Dokumen tersebut membahas tentang sumber belajar sebagai komponen penting dalam pembelajaran. Sumber belajar terdiri dari pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Pemilihan sumber belajar yang tepat perlu mempertimbangkan aspek ekonomis, praktis, mudah didapatkan, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1. 1
SUMBER BELAJAR SEBAGAI KOMPONEN DARI
PEMBELAJARAN
Disusun oleh :
Kelompok 10
Gina Nurul Shobarina : 1172020090
Hamzah Hafidzun Jundillah : 1172020093
Siti Niima Nurpadilah : 1172020255
IV/PAI C
ABSTRAK
Peran guru dalam pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran, baik di ruang kelas maupun di
luar ruang kelas. Sumber belajar dan media pembelajaran amat penting
sebagai acuan dalam pemilihan pesan pembelajaran serta menentukan
aktivitas belajar siswa. Sumber – sumber belajar itu dapat diidentifikasikan
sebagai pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Dalam upaya
mendapatkan hasil yang maksimal, maka sumber belajar itu perlu
dikembangkan dan dikelola secara sistematik, bermutu, dan fungsional.
A. PENDAHULUAN
Belajar menurut Miarso merupakan suatu kegiatan baik dengan
bimbingan tenaga pengajar maupun dengan usahanya sendiri. Kehadiran
tenaga pengajar dalam kegiatan belajar dimaksudkan agar belajar lebih
lancar, lebih mudah, lebih menyenangkan, dan lebih berhasil. Media
pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk
memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan antara
guru dan siswa. Pemakaian media belajar juga dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru bagi siswa, membangkitkan motivasi, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
2. 2
B. PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian Sumber Belajar
Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi),
peralatan, pengaturan, dan orang dimana pembelajar dapat berinteraksi
dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja (Januszewski dan Molenda, 2008:213). Dalam arti luas, sumber
belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar
diri seseorang (peserta didik) yang akan memungkinkan (memudahkan)
terjadinya proses belajar. Edgar Dale menyatakan, sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas
kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat
menimbulkan peristiwa belajar. Dari sumber-sumber belajar itulah yang
memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil.
Berdasarkan definisi sumber belajar sebagaimana diberikan di atas, maka
media pembelajaran dan sumber belajar memiliki kesamaan di suatu sisi dan
juga perbedaan di sisi lain. Persamaannya, ketika media berfungsi sebagai
sumber untuk membantu individu dalam proses pembelajaran. Misalnya,
media video yang berisi materi atau bahan pembelajaran di gunakan untuk
membantu proses pembelajaran baik dalam ruang kelas maupun di luar
ruang kelas, maka kedudukan media video tersebut sama dengan sumber
belajar. Tetapi, jika media visual yang hanya berfungsi sebagai fisik saja
sebagai perantara antara sumber dengan penerimaan informasi, maka
peralatan visual tersebut hanyalah media dan bukan sebagai sumber belajar.
Dari perspektif ini, media pembelajaran lebih sempit dari sumber belajar.
2. Manfaat Sumber Belajar
Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam
usaha pencapaian tujuan instruksional, jika melibatkan komponen sumber
belajar secara terencana.
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada
peserta didik.
3. 3
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi,
atau dilihat secara langsung dan konkret.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada didalam
kelas.
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik
dalam ruang lingkup mikro maupun makro.
6. Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan
pemanfaatannya secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
3. Ciri-ciri Sumber Belajar
Telah dikemukakan bahwa sumber belajar adalah suatu daya,
kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang kita perlukan dalam rangka
proses instruksional. Oleh karena itu, suatu daya tidak dapat memberi
terhadap apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka daya
tersebut tidak dapat di sebut sumber belajar. Secara garis besar sumber
belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses
belajar mengajar.
2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu
dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap
tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang
dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun
isi.
b. Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
c. Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara
insidental.
d. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional.
4. Sumber belajar yang dirancang (resources by designed), mempunyai
ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.
4. 4
4. Komponen Sumber Belajar
Sebenarnya komponen sumber belajar itu sendiri juga merupakan
suatu sistem. Artinya, sumber belajar itu sendiri merupakan satu kesatuan
yang didalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan,
saling mempengaruhi, dan saling melengkapi. Komponen yang dimaksud
adalah semua bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang di
rancang maupun yang dimanfaatkan.
1. Tujuan dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber
belajar yang digunakan. Sehingga sumber belajar yang dirancang, tujuan
dan fungsinya akan lebih eksplisit, dipengaruhi oleh perancang (guru)
sumber itu sendiri, serta sangat tergantung karakteristik pada masing-
masing jenis sumber belajar yang digunakan.
2. Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar
Contoh:
Kegiatan observasi di Pusat Sumber Belajar (PSB) yang di
dalamnya terdapat banyak komponen, bentuknya beranekaragam. Misal,
komponen perpustakaan, laboraturium, ruang observasi untuk micro
teaching, ruang produksi media dan sebagainya. Kesemuanya sebagai
media penunjang dalam pengembangan sistem instruksional.
3. Pesan
Pesan termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber
belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan oleh
penerima pesan (peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan
menangkap pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara
maksimal.
Pesan mengandung 3 macam pengertian, yaitu :
5. 5
a. Tanda (kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya,
yang menjadi tanggung jawab perancang, diharapkan bermakna
bagi suatu sasaran.
b. Pembawa tanda (macam gaya, tata letak, pencetakan) yang
menjadi tanggung jawab penerbit atau produser.
c. Informasi atau arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab
sasaran (audience).
5. Faktor-faktor Sumber Belajar
1. Perkembangan teknologi
2. Nilai-nilai budaya setempat
3. Keadaan ekonomi pada umumnya
4. Keadaan pemakai (user)
6. Klasifikasi Sumber Belajar
Wallington berpendapat, sumber belajar dapat diklarifikasikan
dengan mudah melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: apa,siapa,
dimana dan bagaimana. Berpangkal dari kata-kata tersebut untuk
selanjutnya dapat dikembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah jenis informasi yang akan di transmisikan?
2. Siapakah yang akan melaksanakan transmisi itu?
3. Bagaimana cara mentransmisi itu?
4. Dimanakah transmisi itu diadakan?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dari Wallington ini selanjutnya
dapat disusun klasifikasi sumber belajar sebaga berikut:
No Pertanyaan Jawaban: Sumber
1. Apakah yag di transmisikan? Peserta, berita, informasi,dll.
2. Siapakah yag melakukan? Manusia, material, alat.
3. Bagaimanakah
mentransmisikan?
Tekhnik, metode, prosedur.
4. Di manakah? Di tempat yang di atur (setting).
Klasifikasi ini, kemudian memberi inspirasi pada AECT
(Association For Education Communication and Technology, 1979). AECT
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6, yaitu:
1. Pesan, yaitu informasi yang di transmisikan oleh komponen lain
dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Yang termasuk ke dalam kelompok
6. 6
pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah yang harus di ajarkan
kepada peserta didik.
2. Orang, yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah
dan penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya guru, dosen, tutor, peserta
didik, tokoh masyarakat dan orang-orang lain yang mungkin berinteraksi
dengan peserta didik.
3. Bahan, yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan. Berbagai
program media termasuk kategori bahan, misalnya slide, film, audio, video,
buku, modul, majalah dll.
4. Alat, yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian
pesan yang tersimpan dalam bahan. Misal proyektor slide, dll.
5. Tehknik, prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan
bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
6. Lingkungan, yaitu situasi sekitar dimana pesan di sampaikan.
Sekalipun telah dipisahkan ke dalam 6 golongan, dalam kenyataan sumber-
sumber belajar tersebut satu sama lain saling berhubungan.
AECT membedakan sumber belajar menjadi 2, yaitu:
1. Sumber belajar yang di rancang untuk tujuan belajar.
2. Sumber belajar yang di manfaatkan yaitu yang dimanfaatkan untuk
tujuan belajar.
Sedangkan Howard Levis mengklasifikasi sumber belajar sebagai berikut:
1. Sign vehicle characteristic, seperti:
a. Simbol digital-kata, angka dll.
b. Simbol iconic- gambar, diagram,dll.
2. Realism Cue characteristic, seperti:
a. Jumlah detail gambar-gambar.
b. Warna.
c. Efek pendengaran.
3. Sensory Channel Charakteristic, seperti:
a. Pengamatan,
b. Pendengaran,
c. Perabaan,
d. Penyaji melalui berbagai saluran.
4. Locus of control characteristic, seperti:
a. Menjadi sumber.
b. Kekakuan/keluwesan menurut waktu.
c. Kekakuan/keluwesan menurut urutan.
7. Pemilihan Sumber Belajar
Untuk memilih sumber belajar yang baik, kita perlu memperhatikan
beberapa kriteria sebagai berikut:
7. 7
1. Ekonomis
Hendaknya sumber belajar mempertimbagkan segi ekonomi.
2. Praktis dan sederhana
Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan penggandaan
sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan
pelayanan yang khusus.
3. Mudah di peroleh
4. Bersifat fleksibel (luwes).
5. Komponen-komponen sesuai dengan tujuan.
8. Evaluasi Terhadap Sumber Belajar
Untuk mengevaluasi sumber belajar dapat di mulai dari mengajukan
beberapa pertanyaan yang kiranya dapat digunakan, antara lain:
1. Apakah sumber belajar itu termasuk sumber belajar by design atau by
utilization?
2. Apakah termasuk perangkat keras atau termasuk perangkat lunak?
3. Apakah termasuk pesan, orang, materi, alat teknik atau setting? Dst.
Evaluasi dapat pula berpijak pada kriteria pemilihan:
1. Bersifat ekonomis.
2. Praktis dan sederhana.
3. Mudah diperoleh.
4. Fleksibel.
5. Sesuai dengan tujuan intruksional
9. Komponen Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa
komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar
ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi.
Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi.
Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu
dengan guru, teman temannya, alat, media pembelajaran,dan/atau sumber
sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri ciri lainnya dari pembelajaran ini
berkaitan dengan komponen komponen pembelajaran itu sendiri. Di mana
di dalam pembelajaran akan terdapat komponen komponen sebagai berikut;
tujuan, bahan/materi, strategi, media dan media pembelajaran.
Sebagai sebuah sistem , masing masing komponen tersebut
membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing masing
8. 8
komponen saling berinteraksi, yaitu saling berhubungan secara aktif dan
saling memengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran
merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu
disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh
media yang sesuai. Dalam menentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk
pada tujuan pembelajaran, bahan yang disediakan media dan strategi yang
digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya yang saling
bergantung (interdevendesi) dan saling menerobos (interpenetrasi)
Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran di atas adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan, tujuan pendidikan sendiri adalah untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan kata
lain, pendidikan merupakan peran sentral dalam upaya mengembangkan
sumber daya manusia.
2. Sumber Belajar, diartikan segala bentuk atau segala sesuatu yang
ada di luar diri seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau
memudahkanterjadinya proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik,
apapun bentuknya, apapun bendanya, asal bisa digunakan, untuk
memudahkan proses belajar maka benda itu bisa dikatakan sebagai sumber
belajar.
3. Strategi Pembelajaran, adalah tipe pendekatan yang spesifik untuk
menyampaikan informasi, dan kegiatan yang mendukung penyelesaian
tujuan khusus. Strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan
penerapan prinsip prinsip psikologi dan prinsip prinsip pendidikan bagi
perkembangan siswa.
4. Media Pembelajaran, merupakansalah satu alat untuk mempertinggi
proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkugan
dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode
mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar.
9. 9
5. Evaluasi Pembelajaran, merupakan alat indikator untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses
pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekadar
menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasrkan tujuan yang jelas.
Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses
pembelajaran. Komponen komponen tersebut memiliki fungsi masing
masing dalam setiap perannnta dalam proses pembelajaran,
10. Tipe-tipe Pembelajaran
Menurut Ibrahim (2003:85), tipe pembelajaran pada dasarnya
merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap
komponen pembelajaran dalam suatu desain yang terencana dengan
memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur penunjang dalam
implementasi pembelajaran yang akan dilakukan.
Tipe pembelajaran menurut Joice dan Weil (1996), telah
mengelompokan model-model mengajar dalam empat orientasi, diantaranya.
1. Information Procesing Orientation, mencakup semua model
mengajar yang titik beratnya mengembangkan kemampuan
kemampuan intelektual/kogniti siswa dengan menggunakan proses
deduktif-induktif serta pemecahan masalah lainnya.
2. Social- Interaction Orientation, mencangkup berbagai model
mengajar yang tujuannya di samping memajukan, saling memahami
dalam kehidupan suatu kelompok sosial satu sama lain.
3. Person Orientation, mencakup model-model mengajar seperti yang
dikembangkan oleh para penganut Humanistci Education sasarannya
ialah untuk memberikan kesempatan tiap individu siswa yang
bersangkutan.
4. Behavior-Modification Orientation, mencakup berbagai metode
mengajar yang digunakan dan dititikberatkan pada perubahan
10. 10
perilaku kearah yang diharapkan guru misalnya Expository dan
Mastery Learning.
Penjelasan di atas dilihat berdasarkan psikologi dalam proses pembelajaran
dimana terdapat beberapa dalam proses pembelajaran.
11. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Berdasarkan kajia terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan
langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah
atau objek kajian. Pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap
masalah atau objek kajian yang akan dipelajari.
Pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi dua,
yaitu pendekatan berorientasi pada guru (Teacher entered approaches)
dan pendekatan berorientasi pada siswa (student entered approaches).
Seperti halnya dikemukakan oleh Killen, Roy dalam bukunya yang
berjudul Effective Teaching Strategies (1998) mengemukakan bahwa ada
dua pendekatan pembelajaran yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher entered
approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar
bersifat klasik atau konbensional. Dalam pendekatan ini guru
menempatkan diri sebagai orang yang serba bisa dan sebagai satu satunya
sumber belajar.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri
bahwa pengelolaan pembelajaraan ditentukan sepenuhnya oleh guru.
Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai
11. 11
petunjuk guru. Siwa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.
Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct intruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekpositori. Pada strategi ini
peran guru sangat menentukan baik dalam pemilihan materi pelajaran
maupun penentuan proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa ( student entered
approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pedenkatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar
dam kegiatan belajar besifat modern. Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa, managemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh
siswa. Pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk
melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas
secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pendekatan ini selanjutnya ,menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada strategi ini peran guru lebih
menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar
siswa menjadi lebih terarah.
1. Sumber belajar dapat diklasifikasikan dengan mudah melalui
pertanyaan seperti
a. Apa, siapa, dimana, bagaimana (benar)
b. Apa, kapan, mengapa, siapa
c. Kapan, dimana, mengapa, siapa
d. Siapa, kapan, mengapa
2. AECT (Association For Education Communication and
Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi
a. 5
12. 12
b. 4
c. 7
d. 6 (benar)
3. Menurut Howard Levis, mengklasifikasi sumber belajar salah
satunya yaitu sign vehicle characteristic yang didalamnya terdapat
a. Warna, efek, pendengaran
b. Simbol-simbol digital-kata, angka (benar)
c. Pengamatan, pendengaran, perabaan dan penyajian
d. Kekakuan atau keluwesan menurut urutan waktu
4. Killen Roy mengemukakan beberapa pendekatan pembelajaran
yaitu menjadi
a. 3
b. 5
c. 2 (benar)
d. 4
5. Salah satu pendapat Killen Royadalah pendekatan pembelajaran
yang berorientasi pada guru, arti manakah yang benar
a. Siswa yang memegang kendali pembelajaran dan guru
menjadi pembimbing
b. Siswa dalam lingkup managemen guru dan guru menjadi
pusat subjek (benar)
c. Siswa dan guru saling bertukar pendapat dalam suatu diskusi
permasalahan
d. Siswa menuruti apa saja kata, selagi dalam lingkup belajar
6. Pendapat manakah yang benar dibawah jawaban ini tentang
pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru dalam aktivitas
siswanya
a. Siswa memiliki hak istimewa membantah guru jika salah
b. Siswa dikekang dalam kelas agar tetap mematuhi guru
c. Siswa hampir tidak memiliki kesempatan beraktivitas sesuai
minat (benar)
13. 13
d. Siswa dapat mengajukan metode pembelajaran apa yang
diinginkan.
7. Ada beberapa tipe pembelajaranmenurut Joice dan Weil (1996) dalam
pengelompokan model-model mengajar
a. 4 (benar)
b. 2
c. 7
d. 5
8. Apa yang dimaksud media pembelajaran
a. Alat komunikasi (benar)
b. Pesan
c. Materi
d. Sumber pembelajaran
9. Apa saja ruang lingkup media pembelajaran
a. Bahan dan peraga
b. Peraga dan sarana
c. Sarana, alat, audio, dan peraga
d. Guru, bahan, peraga, dan sarana prasarana sekolah (benar)
10. Tahun berapa penggunaan media audio-visual education
a. 1990
b. 1945
c. 1930-an (benar)
d. 2000
C. CONTOH APLIKASI
1. Media Papan Tulis
2. Media audio visual
3. Media berbasis komputer
4. Media OHP (Overhead Projector)
5. Media LCD (Liquid Crystal Display)
D. MASALAH-MASALAH YANG DITEMUKAN DALAM
PENGGUNAAN PROGRAM
14. 14
Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam penggunaan program ini
antara lain :
1. Verbalisme ketergantungan pada penggunaan kata-kata lisan untuk
memberikan penjelasan.
a) Seeing is beleiving (melihat menimbulkan kepercayaan)
b) A picture worth a thousand words (satu gambar senilai dengan
seribu kata)
2. Kekacauan penafsiran
a) Istilah yang dapat ditafsirkan berbeda
b) Penggunaan istilah tertentu secara salah namun berlaku secara
umum
c) Perbedaan pengalaman yang dipakai dasar penafsiran
3. Perhatian yang bercabang
a) Tidak dapat memusatlkan perhatian
b) Ingatan yang terpaku pada hal-hal yang menarik perhatian
sebelumnya
c) Melamun dan mengkhayal
4. Tidak ada tanggapan
a) Tidak membulatkan pengalaman penginderaan (apa yang
didengar, dilihat, diraba, dan lain-lain terhadap sesuatu obyek
dialami secara terpisah)
b) Proses pikiran (dimulai dari kesadaran hinga timbulnya
konsep) tidak berlangsung
c) Tidak terbentuknya sikap yang diperlukan
5. Kurang perhatian
a) Kurang variasi dan prosedur pengajaran
b) Sumber informasai tunggal yang membosankan
c) Kurangnya supervisi dan bimbingan karena guru sibuk dalam
prestasi
6. Keadaan lingkungan fisik yang mengganggu
a) Pengaturan tempat duduk yang kaku
15. 15
b) Keterbatasan fisik dalam kelas dapat diatasi dengan bantuan
media pendidikan
E. KESIMPULAN
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
dalam usaha pencapaian tujuan intrasional.
Dengan demikian, media pembelajaran adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.
F. DAFTAR REFERENSI
1. Rohani, Ahmad. (2014). Media intruksional edukatif. Jakarta: Rineka
Cpta.
2. Yusuf Hadi Miarso dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali
3. Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2005, hal. 2.