1. STUDI KASUS TENTANG PERSAMAAN POLA
PERILAKU AGRESIF VERBAL SISWA
TUNALARAS
DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA
OLEH:
IRMAWANTI
15103241012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Definisi Operasional
3. A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus terdiri dari 7 jenis kekhususan yang masing-
masing kekhususannya memiliki karakteristik tersendiri. Salah satunya,
anak dengan gangguan emosi dan perilaku atau sering disebut
tunalaras. Salah satu jenis anak dengan gangguan emosi adalah
Conduct Disorder dengan salah satu karakteristiknya memiliki perilaku
agresif.
Anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang telah terdeteksi biasanya
mendapatkan layanan pendidikan dan penanganan di sekolah luar biasa
bagian E (tunalaras), di sekolah-sekolah khusus, ataupun di sekolah-
sekolah inklusi (Mahabbati, Aini. 2006). Di sekolah khusus untuk anak
tunalaras yang ada yaitu di Yogyakarta hanya terdapat satu sekolah
khusus dengan kekhususan E yakni SLB E Prayuwana.
4. Sekolah ini terkenal dengan julukannya yaitu sekolah untuk anak nakal.
Dari seluruh siswa yang berada di SLB E Prayuwana Yogyakarta, siswa
tunalaras murni yang tidak memiliki hambatan intelektual, memiliki pola
perilaku agresif verbal yang hampir sama. Bentuk-bentuk agresif verbal
yang sering diucapkan oleh siswa tunalaras adalah “asu”, “bajingan”,
“jancuk”, “modar”, “ndasmu”, memanggil orang tua dengan namanya
langsung (nama guru Agus, siswa memanggil tidak dengan “Pak”
melainkan langsung “Agus”).
Bentuk kosakata yang diucapkan siswa tunalaras memiliki kesamaan kata
dengan yang diucapkan oleh siswa tunalaras lainnya.
5. Siswa tunalaras yang berada di SLB E Prayuwana biasanya memiliki
intelektual yang normal namun ada juga yang disertai dengan hambatan
intelektual. Mereka memiliki karakteristik ketunalarasan berupa
berteriak ketika berbicara, menentang, berbicara kasar, berkelahi,
merusak perabotan, dan masih banyak lagi.
Ketika salah satu atau dua siswa sedang marah dan berkelahi, mererka
akan mengeluarkan kata-kata kasar kepada siapapun walaupun gurunya
sendiri. Guru yang kebanyakan adalah perempuan merasa takut akan
terkena pukulan karena tenaga siswa lebih besar daripada tenaga guru.
Selain di sekolah, banyak orang tua siswa tunalars yang ada di SLB E
Prayuwana yang mengeluhkan perilaku agresif verbal anaknya ketika
mereka terpancing emosinya. Kadang agresif verbal siswa tunalaras
disertai dengan agresif fisik seperti menyakiti dengan cara memukul
orang lain atau dengan merusak barang yang ada di dekat anak.
6. B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa tunalaras di SLB E Prayuwana Yogyakarta memiliki kesamaan
perilaku agresif verbal
2. Guru di sekolah mengeluhkan bahwa siswa tunalaras mudah terpancing
emosinya dan menimbulkan perkelahian yang berawal dari perilaku
agresif
3. Orang tua siswa tunalaras juga mengeluhkan perilaku yang ada ketika
di rumah dan memang sama ketika di sekolah.
7. C. Pembatasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada kasus perilaku agresif verbal
siswa tunalaras di SLB E Prayuwana memiliki karakteristik pola yang hampir
sama dengan siswa tunalaras lainnya dalam lingkup satu sekolah.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana faktor penyebab
kesamaan pola perilaku agresif verbal yang dimiliki antar siswa tunalaras yang
ada di SLB E Prayuwana Yogyakarta?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesamaan perilaku
agresif verbal yang dimiliki antar siswa tunalaras yang ada di SLB E Prayuwana
Yogyakarta.
8. F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis yaitu
sebagai berikut:
Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di dalam bidang pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus khususnya anak dengan gangguan emosi dan perilaku (tunalaras).
b. Sebagai informasi mengenai faktor penyebab kesamaan perilaku agresif verbal di suatu sekolah
Manfaat Praktis
Bagi guru
a. Dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai pola-pola perilaku agresif verbal yang
ada di sekolah sehingga dapat mencari cara menangani perilaku tersebut
b. Sebagai salah satu informasi bagi guru agar menjadi bahan penelitian ketika guru mengikuti
karya tulis ilmiah profesi
Bagi kepala sekolah
a. Dapat menjadi gambaran untuk menentukan bagaimana kebijakan sekolah yang berkaitan
dengan aturan perilaku siswa di sekolah
9. G. Definisi Operasional
1. Perilaku agresif adalah tindakan kekerasan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menyakiti orang lain dalam bentuk agresif fisik dan verbal.
2. Perilaku agresif verbal yang dilakukan siswa berupa mengejek,
membentak, menghina, memaki, dna mengancam.
3. Anak Tunalaras adalah anak yang memiliki masalah tingkah laku berat
yang tampak pada hubungan sosial, interpersonal dan intrapersonal.
10. BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Anak Tunalaras
B. Kajian tentang Agresif Verbal
C. Kajian tentang Prosedur FBA (Functional Behavior Assessment)
D. Kerangka Berfikir
E. Hipotesis
11. KAJIAN TENTANG ANAK TUNALARAS
Anak tunalaras kurang dapat mengendalikan emosinya dengan baik sehingga sering
kali terjadi peledakan emosi, ketidakstabilan emosi tersebut akan menimbulkan
penyimpangan tingkah laku yang menjurus pada tingkah laku yang kurang baik
seperti perilaku agresif.
Klasifikasi Siswa Tunalaras:
1. Berdasarkan intensitasnya (ringan, sedang, berat)
2. Berdasarkan dimensi perilakunya (gangguan perilaku eksternal dan internal)
3. Berdasarkan bentuk perilakunya (ADHD, Conduct Disorder, ODD, Gangguan
Emosi)
Faktor Penyebab Ketunalarasan:
1. Psikoanalisis
2. Behavioristik
3. Ekologis
4. Kognitif
5. Biomedis
12. Karakteristik Siswa Tunalaras (Dalam The Federal Definition Menurut Individual With Disailities
Education Act (IDEA) 1978:
1. Ketidakmamuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
berdasarkan keadaan intelektual, sensori, dan faktor kesehatan.
2. Ketidakmampuan memulai atau menjaga kepuasan interaksi sosial
dengan teman dan guru.
3. Perilaku dan kondisi perasaan yang tidak sesuuai dengan keadaan atau
situasi normal.
4. Gangguan pada suasana hati (mood)
5. Kecenderuungan mengembangkan simptop fisik ketika mengalami
masalah personal atau masalah akademik
13. KRITERIA PERILAKU KETUNALARASAN:
1. Frekuensi yang berulang
2. Intensitas melebihi kewajaran
3. Durasi waktu yang cukup lama
4. Topografi/bentuk khusus perilaku terjadi dalam banyak situasi
5. Perilaku tidak sesuai dengan setting
6. Tingkat kesulitan pengaturan perilaku tinggi
7. Perbandingan dengan level sebaya
8. Penerimaan sebaya kurang
9. Biasanya lebih dari satu perilaku menyimpang yang tampak
14. B. Kajian Tentang Agresif Verbal
Perilaku agresif termasuk perilaku bermasalah yang berdampak langsung
pada orang lain sehingga dapat diamati/undercontrol yang merupakan
gangguan perilaku eksternal (Aini Mahabbati: 2012).
Perilaku agresif verbal termasuk ke dalam klasifikasi Conduct Disorder
menurut Dimensi Behavioral menurut skala revised behavior problem
checklist.
Menurut (Rina Setiawati: 2015), agresi verbal merupakan komponen
motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain melalui verbalis,
misalnya berdebat menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan,
menyebar gosip dan kadang bersikap sarkatis.
15. C. Kajian Tentang Prosedur FBA (Functional
Behavior Assessment)
Prosedur Functional Behavior Assessment (FBA) sebagai salah satu cara
untuk menemukan pola perilaku bermasalah anak dengan gangguan
emosi dan perilaku hasil FBA.
Prosedur FBA berdasarkan hasil penelitian (Mahabbati, Aini. 2014):
1. Mendeskripsikan profil dan karakteristik gangguan perilaku anak
2. Observasi dan analisa ABC perilaku bermasalah
3. Pengisian skala motivasi perilkau bermasalah yang menunjukkan
perilaku agresif subyek karena tangible dan escape.
4. Pola perilaku bermasalah menunjukkan subyek sering melakukan
agresif verbal dengan pemicunya situasi tidak terstruktur, tidak
diperhatikan, dan menginginkan sesuatu dan konsekuensinya adalah
terhindar dari tugas, diperhatikan dan mendapatkan keinginan.
16. FBA menggabungkan metode langsung dan tidak langsung. Metode
langsung berupa observasi dengan menggunakan pola ABC terhadap
perilaku bermasalah anak yang terjadi pada kegiatan keseharian di
sekolah. Metode tidak langsung berupa wawancara terhadap pihak-
pihak yang dekat dengan anak, dokumentasi berupa rekaman atau hasil
kegiatan pembelajaran dan kegiatan anak di sekolah, serta melalui
pengisian skala motivasi perilaku yang bertujuan menemukan motif
perilaku bermasalah yang dilakukan anak (Agus Salim, 2011 dalam
Mahabbati, Aini. 2014).
17. D. Kerangka Berfikir
Di SLB E Prayuwana, siswa yang ada kebanyakan dari siswa buangani dari
sekolah reguler. Banyak sikap dan perilaku siswa tunalaras yang
membuat kewalahan guru di sekolah reguler.
Kenyataannya di sekolah khusus seperti di SLB E Prayuwana tetap saja
membuat kewalahan guru apalagi guru yang ada adalah guru
perempuan. Perilaku siswa tunalaras yang ada biasanya adalah agresif
fisik dan agresif verbal. Kebanyakan adalah perilaku agresif verbal.
Terlebih lagi tidak hanya satu murid yang memiliki perilaku agresif
verbal, namun hampir semua siswa di sekolah ini memiliki perilaku
agresif verbal. Kata-kata yang merupakan bentuk agresivitas verbal
siswa hampir sama. Padahal siswa tunalaras berasal dari latar belakang
yang berbeda baik keluarga, ekonomi keluarga maupun pendidikan
sebelum siswa tunalaras masuk di SLB E Prayuwana Yogyakarta.
18. E. Hipotesis
Pola perilaku bermasalah berupa perilaku agresif verbal siswa tunalaras
berhubungan dengan banyak faktor yang dimiliki oleh masing-masing
siswa.
19. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Waktu Penelitian
D. Subyek Penelitian
E. Tempat Penelitian
F. Setting Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Instrumen Penelittian
I. Validitas Instrumen
J. Analisis Data
20. A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus karena peneliti
bermaksud untuk mengkaji pola perilaku agresif verbal siswa tunalaras
di SLB E Prayuwana Yogyakarta.
Penelitian sejenis:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Aini Mahabbati pada tahun 2014 tentang
Pola Perilaku Bermasalah dan Rancangan Intervensi Pada Anak
Tunalaras Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Berdasarkan
Functional Behavior Assessment dengan hasil penelitian bahwa FBA
merupakan pendekatan asesmen perilaku yang sistematis karena
hasilnya dapat mendeskripsikan dengan jelas profil dan karakteristik
ketunalarasan subyek dan pola perilakunya. Rancangan intervensi yang
dirumuskan berdasarkan temuan FBA bersifat sistemais dan sesuai
dengan pola perilaku yang ditemukan.
21. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ganis Ariffiani pada tahun 2017 tentang
Identifikasi Perilaku Sosial Siswa Tunalaras Di SLB E Prayuwana
Yogyakarta bahwa perilaku sosial yang tunjukkan anak tunalaras di
sekolah memiliki berbagai macam dan perilaku tersebut berbeda antara
satu anak dengan anak lainnya. Beberapa anak menunjukkan perilaku
yang cenderung positif, namun tidak semua anak dapat menunjukkan
perilaku tersebut.
22. B. Desain Penelitian
Menurut Salmiati: 2015, bentuk langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan ketika
memilih jenis penelitian studi kasus yaitu:
1. Peneliti membuat catatan-catatan lapangan dalam bentuk tertulis tentang bentuk-
bentuk perilaku yang ditampilkan subyek yang berperilaku agresif verbal, faktor-
faktornya, dampaknya.
2. Peneliti membuat tulisna yang mudah dipahami
3. Mengelompokkan: menyusun pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan bentuk-
bentuk, dampak, faktor perilaku agresif verbal
4. Mengkategorikan: dengan cara membuat kode agar memudahkan dalam
menganalisis data dan informasi.
5. Penyajian data yang telah peneliti pilih dan sederhanakan
23. 6. Disajikan dalam bentuk catatan-catatan lapangan hasil observasi dan
catatan hasil.
7. Wawancara. Hasilnya dirangkum dan dibuat kesimpulan setiap kali
wawancara dilakukan terhadap sumber data.
8. Data yang diperoleh baik hasil pengamatan/observasi dan wawancara
disajikan apa adanya dalam bentuk deskripsi atau uraian singkat.
9. Penarikan kesimpulan, data dibuat dalam bentuk tertulis kemudian
peneliti membaca berulang-ulang kemudian disimpulkan dna diberi
interpretasi makan dari fakta yang ada yaitu perilaku-perilaku agresif
verbal yang ditampilkan subyek.
10. Kemudian langkah verifikasi dilakukan dengan mengkonfirmasikan
kesimpulan hasil pengamatan dan hasil wawancara selama penelitian
berlangsung sehingga validitasnya lebih terjamin.
24. C. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan oktober sampai
dengan desember.
C. Subyek Penelitian
Subyek atau fokus penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang ada
yaitu siswa tunalaras di SLB E Prayuwana. Karakteristik subyek yang
menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 4 siswa tunalaras yang
memiliki perilaku agresif verbal
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SLB E Prayuwana Yogyakarta yang beralamatkan di
jalan Ngadisuryan No. Alun-alun Selatan Yogyakarta.
D. Setting Penelitian
Setting yang digunakan dalam penelitian ini adalah berada di dalam lingkungan
sekolah di SLB E Prayuwana Yogyakarta.
25. E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
nontes.
F. Instrumen Penelittian
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar/panduan
observasi dan pedoman wawancara.
G. Validitas Instrumen
Instrumen yang divaliditas dalam penelitian ini mencakup instrumen observasi
dan pedoman wawancara. Instrumen yang dibuat kemudian dikonsultasikan
kepada ahli tentang perilaku agresif verbal siswa tunalaras.
H. Analisis Data
Dalam penelitian studi kasus ini, peneliti menggunakan teknik analisis data
secara kualitatif. Berdasarkan jenis data yang diperoleh tersebut, maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-
kualitatif.
26. DAFTAR PUSTAKA
Ariffiani, Ganis. 2017. Identifikasi Perilaku Sosial Siswa Tunalaras Di SLB E Prayuwana
Yogyakarta. Yogyakarta
Mahabbati, Aini. 2012. Materi Mata Kuliah Pendidikan Anak Tunalaras. Yogyakarta
Mahabbati, Aini. 2014. Pola Perilaku Bermasalah dan Rancangan Intervensi Pada Anak
Tunalaras Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Berdasarkan Functional
Behavior Assessment. Yogyakarta. Jurnal Dinamika Pendidikan Nomor
01/Th.XXI/Mei 2014
Nurtjahyo, Arief & Matulessy, Andik. 2013. Hubungan Kematangan Emosi dan
Konformitas Terhadap Agresivitas Verbal. Surabaya. Persona, Jurnal Psikologi
Indonesia Vol. 2, No. 3, hal 223-231
Salmiati. 2015. Perilaku Agresif dan Penanganannya (Studi Kasus Pada Siswa SMP
Negeri 8 Makassar). Makassar. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling. Volume 1
Nomor 1 Juni 2015. Hal 66-76 ISSN: 2443-2202
Setiawati, Rina. 2015. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Agresi
Remaja. Surakarta