketiga
Penetapan siklus dalam PTK mengacu kepada
penguasaan yang ditargetkan pada tahap
perancangan, dan sama sekali tidak mengacu
kepada kejenuhan informasi
36. Prinsif Keempat
Metodologi yang digunakan harus reliabel artinya
terencana dengan cermat sehingga tindakan dapat
dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang
dapat diuji dilapangan
37. Prinsif Kelima
Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata,
tidak menyulitkan, dapat dipecahkan, berada dalam
jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan dan
peneliti merasa terpangil untuk meningkakan
prestasi belajar siswa
38. Prinsif Keenam
Metode pengumpulan data yang digunakan tidak
terlalu menuntut baik dari kemampun guru itu sendiri
ataupun dari segi waktu
39. Prinsif Ketujuh
Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap
konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika
yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Artinya dalam melaksanakan PTK harus diketahui oleh pimpinan
lembaga terkait, disosialisasikan kepada rekan-rekan dalam
lembaga kancah, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah
serta dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan
karya tulis akademik
40. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau
tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau
meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan
dengan demikian PTK merupakan salah satu cara yang
strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam
meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.
Penelitian indakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan
kemampuan /ketrampilan guru untuk menghadapi
permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di
kelasnya dan di sekolahnya sendiri.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat
untuk memasukkan inovasi pembelajaran kedalam sistem yang
ada karena sulit dilakukan oleh upaya pembeharuan yang
dilakukan pada umumnya
41. Perbedaan Penelitian Konvensional dengan
Penelitian Tindakan Kelas
No. Aspek Penelitian Konvensional PTK
1. Masalah Masalah dan hasil pengamatan dari pihak
lain
Masalah yang dirasakan dan dihadapi
peneliti sendiri dalam melaksanakan
tugas
2. Tujuan Menguji hipotesis, membuat generalisasi,
mencari explanasi
Melakukan perbaikan, peningkatan
dalam pembelajaran untuk menuju
peningkatan
3. Manfaat/Kegunaan Tidak langsung dan sifatnya sebagai saran Langsung dapat dirasakan dan
dinikmati oleh konsumen/subjek
penelitian
4. Teori Digunakan sebagai dasar perumusan
hipotesis
Digunakan sebagai dasar untuk
memilih aksi/soilusi tindakan
berikutnya
5. Metodologi Menuntut paradigma penelitian yang jelas.
Langkah kerja punya kecendrungan linear
dan analisa data hanya dapat dilakukan
setelah data terkumpul
Bersifat fleksibel, langkah kerja
bersifat siklik dan setiap siklik terdiri
dari tahapan-tahaman. Analisis terjadi
sretiap siklus
43. Bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK):
1. Masalah belajar siswa di sekolah (termasuk dalam tema ini
antara lain masalah belajar siswa di kelas, kesalahan-kesalahan
pembelajaran miskonsepsi).
2. Desain dan strategi pembealajaran di kelas (termasuk dalam
tema ini antara lain masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode
pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orang tua
dalam proses belajar siswa).
3. Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema
ini adalah masalah penggunaan media, perpustakaan, dan
sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas,
peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat)
44. Bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK): terusan
4. Sistem asessmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran
(termasuk dalam tema ini adalah masalah evaluasi awal dan hasil
pembelajaran, pengembangan instrumen asessmen berbasis
kompetensi).
5. Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini adalah
peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik,
peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik
dan orang tua dalam proses belajar mengajar, peningkatan konsep
diri peserta didik).
6. Masalah kurikulum (termasuk tema ini adalah implementasi
Kurikulum, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru – siswa,
siswa – materi ajar, dan siswa – lingkungan belajar}.
45. Identifikasi Masalah
Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran – pikiran dalam
mengembangkn fokus Penelitian Tindakan Kelas kita bisa bertanya
kepada diri sendiri, misalnya:
Saya berkeinginan memperbaiki ……………..
Berapa orangkah yang merasa tidak puas tentang ……..
Saya dibingungkan oleh …………….
Saya memilih untuk mengujicobakan metode yang baru, di kelas ……
Dan seterusnya.
46. Langkah awal solusi yang dapat dilakukan dalam
mengidentifikasi masalah:
Guru menuliskan semua kejadian yang memerlukan
perhatian terutama berkaitan dengan pembelajaran,
misalnya: penyampaian materi, daya tangkap siswa,
intensitas waktu, sikap siswa, motivasi siswa dan
lain-lain.
Semua kejadian yang ada seperti tersebut di atas
dikelompokkan atau diidentifikasikan menurut jenis
permasalahannya.
Urutkan dari klasifikasi ringan sampai yang berat dari
jenis masing-masing klasifikas.
47. Analisis Masalah
Arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan
untuk Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
Topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang
memang diprogramkan oleh sekolah.
Jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan guru
untuk mengatasinya.
Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan
terbatas.
Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dengan guru mata
pelajaran yang sejenis dalam pengembangan fokus penelitian.
Kaitkan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan
prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana
pengembangan sekolah.
48. Perumusan Masalah
Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya, dengan
mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil
positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan
(ketuntasan SKBM) yang telah ditetapkan oleh sekolah tempat
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Rumusan masalah harus dikaitkan dengan rumusan hipotesis
tindakan, sehingga jawaban dari rumusan masalah dapat terjawab
secara teoritis
49. Merumuskan Hipotesi Tindakan
Merumuskan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:
Rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata
lain alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap
secara konseptual.
Setiap alternatif tindakan perbaikan yang dipertimbangkan perlu dikaji ulang
dan dievaluasi dari segi relevansinya, dengan tujuan, kebaikan teknis serta
keterlaksanaannya. Di samping itu perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga
dapat memanipulasi pengumpulan serta analisa data secara cepat namun tepat
selama program tindakan perbaikan diimplementasikan.
Pilih alternatif tindakan secara prosedur implementasi yang dinilai paling
menjanjikan hasil optimal namun masih tetap ada dalam jangkauan kemampuan
guru untuk melakukannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang aktual.
Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan yang secara implisit dijanjikan
melalui hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa
maupun teknik mengajar guru.
50. Analisis Data
Analisa data dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
1. Reduksi data : Reduksi data adalah proses penyederhanaan
yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan
pengabstraksikan data mentah menjadi informasi yang
bermakna.
2. Paparan data: Paparan data adalah proses penampilan data
secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif,
representasi tabulasi termasuk dalam bentuk format matriks,
refresentasi grafis, dan sebagainya.
3. Penyimpulan Data: Penyimpulan data adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir
tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formulasi
singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas
51. Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya untuk mengkaji apa yang
telah dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau apa yang belum
berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil
refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam
upaya mencapai tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak
lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam
rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.