SlideShare a Scribd company logo
1
NLP (Natural Language Processing)
Diskusi Pertemuan 2
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT701
Intusis NLP
Gambar 1. Natural Language Processing
Sumber: https://www.analyticsvidhya.com/blog/2021/07/understanding-natural-language-processing-a-
beginners-guide/
2.1 Intuisi
Selamat datang di pembelajaran NLP, kita akan memulai melakukan pemanasan dengan sebagian besar
tentang instuisi yang harus Anda pahami tentang cara kerja pemrosesan bahasa alami, apa itu processing
dan bagaimana melakukan proses data kita, kemudian kita akan melihat intuisi tentang bagaimana
beberapa arsitektur bekerja di belakang layar, dan banyak lagi.
2.2 Kotak Hitam
2
Gambar 2.2.1. Chat GPT
Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom
• Pemrosesan bahasa alami adalah konsep memahami “bahasa alami” (yang pada dasarnya berarti
“bahasa manusia”) dan memastikan mesin dapat memahami “bahasa alami” itu. Tapi bagaimana bisa
mesin memahami bahasa manusia, apalagi menjawabnya seperti Chat GPT seperti pada gambar 2.1.1.
Gambar 2.2.2 The Mistery of NLP
2.3 Mesin Hanya Mengerti Angka
▪ Kami telah mempelajari pembelajaran mesin sejauh ini, dan apa salah satu penyederhanaan yang
paling berlebihan tetapi agak benar tentang pembelajaran mesin?
▪ Dalam hal menyimpulkan, pada dasarnya hanya kalkulator raksasa yang terus melakukan perkalian
matriks, aktivasi, dll
▪ Jadi ketika kita menghadap komputer kita untuk belajar tentang bahsa, kita perlu menug=bahnya
menjadi angkaterlebih dahulu.
▪ Untuk itu nanti kita akan belajar tentang:
1. Preprocesing
2. Tokenisasi
3. Penyematan Kata
Gambar 2.3.1 The Mistery of NLP
• Proses keajaiban (yang tentu saja akan kita pelajari lebih lanjut nanti), kita perlu mengubah proses
keluaran kembali ke Bahasa manusia ini sebagian besar menggunakan lapisan yang terhubung
sepenuhnya, hal-hal yang telah kita pelajari berulang kali, tidak terlalu rumit bukan?
2.4 Proses Menjawab
The Mistery of NLP
Ask
(1)
Magic
(2)
Answer
(3)
The Mistery of NLP
Ask
(1)
Converting
question to
number
(2)
Magic
(3)
Converting
answer to
human
language
(4)
Answer
(5)
3
• Sekarang kita telah menemukan lebih banyak “keajaiban”. Secara umum keajaiban itu sendiri dapat
dibagi menjadi dua kategori:
1. Encoder (Bagian dimana model mencoba memahami pertanyaan)
2. Decoder (Bagian dimana model menemukan jawaban dan mengubah jawaban yang sebelumnya
hanya dapat dipahami oleh model kita kembali ke kata-kata manusia).
Gambar 2.4.1 The Mistery of NLP
Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom
2.5 Encoder
• Posisi Encoder dalam NLP adalah untuk “menyandikan konteks dari input manusia”, yang
diterjemahkan menjadi “membuat bahasa manusia agar dapat diterjemahkan oleh model”. Jadi untuk
banyak arsitektur meskipun arsitektur modern yang tidak memiliki lapisan encoder-encoder adalah
bagian dari “mengubah” input ke vector, array angka yang dapat diproses lebih lanjut setelah itu.
• Jadi sebuah kalimat dapat diringkas menjadi erray angka yang nantinya dapat diproses lebih lanjut
bahkan setiap kata dapat diringkas menjadi erray angka, yang disebut “Word Embeding” yang akan
kita pelajari setelah ini.
• Sebuah kalimat memiliki banyak kata, setiap kata memiliki susunan angka sendiri yang dapat
dipahami oleh mesin, encoder adalah cara untuk meringkas kata-kata itu menjadi susunan angka lain
yang merangkum seluruh makna kalimat.
2.6 Model NLP == Kalkulator Kompleks
• Jika Anda menjalankan kode di atas, Anda akan melihat bahwa kalimat di atas diterjemahkan ke
dalam angka yang nantinya dapat diproses lebih lanjut ke dalam model. Jadi dengan melihat susunan
matriks di atas semoga Anda dapat lebih mamahami bahwa dasar NLP pada dasarnya adalah banyak
dan banyak operasi matriks: ini pada dasarnya adalah kalkulator yang sangat kompleks.
2.7 Penyematan Kata – Dimana Setiap Kata Mengandung Banyak Konteks
• Setiap kata dalam NLP mengacu penyematan kata, penyematan kata pada dasarnya merupakan
susunan angka yang mewakili konteks kata, bahwa pada setiap penyematan kata dapat berisi ratusan
atau ribuan dimensi yang mengandung “konteks” yang berbeda.
4
• Jadi kata seperti “kuda” misalnya, memiliki kata yang menyematkan yang merujuk pada kata yang
tepat yang kurang lebih terlihat seperti: “[0, 3213, 732 ..,943]”.
2.8 Penyematan Kata
• Untuk tidak berada di depan diri kita sendir, pertimbangkan ketika kita ingin menyelesaikan kalimat
di bawah ini:
“Andi berjalan ke ______-nya sendiri”
Tabel 1. Penyematan Kata
Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom
• Ketika kita melihat kalimat di atas, kita mungkin berbicara lebih banyak tentang
1. Tempat
2. Kendaraan
• Jadi kita akan menemukan dalam kata-kata yang mengandung nilai tinggi dalam dimensi yang
mengacu pada itu. Kita mungkin menemukan bahwa kata buku, kaca, mikrofon, telinga, dan mata
benar-benar tidak mungkin menjadi jawaban dari kalimat di atas, karena tidak terkait dengan tempat,
atau kendaraan, sehingga skornya harus sangat rendah atau bahkan anegatif.
• Tetapi untuk kata-kata seperti taman, mobil, dan rumah akan lebih mungkin untuk menyelesaikan
kalimat di atas, sehingga skornya akan lebih tinggi.
2.9 Word Embeding
• Jadi dalam NLP, multidimensionalitas mengacu pada setiap kata memiliki “kartu skor” mereka
sendiri yang berperilaku seperti sistem penilaian bagaimana dimensi mencerminkan konteks tertentu
sehingga ketika kita membutuhkan jawaban kita bisa “menemukannya dalam konteks yang dirujuk”.
• Tentu saja ini adalah intuisi tingkat tinggi yang akan kita pelajari lebih lanjut ketika kita menyentuh
penyematan kata.
• Perhatian: Pada kenyataannya penyematan kata mungkin tidak hanya berupa satu kata yang memiliki
penyematan tunggal, tetapi dapat dibagi lebih banyak menjadi “sub-kata”, yaitu “bagian kata”, sebuah
kata yang dibagi menjadi beberapa bagian seperti “hiking” dapat dibagi menjadi “mendaki”.
2.10 Satu kata pada satu waktu
10 0
0 10
0 0
Place Vehicle
House
Car
Eyes
5
• Ketika kita berbicara tentang tanya jawab seperti model GPT, kita dapat melihat bahwa masukan kta
dijawab satu per satu.
• Ini hanya karena decoder kebanyakan bekerja pada satu kata pada satu waktu. Jadi setelah mereka
mendapatkan input yang dikodekan, itu akan memproses output apa yang menurutnya terbaik, satu
kata pada satu waktu.
• Setelah satu kata selesai, model akan memeriksa apakah itu kata terakhir atau tidak, jika tidak, maka
proses decoder selanjutnya dilanjutkan.
Gambar 2.10.1 The Mistery of NLP
2.11 Intuisi Proses End-to-end
Gambar 2.11.1 The Mistery of NLP
Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom
• Jadi diagram di atas adalah gambaran yang sangat rtinggi tentang intuisi NLP. Perjalanan kami dalam
mempelajari NLP, sebagian besar dapat dikategorikan ke dalam salah satu langkah di atas.
• Ingat bahwa beberapa arsitektur NLP hanya menggunakan kategorisasi di atas sampai “Memahami
pertanyaan”.
Founding the
answer
(1)
Converting from numbers to
human langauage, singgle
word of answer at a time
(2)
Finish answering
(3)
Is the answer finished
Decoder
The Mistery of NLP
6
• Dalam arsitektur yang lebih klasik, konsep encoder tidak benar-benar ada, jadi konsep “Memahami
pertanyaan” tidak akan mengunakan encoder.
• Dalam arsitektur modern ada konsep yang disebut “Self-Attention” yang bahkan dapat melewati
seluruh konsep “Encoder” dan langsung ke “Decoder”.
Terima kasih
Referensi
Syahid Abdullah, S. M. (2023, Oktober 29). Natural Language Processing. Diambil kembali dari Edlink
Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/563118
Website

More Related Content

More from HendroGunawan8

Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
HendroGunawan8
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
HendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
HendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 

Recently uploaded

Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 

Natural Language Processing Diskusi 2.pdf

  • 1. 1 NLP (Natural Language Processing) Diskusi Pertemuan 2 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT701 Intusis NLP Gambar 1. Natural Language Processing Sumber: https://www.analyticsvidhya.com/blog/2021/07/understanding-natural-language-processing-a- beginners-guide/ 2.1 Intuisi Selamat datang di pembelajaran NLP, kita akan memulai melakukan pemanasan dengan sebagian besar tentang instuisi yang harus Anda pahami tentang cara kerja pemrosesan bahasa alami, apa itu processing dan bagaimana melakukan proses data kita, kemudian kita akan melihat intuisi tentang bagaimana beberapa arsitektur bekerja di belakang layar, dan banyak lagi. 2.2 Kotak Hitam
  • 2. 2 Gambar 2.2.1. Chat GPT Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom • Pemrosesan bahasa alami adalah konsep memahami “bahasa alami” (yang pada dasarnya berarti “bahasa manusia”) dan memastikan mesin dapat memahami “bahasa alami” itu. Tapi bagaimana bisa mesin memahami bahasa manusia, apalagi menjawabnya seperti Chat GPT seperti pada gambar 2.1.1. Gambar 2.2.2 The Mistery of NLP 2.3 Mesin Hanya Mengerti Angka ▪ Kami telah mempelajari pembelajaran mesin sejauh ini, dan apa salah satu penyederhanaan yang paling berlebihan tetapi agak benar tentang pembelajaran mesin? ▪ Dalam hal menyimpulkan, pada dasarnya hanya kalkulator raksasa yang terus melakukan perkalian matriks, aktivasi, dll ▪ Jadi ketika kita menghadap komputer kita untuk belajar tentang bahsa, kita perlu menug=bahnya menjadi angkaterlebih dahulu. ▪ Untuk itu nanti kita akan belajar tentang: 1. Preprocesing 2. Tokenisasi 3. Penyematan Kata Gambar 2.3.1 The Mistery of NLP • Proses keajaiban (yang tentu saja akan kita pelajari lebih lanjut nanti), kita perlu mengubah proses keluaran kembali ke Bahasa manusia ini sebagian besar menggunakan lapisan yang terhubung sepenuhnya, hal-hal yang telah kita pelajari berulang kali, tidak terlalu rumit bukan? 2.4 Proses Menjawab The Mistery of NLP Ask (1) Magic (2) Answer (3) The Mistery of NLP Ask (1) Converting question to number (2) Magic (3) Converting answer to human language (4) Answer (5)
  • 3. 3 • Sekarang kita telah menemukan lebih banyak “keajaiban”. Secara umum keajaiban itu sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori: 1. Encoder (Bagian dimana model mencoba memahami pertanyaan) 2. Decoder (Bagian dimana model menemukan jawaban dan mengubah jawaban yang sebelumnya hanya dapat dipahami oleh model kita kembali ke kata-kata manusia). Gambar 2.4.1 The Mistery of NLP Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom 2.5 Encoder • Posisi Encoder dalam NLP adalah untuk “menyandikan konteks dari input manusia”, yang diterjemahkan menjadi “membuat bahasa manusia agar dapat diterjemahkan oleh model”. Jadi untuk banyak arsitektur meskipun arsitektur modern yang tidak memiliki lapisan encoder-encoder adalah bagian dari “mengubah” input ke vector, array angka yang dapat diproses lebih lanjut setelah itu. • Jadi sebuah kalimat dapat diringkas menjadi erray angka yang nantinya dapat diproses lebih lanjut bahkan setiap kata dapat diringkas menjadi erray angka, yang disebut “Word Embeding” yang akan kita pelajari setelah ini. • Sebuah kalimat memiliki banyak kata, setiap kata memiliki susunan angka sendiri yang dapat dipahami oleh mesin, encoder adalah cara untuk meringkas kata-kata itu menjadi susunan angka lain yang merangkum seluruh makna kalimat. 2.6 Model NLP == Kalkulator Kompleks • Jika Anda menjalankan kode di atas, Anda akan melihat bahwa kalimat di atas diterjemahkan ke dalam angka yang nantinya dapat diproses lebih lanjut ke dalam model. Jadi dengan melihat susunan matriks di atas semoga Anda dapat lebih mamahami bahwa dasar NLP pada dasarnya adalah banyak dan banyak operasi matriks: ini pada dasarnya adalah kalkulator yang sangat kompleks. 2.7 Penyematan Kata – Dimana Setiap Kata Mengandung Banyak Konteks • Setiap kata dalam NLP mengacu penyematan kata, penyematan kata pada dasarnya merupakan susunan angka yang mewakili konteks kata, bahwa pada setiap penyematan kata dapat berisi ratusan atau ribuan dimensi yang mengandung “konteks” yang berbeda.
  • 4. 4 • Jadi kata seperti “kuda” misalnya, memiliki kata yang menyematkan yang merujuk pada kata yang tepat yang kurang lebih terlihat seperti: “[0, 3213, 732 ..,943]”. 2.8 Penyematan Kata • Untuk tidak berada di depan diri kita sendir, pertimbangkan ketika kita ingin menyelesaikan kalimat di bawah ini: “Andi berjalan ke ______-nya sendiri” Tabel 1. Penyematan Kata Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom • Ketika kita melihat kalimat di atas, kita mungkin berbicara lebih banyak tentang 1. Tempat 2. Kendaraan • Jadi kita akan menemukan dalam kata-kata yang mengandung nilai tinggi dalam dimensi yang mengacu pada itu. Kita mungkin menemukan bahwa kata buku, kaca, mikrofon, telinga, dan mata benar-benar tidak mungkin menjadi jawaban dari kalimat di atas, karena tidak terkait dengan tempat, atau kendaraan, sehingga skornya harus sangat rendah atau bahkan anegatif. • Tetapi untuk kata-kata seperti taman, mobil, dan rumah akan lebih mungkin untuk menyelesaikan kalimat di atas, sehingga skornya akan lebih tinggi. 2.9 Word Embeding • Jadi dalam NLP, multidimensionalitas mengacu pada setiap kata memiliki “kartu skor” mereka sendiri yang berperilaku seperti sistem penilaian bagaimana dimensi mencerminkan konteks tertentu sehingga ketika kita membutuhkan jawaban kita bisa “menemukannya dalam konteks yang dirujuk”. • Tentu saja ini adalah intuisi tingkat tinggi yang akan kita pelajari lebih lanjut ketika kita menyentuh penyematan kata. • Perhatian: Pada kenyataannya penyematan kata mungkin tidak hanya berupa satu kata yang memiliki penyematan tunggal, tetapi dapat dibagi lebih banyak menjadi “sub-kata”, yaitu “bagian kata”, sebuah kata yang dibagi menjadi beberapa bagian seperti “hiking” dapat dibagi menjadi “mendaki”. 2.10 Satu kata pada satu waktu 10 0 0 10 0 0 Place Vehicle House Car Eyes
  • 5. 5 • Ketika kita berbicara tentang tanya jawab seperti model GPT, kita dapat melihat bahwa masukan kta dijawab satu per satu. • Ini hanya karena decoder kebanyakan bekerja pada satu kata pada satu waktu. Jadi setelah mereka mendapatkan input yang dikodekan, itu akan memproses output apa yang menurutnya terbaik, satu kata pada satu waktu. • Setelah satu kata selesai, model akan memeriksa apakah itu kata terakhir atau tidak, jika tidak, maka proses decoder selanjutnya dilanjutkan. Gambar 2.10.1 The Mistery of NLP 2.11 Intuisi Proses End-to-end Gambar 2.11.1 The Mistery of NLP Sumber: Natural Language Processing Sesi 2-Intuisi NLP Syahid Abdullah, S.i, M.Kom • Jadi diagram di atas adalah gambaran yang sangat rtinggi tentang intuisi NLP. Perjalanan kami dalam mempelajari NLP, sebagian besar dapat dikategorikan ke dalam salah satu langkah di atas. • Ingat bahwa beberapa arsitektur NLP hanya menggunakan kategorisasi di atas sampai “Memahami pertanyaan”. Founding the answer (1) Converting from numbers to human langauage, singgle word of answer at a time (2) Finish answering (3) Is the answer finished Decoder The Mistery of NLP
  • 6. 6 • Dalam arsitektur yang lebih klasik, konsep encoder tidak benar-benar ada, jadi konsep “Memahami pertanyaan” tidak akan mengunakan encoder. • Dalam arsitektur modern ada konsep yang disebut “Self-Attention” yang bahkan dapat melewati seluruh konsep “Encoder” dan langsung ke “Decoder”. Terima kasih Referensi Syahid Abdullah, S. M. (2023, Oktober 29). Natural Language Processing. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/563118 Website