2. • HospesdefinitifTaeniasoliumadalah
manusia
• Hospesperantaranya adalah babi.
• Manusia yang dihinggapi cacingdewasa
Taeniasolium,juga menjadi hospesperantara
cacingini.
• Namapenyakityang disebabkan olehcacing
dewasa adalah teanisis soliumdan
disebabkan stadium larvaadalah
sistiserkosis
Taenia
Solium
Cacing Dewasa Taenia solium
5. • Telur keluar melalui celahrobekan proglotid
• Telur tsbbilatermakan oleh babimaka telur masuk kedalam usus babilalu dicernadanembrio heksakan keluar
daritelur danmenembus dindingusus danmasuk kesaluran getahbening/darah
• Embrioheksakan kemudian ikut aliran darahdanmenyangkut dijaringan ototbabi
• Embrioheksakan berubahmenjadi acinggelembung(sistiserkus) babi.
• Banyak ditemukanpadaototlidah,punggungdanpundakbabi.
• Hospes perantara lainnyaselain babiadalah monyet,unta ,anjingbabihutan,domba ,dankucing.
• Bila manusia memakandagingbabiygbelum matang(stgahmatang)ygmngandungsistiserkus.maka cacing
gelembungakan masuk ke dalamusus manusia .dindingkistadi cerna,skoleks mengalamievaginasi lalu melekat
padadindngusus halus.dalam waktu 3bulancacingtsbberubahmenjadi dewasa
SIKLUSHIDUP
12. • Dengan pengecualiannegara-negaraIslamsepertiIndonesiadanMalaysia,produksibabi
adalahpusatbagibanyakkomunitaspedesaandiAsiaTenggara.
• Dagingbabiadalahsumberutamaproteinsertapendapatankeluarga,dengan78%babidi
Lautdiproduksidibawahpetanikeciltanamancampuran-ternak.
• Selamabeberapadekadeterakhir,permintaanregionaluntukproduksibabijuga
meningkatsecarasignifikan.
• Wilayah SEAjugamenampungsalahsatukonsentrasibabibebastertinggididunia,dan
merekabersifatcoprophagic,memakankotoranmanusiayangmungkinmengandungT.
Risk Factors for
Transmission
13. • Ini termasukpraktik kebersihandansanitasiyangburuk sepertibuang airbesar
sembarangan,kurangnya perangkat keras kesehatansepertijamban yangberfungsi, kurangnya
akseskeair bersih,kurangnya pendidikandasardanpengetahuan tentangpenularan
penyakit,memberimakankotoran manusia kepada babi, pengorbanan leluhur dan konsumsidaging
babimentah,dankurangnya daging praktikinspeksi dirumahjagal
• Selain itu, kontakrumahtanggadapatmemperoleh infeksi melalui kontak langsungatautidak
langsungdengankotoran pembawa,danpengelompokan kasus neurocysticercosis disekitar
pembawatelahdiidentifikasi lebih lanjut.
• Adajuga laporan yangmenunjukkanhubunganantara sistiserkosis danpenggunaankotoran
manusia dan"air limbah" untukpemupukantanaman
14. • SEAjugaendemikpadaspesies Taenialainnya,yaituTaeniasaginatadanTaeniaasiatica,keduanyadapat
menyebabkantaeniasis manusiatanpasistiserkosis.
• Bebantaeniasis manusiaolehspesies ini bagaimanapundapatdiabaikan. Meskipunkontroversi masihada
tentangapakahT.asiaticadapatmengakibatkansistiserkosis manusia,mengingatbahwaiaberbagisiklus
hidupyangmiripdenganT.soliumpadababisebagaiinangperantaradanjugamenyebabkancysticercihati;
buktisejauhinitidakmeyakinkan
• TransmisiT.saginataterjadimelaluimakandagingsapimentah,sedangkanT.asiaticadiperoleh melalui
konsumsijeroanbabimentah,tetapibukandaging.
Co-endemicity
and
Polyparasitism
15. • Cacing pita anjing, Taenia hydatigena,di sisilain tidak diketahui menyebabkanpenyakitmanusia
tetapibabi dapat berfungsi sebagai inangperantara.
• Menariknya, semuaspesiesTaenia berpotensi mempengaruhidinamika transmisiT. solium melalui
mekanismecrowding yangbergantung pada kepadatankompetitif di ususpada manusia dan
hewan.
• Selain itu, poliparasitisme adalah normadi SEA denganbeberapa infeksi protozoa dancacing
lainnya sepertiEntamoeba, cacinghati ,cacing tambang,Ascaris,Trichuris, Schistosoma, dan
Trichinella menyebabkantingginya bebanpenyakitmanusiadanberbagifaktor risiko penularan
yangserupa,sepertikebersihanyangburuk,sanitasi, danpraktik peternakan.
16. • Penemuanyanglebih baru disajikan sebagai gantinya.
• Data epidemiologi tersebutpentingdalam menganalisis informasi penting tentangpenularan
penyakitdanfaktor risiko lainyang relevan, danolehkarena itudapatdigunakanuntuk merancang
program pengendalian yangefektif.
• Namun,kehati-hatian harusdilakukan dalam menafsirkan dataini karena beberapa
keterbatasan,yaitu,ukuransampelyangkecil, kurangnya metodologi studiyangkuat,kurangnya
keterwakilan nasional atau regional, kurangnya dataklinis terutama dalam kaitannya dengan
kejang, metodediagnostik laboratorium yangbervariasi, ketergantunganyangbesarpadadata
serologis, danketerbatasan intrinsik tesdiagnostik.
Epidemiolo
gy
20. • Kehadiran antibodi menunjukkaninfeksimasalalu atau sekarang,oleh karena itubiasanya melebih-
lebihkan prevalensi sebenarnya,sedangkankeberadaanantigen yangberedar menunjukkan cysticerci
yanglayak pada inang manusia danbiasanya mencerminkanbebanpenyakitaktif
• Selain itu, alat diagnostik seperticoprology, coproantigen ELISA, danmetode molekuler sangatbervariasi
dalam kinerjanya dalam mengidentifikasi kasus taeniasis.
• Metode coproantigen biasanyahanya spesifik untuk tingkat genus,meskipun uji spesifik spesiesuntuk
T. solium telah dikembangkan.
• Namun,metodemolekuler dapatmencapaiidentifikasi spesiestetapitidak tersediasecaraluas.
• Selain itu, prevalensi T. Penyakitsolium pada babi juga perlu dipertimbangkan untuk membangun
program pengendalian danpemberantasanyangefektif. Prevalensi ditentukanoleh metode inspeksi
daging dan investigasiimunologis, masing-masingdenganketerbatasannya
sendiri. Namun,epidemiologi pada babi tidak dibahas lebih lanjut dalam ulasanini.
27. Pengobatanmanusiadengantaeniasis/sistiserkosis*
Identifikasi infeksi/pembawa melalui tindakan pengawasanaktif/pasif
Perawatan individu
Pemberianobat massal(misalnya, praziquantel, niclosamide, atau
albendazole)
Pencegahaninfeksi manusia
o Langkah-langkahkebersihantangandanmakanan
o Praktikdanperaturanpemeriksaandagingyangketat
o Memasakdagingbabisecukupnya
o Perubahanpraktikbudayadanagamapadakonsumsidagingbabimentah