Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
RANGKUMAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 11 MHS SEMESTER 4 KELAS S
1. Atikatul Latifah 1211900343
2. Tri Agustin 1211900336
3. Jefri Ardiansyah 1211900338
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
RANGKUMAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 11 MHS SEMESTER 4 KELAS S
1. Atikatul Latifah 1211900343
2. Tri Agustin 1211900336
3. Jefri Ardiansyah 1211900338
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
2. Arti corak filsafat adalah jalan pemecahan yang
dianut seseorang untuk memecahkan
permasalahan mendasar di filsafat.
Bahkan jika jika seseorang mengatakan masalah
masalah itu tidak ada solusinya, dia sudah berada
di situasi penyelesaian, yaitu skeptisisme.
Skeptisisme artinya posisi kita berada di situasi
yang ragu ragu atas segala hal.
Tetapi perbedaan antara kebanyakan orang dan
seseorang mempelajari filsafat secara ketat adalah
terletak pada tingkat keruntutan pemikiran dalam
sistem kepercayaan yang dianut.
Corak Filsafat
3. Jawaban corak-corak filsafat
Jawaban corak-corak berdasarkan pertanyaan:
apakah hakekat terdalam segenap kenyataan?
Beberapa jawaban utama dari sikap-sikap orang
melihat kenyataan antara lain:
Realisme: berpendirian, ada hal-hal yang tidak
tergantung pada pengetahuan dan hakekat hal hal
ini tidak tergantung dari akal yang mengetahui.
Misalnya adanya alam semesta yang berpusat
kepada matahari.
Idealisme: berpandangan bahwa hal-hal memiliki
keberadaan, secara mendasar berhubungan
dengan perbuatan mengetahui. Misalnya
keberadaan ruh, tuhan, dan lainnya meski tidak
dapat dilihat, tetapi dapat dipikir.
4. lanjutan
Naturalisme: menganggap alam merupakan
keseluruhan arti keberadaan, dengan demikian
naturalisme memustahilkan apapun yang
melampaui alam/supernatural atau bersifat
dunia lain. Naturalisme misalnya menolak untuk
melihat keberadaan mahluk mahluk gaib.
Materialisme, merupakan pengembangan dari
naturalisme bahwa segala hal terdiri dari materi.
Empirisme logis: melihat pernyataan
pernyataan mengenai hal mendasar tersebut
tidak mengandung arti, sebab kata-kata yang
digunakan pada dasarnya tidak berarti.
5. Realisme
Sistem kefilsafatan realisme percaya bahwa percaya
bahwa apa yang nyata itu berdiri sendiri, misalnya
tidak ada bedanya bagi sistem tata surya, jika
diketahui manusia ataupun tidak.
Hal ini berhubungan dengan pengetahuan apa yang
bisa didapatkan manusia.
Di dalam pandangan realisme, pengetahuan manusia
berhadapan dengan apa yang menampak dan
kenyataannya, misalnya ketika kita mencelupkan
sebuah pensil ke sebuah gelas yang berisi air, kita
melihat pensil tersebut nampak membelok, meski
kenyataannya pensil tersebut tidak belok.
6. Idealisme
Pandangan pandangan dari realisme dan
idealisme telah berada di medan
pertempuran akal selama berabad-abad
Permasalahannya adalah jika realisme tadi
sudah membicarakan sesuatu yang nyata
dan dibuktikan yang nyata, seperti ada asap
di tengah gunung merupakan tanda
kebakaran di gunung, cukup dibuktikan ke
puncak gunung dan melihat apakan
memang terjadi kebakaran hutan atau
hanya semacam orang membakar sampah
di hutan.
7. Lanjutan
Idealisme memikirkan bagaiman kita melacak
pemikiran kita sampai kepada materi yang
menampak.
idealisme menunjuk kepada ide di dalam pikiran dan
sekaligus ide yang ideal, idealisme biasanya lebih
kepada sesuatu yang mendalam berdasar prinsip
keruntutan berpikir, misalnya, pembicaraan
mengenai bukti adanya ruh, bukti adanya tuhan
berdasarkan pemikiran runtut.
Bukti adanya ide adalah nilai nilai yang dimiliki
manusia, misalnya adanya nilai kebaikan dan nilai
keindahan
8. Naturalisme
Naturalisme merupakan sudut pandang alam
dunia yang dilawankan dunia lain (alam gaib).
Naturalisme mendasarkan pada hukum alam
fisik, misalnya “gerhana matahari merupakan
gejala alami”
Pembicaraan mengenai naturalisme
didasarkan pada hukum kodrat alamiah
gerakan benda.
Apa yang melampaui alam, dianggap sesuatu
yang tidak nyata, dan pembicaraan mengenai
supernatural mengingkari pemikiran ilmiah.
Jadi pokok pandangan dari naturalisme adalah
sesuatu hal dapat dijelaskan melalui metode
ilmiah
9. Positivisme dan Empirisme Logis
Jalan naturalisme menuju ilmu pengetahuan
melalui jalan positivisme dan empirisme logis.
Positivisme artinya sebuah jalan pencarian arti
permasalahan filsafat untuk dijawab dengan
bahan dan cara dari ilmu alam dan metode
ilmiah.
Dan empirisme logis mempersoalkan tentang
kenyataan sebagai keseluruhan menjadi
permasalahan pengalaman inderawi dan
menganalisa bahasa sebagai bentuk
pengungkapan pemikiran.
Prinsip analisa bahasa ini dinamakan
verifiable theory of meaning
10. Lanjutan
Contoh verifiable thesis of meaning misalnya,
saya mengatakan “di luar hujan turun”, maka
perlu dilakukan pengamatan ke luar ruangan,
apakah di luar hujan benar-benar turun.
Berdasarkan prinsip ini kita harus selalu
memverifikasi arti kata-kata yang diucapkan
seseorang, apakah perkataannya masuk akal
dan dapat kita terima, lalu kita buktikan
dengan pengamatan.
11. Pragmatisme
Apa yang dimaksud benar dan keberadaan arti
sesuatu didasarkan pada praktik
Pengantut pragmatisme menaruh perhatian pada
praktik.
Mereka memandang hidup manusia sebagai
perjuangan hidup yang berlangsung terus menerus,
maka melihat dari hal tersebut, apa yang kemudian
dianggap benar merupakan apa yang dianggap
benar.
Oleh karena itu pembicaran pembicaraan mengenai
seperti “kenyataan terdalam adalah ruh manusia”
sebagai inti yang mengungkap segala keberadaan,
tidak memiliki arti di dalam sudut pandang
pragmatisme.