1. How to Design an Adsorption Reactor
1. Mengetahui karakteristik air limbah berdasarkan hasil lab
(jenis limbah, diameter partikel, dll)
2. Menentukan jenis media adsorpsi (activated carbon, polimer
sintesis, activated alumina, dll) berdasarkan karakteristik air
limbah
3. Melakukan percobaan lab terkait dosis optimum
# Isoterm Langmuir
Isoterm ini berdasar asumsi bahwa:
a. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanya
dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat untuk setiap
molekul adsorbennya. Tidak ada interaksi antara molekul-
molekul yang terserap.
b. Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang
sama.
c. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi
maksimum.
2. # Isoterm Freundlich
Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi
penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan
persamaan yang paling banyak digunakan saat ini.
Persamaannya adalah
x/m = kC1/n
dimana,
x = banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (mg)
m = massa dari adsorben (mg)
C = konsentrasi dari adsorbat yang tersisa dalam
kesetimbangan
k,n = konstanta adsorben
3.
4. 4. Merancang Fix Bed Reactor
a. Menentukan Volume media
EBCT =
𝑉𝑏
𝑄
EBCT = waktu kontak kosong (h)
Vb = volume media (m3
)
5. Q = debit (m3
/h)
EBCT berada pada rentang 5-60 menit
Misal : Q = 360 m3
/h
EBCT = 5 min = 0,083 h
Vb = Q x EBCT
= 360 m3
/h x 0,083 h
= 30 m3
b. Menentukan As dari reaktor melalui kriteria desain HLR
HLR = 5-15 m3
/m2
h (dipilih 10 m3
/m2
h)
HLR =
𝑄
𝐴
10 m3
/m2
h =
360 𝑚3/ℎ
𝐴
As =
360 𝑚3/ℎ
10 m3/m2 h
= 36 m2
c. Menentukan kedalaman dan dimensi
Kedalaman (1-3 m) dipilih 2 m
Vol = Kedalaman x As
= 2 m x 36 m2
= 72 m3
P : L = 1 : 1