1. BIOMONITORING KUALITAS LINGKUNGAN
Ruang Indoor Berpotensi Polutan (Garasi)
Nama : Farid Pratama Putra
NRP : 3314100030
Kelas : B
Dosen : Prof. Ir. Wahyono Hadi, M.Sc, Ph.D
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
2016
2. RUANG BERPOTENSI POLUSI UDARA INDOOR
(Garasi)
1. POT DENGAN TANAMAN YANG DAPAT MENGIDENTIFIKASI POLUTAN
Respon tumbuhan terhadap zat-zat pencemar udara dibagi menjadi dua yaitu respon
tumbuhan secara makroskopis dan respon tumbuhan secara mikroskopis. Skema pemantauan
pencemaran udara dengan tumbuhan bioindikator dapat dilakukan dengan mengukur akumulasi
unsur-unsur kimia dalam jaringan tanaman, mengamati tingkat perubahan komunitas, mengamati
dampak cedera yang terlihat, serta transplantasi tumbuhan.
Tumbuhan bioindikator harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu beberapa diantaranya
adalah SMART (Specific, Measureable, Attributable, Relevant, dan Timely). Jenis-jenis tumbuhan
bioindikator antara lain adalah dari spesies Bryophyta, Lichen, dan tumbuhan tingkat tinggi. Untuk
peletakan pot tanaman di garasi, tanaman yang cocok adalah tanaman tingkat tinggi. Contoh
tanaman tingkat tinggi yang digunakan sebagai indikator adanya polutan :
A. Anggrek
Anggrek merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengidentifikai adanya polutan. Adapun
beberapa respon makroskopis yang dapat diteliti perubahannya
adalah dari perubahan fisik bunga dan daunnya. Sedangkan secara
makroskopis dapat dilihat dari terhambatnya pertumbuhan.
B. Melati
Sama halnya dengan anggrek, melati juga mudah digunakan
sebagai indikator untuk mengidentifikasi adanya polutan di garasi. Hal
ini disebabkan oleh perubahan fisiknya yang gampang dilihat. Mulai
dari bunga, buah, daun, hingga batangnya yang dapat menunjukkan hal
yang tidak biasa dari seharusnya. Adanya perubahan fisik tersebut
mengindikasikan bahwa tempat tumbuhnya terdapat polutan.
3. 2. POT DENGAN TANAMAN YANG DAPAT MENYERAP POLUTAN
Garasi menghasilkan polutan yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Tanaman yang
dapat dijadikan sebagai penyerap polutan di garasi antara lain :
A. Dragon Tree
Dragon tree adalah salah satu spesies yang berasal dari genus
tanaman hias daun dracaena. Tanaman hias ini memiliki batang yang
tinggi dengan batang yang keras dan daunnya panjang berwarna hijau
tua. Karena dapat tumbuh tinggi, peletakannya sangat cocok pada
sudut rumah ataupun kantor. Tanaman hias jenis ini kemampuannya
tidak diragukan lagi dalam hal menyerap racun pada udara yang
disebabkan oleh bensin.
B. Spider Plants
Tanaman hias satu ini bentuknya menyerupai laba-laba, oleh
karenanya dikenal sebagai spider plant. Tanaman ini dapat
membuang zat karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang ada di
dalam ruangan. Dengan meletakkan tanaman ini dalam waktu 24
jam maka ruangan akan bebas dari zat-zat polutan. tanaman
pembersih udara ini mampu menyerap kaarbon monoksida.
C. Lidah Mertua
Tanaman hias pembersih udara yang satu ini sangat mudah dirawat
karena bisa tumbuh di mana saja. Tanaman ini bagusnya ditanam
sepanjang pagar sebagai penangkal polusi, dapat juga diletakkan di
kamar mandi atau tempat gelap, karena tanaman ini masih tetap dapat
tumbuh di tempat gelap sekalipun.
D. Puring
Kehadiran puring di jalan berperan mengurangi kadar timbal di udara.
Setelah 10 jam terpapar gas buang kendaraan bermotor, kandungan
timbal pada daun puring diukur dengan spektroskopi atom. Hasilnya,
sehelai daun puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal. Puring
ternyata paling ampuh dalam menyerap timbal dibandingkan tanaman
lain yang diteliti. Apabila diletakkan di dalam garasi, dapat menyerap
kandungan timbal di udara.
4. 3. CONTOH GAMBAR SITUASI DENGAN PELETAKAN POT-POT TERSEBUT DI ATAS
4. URAIAN TENTANG SUMBER POLUTAN
Sumber polutan di dalam garasi berasal dari kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan
mobil. Proses pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan-kendaraan tersebut menghasilkan
gas-gas buangan melalui bagian knalpot dalam bentuk asap. Gas-gas buangan inilah yang disebut
sebagai polutan. Berikut merupakan polutan-polutan yang ditimbulkan dari proses pembakaran
yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor :
5. A. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
Karbon monoksida (CO) dapat bersumber dari proses pembakaran tidak Sempurna. Proses
pembakaran tidak sempurna dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor.
Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas CO. Kendaraan berbahan bakar bensin
menghasilkan gas CO yang lebih banyak daripada kendaraan berbahan bakar solar (Bardeschi dkk,
1991).
Pada mesin kendaraan bermotor, bensin yang teroksidasi dengan sempurna, menghasilkan
H2O dan CO2. Reaksi oksidasi bensin adalah sebagai berikut :
Tahap I : 2C6H14 + 13O2 → 12CO + 14H2O
Tahap II : 2CO + O2 → 2CO2
Namun apabila jumlah O2 dari udara tidak cukup atau tidak tercampur baikdengan bensin,
maka pada pembakaran ini akan selalu terbentuk gas CO yang tidak teroksidasi.
B. Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida (CO2) berasal dari asap kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda
motor. Apabila kadar CO2 di udara terus meningkat dan melebihi batas tolerasi yaitu melebihi
0,0035 % serta tidak segera diubah oleh tumbuhan menjadi oksigen, maka dapat menyebabkan
terbentuknya gas rumah kaca yang efeknya akan meningkatkan pemanasan global suhu bumi
C. Timbal (Pb)
Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa pencemaran oleh timbal terbesar beradadi
udara, yaitu sekitar 85%. Pencemaran tersebut terutama dari sisa gas buang dari pembakaran bahan
bakar kendaraan yang belum bebas dari timbal.
5. DAMPAK POLUTAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
A. Gas Karbon Monoksida (CO)
Polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor memberi dampak negatif bagi
kesehatan manusia. Karbon monoksida merupakan bahan pencemar berbentuk gas yang sangat
beracun. Senyawa ini mengikat hemoglobin (Hb) yang berfungsi mengantarkan oksigen segar ke
seluruh tubuh, menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi
terganggu (Sengkey dkk., 2011).
Berkurangnya persediaan oksigen ke seluruh tubuh akan membuat sesak napas dan dapat
menyebabkan kematian, apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. Selain itu, karbon
monoksida apabila terhirup oleh manusia bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala, rasa mual,
atau kelelahan yang diikuti dengan tidak sadarkan diri (Sudarmadji, 2004).
B. Gas Karbon Dioksida (CO2)
6. Efek dari berlebihnya gas karbon dioksida memang tidak langsung dirasakan oleh manusia
seperti halnya gas karbon monoksida. Namun, efek yang ditimbulkan oleh adanya gas ini sangat
besar. Karbon dioksida merupakan salah satu gas rumah kaca yang menghalangi sinar inframerah
untuk memantul kembali ke atmosfer. Inilah yang membuat suhu bumi semakin meningkat. Efek
terhadap kesehatan yang ditimbulkan adalah menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh suhu
panas.
C. Timbal (Pb)
Berbagai akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran timbal bagi kesehatan manusia,
diantaranya :
1. Anak-anak menjadi kelompok rentan karena dampak pencemaran timbal dalam darah. Berbagai
macam hambatan pertumbuhan siap mengancam mereka yang memiliki kandungan timbal dalam
darah diatas batas normal, seperti anemia, pertumbuhan fisik, kecerdasan, hingga tidak mampu
mendengar pada frekuensi-frekuensi tertentu, nafsu makan berkurang, sakit perut dan muntah,
bergerak terasa kaku, gangguan pertumbuhan otak dan koma.
2. Orang dewasa sedikit banyak akan mengalami gangguan kesuburan jika positif mengandung
timbal dalam darah. Pada Ibu yang tengah mengandung, timbal yang terserap dan tertimbun dalam
tulang yang diremobilisasi dan masuk ke peredaran darah, kemudian mengalir ke janin dan
menghambat perkembangan otak dan intelegensi janin. Secara epidiomologi paparan dengan dosis
rendah sudah menimbulkan efek yang merugikan pada perkembangan fungsi system syaraf pusat.
Gejala lainnya yaitu kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi, serta dapat
menyebabkan aborsi spontan pada wanita.
3. Dapat menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal, seperti kram perut, kolik, dan biasanya
diawali dengan sembelit, mual-mual, muntah-muntah. Sedangkan manifestasi secara neurologi
adalah encephalophaty seperti sakit kepala, bingung, sering pingsan dan koma. Selain itu dalam
beberapa kasus akibat pemaparan Pb dapat menyebabkan gagal ginjal yang akut berkembang
dengan cepat.