SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Tinjauan Filsafat Ilmu Dalam Kebudayaan Dayak

Abstract

Kebudayaan merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan dan diteliti. Dalam
makalah ini penulis akan memaparkan tentang salah satu kebudayaan yang ada di
Indonesia.

Dalam kebudayaan, makna tidak bersifat individual tetapi publik, ketika sistem makna
kemudian menjadi milik kolektif dari suatu kelompok. Kebudayaan menjadi suatu pola
makna yang diteruskan secara historis terwujud dalam simbol-simbol. Kebudayaan juga
menjadi suatu sistem konsep yang diwariskan yang terungkap dalam bentuk-bentuk simbolik
yang dengannya manusia berkomunikasi, melestarikan, dan memperkembangkan
pengetahuan mereka tentang kehidupan dan sikap-sikap terhadap kehidupan (Geertz;
1992) Konsep kebudayaan simbolik yang dikemukakan oleh Geertz diatas adalah suatu
pendekatan yang sifatnya hermeneutik. Pendekatan hermeunetik inilah yang kemudian
menginspirisasikannya untuk melihat kebudayaan sebagai teks-teks yang harus dibaca,
ditranslasikan, dan diinterpretasikan. Paul Ricouer, ia mengambil gagasan bahwa bangunan
pengetahuan manusia yang ada, bukan merupakan kumpulan laporan rasa yang luas tetapi
sebagai suatu struktur fakta yang merupakan simbol dan hukum yang mereka beri makna.
Sehingga demikian tindakan manusia dapat menyampaikan makna yang dapat dibaca,
suatu perlakuan yang sama seperti kita memperlakukan teks tulisan (Kuper; 1999, 82).

Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Suku ini terdiri atas beberapa
suku yang masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk lebih memahami adat istiadat dari suku Dayak secara
keseluruhan yang banyak hal sering disalah artikan dikarenakan kurangnya informasi.

Penulis membatasi kebudayaan suku Dayak pada upacara adat yaitu berupa upacara
Tiwah, Mangkok Merah, upacara penguburan, senjata dan tarian serta kode-kode yang
dipakai masyarakat Dayak dalam berdialog. Keistimewaan mereka dapat dilihat dari
semboyan mereka yaitu “Menteng Ueh Mamut”, yang berarti seseorang yang
memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur. Adat
istiadat suku Dayak masih kuat dan dilakukan hingga kini seperti dunia supranatural, senjata
dan tariannya.
Kata-kata kunci: Adat istiadat, Upacara Tiwah, Supranatural, Senjata, Tarian dan Kode

Pendahuluan

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan menurut Edward B. Taylor, kebudayaan
adalah cermin dari aspek kehidupan masyarakat suatu tempat atau daerah atau negara.
Setiap tempat memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

Oleh sebab itu kebudayaan adalah hal yang penting dalam suatu tempat, atau daerah atau
negara. Tanpa kebudayaan maka daerah atau tempat tersebut tidak akan teridentifikasikan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan Dayak adalah satu dari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Salah
satu cirinya dapat dilihat dalam kesenian, senjata dan kebiasaan-kebiasaan yang terdapat
didalamnya.

Sebagai seorang yang berasal dari turunan suku Dayak yang sangat kental dengan tradisi,
penulis mencoba menguraikan pengalaman yang pernah dirasakan dalam tradisi ini. Dan
penulis mencoba untuk memahami makna dari pengalaman seperti: Mangkok Merah, Seni
Tari Dayak dan Senjata Suku bangsa Dayak. Dalam makalah ini, penulis mencoba
menguraikan pemahaman makna dari mangkok merah, seni tari dayak dan senjata suku
bangsa dayak melalui metode Thick Description. Menurut Clifford Geertz, Thick Description
adalah penafsiran sistem-sistem simbol makna kultural secara mendalam dan menyeluruh
dari sudut pandang pelaku kebudayaan sendiri, sehingga masyarakat yang berada
didalamnya dapat berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan dapat mengenali makna-
makna simbolis sebagaimana diartikan oleh masyarakat itu sendiri.
I.     Adat Istiadat Suku Dayak

Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di
pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh
orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan. Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya
keberatan memakai nama Dayak, sebab lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan
orang Dayak adalah “Menteng Ueh Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan
gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur.

Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Namun setelah orang-orang
Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin mundur
ke dalam.

Suku Dayak hidup terpencar-pencar di seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu
yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian
mendiami pesisir pulau Kalimantan. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing-masing
memiliki sifat dan perilaku berbeda.

Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut
”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh
Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian
tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah
pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari
kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608).

Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan.

Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini,
dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang
masih kuat sampai sekarang.

II.    1. Upacara Tiwah


Upacara Tiwah adalah sebagai suatu upacara yang unik untuk pendatang. Upacara ini
digelar dan dilaksanakan oleh keluarga (Dayak) yang masih hidup             untuk anggota
keluarganya yang telah meninggal dunia. Hampir sedikit banyak mirip dengan upacara adat
Tana Toraja di Sulawesi Selatan.

Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang
dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang
sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat
khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Upacara ini sangatlah sakral, pada
acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan
diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong
maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya
(Sandung).



II. 2. Dunia Supranatural

Dunia supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri

khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut

Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya Suku Dayak

adalah suku yang sangat cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas
semenamena.

Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah

Antang. Manajah Antang merupakan cara Suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti

mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media

burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan.



II. 2. A. Mangkok Merah.

Mangkok Merah merupakan media persatuan Suku Dayak. Mangkok merah beredar jika
orang Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar.

“Panglima” atau sering Suku Dayak sebut Pangkalima biasanya mengeluarkan isyarat siaga

atau perang berupa Mangkok Merah yang di edarkan dari kampung ke kampung secara

cepat sekali. Dari penampilan sehari-hari banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak

itu. Orangnya biasa-biasa saja, hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar

biasa. Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari apa saja

seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya.

Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum diedarkan sang panglima harus

membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai perang.

Dalam acara adat itu roh para leluhur akan merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika
pangkalima tersebut ber “Tariu” ( memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan

dan menyatakan perang ) maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan

mempunyai kekuatan seperti panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit

atau gila bila mendengar tariu.

Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia dan bukan.

Sehingga biasanya darah, hati korban yang dibunuh akan dimakan. Jika tidak dalam

suasana perang tidak pernah orang Dayak makan manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan

di simpan untuk keperluan upacara adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka

kekuatan magis akan bertambah. Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut

makin sakti.

Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang mengatakan terbuat dari tanah liat)

yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat. Untuk menyertai mangkok ini

disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi jerangau merah (acorus calamus) yang

melambangkan keberanian (ada yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu

ayam merah untuk terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa

diganti dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus) untuk tempat

berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan. Perlengkapan tadi

dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan kain merah.

Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama beredar ketika perang melawan

Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang Tionghoa dari daerah-daerah Dayak

pada tahun 1967. pengusiran Dayak terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis

tetapi lebih banyak muatan politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan

Malaysia. Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang

disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak kepada anak,

hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang

sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit

yang ke tujuh ke dunia ini dengan “Palangka Bulau” ( Palangka artinya suci, bersih,

merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari
langit, sering juga disebutkan “Ancak atau Kalangkang” ).



III. 2. B. PROSES PENGUBURAN SUKU DAYAK MAANYAN

Salah seorang teman yang berasal dari suku Dayak Maanyan. Disebutkan bahwa
seseorang suku Dayak Maanyan dinyatakan meninggal maka dibunyikanlah gong beberapa
kali sebagai pertanda ada salah satu anggota masyarakat yang meninggal. Segera setelah
itu penduduk setempat berdatangan ke rumah keluarga yang meninggal sambil membawa
sumbangan berupa keperluan untuk penyelenggaraan upacara seperti babi, ayam, beras,
uang, kelapa, dan lain-lain yang dalam bahasa Dayak Maanyan disebut nindrai.

Beberapa orang laki-laki pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar dan menebang

pohon hiyuput (pohon khusus yang lembut) untuk dibuat peti mati. Kayu yang utuh itu

dilubangi dengan beliung atau kapak yang dirancang menyerupai perahu tetapi memakai

memakai tutup. Di peti inilah mayat nantinya akan dibaringkan telentang, peti mati ini

dinamakan rarung. Seseorang yang dinyatakan meninggal dunia mayatnya dimandikan
sampai bersih, kemudian diberi pakaian serapi mungkin. Mayat tersebut dibaringkan lurus di
atas tikar bamban yang diatasnya dikencangkan kain lalangit. Tepat di ujung kepala dan
ujung kaki dinyalakan lampu tembok atau lilin. Kemudian sanak famili yang meninggal
berkumpul menghadapi mayat, selanjutnya diadakan pengambilan ujung rambut, ujung
kuku, ujung alis, ujung bulu mata, dan ujung pakaian si mati yang dikumpulkan menjadi satu

dimasukkan ke sebuah tempat bernama cupu. Semua perangkat itu dinamakan rapu yang

pada waktu penguburan si mati nanti diletakkan di atas permukaan kubur dengan

kedalaman kurang lebih setengah meter. Tepat tengah malam pukul 24.00 mayat
dimasukkan ke dalam rarung sambil dibunyikan gong berkali-kali yang istilahnya nyolok.
Pada waktu itu akan hadir wadian, pasambe, damang, pengulu adat, kepala desa, mantir
dan sanak keluarga lainnya untuk menghadapi pemasukan mayat ke dalam rarung.

Pasambe bertugas menyiapkan semua keperluan dan perbekalan serta peralatan bagi si

mati yang nantinya disertakan bersamanya ke dalam kuburan. Sedangkan Wadian bertugas

menuturkan semua nasihat dan petunjuk agar amirue (roh/arwah) si mati tidak sesat di

perjalanan dan bisa sampai di dunia baru. Wadian di sini juga bertugas memberi makan si

mati dengan makanan yang telah disediakan disertai dengan sirih kinangan, tembakau dan
lain-lain. Jika penuturan wadian telah selesai tibalah saatnya orang berangkat mengantar
peti mati ke kuburan. Pada saat itu sanak keluarganya menangisi keberangkatan sebagai
cinta kasih sayang kepada si mati. Menunjukkan ketidakinginan untuk berpisah tetapi apa
daya tatau matei telah sampai dan rasa haru mengingat semua perbuatan dan budi baik si
mati selagi berada di dunia fana.

III.    Seni Tari Dayak

III. 1. Tari Gantar

Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan

kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi

dan wadahnya. Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan
acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga
dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar
Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

III. 2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang

Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan
musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang
diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian

tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai
dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik

Sampe.

III. 3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong

Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak
Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis
bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh
seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua
tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan
diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

III. 4. Tari Kancet Lasan

Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh

suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari

Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan
Tari Perang Tari Kancet Ledo posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak
mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak
mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh
lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang
melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

III. 5. Tari Hudoq

Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas
serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini
erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan
Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan
hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil

panen yang banyak.

III. 6. Tari Belian Bawo

Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar
nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada
acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku
Dayak Benuaq.

III. 7. Tari Datun

Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti,
boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang
kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur
dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang
kesegenap daerah suku Dayak Kenyah.

IV. Senjata Suku Dayak

1. Sipet / Sumpitan.

        Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm,
        panjang 1,5 - 2,5 meter, ditengah-tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ -
        ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada
        tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam.
        Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.

2. Lonjo / Tombak.

        Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari
        bambu atau kayu keras.
3. Telawang / Perisai.

       Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 -
       50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu.
       Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.

4. Mandau.

       Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap
       keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan
       maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan
       emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia.

  Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun
  Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik
  oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan
  Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu
  Tengger, Batu Montalat.

5. Dohong.

       Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah.
       Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh
       dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basir.



V. Totok Bakakak (kode) yang umum dimengerti Sukubangsa Dayak.

   Ada beberapa kode yang digunakan oleh masyarakat dayak terutama dalam keadaan
  bahaya mengancam.

1. Mengirim tombak yang telah di ikat rotan merah (telah dijernang) berarti menyatakan
  perang, dalam bahasa Dayak Ngaju "Asang".

2. Mengirim sirih dan pinang berarti si pengirim hendak melamar salah seorang gadis

  yang ada dalam rumah yang dikirimi sirih dan pinang.

3. Mengirim seligi (salugi) berarti mohon bantuan, kampung dalam bahaya.

4. Mengirim tombak bunu (tombak yang mata tombaknya diberi kapur) berarti mohon

  bantuan sebesar mungkin karena bila tidak, seluruh suku akan mendapat bahaya.
5. Mengirim Abu, berarti ada rumah terbakar.

6. Mengirim air dalam seruas bambu berarti ada keluarga yang telah mati tenggelam,

  harap lekas datang. Bila ada sanak keluarga yang meninggal karena tenggelam, pada
  saat mengabarkan berita duka kepada sanak keluarga, nama korban tidak disebutkan.

7. Mengirim cawat yang dibakar ujungnya berarti salah seorang anggota keluarga yang
  telah tua meninggal dunia.

8. Mengirim telor ayam, artinya ada orang datang dari jauh untuk menjual belanga,
  tempayan tajau.

9. Daun sawang/jenjuang yang digaris (Cacak Burung) dan digantung di depan rumah, hal
  ini menunjukan bahwa dilarang naik/memasuki rumah tersebut karena adanya pantangan
  adat.

10. Bila ditemukan pohon buah-buahan seperti misalnya langsat, rambutan, dsb, didekat
    batangnya ditemukan seligi dan digaris dengan kapur, berarti dilarang mengambil atau
    memetik buah yang ada dipohon itu.



VI. KESIMPULAN

Kebudayaan adalah hasil dari manusia untuk membuat kehidupan agar lebih baik. Setiap
bangsa mempunyai kebudayaan sendiri. Hal ini dikarenakan pola kehidupan mereka yang
berbeda. Kebudayaan itu bersifat spesifik sebab ada aspek yang menggambarkan pola
kehidupan itu sendiri. Aspek tersebut digambarkan oleh epistemologis yang muncul ketika
disadari bahwa sumber-sumber pengetahuan ternyata sangat ditentukan oleh asumsi dasar
tentang kebenaran dan pengetahuan itu sendiri, misalnya antara asumsi dasar idealisme,
empirisisme, dan behaviorisme yang memiliki asumsi dasarnya masing-masing. (Edward
Taylor)

Dengan demikian wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Gagasan dan nilai-nilai norma serta peraturan yang didapat dalam kebudayaan dayak
adalah wujud dari pemikiran kepala suku dan tetua suku dayak. Dan gagasan berbentuk
peraturan tersebut ditulis dalam peraturan.


Tarian dan bentuk supranatural yang ada di kebudayaan tersebut merupakan bentuk
aktivitas dari wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.(J.J. Hoenigmann)

Senjata yang sebenarnya merupakan alat untuk membela diri. Dalam kebudayaan Dayak,
mandau (parang atau pedang) dan sumpit yang merupakan senjata khas suku dayak,
Sumpit merupakan senjata khas yang paling ditakuti. Dalam kehidupan nyata di pedalaman
hutan Kalimantan Mandau dan Sumpit adalah sepasang senjata yang tak bisa jauh dari
setiap lelaki suku Dayak. Selain untuk membela diri, kedua senjata tersebut dipakai untuk
berburu, sebagai cara untuk mempertahankan hidup di hutan yang ganas. Mandau dan
sumpit serta senjata lainnya merupakan

Sehingga kebudayaan dayak yang mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi,
sosial, ideologi, religi dan kesenian serta alat-alatnya merupakan warisan sosial yang
tercakup dalam thick description yang dipaparkan oleh Geertz adalah manusia yang
ibaratkan sebagai laba-laba yang hidup tergantung dalam jejaring makna yang dirajutnya
sendiri. Sehingga dalam jejaring eksperimental yang bertujuan menguak hukum-hukum,
tetapi sebuah model penafsiran yang tujuannya mencari makna.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dayak selalu berdasar pada sejumlah
jejaring makna. Untuk mengauk ini, seperti misalnya dalam upacara Tiwah yang upacaranya
dilaksanakan untuk mengantar tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung (yang
sudah dibuat), maka disini akan terjadi banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong
maupun hiburan. Semua ini melibatkan seluruh masyarakat yang ada di tempat tersebut.
Dan ini mencakup teks-teks, simbol dan perangkat kebudayaan lainnya.(Gilbert Rye)

Kesemuanya ini akan ada interseksi (intersection) dalam makna, simbol, ide, gagasan dan
tindakan dari kebudayaan dayak. Intersection ini adalah keterkaitan antara makna, simbol,
ide dan gagasan serta tindakan tersebut.
Dengan demikian berdasarkan dari kesimpulan diatas dapat diambil esensinya bahwa
kebudayaan Dayak dapat diterima dimasyarakat dan merupakan kebudayaan yang sangat
kuat dalam memegang teguh tradisinya dan sampai sekarang masih dijalani.




VII. Daftar Pustaka

Hardiman, F.Budi, Melampaui Positivisme dan Modernitas, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 2003

MacKinnon, Kathy (1996). The        ecology     of   Kalimantan.      Oxford     University
Press. ISBN 9780945971733.ISBN 0-945971-73-7

Bellwood, Peter, “The Prehistory of Borneo”, Borneo Research Bulletin, 24/9 (1992), hlm.
7-13

Fridolin Ukur, "Kebudayaan Dayak", dalam Kalimantan Review, 22/I (Juli-Desember 1992),
hlm. 3-10

Keragaman Suku Dayak di Kalimantan, Institut Dayakologi, Pontianak

Geertz, Clifford, Tafsir Kebudayaan, Kanisius Press, Yogyakarta, 1992a
Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama, Kanisius Press, Yogyakarta, 1992b.
Kuper, Adam, Culture, Harvard University Press, Cambridge, 1999
Symour-Smith, Charlotte, MacMillan Dictonary of Anthropology, London, MacMillan
Reference Books, 1986.

More Related Content

What's hot

童玩大觀園Ppt
童玩大觀園Ppt童玩大觀園Ppt
童玩大觀園Pptamywen
 
PEMASANGAN TANGKI AIR
PEMASANGAN TANGKI AIRPEMASANGAN TANGKI AIR
PEMASANGAN TANGKI AIRMohd Norazizi
 
Sistem bekalan air di rumah
Sistem bekalan air di rumahSistem bekalan air di rumah
Sistem bekalan air di rumahelly lisa
 
Sistem bekalan air
Sistem bekalan air Sistem bekalan air
Sistem bekalan air UTHM
 
KENALI ASAS BANGUNAN
KENALI ASAS BANGUNANKENALI ASAS BANGUNAN
KENALI ASAS BANGUNANssuser19729c
 
Laporan Li Yusnita
Laporan Li YusnitaLaporan Li Yusnita
Laporan Li Yusnitaguest3a9eaec
 
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptMTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptNURULFATIHABTCHEJAMI
 
2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraanZurainah MS
 
4 sistem bekalan air sejuk
4 sistem bekalan air sejuk4 sistem bekalan air sejuk
4 sistem bekalan air sejukZurainah MS
 
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)Mohd Norazizi
 
Unit 2 concrete material 2.5-2.6
Unit 2 concrete material 2.5-2.6Unit 2 concrete material 2.5-2.6
Unit 2 concrete material 2.5-2.6Mara
 
Presentation IBS.pptx
Presentation IBS.pptxPresentation IBS.pptx
Presentation IBS.pptxTravorRundie
 

What's hot (20)

童玩大觀園Ppt
童玩大觀園Ppt童玩大觀園Ppt
童玩大觀園Ppt
 
Kerja paip
Kerja paipKerja paip
Kerja paip
 
PEMASANGAN TANGKI AIR
PEMASANGAN TANGKI AIRPEMASANGAN TANGKI AIR
PEMASANGAN TANGKI AIR
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Sistem bekalan air di rumah
Sistem bekalan air di rumahSistem bekalan air di rumah
Sistem bekalan air di rumah
 
Sistem bekalan air
Sistem bekalan air Sistem bekalan air
Sistem bekalan air
 
KENALI ASAS BANGUNAN
KENALI ASAS BANGUNANKENALI ASAS BANGUNAN
KENALI ASAS BANGUNAN
 
Plumbing
PlumbingPlumbing
Plumbing
 
Laporan Li Yusnita
Laporan Li YusnitaLaporan Li Yusnita
Laporan Li Yusnita
 
Sanitation system
Sanitation system Sanitation system
Sanitation system
 
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptMTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
 
Lantai
LantaiLantai
Lantai
 
2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan
 
4 sistem bekalan air sejuk
4 sistem bekalan air sejuk4 sistem bekalan air sejuk
4 sistem bekalan air sejuk
 
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)
Perpaipan (laksanakan penyambungan paip dan injap)
 
Konkrit
KonkritKonkrit
Konkrit
 
T1 kerja Paip
T1 kerja PaipT1 kerja Paip
T1 kerja Paip
 
Unit 2 concrete material 2.5-2.6
Unit 2 concrete material 2.5-2.6Unit 2 concrete material 2.5-2.6
Unit 2 concrete material 2.5-2.6
 
Cutting tool
Cutting toolCutting tool
Cutting tool
 
Presentation IBS.pptx
Presentation IBS.pptxPresentation IBS.pptx
Presentation IBS.pptx
 

Similar to Tinjauan filsafat ilmu hermeneutik dalam kebudayaan dayak

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJASansanikhs
 
sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia Priee 'Supriatna
 
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Umi Rosyidah
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutChristina Dwi Rahayu
 
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian ArkeologisFoklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian Arkeologistheodorus brian
 
Pengertian doks
Pengertian doksPengertian doks
Pengertian doksLudi Ludi
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatAjengIlla
 
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Mohammad Yaqin
 
Tugas seni SMA kelas XI
Tugas seni SMA kelas XITugas seni SMA kelas XI
Tugas seni SMA kelas XIJeny Safitri
 
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyJejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyMuhammad Nisardi
 
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan danTradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan danmaranathatesa
 

Similar to Tinjauan filsafat ilmu hermeneutik dalam kebudayaan dayak (20)

Definisi kebudayaan
Definisi kebudayaanDefinisi kebudayaan
Definisi kebudayaan
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia
 
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
Dasar-dasar seni
Dasar-dasar seniDasar-dasar seni
Dasar-dasar seni
 
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian ArkeologisFoklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
 
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasionalKebudayaan nasional
Kebudayaan nasional
 
Pengertian doks
Pengertian doksPengertian doks
Pengertian doks
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
Sejarah sistem kepercayaan
Sejarah sistem kepercayaanSejarah sistem kepercayaan
Sejarah sistem kepercayaan
 
ISBD
ISBDISBD
ISBD
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
 
Tugas seni SMA kelas XI
Tugas seni SMA kelas XITugas seni SMA kelas XI
Tugas seni SMA kelas XI
 
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyJejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan danTradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
 

More from HARISA MARDIANA

Presentation English Club SMPK Penabur Kota Modern
Presentation English Club SMPK Penabur Kota ModernPresentation English Club SMPK Penabur Kota Modern
Presentation English Club SMPK Penabur Kota ModernHARISA MARDIANA
 
Analisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaAnalisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaHARISA MARDIANA
 
Information Technology Management Overview
Information Technology Management OverviewInformation Technology Management Overview
Information Technology Management OverviewHARISA MARDIANA
 
Information technology management overview
Information technology management overviewInformation technology management overview
Information technology management overviewHARISA MARDIANA
 
Analisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaAnalisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaHARISA MARDIANA
 
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatika
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatikaRangkuman perkuliahan proyek management sistem informatika
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatikaHARISA MARDIANA
 
Instruments and other things used for physical examination
Instruments and other things used for physical examinationInstruments and other things used for physical examination
Instruments and other things used for physical examinationHARISA MARDIANA
 
Human computer interaction Semester 1
Human computer interaction Semester 1Human computer interaction Semester 1
Human computer interaction Semester 1HARISA MARDIANA
 
Knowledge management buddhi 5
Knowledge management buddhi 5Knowledge management buddhi 5
Knowledge management buddhi 5HARISA MARDIANA
 
Listening exam i grade 9 semester i
Listening exam i grade 9 semester iListening exam i grade 9 semester i
Listening exam i grade 9 semester iHARISA MARDIANA
 
Medical terminology nursing 2
Medical terminology nursing 2Medical terminology nursing 2
Medical terminology nursing 2HARISA MARDIANA
 

More from HARISA MARDIANA (20)

Harisa epicurus
Harisa epicurusHarisa epicurus
Harisa epicurus
 
Harisa religious not
Harisa  religious notHarisa  religious not
Harisa religious not
 
Basic ethics
Basic ethics Basic ethics
Basic ethics
 
Harisa pti
Harisa ptiHarisa pti
Harisa pti
 
Presentation English Club SMPK Penabur Kota Modern
Presentation English Club SMPK Penabur Kota ModernPresentation English Club SMPK Penabur Kota Modern
Presentation English Club SMPK Penabur Kota Modern
 
Analisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaAnalisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardiana
 
Reproduction processes
Reproduction processesReproduction processes
Reproduction processes
 
Information Technology Management Overview
Information Technology Management OverviewInformation Technology Management Overview
Information Technology Management Overview
 
Information technology management overview
Information technology management overviewInformation technology management overview
Information technology management overview
 
Analisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardianaAnalisis media sosial harisa mardiana
Analisis media sosial harisa mardiana
 
Job interview exercise
Job interview exerciseJob interview exercise
Job interview exercise
 
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatika
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatikaRangkuman perkuliahan proyek management sistem informatika
Rangkuman perkuliahan proyek management sistem informatika
 
Instruments and other things used for physical examination
Instruments and other things used for physical examinationInstruments and other things used for physical examination
Instruments and other things used for physical examination
 
Introduction hci
Introduction hciIntroduction hci
Introduction hci
 
Human computer interaction Semester 1
Human computer interaction Semester 1Human computer interaction Semester 1
Human computer interaction Semester 1
 
Knowledge management buddhi 5
Knowledge management buddhi 5Knowledge management buddhi 5
Knowledge management buddhi 5
 
Listening exam i grade 9 semester i
Listening exam i grade 9 semester iListening exam i grade 9 semester i
Listening exam i grade 9 semester i
 
Unit 4 invitation
Unit 4 invitationUnit 4 invitation
Unit 4 invitation
 
Medical terminology nursing 2
Medical terminology nursing 2Medical terminology nursing 2
Medical terminology nursing 2
 
Grammar exam jawaban
Grammar exam  jawaban Grammar exam  jawaban
Grammar exam jawaban
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Tinjauan filsafat ilmu hermeneutik dalam kebudayaan dayak

  • 1. Tinjauan Filsafat Ilmu Dalam Kebudayaan Dayak Abstract Kebudayaan merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan dan diteliti. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Dalam kebudayaan, makna tidak bersifat individual tetapi publik, ketika sistem makna kemudian menjadi milik kolektif dari suatu kelompok. Kebudayaan menjadi suatu pola makna yang diteruskan secara historis terwujud dalam simbol-simbol. Kebudayaan juga menjadi suatu sistem konsep yang diwariskan yang terungkap dalam bentuk-bentuk simbolik yang dengannya manusia berkomunikasi, melestarikan, dan memperkembangkan pengetahuan mereka tentang kehidupan dan sikap-sikap terhadap kehidupan (Geertz; 1992) Konsep kebudayaan simbolik yang dikemukakan oleh Geertz diatas adalah suatu pendekatan yang sifatnya hermeneutik. Pendekatan hermeunetik inilah yang kemudian menginspirisasikannya untuk melihat kebudayaan sebagai teks-teks yang harus dibaca, ditranslasikan, dan diinterpretasikan. Paul Ricouer, ia mengambil gagasan bahwa bangunan pengetahuan manusia yang ada, bukan merupakan kumpulan laporan rasa yang luas tetapi sebagai suatu struktur fakta yang merupakan simbol dan hukum yang mereka beri makna. Sehingga demikian tindakan manusia dapat menyampaikan makna yang dapat dibaca, suatu perlakuan yang sama seperti kita memperlakukan teks tulisan (Kuper; 1999, 82). Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda. Makalah ini dibuat bertujuan untuk lebih memahami adat istiadat dari suku Dayak secara keseluruhan yang banyak hal sering disalah artikan dikarenakan kurangnya informasi. Penulis membatasi kebudayaan suku Dayak pada upacara adat yaitu berupa upacara Tiwah, Mangkok Merah, upacara penguburan, senjata dan tarian serta kode-kode yang dipakai masyarakat Dayak dalam berdialog. Keistimewaan mereka dapat dilihat dari semboyan mereka yaitu “Menteng Ueh Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur. Adat istiadat suku Dayak masih kuat dan dilakukan hingga kini seperti dunia supranatural, senjata dan tariannya.
  • 2. Kata-kata kunci: Adat istiadat, Upacara Tiwah, Supranatural, Senjata, Tarian dan Kode Pendahuluan Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan menurut Edward B. Taylor, kebudayaan adalah cermin dari aspek kehidupan masyarakat suatu tempat atau daerah atau negara. Setiap tempat memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu kebudayaan adalah hal yang penting dalam suatu tempat, atau daerah atau negara. Tanpa kebudayaan maka daerah atau tempat tersebut tidak akan teridentifikasikan. Dari beberapa definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain- lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan Dayak adalah satu dari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Salah satu cirinya dapat dilihat dalam kesenian, senjata dan kebiasaan-kebiasaan yang terdapat didalamnya. Sebagai seorang yang berasal dari turunan suku Dayak yang sangat kental dengan tradisi, penulis mencoba menguraikan pengalaman yang pernah dirasakan dalam tradisi ini. Dan penulis mencoba untuk memahami makna dari pengalaman seperti: Mangkok Merah, Seni Tari Dayak dan Senjata Suku bangsa Dayak. Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan pemahaman makna dari mangkok merah, seni tari dayak dan senjata suku bangsa dayak melalui metode Thick Description. Menurut Clifford Geertz, Thick Description adalah penafsiran sistem-sistem simbol makna kultural secara mendalam dan menyeluruh dari sudut pandang pelaku kebudayaan sendiri, sehingga masyarakat yang berada didalamnya dapat berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan dapat mengenali makna- makna simbolis sebagaimana diartikan oleh masyarakat itu sendiri.
  • 3. I. Adat Istiadat Suku Dayak Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan. Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak, sebab lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak adalah “Menteng Ueh Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur. Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam. Suku Dayak hidup terpencar-pencar di seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda. Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608). Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan. Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini, dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. II. 1. Upacara Tiwah Upacara Tiwah adalah sebagai suatu upacara yang unik untuk pendatang. Upacara ini digelar dan dilaksanakan oleh keluarga (Dayak) yang masih hidup untuk anggota keluarganya yang telah meninggal dunia. Hampir sedikit banyak mirip dengan upacara adat Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang
  • 4. sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Upacara ini sangatlah sakral, pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya (Sandung). II. 2. Dunia Supranatural Dunia supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semenamena. Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan cara Suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan. II. 2. A. Mangkok Merah. Mangkok Merah merupakan media persatuan Suku Dayak. Mangkok merah beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar. “Panglima” atau sering Suku Dayak sebut Pangkalima biasanya mengeluarkan isyarat siaga atau perang berupa Mangkok Merah yang di edarkan dari kampung ke kampung secara cepat sekali. Dari penampilan sehari-hari banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak itu. Orangnya biasa-biasa saja, hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar biasa. Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari apa saja seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya. Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum diedarkan sang panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai perang. Dalam acara adat itu roh para leluhur akan merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika
  • 5. pangkalima tersebut ber “Tariu” ( memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan menyatakan perang ) maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan mempunyai kekuatan seperti panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit atau gila bila mendengar tariu. Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia dan bukan. Sehingga biasanya darah, hati korban yang dibunuh akan dimakan. Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak makan manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan di simpan untuk keperluan upacara adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka kekuatan magis akan bertambah. Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin sakti. Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang mengatakan terbuat dari tanah liat) yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat. Untuk menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi jerangau merah (acorus calamus) yang melambangkan keberanian (ada yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa diganti dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus) untuk tempat berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan. Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan kain merah. Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama beredar ketika perang melawan Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang Tionghoa dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967. pengusiran Dayak terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak muatan politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia. Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan “Palangka Bulau” ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari
  • 6. langit, sering juga disebutkan “Ancak atau Kalangkang” ). III. 2. B. PROSES PENGUBURAN SUKU DAYAK MAANYAN Salah seorang teman yang berasal dari suku Dayak Maanyan. Disebutkan bahwa seseorang suku Dayak Maanyan dinyatakan meninggal maka dibunyikanlah gong beberapa kali sebagai pertanda ada salah satu anggota masyarakat yang meninggal. Segera setelah itu penduduk setempat berdatangan ke rumah keluarga yang meninggal sambil membawa sumbangan berupa keperluan untuk penyelenggaraan upacara seperti babi, ayam, beras, uang, kelapa, dan lain-lain yang dalam bahasa Dayak Maanyan disebut nindrai. Beberapa orang laki-laki pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar dan menebang pohon hiyuput (pohon khusus yang lembut) untuk dibuat peti mati. Kayu yang utuh itu dilubangi dengan beliung atau kapak yang dirancang menyerupai perahu tetapi memakai memakai tutup. Di peti inilah mayat nantinya akan dibaringkan telentang, peti mati ini dinamakan rarung. Seseorang yang dinyatakan meninggal dunia mayatnya dimandikan sampai bersih, kemudian diberi pakaian serapi mungkin. Mayat tersebut dibaringkan lurus di atas tikar bamban yang diatasnya dikencangkan kain lalangit. Tepat di ujung kepala dan ujung kaki dinyalakan lampu tembok atau lilin. Kemudian sanak famili yang meninggal berkumpul menghadapi mayat, selanjutnya diadakan pengambilan ujung rambut, ujung kuku, ujung alis, ujung bulu mata, dan ujung pakaian si mati yang dikumpulkan menjadi satu dimasukkan ke sebuah tempat bernama cupu. Semua perangkat itu dinamakan rapu yang pada waktu penguburan si mati nanti diletakkan di atas permukaan kubur dengan kedalaman kurang lebih setengah meter. Tepat tengah malam pukul 24.00 mayat dimasukkan ke dalam rarung sambil dibunyikan gong berkali-kali yang istilahnya nyolok. Pada waktu itu akan hadir wadian, pasambe, damang, pengulu adat, kepala desa, mantir dan sanak keluarga lainnya untuk menghadapi pemasukan mayat ke dalam rarung. Pasambe bertugas menyiapkan semua keperluan dan perbekalan serta peralatan bagi si mati yang nantinya disertakan bersamanya ke dalam kuburan. Sedangkan Wadian bertugas menuturkan semua nasihat dan petunjuk agar amirue (roh/arwah) si mati tidak sesat di perjalanan dan bisa sampai di dunia baru. Wadian di sini juga bertugas memberi makan si mati dengan makanan yang telah disediakan disertai dengan sirih kinangan, tembakau dan
  • 7. lain-lain. Jika penuturan wadian telah selesai tibalah saatnya orang berangkat mengantar peti mati ke kuburan. Pada saat itu sanak keluarganya menangisi keberangkatan sebagai cinta kasih sayang kepada si mati. Menunjukkan ketidakinginan untuk berpisah tetapi apa daya tatau matei telah sampai dan rasa haru mengingat semua perbuatan dan budi baik si mati selagi berada di dunia fana. III. Seni Tari Dayak III. 1. Tari Gantar Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya. Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak. III. 2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe. III. 3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong. III. 4. Tari Kancet Lasan Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan
  • 8. Tari Perang Tari Kancet Ledo posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon. III. 5. Tari Hudoq Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak. III. 6. Tari Belian Bawo Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq. III. 7. Tari Datun Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang kesegenap daerah suku Dayak Kenyah. IV. Senjata Suku Dayak 1. Sipet / Sumpitan. Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 - 2,5 meter, ditengah-tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ - ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan. 2. Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.
  • 9. 3. Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 - 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan. 4. Mandau. Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat. 5. Dohong. Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basir. V. Totok Bakakak (kode) yang umum dimengerti Sukubangsa Dayak. Ada beberapa kode yang digunakan oleh masyarakat dayak terutama dalam keadaan bahaya mengancam. 1. Mengirim tombak yang telah di ikat rotan merah (telah dijernang) berarti menyatakan perang, dalam bahasa Dayak Ngaju "Asang". 2. Mengirim sirih dan pinang berarti si pengirim hendak melamar salah seorang gadis yang ada dalam rumah yang dikirimi sirih dan pinang. 3. Mengirim seligi (salugi) berarti mohon bantuan, kampung dalam bahaya. 4. Mengirim tombak bunu (tombak yang mata tombaknya diberi kapur) berarti mohon bantuan sebesar mungkin karena bila tidak, seluruh suku akan mendapat bahaya.
  • 10. 5. Mengirim Abu, berarti ada rumah terbakar. 6. Mengirim air dalam seruas bambu berarti ada keluarga yang telah mati tenggelam, harap lekas datang. Bila ada sanak keluarga yang meninggal karena tenggelam, pada saat mengabarkan berita duka kepada sanak keluarga, nama korban tidak disebutkan. 7. Mengirim cawat yang dibakar ujungnya berarti salah seorang anggota keluarga yang telah tua meninggal dunia. 8. Mengirim telor ayam, artinya ada orang datang dari jauh untuk menjual belanga, tempayan tajau. 9. Daun sawang/jenjuang yang digaris (Cacak Burung) dan digantung di depan rumah, hal ini menunjukan bahwa dilarang naik/memasuki rumah tersebut karena adanya pantangan adat. 10. Bila ditemukan pohon buah-buahan seperti misalnya langsat, rambutan, dsb, didekat batangnya ditemukan seligi dan digaris dengan kapur, berarti dilarang mengambil atau memetik buah yang ada dipohon itu. VI. KESIMPULAN Kebudayaan adalah hasil dari manusia untuk membuat kehidupan agar lebih baik. Setiap bangsa mempunyai kebudayaan sendiri. Hal ini dikarenakan pola kehidupan mereka yang berbeda. Kebudayaan itu bersifat spesifik sebab ada aspek yang menggambarkan pola kehidupan itu sendiri. Aspek tersebut digambarkan oleh epistemologis yang muncul ketika disadari bahwa sumber-sumber pengetahuan ternyata sangat ditentukan oleh asumsi dasar tentang kebenaran dan pengetahuan itu sendiri, misalnya antara asumsi dasar idealisme, empirisisme, dan behaviorisme yang memiliki asumsi dasarnya masing-masing. (Edward Taylor) Dengan demikian wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • 11. Gagasan dan nilai-nilai norma serta peraturan yang didapat dalam kebudayaan dayak adalah wujud dari pemikiran kepala suku dan tetua suku dayak. Dan gagasan berbentuk peraturan tersebut ditulis dalam peraturan. Tarian dan bentuk supranatural yang ada di kebudayaan tersebut merupakan bentuk aktivitas dari wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.(J.J. Hoenigmann) Senjata yang sebenarnya merupakan alat untuk membela diri. Dalam kebudayaan Dayak, mandau (parang atau pedang) dan sumpit yang merupakan senjata khas suku dayak, Sumpit merupakan senjata khas yang paling ditakuti. Dalam kehidupan nyata di pedalaman hutan Kalimantan Mandau dan Sumpit adalah sepasang senjata yang tak bisa jauh dari setiap lelaki suku Dayak. Selain untuk membela diri, kedua senjata tersebut dipakai untuk berburu, sebagai cara untuk mempertahankan hidup di hutan yang ganas. Mandau dan sumpit serta senjata lainnya merupakan Sehingga kebudayaan dayak yang mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi, sosial, ideologi, religi dan kesenian serta alat-alatnya merupakan warisan sosial yang tercakup dalam thick description yang dipaparkan oleh Geertz adalah manusia yang ibaratkan sebagai laba-laba yang hidup tergantung dalam jejaring makna yang dirajutnya sendiri. Sehingga dalam jejaring eksperimental yang bertujuan menguak hukum-hukum, tetapi sebuah model penafsiran yang tujuannya mencari makna. Setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dayak selalu berdasar pada sejumlah jejaring makna. Untuk mengauk ini, seperti misalnya dalam upacara Tiwah yang upacaranya dilaksanakan untuk mengantar tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung (yang sudah dibuat), maka disini akan terjadi banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan. Semua ini melibatkan seluruh masyarakat yang ada di tempat tersebut. Dan ini mencakup teks-teks, simbol dan perangkat kebudayaan lainnya.(Gilbert Rye) Kesemuanya ini akan ada interseksi (intersection) dalam makna, simbol, ide, gagasan dan tindakan dari kebudayaan dayak. Intersection ini adalah keterkaitan antara makna, simbol, ide dan gagasan serta tindakan tersebut.
  • 12. Dengan demikian berdasarkan dari kesimpulan diatas dapat diambil esensinya bahwa kebudayaan Dayak dapat diterima dimasyarakat dan merupakan kebudayaan yang sangat kuat dalam memegang teguh tradisinya dan sampai sekarang masih dijalani. VII. Daftar Pustaka Hardiman, F.Budi, Melampaui Positivisme dan Modernitas, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2003 MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford University Press. ISBN 9780945971733.ISBN 0-945971-73-7 Bellwood, Peter, “The Prehistory of Borneo”, Borneo Research Bulletin, 24/9 (1992), hlm. 7-13 Fridolin Ukur, "Kebudayaan Dayak", dalam Kalimantan Review, 22/I (Juli-Desember 1992), hlm. 3-10 Keragaman Suku Dayak di Kalimantan, Institut Dayakologi, Pontianak Geertz, Clifford, Tafsir Kebudayaan, Kanisius Press, Yogyakarta, 1992a Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama, Kanisius Press, Yogyakarta, 1992b. Kuper, Adam, Culture, Harvard University Press, Cambridge, 1999 Symour-Smith, Charlotte, MacMillan Dictonary of Anthropology, London, MacMillan Reference Books, 1986.