2. ASURANSI
• Asuransi menurut Prof. Mehr dan Commack
merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko
keuangan dengan cara pengumpulan unit-unit
exposure dalam jumlah yang memadai, untuk
membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.
• Menurut Prof. Mark R. Green asuransi adalah suatu
lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko,
dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu
pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar
jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara
menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas
tertentu.
2
3. • Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai
mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk
transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko
dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain
(penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti
menghilangkan kemungkinan misfortune,
melainkan pihak penanggung menyediakan
pengamanan finansial (financial security) serta
ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung.
Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan
premi dalam jumlah yang sangat kecil bila
dibandingkan dengan potensi kerugian yang
mungkin dideritanya (Morton:1999).
ASURANSI
3
4. ASURANSI KESEHATAN
• Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk
asuransi yang secara khusus menjamin biaya
kesehatan atau perawatan para anggota asuransi
tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami
kecelakaan.
• Asuransi Kesehatan : Pembayaran atas biaya-biaya
tertentu oleh suatu kelompok akibat pemanfaatan
pelayanan medis, berdasarkan pada pengeluaran
tertentu yang dibayarkan oleh kelompok tersebut.
Pembayaran juga dapat didasarkan pada tarif yang
ditetapkan oleh kelompok atau berdasarkan
pengalaman. (Jacobs, 1997)
4
5. Con’t
• Secara garis besar ada dua jenis
perawatan yang ditawarkan perusahaan-
perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-
patient treatment) dan rawat jalan (out-
patient treatment).
5
6. DEMAND
(PERMINTAAN)
• Dalam ilmu ekonomi Demand is the desire to
own anything, the ability to pay for it, and the
willingness to pay.
• Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli
atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu.
6
7. LAW OF DEMAND
• HUKUM PERMINTAAN
Jika harga naik maka jumlah permintaan
turun, ceteris paribus, atau sebaliknya.
• Ceteris paribus, adalah asumsi bahwa
faktor-faktor lain/selain harga dianggap
konstan.
7
9. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DEMAND
1. Harga barang
2. Harga barang lain yang berkaitan erat
dengan barang tersebut.
3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata
masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam
masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan keadaan di masa datang.
9
10. KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR
KESEHATAN
• Dalam membahas konsep demand sektor
kesehatan, perlu ada pembedaan mengenai
demand for health dan demand for health care.
• Contoh
Ny. Yuna, wanita berumur 45 tahun merasa sakit di
bawah perut. Sebagai seorang sekretaris direktur
perusahaan, dia merasakan bahwa sakit perutnya
mengganggu pekerjaannya sehari-hari. Dia mempunyai
keinginan (wants) untuk sehat, bebas dari rasa sakitnya.
10
11. Con’t...
• Untuk mencoba mengatasi sakit yang dirasakannya, Ny.
Yuna minum obat pengurang sakit perut yang dijual
bebas. Informasi mengenai obat tersebut di perolehnya
dari iklan sebuah acara televisi swasta. Akan tetapi
setelah dua hari minum obat, ternyata rasa sakit perut
belum berkurang. Sesuai anjuran iklan televisi, Ny. Yuna
kemudian mendatangi dokter perusahaannya untuk
berkonsultasi. Dengan demikian, dari keinginannya
menjadi sehat (demand untuk kesehatan), Ny. Yuna telah
merubah demand akan kesehatan menjadi demand
(permintaan) akan pelayanan tenaga medis, khususnya
dokter umum. Pada keadaan ini sudah terjadi demand for
health care.
11
12. Hubungan antara demand terhadap kesehatan
dengan demand terhadap pelayanan kesehatan
- Lingkungan Hidup - Pendidikan - Hari-hari/
- Makanan - Pendapatan Waktu hidup
- Olahraga Sehat
- Gaya Hidup
- Genetis
- Pelayanan Kesehatan
Gambar 1 Proses produksi sehat
INPUT FUNGSI
PRODUKSI
OUTPUT
12
13. Con’t
• Dengan konsep ini, maka pelayanan kesehatan
merupakan salah satu input yang digunakan
untuk proses produksi yang akan menghasilkan
kesehatan. Demand terhadap pelayanan rumah
sakit tergantung terhadap demand akan
kesehatan sendiri.
13
14. Konsep keinginan (wants), Permintaan
(demand), dan Kebutuhan (needs)
• Want
Keinginan seseorang untuk menjadi lebih sehat
dalam hidup. Keinginan ini didasarkan pada
penilaian diri terhadap status kesehatannya.
• Demand
Keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam
perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran
• Needs
Keadaan kesehatan yang oleh tenaga
kedokteran dinyatakan harus mendapatkan
penanganan medis .
14
15. Asuransi Kesehatan dan Jaminan
Kesehatan
• Pada negara-negara maju, faktor asuransi
kesehatan menjadi penting dalam hal demand
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, di Amerika
Serikat masyarakat tidak membayar langsung ke
pelayanan kesehatan, tetapi melalui sistem asuransi
kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program
pemerintah dalam bentuk jaminan kesehatan untuk
masyarakat miskin dan orang tua. Program
pemerintah ini sering disebut sebagai asuransi
sosial. Adanya asuransi kesehatan dan jaminan
kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap
pelayanan kesehatan.
15
16. Con’t
• Hubungan asuransi kesehatan dengan demand
terhadap pelayanan kesehatan bersifat positif.
Asuransi kesehatan bersifat mengurangi efek faktor
tarif sebagai hambatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan pada saat sakit. Dengan
demikian, semakin banyak penduduk yang tercakup
oleh asuransi kesehatan maka demand akan
pelayanan kesehatan (termasuk rumah sakit)
menjadi semakin tinggi. Peningkatan demand ini
dipengaruhi pula oleh faktor moral hazard.
Seseorang yang tercakup oleh asuransi kesehatan
akan terdorong menggunakan pelayanan kesehatan
sebanyak-banyaknya.
16
17. SUPPLY
(PENAWARAN)
• Supply (Penawaran) : Keseluruhan jumlah barang
yang ditawarkan pada suatu pasar tertentu.
• Supply adalah hubungan fungsional antara harga
(price) dan kuantitas (quantity). Sederhananya,
Kuantitas supply merupakan jumlah yang
produsen inginkan dan mampu disediakannya
pada harga yang diberikan di pasar.
17
18. LAW OF SUPPLY
• Semakin tinggi harga, semakin tinggi pula
kuantitas dan barang dan jasa yang
ditawarkan. Begitu juga sebaliknya.
18
20. • Harga barang itu sendiri
• Harga barang-barang lain
• Biaya produksi
• Tujuan-tujuan operasi perusahaan
• Tingkat teknologi yg dibutuhkan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SUPPLY
20
21. Supply
(Pelayanan Kesehatan)
• Hubungan pembiayaan dengan derajat
kesehatan tidak selalu berbanding lurus, sangat
tergantung dari pembiayaan khususnya yang
berkaitan erat dengan pengendalian biaya.
• Yang paling terpengaruh oleh peningkatan biaya
pelayanan kesehatan adalah aksesitas terhadap
pelayanan kesehatan.
21
22. Con’t
• Dengan pembiayaan langsung (out – of – pocket
payment), bukan hanya masyarakat miskin, tetapi
orang yang mengalami sakit pada saat tidak
mempunyai uang pun tidak dapat akses terhadap
pelayanan kesehatan. Salah satu cara pembiayaan
yang merupakan pengendalian biaya, sehingga
meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan adalah dengan asuransi.
• Sehingga dapat disimpulkan, jika asuransi
kesehatan dapat meningkatkan pemanfaatan
terhadap pelayanan kesehatan.
22
23. Con’t
• Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian
mengenai hubungan antara penggunaan asuransi
kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan, dan didapatkan hasil jika persepsi
tentang terlambat mencari pertolongan dan
terlambat menjangkau pelayanan rumah sakit
cenderung rendah pada kelompok masyarakat
yang mendapat jaminan asuransi kesehatan.
Masyarakat yang terlindungi asuransi umum dan
jaminan sosial sedikit yang mengaku terlambat
menjangkau unit pelayanan kesehatan.
23
24. Con’t
• Adanya jaminan biaya kesehatan tanpa disertai
dengan manajemen utilisasi pelayanan
kesehatan yang baik akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan biaya yang disebabkan
oleh karena adanya moral hazard.
• Pengendalian utilisasi dan biaya kesehatan
secara teori dapat dilakukan dengan
mengadakan intervensi pada sisi supply
(Pemberi Pelayanan Kesehatan).
24
25. Con’t
• Caranya dengan menerapkan sistem pembayaran secara
Prospective Payment System.
• Maksud dari sistem pembayaran prospektif adalah suatu
sistem pembayaran yang ditetapkan dimuka (sebelum
pelayanan medik diberikan) tanpa memperhatikan jenis
tindakan apa dan lamanya perawatan di rumah sakit.
• Kelebihan dari sistem prospektif ini dibanding dengan
system pembayaran lainnya adalah memberikan
kepastian pada para peserta asuransi dan pemberi
pelayanan akan biaya pelayanan, mudah
penyelenggaraan administrasinya, mendorong pemberi
pelayanan kesehatan untuk efisiensi tanpa mengurangi
mutu pelayanan, serta pemberi pelayanan dapat
merencanakan pelayanan kesehatan dengan baik karena
tersedia dana yang pasti
25
26. Con’t
• Dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan
kesehatan karena adanya asuransi kesehatan
maka dapat pula meningkatkan mutu dari
pelayanan kesehatan itu sendiri.
26
27. Cost of Health Insurance
• How much health insurance will cost you depends on
your age, the condition of your health (how healthy or
unhealthy you are), where in the country you live,
your income, and your job status.
• There are many ways that you can get health
insurance, and these too can determine how much
you will pay. These include:
1. Health insurance provided by an employer
2. Health insurance that you purchase on your own
3. Health insurance provided by the government
27
28. Con’t
• There are many things that determine how much your
health insurance will cost you each month.
• Premiums
A premium is the monthly fee that is paid to an
insurance company or health plan to provide health
coverage, including paying for health-related services
such as doctor visits, hospitalizations, and
medications. A premium may be higher or lower
depending on what type of insurance plan you choose.
Plans that have high out-of-pocket costs (deductibles,
coinsurance, and copayments) most often have lower
premiums and plans with low out-of-pocket costs have
higher premiums.
28
29. INFORMASI ASIMETRI DI DALAM
ASURANSI
• Hampir tidak mungkin konsumen mampu untuk memilih
produk asuransi dan harga sesuai kebutuhanya. Konsumen
tidak mengetahui tingkat risiko dirinya dan hampir tidak
mungkin mengetahui apakah harga premi yang dibelinya
pantas, terlalu murah, atau terlalu mahal. Sementara
penjual (perusahaan asuransi/bapel JPKM) dapat
menciptakan produk dan cara pamasaran sehingga
konsumen, yang memiliki kemampuan keuangan, memilih
untuk membeli.
• Persaingan antara asuransi akan memaksa asuransi
membuat produk spesifik yang juga menyebabkan pool
tidak optimal untuk mencakup berbagai pelayanan.
Persaingan menjual produk spesifik dan volume penjualan
untuk masing-masing produk yang relatif kecil
menyebabkan contigency dan profit margin yang relatif
besar. 29
30. Con’t
• Asuransi swasta di Indonesia memiliki rasio klaim yang
bervariasi antara 40-70%, tergantung jenis produknya,
sehingga menyebabkan biaya tambahan bagi konsumen
sebesar 30-60%.
• Jadi trade off antara risk pooling dan biaya yang
ditanggung konsumen tidak seimbang.
30
31. KESIMPULAN
• There is two strategies for controlling the cost of
health care : Demand-side cost sharing and Supply-
side cost sharing.
• Demand-side cost sharing, where patients must pay
more in co-payment or deductibles.
• Supply-side sharing, which seeks to alter the
incentives of health care workers to provode certain
services.
31
32. KESIMPULAN
• Adanya informasi asimetri dalam dunia kesehatan menyebabkan
timbulnya “Supplier Induced Demand” yang menyebabkan
keseimbangan pasar tidak bisa tercapai di dalam pelayanan kesehatan.
Maka jangan heran jika di dalam pelayanan kesehatan supply
meningkat tidak menurunkan harga dan kualitas. Yang terjadi justru
sebaliknya, yaitu peningkatan harga dan penurunan kualitas
(pemeriksaan/tindakan yang tidak perlu). Perbedaan yang sangat unik
ini menyebabkan demand pelayanan kesehatan ditentukan oleh penjual
bukan oleh pembeli atau konsumen.
• Pentarifan asuransi tidak bisa dilepaskan dari harga dokter, rumah
sakit, obat, laboratorium, dan alat-alat medis lainnya, sehingga sulit
mendapatkan harga yang pantas. Sehingga pemerintah harus
melakukan regulasi dan standarisasi dalam hal ini, misalnya larangan
perusahaan asuransi untuk menolak mengasuransikan warga yang
telah mengalami penyakit (pre-existing condition) dan larangan
penambahan premi kepada peserta asuransi yang memiliki
kemungkinan besar sakit.
32