SlideShare a Scribd company logo
PENDALAMAN MATERI
(Lembar Kerja Resume Modul)
A. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar : PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER
BELAJAR DAN INSTRUMEN PENILAIAN (KB 2)
C. Refleksi
NO
BUTIR
REFLEKSI
RESPON/JAWABAN
1
Konsep
(Beberapa
istilah dan
definisi) di KB
PETA KONSEP
A. PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu memikirkan
materi/bahan pelajaran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan mencapai kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita perlu
mengembangkan bahan pembelajaran. Ada lima faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan materi ajar yaitu karakteristik peserta
didik, bentuk kegiatan pembelajaran, konteks tempat penyelenggaraan
B. PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
C. PENGEMBANGAN
SUMBER BELAJAR
DIGITAL
D. PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENILAIAN
SIKAP DAN KARAKTER
(PROFIL PANCASILA)
E. PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENILAIAN
PENGETAHUAN
BERBASIS
F. PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENILAIAN
KETERAMPILAN
(KOMPETENSI,
KARAKTER, DAN LITERASI
A. PENGEMBANGAN
MATERI AJAR DAN
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar.
1. Pengertian Materi Pembelajaran
Bahan atau materi pembelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu
yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai
dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap
mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai bahan yang diperlukan untuk pembentukan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam
mengembangkan materi perlu diperhatikan cakupan pengetahuan yang terdiri
dari 4 jenis pengetahuan, yaitu:
a. Pengetahuan Fakta
Yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap
oleh panca indra. Jadi semua hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,
misalnya nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang,
dan lain sebagainya. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan
dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang
terjadi yang dapat diuji atau diobservasi.
b. Pengetahuan Konsep
Yaitu adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda
atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut
adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai
atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Jadi semua yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, seperti definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat,
inti/isi dan sebagainya Materi konsep contohnya pengertian zakat, syarat dan
rukun shalat, dan sebagainya.
c. Pengetahuan Prosedur
Yaitu materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik
untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-
langkah dalam pengurusan jenazah. Hubungan antara dua atau lebih konsep
yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi (Merril dalam Wina
Sanjaya : 2011).
d. Pengetahuan Metakognitif
Adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan
kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang.
Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui
bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang
dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab
terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Perkembangan peserta
didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya
dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara umum, dan ketika
mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan cenderung belajar
lebih baik. Dengan demikian, apabila kesadaran tersebut terwujud, maka
peserta didik dapat mengawali proses berpikirnya dengan merancang,
memantau, dan menilai apa yang dipelajari. Aspek psikomotor juga tak luput
menjadi perhatian dalam pengembangan.
materi yakni yang mengarah pada gerak atau keterampilan (skill).
Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang
memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin
dicapai dari gerak atau keterampilan, misalnya gerakan shalat, bela diri,
renang, dan sebagainya yang diakomodir pada jenis pengetahuan prosedural.
Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:
1) Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha
menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berupa
data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori.
2) Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan
mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan
memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya.
B. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, media
adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
Menurut Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Berdasarkan uraian para ahli
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar sehingga
makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut
Pengalaman (cone of experience), yang melukiskan bahwa semakin konkrit
peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah
pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak peserta
didik mempelajari bahan pelajaran maka semakin sedikit pula pengalaman yang
akan didapatkan oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa
fungsi dari penggunaan media pembelajaran yaitu:
1. Fungsi komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara
penyampai pesan dan penerima pesan. Sehingga tidak ada kesulitan dalam
menyampaikan bahasa verbal dan salah persepsi dalam menyampaikan pesan.
2. Fungsi motivasi
Media pembelajaran dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Dengan
pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistic
saja akan tetapi memudahkan peserta didik mempelajari materi pelajaran
sehingga dapat meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar.
3. Fungsi kebermaknaan
Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna yakni pembelajaran
bukan hanya meningkatkan penambahan informasi tetapi dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mencipta.
4. Fungsi penyamaan persepsi
Dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik sehingga memiliki
pandangan yang sama terhadap informasi yang disampaikan.
5. Fungsi individualitas
Dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, baik itu pengalaman,
gaya belajar, kemampuan peserta didik maka media pembelajaran dapat
melayani setiap kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya
belajar yang berbeda.
C. PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR DIGITAL
Sumber belajar digital (e Learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang
dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis
dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning berfungsi
sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik yaitu:
1. Suplemen dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila
peserta mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak.
2. Komplemen (tambahan) d ikatakan berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima tersebut.
3. Substitusi (pengganti) b eberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan
kepada para maha peserta didiknya.
Berikut ini merupakan lima cara teknologi digital yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, baik dalam pembelajaran formal dan dalam pengaturan
informal (NETP, 2017), yaitu:
a. Teknologi dapat memungkinkan pembelajaran atau pengalaman yang
dipersonalisasi yang lebih menarik dan relevan.
b. Teknologi dapat membantu mengatur pembelajaran di sekitar tantangan
dunia nyata dan pembelajaran berbasis proyek - menggunakan berbagai
perangkat dan sumber belajar digital untuk menunjukkan kompetensi
dengan konsep dan konten yang kompleks.
c. Teknologi dapat membantu belajar bergerak di luar ruang kelas dan
memanfaatkan peluang belajar yang tersedia di museum, perpustakaan, dan
lingkungan luar sekolah lainnya.
d. Teknologi dapat membantu pelajar mengejar cita-cita dan minat pribadi.
e. Kesetaraan akses teknologi dapat membantu menutup kesenjangan digital
dan membuat peluang pembelajaran transformatif tersedia untuk semua
peserta didik di mana pun.
D. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP DAN
KARAKTER (PROFIL PANCASILA)
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima
atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau menanggapi
(responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau
mengelola (organization), dan berkarakter (characterization). Dalam
kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni sikap spiritual dan sikap
sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi kompetensi inti 1(KI 1) untuk
sikap spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap sosial (Kunandar, 2013,
hal. 100).
Pada kurikulum 2013, mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada
KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-
3 dan KD pada KI-4.Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung
(direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki
dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring
(nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada
KI-1 dan KI-2.Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara
langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan
KD pada KI-4. Meskipun demikian penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
harus dilakukan secara berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru
bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain
yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian
dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial
peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik.
a. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap harus mengacu pada indikator yang dirinci dari Kompetensi
Dasar (KD) dari kompetensi inti spiritual dan sosial pada kurikulum 2013
dan Capaian Pembelajaran pada kurikulum merdeka yang ada di kerangka
dasar dan struktur kurikulum untuk setiap jenjang dari dasar sampai
menengah. Oleh karena itu, guru harus merinci setiap KD dari Kompetensi
Inti menjadi indikator pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial yang
nantinya akan dinilai oleh guru dalam bentuk perilaku peserta didik sehari-
hari. (Kunandar, 2013, hal. 115).
1) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati
(Kunandar, 2013, hal. 117).
2) Penilaian Diri
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik sikap
spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian
kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar
dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial (Kunandar, 2013, hal.
131).
3) Penilaian Antar Peserta Didik atau Penilaian Antar Teman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap,
baik sikap spiritual maupun sosial dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai satu sama lain. (Kunandar, 2013, hal. 140).
E.PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
BERBASIS HOTS
Bagaimana mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi? Kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau
mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan
kemampuan mengambil keputusan (decision making). Tingkat kesukaran dalam
butirs soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tinggi. Contohnya, untuk
mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin
memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab soal
tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal
HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
Beberapa karakteristik soal-soal HOTS adalah:
1. Bersifat divergen
Maksud bersifat divergen adalah instrumen penilaian berbasis HOTS ini
dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam memberikan jawaban-
jawaban. Karena bersifat divergen, instrumen penilaian berbasis HOTS lebih
mudah dirancang dalam tugas esai, uraian, dan kinerja.
2. Menggunakan multi representasi
Dalam instrumen penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan
multirepresentasi antara lain seperti verbal (berbentuk kalimat), visual
(gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol, ikon, inisial,
isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan).
3. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari hari, dimana peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4. Menggunakan bentuk soal beragam
Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal
HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian. Dalam pembuatan soal pilihan
ganda, soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda harus memuat stimulus yang
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci
jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban adalah jawaban yang benar
atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar,
namun memungkinkan peserta didik terkecoh untuk memilihnya apabila
peserta didik tidak menguasai materi pelajaran dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS:
a) Menganalisis KD. Dalam menganalisis KD bertujuan untuk menganalisis KD
yang memiliki tingkat kognitif yang sama karena tidak semua KD
mempunyai tingkat kognitif yang sama. Dalam penyusunan soal HOTS,
terlebih dahulu guru harus merumuskan IPK dengan tingkat kognitif C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Setelah itu, dapat
disusun soal HOTS sesuai dengan KD yang telah dianalisis dengan terlebih
dahulu.
b) Menyusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi penyusunan soal dapat membantu guru
dalam penulisan soal HOTS, di mana pada kisi-kisi soal terdapat KD yang
akan dibuat soal, lingkup materi dan materi yang berkaitan dengan KD,
merumuskan indikator soal, menentukan nomor soal, menentukan level
kognitif, dan menentukan bentuk soal yang digunakan apakah berbentuk
pilihan ganda atau uraian.
c) Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual
Stimulus yang tepat dan kontekstual yaitu stimulus yang dapat membuat
peserta didik mencermati soal dan stimulus tersebut sesuai dengan kenyataan
sehari-hari agar peserta didik tertarik untuk membaca.
d) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.
Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan
butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi,
sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal
ditulis pada kartu soal, sesuai format yang ditentukan oleh guru.
e) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.
F. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
(KOMPETENSI, KARAKTER, DAN LITERASI
Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik
yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan
kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan
itu menunjukkan peserta didik tahu tentang keilmuan tertentu dan kompetensi
keterampilan ini menunjukkan peserta didik bisa (mampu) tentang keilmuan
tertentu tersebut. (Kunandar, 2013, hal. 251).
1. Teknik Penilaian Keterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan peserta didik dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, antara lain (1) penilaian kinerja yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu tertentu menggunakan
tes praktek (unjuk kerja) dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan
(observasi), (2) proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian
dokumen laporan proyek, (3) penilaian portofolio dengan menggunakan
instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan portofolio dan penilaian
produk. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik. (Kunandar, 2013, hal. 257).
2. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara
efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul
dalam diri peserta didik. (Kunandar, 2013, hal. 257). Penilaian ini dapat
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktikum di laboratorium, praktik
ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, dan membaca puisi.
3. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data
yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau
periode tertentu. Tugas tersebut bisa berupa investigasi atau penelitian
sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi KD tertentu
mulai dari perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data,
penyajian data dan menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara
jelas. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi: kemampuan (1)
pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian. (Kunandar, 2013, hal. 279).
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya
peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. (Kunandar, 2013, hal. 286).
2
Daftar materi
pada KB
yang sulit
dipahami
- Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS
3
Daftar materi
yang sering
mengalami
miskonsepsi
dalam
pembelajaran
- Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap dan Karakter (profil Pancasila)

More Related Content

What's hot

KB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar ProfesiKB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar Profesi
Istna Zakia Iriana
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
 Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
Istna Zakia Iriana
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
Diva Pendidikan
 
RPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XRPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas X
Diva Pendidikan
 
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docxLK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
TahmidMaulana2
 
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
sholikhahpertiwi
 
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang HaramRpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
Amalia Sofitri
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Istna Zakia Iriana
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
Istna Zakia Iriana
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Yanaeri1990
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
Istna Zakia Iriana
 
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1.  lk 1.1 analisis kurikulum 20131.  lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013Sukowibowo
 
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan PermasalahanyaModul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
Istna Zakia Iriana
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam
Bank Ryan
 
RPP MA Akidah Akhlak Kelas X
RPP MA Akidah Akhlak Kelas XRPP MA Akidah Akhlak Kelas X
RPP MA Akidah Akhlak Kelas X
Diva Pendidikan
 
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballahRPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
yasirmaster web.id
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
Dewi Bahagia
 
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam PembelajaranKB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
Istna Zakia Iriana
 

What's hot (20)

KB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar ProfesiKB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar Profesi
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
 Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
Modul Akhlak - KB 1 Definisi Akhlak
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
RPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XRPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas X
 
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docxLK 5a 5b 5c LKPD.docx
LK 5a 5b 5c LKPD.docx
 
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
Contoh rpp pai sd kelas 1 kurikulum 2013
 
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang HaramRpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
Rpp Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
 
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1.  lk 1.1 analisis kurikulum 20131.  lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
 
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan PermasalahanyaModul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan Permasalahanya
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam
 
RPP MA Akidah Akhlak Kelas X
RPP MA Akidah Akhlak Kelas XRPP MA Akidah Akhlak Kelas X
RPP MA Akidah Akhlak Kelas X
 
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballahRPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam PembelajaranKB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
 

Similar to LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENILAIAN 2.docx

Tugas Media Pembelajaran
Tugas Media PembelajaranTugas Media Pembelajaran
Tugas Media Pembelajaran
HamzahHafidzunJundil
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mviw Novita
 
Ppt media pembelajaran bab4
Ppt media pembelajaran bab4Ppt media pembelajaran bab4
Ppt media pembelajaran bab4Kamila Alzahra
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt VideoTugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
HamzahHafidzunJundil
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputer
abdsalam20
 
Tugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaranTugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajarandhianhariani
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Jenifer Andalangi
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
Fitri Yusmaniah
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
Azhar_Afifah
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesanDedi Yulianto
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputer
luthfiirsyad
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
nurahdiantidian
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
firman_pai
 

Similar to LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENILAIAN 2.docx (20)

Tugas Media Pembelajaran
Tugas Media PembelajaranTugas Media Pembelajaran
Tugas Media Pembelajaran
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
 
Ppt media pembelajaran bab4
Ppt media pembelajaran bab4Ppt media pembelajaran bab4
Ppt media pembelajaran bab4
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
 
Jawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genapJawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genap
 
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt VideoTugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputer
 
Tugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaranTugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaran
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesan
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputer
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 

Recently uploaded

tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolahtugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
Akhyar33
 
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL
 
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
amallia7
 
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptxPPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
kangSantri23
 
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptxBahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
ADELINKALENGKONGAN1
 
Model Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seniModel Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seni
AgusNugraha46
 

Recently uploaded (6)

tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolahtugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
 
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
 
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
 
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptxPPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
 
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptxBahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
 
Model Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seniModel Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seni
 

LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENILAIAN 2.docx

  • 1. PENDALAMAN MATERI (Lembar Kerja Resume Modul) A. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN B. Kegiatan Belajar : PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENILAIAN (KB 2) C. Refleksi NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN 1 Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB PETA KONSEP A. PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu memikirkan materi/bahan pelajaran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita perlu mengembangkan bahan pembelajaran. Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan materi ajar yaitu karakteristik peserta didik, bentuk kegiatan pembelajaran, konteks tempat penyelenggaraan B. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN C. PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR DIGITAL D. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP DAN KARAKTER (PROFIL PANCASILA) E. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BERBASIS F. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (KOMPETENSI, KARAKTER, DAN LITERASI A. PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
  • 2. pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar. 1. Pengertian Materi Pembelajaran Bahan atau materi pembelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam mengembangkan materi perlu diperhatikan cakupan pengetahuan yang terdiri dari 4 jenis pengetahuan, yaitu: a. Pengetahuan Fakta Yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Jadi semua hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, misalnya nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang, dan lain sebagainya. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. b. Pengetahuan Konsep Yaitu adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya. Jadi semua yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, seperti definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya Materi konsep contohnya pengertian zakat, syarat dan rukun shalat, dan sebagainya. c. Pengetahuan Prosedur Yaitu materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: langkah- langkah dalam pengurusan jenazah. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi (Merril dalam Wina Sanjaya : 2011). d. Pengetahuan Metakognitif Adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang. Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Perkembangan peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara umum, dan ketika mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan cenderung belajar lebih baik. Dengan demikian, apabila kesadaran tersebut terwujud, maka peserta didik dapat mengawali proses berpikirnya dengan merancang,
  • 3. memantau, dan menilai apa yang dipelajari. Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam pengembangan. materi yakni yang mengarah pada gerak atau keterampilan (skill). Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin dicapai dari gerak atau keterampilan, misalnya gerakan shalat, bela diri, renang, dan sebagainya yang diakomodir pada jenis pengetahuan prosedural. Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu: 1) Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori. 2) Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya. B. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Menurut Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Berdasarkan uraian para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman (cone of experience), yang melukiskan bahwa semakin konkrit peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak peserta didik mempelajari bahan pelajaran maka semakin sedikit pula pengalaman yang akan didapatkan oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa fungsi dari penggunaan media pembelajaran yaitu: 1. Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. Sehingga tidak ada kesulitan dalam menyampaikan bahasa verbal dan salah persepsi dalam menyampaikan pesan. 2. Fungsi motivasi Media pembelajaran dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Dengan pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistic saja akan tetapi memudahkan peserta didik mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar. 3. Fungsi kebermaknaan Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna yakni pembelajaran bukan hanya meningkatkan penambahan informasi tetapi dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mencipta.
  • 4. 4. Fungsi penyamaan persepsi Dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disampaikan. 5. Fungsi individualitas Dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, baik itu pengalaman, gaya belajar, kemampuan peserta didik maka media pembelajaran dapat melayani setiap kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda. C. PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR DIGITAL Sumber belajar digital (e Learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik yaitu: 1. Suplemen dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. 2. Komplemen (tambahan) d ikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima tersebut. 3. Substitusi (pengganti) b eberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para maha peserta didiknya. Berikut ini merupakan lima cara teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam pembelajaran formal dan dalam pengaturan informal (NETP, 2017), yaitu: a. Teknologi dapat memungkinkan pembelajaran atau pengalaman yang dipersonalisasi yang lebih menarik dan relevan. b. Teknologi dapat membantu mengatur pembelajaran di sekitar tantangan dunia nyata dan pembelajaran berbasis proyek - menggunakan berbagai perangkat dan sumber belajar digital untuk menunjukkan kompetensi dengan konsep dan konten yang kompleks. c. Teknologi dapat membantu belajar bergerak di luar ruang kelas dan memanfaatkan peluang belajar yang tersedia di museum, perpustakaan, dan lingkungan luar sekolah lainnya. d. Teknologi dapat membantu pelajar mengejar cita-cita dan minat pribadi. e. Kesetaraan akses teknologi dapat membantu menutup kesenjangan digital dan membuat peluang pembelajaran transformatif tersedia untuk semua peserta didik di mana pun. D. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP DAN KARAKTER (PROFIL PANCASILA) Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau menanggapi
  • 5. (responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola (organization), dan berkarakter (characterization). Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi kompetensi inti 1(KI 1) untuk sikap spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap sosial (Kunandar, 2013, hal. 100). Pada kurikulum 2013, mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI- 3 dan KD pada KI-4.Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan KI-2.Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Meskipun demikian penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. a. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap harus mengacu pada indikator yang dirinci dari Kompetensi Dasar (KD) dari kompetensi inti spiritual dan sosial pada kurikulum 2013 dan Capaian Pembelajaran pada kurikulum merdeka yang ada di kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk setiap jenjang dari dasar sampai menengah. Oleh karena itu, guru harus merinci setiap KD dari Kompetensi Inti menjadi indikator pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial yang nantinya akan dinilai oleh guru dalam bentuk perilaku peserta didik sehari- hari. (Kunandar, 2013, hal. 115). 1) Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati (Kunandar, 2013, hal. 117). 2) Penilaian Diri Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial (Kunandar, 2013, hal. 131). 3) Penilaian Antar Peserta Didik atau Penilaian Antar Teman Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sosial dengan cara meminta peserta didik
  • 6. untuk menilai satu sama lain. (Kunandar, 2013, hal. 140). E.PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BERBASIS HOTS Bagaimana mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi? Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Tingkat kesukaran dalam butirs soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tinggi. Contohnya, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab soal tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Beberapa karakteristik soal-soal HOTS adalah: 1. Bersifat divergen Maksud bersifat divergen adalah instrumen penilaian berbasis HOTS ini dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam memberikan jawaban- jawaban. Karena bersifat divergen, instrumen penilaian berbasis HOTS lebih mudah dirancang dalam tugas esai, uraian, dan kinerja. 2. Menggunakan multi representasi Dalam instrumen penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan multirepresentasi antara lain seperti verbal (berbentuk kalimat), visual (gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol, ikon, inisial, isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan). 3. Berbasis permasalahan kontekstual Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari hari, dimana peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. 4. Menggunakan bentuk soal beragam Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian. Dalam pembuatan soal pilihan ganda, soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda harus memuat stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban adalah jawaban yang benar atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan peserta didik terkecoh untuk memilihnya apabila peserta didik tidak menguasai materi pelajaran dengan baik. Berikut langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS: a) Menganalisis KD. Dalam menganalisis KD bertujuan untuk menganalisis KD yang memiliki tingkat kognitif yang sama karena tidak semua KD mempunyai tingkat kognitif yang sama. Dalam penyusunan soal HOTS, terlebih dahulu guru harus merumuskan IPK dengan tingkat kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Setelah itu, dapat disusun soal HOTS sesuai dengan KD yang telah dianalisis dengan terlebih dahulu.
  • 7. b) Menyusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi penyusunan soal dapat membantu guru dalam penulisan soal HOTS, di mana pada kisi-kisi soal terdapat KD yang akan dibuat soal, lingkup materi dan materi yang berkaitan dengan KD, merumuskan indikator soal, menentukan nomor soal, menentukan level kognitif, dan menentukan bentuk soal yang digunakan apakah berbentuk pilihan ganda atau uraian. c) Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual Stimulus yang tepat dan kontekstual yaitu stimulus yang dapat membuat peserta didik mencermati soal dan stimulus tersebut sesuai dengan kenyataan sehari-hari agar peserta didik tertarik untuk membaca. d) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format yang ditentukan oleh guru. e) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban. F. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (KOMPETENSI, KARAKTER, DAN LITERASI Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan itu menunjukkan peserta didik tahu tentang keilmuan tertentu dan kompetensi keterampilan ini menunjukkan peserta didik bisa (mampu) tentang keilmuan tertentu tersebut. (Kunandar, 2013, hal. 251). 1. Teknik Penilaian Keterampilan Guru menilai kompetensi keterampilan peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain (1) penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu tertentu menggunakan tes praktek (unjuk kerja) dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan (observasi), (2) proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3) penilaian portofolio dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan portofolio dan penilaian produk. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. (Kunandar, 2013, hal. 257). 2. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik Penilaian unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik. (Kunandar, 2013, hal. 257). Penilaian ini dapat digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi. 3. Penilaian Proyek
  • 8. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut bisa berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi KD tertentu mulai dari perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, penyajian data dan menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi: kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian. (Kunandar, 2013, hal. 279). 4. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. (Kunandar, 2013, hal. 286). 2 Daftar materi pada KB yang sulit dipahami - Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS 3 Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran - Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap dan Karakter (profil Pancasila)