2. Materi Pembahasan
Sejarah kesehatan masyarakat
Periode-periode perkembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia
Definisi kesehatan masyarakat
Ruang lingkup
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat
Sasaran kesehatan masyarakat
Tingkat pencegahan penyakit
4. 1. Era Primitive Consept
Penyakit adl kutukan tuhan atau para
dewa.
Cara pengobatan tradisional.
Diwariskan pada anak cucu.
Saat ini disebut supernatural /
paranormal
Sejarah Kesmas
5. 2. Era Basic Science
Ditemukan berbagai jenis obat-
obatan.
Terdapat berbagai tokoh yang
berjasa sebagai pelopor / perintis
ilmu kedokteran.
6. Perintis Kedokteran Kuno :
India, dalam kitab Weda (5000 BC)
Sistem kedokteran Ayurweda yg berarti
“science of life”
Tiongkok (2700 BC).
Sudah dikenal dasar higiene, ilmu dietetik,
hydroterapy, message dan obat-obatan.
8. Yunani Kuno (1200 BC)
Asclepius melakukan pendekatan
(pengobatan penyakit), setelah penyakit
tersebut terjadi pada seseorang.
Higeia mengajarkan kepada pengikutnya
dalam pendekatan masalah kesehatan
melalui “hidup seimbang”, seperti
mengindari makanan/minuman yang
beracun, makan makanan yang bergizi
(baik) cukup istirahat dan melakukan
olahraga.
9. 3. Era Clinical Science
Berlangsung dari tahun 1900-1950
Berkembang teknologi kedokteran,
penemuan obat baru, cara
pengobatan dan pencegahan.
Sasaran masih terbatas pada
individu.
Cara pengobatan maju.
10. 4. Era Kesehatan Masyarakat
Pengobatan dan perawatan yg
semula berorientasi klinik telah
beralih ke masyarakat.
Beralih ke faktor penyebab
penyakit.
Dipelopori oleh Edwin Chadwick dan
Winslow
11. Ilmu Kesehatan Masyarakat
merupakan ilmu yang sangat luas.
Mempelajari kesehatan orang banyak.
memahami mengenai kesehatan
masyarakat beserta kegiatan-
kegiatannya, perlu pahami dulu
beberapa pengertian yang terkait.
............
12. (UU No.23 tahun 1992 pasal 1,ayat 1)
Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis
Definisi Kesehatan
13. Definisi Masyarakat
Ralf Linton :
Masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga
mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan
berfikir sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu.
14. Koentjaraningrat :
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bergaul, atau
saling berinteraksi. Kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adaptasi tertentu yang
bersifat kontinue dan terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.
15. Ciri-ciri masyarakat :
Interaksi di antara sesama anggota
masyarakat
Menempati wilayah dgn batas-batas
tertentu.
Saling tergantung satu dengan yang
lainnya.
Memiliki adat istiadat kebudayaan
tertentu.
Memiliki identitas bersama
16. Ciri-ciri masyarakat sehat :
Peningkatan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat.
Mengatasi masalah kesehatan sederhana
melalui upaya peningkatan pencegahan,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan terutama ibu dan anak.
17. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan
terutama penyediaan sanitasi dasar yang
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup.
Peningkatan status gizi masyarakat
berkaitan dengan peningkatan status sosial
ekonomi masyarakat.
Penurunan angka kesakitan dan kematian
dari berbagai sebab penyakit
(Meilani, dkk, 2009)
18. Kesehatan Masyarakat
kesehatan masyarakat adalah suatu
usaha bagaimana agar setiap
kelompok masyarakat, selalu
berada dalam keadaan sejahtera
baik badan, jiwa serta sosial, serta
hidup produktif baik dilihat dari segi
sosial maupun ekonomi.
19. Kesehatan Masyarakat ...
Menurut Winslow (1920):
Ilmu dan seni :
Mencegah penyakit
Memperpanjang hidup
Meningkatkan kesehatan
a. perbaikan sanitasi
lingkungan
b. pembersihan penyakit-
penyakit menular
c. pendidikan untuk kebersihan
perorangan
d. pengorganisasian pelayanan-
pelayanan medis dan
e. perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan
f. pengembangan rekayasa
sosial untuk menjamin setiap
orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam
memelihara kesehatannya
20. sebagai ilmu > mencakup elemen-elemen:
pengetahuan (knowladge)
tersusun secara sistematis
menggunakan pemikiran
sebagai seni > mengandung pengertian
pendekatan
komunikatif yang berlandaskan kreatifitas dan
imajinasi bagi pembawa misi kesehatan
masyarakat, merupakan watak dan kriteria
(performance)
21. upaya-upaya yang dapat, dikategorikan sebagai seni
atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara
lain sebagai berikut :
Pemberantasan penyakit, baik penyakit menular
maupun tidak menular
Perbaikkan sanitasi lingkungan
Perbaikkan lingkungan pemungkiman
Pemberantasan vektor
Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
Pembinaan gizi masyarakat
Pengawasaan sanitasi tempat-tempat umum.
Pengawasan obat dan minuman.
Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
22. Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan
baik maka ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi ,
yaitu :
Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan
tindakan pencegahan (preventif) daripada
pengobatan (Kuratif).
Dalam melaksanakan tindakan pencegahan slalu
mengunakan cara-cara yang ringan biayanya
dan berhasil baik.
23. Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan
baik maka ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi ,
yaitu :
Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitik
beratkan pada masyarakat , baik sebagi pelaku
(subjek) dan sasaran (objek) atau dengan kata lain
“ “suatu usaha dari, oleh, dan untuk
masyarakat “
Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka
sasaran yang diutamakan adalah masyarakat yang
terorganisir.
24. Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan
baik maka ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi ,
yaitu :
Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan
masalah-masalah kesehatan kemasyarakatan
daripada perorangan karena bila tidak ditanggulangi
dengan segera dapat mengancam kesehatan dan
keselamatan masyarakat luas.
25. Ruang Lingkup Kesmas tercakup
dalam Kegiatan Pokok Puskesmas
Kesehatan Ibu dan Anak
Keluarga Berencana
Gizi
Kesehatan Lingkungan
Pencegahan Penyakit menular
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Pengobatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Gizi
Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Jiwa
Laboratorium
Pencatatan dan Pelaporan
26. Tujuan Ilmu Kesmas
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan yg sehat
Terberantasnya penyakit menular
Meningkatnya pengetahuan seseorang ttg
prinsip-prinsip kes perorangan
Tersedianya berbagai usaha kes yg
dibutuhkan masy yg terorganisir dan
terlibatnya badan-badan kemasyarakatan
dalam usaha kes.
28. PROGRAM KES NASIONAL
1. Kesehatan ibu dan anak serta KB
2. Perbaikan gizi
3. Hygiene dan sanitasi
4. Penyehatan lingk pemukiman
5. Pencegahan penyakit dan
pemberantasan penyakit
6. Penyuluhan kesmas
7. Pengobatan termasuk pelayanan
kes karena kecelakaan.
8. Usaha kesehatan sekolah
9. Perawatan Kesmas
29. PROGRAM KES NASIONAL
10. Kesehatan gigi dan mulut
11. Laboratorium sederhana
12. Pengamatan penyakit
13. Pengembangan dan pembinaan
peran serta masy
14. Pelayanan medik
15. Rehabilitasi medik
16. Perawatan
17. Kesehatan rujukan
18. Pengadaan obat dan alat kesehatan
30. Prinsip-prinsip kesmas :
Usaha kesmas lebih mengutamakan
tindakan pencegahan (preventif) daripada
pengobatan (kuratif).
Dalam melaksanakan tindakan pencegahan
slalu menggunakan cara-cara yg ringan
biaya dan berhasil baik.
Dalam melaksanakan kegiatanya lebih
menitik beratkan masy, baik sebagai
pelaku (subjek) dan sasaran (objek).
31. Prinsip-prinsip kesmas :
Dalam melibatkan masy sebagai pelaku
maka sasaran yg di utamakan adalah masy
yg terorganisir.
Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan
maslah2 kes kemasyarakatan dari pada
perorangan karena bila tdk di tanggulangi
dgn segera dpt mengacam kes dan
keselamatan masy luas.
33. Sasaran kesmas :
Primer
Kepala keluarga utk masalah kes
umum.
Ibu hamil utk Kes Ibu dan anak.
Sekunder
Tokoh masyarakat
Tersier
Para pembuat keputusan ataupun
penentu kebijakan.
34. Pembangunan Kesehatan Di Indonesia
Pembangunan adalah upaya
multidimensi untuk mencapai kualitas
hidup seluruh penduduk yang lebih
baik.
Pembangunan kesehatan bermakna
sebagai proses terus menerus dan
progresif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
35. Landasan utama untuk berpikir dan
bertindak dalam pembangunan
kesehatan.
Meliputi :
1. Dasar Perikemanusiaan.
2. Dasar Pemberdayaan dan
Kemandirian.
3. Dasar Adil dan Merata.
4. Dasar Pengutamaan dan Manfaat.
Dasar Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Di Indonesia
36. Program Pembangunan Kesehatan Di
Indonesia dalam Sistem Kesehatan Nasional
Pembangunan Kesehatan Sistem
Kesehatan Nasional
semua kegiatan yang scr bersama-
sama diarahkan untuk mencapai
tujuan utama berupa peningkatan
dan pemeliharaan kesehatan.
38. Perkembangan Kesmas di Indonesia
Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya
pemberantasan cacar dan kolera.
Tahun 1807 pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan
oleh pemerintahan Jendral Daendels, dalam
rangka upaya penurunan angka kematian bayi
pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama,
karena langkanya tenaga pelatih.
39. Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan,
Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini
menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra,
cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi
sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947
berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar
dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang
mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
40. Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan
Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi,
dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.
Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan
Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa
gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep
pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan
membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan
Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak
tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
41. Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara
pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas
yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
42. Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas
adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara
terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah
kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di
kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter)
dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal
dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di
sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
43. Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu
tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan
stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan
standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti
manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan,
dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan
dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare,
Immunisasi)
awal tahun
1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat,
selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.