Dokumen tersebut membahas delapan keterampilan proses dasar dan lima keterampilan proses terpadu dalam IPA di SD sesuai definisi dari American Association for the Advancement of Science. Delapan keterampilan dasar terdiri dari pengamatan, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, inferensi, prediksi, hubungan ruang dan waktu, serta hubungan bilangan. Lima keterampilan terpadu meliputi formulasi hipotesis, kontrol variabel, definisi operasional
1. MODUL 4
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD
Oleh :
Anita Sofia Dewi Heny
Husnawati
Catur Setyawan Nur Istiqomah
Damaris Prawartalila
Rahmahwati
2. Menurut Esler dan Esler (1984) mengutip definisi dari
The commission on Science Education of the American
Association for the Advancement of Science bahwa
keterampilan - keterampilan untuk melakukan kegiatan
IPA dikategorikan menjadi 8 keterampilan proses dasar
dan 5 keterampilan proses ter.
3. 8 Keterampilan Proses Dasar
1. Keterampilan mengobservasi
2. Keterampilan mengklasifikasikan
3. Keterampilan mengukur
4. Keterampilan mengkomunikasikan
5. Keterampilan menginferensi
6. Keterampilan memprediksi
7. Keterampilan mengenal hubungan
ruang dan waktu
8. Keterampilan mengenal
hubungan- hubungan angka
4. 5 Keterampilan Proses Terintegasi
1. Memformulasi Hipotesis
2. Mengontrol variabel
3. Membuat definisi operasional
4. Menginterpretasi data
5. Melakukan eksperimen
6. 1. Keterampilan Mengobservasi/ Pengamatan
Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan mengobservasi adalah
keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera
yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan dan memberikan nama sifat-
dari objek- objek atau kejadian.
Abruscato (1988) dan Carin (1992) juga berpendapat sama dengan Esler
dan Esler (1994).
Contoh kegiatan Observasi, misalnya siswa ditugaskan memperhatikan
es yang berbentuk kubus untuk menentukan perubahan bentuknya,
meraba es dan air es untuk menentukan seberapa dingin atau seberapa
licin, ataupun bisa menggunakan thermometer untuk mengukur tingkat
dinginnya air.
7. 2. Keterampilan Mengklasifikasikan/ menggolongkan
Carin (1992) menyatakan bahwa mengklasifikasi adalah mengatur atau
membagi objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut
metode atau sistem tertentu.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengklasifikasi merupakan proses
yang digunakan oleh para ilmuwan untuk menentukan golongan benda- benda
atau kegiatan- kegiatan.
Esler dan Esler ( 1984) menyatakan bahwa mengklasifikasi merupakan
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan
benda- benda berdasarkan pada sifat- sifat benda tersebut.
Contoh kegiatan Klasifikasi, misalnya guru dapat memberikan beberapa
gambar- gambar hewan dan tumbuhan kemudian siswa ditugaskan untuk
menempelkan gambar- gambar tersebut di papan tulis berdasarkan jenis
klasifikasinya (hewan dikelompokkan dengan hewan, tumbuhan dengan
tumbuhan. Lihat bagan 1.1 halaman 4.13.
8. 3. Keterampilan Mengukur ( Measuring )
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat
dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi,
waktu, berat, dan sebagainya.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara
yang kita lakukan untuk mengukur observasi.
Sedangkan menurut Carin ( 1992) mengukur adalah membuat
observasi kuantitatif dengan membandingkannya dengan standar yang
konvensional atau standar non konvensional.
Contoh kegiatan mengukur, misalnya siswa menentukan panjang
meja dengan menggunakan alat ukur berupa penggaris, atau siswa
menentukan suhu benda cair dengan menggunakan thermometer.
9. 4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (1988) mengkomunikasikan adalah menyampaikan
hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
penyelidikan.
Keterampilan mengkomunikasikan menurut Esler dan Esler (1984) dapat
dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang
menjelaskan benda- benda serta kejadian- kejadian secara rinci.
Contoh kegiatan mengkomunikasikan, misalnya seorang siswa mengamati
biji salak dan biji rambutan (bentuknya, warnanya, teksturnya, ataupun jumlah
keping bijinya). Kemudian siswa mencatat penemuan- penemuannya tersebut
lalu menjelaskan objek yang diamatinya di depan kelas.
10. 5. Keterampilan Menginferensi/Menyimpulkan Sementara
Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan menginferensi dapat dikatakan
sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara.
Abruscato (1988) menginferensi/ menduga/menyimpulkan secara sementara
adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang kita
observasi.
Carin (1992) mengemukakan bahwa menginferensi adalah membuat
kesimpulan didasarkan pada alasan yang dijelaskan oleh observasi.
Contoh kegiatan menginferensi, misalnya, siswa diberikan sebuah benda yang
terbungkus, karena penasaran, pasti siswa tersebut mengguncang- guncang
benda, meraba, bahkan mencium benda tersebut. Kemudian siswa menginferensi
kira- kira benda apakah itu.
Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada siswa bahwa akan muncul lebih
dari satu jenis inferensi. Disamping itu siswa juga akan mengetahui bahwa
inferensi bisa diperbaiki setelah mengetahui benda yang sebenarnya.
11. 6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan
terjadi pada observasi yang akan datang (Abruscato, 1988) atau
membuat prakiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang
diharapkan akan terjadi ( Carin 1992).
Esler dan Esler (1984) berpendapat bahwa keterampila memprediksi
adalah keterampilan memprediksi kejadian yang akan datang
berdasarkan kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan
menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan-
terkaan atau dugaan- dugaan.
Contoh kegiatan memprediksi, misalnya, memprediksi berapa lama
lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan
stoples dalam berbagai ukuranyang ditelungkupkan. Gambar 4.2
halaman 4.50
12. 7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler
dan Esler (1984) meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda
terhadap benda lainnya atau terhadap waktu, atau keterampilan
mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa keterampilan mengenal
hubungan ruang dan waktu merupakan keterampilan proses yang
berkaitan dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubungan tentang
ruang dan waktu beserta perubahan waktu.
Contoh kegiatan mengenal hubungan ruang dan waktu, misalnya,
siswa disediakan cermin dan sepotong buah apel yang dibelah menbujur.
Kemudian dengan menempatkan kaca di depan potongan buah sehingga
siswa dapat melihat bayangan buah secara lengkap, apakah simetris
atau tidak.
13. 8. Keterampilan Mengenal hubungan Bilangan- Bilangan
Keterampilan ini menurut Esler dan Esler (1984) meliputi kegiatan
menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis
bilangan untuk membuat operasi aritmatika.
Carin (1992) menyatakan bahwa menggunakan angka adalah
mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- rumus matematik untuk
menhitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa menggunakan bilangan
merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.
Contoh dari kegiatan ini misalnya, siswa diberikan pertanyaan tentang
suhu, berapa derajat suhu yang turun dari - 10°C ke -20°C.
15. 1. Memformulasi Hipotesis
Hipotesis adalah prediksi atau dugaan yang sangat khusus. Hipotesis
meramalkan bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya.
Memformulasikan Hipotesis atau merumuskan hipotesis adalah perumusan
dugaan atau prediksi yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana
atau mengapa sesuatu terjadi.
Hipotesis sering dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka.
Contoh : Jika suhu air meningkat, maka oksigen yang terlarut di dalamnya
akan menurun.
16. 2. Mengontrol Variabel
Variabel adalah faktor, kondisi dan atau hubungan antara kejadian- kejadian
atau sistem.
Ada 3 jenis variabel yaitu :
1. Manipulated Variable (variabel manipulasi) yaitu variabel yang secara
sengaja diubah.
2. Responding Variable ( variabel respon) yaitu variabel yang berubah
sebagai akibat berubahnya variabel manipulasi.
3. Control Variable ( variabel kontrol) yaitu variabel yang dikontrol supaya
tetap sama selama proses percobaan.
17. Contoh kegiatan mengontrol variabel, misalnya dilakukan percobaan yang
menghasilkan kesimpulan bahwa “apabila banyak lampu yang dihubungkan
secara seri ditambah, maka nyala lampu akan semakin redup“. Banyak lampu
merupakan variabel manipulasi, sedangkan nyala lampu merupakan variabel
respon.
Sedangkan yang disebut variabel kontrol adalah dalam percobaan tersebut
pada saat kita menambah jumlah lampu kita tidak mengubah jenis kabel, soket
baterai, soket lampu, ataupun jenis baterai. Dalam percobaan itu kita telah
menjaga 4 variabel tersebut agar tidak mempengaruhi hasil percobaan. Nah,
keempat variabel itulah ( yaitu jenis kabel, soket baterai, soket lampu, serta
jenis baterai) yang disebut variabel control.
18. 3. Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi,
mengukur, atau mendeteksi adanya suatu variabel.
Contoh definisi operasional, misalnya, dalam percobaan cara
mengukur daya serap tisu terhadap air. Daya serap adalah
variabel.
Definisi operasional untuk mengukur daya serap kertas tisu adalah
“mencelupkan, menyerap/mengangkat, dan menuang”.
19. • Definisi operasional mencelupkan adalah :
Volume air yang dapat diserap kertas tisu setelah dicelupkan kedalam gelas
yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air yang diserap adalah volume
air mula- mula dikurangi volume air setelah kertas tisu diangkat.
• Definisi operasional menyerap/ mengangkat adalah :
Volume air yang dapat diserap atau merambat ke dalam kertas tisu. Volume air
yang diserap adalah volume air mula- mula dikurangi volume air setelah kertas
tisu diangkat.
• Definisi operasional menuang adalah :
Volume air yang dapat diserap kertas tisu setelah air dituang ke dalam kertas
tisu. Volume air yang diserap adalah volume air mula- mula dalam gelas
dikurangi volume air yang tersisa dalam wadah penampung.
20. 4. Menginterpretasi Data
Interpretasi data adalah kegiatan yang dapat membuat hasil pengamatan
atau observasi menjadi lebih bermakna.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,
analisis data, dan mendeskripsikan data dalam bentuk yang mudah difahami,
misalnya tabel, ataupun grafik dengan angka- angka yang sudah ditentukan
rata- ratanya. Data yang sudah dianalisis kemudian diinterpretasikan dalam
bentuk pernyataan. Contoh terdapat pada format 1 dan 2 halaman 4.80.
21. 5. Melakukan Eksperimen
Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi ataupun
dugaan, yang dapat diartikan sebagai usaha yang sistematis dan
direncanakan untuk menhasilkan data guna menjawab suatu masalah atau
menguji hipotesis.
Dalam sebuah eksperimen, semua variabel harus dijaga agar tetap sama,
kecuali variabel manipulasi.
Untuk keberhasilan sebuah eksperimen, maka setiap eksperimen harus
dirancang terlebih dahulu kemudian diujicoba.