2. Keputusan Klinis dalam Praktik
Keperawatan
• Perawat memiliki tanggungjawab untuk membuat
keputusan klinis yang tepat dan akurat.
• Contohnya: perawat profesional akan mengambil
tindakan yang cepat pada saat keadaan klinis klien
memburuk, mendeteksi jika klien mengalami
komplikasi dan memanggil dokter untuk
mengatasinya, atau mengetahui jika metode edukasi
klien tidak berjalan lancar dan berinisiatif untuk
memperbaikinya.
3. Definisi Berpikir Kritis
• Berpikir kritis adalah proses kognitif yang aktif
dan terorganisasi yang digunakan untuk
mengetahui pikiran seseorang dan pemikiran
terhadap orang lain.
• Pemikir kritis akan memperhatikan apa yang
penting dalam sebuah situasi, membayangkan
dan mengeksplorasi semua alternatif,
mempertimbangkan kode etik, dan kemudian
membuat suatu keputusan.
4. Berpikir Kritis dan Belajar
• Belajar merupakan proses sepanjang hidup. Perkembangan
intelektual dan emosional meliputi pembelajaran terhadap
pengetahuan baru dan memperbaiki kemampuan untuk
berpikir, menyelesaikan masalah, serta membuat keputusan.
Perawat harus bersikap fleksibel dan selalu terbuka pada
semua informasi baru. Ilmu keperawatan berkembang sangat
cepat dan akan selalu ada informasi baru yang dapat
diterapkan dala praktik. Makin banyak pengalaman dan
penerapan pengetahuan yang dipelajari akan membuat
perawat menjadi lebih baik dalam membuat asumsi,
mengemukakan ide, dan membuat kesimpulan.
5. Tingkatan Pemikiran Kritis dalam
Keperawatan
• Pemikiran Kritis Dasar
Pada tahap pemikiran dasar, pelajar memercayai bahwa para ahli memiliki
jawaban yang benar untuk setiap masalah. Berpikir adalah nyata dan
berdasarkan pada suatu aturan tertentu. Contohnya, sebagai mahasiswa
keperawatan, Anda menggunakan standar operasional rumah sakit pada saat
memasukkan kateter foley. Anda akan mengikuti aturan tahap demi tahap
tanpa mempertimbangkan kebutuhan klien secara individual (contoh: posisi
untuk mengurangi nyeri atau membatasi gerakan klien). Anda tidak memiliki
pengalaman yang cukup untuk mengantisipasi bagaimana menerapkan
prosedur secara individual. Pada tahap ini, jawaban untuk masalah yang
kompleks adalah benar atau salah (contoh: terlalu banyak atau malah tidak
cukupnya udara pada balon kateter foley), dan satu jawaban yang tepat
biasanya tersedia untuk masing-masing masalah.
6. Continue,,,
• Pemikiran Kritis Kompleks
• Pemikir kritis kompleks mulai dapat
memisahkan dirinya dari suatu aturan. Mereka
menganalisis dan memeriksa pilihan-pilihan
dengan lebih independen. Kemampuan
berpikir dan keinginan untuk melihat
pendapat para ahli secara lebih luas mulai
terbentuk. Perawat belajar bahwa solusi
alternatif dan mungkin bertolak belakang
mungkin diperlukan.
7. Continue,,,
• Komitmet
Pada tahap ini, seseorang dapat mengantisipasi keadaan untuk
menentukan pilihan tanpa bantuan orang lain. Apapun
keputusan yang diambil, kita akan
mempertanggungjawabkannya. Sebagai perawat, tidak hanya
mempertimbangkan alternatif kompleks pada suatu masalah.
Pada tingkat komitmen, kita memilih tindakan yang sesuai
dengan alternatif pemecahan yang ada dan mendukungnya.
Terkadang, tindakan kita adalah tidak mengambil tindakan
apapun atau memilih untuk menunda suatu tindakan sampai
beberapa waktu berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
Anda. Karena Anda memilih suatu tindakan, maka Anda harus
mempertanggungjawabkan dan memberi perhatian penuh pada
tindakan itu.
8. Kompetensi Pemikiran Kritis
• Metode Ilmiah
• Metode ilmiah adalah salah satu cara untuk memecahkan
masalah dengan menggunakan alasan yang kuat dan
tersistematis. Metode ilmiah mempunyai lima tingkatan,
yaitu:
– Identifikasi masalah
– Pengumpulan data
– Pembentukan pertanyaan penelitian atau hipotesis
– Uji hipotesis
– Evaluasi hasil penelitian
9. Continue,,,
• Pemecahan Masalah
• Jika masalah terjadi, kita menggunakan informasi dan
pengetahuan yang telah kita punya untuk
memecahkan masalah tersebut. Salah satu contoh
adalah perawat mengunjungi rumah klien menyadari
bahwa kliennya mengalami kesulitan untuk minum
obat secara teratur. Klien tidak dapat menjelaskan
obat apa saja yang diminumnya selama tiga hari
terakhir. Botol obatnya sudah terisi obat dan diberi
label. Perawat harus menemukan masalah mengapa
klien tidak mau minum obat secara teratur.
10. Continue,,,
• Pengambilan Keputusan
• Pengambilan keputusan adalah suatu produk
dari pemikiran kritis yang bertujuan untuk
memecahkan masalah. Contoh pengambilan
keputusan pada situasi klinis meliputi
keputusan untuk memilih balutan yang sesuai
untuk membalut luka bekas operasi atau
memilih metode terbaik untuk memberikan
edukasi kepada keluarga dengan pasien
stroke.
11. Continue,,,
• Penentuan Diagnosa dan Inferensi
• Penentuan diagnosis dimulai pada saat kita berinteraksi
dengan klien atau pada saat melakukan observasi fisik atau
perilaku. Penentuan diagnosis merupakan proses untuk
menentukan status kesehatan setelah menganalisis perilaku,
tanda, dan gejala yang ada pada klien.
• Inferensi yaitu proses untuk menggambar kesimpulan yang
disusun dari beberapa bukti yang berhubungan. Inferensi
mencakup pembentukan pola informasi dari data sebelum
pembuatan diagnosis.
12. Continue,,,
• Pengambilan Keputusan Klinis
• Pengambilan keputusan klinis adalah kegiatan
pemecahan masalah yang berfokus pada penentuan
masalah klien dan memilih penatalaksanaan yang
tepat (Smith Higuchi & Donald, 2002). Pada saat
Anda mengenali adanya masalah seperti klien yang
mengalami kemerahan di daerah pinggang. Anda
memutuskan untuk mengidentifikasi masalah (ulkus
dekubitus), dan memilih tindakan keperawatan
(perawatan kulit dan reposisi klien) untuk klien
tersebut.
13. Continue,,,
• Proses Keperawatan Sebagai Kompetensi
• Perawat menerapkan proses keperawatan
sebagai kompetensi pada saat memberikan
perawatan pada klien (Kataoka-Yahiro &
Saylor, 1994). Proses keperawatan merupakan
lima tahap pendekatan pengambilan
keputusan klinis yang mencakup pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
14. Model Pemikiran Kritis untuk Pengambilan
Keputusan Klinis
• Pengetahuan Dasar Spesifik
• Pengalaman
• Kompetensi Proses Keperawatan
• Perilaku dalam Pemikiran Kritis
– Percaya diri
– Berpikir Independen
– Keadilan
– Tanggungjawab dan akuntabilitas
– Mengambil risiko
– Disiplin
– Persisten
– Kreatif
– Rasa ingin tahu
– Integritas
– Rendah hati
15. Continue,,,(Perilaku dalam Pemikiran Kritis)
– Percaya diri
– Berpikir Independen
– Keadilan
– Tanggungjawab dan
akuntabilitas
– Mengambil risiko
– Disiplin
– Persisten
– Kreatif
– Rasa ingin tahu
– Integritas
– Rendah hati