Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui peningkatan kompetensi menggambar
dengan sistem CAD pada penerapan model Problem Base Learning (PBL) bagi siswa Kelas XI jurusan teknik
pemesinan Di SMK N 2 Depok; (2) Menegetahui bentuk dari PBL yang diterapakan pada siswa kelas XI
jurusan teknik pemesinan di SMK N 2 Depok.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulan Februari
2013 hingga mei 2013 di SMK N 2 Depok Sleman. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPA
sebanyak 20 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes hasil belajar, dan
dokumentasi. Teknik penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian berbasis produk dan proses yang
berdasar dari hasil gambar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata
nilai akhir kompetensi pada siklus I (80%) meningkat pada siklus II (85%) dan menurun sedikit pada siklus III
(83%). Namun jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siklus 3 meningkat. 2) Bentuk model
pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni (a)Melakukan perencanaan
masalah dan tuntutan yang harus di penuhi siswa.(b)Melakukan pengorganisasian kelas dengan membentuk
kelompok diskusi untuk perencanaan menggambar. Tetapi pelaksanaan tugas tetap bersifat individu.
(c)Melakukan pemaparan masalah yang diikuti dengan acuan pemecahan masalah beserta tuntutan
penyelesaiannya. (d)Siswa melakukan penyelesaian masalah yang di dukung dengan bimbingan dan diskusi
penyelesaian masalah. (e) Melakukan evaluasi dan refleksi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk
menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). Kompetensi
1. IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN SISTEM
CAD (COMPUTER AIDED DESIGN) SISWA
Hamid Abdillah
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
Karang Gayam, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta, 55281, vici.hamid@gmail.com
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui peningkatan kompetensi menggambar
dengan sistem CAD pada penerapan model Problem Base Learning (PBL) bagi siswa Kelas XI jurusan teknik
pemesinan Di SMK N 2 Depok; (2) Menegetahui bentuk dari PBL yang diterapakan pada siswa kelas XI
jurusan teknik pemesinan di SMK N 2 Depok.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulan Februari
2013 hingga mei 2013 di SMK N 2 Depok Sleman. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPA
sebanyak 20 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes hasil belajar, dan
dokumentasi. Teknik penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian berbasis produk dan proses yang
berdasar dari hasil gambar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata
nilai akhir kompetensi pada siklus I (80%) meningkat pada siklus II (85%) dan menurun sedikit pada siklus III
(83%). Namun jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siklus 3 meningkat. 2) Bentuk model
pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni (a)Melakukan perencanaan
masalah dan tuntutan yang harus di penuhi siswa.(b)Melakukan pengorganisasian kelas dengan membentuk
kelompok diskusi untuk perencanaan menggambar. Tetapi pelaksanaan tugas tetap bersifat individu.
(c)Melakukan pemaparan masalah yang diikuti dengan acuan pemecahan masalah beserta tuntutan
penyelesaiannya. (d)Siswa melakukan penyelesaian masalah yang di dukung dengan bimbingan dan diskusi
penyelesaian masalah. (e) Melakukan evaluasi dan refleksi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk
menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). Kompetensi
Abstract
This classroom action research aims to: (1) increased competence Knowing drawing with CAD
systems on the application of learning models Problem Base Learning (PBL) for Class XI students majoring in
mechanical engineering on SMK N 2 Depok, (2) Knowing the shape of the model PBL is applied class XI
students majoring in mechanical engineering on SMK N 2 Depok.
This type of research is a classroom action research. The study was conducted in February 2013 to
May 2013 at SMK N 2 Depok Sleman. The subjects were students of class XI landfill by 20 respondents. Data
collection techniques used include observation, achievement test, and documentation. Assesment using a
valuation technique products and processes based assessment and based of the results is from student works.
The results of this class action are: 1) The results of the study showed no increase in the average value
of competence at the end of the first cycle (80%) increase in second cycle (85%) and decreased slightly in the
third cycle (83 %). But the number of students who scored above KKM increase in cycle 3. 2) The PBL model of
learning in the CAD training are (a) Conduct planning issues and demands that must be fulfilled students. (b)
Organize the class in a group discussion to draw plans. But implementation remains the task of the individual.
(c) exposure is followed by a reference problem solving along with the demands of its completion. (d) Students
perform problem resolution that is supported by guidance and problem-solving discussions. (e) Evaluation and
reflection with students regarding learning outcomes and levels to show the results achieved by the students.
Keywords: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). competence
2. Pendahuluan
CAD dapat diartikan sebagai
penggunaan komputer untuk membantu
dalam membuat, memodifikasi
menganalisis dan mengoptimalkan sebuah
desain (Lalit, Malikarjuna, Sarcar ; 2008).
Kegiatan membuat desain dimulai dari
pengumpulan ide, pembuatan sketsa
(konsep), membuat model, membuat
gambar detail, menganalisa desain, sampai
dengan membuat simulasi atau animasi.
Tentunya jika seluruh kegiatan desain
tersebut dilakukan secara manual, maka
akan memakan waktu dan biaya yang
besar. Penggunakan CAD akan mencakup
keseluruhan proses desain dan dapat
terakomodir dengan cepat dan murah. Hal
itu dikarenakan kesalahan dalam proses
pembuatan desain dapat diminimalisir dan
berimplikasi pada pengurangan waktu dan
biaya desain itu sendiri. Sehingga industri
akan lebih efektif dan efisien dalam
melakukan proses desain.
Di dunia Industri saat ini, CAD
semakin dipercaya untuk membantu
pembuatan desain. Hal itu berbanding
lurus dengan nilai penjualan dan
penggunaan CAD di industri yang semakin
meningkat. Selain itu, software-software
CAD baru semakin banyak yang
bermunculan dan berlomba-lomba
memberikan fasilitas yang dapat di
gunakan untuk mempermudah proses
desain yang dilakukan oleh para engineer
di industri
Gambar 1. Grafik penjualan CAD/CAM
berdasarkan bentuk applikasinya
(Zeid I., Sivasubramanian R.; 2009)
Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
adalah salah satu bentuk pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan
kejuruan. Pendidikan kejuruan di SMK
dirancang untuk menyiapakan tenaga kerja
di dunia industri ataupun dunia usaha.
Dengan demikian antara pendidikan
kejuruan dan ketenagakerjaan merupakan
satu kesatuan. Seperti yang tercantum
dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006
mengenai Standar Kompetensi Lulusan –
Standar Kompetensi Pendidikan (SKL-SP)
SMK/MAK.
Realita yang muncul dalam SMK
adalah pembelajaran yang dilakukan masih
bersifat terpusat pada guru (teacher
oriented). Hasil observasi yang penulis
lakukan pada siswa kelas XI, nampak
pembelajaran CAD siswa hanya sebatas
dengan apa yang telah diberikan oleh guru.
3. Sehingga siswa kurang dapat bereksplorasi
untuk mendapatkan pengalaman saat
menangani sebuah masalah dalam design
and drawing yang dilakukan dengan
sistem CAD.
Field (2004) menyatakan bahwa
pembelajaran dan pelatihan CAD dalam
dunia pendidikan harus berubah.
Pembelajaran dan pelatihan CAD harus
menggunakan suasana kerja tim,
manajemen proyek dan lebih menekankan
pada “pick and click” (memilih dan
penggunaan comands feature) dalam
penggunaan sofware. Sehingga perbaikan
dalam pembelajaran CAD yang dilakukan
mutlak dibutuhkan. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam mata diklat menggambar dengan
sistem CAD guna menghadapi tantangan
dunia usaha dan industri. Melihat
karakteristik dari mata diklat menggambar
dengan sistem CAD yang menuntut siswa
untuk dapat membangun kompetensi dan
kreatifitas secara mandiri tentunya dapat
digunakan sebagai dasar untuk
menentukan model pembelajaran.
Sehingga model pembelajaran yang
digunakan hendaknya berorientasi pada
siswa (student oriented learning).
Problem Based Learning (PBL)
merupakan salah satu model pembelajaran
yang bersifat student oriented learning.
Model pembelajaran ini menyajikan suatu
permasalahan yang nyata bagi siswa
sebagai pembelajaran yang kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan dan
diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Dengan
demikian model pembelajaran ini dapat
memfasilitasi siswa untuk mengasah dan
membangun kompetensi dan kreatifitas
siswa
Kajian Pustaka dan Metode
A. Pendidikan Teknik (Engineering
Education)
Pembelajaran yang dilakukan
dalam pendidikan teknik tentunya harus
dapat mencerminkan situasi yang sama
dengan di industri. Dunia industri
membutuhkan sumber daya–sumber
daya yang terbiasa untuk
berkomunikasi, bekerjasama dan cakap
dalam menyelesaikan masalah.
Sehingga lingkungan pembelajaran
dalam pendidikan teknik harus mampu
mengakomodir dan memberikan bekal
mengenai hal-hal tersebut.
Namun realita yang ada saat ini
yang terjadi dalam dunia pendidikan
kejuruan adalah pembelajaran yang
dilakukan tidak sesuai dengan
kebutuhan industri seperti pendapat
Felder. dan Silverman (1988) yang
4. masih cukup relevan dengan keadaan
saat ini :
In recent years studies have been
conducted in many countries to
determine the technical and personal
abilities required of engineers by
today’s industry. These studies have
indicated some key concerns. Today’s
engineering graduates need to have
strong communication and teamwork
skills, but they don’t. They need to have
a broader perspective of the issues that
concern their profession such as social,
environmental and economic issues, but
they haven’t. Finally, they are
graduating with good knowledge of
fundamental engineering science and
computer literacy, but they don’t know
how to apply that in practice
Dari pernyataan tersebut dapat di
simpulkan bahwa isi dari pendidikan
kejuruan yang dilakukan sudah cukup
relevan. Namun penggunaan metode
pembelajaran yang dilakukan masih
kurang dapat mengakomodir
pengetahuan siswa dalam
mengaplikasikan ilmunya.
B. Pengertian Problem Based Learning
(PBL)
PBL merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong
siswa untuk mengembangkan
kompetensi yang dibutuhkan pada era
globalisasi. PBL dikembangkan
pertama kali oleh Prof. Howard
Barrows sekitar tahun 1980-an dalam
pembelajaran medis di MCMaster
University Canada (Savery, 2006).
Model pembelajaran ini menyajikan
suatu permasalahan nyata bagi siswa
sebagai awal pembelajaran yang
kemudian diselesaikan melalui
penyelidikan dan diterpakan dengan
menggunakan pendekatan pemecahan
masalah
Dalam PBL pembelajarannya
lebih mengutamakan proses belajar,
dimana tugas guru harus memfokuskan
diri untuk membantu siswa. Peran guru
dalam model pembelajaran ini adalah
(1) mempersiapkan skenario yang akan
di bahas tiap sesi dan mengatur rencana
pembelajaran. Jumlah sesi di sesuaikan
dengan cakupan materi, output dan
outcome dari mara diklat tersebut. (2)
menyediakan materi pembelajaran baik
berbentuk cetak mau pun elektronik
serta menyediakan sumber referensi
belajar. (3)sebagai fasilitator guru
mendorong siswa untuk
mengeksplorasi pengetahuan yang
sudah dimiliki dan menentukan
pengetahuan yang diperlukan untuk
selanjutnya. Pada umumnya guru
diharapkan menahan diri tidak
memberikan informasi. Sebaliknya,
guru mendorong siswa untuk saling
berdiskusi memecahkan masalah
(Sudarman, 2007).
5. C. Kompetensi
Kompetensi adalah sesuatu yang
ingin dimiliki oleh peserta didik dan
merupakan komponen utama yang
harus dirumuskan dalam pelajaran,
yang memiliki peran penting dalam
menentukan arah pelajaran
berdasarkan materi yang harus
dipelajari, penetapan metode dan
media pembelajaran, serta terhadap
penilaian. Kompetensi merupakan
perpaduan dari sikap (afektif),
pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotor). Ketiga
kompetensi tersebut direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
(Mulyasa, 2006:169).
Sedangkan pendapat lain
mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan integrasi dari pengetahuan,
sikap dan ketrampilan untuk
melakukan tugas atau pekerjaan
dengan efektif yang sesuai dengan
standar atau ukuran yang di berikan.
Dalam hal ini standar atau ukuran
yang di maksud adalah prinsip atau
aturan yang digunakan untuk
melakukan penlaian. (Yaumi
Muhammad, 2013:84).
Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat pada
tingkat pencapaian kompetensi yang
dihasilkan oleh peserta didik. Untuk
mengetahui ketercapaian kompetensi
dalam sebuah pembelajaran dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotor).
D. CAD
CAD pada dasarnya merupakan
alat bantu yang digunakan untuk
menggambar (juru gambar) dan
mendesain (enginner/designer).
Selama beberapa dekade, sistem dan
pengetian CAD berubah dari
Computer Assisted Drawing/Drafting
menjadi Computer Aided
Design/Drawing. CAD dapat
digunakan untuk berbagai industri
antara lain, dirgantara, mobil,
bangunan. Perangkat lunak CAD
digunakan untuk merancang produk
mulai dari desain, ukuran sebuah
produk hingga desain assembly
dengan produk/komponen lain.
Rancangan tersebut dapat diproses
lebih lanjut oleh engineer untuk
proses pengujian dengan metode
tertentu (Finite Element Analysis)
untuk mendeteksi titik-titik lemah
sebuah produk. Perangkat lunak CAD
untuk analisa dapat menggerakkan
bagian-bagian produk tersebut seperti
sedang digunakan. Ketika rancangan
6. itu selesai, perangkat lunak CAD
dapat menyiapkan spesifikasi rinci
yang diperlukan untuk memproduksi
produk yang diingingkan. Spesifikasi
ini kemudian disimpan dalam desain
database. Desain database inilah yang
akan berhubungan dengan data produk
dengan sistem dalam PDM (Lalit,
Malikarjuna, Sarcar ; 2008).
Pembelajaran CAD seharusnya
tidak hanya mengajarkan siswa
mengenai aplikasi feature comands
apa yang digunakan, tetapi
hendaknya mengajarkan mengenai
cara menggunkan CAD untuk
menyelesaikan masalah-masalah
dalam proses design and drawing. Ye
Xiuz, Peng Wei & cai Yi-Yu
mengatakan beberapa hal penting
yang perlu diberikan dalam
pembelajaran CAD adalah:
1) Kemampuan untuk memformulasi
penyelesaian engineering
problems.
Merupakan kemampuan yang
digunakan untuk menganalisi
masalah dengan menggunakan
bebrapa pertanyaan seperti; upaya
yang ingin draftsment lakukan?
Bagaimana membuat ini menjadi
mudah bagi draftsmen?.
2) Kemampuan untuk menggunakan
komputer dalam menyelesaikan
masalah.
Merupakan kemampuan untuk
menggunakan komputer dalam
menyelesaiakan masalah (misal
mekanika) dan bagaimana
mengepaskan penyelesaian
tersebut dengan masalah yang
dihadapi.
3) Kemampuan Mempraktekan
secara mandiri (hal terpenting).
Tidak ada hal lain yang lebih
penting selain mempraktekan
penggunaan CAD secara langsung
meskipun dalam ranah yang keci
(misal assembly sederhana dengan
3 parts).
E. Metode
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan yang difokuskan
pada situasi kelas atau yang sering
disebut Classroom Action Reserch.
Penelitian tindakan kelas adalah salah
satu penelitian yang dilakukan guru
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dikelas (Pardjono,
2007:12). Metode ini dipilih
berdasarkan pertimbangan: (1) masalah
dan tujuan penelitian menurut sejumlah
informasi dan tindak lanjut berdasarkan
observasi, (2) masalah dan tujuan
7. penelitian menurut tindakan reflektif,
kolaboratif, dan partisipatif
berdasarkan situasi kelas dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Model penelitian tindakan kelas
ini menggunakan empat komponen
penelitian. Keempat komponen
tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Oleh karena itu, pada konteks ini siklus
diartikan sebagai suatu putaran
kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun desain penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 1. Model PTK yang dilakukan
mengadopsi dari Suharsimi Arikunto
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pencapaian Kompetensi
Menggambar Dengan Sistem CAD.
Dalam penilaian kompetensi
menggambar dengan sistem CAD
dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari
gambar 3D siswa yang berbobot 40%
dengan nilai gambar output siswa yang
berbobot 60%. Perbedaan boboi ini
dikarenakan inti dari menggambar dengan
sistem CAD adalah gambar output. Selain
itu penilaian ini disesuaikan dengan level
siswa SMK yang disiapkan sebagai
drafter/draftsmen. Pada intinya CAD
merupakan alat yang digunakan untuk
mempermudah dalam melakukan
penggambaran. Dan gambar merupakan
bahasa teknik yang baku sehingga harus
mampu memberikan informasi yang
lengkap dalam ukuran, keterangan gambar,
pandangan untuk memberikan arahan
untuk bekerja (Svense, 1921;38)
Pada penelitian tindakan kelas yang
dilakukan ini dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran PBL
menujukan adanya peningkatan dalam
kompetensi siswa dalam menggambar
dengan sistem CAD. Hal ini terlihat dari
peningkatan rata-rata nilai akhir
kompetensi pada siklus I 79.54 (80%)
meningkat pada siklus II 84,45(85%) dan
menurun sedikit pada siklus III 83,4
(83%). Walapun nilai menurun pada siklus
III namun hal ini tidak bisa di kategorikan
sebagai penurunan. Hal ini dikarenakan
pada tiap siklus memiliki tingkatan tugas
yang meningkat.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus 2
Siklus 1
Observasi
9. B. Analisis Bentuk Penerapan Model
PBL Dalam Mata Diklat CAD.
Dalam penerapannya pada mata
diklat CAD, masalah yang disajikan
berupa kebenaran gambar, cara
menggambar dan strategi
penggambaran 3D dan 2D gambar
kerja. Kecakapan dalam tim terwujud
dari adanya kelompok diskusi untuk
merumuskan strategi penggambaran
3D dan 2D gambar kerja. Dalam
perencanaannya, perlu adanya
penentuan tingkatan pembelajaran
yang akan dilakukan, perencanaan
masalah beserta hasil yang dapat
diukur dan tujuan akhir pembelajaran
serta tuntutan yang harus dipenuhi oleh
siswa.
Dalam pelaksaan pembelajaran,
diawali dengan penjelasan cara-cara
penyelesaian masalah secara
bertingkat. Maksud dari secara
bertingkat adalah. Penjelasan cara
penyelesaian masalah yang dilakuan
dimulai dengan menjelaskan secara
keseluruhan pada tindakan pertama,
sebagian pada tindakan-tindakan
berkutnya. Kemudian siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk
diskusi perencanaan gambar.
Sedangkan untuk pengerjaan tetap
bersifat individu guna memberikan
penglaman langsung kepada siswa.
Untuk menujang pelaksanaan
pembelajaran hendaknya dalam
pembelajaran di sertai juga dengan
buku-buku referensi yang dapat
digunakan untuk sumber informasi
dalam menyelesaikan masalah. Guru,
dalam pelaksanaanya berperan sebagai
narasumber masalah yang memberikan
gambaran penyelesaian masalah dan
informasi-informasi pendukung. Selain
itu guru juga berperan sebagai
fasilitator diskusi tanya jawab.
Setelah pelakasanaan, dilakukan
refleksi dan evaluasi hasil kerja siswa
dengan melibatkan siswa. Evaluasi
dilakukan dengan pemaparan hasil
kerja yang diperoleh siswa yang di
bandingkan dengan tuntutan yang
diberikan. Setelah itu siswa dapat
melakukan evaluasi secara mandiri
mengai kemampuanyanya dalam
menyelesaikan masalah yang
dilakukannya. Sehingga kerangka
pelaksanaan pembelajaran CAD yang
menggunakan model PBL dapat
diwujudkan seperti pada gambar 14.
Simpulan
A. Hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan rata-rata nilai akhir
kompetensi CAD, yaitu pada siklus I
10. 79.54 (80%) meningkat menjadi di
siklus II 84,45(85%) dan menurun
sedikit pada siklus III 83,4 (83%).
Namun jumlah siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM pada siklus III
meningkat.
B. Bentuk model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang dilakukan
pada mata diklat CAD yakni :
Gambar 3 Diagram alir pelaksanan model
PBL pada Mata Diklat CAD
Pustaka Rujukan
Felder & Silverman. (1988). Learning and
Teaching Styles in Engineering
Education. Journal of Engineering
Education (Volume 78 Number 7)
Field, David. (2004). “Education and
Training for CAD in Auto Industry”.
Computer Aided Design International
Journal.Volume 36. ELSEVIER
Mulyasa. (2006). Menjadi Guru
Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : Rosda
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga
Penerbit UNY
Sudarman. (2007). Problem Based
Learning: Suatu Model Pembelajaran
Untuk Mengembangkan dan
Meningkatkan Kemampuan
Memecahakan Masalah. Jurnal
Pendidikan Inovatif (Volume 2, Nomor
2), Maret 2007: hal. 68-73. Universitas
Mulawarman Samarinda
Svensen, C. (1929). Machine Drawing : A
Text and Problem Book For Technical
Students and Draftsmen. New York :
D. Van Nostrand Company.
Ye, Xiuzi., Peng, Wei., Chen, Zhiyang &
Cai, Yi-Yu. 2004. “Today’s Stundent,
Tomorrow’s Engineers : an Industrial
Perspective on CAD Education.
Computer Aided Design International
Journal.Volume 36. ELSEVIER
Zeid, Ibrahim & Sivasubramanian. 2009.
CAD/CAM : Teory and Practice. New
Delhi: Tata McGraw Hill.
Perencanaan Masalah dan Tuntutan Penyelesaian
Masalah (kebenaran gambar)
Memberikan Kiriteria Penyelesaian Masalah
(cara menggambar dan aplikasi comand feature)
Pengorganisasian siswa untuk kelompok diskusi
perencanaan cara menggambar. Guru berperan
sebagai fasilitator diskusi
Pelaksanaan penyelesaian masalah secara
individu berdasarkan dari perencanaan yang telah
di diskusikan. Guru berperan sebagai pengamat
Evaluasi hasil kerja siswa disesuaikan dengan
kriteria penilaian dan tuntutan penyelesaian
masalah