3. LATAR BELAKANG
Mengacu pada pemahaman mengenai pemanfaatan
ilmu,
Suriasumantri
(2010:249)
mengemukakan:
“Pengetahuan merupakan kekuasaan, kekuasaan yang dapat
dipakai untuk kemaslahatan manusia”. Berarti ilmu dapat
dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan
taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat, dan kelestarian manusia. Tetapi terkadang pula
ilmu dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang
menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri.
4. Apakah yang dimaksud dengan aksiologi?
Bagaimanakah hubungan ilmu dan
moral?
Apa tanggung jawab sosial ilmuwan?
Bagaimanakah sikap ilmuwan
terhadap pemanfaatan revolusi genetika?
5. Istilah aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani)
yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau
teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai.
Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
(Suriasumantri, 2010:234)
Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu:
1. Moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini
melahirkan disiplin khusus, yaitu etika.
2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang
ini melahirkan keindahan.
3. Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang
akan melahirkan filsafat sosial politik.
6. ILMU DAN MORAL
The Liang Gie (1987), memberikan pengertian ilmu
adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari
penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia
dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan
sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin
dimengerti.
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti
adat kebiasaan, akhlak atau kesusilaan yang
mengandungmakna tata tertib batin atau tata tertib
nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin
dalam
hidup
(Poespoprodjo,
1986;
BP-7,
1993;Soegito, 2002).
7. ILMU vs MORAL
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana
adanya, sedangkan moral pada dasarnya adalah
petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan
manusia. Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan
alternatif untuk membuat keputusan politik dengan
berkiblat pada pertimbangan moral (Ihsan Fuad,
2010:276).
8. PERMASALAHAN MORAL-IPTEK, ILMUWAN TERBAGI
DALAM 2 GOLONGAN PENDAPAT
GOLONGAN PERTAMA
GOLONGAN KEDUA
• ilmu harus bersifat netral • netralitas ilmu terhadap
terhadap nilai-nilai baik
nilai-nilai hanyalah
itu
secara
ontologis
terbatas pada metafisik
maupun aksiologis.
keilmuan, sedangkan
dalam penggunaannya,
• Ilmuwan
menemukan
bahkan pemilihan obyek
pengetahuan
dan
penelitian, maka kegiatan
terserah kepada orang
keilmuan harus
lain
untuk
berlandaskan asas-asas
mempergunakannya.
moral.
9. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN
kelangsungan
hidup
bermasyarakat
:
bertanggung jawab agar produk keilmuan
sampai dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat .
perubahan sosial :atas sesuatu yang bakal
terjadi masa lampau dan juga masa depan.
bukan lagi memberikan informasi namun
memberi contoh karena pengetahuan yang
dimilikinya merupakan kekuatan yang akan
memberinya keberanian.
10. REVOLUSI GENETIKA
Kemajuan reproduksi dan rekayasa manusia oleh
manusia adalah sebuah contoh dari pesatnya ilmu.
Konsekuensinya, ilmu bukan saja menimbulkan
dehumanisasi, namun kemungkinan mengubah
hakikat kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain,
ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu
manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan juga
menciptakan tujuan hidup itu sendiri. (Ihsan Fuad,
2010:273)
11. DAFTAR PUSTAKA
• Suriasumantri, Jujun. S. 2010. Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
• Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka
Cipta.
• Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
• (http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu).