1. 1
KONDISI IDEAL DAN KONDISI NYATA DALAM PEMBELAJARAN1
Oleh: Drs. H. Asro’ie Thohir, M.Pd.I.2
1. Pengantar
Setiap guru akan merasa senang apabila proses pembelajaran yang dilakukannya
membuahkan hasil, berupa meningkatnya “pengertian dan pemahaman materi
pelajaran” yang disampaikannya di dalam kelas, apalagi kalau bisa mencapai
kondisi ideal yang di inginkannya. Untuk mencapai kondisi ideal ini memang
tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan ia membutuhkan proses
dalam waktu yang relative lama.
2. Kondisi Ideal Dalam Pembelajaran
Untuk mewujudkan kondisi ideal dalam pembelajaran, perlu diperhatikan PP. RI
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (sekarang telah diganti
dengan PP. No. 32 tahun 2013). Dan peraturan-peraturan Menteri Pendidikan
Nasional yang menjabarkan PP. No. 19 tersebut /PP. No. 32 tahun 2013 antara
lain;
1) Permendiknas no. 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Standar Isi
2) Permendiknas no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
3) Permendiknas no. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
4) Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
5) Permendiknas no. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
6) Permendiknas no. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
7) Permendiknas no. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana
8) Permendiknas no. 7 tahun 2006 tentang honorarium Guru Bantu
1 Di sampaikan pada hari Rabu tanggal 16 Desember 2015 pada kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas Bagi Guru PAI SMA Sejawa Tengah Kerjasama FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan Kanwil
Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah Tahun 2015
2 Dosen Fakultas Agama IslamUniversitasWahid HasyimSemarang
2. 2
Kondisi kelas bisa dikatakan ideal apabila tampilan dan kegiatan yang ada di
dalamnya bisa memenuhi standar sebagaimana yang terumuskan dalam PP dan
Permendiknas tersebut, setidaknya mendekati dalam implementasi peraturan-
peraturan tersebut.
Ada delapan standar yang harus di penuhi suatu kelas/sekolah untuk mencapai
kondisi ideal sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Guru memiliki
peran yang dominan dan strategis dalam menciptakan kondisi ideal tersebut,
setidaknya guru memiliki 7/8 x 100 = 87,5% (7 dari 8 standar) yaitu:
Guru berperan, ikut mengatur, memanfaatkan dan mengendalikan pemenuhan
standar no. 1 s.d 7. Untuk standar ke 8 (Standar Biaya) lazimnya diatur oleh
pimpinan bersama Komite Sekolah dan Dinas terkait.
Kalau kita menengok kitab suci al-Qur’an dalam Surat al-A’rof ayat 179, guru
harus memaksimalisasi pengembangan potensi anak didik, agar mereka terjaga
martabat kemanusiaannya, sebagai makhluk Alloh yang di muliakan, tidak
terjerembab dalam jurang kehinaan.
Alloh Swt berfirman:
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Pengelolaan
4. Standar Kompetensi Lulusan
5. Standar Tenaga Pendidik
6. Standar Evaluasi
7. Standar Sarana Prasarana
8. Standar Biaya
3. 3
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.
Proses pembelajaran sangat membutuhkan keterlibatan murid dengan
mengerahkan degala potensinya (kecerdasan penglihatan dan pendengaran)
untuk bisa focus memperhatikan petunjuk guru. Didalam surat ar-Ra’du ayat 11,
Alloh Swt memotivasi kita untuk selalu berikhtiar merubah keadaan kita
(termasuk di dunia pendidikan) agar menjadi lebih baik.
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
3. Kondisi Nyata Dalam Pembelajaran
Masih dirasakan adanya kesenjangan/jarak antara kondisi ideal dalam
pembelajaran dengan kondisi nyatanya. Kalau ketentuan yang di terbitkan oleh
Pemerintah dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah maupun
Peraturan Mendiknas, sudah dapat di implementasikan oleh semua lembaga
pendidikan dalam semua jenjang dan di seluruh Wilayah Negeri ini, maka
kondisi nyata dalam pembelajaran sudah akan ideal semua.
Kenyataan di lapangan, hasil akreditasi sekolah masih bervariasi ada yang sudah
mencapai peringkat A, B, C bahkan masih ada yang belum berani mengajukan
diri untuk di akreditasi.
Beberapa mass media memberitakan masih banyak guru yang belum
bersertifikasi, masih banyak guru yang sudah bersertifikasi tetapi belum ada
4. 4
peningkatan performan profesionalitasnya, masih banyak sarana prasarana
pendidikan di sekolah yang belum memadai (belum berimbang dengan jumlah
muridnya, kondisinya rusak, tidak bisa di gunakan dll.)
Masalah lain yang masih terjadi adalah penerapan metode pembelajaran yang
monoton, kurang bervariasi, sehingga berakibat peserta didik merasa
jenuh/bosan, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, maka perlu kiranya
segera di terapkan PAIKEM (Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan) melalui berbagai macam metode seperti Jig Saw, Role
Playing dll.
4. Penutup
Materi ini masih sangat sederhana, perlu pengembangan lebih lanjut. Para
peserta bisa mengamati lebih lanjut tentang kendala yang ada dalam
mewujudkan kondisi pembelajaran yang ideal !
Semoga ada manfaatnya dan mohon maaf bila ada kekurangannya !
Terima kasih.
Semarang, 16 Desember 2015