SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
PSIKOLOGI SOSIAL
DIRI: BELAJAR TENTANG DIRI
Disusun oleh:
Sri Aryani (46112120052)
Tri Astuti (46112120022)
Jurusan Psikologi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2014
Daftar Isi
Pengantar................................................................................................................... i
I. Pengertian Diri................................................................................................... 1
II. Pengetahuan Diri................................................................................................ 3
III. Berpikir Mengenai Diri Pribadi ......................................................................... 5
IV. Harga Diri Pribad............................................................................................... 9
V. Penilaian Diri Pribadi......................................................................................... 11
VI. Diri Pribadi Sebagai Sasaran Prasangka............................................................ 13
Daftar Pustaka........................................................................................................... 14
Psikologi Sosial - Diri Page i
Pengantar
Seberapa Pentingkah Konsep “Diri”?
Istilah ‘kepribadian’ berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng, melihat
kepribadian sebagai diri seseorang yang tampil dihadapan publik yang merupakan aspek
kedirian yang telah kita pilih untuk kita tampilkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Beberapa teorisi kepribadian percaya apa yang membedakan seseorang dan orang lain
adalah sifat-sifat yang dimiliki atau yang lebih populer disebut pembawaan. Para teorisi
yang melihat perilaku manusia berjalan mulus, konsisten dan terorganisasi dengan baik
membutuhkan suatu konsep yang bertanggung jawab untuk karakteristik-karakteristik
perilaku ini. Beberapa teorisi mempostulasikan diri sebagai agen pengorganisasi
kepribadian.
Teori dari Horney, Allport dan Rogers mengandalkan betul konsep diri ini. Teorisi lain
mengklain bahwa penggunaan konsep diri sekedar mengganti semua pertanyaan yang kita
miliki tentang seseorang menjadi pertanyaan tentang diri. Dengan kata lain, diri dilihat
sebagai homunkulus (yaitu istilah lama untuk individu kecil didalam otak, penggambaran
kuno tentang fungsi kepribadian) di dalam diri seseorang yang menyebabkan semua
tindakannya
Bagaimana kita memandang diri kita sendiri? Kita sendiri yang menentukan skema diri
kita, silahkan pilih dan tentukan sendiri
Psikologi Sosial - Diri Page 1
I. PRESENTASI DIRI /SELF PRESENTATION
Ketika kita memikirkan mengenai gumpalan jaringan yang terletak di kepala, yang
membuat kita mampu mengingat, bermimpi dan berpikir-gumpalan yang jika tercederai
atau sakit akan membuat eksistensi diri menjadi mimpi buruk yang mengerikan-mau
tidak mau kita akan bertanya-tanya: dimanakah letak “diri” kita (self) sebenarnya?. Hal
ini merupakan pertanyaan yang sudah direnungkan sejak ribuan tahun yang lalu
Pada saat kita merasa bahagia ataupun sedih maka amigdala, reseptor serotonin, endorfin
serta sejumlah bagian otak sedang berproses secara aktif. Selanjutnya kita akan bertanya
kembali, siapakah ‘saya’ yang membuat perasaan ini?, siapakan sebenarnya ‘saya’, yang
sedang memperhatikan pikiran Anda mempermainkan Anda? Dan siapakah yang sedang
dipermainkan itu? Tidakkah self yang sedang mengamati dirinya sendiri itu dapat
diibaratkan dengan sebuah jari yang menunjuk ujung jarinya sendiri? Menurut Zimmer,
(2005) "Korteks prefrontal medial", bagian tersebut menjadi lebih aktif saat kita berpikir
tentang diri kita sendiri
Kebanyakan ahli agama memecahkan persoalan ini dengan mengajarkan bahwa
keberadaan self atau ‘jiwa yang abadi’ itu harus dipisahkan dari keberadaan otak yang
bersifat sementara. Sebegitu banyaknya pendapat mengenai diri atau self dari para ahli
yang masing-masing mendefinisikan diri atau self sebagai berikut:
 Self memberikan sebuah kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita
mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional,
evaluasi diri, kemampuan dan banyak hal lainnya (Klein, Loftus & Burton, 1989;
Van Hook & Higgins, 1988)
 Menurut Hattie (dalam Rayner, 2001), Leary dan Tangney (2003) bahasan mengenai
Self dapat ditemukan pada karya-karya filsuf seperti Plato (427-347 SM) ataupun
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles→Teori Hilemorfisme; manusia terdiri atas materi dan bentuk (jiwa)
Plato→ ajaran tentang idea: realitas yang ada dlm dunia yang tetap/dunia baka
 Ajaran Budha mengajarkan bahwa Self bukanlah "sesuatu" yang holistik,melainkan
koleksi dari berbagai pikiran, persepsi, konsep, dan perasaan yang berubah dari
waktu ke waktu
Psikologi Sosial - Diri Page 2
 Ibnu Sina: teori tentang manusia yang terdiri atas unsur jiwa dan jasad
 William James (1890-1950) sebagai yang "mengetahui" ("self-as-knower"), perasaan
yang kita semua miliki mengenai adanya sebuah pribadi tersendiri yang mampu
berpikir, merasa dan bertindak. William James yang pertama kali yang membahas
secara detail mengenai self
 Menurut Leary, Mc Donald, dan Tangney (2003):
Self adalah kelengkapan psikologis yang memungkinkan refleksi diri
berpengaruh terhadap pengalaman kesadaran, yang mendasari semua jenis
persepsi, kepercayaan dan perasaaan tentang diri sendiri, serta yang memungkinkan
seseorang untuk meregulasi perilakunya sendiri
Konsep Tentang Diri
 Menurut Carl Rogers (1902-1987)
Self adalah aspek pengalaman fenomenologis (salah satu aspek dari pengalaman
kita yang ada didunia yaitu yang memenuhi pengalaman sadar kita)
Rogers posited that people were inherently good and creative, and only became
destructive when external constraints or a poor self-concept superseded the valuing
process
 Gordon Allport (1897-1967)-Teori Sifat
Allport yakin bahwa sifat adalah unit dasar dari kepribadian. Sifat dapat di
definisikan melalui tiga properti-Frekuensi, Intensitas dan Rentang Situasi,
misalnya: org yang sangat patuh biasanya menjadi sangat patuh sepanjang
rentang situasi yang luas
 Karen Horney (1885-1952)
Konsep utama Horney adalah basic anxiety, sehingga untuk meminimkan
kecemasan dasar tersebut, Horney mengelompokkan menjadi 3 pola utama
penyesuaian diri yaitu: Moving toward people, Moving against people dan
Moving away from people
Presentasi Diri (Self Presentation) mengacu pada keinginan kita untuk menampilkan
sebuah gambaran yang diinginkan, yaitu terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri
Bagi beberapa orang, kesadaran presentasi diri adalah sebuah jalan hidup. Mereka secara
Psikologi Sosial - Diri Page 3
terus menerus mengawasi perilaku & mencatat bagaimana orang lain beraksi, lalu
menyesuaikan penampilan sosial mereka untuk mendapatkan pengaruh yang diinginkan
A. Pengawasan Diri (self-monitoring) tinggi, cenderung bertindak seperti
bunglon-bunglon sosial-mereka menyesuaikan perilaku mereka dalam merespons
situasi-situasi eksternal (Gangestad & Snyder,2000; Snyder, 1987)
Membiasakan perilaku mereka terhadap situasi, mereka lebih mirip mendukung
sikap yang sesungguhnya mereka tidak pegang (Zanna & Olson, 1982)
B. Pengawasan Diri (self-monitoring) rendah, mereka secara lugas akan mengungkapkan
apa yang mereka pikirkan, tanpa menghiraukan tingkah laku dari yang
diharapkan oleh khalayak (Klein & dkk, 2004). Atau dengan kata lain, individu
tersebut kurang peduli terhadap apa yang dipikirkan orang lain
Presentasi diri mengacu pada keinginan-keinginan kita untuk menampilkan sebuah
gambaran yang disukai bagi kedua hal, yaitu sebuah penonton luar (orang lain) dan
penonton dalam (diri sendiri)
II PENGETAHUAN DIRI PRIBADI
Nasehat peramal Yunani kuno berkata: Kenalilah diri Anda. Mengutip pernyataan C.S
Lewis (1952), “ada satu hal dan hanya satu-satunya diseluruh alam semesta yang kita
ketahui lebih dari yang dapat kita pelajari dari pengamatan eksternal. Satu hal tersebut
adalah diri kita sendiri. Jadi, kita harus menyampaikan informasi yang berada didalam
yaitu, diri kita yang kita ketahui”. Memang benar. Tetapi terkadang kita pikir kita tahu,
tetapi informasi yang berasal dari dalam diri kita ternyata salah. Hal tersebut merupakan
kesimpulan yang tidak terhindarkan dari beberapa penelitian yang menarik. Penjelasan
dibawah ini merupakan cara bagaimana kita dapat menambah pengetahuan mengenai diri
kita sendiri:
1. Menjelaskan perilaku kita
Memprovokasikan pemikiran adalah penelitian di mana orang mencatat suasana hati
mereka setiap hari selama dua atau tiga bulan (Stone&dkk, 1985; Wess&dkk, 1982)
- mencatat faktor yang mempengaruhi suasana hati
- cuaca
Psikologi Sosial - Diri Page 4
- jumlah waktu tidur
Sebagai contoh:
Orang mungkin mengira mereka akan mengalami suasana hati yang lebih negative
pada hari Seniin, tetapi faktanya suasana hati mereka di hari Senin tidak lebih
negative disbanding dengan hari kerja lainnya.
2. Memperkirakan perilaku kita
Salah satu kesalahan paling umum dalam memperkirakan perilaku adalah
meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
disebut dengan Ramalan Perencanaan (planning fallacy). Bagaimana kita dapat
meningkatkan ketepatan dalam memprediksi diri? Cara yang terbaik dilakukan
adalah dengan menjadi lebih realistis kira-kira berapa lama tugas dikerjakan di masa
lalu.
3. Memperkirakan perasaan kita
Banyak keputusan penting dalam hidup menggunakan perkiraan perasaan kita di
masa depan. Apakah saya akan merasa bahagia sepanjang hidup saya bila saya
menikahi dia?
Penelitian bertema “meramalkan afeksi” mengungkapkan bahwa orang memiliki
kesulitan terbesar dalam memperkirakan intensitas dan durasi emosi mereka dimasa
yang akan datang (Wilson & Gilbert, 2003). Orang telah salah memperkirakan
bagaimana perasaan mereka setelah putus cinta, menerima hadiah, kalah dalam
pemilihan, memenangkan pertandingan dan dilecehkan (Gilbert & Ebert, 2002;
Loewenstein &Schkade, 1999).
4. Kebijaksanaan dan tipuan dari analisis diri
Untuk peristiwa2 yang memberi pukulan, intuisi kita sering kali kali salah mengenai
apa yang mempengaruhi kita dan apa yang akan kita kerjakan & rasakan. Menurut
Wilson dkk (2009) menggambarkan bahwa kita memiliki sistem sikap ganda (dual
attitude) yaitu implisit (otomatis) dan eksplisit (dikendalikan secara sadar). Sikap
Psikologi Sosial - Diri Page 5
eksplisit yang diungkapkan dapat berubah dengan pendidikan dan persuasi;
sedangkan sikap implisit berubah secara perlahan dengan latihan membentuk
kebiasaan baru dengan meninggalkan kebiasaan lama
Dari poin-poin tersebut diatas ternyata pengetahuan diri kita tidak selalu benar. Kita
seringkali tidak mengetahui mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan. Ketika
penyebab perilaku kita tidak kentara diamati siapapun, maka kita pun bisa jadi tidak
mengetahui penyebabnya
III BERPIKIR MENGENAI DIRI PRIBADI
Ketika kita sedang memiliki waktu luang untuk diri sendiri, apa yang terlintas di pikiran
kita mengenai diri kita? Apakah kita sudah memelihara diri kita? Sejauh mana kita
mengenal diri kita sendiri? Seberapa besar pengaruh lingkungan dan budaya terhadap diri
kita? Seberapa baikkah diri kita dibandingkan dengan orang lain? Begitu banyak
pertanyaan yang menghampiri. Kemampuan untuk merenungkan siapa diri kita adalah hal
yang membedakan kita dari hewan. Berikut ini kita akan fokus pada bagaimana diri
diorganisasikan, dipelihara dan bagaimana diri mengatur perilaku kita serta cara
memandang diri dari sisi budaya.
1. Diri sebagai sistem multidimensional
Yang akan di bahas dalam sistem ini adalah mengenai Konsep Diri. Konsep Diri
dipandang sebagai representasi kognitif diri yang berupaya memberikan koherensi
dan makna bagi pengalaman-pengalaman kita, bagaimana diri di organisasikan,
dipelihara dan dapat mengatur perilaku kita. Bagaimana pengetahuan tentang diri
diorganisasikan? Seiring bertumbuhnya kita dan memproses lebih banyak informasi,
sehingga pengetahuan tentang diri kita makin berkembang dan diorganisasikan
secara kognitif dengan cara terstruktur, struktur-struktur ini yang disebut Skema Diri
(Markus, 1977).
Psikologi Sosial - Diri Page 6
Skema Diri:
1. Isi
Pengetahuan tentang diri.
2. Dari mana asalnya?
Generalisasi-generalisasi sebelumnya.
3. Disimpan sebagai apa?
Sebagai generalisasi kognitif.
4. Tujuan?
Membantu mengorganisasikan dan memandu informasi yang berkaitan dengan
diri.
Contoh skema diri: merasa diri cantik, merasa diri pintar, merasa diri pendek, suka
jogging, takut kepanasan, suka makan ikan, pembohong, malas dsb
Tentang skema diri:
 Skema diri dapat memandu kita dengan memprediksi bagaimana kita akan
berperilaku dan merasa dalam situasi-situasi tertentu. Contoh, orang dengan skema
diri pemalu akan memiliki pikiran-pikiran berbeda tentang menghadiri pesta yang
akan diselenggarakan ketimbang jika memiliki skema diri mudah bergaul.
 Konsep diri kita terdiri dari sangat banyak skema diri, dan ini dianggap lebih
kompleks ketimbang skema-skema lainnya yang kita miliki dalama memori karena
informasi tentang diri kita yang kita miliki lebih banyak dari semua informasi lain
yang mungkin kita simpan.
 Kemenonjolan skema diri terutama relevan jika skema yang digunakan untuk
memandu kita dan mengurangi ketidakpastian. Informasi yang sesuai dengan skema
diri akan diproses dengan cepat, sedangan informasi yang tidak sesuai akan ditolak.
2. Bagaimana Diri dipelihara?
Guna membentuk diri yang positif tampaknya kita menggunakan strategi-strategi
yang dapat dikategorikan sebagai pemeliharaan konsep diri:
Psikologi Sosial - Diri Page 7
 Pentingnya perbandingan
Para psikolog sosial berpendapat bahwa proses perbandingan penting untuk
memahami bagaimana diri di bentuk dan dipelihara. Dengan siapa kita membuat
perbandingan?
 Perbandingan yang dibuat dengan diri
Menurut Carver dan Scheier (1981,1998) dikenal sebagai "teori kendali"
pengaturan-diri, didasarkan pada gagasan tentang sistem umpan balik kognitif
empat tahap, sebagai berikut:
1) Tes: diri dibandingkan dengan standar pribadi atau umum
2) Operasi: jika individu merasa standar-standar yang layak tidak tersedia,
maka ia akan melakukan perubahan perilaku untuk mengatasi hal tersebut.
3) Tes ulang: merenungkan kembali perilaku dengan menggunakan poin-poin
perbandingan seperti dalam tahap 1. Jika diri masih belum mencapai standar
yang diinginkan, maka pengulangan umpan balik kembali dimulai. Jika sdh,
dilanjutkan ke tahap 4.
4) Keluar: diri telah seimbang dengan titik perbandingan, tidak diperluka
umpan balik lebih lanjut
Ada lagi satu teori perbandingan yang dibuat dengan diri yaitu Teori Diri
Higgins (1987, 1989) menggambarkan bagaimana kesenjangan antara
perbandingan perbandingan diri kita dapat menghasilkan perilaku-perilaku,
perasaan-perasaan yang berbeda. Higgins mengkategorikan perbandingan
sebagai perbandingan diri yang "seharusnya" atau yang "ideal" (kita
membandingkan diri kita yang sekarang dengan perasaan kita tentang seperti
apa seharusnya kita atau idealnya kita ingin menjadi apa).
 Membuat perbandingan dengan individu-individu lain
Festinger (1954) yang pertama kali memperkenalkan gagasan tentang
perbandingan sosial.
Tesser (1988) mengembangkan model pemeliharaan evaluasi diri. Model ini
mengidentifikasi empat strategi yang kita gunakan untuk melindungi harga
Psikologi Sosial - Diri Page 8
diri kita ketika melakukan perbandingan keatas dengan orang lain:
1. Melebih-lebihkan kemampuan target yang berhasil
2. Mengubah target perbandingan
3. Menjauhkan diri dari target yang berhasil
4. Mengecilkan nilai dimensi perbandingan
Jika orang dalam contoh diatas menggunakan strategi 4, ia mungkin melindungi
harga dirinya denan mengatakan “Aku mungkin bukan orang yang paling pintar
dikelas, tapi aku sangat baik dalam pekerjaan lainnya dan itu sangat penting
untuk memperoleh pengalaman kerja dimasa depan.
 Membuat perbandingan dengan kelompok
Teori yang mendukung hal tersebut diatas adalah "teori kategorisasi-diri (Turner,
Hogg, Oakes, Reicher &Wetherel), 1987 yang berfokus pada
perbandingan-perbandingan di dalam (antar) dan di antara (intra)
kelompok-kelompok. Turner dkk menggunakan istilah "Purwarupa kognitif" untuk
menggambarkan skema yang kita miliki keterkaitan kelompok. Purwarupa tersebut
akan memandu perilaku dan perasaan-perasaan kita tentang diri sebagai anggota
kelompok.
I. Dampak Budaya Terhadap Diri
Penafsiran diri Markus dan Kitayana
Mandiri Saling Tergantung
Biasanya ditunjukkan dalam budaya
Amerika dan Eropa Barat
Biasanya ditunjukkan dalam budaya Jepang
dan Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin
dan banyak budaya Eropa Selatan
Individu merupakan unit primer kesadaran Diri dalam hubungannya dengan orang2
lain merupakan fokus pengalaman
individual
Diri terpisah dari orang-orang lain Diri terhubung dengan orang-orang lain
Otonomi dan kemandirian merupakan Otonomi merupakan pertimbangan
Psikologi Sosial - Diri Page 9
atribut yang diinginkan sekunder-menyesuaikan diri dengan
orang-orang lain yang relevan merupakan
bagian wajib dalam hubungan yang saling
bergantung
Atribut-atribut batin dipandang penting
dalam mengatur perilaku
Harmoni antar pribadi dipandang penting
dalam mengatur perilaku
Mementingkan tujuan-tujuan sendiri Mementingkan tujuan-tujuan orang lain
IV. HARGA DIRI PRIBADI
Harga diri pribadi, atau sering disebut juga dengan istilah self-esteem mempunyai
beberapa pengertian menurut para tokoh psikologi, yaitu:
a. Baron dan Byrne, harga diri sebagai penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat
individu dan dipengaruhi karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi
pembanding (Geldard, 2010).
b. Harper, harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi,
pengahargaan, dan peneraimaan orang lain terhaap individu (2002).
c. Shahizan, harga diri merupakan evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri
yang dimiliki seseorang (2003).
d. Gecas dan Rosenberg, harga diri sebagai evaluasi positif yang menyeluruh tentang
dirinya (Hurlock, 2007).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, didapatkan bahwa harga diri (self-esteem)
adalah penilaian individu terhadap dirinya sendir,baik secara positif dan negatif yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hasil interaksi, penerimaan, penghargaan, dan
perlakuan orang lain.
Menurut Brown (dalam Santrock, 2003) adapun beberapa aspek yang berhubungan
dengan harga diri atau self-esteem ini, yaitu:
a. Global self-esteem
Variabel keseluruhan dalam diri individu, dan relatif menetap dalam berbagai
waktu dan situasi.
Psikologi Sosial - Diri Page 10
b. Self-evaluation
Merupakan bagaimana seseorang dalam mengevaluasi variabel dan atribusi yang
terdapat pada diri mereka. Pengaruh terbesar dalam aspek ini adalah diri individu
itu sendiri. Contoh : seorang anak perempuan yang merasa kurang cantik, dengan
wajah dipenuhi dengan jerawat, maka dia akan merasa kurang percaya diri di
dalam lingkungan pergaulannya, atau bisa disebut juga anak perempuan ini
mempunyai self-esteem, yang rendah.
c. Emotion
Keadaan emosi sesaat terutama sesuatu yang muncul sebagai konsekuensi positif
dan negatif. Di sini situasi yang terjadi pada diri individu sangat mempunyai
pengaruh yang besar. Contoh: seorang karyawan yang baru saja mendapatkan
promosi jabatan di perusahaan tempat dia bekerja akan mempunyai self-esteem
yang tinggi dalam lingkungan pergaulannya.
Monks (2004) menyebutkan bahwa terdapat empat factor yang mempengarui
self-esteem pada diri individu, yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan social terkecil yang individu temui dari mereka lahir.
Perlakuan yang diperoleh seorang individu di lingkungan keluaraga sangat
mempengaruhi tingkat self-esteem seorang individu. Individu yang dibesarkan
dalam lingkungan yang nyaman dan hangat, akan cenderung memiliki self-esteem
yang tinggi, dan begitupun sebaliknya.
b. Lingkungan social
Lingkungan social setelahnya adalah di mana seorang individu mulai melakukan
interaksi dengan komunitas atau kelompok-kelompok yang terdapat di masyarakat.
Sama dengan lingkungan keluarga, di lingkungan social ini—perlakuan yang
diterima oleh individu mempengaruhi tingkat self-esteem mereka. Sebagai contoh,
seorang individu yang cenderung diasingkan di lingkungan sosialnya akan
mempunyai self-esteem yang sangat rendah. Dan individu yang menerima
perlakuan menyenangkan dari lingkungan sosialnya akan mempunyai self-esteem
Psikologi Sosial - Diri Page 11
yang tinggi, hal ini dikarenakan individu tersebut merasa diterima di
lingkungannya.
c. Faktor psikologis
Factor ketiga ini muncul atau berasal dari diri individu. Penerimaan pada diri
sendiri mempengaruhi bagaimana seorang individu melakukan interaksi dengan
lingkungan sosialnya.
d. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin, ini berpengaruh pada pola pikir, cara pandang atas
sebuah fenomena, memaknai diri, dan lain sebagainya.
Hurlock (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kondisi yang dapat
mempengaruhi self-esteem seorang individu, yaitu:
a. Teman sebaya
Mereka mempengaruhi pola kepribadian seseorang dengan dua cara. Antara lain,
konsep diri merupakan cerminan tentang lingkungan social terhadap diri. Kedua,
terkadang seseorang memilih berada dalam tekanan untuk mengembangkan cirri
kepribadiannya agar diakui oleh lingkungan atau kelompok.
b. Cita-cita
Jika seseorang memiliki keinginan yang tidak realistic akan rentan mengalami
kegagalan. Dalam hal ini akan menimbulkan keadaan tidak mampu dan reaksi
bertahan, di mana orang tersebut akan cenderung menyalahkan orang lain atas
kegagalannya.
V. PENILAIAN DIRI PRIBADI
a) C. H. Cooley (1902), mengembangkan konsep “looking glass-self,” yakni bahwa
orang memandang diri mereka sebagaimana orang memandang dan merespons
mereka (Leary et al., 2003).
b) Persepsi kita tentang bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dinamakan
reflected appraisal.
c) Penilaian diri pribadi yang bersumber dari tanggapan orang lain, terbagi dalam
beberapa bentuk, yakni:
Psikologi Sosial - Diri Page 12
1) Ada hubungan erat antara pandangan orang tua tentang kemampuan anak
dengan konsep diri si anak tentang kemampuannya (Felson&Reed, 1986).
2) Pada masa kanak-kanak akhir dan remaja awal, tanggapan dari teman sebaya
dianggap lebih penting (Leary, Cottrel, & Phillips, 2001).
3) Dalam bidang akademik, seoarang anak juga membutuhkan tanggapan dari
guru mereka tentang kemampuan yang mereka miliki dalam bentuk komentar
dan nilai (Jussim, Soffin, Brown, Ley, & Kohlhepp, 1992).
4) Secara keseluruhan, orang lebih menyukai tanggapan atau umpan balik yang
objektif (seperti nilai ujian) tentang atribut personal yang mereka miliki
(Festinger, 1954).
d) Tanggapan yang bersifat objektif dianggap tidak terlalu bias dan lebih fair, jika
dibandingkan dengan opini personal. (Taylor, 2009)
e) Lingkungan memberi petunjuk lain tentang kualitas personal kita. Secara khusus
konsep diri amat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat kita berbeda
(McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer, 1976).
f) Individu memandang diri mereka dalam term keanggotaan (Turner, Oakes,
Haslam, &McGarty, 1994).
g) Social identity, adalah bagian dari konsep diri individu yang berasa dari
keanggotaannya dalam satu kelompok sosial (atau kelompok-kelompok sosial)
dan nilai siginifikansi emosional yang ada diletakan dalam keanggotaan (Tajfel,
1981, h. 248; et al., 1994)
h) Identitas etnis adalah bagian dari pengetahuan diri individu yang berhubungan
dengan keanggotaannya dalam kelompok etnis tertentu.
i) Identitas sosial dan identitas etnis mempunyai satu aspek menarik, yaitu keduanya
dapat menimbulkan stereotipe diri. Stereotipe diri adalah memandang diri sendiri
sebagai anggota kelompok tertentu dan konsekuensinya berperilaku sesuai dengan
identitas sosial tersebut (Tuner, Hogg, Oakes, Reicher, &Wetherell, 1987).
j) Dalam satu riset, Phinney (1991) menemukan bahwa identitas etnis yang kuat
biasanya terkait dengan penghargaan diri yang tinggi, tetapi hanya dengan diiringi
dengan orientasi positif.
Psikologi Sosial - Diri Page 13
VI. DIRI PRIBADI SEBAGAI SASARAN PRASANGKA
• Menurut Carl Rogers, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar untuk
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu.
Kebutuhan ini disebut dengan need for positive regard, yang dibagi menjadi 2,
yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard
(tak bersyarat).
• Prasangka adalah evaluasi negatif atas satu kelompok atau seseorang berdasarkan
pada keanggotaan orang itu dalam suatu kelompok. Prsangka didasarka pada
dua dimensi, yakni dimensi evaluatif dan afektif. Selain itu prasangka juga
didasarkan pada pra-penilaian, yang sering kali merefleksikan evaluasi yang
dilakukan sebelum tahu banyak tentang karakteristik seseorang (Taylor, 2009).
• Prasangka yang dikaitkan dengan diri pribadi berhubungan dengan cara penilaian
atas diri pribadi yang cenderung ke arah negatif, sehingga konsekuensinya sebagai
skema yang berpengaruh pada cara memproses informasi.
Psikologi Sosial - Diri Page 14
Daftar Pustaka
Budiman, Didi. Universitas Pendidikan Indonesia “Positive Self-Esteem”. 15 Mei 2014.
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-D
IDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/positive_self-esteem.pdf
Cooley, C. H. (1902). Human natureand the social order. New York: Scribners
Daniel Cervone & Lawrence A. Pervin. Teori dan Penelitian "Kepribadian" . Salemba
Humanika, 2012
David G. Myers. Psikologi Sosial. Salemba Humanika, 2012
Dr, Agus Abdul Rahman, M.Psi . Psikologi Sosial. RajaGrafindo Persada, 2010
Felson, R. B., & Reed, M. D. (1986). Reference groups and self-appraisals of academic
ability and performance. Social Psychology Quarterly, 49, 103-109
Festinger, L. (1954). A theory of social comparison prosesses. Human Relation, 7,
117-140
Hurlock, Elizabeth B (1953). Developmental Psychology. New York : McGraw-Hill
Book Company
John W. Santrock (2003). Psychology. McGraw-Hill Companies, The
Jussim, L., Soffin, S., Brown, R., ley, J, & Kohlepp, K. (1992). Understanding
reactions to performance feedback by integrating ideas from symbolic interactionism
and cognitive evaluation theory. Journal of personality and social psychology, 62,
402-421
Leary, M. R., Cottrell, C. A., & Phillips, M. (2001). Deconfounding the effects of
dominance and social acceptance on self-esteem. Journal Of Personality And Social
Psychology, 81, 898-909.
Mathhew H. Olson & B.R Hergenhahn. Pengantar Teori Kepribadian Edisi Kedelapan.
Pustaka Pelajar, 2013
McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer. (1976). Trait Salience in the
spontaneous self-concept. Journal of personality and social psychology, 33, 743-754
Phinney, J. S. (1991). Ethnic identity and self-esteem: A review and integration.
Hispanic Journal of Behavioral Science, 13, 193-208.
Psikologi Sosial - Diri Page 15
Rosenberg. M . (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton, NJ: Princeton
University Press.
Shelley E. Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears. Psikologi Sosial – Edisi Kedua
Belas. Jakarta: Kencana, 2009
Tajfel, H. (1981). Human groups and social categories. Cambridge, England: Cambridge
University Press
Turner, J. C., Hogg, M. A., Oakes, P. J., Reicher, S. D., & Wetherell, M. (1987).
Rediscovering the social group: A self-categorization theory. Oxford, England: Basil
Blackwell
Turner, J. C., Oakes, P. J. , Haslam, S. A., & McGarry, C. (1994). Self and the
collective: Cognition and social context. Personality and social psychology bulletin,
20, 454-463
Universitas Bina Nusantara. “Pengertian Pengetahuan Self-Esteem”. 15 Mei 2014.
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00003-PL%202.pdf

More Related Content

What's hot

Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapvidyatiara
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Bahiyah MaHiz
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalDiana Amelia Bagti
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1elmakrufi
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungRoyNal Rois Al-Khalim
 

What's hot (20)

Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Bermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadianBermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadian
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis
 
Cattell
CattellCattell
Cattell
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 

Viewers also liked

Persepsi diri
Persepsi diriPersepsi diri
Persepsi dirielmakrufi
 
Rangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosialRangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosialFuad Nasir
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialismailirhasanie
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaismailirhasanie
 
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi kelompok
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi  kelompokMajelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi  kelompok
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi kelompokDr muhammad faisal MSi
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buanaistiyuliawati
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
Persepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SidePersepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SideAmalia Pranata
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakatanux5792
 
12 bentuk penulisan ilmiah
12   bentuk penulisan ilmiah12   bentuk penulisan ilmiah
12 bentuk penulisan ilmiahpsikologi klas a
 
Mengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfMengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfSiti Mugi Rahayu
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2Diana Amelia Bagti
 
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIAL
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIALSTU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIAL
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIALGeok Jin Lee
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diriima daima
 

Viewers also liked (20)

Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"
 
Persepsi diri
Persepsi diriPersepsi diri
Persepsi diri
 
Rangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosialRangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosial
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
 
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi kelompok
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi  kelompokMajelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi  kelompok
Majelis dzikir modern dari sudut pandang psikologi kelompok
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buana
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
Skema
SkemaSkema
Skema
 
Persepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SidePersepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind Side
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
12 bentuk penulisan ilmiah
12   bentuk penulisan ilmiah12   bentuk penulisan ilmiah
12 bentuk penulisan ilmiah
 
Mengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfMengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding self
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
 
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIAL
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIALSTU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIAL
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIAL
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diri
 

Similar to Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"

Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialmuji3228
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIxue er tui
 
PSIKO KEPRIBADIAN.pptx
PSIKO KEPRIBADIAN.pptxPSIKO KEPRIBADIAN.pptx
PSIKO KEPRIBADIAN.pptxmariomore
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)d_maha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umumWarnet Raha
 
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestaltPUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestaltmfrids
 

Similar to Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri" (20)

Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Pribadi tangguh
Pribadi tangguhPribadi tangguh
Pribadi tangguh
 
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDUTUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
 
PSIKO KEPRIBADIAN.pptx
PSIKO KEPRIBADIAN.pptxPSIKO KEPRIBADIAN.pptx
PSIKO KEPRIBADIAN.pptx
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
 
Bab6
Bab6Bab6
Bab6
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umum
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umum
 
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestaltPUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt
PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt
 

More from Tri Astuti Utomo (iyas)

Konsep Masyarakat dan Dinamika Masyarakat
Konsep Masyarakat dan Dinamika MasyarakatKonsep Masyarakat dan Dinamika Masyarakat
Konsep Masyarakat dan Dinamika MasyarakatTri Astuti Utomo (iyas)
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissanceTri Astuti Utomo (iyas)
 

More from Tri Astuti Utomo (iyas) (8)

Konsep Masyarakat dan Dinamika Masyarakat
Konsep Masyarakat dan Dinamika MasyarakatKonsep Masyarakat dan Dinamika Masyarakat
Konsep Masyarakat dan Dinamika Masyarakat
 
Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi
 
Logoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. FranklLogoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. Frankl
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
Memori
MemoriMemori
Memori
 
Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
 

Recently uploaded

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 

Recently uploaded (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"

  • 1. PSIKOLOGI SOSIAL DIRI: BELAJAR TENTANG DIRI Disusun oleh: Sri Aryani (46112120052) Tri Astuti (46112120022) Jurusan Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta 2014
  • 2. Daftar Isi Pengantar................................................................................................................... i I. Pengertian Diri................................................................................................... 1 II. Pengetahuan Diri................................................................................................ 3 III. Berpikir Mengenai Diri Pribadi ......................................................................... 5 IV. Harga Diri Pribad............................................................................................... 9 V. Penilaian Diri Pribadi......................................................................................... 11 VI. Diri Pribadi Sebagai Sasaran Prasangka............................................................ 13 Daftar Pustaka........................................................................................................... 14
  • 3. Psikologi Sosial - Diri Page i Pengantar Seberapa Pentingkah Konsep “Diri”? Istilah ‘kepribadian’ berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng, melihat kepribadian sebagai diri seseorang yang tampil dihadapan publik yang merupakan aspek kedirian yang telah kita pilih untuk kita tampilkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa teorisi kepribadian percaya apa yang membedakan seseorang dan orang lain adalah sifat-sifat yang dimiliki atau yang lebih populer disebut pembawaan. Para teorisi yang melihat perilaku manusia berjalan mulus, konsisten dan terorganisasi dengan baik membutuhkan suatu konsep yang bertanggung jawab untuk karakteristik-karakteristik perilaku ini. Beberapa teorisi mempostulasikan diri sebagai agen pengorganisasi kepribadian. Teori dari Horney, Allport dan Rogers mengandalkan betul konsep diri ini. Teorisi lain mengklain bahwa penggunaan konsep diri sekedar mengganti semua pertanyaan yang kita miliki tentang seseorang menjadi pertanyaan tentang diri. Dengan kata lain, diri dilihat sebagai homunkulus (yaitu istilah lama untuk individu kecil didalam otak, penggambaran kuno tentang fungsi kepribadian) di dalam diri seseorang yang menyebabkan semua tindakannya Bagaimana kita memandang diri kita sendiri? Kita sendiri yang menentukan skema diri kita, silahkan pilih dan tentukan sendiri
  • 4. Psikologi Sosial - Diri Page 1 I. PRESENTASI DIRI /SELF PRESENTATION Ketika kita memikirkan mengenai gumpalan jaringan yang terletak di kepala, yang membuat kita mampu mengingat, bermimpi dan berpikir-gumpalan yang jika tercederai atau sakit akan membuat eksistensi diri menjadi mimpi buruk yang mengerikan-mau tidak mau kita akan bertanya-tanya: dimanakah letak “diri” kita (self) sebenarnya?. Hal ini merupakan pertanyaan yang sudah direnungkan sejak ribuan tahun yang lalu Pada saat kita merasa bahagia ataupun sedih maka amigdala, reseptor serotonin, endorfin serta sejumlah bagian otak sedang berproses secara aktif. Selanjutnya kita akan bertanya kembali, siapakah ‘saya’ yang membuat perasaan ini?, siapakan sebenarnya ‘saya’, yang sedang memperhatikan pikiran Anda mempermainkan Anda? Dan siapakah yang sedang dipermainkan itu? Tidakkah self yang sedang mengamati dirinya sendiri itu dapat diibaratkan dengan sebuah jari yang menunjuk ujung jarinya sendiri? Menurut Zimmer, (2005) "Korteks prefrontal medial", bagian tersebut menjadi lebih aktif saat kita berpikir tentang diri kita sendiri Kebanyakan ahli agama memecahkan persoalan ini dengan mengajarkan bahwa keberadaan self atau ‘jiwa yang abadi’ itu harus dipisahkan dari keberadaan otak yang bersifat sementara. Sebegitu banyaknya pendapat mengenai diri atau self dari para ahli yang masing-masing mendefinisikan diri atau self sebagai berikut:  Self memberikan sebuah kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan dan banyak hal lainnya (Klein, Loftus & Burton, 1989; Van Hook & Higgins, 1988)  Menurut Hattie (dalam Rayner, 2001), Leary dan Tangney (2003) bahasan mengenai Self dapat ditemukan pada karya-karya filsuf seperti Plato (427-347 SM) ataupun Aristoteles (384-322 SM) Aristoteles→Teori Hilemorfisme; manusia terdiri atas materi dan bentuk (jiwa) Plato→ ajaran tentang idea: realitas yang ada dlm dunia yang tetap/dunia baka  Ajaran Budha mengajarkan bahwa Self bukanlah "sesuatu" yang holistik,melainkan koleksi dari berbagai pikiran, persepsi, konsep, dan perasaan yang berubah dari waktu ke waktu
  • 5. Psikologi Sosial - Diri Page 2  Ibnu Sina: teori tentang manusia yang terdiri atas unsur jiwa dan jasad  William James (1890-1950) sebagai yang "mengetahui" ("self-as-knower"), perasaan yang kita semua miliki mengenai adanya sebuah pribadi tersendiri yang mampu berpikir, merasa dan bertindak. William James yang pertama kali yang membahas secara detail mengenai self  Menurut Leary, Mc Donald, dan Tangney (2003): Self adalah kelengkapan psikologis yang memungkinkan refleksi diri berpengaruh terhadap pengalaman kesadaran, yang mendasari semua jenis persepsi, kepercayaan dan perasaaan tentang diri sendiri, serta yang memungkinkan seseorang untuk meregulasi perilakunya sendiri Konsep Tentang Diri  Menurut Carl Rogers (1902-1987) Self adalah aspek pengalaman fenomenologis (salah satu aspek dari pengalaman kita yang ada didunia yaitu yang memenuhi pengalaman sadar kita) Rogers posited that people were inherently good and creative, and only became destructive when external constraints or a poor self-concept superseded the valuing process  Gordon Allport (1897-1967)-Teori Sifat Allport yakin bahwa sifat adalah unit dasar dari kepribadian. Sifat dapat di definisikan melalui tiga properti-Frekuensi, Intensitas dan Rentang Situasi, misalnya: org yang sangat patuh biasanya menjadi sangat patuh sepanjang rentang situasi yang luas  Karen Horney (1885-1952) Konsep utama Horney adalah basic anxiety, sehingga untuk meminimkan kecemasan dasar tersebut, Horney mengelompokkan menjadi 3 pola utama penyesuaian diri yaitu: Moving toward people, Moving against people dan Moving away from people Presentasi Diri (Self Presentation) mengacu pada keinginan kita untuk menampilkan sebuah gambaran yang diinginkan, yaitu terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri Bagi beberapa orang, kesadaran presentasi diri adalah sebuah jalan hidup. Mereka secara
  • 6. Psikologi Sosial - Diri Page 3 terus menerus mengawasi perilaku & mencatat bagaimana orang lain beraksi, lalu menyesuaikan penampilan sosial mereka untuk mendapatkan pengaruh yang diinginkan A. Pengawasan Diri (self-monitoring) tinggi, cenderung bertindak seperti bunglon-bunglon sosial-mereka menyesuaikan perilaku mereka dalam merespons situasi-situasi eksternal (Gangestad & Snyder,2000; Snyder, 1987) Membiasakan perilaku mereka terhadap situasi, mereka lebih mirip mendukung sikap yang sesungguhnya mereka tidak pegang (Zanna & Olson, 1982) B. Pengawasan Diri (self-monitoring) rendah, mereka secara lugas akan mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, tanpa menghiraukan tingkah laku dari yang diharapkan oleh khalayak (Klein & dkk, 2004). Atau dengan kata lain, individu tersebut kurang peduli terhadap apa yang dipikirkan orang lain Presentasi diri mengacu pada keinginan-keinginan kita untuk menampilkan sebuah gambaran yang disukai bagi kedua hal, yaitu sebuah penonton luar (orang lain) dan penonton dalam (diri sendiri) II PENGETAHUAN DIRI PRIBADI Nasehat peramal Yunani kuno berkata: Kenalilah diri Anda. Mengutip pernyataan C.S Lewis (1952), “ada satu hal dan hanya satu-satunya diseluruh alam semesta yang kita ketahui lebih dari yang dapat kita pelajari dari pengamatan eksternal. Satu hal tersebut adalah diri kita sendiri. Jadi, kita harus menyampaikan informasi yang berada didalam yaitu, diri kita yang kita ketahui”. Memang benar. Tetapi terkadang kita pikir kita tahu, tetapi informasi yang berasal dari dalam diri kita ternyata salah. Hal tersebut merupakan kesimpulan yang tidak terhindarkan dari beberapa penelitian yang menarik. Penjelasan dibawah ini merupakan cara bagaimana kita dapat menambah pengetahuan mengenai diri kita sendiri: 1. Menjelaskan perilaku kita Memprovokasikan pemikiran adalah penelitian di mana orang mencatat suasana hati mereka setiap hari selama dua atau tiga bulan (Stone&dkk, 1985; Wess&dkk, 1982) - mencatat faktor yang mempengaruhi suasana hati - cuaca
  • 7. Psikologi Sosial - Diri Page 4 - jumlah waktu tidur Sebagai contoh: Orang mungkin mengira mereka akan mengalami suasana hati yang lebih negative pada hari Seniin, tetapi faktanya suasana hati mereka di hari Senin tidak lebih negative disbanding dengan hari kerja lainnya. 2. Memperkirakan perilaku kita Salah satu kesalahan paling umum dalam memperkirakan perilaku adalah meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang disebut dengan Ramalan Perencanaan (planning fallacy). Bagaimana kita dapat meningkatkan ketepatan dalam memprediksi diri? Cara yang terbaik dilakukan adalah dengan menjadi lebih realistis kira-kira berapa lama tugas dikerjakan di masa lalu. 3. Memperkirakan perasaan kita Banyak keputusan penting dalam hidup menggunakan perkiraan perasaan kita di masa depan. Apakah saya akan merasa bahagia sepanjang hidup saya bila saya menikahi dia? Penelitian bertema “meramalkan afeksi” mengungkapkan bahwa orang memiliki kesulitan terbesar dalam memperkirakan intensitas dan durasi emosi mereka dimasa yang akan datang (Wilson & Gilbert, 2003). Orang telah salah memperkirakan bagaimana perasaan mereka setelah putus cinta, menerima hadiah, kalah dalam pemilihan, memenangkan pertandingan dan dilecehkan (Gilbert & Ebert, 2002; Loewenstein &Schkade, 1999). 4. Kebijaksanaan dan tipuan dari analisis diri Untuk peristiwa2 yang memberi pukulan, intuisi kita sering kali kali salah mengenai apa yang mempengaruhi kita dan apa yang akan kita kerjakan & rasakan. Menurut Wilson dkk (2009) menggambarkan bahwa kita memiliki sistem sikap ganda (dual attitude) yaitu implisit (otomatis) dan eksplisit (dikendalikan secara sadar). Sikap
  • 8. Psikologi Sosial - Diri Page 5 eksplisit yang diungkapkan dapat berubah dengan pendidikan dan persuasi; sedangkan sikap implisit berubah secara perlahan dengan latihan membentuk kebiasaan baru dengan meninggalkan kebiasaan lama Dari poin-poin tersebut diatas ternyata pengetahuan diri kita tidak selalu benar. Kita seringkali tidak mengetahui mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan. Ketika penyebab perilaku kita tidak kentara diamati siapapun, maka kita pun bisa jadi tidak mengetahui penyebabnya III BERPIKIR MENGENAI DIRI PRIBADI Ketika kita sedang memiliki waktu luang untuk diri sendiri, apa yang terlintas di pikiran kita mengenai diri kita? Apakah kita sudah memelihara diri kita? Sejauh mana kita mengenal diri kita sendiri? Seberapa besar pengaruh lingkungan dan budaya terhadap diri kita? Seberapa baikkah diri kita dibandingkan dengan orang lain? Begitu banyak pertanyaan yang menghampiri. Kemampuan untuk merenungkan siapa diri kita adalah hal yang membedakan kita dari hewan. Berikut ini kita akan fokus pada bagaimana diri diorganisasikan, dipelihara dan bagaimana diri mengatur perilaku kita serta cara memandang diri dari sisi budaya. 1. Diri sebagai sistem multidimensional Yang akan di bahas dalam sistem ini adalah mengenai Konsep Diri. Konsep Diri dipandang sebagai representasi kognitif diri yang berupaya memberikan koherensi dan makna bagi pengalaman-pengalaman kita, bagaimana diri di organisasikan, dipelihara dan dapat mengatur perilaku kita. Bagaimana pengetahuan tentang diri diorganisasikan? Seiring bertumbuhnya kita dan memproses lebih banyak informasi, sehingga pengetahuan tentang diri kita makin berkembang dan diorganisasikan secara kognitif dengan cara terstruktur, struktur-struktur ini yang disebut Skema Diri (Markus, 1977).
  • 9. Psikologi Sosial - Diri Page 6 Skema Diri: 1. Isi Pengetahuan tentang diri. 2. Dari mana asalnya? Generalisasi-generalisasi sebelumnya. 3. Disimpan sebagai apa? Sebagai generalisasi kognitif. 4. Tujuan? Membantu mengorganisasikan dan memandu informasi yang berkaitan dengan diri. Contoh skema diri: merasa diri cantik, merasa diri pintar, merasa diri pendek, suka jogging, takut kepanasan, suka makan ikan, pembohong, malas dsb Tentang skema diri:  Skema diri dapat memandu kita dengan memprediksi bagaimana kita akan berperilaku dan merasa dalam situasi-situasi tertentu. Contoh, orang dengan skema diri pemalu akan memiliki pikiran-pikiran berbeda tentang menghadiri pesta yang akan diselenggarakan ketimbang jika memiliki skema diri mudah bergaul.  Konsep diri kita terdiri dari sangat banyak skema diri, dan ini dianggap lebih kompleks ketimbang skema-skema lainnya yang kita miliki dalama memori karena informasi tentang diri kita yang kita miliki lebih banyak dari semua informasi lain yang mungkin kita simpan.  Kemenonjolan skema diri terutama relevan jika skema yang digunakan untuk memandu kita dan mengurangi ketidakpastian. Informasi yang sesuai dengan skema diri akan diproses dengan cepat, sedangan informasi yang tidak sesuai akan ditolak. 2. Bagaimana Diri dipelihara? Guna membentuk diri yang positif tampaknya kita menggunakan strategi-strategi yang dapat dikategorikan sebagai pemeliharaan konsep diri:
  • 10. Psikologi Sosial - Diri Page 7  Pentingnya perbandingan Para psikolog sosial berpendapat bahwa proses perbandingan penting untuk memahami bagaimana diri di bentuk dan dipelihara. Dengan siapa kita membuat perbandingan?  Perbandingan yang dibuat dengan diri Menurut Carver dan Scheier (1981,1998) dikenal sebagai "teori kendali" pengaturan-diri, didasarkan pada gagasan tentang sistem umpan balik kognitif empat tahap, sebagai berikut: 1) Tes: diri dibandingkan dengan standar pribadi atau umum 2) Operasi: jika individu merasa standar-standar yang layak tidak tersedia, maka ia akan melakukan perubahan perilaku untuk mengatasi hal tersebut. 3) Tes ulang: merenungkan kembali perilaku dengan menggunakan poin-poin perbandingan seperti dalam tahap 1. Jika diri masih belum mencapai standar yang diinginkan, maka pengulangan umpan balik kembali dimulai. Jika sdh, dilanjutkan ke tahap 4. 4) Keluar: diri telah seimbang dengan titik perbandingan, tidak diperluka umpan balik lebih lanjut Ada lagi satu teori perbandingan yang dibuat dengan diri yaitu Teori Diri Higgins (1987, 1989) menggambarkan bagaimana kesenjangan antara perbandingan perbandingan diri kita dapat menghasilkan perilaku-perilaku, perasaan-perasaan yang berbeda. Higgins mengkategorikan perbandingan sebagai perbandingan diri yang "seharusnya" atau yang "ideal" (kita membandingkan diri kita yang sekarang dengan perasaan kita tentang seperti apa seharusnya kita atau idealnya kita ingin menjadi apa).  Membuat perbandingan dengan individu-individu lain Festinger (1954) yang pertama kali memperkenalkan gagasan tentang perbandingan sosial. Tesser (1988) mengembangkan model pemeliharaan evaluasi diri. Model ini mengidentifikasi empat strategi yang kita gunakan untuk melindungi harga
  • 11. Psikologi Sosial - Diri Page 8 diri kita ketika melakukan perbandingan keatas dengan orang lain: 1. Melebih-lebihkan kemampuan target yang berhasil 2. Mengubah target perbandingan 3. Menjauhkan diri dari target yang berhasil 4. Mengecilkan nilai dimensi perbandingan Jika orang dalam contoh diatas menggunakan strategi 4, ia mungkin melindungi harga dirinya denan mengatakan “Aku mungkin bukan orang yang paling pintar dikelas, tapi aku sangat baik dalam pekerjaan lainnya dan itu sangat penting untuk memperoleh pengalaman kerja dimasa depan.  Membuat perbandingan dengan kelompok Teori yang mendukung hal tersebut diatas adalah "teori kategorisasi-diri (Turner, Hogg, Oakes, Reicher &Wetherel), 1987 yang berfokus pada perbandingan-perbandingan di dalam (antar) dan di antara (intra) kelompok-kelompok. Turner dkk menggunakan istilah "Purwarupa kognitif" untuk menggambarkan skema yang kita miliki keterkaitan kelompok. Purwarupa tersebut akan memandu perilaku dan perasaan-perasaan kita tentang diri sebagai anggota kelompok. I. Dampak Budaya Terhadap Diri Penafsiran diri Markus dan Kitayana Mandiri Saling Tergantung Biasanya ditunjukkan dalam budaya Amerika dan Eropa Barat Biasanya ditunjukkan dalam budaya Jepang dan Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin dan banyak budaya Eropa Selatan Individu merupakan unit primer kesadaran Diri dalam hubungannya dengan orang2 lain merupakan fokus pengalaman individual Diri terpisah dari orang-orang lain Diri terhubung dengan orang-orang lain Otonomi dan kemandirian merupakan Otonomi merupakan pertimbangan
  • 12. Psikologi Sosial - Diri Page 9 atribut yang diinginkan sekunder-menyesuaikan diri dengan orang-orang lain yang relevan merupakan bagian wajib dalam hubungan yang saling bergantung Atribut-atribut batin dipandang penting dalam mengatur perilaku Harmoni antar pribadi dipandang penting dalam mengatur perilaku Mementingkan tujuan-tujuan sendiri Mementingkan tujuan-tujuan orang lain IV. HARGA DIRI PRIBADI Harga diri pribadi, atau sering disebut juga dengan istilah self-esteem mempunyai beberapa pengertian menurut para tokoh psikologi, yaitu: a. Baron dan Byrne, harga diri sebagai penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding (Geldard, 2010). b. Harper, harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, pengahargaan, dan peneraimaan orang lain terhaap individu (2002). c. Shahizan, harga diri merupakan evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki seseorang (2003). d. Gecas dan Rosenberg, harga diri sebagai evaluasi positif yang menyeluruh tentang dirinya (Hurlock, 2007). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, didapatkan bahwa harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu terhadap dirinya sendir,baik secara positif dan negatif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hasil interaksi, penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain. Menurut Brown (dalam Santrock, 2003) adapun beberapa aspek yang berhubungan dengan harga diri atau self-esteem ini, yaitu: a. Global self-esteem Variabel keseluruhan dalam diri individu, dan relatif menetap dalam berbagai waktu dan situasi.
  • 13. Psikologi Sosial - Diri Page 10 b. Self-evaluation Merupakan bagaimana seseorang dalam mengevaluasi variabel dan atribusi yang terdapat pada diri mereka. Pengaruh terbesar dalam aspek ini adalah diri individu itu sendiri. Contoh : seorang anak perempuan yang merasa kurang cantik, dengan wajah dipenuhi dengan jerawat, maka dia akan merasa kurang percaya diri di dalam lingkungan pergaulannya, atau bisa disebut juga anak perempuan ini mempunyai self-esteem, yang rendah. c. Emotion Keadaan emosi sesaat terutama sesuatu yang muncul sebagai konsekuensi positif dan negatif. Di sini situasi yang terjadi pada diri individu sangat mempunyai pengaruh yang besar. Contoh: seorang karyawan yang baru saja mendapatkan promosi jabatan di perusahaan tempat dia bekerja akan mempunyai self-esteem yang tinggi dalam lingkungan pergaulannya. Monks (2004) menyebutkan bahwa terdapat empat factor yang mempengarui self-esteem pada diri individu, yaitu: a. Lingkungan keluarga Keluarga adalah lingkungan social terkecil yang individu temui dari mereka lahir. Perlakuan yang diperoleh seorang individu di lingkungan keluaraga sangat mempengaruhi tingkat self-esteem seorang individu. Individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang nyaman dan hangat, akan cenderung memiliki self-esteem yang tinggi, dan begitupun sebaliknya. b. Lingkungan social Lingkungan social setelahnya adalah di mana seorang individu mulai melakukan interaksi dengan komunitas atau kelompok-kelompok yang terdapat di masyarakat. Sama dengan lingkungan keluarga, di lingkungan social ini—perlakuan yang diterima oleh individu mempengaruhi tingkat self-esteem mereka. Sebagai contoh, seorang individu yang cenderung diasingkan di lingkungan sosialnya akan mempunyai self-esteem yang sangat rendah. Dan individu yang menerima perlakuan menyenangkan dari lingkungan sosialnya akan mempunyai self-esteem
  • 14. Psikologi Sosial - Diri Page 11 yang tinggi, hal ini dikarenakan individu tersebut merasa diterima di lingkungannya. c. Faktor psikologis Factor ketiga ini muncul atau berasal dari diri individu. Penerimaan pada diri sendiri mempengaruhi bagaimana seorang individu melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya. d. Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin, ini berpengaruh pada pola pikir, cara pandang atas sebuah fenomena, memaknai diri, dan lain sebagainya. Hurlock (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi self-esteem seorang individu, yaitu: a. Teman sebaya Mereka mempengaruhi pola kepribadian seseorang dengan dua cara. Antara lain, konsep diri merupakan cerminan tentang lingkungan social terhadap diri. Kedua, terkadang seseorang memilih berada dalam tekanan untuk mengembangkan cirri kepribadiannya agar diakui oleh lingkungan atau kelompok. b. Cita-cita Jika seseorang memiliki keinginan yang tidak realistic akan rentan mengalami kegagalan. Dalam hal ini akan menimbulkan keadaan tidak mampu dan reaksi bertahan, di mana orang tersebut akan cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalannya. V. PENILAIAN DIRI PRIBADI a) C. H. Cooley (1902), mengembangkan konsep “looking glass-self,” yakni bahwa orang memandang diri mereka sebagaimana orang memandang dan merespons mereka (Leary et al., 2003). b) Persepsi kita tentang bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dinamakan reflected appraisal. c) Penilaian diri pribadi yang bersumber dari tanggapan orang lain, terbagi dalam beberapa bentuk, yakni:
  • 15. Psikologi Sosial - Diri Page 12 1) Ada hubungan erat antara pandangan orang tua tentang kemampuan anak dengan konsep diri si anak tentang kemampuannya (Felson&Reed, 1986). 2) Pada masa kanak-kanak akhir dan remaja awal, tanggapan dari teman sebaya dianggap lebih penting (Leary, Cottrel, & Phillips, 2001). 3) Dalam bidang akademik, seoarang anak juga membutuhkan tanggapan dari guru mereka tentang kemampuan yang mereka miliki dalam bentuk komentar dan nilai (Jussim, Soffin, Brown, Ley, & Kohlhepp, 1992). 4) Secara keseluruhan, orang lebih menyukai tanggapan atau umpan balik yang objektif (seperti nilai ujian) tentang atribut personal yang mereka miliki (Festinger, 1954). d) Tanggapan yang bersifat objektif dianggap tidak terlalu bias dan lebih fair, jika dibandingkan dengan opini personal. (Taylor, 2009) e) Lingkungan memberi petunjuk lain tentang kualitas personal kita. Secara khusus konsep diri amat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat kita berbeda (McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer, 1976). f) Individu memandang diri mereka dalam term keanggotaan (Turner, Oakes, Haslam, &McGarty, 1994). g) Social identity, adalah bagian dari konsep diri individu yang berasa dari keanggotaannya dalam satu kelompok sosial (atau kelompok-kelompok sosial) dan nilai siginifikansi emosional yang ada diletakan dalam keanggotaan (Tajfel, 1981, h. 248; et al., 1994) h) Identitas etnis adalah bagian dari pengetahuan diri individu yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok etnis tertentu. i) Identitas sosial dan identitas etnis mempunyai satu aspek menarik, yaitu keduanya dapat menimbulkan stereotipe diri. Stereotipe diri adalah memandang diri sendiri sebagai anggota kelompok tertentu dan konsekuensinya berperilaku sesuai dengan identitas sosial tersebut (Tuner, Hogg, Oakes, Reicher, &Wetherell, 1987). j) Dalam satu riset, Phinney (1991) menemukan bahwa identitas etnis yang kuat biasanya terkait dengan penghargaan diri yang tinggi, tetapi hanya dengan diiringi dengan orientasi positif.
  • 16. Psikologi Sosial - Diri Page 13 VI. DIRI PRIBADI SEBAGAI SASARAN PRASANGKA • Menurut Carl Rogers, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar untuk kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan ini dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut dengan need for positive regard, yang dibagi menjadi 2, yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). • Prasangka adalah evaluasi negatif atas satu kelompok atau seseorang berdasarkan pada keanggotaan orang itu dalam suatu kelompok. Prsangka didasarka pada dua dimensi, yakni dimensi evaluatif dan afektif. Selain itu prasangka juga didasarkan pada pra-penilaian, yang sering kali merefleksikan evaluasi yang dilakukan sebelum tahu banyak tentang karakteristik seseorang (Taylor, 2009). • Prasangka yang dikaitkan dengan diri pribadi berhubungan dengan cara penilaian atas diri pribadi yang cenderung ke arah negatif, sehingga konsekuensinya sebagai skema yang berpengaruh pada cara memproses informasi.
  • 17. Psikologi Sosial - Diri Page 14 Daftar Pustaka Budiman, Didi. Universitas Pendidikan Indonesia “Positive Self-Esteem”. 15 Mei 2014. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-D IDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/positive_self-esteem.pdf Cooley, C. H. (1902). Human natureand the social order. New York: Scribners Daniel Cervone & Lawrence A. Pervin. Teori dan Penelitian "Kepribadian" . Salemba Humanika, 2012 David G. Myers. Psikologi Sosial. Salemba Humanika, 2012 Dr, Agus Abdul Rahman, M.Psi . Psikologi Sosial. RajaGrafindo Persada, 2010 Felson, R. B., & Reed, M. D. (1986). Reference groups and self-appraisals of academic ability and performance. Social Psychology Quarterly, 49, 103-109 Festinger, L. (1954). A theory of social comparison prosesses. Human Relation, 7, 117-140 Hurlock, Elizabeth B (1953). Developmental Psychology. New York : McGraw-Hill Book Company John W. Santrock (2003). Psychology. McGraw-Hill Companies, The Jussim, L., Soffin, S., Brown, R., ley, J, & Kohlepp, K. (1992). Understanding reactions to performance feedback by integrating ideas from symbolic interactionism and cognitive evaluation theory. Journal of personality and social psychology, 62, 402-421 Leary, M. R., Cottrell, C. A., & Phillips, M. (2001). Deconfounding the effects of dominance and social acceptance on self-esteem. Journal Of Personality And Social Psychology, 81, 898-909. Mathhew H. Olson & B.R Hergenhahn. Pengantar Teori Kepribadian Edisi Kedelapan. Pustaka Pelajar, 2013 McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer. (1976). Trait Salience in the spontaneous self-concept. Journal of personality and social psychology, 33, 743-754 Phinney, J. S. (1991). Ethnic identity and self-esteem: A review and integration. Hispanic Journal of Behavioral Science, 13, 193-208.
  • 18. Psikologi Sosial - Diri Page 15 Rosenberg. M . (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton, NJ: Princeton University Press. Shelley E. Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears. Psikologi Sosial – Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana, 2009 Tajfel, H. (1981). Human groups and social categories. Cambridge, England: Cambridge University Press Turner, J. C., Hogg, M. A., Oakes, P. J., Reicher, S. D., & Wetherell, M. (1987). Rediscovering the social group: A self-categorization theory. Oxford, England: Basil Blackwell Turner, J. C., Oakes, P. J. , Haslam, S. A., & McGarry, C. (1994). Self and the collective: Cognition and social context. Personality and social psychology bulletin, 20, 454-463 Universitas Bina Nusantara. “Pengertian Pengetahuan Self-Esteem”. 15 Mei 2014. http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00003-PL%202.pdf