SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
TUGAS RUANG KOLABORASI
KELOMPOK A
“BUDAYA POSITIF”
CGP ANGKATAN 9
LILIAN ANGGELA,S.Si
SMAN 1 Rangsang
SIDI ALFARIDH
SDN 1 SONDE
SILVI OSNITA
SMPN 3 RANGSANG PESISIR
FASILITATOR
Ibu DRa. ERMI, M.M
PENGAJAR PRAKTIK
PAK JABAT ARITONANG
PENGAJAR PRAKTIK
PAK EDY SYAHPUTRA, S.Pd
Terima kasih kepada:
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan
mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi
guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai
menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan
kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu,
santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
KASUS 1
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan
Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki
permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada
akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh
saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi
menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai
dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan
untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
KASUS 1
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka
mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang
mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah.
Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka
tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu
Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan
mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
KASUS 1
Menstabilkan identitas: “Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu
Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali
sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf”
Validasi tindakan yang salah: “Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka
sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan
untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku
mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas”
Menanyakan keyakinan: dilakukan oleh Ibu Santi dengan menanyakan “apa yang akan mereka lakukan untuk
memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?”
Dalam kasus diatas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
Jawab:
Langkah-langkah restitusi yang sudah dijalankan ibu santi yaitu:
KASUS 1
Diskusi Kelompok dengan teman-teman sekelasnya tentang keyakinan kelas
Mereka mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan Mereka dan mengusulkan
kepada kepala sekolah untuk menjadikan Bu Eni sebagai Guru pengganti.
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan
pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan
mereka?
Jawab :
Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang dibuat
karena mereka sudah melakukan komunikasi dengan Ibu Eni. Langkah-langkah restitusi
yang telah diusulkan oleh Fifi dan Natali adalah:
KASUS 1
Pembuat merasa bersalah:”Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur
Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas”
Teman: “Tolong bantu Ibu ya?”
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani
Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
Jawab:
Dalam kasus di atas, posisi yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan
Natali adalah:
1.
2.
KASUS 1
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang
ditempuh Ibu Santi?
Jawab:
Memberikan apresiasi kepada Ibu Santi karena telah melaksanakan dengan
baik posisi kontrol (manajer) terhadap murid yang melakukan kesalahan di
sekolah
KASUS 1
Fifi dan Natali tidak menghargai bu Eni sebagai guru, karena hanya sebagai guru
pengganti
Fifi dan Natali tidak mengerjakan tugas yang diberikan bu Eni
Bu Eni memposisikan diri sebagai pembuat merasa bersalah dan teman
Bu Santi selaku Wali kelas dan guru pengajar memposisikan diri sebagai manager,
dengan memanggil Fifi dan Natali, kemudian melakukan restitusi yakni proses
dialog untuk menciptakan kondisi agar Fifi dan Natali untuk memperbaiki
kesalahan mereka
Nilai kebajikan yang harus ditanamkan kepada Fifi dan Natali adalah saling
menghormati dan menghargai
REFLEKSI KASUS 1
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah.
Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau
tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di
depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang
berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru
dan salah mengenakan sepatu.
KASUS 2
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam
warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus
berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain
tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman
tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah,
kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat,
salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
KASUS 2
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap
dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya.
Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke
sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot
sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat
hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia
tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di
kelas tanpa alas sepatu.
KASUS 2
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan,
apakah indikatornya?
Pemantau: Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan,
“Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah
pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu
sesuai peraturan”
Penghukum: dari indikator percakapan “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah,
kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah
kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan
belajar tanpa sepatu seharian.”
1.
Jawab:
sikap posisi yang diambil oleh Bapak Lukman adalah:
KASUS 2
2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-
pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan
Jawab:
Sebagai manajer Pak Luman akan mengatakan kepada Sabrina:
Pak Luman: “Ananda Sabrina, apakah Ananda mengetahui keyakinan sekolah tentang seragam warna
sepatu?”
Sabrina: “Tahu Pak, seharusnya warna hitam”
Pak Lukman: “Ananda Sabrina, Mengapa Ananda memakai sepatu coklat?”
Sabrina: “Maaf Pak, Saya terburu-buru.”
Pak Lukman: “Ananda Sabrina telah melanggar keyakinan sekolah kita, kira-kira bagaimana cara Ananda
akan memperbaiki masalah ini?
Sabrina: “Saya akan menggunakan sepatu hitam dan berusaha bangun lebih awal sehingga tidak terburu-
buru berangkat ke sekolah.”
Pak Lukman: “Baiklah, Bapak menghargai usaha Ananda Sabrina untuk memperbaiki diri.”
KASUS 2
KASUS 2
Nilai kebajikan yang ingin dituju dari peraturan warna sepatu harus hitam: kebhinekaan global,
disiplin, dan tanggungjawab
Sikap kami terhadap langkah yang diambil pak Lukman terhadap kasus tersebut adalah tidak
setuju karena mebuat murid menjadi malu dan merasa tidak nyaman berada di lingkungan
sekolah. Sebagai Kepala Sekolah, kami akan memberikan bimbingan dan arahan kepada pak
Lukman untuk malukakan refleksi atas tindakannya agar kedepannya untuk menerapkan budaya
positif di sekolah pak Lukman dapat mangambil kontrol sebagai manajer dalam menyelesaikan
masalah siswa dengan melakukan pendekatan restitusi
3. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut, Nilai kebajikan apa yang ingin
dituju oleh peraturan harus berwarna hitam? Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak
Lukman mengenai kasus tersebut?
Jawab:
REFLEKSI KASUS 2
Sabrina adalah murid yang telah melanggar peraturan sekolah yaitu datang terlambat ke
sekolah dan menggunakan sepatu dengan warna yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah
Sabrina adalah murid yang ketika melakukan kesalahan di sekolah tidak diberikan
pendekatan restitusi dalam upaya memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya
Pak Lukman sebagai guru yang berusaha menegakkan kedisipinan sekolah yang
mengharuskan siswa mengenakan sepatu hitam sesuai dengan peraturan di sekolah
Cara kontrol yang dilakukan pak Lukman kurang tepat karena membuat anak menjadi
merasa malu dan tidak nyaman berada di lingkungan sekolah
Untuk menerapkan budaya positif di sekolah pak Lukman sebaiknya mangambil kontrol
sebagai manajer dalam menyelesaikan masalah siswa dengan melakukan pendekatan restitusi
KASUS 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau
memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada
pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan
tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis
pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan
spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah
sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar,
seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk
pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak
tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya,
Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam
membisu.
KASUS 3
Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada
Fajar?
Penghukum: karena Ibu Dani menggunakan hukuman verbal dengan
mengatakan “ Ayo Fajar, Makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan!”
Pembuat Merasa Bersalah: karena Ibu Dani membuat Fajar menjadi tidak
nyaman, bersalah dan rendah diri dengan mengatakan “Gimana kamu Fajar”
kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu.
Tidak kasihan sama Ibu?
1.
Jawab:
Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani adalah:
KASUS 3
2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
Jawab :
Kebutuhan yang diperlukan oleh Fajar adalah kebebasan. Dalam proses
pembelajaran Guru perlu memahami bahwa murid merupakan manusia yang
memiliki kebutuhan dasar. Ibu Dani perlu memahami minat dan bakat si Fajar. Ibu
Dani bisa melakukan asesmen awal sebelum melakukan proses pembelajaran
sehingga mengetahui minat dan bakat muridnya. Dalam teori kontrol, Guru
cenderung memaksa muridnya mengenai apa yang diiinginkannya. Proses
pembelajaran haruslah berpihak pada murid dan memerdekakan murid sehingga
motivasi intrinsik tumbuh di diri murid.
KASUS 3
3. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau
dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Jelaskan.
Jawab:
Ketika ibu Dani mengambil posisi Pemantau, maka yang dilakukannya adalah
dengan berbicara kepada Fajar menggunakan nada suara yang datar, serta bahasa
tubuh yang formal mengingatkan peraturan dan konsekuensi dengan menggunakan
daftar kesepakatan yang harus diikuti. Pertanyaan yang akan diajukan antara lain,
“Fajar, kamu ingat dengan kesepakatan kelas kita?”,”Apa yang telah kamu lakukan
tadi?”, dan “Apa konsekuensi dari tindakan yang kamu lakukan?”
KASUS 3
4. Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan mengetahui
hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
Jawab: Melakukan pendekatan personal dengan memanggil Ibu Dani
dan Fajar di waktu yang tidak bersamaan dengan tujuan untuk mencari
informasi tentang permasalahan yang terjadi, setelah itu bertindak
sebagai posisi manajer untuk menyelesaikan permasalahan antara Ibu
Dani dan Fajar berdasarkan tahap-tahap restitusi.
REFLEKSI KASUS 3
Bu Dani seorang guru Bahasa Inggris yang ketika menjelaskan pelajaran ada
murid bernama Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada
pelajarannya
Posisi kontrol yang dilakukan bu Dani tidak efektif untuk merubah perilaku
Fajar dalam mengikuti pelajaran bu Dani terbukti dari “Hal seperti ini sudah
seringkali terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan
nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris”
Sebaiknya bu Dani mengidentifikasi kebutuhan belajar yang sesuai dengan
bakat yang dimiliki Fajar dan melakukan pendekatan restitusi terhadap Fajar
sebagai upaya untuk memperbaiki sikap Fajar saat pembelajarannya
KASUS 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam
sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik,
menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru
piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti
sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino
sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir
bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan
adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting.
Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini
Dino berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta
apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto?
Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada
Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab,
“Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat
kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke
Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang
terlepas?
KASUS 4
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu
Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana
kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi,
“Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia
belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang
mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino
kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan
memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada
jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
KASUS 4
1. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti?
Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
Jawab:
Sebagai kepala sekolah, Ibu Suti telah mempraktekkan posisi kontrol “manajer”
karena Ibu Suti melakukan mediasi kepada Dino dan Anto untuk berdiskusi
menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi serta memberikan
bimbingan kepada Dino untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
KASUS 4
Menanyakan perasaan Dino
Menanyakan tentang keyakinan sekolah yang di sepakati
Menanyakan kepada Dino “Apakah bersedia memperbaiki atas
kesalahannya
Mengarahkan Dino untuk mencari solusi atas kesalahan yang dibuat
2. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto
dikuatkan oleh Ibu Suti?
Jawab:
Dari kasus tersebut, Ibu Suti menguatkan Dino dengan cara :
KASUS 4
Menawarkan solusi untuk belajar menjahit dengan guru tata busana yaitu
dengan Pak Irfan
Bu Suti bertanya kepada Anto hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. kemudian Anto menjawab “saya perlu kancing baju
saya diperbaiki bu”
Ibu Suti menguatkan Anto dengan cara :
KASUS 4
Bertanggung jawab. Dalam hal ini Dino telah membuat kesalahan yaitu
kancing baju Anto lepas sehingga ia harus bertanggung jawab atas
perbuatannya.
Komitmen, untuk melakukan keyakinan sekolah yang telah disepakati
bersama.
3. Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam
kasus tersebut? Jelaskan!
Jawab:
Nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) yang dituju dalam kasus tersebut
yaitu :
KASUS 4
Mandiri, Dino belajar menjahit dengan pak Irfan
Persahabatan. Dalam kasus tersebut akhirnya Dino dan Anto sudah
bercengkerama dan bersenda gurau kembali saat pulang sekolah karena
masalah diantara mereka sudah di selesaikan.
KASUS 4
Anto dan Dino berkelahi saat bermain bersama di lapangan
basket sehingga menyebabkan kancing baju Anto lepas
sebanyak 3 biji
Ibu Tuti selaku Kepala Sekolah sudah menerapkan kontrol
manajer dan pendekatan restitusi dengan sangat baik
sehingga berdampak pada muridnya yang bersedia
bertanggungjawab secara sadar terhadap kesalahan yang
sudah dilakukannya
REFLEKSI KASUS 4
Dengan adanya pembelajaran Budaya positif yang mengajarkan
nilai-nilai kebajikan merupakan kunci utama yang perlu
diajarkan kepada murid kita di sekolah. Apabila kita ingin
menumbuhkan motivasi intrinsik dari dalam diri seseorang maka
tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan
universal dan ketika murid melakukan kesalahan lakukanlah
kontrol sebagai manajer melalui pendekatan restitusi
REFLEKSI KASUS 1-4
Salam dan
Bahagia
Terima Kasih
Pertanyaan dari bu Desi: “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai
anak yang ditegur tidak mau memasukkan baju ke dalam, setelah
ditegur besoknya kembali tidak mau memasukkan lagi?”
Jawaban dari pak Sidi: “Menurut pendapat kami, cara untuk
menangani siswa seperti itu, pertama sang guru bisa memposisikan diri
sebagai teman, menjalin keakraban kemudian baru guru menerapkan
segitiga resitusi dalam menumbuhkan keyakinan kelas/sekolah dari
dalam diri murid tersebut”
SESI TANYA JAWAB

More Related Content

Similar to TUGAS KELOMPOK RUANG KOLABORAsi 1.4.pdf

1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
ssuser2decfc
 
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdfruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
ignasiusfandyjayanto1
 
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxKELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
gustiantelaumbanua58
 
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL 1.4 (1).pptx
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL  1.4  (1).pptxKLP 3 ANALISIS KASUS MODUL  1.4  (1).pptx
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL 1.4 (1).pptx
SatwikaTrianti1
 

Similar to TUGAS KELOMPOK RUANG KOLABORAsi 1.4.pdf (20)

Eko Puji Susanto_Kolaborasi 1.4 _ 4 Cases.pptx
Eko Puji Susanto_Kolaborasi 1.4 _ 4 Cases.pptxEko Puji Susanto_Kolaborasi 1.4 _ 4 Cases.pptx
Eko Puji Susanto_Kolaborasi 1.4 _ 4 Cases.pptx
 
Ruang Kolaborasi Modul 1.4.pdf
Ruang Kolaborasi Modul 1.4.pdfRuang Kolaborasi Modul 1.4.pdf
Ruang Kolaborasi Modul 1.4.pdf
 
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kerja Kelompok 2.pptx
 
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 .pdf
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 .pdfRuang Kolaborasi Modul 1.4 .pdf
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 .pdf
 
Ruang kolaborasi modul 1.4.pdf
Ruang kolaborasi modul 1.4.pdfRuang kolaborasi modul 1.4.pdf
Ruang kolaborasi modul 1.4.pdf
 
RUKOL 1.4.pdf
RUKOL 1.4.pdfRUKOL 1.4.pdf
RUKOL 1.4.pdf
 
RUANG KOLABORASI MODUL 1.4 dewi.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 1.4 dewi.pdfRUANG KOLABORASI MODUL 1.4 dewi.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 1.4 dewi.pdf
 
RUKOL KELOMPOK 1 MODUL 1.4 A.pdf
RUKOL KELOMPOK 1 MODUL 1.4 A.pdfRUKOL KELOMPOK 1 MODUL 1.4 A.pdf
RUKOL KELOMPOK 1 MODUL 1.4 A.pdf
 
TUGAS MODUL 1.4 KELOMPOK C.pdf
TUGAS MODUL 1.4 KELOMPOK C.pdfTUGAS MODUL 1.4 KELOMPOK C.pdf
TUGAS MODUL 1.4 KELOMPOK C.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI MODUL 1-4.pdf
TUGAS RUANG KOLABORASI MODUL 1-4.pdfTUGAS RUANG KOLABORASI MODUL 1-4.pdf
TUGAS RUANG KOLABORASI MODUL 1-4.pdf
 
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdfruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdf
 
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptx
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptxTugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptx
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptx
 
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxKELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptx
 
Tugas Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok C.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok C.pptxTugas Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok C.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok C.pptx
 
studi kasus1.4 c.pdf
studi kasus1.4 c.pdfstudi kasus1.4 c.pdf
studi kasus1.4 c.pdf
 
Ruang Kolaborasi_BUDAYA POSITIF.pdf
Ruang Kolaborasi_BUDAYA POSITIF.pdfRuang Kolaborasi_BUDAYA POSITIF.pdf
Ruang Kolaborasi_BUDAYA POSITIF.pdf
 
RUKOL MODUL 1.4.pdf
RUKOL MODUL 1.4.pdfRUKOL MODUL 1.4.pdf
RUKOL MODUL 1.4.pdf
 
Tugas Kelompok Modul 1.4.a.5 Ruang Kolaborasi Budaya Postif.pptx
Tugas Kelompok Modul 1.4.a.5 Ruang Kolaborasi Budaya Postif.pptxTugas Kelompok Modul 1.4.a.5 Ruang Kolaborasi Budaya Postif.pptx
Tugas Kelompok Modul 1.4.a.5 Ruang Kolaborasi Budaya Postif.pptx
 
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL 1.4 (1).pptx
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL  1.4  (1).pptxKLP 3 ANALISIS KASUS MODUL  1.4  (1).pptx
KLP 3 ANALISIS KASUS MODUL 1.4 (1).pptx
 
PPT RUKOL MODUL 1.4. NILAI POSITIF KELOMPOK 1.pdf
PPT RUKOL MODUL 1.4. NILAI POSITIF KELOMPOK 1.pdfPPT RUKOL MODUL 1.4. NILAI POSITIF KELOMPOK 1.pdf
PPT RUKOL MODUL 1.4. NILAI POSITIF KELOMPOK 1.pdf
 

More from Farid139630

3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
Farid139630
 
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
Farid139630
 
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptxPRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
Farid139630
 

More from Farid139630 (6)

3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
3.3.a.5.2 Rukol kel.1 guru penggerak angkatan lancang kuning pulau rangsang.pptx
 
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
MODUL 1.3_KELOMPOK 1 Aktifitas 1.3.a.5.2 (Ruang Kolaborasi) Prakarsa Perubaha...
 
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptxPRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
PRESENTASI dan hasil diskusi Ruang Kolaborasi per modul 1.2.pptx
 
PPT PI 2 Sidi Alfarid.pptx
PPT PI 2 Sidi Alfarid.pptxPPT PI 2 Sidi Alfarid.pptx
PPT PI 2 Sidi Alfarid.pptx
 
Pendidikan yang Berpihak pada Murid (Edited).pptx
Pendidikan yang Berpihak pada Murid (Edited).pptxPendidikan yang Berpihak pada Murid (Edited).pptx
Pendidikan yang Berpihak pada Murid (Edited).pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI.pptxKONEKSI ANTAR MATERI.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

TUGAS KELOMPOK RUANG KOLABORAsi 1.4.pdf

  • 1. TUGAS RUANG KOLABORASI KELOMPOK A “BUDAYA POSITIF” CGP ANGKATAN 9
  • 2. LILIAN ANGGELA,S.Si SMAN 1 Rangsang SIDI ALFARIDH SDN 1 SONDE SILVI OSNITA SMPN 3 RANGSANG PESISIR
  • 3. FASILITATOR Ibu DRa. ERMI, M.M PENGAJAR PRAKTIK PAK JABAT ARITONANG PENGAJAR PRAKTIK PAK EDY SYAHPUTRA, S.Pd Terima kasih kepada:
  • 4. Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol. KASUS 1
  • 5. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan? KASUS 1
  • 6. Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti. KASUS 1
  • 7. Menstabilkan identitas: “Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf” Validasi tindakan yang salah: “Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas” Menanyakan keyakinan: dilakukan oleh Ibu Santi dengan menanyakan “apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?” Dalam kasus diatas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi? Jawab: Langkah-langkah restitusi yang sudah dijalankan ibu santi yaitu: KASUS 1
  • 8. Diskusi Kelompok dengan teman-teman sekelasnya tentang keyakinan kelas Mereka mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan Mereka dan mengusulkan kepada kepala sekolah untuk menjadikan Bu Eni sebagai Guru pengganti. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka? Jawab : Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang dibuat karena mereka sudah melakukan komunikasi dengan Ibu Eni. Langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan oleh Fifi dan Natali adalah: KASUS 1
  • 9. Pembuat merasa bersalah:”Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas” Teman: “Tolong bantu Ibu ya?” Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda. Jawab: Dalam kasus di atas, posisi yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali adalah: 1. 2. KASUS 1
  • 10. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi? Jawab: Memberikan apresiasi kepada Ibu Santi karena telah melaksanakan dengan baik posisi kontrol (manajer) terhadap murid yang melakukan kesalahan di sekolah KASUS 1
  • 11. Fifi dan Natali tidak menghargai bu Eni sebagai guru, karena hanya sebagai guru pengganti Fifi dan Natali tidak mengerjakan tugas yang diberikan bu Eni Bu Eni memposisikan diri sebagai pembuat merasa bersalah dan teman Bu Santi selaku Wali kelas dan guru pengajar memposisikan diri sebagai manager, dengan memanggil Fifi dan Natali, kemudian melakukan restitusi yakni proses dialog untuk menciptakan kondisi agar Fifi dan Natali untuk memperbaiki kesalahan mereka Nilai kebajikan yang harus ditanamkan kepada Fifi dan Natali adalah saling menghormati dan menghargai REFLEKSI KASUS 1
  • 12. Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu. KASUS 2
  • 13. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”. KASUS 2
  • 14. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu. KASUS 2
  • 15. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya? Pemantau: Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan” Penghukum: dari indikator percakapan “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” 1. Jawab: sikap posisi yang diambil oleh Bapak Lukman adalah: KASUS 2
  • 16. 2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan- pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan Jawab: Sebagai manajer Pak Luman akan mengatakan kepada Sabrina: Pak Luman: “Ananda Sabrina, apakah Ananda mengetahui keyakinan sekolah tentang seragam warna sepatu?” Sabrina: “Tahu Pak, seharusnya warna hitam” Pak Lukman: “Ananda Sabrina, Mengapa Ananda memakai sepatu coklat?” Sabrina: “Maaf Pak, Saya terburu-buru.” Pak Lukman: “Ananda Sabrina telah melanggar keyakinan sekolah kita, kira-kira bagaimana cara Ananda akan memperbaiki masalah ini? Sabrina: “Saya akan menggunakan sepatu hitam dan berusaha bangun lebih awal sehingga tidak terburu- buru berangkat ke sekolah.” Pak Lukman: “Baiklah, Bapak menghargai usaha Ananda Sabrina untuk memperbaiki diri.” KASUS 2
  • 17. KASUS 2 Nilai kebajikan yang ingin dituju dari peraturan warna sepatu harus hitam: kebhinekaan global, disiplin, dan tanggungjawab Sikap kami terhadap langkah yang diambil pak Lukman terhadap kasus tersebut adalah tidak setuju karena mebuat murid menjadi malu dan merasa tidak nyaman berada di lingkungan sekolah. Sebagai Kepala Sekolah, kami akan memberikan bimbingan dan arahan kepada pak Lukman untuk malukakan refleksi atas tindakannya agar kedepannya untuk menerapkan budaya positif di sekolah pak Lukman dapat mangambil kontrol sebagai manajer dalam menyelesaikan masalah siswa dengan melakukan pendekatan restitusi 3. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut, Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam? Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut? Jawab:
  • 18. REFLEKSI KASUS 2 Sabrina adalah murid yang telah melanggar peraturan sekolah yaitu datang terlambat ke sekolah dan menggunakan sepatu dengan warna yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah Sabrina adalah murid yang ketika melakukan kesalahan di sekolah tidak diberikan pendekatan restitusi dalam upaya memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya Pak Lukman sebagai guru yang berusaha menegakkan kedisipinan sekolah yang mengharuskan siswa mengenakan sepatu hitam sesuai dengan peraturan di sekolah Cara kontrol yang dilakukan pak Lukman kurang tepat karena membuat anak menjadi merasa malu dan tidak nyaman berada di lingkungan sekolah Untuk menerapkan budaya positif di sekolah pak Lukman sebaiknya mangambil kontrol sebagai manajer dalam menyelesaikan masalah siswa dengan melakukan pendekatan restitusi
  • 19. KASUS 3 Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?” Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
  • 20. KASUS 3 Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar? Penghukum: karena Ibu Dani menggunakan hukuman verbal dengan mengatakan “ Ayo Fajar, Makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan!” Pembuat Merasa Bersalah: karena Ibu Dani membuat Fajar menjadi tidak nyaman, bersalah dan rendah diri dengan mengatakan “Gimana kamu Fajar” kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu? 1. Jawab: Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani adalah:
  • 21. KASUS 3 2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar? Jawab : Kebutuhan yang diperlukan oleh Fajar adalah kebebasan. Dalam proses pembelajaran Guru perlu memahami bahwa murid merupakan manusia yang memiliki kebutuhan dasar. Ibu Dani perlu memahami minat dan bakat si Fajar. Ibu Dani bisa melakukan asesmen awal sebelum melakukan proses pembelajaran sehingga mengetahui minat dan bakat muridnya. Dalam teori kontrol, Guru cenderung memaksa muridnya mengenai apa yang diiinginkannya. Proses pembelajaran haruslah berpihak pada murid dan memerdekakan murid sehingga motivasi intrinsik tumbuh di diri murid.
  • 22. KASUS 3 3. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan. Jawab: Ketika ibu Dani mengambil posisi Pemantau, maka yang dilakukannya adalah dengan berbicara kepada Fajar menggunakan nada suara yang datar, serta bahasa tubuh yang formal mengingatkan peraturan dan konsekuensi dengan menggunakan daftar kesepakatan yang harus diikuti. Pertanyaan yang akan diajukan antara lain, “Fajar, kamu ingat dengan kesepakatan kelas kita?”,”Apa yang telah kamu lakukan tadi?”, dan “Apa konsekuensi dari tindakan yang kamu lakukan?”
  • 23. KASUS 3 4. Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda? Jawab: Melakukan pendekatan personal dengan memanggil Ibu Dani dan Fajar di waktu yang tidak bersamaan dengan tujuan untuk mencari informasi tentang permasalahan yang terjadi, setelah itu bertindak sebagai posisi manajer untuk menyelesaikan permasalahan antara Ibu Dani dan Fajar berdasarkan tahap-tahap restitusi.
  • 24. REFLEKSI KASUS 3 Bu Dani seorang guru Bahasa Inggris yang ketika menjelaskan pelajaran ada murid bernama Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya Posisi kontrol yang dilakukan bu Dani tidak efektif untuk merubah perilaku Fajar dalam mengikuti pelajaran bu Dani terbukti dari “Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris” Sebaiknya bu Dani mengidentifikasi kebutuhan belajar yang sesuai dengan bakat yang dimiliki Fajar dan melakukan pendekatan restitusi terhadap Fajar sebagai upaya untuk memperbaiki sikap Fajar saat pembelajarannya
  • 25. KASUS 4 Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
  • 26. Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas? KASUS 4
  • 27. Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing. Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali. KASUS 4
  • 28. 1. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian? Jawab: Sebagai kepala sekolah, Ibu Suti telah mempraktekkan posisi kontrol “manajer” karena Ibu Suti melakukan mediasi kepada Dino dan Anto untuk berdiskusi menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi serta memberikan bimbingan kepada Dino untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. KASUS 4
  • 29. Menanyakan perasaan Dino Menanyakan tentang keyakinan sekolah yang di sepakati Menanyakan kepada Dino “Apakah bersedia memperbaiki atas kesalahannya Mengarahkan Dino untuk mencari solusi atas kesalahan yang dibuat 2. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti? Jawab: Dari kasus tersebut, Ibu Suti menguatkan Dino dengan cara : KASUS 4
  • 30. Menawarkan solusi untuk belajar menjahit dengan guru tata busana yaitu dengan Pak Irfan Bu Suti bertanya kepada Anto hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. kemudian Anto menjawab “saya perlu kancing baju saya diperbaiki bu” Ibu Suti menguatkan Anto dengan cara : KASUS 4
  • 31. Bertanggung jawab. Dalam hal ini Dino telah membuat kesalahan yaitu kancing baju Anto lepas sehingga ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Komitmen, untuk melakukan keyakinan sekolah yang telah disepakati bersama. 3. Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam kasus tersebut? Jelaskan! Jawab: Nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) yang dituju dalam kasus tersebut yaitu : KASUS 4
  • 32. Mandiri, Dino belajar menjahit dengan pak Irfan Persahabatan. Dalam kasus tersebut akhirnya Dino dan Anto sudah bercengkerama dan bersenda gurau kembali saat pulang sekolah karena masalah diantara mereka sudah di selesaikan. KASUS 4
  • 33. Anto dan Dino berkelahi saat bermain bersama di lapangan basket sehingga menyebabkan kancing baju Anto lepas sebanyak 3 biji Ibu Tuti selaku Kepala Sekolah sudah menerapkan kontrol manajer dan pendekatan restitusi dengan sangat baik sehingga berdampak pada muridnya yang bersedia bertanggungjawab secara sadar terhadap kesalahan yang sudah dilakukannya REFLEKSI KASUS 4
  • 34. Dengan adanya pembelajaran Budaya positif yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan kunci utama yang perlu diajarkan kepada murid kita di sekolah. Apabila kita ingin menumbuhkan motivasi intrinsik dari dalam diri seseorang maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal dan ketika murid melakukan kesalahan lakukanlah kontrol sebagai manajer melalui pendekatan restitusi REFLEKSI KASUS 1-4
  • 36. Pertanyaan dari bu Desi: “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai anak yang ditegur tidak mau memasukkan baju ke dalam, setelah ditegur besoknya kembali tidak mau memasukkan lagi?” Jawaban dari pak Sidi: “Menurut pendapat kami, cara untuk menangani siswa seperti itu, pertama sang guru bisa memposisikan diri sebagai teman, menjalin keakraban kemudian baru guru menerapkan segitiga resitusi dalam menumbuhkan keyakinan kelas/sekolah dari dalam diri murid tersebut” SESI TANYA JAWAB