SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
PENGERTIAN NARKOBA 
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah 
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam 
tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain 
sebagainya. 
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa 
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit 
tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas 
dosis. 
Jenis-jenis Narkoba 
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. 
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut: 
1. Narkotika 
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang 
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan 
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan 
semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang 
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan 
kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. 
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu : 
 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya 
sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh 
: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium. 
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi 
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan 
betametadol. 
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi 
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya. 
2. Psikotropika 
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang 
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang 
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan 
lagi menjadi 4 kelompok adalah : 
 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum 
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: 
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi. 
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna 
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan 
metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta 
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan 
fleenitrazepam. 
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan 
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, 
dumolid ) dan diazepam. 
3. Zat adiktif lainnya 
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat 
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah : 
 Rokok 
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. 
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang 
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis 
narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.
PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG NARKOBA 
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, 
narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan 
kesadaran, hilangnya rasa, atau mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat 
menimbulkan ketergantungan. 
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang 
No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa narkoba tidak diperbolehkan disalahgunakan 
dan diedarkan secara gelap. Masih menurut kedua undang-undang tersebut bahwa narkoba 
boleh digunakan dan boleh diedarkan dalam dunia pengobatan dan pengembangan ilmu 
pengetahuan. 
Peraturan Perundangan tentang Narkoba 
Namun, sekarang ini banyak jenis-jenis obat dan zat tergolong narkoba yang tidak dikenal 
dalam dunia pengobatan dan dunia pengembangan ilmu pengetahuan yang disalahgunakan 
dan diedarkan secara gelap. Ketergantungan (ketagihan) terhadap narkotika dapat 
menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, kesehatan jiwa, dan kesehatan sosial. 
Narkotika sebagai obat harus diawasi oleh pemerintah, agar tidakdisalahgunakan. Dengan 
demikian apabila ada yang mempunyai, memakai, menyimpan, atau mempergunakan 
narkotika ini akan ditindak dan diberikan sanksi sesuai dengan perundang-undangan. 
Penyalahgunaan narkotika disertai dengan sanksi pidana terdapat dalam Undang-Undang 
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, tercantum dalam Bab XII 
Ketentuan Pidana yang terdiri atas pasal 78 hingga pasal 100. Berikut ini kutipan pasal 80. 
(1)Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum: 
a.memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau menyediakan 
narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau 
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah); 
b.memproduksi, mengolah, mengkonversi, 
merakit, atau menyediakan narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling 
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta 
rupiah); c.memproduksi, mengolah, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika 
Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling 
banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 
(2)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: 
a.ayat (1) huruf a didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana mati atau 
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling 
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) 
dan paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);
b.ayat (1) huruf b didahului dengan permufakatan 
jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) tahun, dan denda 
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah); 
c.ayat (1) huruf c didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara 
paling lama 10 (sepuluh) tahun, dan denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus 
juta rupiah). 
(3)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: 
a.ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau pidana 
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 
(dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan 
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah); 
b.ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, 
dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak 
Rp 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah); c.ayat (1) huruf c dilakukan secara terorganisasi, 
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak 
Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). 
(4)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: 
a.ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 
7.000.000.000,00 (tujuh milyar rupiah); 
b.ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 
4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah); 
c.ayat (1) huruf c dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 
3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah). 
Selain kedua undang-undang di atas, terdapat pula Keputusan Presiden Nomor 17 tahun 2002 
tentang Badan Narkotika Nasional yang bertugas membantu Presiden dalam melaksanakan 
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, 
prekursor, dan zat adiktif lainnya.
TUGAS : 
AQIDAH AHLAK 
OLEH 
NAMA : AHMAD SUFIAN 
KELAS : XII IPS 
SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI 
2014/2015

More Related Content

What's hot

Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaDokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaLBH Masyarakat
 
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotikaUu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotikahusnul khotimah
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qaAndiex Ae
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qaandiex25
 

What's hot (8)

Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Narkba
NarkbaNarkba
Narkba
 
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaDokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
 
Mkalah
MkalahMkalah
Mkalah
 
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotikaUu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
Ipa8 kd6-zat adiktif
Ipa8 kd6-zat adiktifIpa8 kd6-zat adiktif
Ipa8 kd6-zat adiktif
 

Viewers also liked (18)

Makalah kenalakan remaja
Makalah kenalakan remajaMakalah kenalakan remaja
Makalah kenalakan remaja
 
Uty
UtyUty
Uty
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Makalah patologi tahir
Makalah patologi tahirMakalah patologi tahir
Makalah patologi tahir
 
Makalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaanMakalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaan
 
Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional
Badan kependudukan dan keluarga berencana nasionalBadan kependudukan dan keluarga berencana nasional
Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional
 
Makalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogenMakalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogen
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 
Makalah imunoglobin 11
Makalah imunoglobin 11Makalah imunoglobin 11
Makalah imunoglobin 11
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Makalah profesi guru
Makalah profesi guruMakalah profesi guru
Makalah profesi guru
 
Makalah1
Makalah1Makalah1
Makalah1
 
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalahku
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkap
 

Similar to Pengertian narkoba (20)

Makalah narkoba2
Makalah narkoba2Makalah narkoba2
Makalah narkoba2
 
Hukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptxHukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptx
 
Maya
MayaMaya
Maya
 
Maya
MayaMaya
Maya
 
Makala narkoba
Makala narkobaMakala narkoba
Makala narkoba
 
Makala narkoba
Makala narkobaMakala narkoba
Makala narkoba
 
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.pptMATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
 
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktifNAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
 
Penyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptxPenyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptx
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkobaMakalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkoba
 
Bab ii agama
Bab ii agamaBab ii agama
Bab ii agama
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
kevin.docx
kevin.docxkevin.docx
kevin.docx
 
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
 
Makalah bahasa narkoba (2)
Makalah bahasa narkoba (2)Makalah bahasa narkoba (2)
Makalah bahasa narkoba (2)
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Pengertian narkoba

  • 1. PENGERTIAN NARKOBA Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis. Jenis-jenis Narkoba Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut: 1. Narkotika Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :  Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.  Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.  Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya. 2. Psikotropika Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :  Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.  Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
  • 2.  Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.  Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam. 3. Zat adiktif lainnya Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :  Rokok  Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.  Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.
  • 3. PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG NARKOBA Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, atau mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa narkoba tidak diperbolehkan disalahgunakan dan diedarkan secara gelap. Masih menurut kedua undang-undang tersebut bahwa narkoba boleh digunakan dan boleh diedarkan dalam dunia pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan Perundangan tentang Narkoba Namun, sekarang ini banyak jenis-jenis obat dan zat tergolong narkoba yang tidak dikenal dalam dunia pengobatan dan dunia pengembangan ilmu pengetahuan yang disalahgunakan dan diedarkan secara gelap. Ketergantungan (ketagihan) terhadap narkotika dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, kesehatan jiwa, dan kesehatan sosial. Narkotika sebagai obat harus diawasi oleh pemerintah, agar tidakdisalahgunakan. Dengan demikian apabila ada yang mempunyai, memakai, menyimpan, atau mempergunakan narkotika ini akan ditindak dan diberikan sanksi sesuai dengan perundang-undangan. Penyalahgunaan narkotika disertai dengan sanksi pidana terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, tercantum dalam Bab XII Ketentuan Pidana yang terdiri atas pasal 78 hingga pasal 100. Berikut ini kutipan pasal 80. (1)Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum: a.memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah); b.memproduksi, mengolah, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); c.memproduksi, mengolah, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (2)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: a.ayat (1) huruf a didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);
  • 4. b.ayat (1) huruf b didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) tahun, dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah); c.ayat (1) huruf c didahului dengan permufakatan jahat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun, dan denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). (3)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: a.ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah); b.ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah); c.ayat (1) huruf c dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). (4)Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam: a.ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 7.000.000.000,00 (tujuh milyar rupiah); b.ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah); c.ayat (1) huruf c dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah). Selain kedua undang-undang di atas, terdapat pula Keputusan Presiden Nomor 17 tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional yang bertugas membantu Presiden dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya.
  • 5. TUGAS : AQIDAH AHLAK OLEH NAMA : AHMAD SUFIAN KELAS : XII IPS SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI 2014/2015