SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MENUMBUHKAN SIKAP
POSITIF TERHADAP
BAHASA INDONESIA
Tim Dosen Universitas Indraprasta PGRI
Sikap bahasa adalah posisi
mental atau perasaan
terhadap bahasa sendiri
atau bahasa orang lain
(Kridalaksana, 2001:197).
Dalam bahasa Indonesia kata sikap
dapat mengacu pada bentuk
tubuh, posisi berdiri yang tegak,
perilaku atau gerak-gerik, dan
perbuatan atau tindakan yang
dilakukan berdasarkan pandangan
(pendirian, keyakinan, atau
pendapat) sebagai reaksi atas
adanya suatu hal atau kejadian
Sikap merupakan fenomena kejiwaan,
yang biasanya termanifestasi dalam
bentuk tindakan atau perilaku. Sikap
tidak dapat diamati secara langsung.
Untuk mengamati sikap dapat dilihat
melalui perilaku, tetapi berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa apa
yang tampak dalam perilaku tidak selalu
menunjukkan sikap. Begitu juga
sebaliknya, sikap seseorang tidak
selamanya tercermin dalam perilakunya.
Keadaan dan proses terbentuknya sikap
bahasa tidak jauh dari keadaan dan proses
terbentuknya sikap pada umumnya.
Sebagaimana halnya dengan sikap, maka
sikap bahasa juga merupakan peristiwa
kejiwaan sehingga tidak dapat diamati
secara langsung. Sikap bahasa dapat diamati
melalui perilaku berbahasa atau perilaku
tutur. Namun, dalam hal ini juga berlaku
ketentuan bahwa tidak setiap perilaku tutur
mencerminkan sikap bahasa. Demikian pula
sebaliknya, sikap bahasa tidak selamanya
tercermin dalam perilaku tutur.
Dibedakannya antara bahasa (langue)
dan tutur (parole) (de Saussure, 1976),
maka ketidaklangsungan hubungan
antara sikap bahasa dan perilaku tutur
makin menjadi lebih jelas lagi. Sikap
bahasa cenderung mengacu kepada
bahasa sebagai sistem (langue),
sedangkan perilaku tutur lebih
cenderung merujuk kepada pemakaian
bahasa secara konkret (parole).
Lambert (1967) (dalam Chaer dkk. 2010: 198) menyatakan
bahwa sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu
 Kognisi, komponen ini mencakup tingkat pemahaman,
keyakinan terhadap berbagai konsep bahasa Indonesia yang
menjadi objek, dan penilaian yang melibatkan pemberian
kualitas disukai atau tidak disukai, diperlukan atau tidak
diperlukan, baik atau buruk terhadap bahasa Indonesia
yang menjadi objek sikap
 Afeksi, komponen ini mencakup tingkat perasaan tertentu
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan objek bahasa
Indonesia, seperti hal yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, disukai atau tidak disukai, termasuk dalam
cakupan ini adalah rasa mantap, rasa tergerak, rasa kagum,
rasa bangga, rasa termotivasi, dan sejenisnya
 Konasi, komponen ini mencakup semua kesiapan atau
kecenderungan perilaku untuk memberikan tanggapan
terhadap bahasa Indonesia yang menjadi objek sikap,
seperti mencakup tinggi rendahnya kecenderungan untuk
membantu, memuji, mendukung, menghindari hal yang
mengganggu, memfasilitasi, dan sejenisnya.
Edward (1957) mengatakan bahwa sikap
hanyalah salah satu faktor, yang juga tidak
dominan, dalam menentukan perilaku.
Oppenheim (1976) dapat menentukan perilaku
atas dasar sikap. Sedangkan Sugar (1967)
berdasarkan penelitiannya memberi
kesimpulan bahwa perilaku itu ditentukan oleh
empat buah faktor utama, yaitu sikap, norma
sosial, kebiasaan, dan akibat yang mungkin
terjadi. Dari keempat faktor itu dikatakan
bahwa kebiasaan adalah faktor yang paling
kuat, sedangkan sikap merupakan faktor yang
paling lemah. Jadi, jelas bahwa sikap bukan
satu-satunya faktor yang menentukan perilaku,
tetapi yang paling menentukan perilaku adalah
kebiasaan.
Garvin dan Mathiot (1968) merumuskan
tiga ciri sikap bahasa yaitu:
Kesetiaan Bahasa (Language Loyalty) yang
mendorong masyarakat suatu bahasa
mempertahankan bahasanya dan apabila
perlu mencegah adanya pengaruh bahasa
lain.
Kebanggaan Bahasa (Language Pride)
yang mendorong orang mengembangkan
bahasanya dan menggunakannya sebagai
lambang identitas dan kesatuan
masyarakat.
Kesadaran adanya norma bahasa
(Awareness Of The Norm) yang
mendorong orang menggunakan
bahasanya dengan cermat dan santun
merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu
kegiatan menggunakan bahasa (language
use).
Berkenaan dengan sikap bahasa negatif ada pendapat
yang menyatakan bahwa jalan yang harus ditempuh
adalah dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan
atas dasar pembinaan kaidah dan norma-norma sosial
dan budaya yang ada dalam masyarakat bahasa yang
bersangkutan. Namun, menurut Lambert (1976)
motivasi belajar tersebut juga berorientasi pada dua
hal, yaitu:
 Perbaikan nasib (orientasi instrumental). Orientasi
instrumental mengacu/banyak terjadi pada bahasa-
bahasa yang jangkauan pemakaiannya luas, banyak
dibutuhkan dan menjanjikan nilai ekonomi yang
tinggi, seperti bahasa Inggris, bahasa Prancis, dan
bahasa Jepang.
 Keingintahuan terhadap kebudayaan masyarakat
yang bahasanya dipelajari (orientasi integratif).
Orientasi integratif banyak terjadi pada bahasa-
bahasa dari suatu masyarakat yang mempunyai
kebudayaan tinggi, tetapi bahasanya hanya
digunakan sebagai alat komunikasi terbatas pada
kelompok etnik tertentu.
Selain itu, penggunaan bahasa asing yang
dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia harus
diubah dengan mengganti istilah asing tersebut
dengan terus mencari padanan katanya. Hal ini
sesuai dengan yang dibuat oleh Komite Bahasa
yang menggariskan kebijakannya mengenai
pengembangan kosakata bahasa Indonesia
dengan ketentuan:
1. mencari kata dari bahasa Indonesia sendiri
2. jika tidak ada, mengambil dari bahasa
daerah
3. jika masih tidak ada, mengambil dari
bahasa Asia
4. jika tetap tidak ada, barulah mengambil dari
bahasa asing, khususnya Inggris
Menurut Pateda (1987), seorang pemakai bahasa
dikatakan bersikap positif apabila derajat bertindaknya
meningkat terhadap bahasa-bahasanya. Rasa tanggung
jawab seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu
bahasa ditandai beberapa hal sebagai berikut:
1. Selalu berhati-hati menggunakan bahasa tersebut.
2. Tidak merasa senang melihat orang memakai
bahasanya secara serampangan.
3. Memperingatkan dan mengoreksi pemakai bahasa lain
kalau ternyata membuat kekeliruan.
4. Perhatiannya tertarik kalau orang menjelaskan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahasa.
5. Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa
tersebut.
6. Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan
bahasa.
Beberapa bentuk sikap negatif yang masih terjadi di
tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain:
1. Bangga memperlihatkan kemahirannya berbahasa
Inggris, meskipun penguasaan bahasa Indonesianya
masih kurang.
2. Merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena
telah menguasai bahasa asing dengan fasih, sekalipun
penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
3. Merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing,
tetapi tidak pernah merasa malu apabila tidak
menguasai bahasa Indonesia.
4. Menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau
mempelajarinya karena merasa dirinya telah
menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
Adanya sikap negatif terhadap bahasa Indonesia
dapat diubah menjadi sikap bahasa Indonesia
yang positif. Hal ini selaras yang dikemukakan
Halim (dalam Chaer, 2010) bahwa cara yang
dapat ditempuh untuk mengubah sikap negatif
itu menjadi sikap bahasa yang positif adalah
dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan
atas dasar pembinaan kaidah dan norma
bahasa, di samping norma-norma sosial dan
budaya yang ada di dalam masyarakat bahasa
yang bersangkutan. Namun, keberhasilan
tersebut bergantung pada motivasi belajar yang
banyak ditentukan oleh sikap terhadap bahasa
yang sedang dipelajarinya.
Penggunaan Bahasa Indonesia
Pasal 26
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
peraturan perundang-undangan.
Pasal 27
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
dokumen resmi negara.
Pasal 28
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
pidato resmi Presiden, Wakil Presiden,
dan pejabat negara yang lain yang
disampaikan di dalam atau di luar negeri.
Pasal 29
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional.
(2) Bahasa pengantar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan bahasa asing untuk tujuan
yang mendukung kemampuan berbahasa
asing peserta didik.
(3) Penggunaan Bahasa Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku untuk satuan pendidikan
asing atau satuan pendidikan khusus yang
mendidik warga negara asing.
Pasal 30
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
pelayanan administrasi publik di instansi
pemerintahan.
Pasal 31
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam nota kesepahaman atau perjanjian
yang melibatkan lembaga negara, instansi
pemerintah Republik Indonesia, lembaga
swasta Indonesia atau perseorangan
warga negara Indonesia.
(2) Nota kesepahaman atau perjanjian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang melibatkan pihak asing ditulis juga
dalam bahasa nasional pihak asing
tersebut dan/atau bahasa Inggris.
Pasal 32
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam forum yang bersifat nasional atau
forum yang bersifat internasional di
Indonesia.
(2) Bahasa Indonesia dapat digunakan
dalam forum yang bersifat internasional
di luar negeri.
Pasal 33
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam komunikasi resmi di lingkungan
kerja pemerintah dan swasta.
(2) Pegawai di lingkungan kerja lembaga
pemerintah dan swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang belum
mampu berbahasa Indonesia wajib
mengikuti atau diikutsertakan dalam
pembelajaran untuk meraih kemampuan
berbahasa Indonesia.
Pasal 34
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
laporan setiap lembaga atau
perseorangan kepada instansi
pemerintahan.
Pasal 35
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di
Indonesia.
(2) Penulisan dan publikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk tujuan atau bidang kajian
khusus dapat menggunakan bahasa daerah atau
bahasa asing.
Pasal 36
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama
geografi di Indonesia.
(2) Nama geografi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya memiliki 1 (satu) nama resmi.
(3) Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama
bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau
permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan,
merek dagang, lembaga usaha, lembaga
pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki
oleh warga negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia.
(4) Penamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (3) dapat menggunakan bahasa daerah
atau bahasa asing apabila memiliki nilai sejarah,
budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan.
Pasal 37
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
informasi tentang produk barang atau jasa
produksi dalam negeri atau luar negeri yang
beredar di Indonesia.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilengkapi dengan bahasa daerah atau
bahasa asing sesuai dengan keperluan.
Pasal 38
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam rambu umum, penunjuk jalan,
fasilitas umum, spanduk, dan alat
informasi lain yang merupakan
pelayanan umum.
(2) Penggunaan Bahasa Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disertai bahasa daerah dan/atau
bahasa asing.
Pasal 39
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam informasi melalui media massa.
(2) Media massa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan bahasa daerah atau
bahasa asing yang mempunyai tujuan
khusus atau sasaran khusus.
Pasal 40
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggunaan Bahasa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
sampai dengan Pasal 39 diatur dalam
Peraturan Presiden.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan
Muslihah, N. N. (2015). Menumbuhkan Sikap Positif terhadap
Bahasa Indonesia melalui Pemahaman Makna Sumpah
Pemuda.
Mansyur, U. (2018). Sikap Bahasa dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi.
Pusat Bahasa Al Azhar. (tanpa tahun). Sikap Bahasa
(Language Attitude). Dikases dari
https://pusatbahasaalazhar.com/hakikat-hakiki-
kemerdekaan/sikap-bahasa-language-attitude/
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Pertemuan 2 Sikap Positif.pptx

5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piagetuniku
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Zukét Printing
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfZukét Printing
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Rina Fadhali
 
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaSejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaindraotsu
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiajiah_siregar
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaTrisna Monalia
 
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptxpdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptxsdnsukamenak
 
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docx
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docxMATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docx
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docxAmenksOedhien
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaentjep Soerjana
 
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarMakalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarLestaryPutri
 
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptxIznanKholis
 
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTI
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTIPPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTI
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTIEuisKomaracilvi
 
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxPPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxQANITATRIANA
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 

Similar to Pertemuan 2 Sikap Positif.pptx (20)

Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
 
Untuk cover
Untuk coverUntuk cover
Untuk cover
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
 
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaSejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesia
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptxpdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docx
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docxMATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docx
MATERI tugas BAHASA BU SUHARMINpdf.docx
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
 
Gita r w
Gita r wGita r w
Gita r w
 
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarMakalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
 
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx
1. Hakikat dan Fungsi Bahasa.pptx
 
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTI
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTIPPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTI
PPT KUL 111.pptx PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KTI
 
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxPPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Pertemuan 2 Sikap Positif.pptx

  • 1. MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF TERHADAP BAHASA INDONESIA Tim Dosen Universitas Indraprasta PGRI
  • 2. Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain (Kridalaksana, 2001:197).
  • 3. Dalam bahasa Indonesia kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi berdiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan, atau pendapat) sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian
  • 4. Sikap merupakan fenomena kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku. Sikap tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati sikap dapat dilihat melalui perilaku, tetapi berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang tampak dalam perilaku tidak selalu menunjukkan sikap. Begitu juga sebaliknya, sikap seseorang tidak selamanya tercermin dalam perilakunya.
  • 5. Keadaan dan proses terbentuknya sikap bahasa tidak jauh dari keadaan dan proses terbentuknya sikap pada umumnya. Sebagaimana halnya dengan sikap, maka sikap bahasa juga merupakan peristiwa kejiwaan sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Sikap bahasa dapat diamati melalui perilaku berbahasa atau perilaku tutur. Namun, dalam hal ini juga berlaku ketentuan bahwa tidak setiap perilaku tutur mencerminkan sikap bahasa. Demikian pula sebaliknya, sikap bahasa tidak selamanya tercermin dalam perilaku tutur.
  • 6. Dibedakannya antara bahasa (langue) dan tutur (parole) (de Saussure, 1976), maka ketidaklangsungan hubungan antara sikap bahasa dan perilaku tutur makin menjadi lebih jelas lagi. Sikap bahasa cenderung mengacu kepada bahasa sebagai sistem (langue), sedangkan perilaku tutur lebih cenderung merujuk kepada pemakaian bahasa secara konkret (parole).
  • 7. Lambert (1967) (dalam Chaer dkk. 2010: 198) menyatakan bahwa sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu  Kognisi, komponen ini mencakup tingkat pemahaman, keyakinan terhadap berbagai konsep bahasa Indonesia yang menjadi objek, dan penilaian yang melibatkan pemberian kualitas disukai atau tidak disukai, diperlukan atau tidak diperlukan, baik atau buruk terhadap bahasa Indonesia yang menjadi objek sikap  Afeksi, komponen ini mencakup tingkat perasaan tertentu terhadap hal-hal yang berkaitan dengan objek bahasa Indonesia, seperti hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai, termasuk dalam cakupan ini adalah rasa mantap, rasa tergerak, rasa kagum, rasa bangga, rasa termotivasi, dan sejenisnya  Konasi, komponen ini mencakup semua kesiapan atau kecenderungan perilaku untuk memberikan tanggapan terhadap bahasa Indonesia yang menjadi objek sikap, seperti mencakup tinggi rendahnya kecenderungan untuk membantu, memuji, mendukung, menghindari hal yang mengganggu, memfasilitasi, dan sejenisnya.
  • 8. Edward (1957) mengatakan bahwa sikap hanyalah salah satu faktor, yang juga tidak dominan, dalam menentukan perilaku. Oppenheim (1976) dapat menentukan perilaku atas dasar sikap. Sedangkan Sugar (1967) berdasarkan penelitiannya memberi kesimpulan bahwa perilaku itu ditentukan oleh empat buah faktor utama, yaitu sikap, norma sosial, kebiasaan, dan akibat yang mungkin terjadi. Dari keempat faktor itu dikatakan bahwa kebiasaan adalah faktor yang paling kuat, sedangkan sikap merupakan faktor yang paling lemah. Jadi, jelas bahwa sikap bukan satu-satunya faktor yang menentukan perilaku, tetapi yang paling menentukan perilaku adalah kebiasaan.
  • 9. Garvin dan Mathiot (1968) merumuskan tiga ciri sikap bahasa yaitu: Kesetiaan Bahasa (Language Loyalty) yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain. Kebanggaan Bahasa (Language Pride) yang mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat. Kesadaran adanya norma bahasa (Awareness Of The Norm) yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use).
  • 10. Berkenaan dengan sikap bahasa negatif ada pendapat yang menyatakan bahwa jalan yang harus ditempuh adalah dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma-norma sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan. Namun, menurut Lambert (1976) motivasi belajar tersebut juga berorientasi pada dua hal, yaitu:  Perbaikan nasib (orientasi instrumental). Orientasi instrumental mengacu/banyak terjadi pada bahasa- bahasa yang jangkauan pemakaiannya luas, banyak dibutuhkan dan menjanjikan nilai ekonomi yang tinggi, seperti bahasa Inggris, bahasa Prancis, dan bahasa Jepang.  Keingintahuan terhadap kebudayaan masyarakat yang bahasanya dipelajari (orientasi integratif). Orientasi integratif banyak terjadi pada bahasa- bahasa dari suatu masyarakat yang mempunyai kebudayaan tinggi, tetapi bahasanya hanya digunakan sebagai alat komunikasi terbatas pada kelompok etnik tertentu.
  • 11. Selain itu, penggunaan bahasa asing yang dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia harus diubah dengan mengganti istilah asing tersebut dengan terus mencari padanan katanya. Hal ini sesuai dengan yang dibuat oleh Komite Bahasa yang menggariskan kebijakannya mengenai pengembangan kosakata bahasa Indonesia dengan ketentuan: 1. mencari kata dari bahasa Indonesia sendiri 2. jika tidak ada, mengambil dari bahasa daerah 3. jika masih tidak ada, mengambil dari bahasa Asia 4. jika tetap tidak ada, barulah mengambil dari bahasa asing, khususnya Inggris
  • 12. Menurut Pateda (1987), seorang pemakai bahasa dikatakan bersikap positif apabila derajat bertindaknya meningkat terhadap bahasa-bahasanya. Rasa tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu bahasa ditandai beberapa hal sebagai berikut: 1. Selalu berhati-hati menggunakan bahasa tersebut. 2. Tidak merasa senang melihat orang memakai bahasanya secara serampangan. 3. Memperingatkan dan mengoreksi pemakai bahasa lain kalau ternyata membuat kekeliruan. 4. Perhatiannya tertarik kalau orang menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahasa. 5. Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut. 6. Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.
  • 13.
  • 14. Beberapa bentuk sikap negatif yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain: 1. Bangga memperlihatkan kemahirannya berbahasa Inggris, meskipun penguasaan bahasa Indonesianya masih kurang. 2. Merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing dengan fasih, sekalipun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna. 3. Merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing, tetapi tidak pernah merasa malu apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. 4. Menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
  • 15.
  • 16. Adanya sikap negatif terhadap bahasa Indonesia dapat diubah menjadi sikap bahasa Indonesia yang positif. Hal ini selaras yang dikemukakan Halim (dalam Chaer, 2010) bahwa cara yang dapat ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu menjadi sikap bahasa yang positif adalah dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma bahasa, di samping norma-norma sosial dan budaya yang ada di dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan. Namun, keberhasilan tersebut bergantung pada motivasi belajar yang banyak ditentukan oleh sikap terhadap bahasa yang sedang dipelajarinya.
  • 17. Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 26 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 27 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi negara. Pasal 28 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri. Pasal 29 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. (2) Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. (3) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan khusus yang mendidik warga negara asing. Pasal 30 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan. Pasal 31 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia. (2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan pihak asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggris. Pasal 32 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia. (2) Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam forum yang bersifat internasional di luar negeri. Pasal 33 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta. (2) Pegawai di lingkungan kerja lembaga pemerintah dan swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum mampu berbahasa Indonesia wajib mengikuti atau diikutsertakan dalam pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia. Pasal 34 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan. Pasal 35 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia. (2) Penulisan dan publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing. Pasal 36 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di Indonesia. (2) Nama geografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1 (satu) nama resmi. (3) Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. (4) Penamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan. Pasal 37 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia. (2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi dengan bahasa daerah atau bahasa asing sesuai dengan keperluan. Pasal 38 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum. (2) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disertai bahasa daerah dan/atau bahasa asing. Pasal 39 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa. (2) Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing yang mempunyai tujuan khusus atau sasaran khusus. Pasal 40 Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 39 diatur dalam Peraturan Presiden.
  • 18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Muslihah, N. N. (2015). Menumbuhkan Sikap Positif terhadap Bahasa Indonesia melalui Pemahaman Makna Sumpah Pemuda. Mansyur, U. (2018). Sikap Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Pusat Bahasa Al Azhar. (tanpa tahun). Sikap Bahasa (Language Attitude). Dikases dari https://pusatbahasaalazhar.com/hakikat-hakiki- kemerdekaan/sikap-bahasa-language-attitude/