Dokumen tersebut membahas tentang sistem pakar, termasuk definisi, komponen, manfaat, dan contoh sistem pakar dalam berbagai bidang seperti medis dan teknik.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Ervansyah putra, hapzi ali, sistem pakar, ut, 2018
1. Program Studi magister Manajemen
Bidang Minat Sumber Daya Manusia
Mata Kuliah SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen Pengampu Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA
ERVANSYAH PUTRA
NIM 530015787
Izin Menanggapi Pak...
Sistem Pakar berasal dari dua kata yaitu sistem dan pakar. Sistem adalah beberapa
elemen yang di tekankan adalah efektifitas(untuk mencapai suatu tujuan). Pakar adalah
seseorang yang ahli pada suatu bidang. Sistem pakar (expert system) secara umum adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain
sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa
pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para
ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik
‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut.
Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Banyak sekali definisi lainnya tentang Sistem Pakar diantaranya :
- Sistem Pakar adalah Sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan
teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli yang bersangkutan.
- Sistem Pakar adalah suatu perangkat lunak komputer berisi pengetahuan yang disimpan
untuk memecahkan suatu permasalahan dalam suatu bidang spesifik dengan cara hampir
sama dengan seorang tenaga ahli. Pengetahuan datang dari satu rangkaian percakapan yang
lalu di kembangkan dari beberapa tenaga ahli suatu sistem.. Sistem tersebut menerima
pengetahuan yang berisi suatu masalah dari seorang pengguna.
- Sistem Pakar adalah suatu perangkat lunak komputer yang dirancang untuk memberikan
pemecahan masalah suatu tenaga ahli didalam suatu bidang. Sistem Pakar terdiri atas suatu
2. dasar pengetahuan(informasi, heuristik, dll.), mesin kesimpulan(untuk meneliti dasar
pengetahuan), dan alat penghubung (input dan output). Cara yang memimpin ke arah
pengembangan Sistem Pakar adalah berbeda dari teknik programan konvensional.
- Sistem pakar ialah sistem yang mewakilkan pengetahuan manusia dalam bentuk program
komputer dan menggunakan pengetahuan tersebut dalam penyelesaian masalah;
mensimulasikan bagaimana pakar menyelesaikan masalah.
- Sistem Pakar adalah program kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang
menggabungkan basis pengetahuan (knowledge base) dengan mesin inferensi. Basis
pengetahuan dalam sistem pakar berupa suatu aturan yang diperoleh dari pengalaman atau
dari seorang pakar pada bidang keahlian tertentu. Berdasarkan basis pengetahuan yang ada,
digunakan mesin inferensi untuk mengenerate solusi terhadap domain permasalahan yang
akan dipecahkan. Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar sebagai berikut
(Kusumadewi, 2003) :
a. Sistem Konvensional
- Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential
- Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah)
- Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh
- Data harus lengkap
- Perubahan pada program merepotkan
- Sistem bekerja jika sudah lengkap.
b. Sistem Pakar
- Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference)
- Program bisa melakukan kesalahan
- Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
- Data tidak harus lengkap
- Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah
- Sistem bekerja secara heuristik dan logik
3. Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Kusumadewi, 2003) :
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat
dipahami
4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu
5. Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap
6. Keluarannya atau output bersifat anjuran.
Adapun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem
pakar, antara lain (Kusumadewi, 2003) :
1. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu
tanpa kesadaran langsung seorang pakar
2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi pekerjaan tertentu serta
hasil solusi kerja
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks
4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-
ulang
5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada batas waktu
6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk
dikombinasikan.
Selain banyak manfaat yang diperoleh, ada juga kelemahan pengembangan sistem
pakar, yaitu (Kusumadewi, 2003) :
1. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya dilakukan
secara otomatis oleh sistem
2. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan dengan perangkat
lunak konvensional.
4. Tujuan pengembangan Sistem Pakar adalah :
1. Mempermudah kerja tenaga ahli
2. Mengganti tenaga ahli
3. Menggabungkan kempampuan tenaga ahli
4. Training tenaga ahli
5. Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya
6. Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan “kering”
Komponen dalam Sistem Pakar meliputi :
1. Ahli sebagai sumber pengetahuan
2. Basis pengetahuan
3. Mesin informasi
4. Fasilitas pengetahuan dan justifikasi
Semua Sistem Pakar terdiri dari sebuah alat penghubung (input dan output), suatu
database, suatu dasar pengetahuan, dan suatu mekanisme kesimpulan. Lebih dari itu,
pengembangan Sistem Pakar pada umumnya berproses melalui beberapa tahap yang
mencakup pemilihan masalah, didapatnya pengetahuan, penyajian pengetahuan,
programming, evaluasi dan pengujian. Bagian dari Sistem Pakar yang menarik adalah
kemampuan perangkat lunak untuk meninjau ulang suatu konsultasi dan menyediakan
suatu penjelasan kepada pemakai bagaimana caranya memperoleh kesimpulan. Fungsi
penjelasan yang sangat utama adalah suatu catatan yang menyangkut proses pemikiran
yang digunakan oleh tenaga ahli untuk memecahkan masalah itu. Sistem Pakar
menyediakan suatu pemahaman yang lebih baik bagaimana kesimpulan dicapai sehingga
kepercayaan pemakai akan lebih besar dalam mengambil kesimpulan menggunakan Sistem
Pakar. Akumulasi fakta akan diperkenalkan ketika suatu penjelasan diminta. Biasanya
penjelasan yang diminta yaitu bagian dari perangkat lunak atau bagian luar dari
pengembangan.
Tools perangkat lunak yang dikembangkan memberikan keleluasaan pada
perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan pada basis pengetahuan, dan
diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang ada. Sehingga Tools Sistem
5. Pakar yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memecahkan berbagai
macam domain permasalahan.
Mesin informasi di atas merupakan mesin yang dapat berpikir dengan cermat dan
tepat untuk pencapaian suatu keputusan yang diambil melalui pengetahuan, yakni
komputer. Jadi Sistem Pakar dapat kita definisikan sebagai suatu sistem perangkat lunak
yang menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga kerja
ahli dalam bidang yang bersangkutan. Ahli disini melakukan pemindahan ilmu
pengetahuan(akuisisi ilmu pengetahuan) yang dia miliki kepada suatu sistem yang di
berada pada sebuah perangkat lunak komputer. Sistem Pakar ini sudah banyak di gunakan
untuk membantu manusia dalam bidang manajerial.
Beberapa kategori dari Sistem Pakar adalah :
1. Interpretasi – penganalisisan data untuk menjelaskan suatu data.
Contoh: DENDRAL
2. Diagnosis – proses mendiagnosis sesuatu (pendeteksian penyakit untuk makhluk hidup)
berdasarkan data. Contoh : MYCIN
3. Pemantauan – secara terus menerus menginterpretasi isyarat(signal) dan bertindak jika
intervensi diperlukan. Contoh VM – pemantauan pesakit dengan menggunakan alat
pernafasan khas.(common-sense).
4. Ramalan – membuat ramalan masa hadapan berdasarkan model lepas atau sedia ada
Contoh:sistem dalam peramalan saham
5. Perancangan (planning) – satu program tindakan yang dilakukan untuk mencapai
keputusan Contoh: perancangan dalam genetik molekul
6. Reka bentuk – penghasilan spesifikasi untuk membina objek yang memenuhi keperluan
tertentu. Contoh: rekabentuk digital circuit
Pengembangan sebuah sistem pakar dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama
adalah dengan membangun sendiri semua komponen di atas, sedangkan cara kedua adalah
dengan memakai semua komponen yang sudah ada, kecuali isi basis pengetahuan.
Penggunaan cara kedua disebut sebagai membangun sistem pakar dengan shell. E2gLite
adalah sebuah shell sistem pakar yang dikembangkan oleh Expertise2Go yang berbasis
6. internet dan dilengkapi applet Java. E2gLite memberikan kemudahan dalam hal
pembangunan sistem pakar serta pelaksanaan konsultasi oleh pengguna. Basis pengetahuan
berupa file teks yang berisi fakta dan aturan yang dapat dibuat dengan editor teks dan
disimpan sebagai file *.kb, sedangkan pengguna cukup menggunakan browser umum yang
memiliki fitur Java seperti Netscape Navigator dan Internet Explorer. Jika Internet Explorer
yang terinstall tidak mempunyai fitur Java, dapat ditambah dengan menginstall Microsoft
Virtual Machine Proxy Server. E2gLite dapat didownload dari
http://www.Expertise2go.com secara gratis.
Kelebihan e2gLite terletak pada kemudahan akses dan penggunaannya. Kemudahan
akses, karena e2gLite yang berisi applet Java dan basis pengetahuan dapat didownload ke
browser pengguna. Kemudahan penggunaan, karena suatu applet Java sangat mudah untuk
diikutsertakan didalam sebuah halaman web sebagai objek grafis, dan dapat disisipkan ke
dalam sebuah sel dalam tabel HTML untuk memfasilitasi pengaturan halaman secara
fleksibel serta integrasi sistem pakar dengan halaman web yang lain. Namun demikian
e2gLite juga memiliki kekurangan, antara lain waktu startup yang lama, sehingga lebih
cocok untuk sistem pakar berskala kecil dengan basis pengetahuan yang mengandung
kurang dari 100 aturan.
Kekurangan kedua, adalah basis pengetahuan yang berupa file teks dapat dibaca oleh
siapapun karena bersifat publik atau dapat diakses oleh siapapun. Dengan demikian desain
dari basis pengetahuan sistem pakar yang dibuat tidak dapat dijaga kerahasiaannya.
Kekurangan lainnya berhubungan dengan kompatibilitas browser. Microsoft telah
mengumumkan pemisahan antara JVM (Java Virtual Machine) dari versi Internet Explorer
yang diinstall mulai sistem operasi Windows XP. Hal ini akan menyebabkan semua halaman
web yang mengandung applet menjadi gagal untuk diakses, kecuali pengguna secara khusus
menginstall JVM.
Salah satu bagian dari Sistem Pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah
pemikiran. Pada saat sistem ini mengingat rantai pemikiran logisnya, seorang pemakai boleh
meminta suatu penjelasan dari suatu masalah dan sistem akan meberikan beberapa faktor
yang berhubungan dengan masalah yang ditanyakan oleh pengguna itu. Bagian ini
7. meningkatkan kepercayaan para pemakai didalam memecahkan masalah menggunakan
Sistem Pakar.
Pengetahuan di dalam Sistem Pakar, Pengetahuan yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah harus dipaparkan sehingga dapat digunakan untuk menuliskan
kode ke dalam komputer dan kemudian dapat dilakukan pengambilan keputusan oleh Sistem
Pakar. Ada berbagai metoda formal untuk mewakili pengetahuan dan pada umumnya
karakteristik dari suatu masalah tertentu akan menentukan teknik penyajian yang sesuai
mempekerjakan. Dasar pengetahuan salah satunya didapatkan dari aturan produksi
perusahaan. Aturan ini terdiri dari suatu pendapat atau kondisi yang diikuti oleh suatu
kesimpulan atau tindakan(contoh : IF kondisi THEN tindakan). Aturan produksi
mengijinkan hubungan dasar pengetahuan untuk dipecahkan ke dalam unit yang dapat
dikendalikan. Suatu dasar pengetahuan yang terdiri dari ratusan atau beribu-ribu aturan
dapat menyebabkan suatu masalah dengan organisasi dan manajemen aturan itu. Pengaturan
visualisasi dan aturan saling behubungan, mereka dapat dipenuhi sampai jaringan
ketergantungan.
Sepanjang konsultasi aturan dasar, dikemukakan kondisi-kondisi yang dapat
memuaskan pemakai. Operasi ini dilakukan oleh mesin pengambil kesimpulan. Suatu ketika
semua kondisi-kondisi ( yaitu. IF bagian-bagian dari aturan) dari suatu aturan sesuai, aturan
dieksekusi dan kesimpulan yang sesuai ditarik. Berdasarkan Atas kesimpulan dan fakta yang
diperoleh selama konsultasi, mekanisme kesimpulan menentukan pertanyaan yang (mana)
akan ditanyakan dan di pesan apa yang ditampilkan. Ada berbagai metoda inferencing
tersedia untuk melaksanakan tugas pencarian, menyesuaikan, dan eksekusi. Suatu
karakteristik Sistem Pakar yang berbeda dari perangkat lunak konvensional adalah
kemampuan mereka untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan data. Dalam sepuluh
tahun terakhir, perangkat lunak komputer berbasis kecerdasan buatan yang disebut Sistem
Pakar sudah menerima banyak perhatian. Karena perangkat lunak ini sudah banyak di
gunakan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan didalam suatu bidang.
Contohnya meliputi sistem komputer disain, perbaikan lokomotif, dan cloning gen.
Pada jaman sekarang ini perangkat lunak komputer yang paling sering digunakan adalah
suatu Sistem Pakar yang memiliki friendly user interface. Interface ini tidak membuat kerja
sistem itu menjadi lambat, tetapi dapat memungkinkan user yang tidak memiliki
8. pengalaman untuk mengetahui permasalahan, pemecahan dan dapat menarik kesimpulan
dari sistem itu.
Membuat Sistem Pakar lebih mudah digunakan
Ya atau tidaknya sebuah Sistem Pakar mencapai sukses mungkin ditentukan oleh
sifat alami alat penghubung pemakainya. Ini adalah bagian dari Sistem Pakar yang saling
berhubungan dengan pemakai. Bahkan Sistem Pakar yang paling kuat tidak akan diterapkan
jika sistem itu memerlukan terlalu banyak usaha pada pihak pemakai. Oleh sebab itu,
penting untuk membuat komputer semudah mungkin untuk dipakai oleh pemakai ketika
beroperasi. Hampir semua perangkat lunak pengembangan modern menawarkan kapasitas
yang saling berhubungan antara sistem grafik dan teks.
Bank adalah industri yang bergerak di bidang kepercayaan dimana Bank sebagai
financial intermediary memiliki fungsi sebagai media perantara keuangan antara debitur
dan kreditur (Santoso, 1997). Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992
yang telah dirubah menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah mengeluarkan ketentuan mengenai
penggunaan Teknologi Sistem Informasi (TSI) yang dilakukan oleh bank. Melalui Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 27/9/UPPB masing-masing tanggal 31 Maret 1995, diatur prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan manajemen bank dalam TSI baik yang dilakukan oleh bank itu sendiri maupun
oleh pihak lain.
Keberhasilan bank akan sangat ditentukan kualitas kinerja TSI, yang akan terus
dikembangkan secara luas untuk memenuhi kepentingan bisnis bank dan nasabahnya.
Kecenderungan proses otomatisasi ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, seiring
dengan perkembangan perbankan nasional sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam
menjalankan fungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary).
9. Perkembangan teknologi informasi membuat sebagian besar perbankan merubah
strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi
produk dan jasa, sebagai contoh pelayanan transaksi elektronik (e-banking) telah digunakan
oleh sebagian besar perbankan baik itu melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri), phone
banking, dan internet banking merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang
mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan
teknologi.
Pada teknologi informasi ini terdapat proses yang diselenggarakan untuk mendapatkan
informasi melalui suatu prosedur yang memanfaatkan sumber daya manajemen ke dalam suatu
keperluan tertentu (Siagian, 2002). Sistem pakar merupakan salah satu turunan dari artificial
intelegence yang membuat penggunaan ilmu pengetahuan khusus untuk penyelesaian masalah
tingkat manusia yang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai pengetahuan atau
kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang
dimilikinya Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu,
fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan
yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan
(Marimin, 1992). Sistem pakar itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut memiliki fasilitas
informasi yang handal, mudah dimodifikasi, dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer,
dan memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi. Menurut Siswano (2005), komponen yang
ada pada sistem pakar terdiri dari :
- Knowledge Basis (Basis Pengetahuan) merupakan inti dari suatu sistem pakar yaitu berupa
representasi pengetahuan dari seorang pakar dengan basis pengetahuan berupa fakta-fakta dan
kaidah.
- User Interface (Antar Muka Pemakai) merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan
sebagai alat komunikasi antara pemakai (user) dengan komputer. Dalam sistem pakar ini
terdapat 2 (dua) pengguna interface yaitu knowledge engineer dan pemakai (user).
- Inference engine (mesin inferensi) merupakan bagian yang mengandung mekanisme fungsi
berpikir dan pola-pola sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan
menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan
yang terbaik.
10. - Development Engine (mesin pengembangan) merupakan bagian dari pakar sebagai fasilitas
untuk mengembangkan mesin inferensi dan penambahan basis pengetahuan yang akan
dilakukan oleh knowledge engineer.
Teori mengenai sistem informasi sumber daya informasi baru dikemukakan oleh
McLeod dan Schell (2001) pada buku Management InformationSystem edisi ke-7dimana pada
buku ini dikembangkan lebih lanjut dalam proses pemikiran bahwa penggunaan model dasar
IRIS akan membantu para ahli untuk memutuskan kelima output sistem yang akan digunakan
suatu perusahaan. Subsistem yang digunakan pada teori ini antara lain subsistem input dan
subsistem output.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi atau sistem pakarnya adalah
bank MANDIRI dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya mampu menjadi
leader dalam hal pelayanan transaksinya. Bank MANDIRI baru serius menggunakan teknologi
informasi sekitar tahun 1989 dengan tujuan untuk membedakan pelayanan dengan bank lain.
Selain itu, sistem informasi yang digunakan bank MANDIRI juga dimanfaatkan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang. Penjurnalan pembukuan dan pemindahan
antar rekening dilakukan secara otomatis serta kehadiran Local Area Network (LAN)
berkontribusi dalam pendistribusian data entry dan pemrosesan transaksi.
Pada masa sekarang agar suatu perusahaan tetap mampu survive di tengah jaman yang
terus menerus berubah secara cepat seperti sekarang ini, salah satu kata kuncinya menurut
Thurow (1997) adalah adaptif. Hal ini disebabkan perubahan jaman akan membawa pula
perubahan pada sifat masyarakat dan tentu saja pada sifat dunia ekonomi secara khusus. Agar
perusahaan mampu selalu adaptif terhadap perubahan yang muncul, maka perusahaan harus
mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dan perusahaan harus
mempunyai berbagai data tentang segala sesuatu yang ada di sekitar perusahaan. Dengan data-
data yang ada tersebut, perusahaan dapat membuat berbagai macam alternatif skenario
strategi. Selanjutnya dengan pengolahan informasi yang terus menerus dari data yang masuk
dari hari ke hari, perusahaan dapat melakukan analisis atas alternatif-alternatif skenarionya,
untuk mencapai skenario terbaik bagi pelaksanaan kegiatan di waktu-waktu mendatang,
demikian seterusnya. Hal seperti ini tentu saja memerlukan dukungan suatu sistem informasi
yang baik. Beberapa teknologi yang digunakan oleh bank MANDIRI antara lain sebagai
berikut :
11. E-commerce
E-commerce yaitu sebuah layanan pemrosesan transaksi online kartu kredit di website
merchant bank MANDIRI. Layanan E-Commerce MANDIRI dirancang untuk memenuhi
kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market
yang lebih luas. Melalui layanan E-Commerce MANDIRI, para merchant dapat memiliki
online payment processing menu pada website mereka serta dilengkapi layanan penyelesaian
transaksi settlement. Dalam memberikan layanan e-commerce ini, bank MANDIRI didukung
MasterCard internet Gateway Service (MiGS) sebagai payment gateway yang memberikan
solusi pembayaran komprehensif. Layanan E-Commerce MANDIRI berdampak positif bagi
kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market
yang lebih luasDengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya manusia yang sangat terlatih,
MANDIRI telah berhasil memperluas jaringannya baik jaringan konvensional maupun
elektronis untuk memberikan pengalaman perbankan yang paling nyaman bagi para nasabah
Klik MANDIRI
Dengan klik MANDIRI, menyediakan bagi individu maupun pemilik bisnis berbagai layanan
perbankan yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing melalui Internet. Sementara
itu, bagi mereka yang selalu bepergian, disediakan jasa mobile banking melalui saluran-saluran
m-MANDIRI, SMS Top Up MANDIRI, MANDIRI by Phone dan Halo MANDIRI. MANDIRI
telah mengembangkan infrastruktur broadband nirkabel untuk menjamin komunikasi data
berkecepatan tinggi di antara kantor pusat dan kantor-kantor cabang.
Intranet dan Ekstranet
Intranet adalah jaringan komputer-komputer yang saling tersambung digunakan suatu sistem
organisasi atau bisa dikatakan Intranet adalah LAN yang menggunakan standar komunikasi
dan segala fasilitas Internet, diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. Ekstranet
merupakan penerapan teknologi internet dalam ruang lingkup beberapa perusahaan yang
merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain menghubungkan ke perusahaan partner dan
supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula.
Penggunaan sistem informasi manajemen dalam operasional Bank MANDIRI ini
menghasilkan sesuatu yang positif demi kelangsungan berjalannya sistem perbankan. Dampak
positif tersebut diantaranya sistem informasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang,
memudahkan komunikasi antar cabang dengan adanya fasilitas E-mail. Selain dampak positif,
dampak negatif akan ditimbulkan oleh penggunaan teknologi pada Bank MANDIRI, ini
12. misalnya bank MANDIRI akan kehilangan kepercayaan dari nasabah yang disebabkan karena
berbagai macam, diantaranya penggunaan teknologi internet yang kerap dengan namanya
pembobolan sistem oleh seorang hacker, pembobolan sistem informasi manajemen ini bisa
berlangsung dan berdampak yang besar bagi perusahaan karena sumber-sumber informasi
penting telah dicuri. Selain itu bank MANDIRI bisa kehilangan kepercayaan dari nasabah
karena kesalahan sistem pada website miliknya, biasanya karena website yang kurang diupdate
atau karena gangguan sistem, sehingga konsumen akan kesulitan untuk mendapatkan informasi
yang jelas serta up to date dari Bank MANDIRI.
Dampak negatif lainnya dari penggunaan sistem informasi manajemen pada Bank
MANDIRI adalah kerugian yang tidak terduga, disebabkan oleh ganguan yang disebabkan
secara sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia atau
kesalahan sistem elektronik. Ekstranet merupakan Penerapan teknologi internet dalam ruang
lingkup beberapa perusahaan yang merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain
Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan
tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan
kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan, ini merupakan dampak negative yang
ditimbulkan pada penggunaan sistem informasi manajemen pada Bank MANDIRI.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran teknologi dalam dunia
perbankan mutlak diperlukan karena kemajuan suatu sistem perbankan akan ditopang pula oleh
peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan
perbankan untuk memudahkan pelayanan akan menyebabkan semakin beragam dan kompleks
adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Penerapan teknologi diperlukan dalam setiap
bidang terutama kalangan perbankan untuk memudahkan jalannya kegiatan operasional intern
perusahaan dan memudahkan pelayanan terhadap nasabah. Apalagi semua produk yang
dimiliki perbankan hamper serupa satu dengan lainnya, sehingga persaingan yang terjadi dalam
dunia perbankan adal ah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Departemen Sumber Daya Informasi (bagian teknologi informasi) pada bank
MANDIRI memiliki andil yang cukup besar membantu manajemen mendeteksi kebutuhan
hardware, software, database, jaringan, dan juga sumber daya manusia yang akan menganalisa,
merancang, mengimplementasikan, dan selanjutnya menggunakan sistem informasi fungsio nal
sehingga terdapat hubungan antara bagian Teknologi Informasi denga sistem informasi
fungsional di departemen lainnya dapat dibuat secara online sehingga selalu dapat termonitor
13. dengan melihat perkembangan teknologi terkini saat ini terutama dari beberapa kompetitor
perbankan lainnya.
Menurut Watson, EIS adalah system terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi
eksekutif secara mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan critical success
factor ( factor penentu keberhasilan )
Sejarah EIS ( Executive Information System )
Executive Information System (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem
dimaksud untuk memudahkan dan mendukung dalam pembuatan keputusan kebutuhan dari
eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya baik secara internal
dan eksternal mengenai keterangan relevan untuk menemukan gol strategis dari organisasi. Hal
Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk khusus dari satu sistem pendukung
keputusan (DSS).
Penekanan dari EIS berada di atas peraga grafis dan mudah untuk pergunakan sebagai
interface pemakaian. Mereka menawarkan laporan yang kuat. Pada umumnya, digunakan
untuk menolong eksekutif tertinggi di perusahaan yang besar dengan teliti, EIS dapat
membandingkan, dan menyoroti variable penting sehingga mereka dapat memonitor kinerja
dan mengindentifikasi kesempatan dan masalah. Baru-baru ini, EIS telah kehilangan
ketenarannya karena dibantu oleh intelegen bisnis (dengan area sub dari laporan, analitik dan
papan peralatan digital). Secara umum, EIS dikembangkan seperti mainframe program
berbasis computer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk
menyediakan kinerja penjualan atau statistic riset pemasaran untuk membuat keputusan, seperti
halnya petugas keuangan, direktur pemasaran dan petugas eksekutif pemimpin. Secara khusus,
EIS menyediakan data yang hanya perlu untuk mendukung keputusan level eksekutif dari pada
data bagi seluruh perusahaan.
Saat ini, aplikasi EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga dikomputer
pribadi pada satu daerah jaringan local. EIS sekarang melewati platform perangkat keras
computer dan mengintegrasikan keterangan menyimpan paada mainframe, computer pribadi
dan minicomputer. Hal ini memungkinkan karyawan dapat mempergunakan computer pribadi
mereka untuk memperoleh akses ke data perusahaan dan memutuskan data yang relevan dalam
pembuatan keputusan mereka.
14. Komponen EIS ( Executive Information System )
Komponen dalam sebuah EIS dapat digolongkan menjadi :
a. Perangkat Keras (hardware)
b. Perangkat Lunak (software)
c. Pengguna Interface
d. Telekomunikasi
e. Aplikasi
f. Pabrikasi
g. Pemasaran
h. Keuangan
KarekteristikEIS ( Executive Information System )
Karakteristik EIS meliputi :
a. Dibuat untuk individual executive users
b. Mengekstrak, menyaring (filter) , menyinkat dan melacak data yang penting / critical
data
c. Menyediakan on-line status access ( akses status online), analisa trend dan drill-down (
yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau data pendukung yang
ringkas)
d. Mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal yang bersifat luas.
e. Bersifat user friendly, untuk menggunakannya hanya dibutuhkan sedikit ketrampilan
tanpa pelatihan
f. Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara
g. Menampilan informasi grafik, tabular dan tekstual.
Kemampuan tambahan yang dimiliki oleh EIS antara lain :
a. Memberikan dukungan dalam komunikasi elektronik (missal Email, Computer
Conferencing dan Word Processing)
b. Mempunyai kemampuan analisa data
c. Mempunyai alat pengorganisasian
15. Model EIS
EIS perusahaan biasanya terdiri dari stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung
melalui jaringan ke computer pusat. Kondisi ini disajikan dalam gambar diatas. Konfigurasi
stasiun kerja terdiri dari sebuah computer pribadi dengan unit penyimpanan sekunder yang
menyimpan basis data eksekutif. Basis data ini memuat data dan informasi yang telah diproses
sebelumnya oleh kompetur pusat perusahan. Eksekutif akan memasukkan permintaan
informasi untuk mengeluarkan tampilan informasi format awal atau untuk menjalankan
pemrosesan dalam jumlah minimum. Laporan format awal ini bertindak sebagai “dashboard”
bagi eksekutif untuk memonitor factor-faktor penting penentu keberhasilan organisasi.
Model EIS juga menunjukkan komposisi computer pusat yang berhubungan dengaan
EIS. Data dan informasi dapat dimasukkan ke dalam basis data korporat dari sumber-sumber
eksternal, dan berita-berita serta penjelasan akan peristiwa-peristiwa terbaru akan dapat
dimasukkan oleh anggota staff dengan mempergunakan stasiun kerja mereka masing-masing.
Selain basis data korporat, EIS meliputi kotak surat elektronik para eksekutif dan koleksi
piranti lunak yang menghasilkan informasi eksekutif.
Arus Informasi dalam EIS adalah sebagai berikut :
1. Alasan Penggunaan dan Pengembangan EIS ( Executive Information System )
A. Tekanan eksternal, yang berasal dari lingkungan di luar perusahaan dan bisa
meliputi gejolak lingkungan serta persaingan yang meningkat
B. Tekanan internal, yang meliputi adanya kebutuhan akan informasi baru, yang lebih
baik dan lebih tepat waktu, adanya keharusan untuk mengelola organisasi yang
semakin kompleks dan sulit untuk dijalankan serta adanya kebutuhan akan system
pelaporan yang lebih efisien
C. Suatu bagian yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan.
16. Keputusan Penerapan EIS ( Executive Information System )
Untuk menerapkan EIS berbasis komputer, ada 3 pertimbangan yang perlu dilakukan :
1. Perlukah kita mengembangkan EIS?
Jika jawabannya tidak, eksekutif cukup mengandalkan sistem yang ada sekarang. Jika
jawabannya ya, maka eksekutif akan menyusun rencana dan tujuan pengembangan dari
system yang ada ( hal ini tergantung pada masing-masing perusahaan).
2. Apakah tersedia perangkat lunak produktivitas perorangan siap pakai (prewritten
personal productivity software) yang memenuhi kebutuhan eksekutif?
Jika ada , gunakan peralatan lunak tersebut, Jika tidak;, maka eksekutif akan melihat
seberapa pentingnya dan apakah akan menambah efisiensi jika dilakukan penambahan
perangkat lunak
3. Perlukah kita membeli perangkat lunak EIS siap pakai?
Jika ya, perangkat lunak tersebut dibeli; jika tidak staf jasa informasi perusahaan
menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (custom EIS software). Contoh-contoh
perangkat lunak EIS siap pakai antara lain : Contoh Perangkat lunak produktivitas
perseorangan siap pakai adalah S/W umum yang dapat digunakan oleh setiap orang
untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri. Contoh : DBMS, paket spreadsheet
elektronik, paket grafik, sistem manajemen proyek. Perangkat lunak EIS siap pakai:
khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi eksekutif.
Contoh S/W awal EIS yang dirancang untuk mainframe adalah Pilot Executive
Software, Inc.dari Boston dan Comshore, Inc. dari Aum Arbor, Michigan. Sekarang
S/W untuk PC sudah banyak ada.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan EIS ( Executive Information System )
Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep dalam
EIS yaitu factor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors), management by
exception dan model mental.
a. Critical Success Factor (CSF), Dengan EIS memungkinkan eksekutif memantau
seberapa baik perusahaan berjalan dalam hal tujuan dan factor-faktor penentu
17. keberhasilan. Faktor-faktor ini dalam setiap perusahaaanberbeda-beda tergantung dari
kegiatan yang dilakukan
Contoh : Industri kendaraan bermotor, CSFyang diyakini : model, jaringan dealer yang
efisien dan pengendalian biaya manufaktur yang kuat. Industri asuransi jiwa, CSF yang
diyakini : pengembangan personil manajemen agen, pengendalian personil administrative dan
inovasi dalam menciptakan produk-produk asuransi.
b. Management By Exception (MBE), Diterapkan dengan cara membandingkan kinerja
anggaran dan pelaksanaan aktualnya. Perbandingan antara kinerja yang direncanakan
dengan kinerja actual. Sehingga informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk
menyelesaikan setiap permasalahan. Pie Chart menyajikan komposisi kinerja actual ,
table menyajikan perbandingan aktula terhadap anggaran. Software EIS dapat secara
otomatis mengidentifikasi ‘exception’ agar diperhatikan eksekutif.
c. Mental Models, Peran utama EIS adalah membuat sari dari data dan informasi
yangvolumenya besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari inidisebut
penempatan informasi (information compression). Dimanamenghasilkan suatu
gambaran atau model mental dari operasi perusahaan.Model tersebut memungkinkan
seseorang membuat penilaian danperkiraaan untuk memahami, memutuskan tindakan
yang perlu diambil danuntuk mengembalikan pelaksanaannya.
Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan istilah model mental, yakni
“memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk memahami
fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan
pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti (proxy).”
Rockart dan Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen; eksekutif tingkat puncak, lebih
baik CEO, harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong
penerapannya
2. Sponsor operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif
lebih rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerjasama dengan
eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan pekerjaan itu
terlaksana.
18. 3. Staf jasa informasi yang sesuai; tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan system itu.
4. Teknologi informasi yang sesuai; H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen data; data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan
jam dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down – dengan
bertanya kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis; EIS harus berhasil memecahkan masalah-
masalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi
informasi.
7. Manajemen atas penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu
upaya untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah tanggal
tersebut, kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk mengatasi masalah
tersebut.
8. Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem; jika manajemen tingkat atas mulai
menerima informasi dari EIS, manajer tingkat bawah ingin menerima output yang
sama.
Penyebab kurang berhasilnya kinerja EIS ( Executive Information System )
Tercatat 3 hal dominan yang menyebabkan kurang berhasilnya atau menurunya kinerja EIS
setelah diimplementasikan pada suatu perusahaan
a. Disebabkan karena kesalahan pengertian cara kerja EIS itu sendiri yang dianggap
sebagai suatu system yang terpisah dari modul-modul teknologi informasi lain dalam
perusahaan. Modul EIS hanay melakukan peringkasan data dari system basis data yang
telah ada. Jika data pada database utama memiliki struktur yang buruk maka informasi
yang dihasilkan oleh system EIS pun tidak memiliki kualitas yang baik
b. Disebabkan karena tidak adanya prosedur yang baik untuk menjaga agar data yang
ada selalu up to date. Seringkali para eksekutif mengeluh bahwa laporan EIS yang
diterima sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Jika modul EIS yang
dimiliki terintegrasi dengan system basis data, maka yang perlu dipelihara adalah
keteraturan melakukan update data, sedangkan jika system EIS tidak terintegrasi
dengan system basis data maka mekanisme yang harus dijaga adalah keteraturan
19. melakukan interfacing antara system basis data dengan modul EIS yang ada, baik secara
manual maupun dibantu degan program computer.
c. Disebabkan karena modul EIS yang terlampau sederhana ( tidak banyak memiliki
fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan advance fitur) sehingga sulit mengakomodasi
kebutuhan masing-masing eksekutif yang kadangkala berbeda satu sama lain dan dapat
berubah – ubah sewaktu-waktu
Trend EIS di Masa Depan
a. Penggunaan EIS pada perusahaan besar menjadi umum.
b. Software EIS dengan harga lebih murah makin dibutuhkan.
c. SIM dan DSS masa depan akan menjadi seperti EIS saat ini.
d. Dibandingkan aplikasi lain lebih banyak usaha yang dilakukan agar user menerima EIS.
Kita akan melihat perangkat lunak SIM dan DSS kelas baru yang berisi banyak feature
EIS, dirancang untuk manajer pada tingkat yang lebih rendah.
e. Eksekutif akan mempertahankan komputer secara perspektif.
Penerapan Executive Information System Pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Aceh Tengah
Pada pembahasan di atas, telah disinggung mengenai Executive Information System
(EIS) dan DSS. Perusahaan yang hanya menggunakan Sistem Infromasi Organisasi
maka manajer puncak akan menerima seluruh informasinya dari subsistem
fungsional dan manajer tidak per- lu menyaring dan mensintesa data yang menjadi
bentuk berarti bagi- nya. Sebagai cara untuk meringankan manajer tersebut dalam
mela- kukan pekerjaannya maka diciptakan Sistem Informasi Eksekutif.
20. Pekerjaan Dari Seorang Eksekutif
Manajer perencanaan strategis mempunyai tanggung jawab untuk menetapkan
tujuan atau arah perusahaan untuk jangka panjang, memperhatikan apa yang
sedang terjadi dalam perusahaan dan ingin memastikan apakah terjadi kemajuan
mengenai apa yang ia lakukan. Juga bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
perusahaan (Company Oriented )
Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan eksekutif :
1. Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajem en
yang sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf,
mengarahkan dan mengendalikan. Perencana- an sangat ditentukan pada
tingkat eksekutif, sedangkan fungsi- fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2. Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran,
tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan
adalah negotiator. Salah satu con- toh, seorang manajer puncak berunding
dalam menggabungkan usaha (merger ), dan manajer tingkat bawah/rendah
berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3. Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para
eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan meng- ikuti strategi tiga tahap:
(a) Menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang,
mencegah, dan jangka pendek);
(b) Membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus
menyelesaikan agenda tersebut;(c) Menetapkan lingkungan norma dan
nilai yang tepat sehing- ga anggota jaringan dapat bekerja mencapai
agenda itu.
Pikiran manajer sering dipandang sebagai black box, yang tidak boleh dibuka.
Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa ekseku- tif berpikir mengenai
dua kelompok umum masalah: bagaimana mem- buat sesuatu dilaksanakan dan
bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau sasaran umum.
Seorang eksekutif sering melom- pat dari definisi masalah ke penerapan solusi dan
kemudian kembali ke evaluasi alternatif. Eksekutif memang sering membuat
21. keputusan rasional, tetapi mungkin tidak selalu merupakan hasil dari mengikuti
serangkaian langkah-langkah yang terdefinisikan secara baik dalam urutan yang
sama.
Eksekutif memiliki peran penting didalam suatu organisasi, sa- lah satunya
adalah melakukan pengambilan keputusan. Biasanya keputusan-keputusan yang
diambil para eksekutif merupakan kepu- tusan yang sangat penting, menyangkut
dengan kelangsungan hi- dup dalam jangka panjang perusahaan atau organisasi
tersebut. Un- tuk menjalankan pekerjaan yang efektif sebagai eksekutif, diperlukan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan yang akurat, tepat, dapat
diandalkan dan informasi yang digunakan merupakan informasi yang memiliki
relevansi dengan keputusan yang akan diambil.
Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat ter- sebut dalam
skala informasi yang cukup besar dapat dilakukan de- ngan menggunakan
dukungan salah satu pendukung pengolahan da- ta sistem informasi yang tercakup
dalam Executive Information Sys- tem (EIS). EIS atau dalam bahasa indone sia
dikenal dengan istilah Sistem Informasi Eksekutif (SIE), adalah sebuah sistem
berbasis kom- puter yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengaks es
informasi internal dan eksternal, sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian
masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam proses perencana an
yang sifatnya strategis.
Sistem ini menyediakan akses berkelanjutan atas informasi yang bersifat tepat
waktu dan akses langsung kepada laporan manajemen. EIS sangat mudah untuk
dipergunakan, didukung dengan grafik, dan menyediakan kemampuan exception
reporting (melaporkan hanya ha- sil yang menyimpang dari standar) dan drill down
(investigasi informasi dalam mengembangkan rincian). Sistem ini juga dengan
mudah dihu- bungkan dengan layanan informasi online dan e-mail.
Menurut McLeod, dkk (2001) sebuah Executive Information Sys- tem (EIS)
merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi kepa- da pihak eksekutif
mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Informasi tersebut dapat
diperoleh dengan mudah dan dapat menye- diakan perincian dengan berbagai
level. Pada Gambar 3.1 dapat di- jelaskan bahwa lingkungan informasi dan data
22. dalam perusahaan sangat mendukung untuk terbentuknya suatu Executive
Information System (EIS). Terdapat beberapa faktor eksternal dan internal yang
menyebabkan EIS menjadi suatu kebutuhan bagi para eksekutif.
• Faktor Eksternal:
- Meningkatnya kompetisi
- Cepatnya perubahan lingkungan
- Kebutuhan untuk lebih proaktif
- Kebutuhan untuk akses database external
- Meningkatnya regulasi pemerintah
• Faktor Internal:
- Kebutuhan ketepatan waktu informasi
- Kebutuhan memperbaiki informasi
- Kebutuhan akses data operasional
- Kebutuhan kecepatan pemutahiran aktifitas
- Kebutuhan meningkatkan efektifitas
- Kebutuhan mengidentifikasi kecenderungan historis
- Kebutuhan akses ke database korporat
- Kebutuhan meningkatkan keakuratan informasi
3.2 Karakteristik Teknologi Informasi untuk EIS
Dari definisi EIS, dapat diketahui EIS berhubungan erat dengan pengelolaan dan
perepresentasian informasi dengan menggunakan komputer. Dengan .demikian,
EIS sangat erat kaitannya dengan tek- nologi informasi. Adapun karakteristik
teknologi informasi yang dibu- tuhkan oleh EIS adalah sebagai berikut :
1. Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan komputer yang
dimiliki oleh kalangan eksekutif. Mudah digunakan dan mudah dipelajari.
2.Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kem- bali ke tampilan
layar yang diakses sebelumnya.
3. Memiliki on-line help.
4. Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.
23. 5. Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang bervariasi,
sesuai dengan kebutuhan.
3.3 Karakteristik Data untuk EIS
Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi kebutuh- an data para
pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang dibutuhkan oleh EIS :
• Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada umum nya,
eksekutif lebih mencari rangkuman data, dibanding- kan rincian data, untuk
membuat keputusan.
• Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan ekse- kutif untuk
melakukan drill down, atau melihat rincian data yang menyusun rangkuman
data.
• Integrasi data dari basis data yang berbeda - beda. Terkadang eksekutif
memerlukan data dari basis data on-line, seperti jum- lah current budget. Dalam
periode tertentu, eksekutif akan me- merlukan akses ke rangkuman data yang
dikelola secara statis di basis data.
• Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang, mi- salnya lima
tahun ke depan.
• Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan de- ngan informasi
lain yang sejenis. Artinya, EIS harus dapat mengakses data eksternal yang
dapat dibandingkan dengan data perusahaan.
• Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam ben- tuk yang
ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan (critical su- ccess factors) yang
didefinisikan oleh eksekutif.
3.4 Arsitektur Sistem pada EIS
Arsitektur Executive Information System (EIS) ditunjukkan oleh gam- bar 3.2. Pada
intinya, arsitektur EIS memiliki dua komponen utama yaitu:
24. • Basis data terpusat. Data yang telah diekstrak dari berbagai sumber,
dikumpulkan dan disimpan dalam satu pusat repositori data;
• Mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya kepada para
eksekutif. Dalam hal ini teknik On-line Analytical Processing (OLAP) digunakan
untuk analisis data multidimen- sional dan penampilan informasi. Informasi dalam
EIS Kemen- pora dapat diakses melalui dua platform, yaitu melalui kompu- ter
(dengan web browser) dan melalui perangkat telepon selular (aplikasi berbasis
java). Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena meng- gunakan
basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses de- ngan cepat. Akan
tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng- updatean data dari sumber yang
berbeda ke dalam basis data terpusat merupakan permasalahan yang kompleks.
Sebab seringkali data ter- sebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan
sumber data yang lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap
inkom- patibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local
system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan
didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung analisis data sederhana yang
sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Gambar 3.2: Arsitektur EIS Tradisional
Adanya permasalahan-permasalahan tersebut mendorong para peneliti untuk
mempelajari cara untuk:
25. • Mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data terdis- tribusi yang
heterogen
• Menganalisa data melalui pendekatan
Gambar 3.3: Arsitektur EIS Kontemporer
Teknologi data warehousing dan teknik On-line Analytical Processing (OLAP) telah
memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan EIS tradisional. Peningkatan
ini mengarah pada terbentuknya arsitektur EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer.
Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan fungsinya oleh data warehouse,
sedangkan teknik OLAP digunakan untuk analisis data multidimensional dan
penampilan informasi. Teknologi data warehousing mengurangi masalah integrasi
data. Data dari local system yang berbeda akan diekstrak, dibersihk- an, dan
ditransformasikan oleh integrator berdasarkan skema data ter- integrasi, kemudian
Gambar 3.4: Pendekatan Metode Metadatabase
26. • Fleksibilitas. Kemampuan untuk mengakomodir perubahan ke- butuhan data
oleh eksekutif
• Adaptabilitas. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap peru- bahan konten,
format data, platform, dan struktur yang mungkin muncul dalam sumber data
lokal
Dari kekurangan fleksibiltas dan adaptabilitas tersebutlah kemudian di coba untuk
mengembangkan dengan pendekatan menggunakan Da- tabase, adalah Metode
sistem integrasi yang dapat mengelolah bebe- rapa sistem dan bisa mendapatkan
open system architecture sambil tetap mempertahankan otonomi local system dan
memungkinkan un- tuk sistem tersebut berevolusi. Dibawah ini akan ditampilkan
gambar- an seperti apa pendekatan metadatabase tersebut Sehingga struktur EIS
kontemporer yang telah beradaptasi dengan
Gambar 3.5: Arsitektur EIS Menggunakan Metadatabase menggunakan pendekatan
metadatabase mengalami evolusi dan dapat berubah menjadi :
Arsitektur yang baru terdiri dari 2 unsur besar, yaitu :
• Metadatabase Management System (MDBMS) adalah sistem berbasis
pengetahuan yang mengintegrasikan dan mengatur penggunaan multiple
local system melalui data atau metadata. Yang memiliki 2 peranan penting,
yaitu
27. – Menyediakan akses yang transparan terhadap data dari lo- cal system dan
warehouse
– Menyediakan metadata yang dibutuhkan untuk analisis
multidimensional data
• Multidimensional Data Analysis System (MDAS) terdiri dari 2 sub-sistem ,
yaitu:
– ROLAP/MDB Interface yang menyediakan penghubung eksekutif untuk
memformulasikan permintaan mereka dan untuk menampilkan hasil
analisis mereka
–ROLAP/MDB (Relational On-Line Analytical Processsing/ Multidimentional
DataBase) Analyzer yaitu Software yang digunakan untuk mengolah
metadatabase yang disediakan oleh MDBMS untuk memungkinkan analisis
online multidi- mentional data.
3.5 Implementasi, Keuntungan dan Kerugian EIS
EIS memungkinkan para eksekutif untuk menemukan data-data sesuai dengan
kriteria yang diinginkan dan mempermudah pemahamanak- an informasi yang
dihasilkan. Tidak seperti penyajian informasi mana- jemen pada sistem tradisional,
EIS dapat membedakan antara data penting dan data sekunder, serta memonitor
aktivitas sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi perusahaan. Setelah
menyadari keuntungan, orang-orang telah menerapkan EIS di banyak area, teru-
tama, di bidang manufaktur, pemasaran, dan bidang keuangan. Untuk menerapkan
EIS dalam sebuah organisasi ataupun kelembagaan, ma- ka diperlukan beberapa
tahapan proses yang harus dilakukan, antara lain:
1. Membangun data warehouse yang lengkap dan efisien.
2. Membuat prototipe EIS, membuat desain eksperimen dari seluruh atau
sebagian sistem, untuk mengujicobakan prose- dur/prinsip, teknik atau tool
tertentu.
3. Membuat dokumentasi pengembangan EIS untuk tiap tahap pengembangan
28. 4. Menggunakan dukungan otomatisasi kantor (e-mail, scheduler, dll). Sebelum
membuat keputusan, eksekutif perlu berdiskusi dengan staff untuk meminta
pendapat dari pihak - pihak yang di- pengaruhi oleh keputusan yang akan dibuat.
Dengan demikian dapat juga dianalisis kemungkinan adanya alternatif
keputusan. Setelah membuat keputusan, eksekutif perlu melakukan sosiali-
sasi dan follow-up. Otomatisasi kantor mendukung untuk kedua hal tersebut di
atas.
Dalam penerapan EIS dalam sebuah organisasi, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi EIS. Menurut McLeod, dkk
(2001) Terdapat beberapa critical success factors untuk menciptakan Executive
Information System yang sukses :
1. A Commited and Informed Executive Sponsor . Seorang ek- sekutif tingkat
atas, terutam a CEO seharusnya bertindak seba- gai executive sponsor dari
EIS dengan mendorong implemen- tasinya. Usaha dalam penerapan EIS
sangat berhasil apabila pengguna pertamanya adalah eksekutif tingkat atas.
2. An Operating Sponsor . Executive sponsor akan menjadi sa- ngat sibuk
dalam menyediakan waktu untuk implementasi. Tu- gas tersebut harus
diberikan kepada eksekutif tingkat atas lain- nya, seperti wakil presiden
eksekutif. Operating sponsor bekerjadengan pengguna eksekutif dan spesialis
informasi untuk me- mastikan bahwa pekerjaan yang ada telah selesai.
3. An Appropriate Information Services Staff . Spesialis infor- masi
seharusnya siap untuk mengerti tidak hanya mengenai tek- nologi informasi
tetapi juga bagaimana eksekutif akan menggu- nakan sistem. Area teknologi
informasi yang diterapkan khusus- nya mudah diaplikasikan, termasuk
komunikasi data, database, dan tampilan grafis.
4. Appropriate Information Technology . Pengimplementasi EIS seharusnya
tidak begitu saja dalam memasukkan hardware atau software yang tidak
berguna bagi perusahaan. Sistem yang ada harus sesederhana mungkin dan
memberikan eksekutif secara langsung apa yang mereka inginkan, tidak lebih
dan tidak ku rang.
29. 5. Data Management . Manajemen data tidak perlu untuk mela- kukan
penyederhanaan tampilan dari suatu data atau informasi. Eksekutif seharusnya
mengetahui seberapa bergunanya suatu data. Hal ini dapat dicapai dengan
mengidentifikasikan tanggal- nya dan, idealnya, jam data itu dimasukkan ke
dalam sistem. Analisis ini dapat dicapai melalui drill down, dengan bertanya
kepada manajemen data atau keduanya.
6. A Clear Link to Business Objectives. Sebagian besar EIS yang sukses
didesain untuk memecahkan masalah-masalah khusus atau memenuhi
kebutuhan yang dapat ditangani oleh suatu teknologi informasi.
7. Management of Organizational Resistance. Ketika seorang eksekutif
menentang Executive Information System, diperlukan usaha untuk memperoleh
dukungan. Strategi yang bagus ada- lah mengidentifikasi satu masalah tunggal
yang dihadapi oleh seorang eksekutif lalu secepatnya menerapkan Executive
Infor- mation System, dengan menggunakan prototype untuk mene- mukan
masalah.
8. Management of the Spread and Evolution of the System.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa pada saat upper mana- ger mulai
menerima informasi dan Executive Information Sys- tem, lower manager
berkeinginan untuk dapat mengantisipasi dan memecahkan masalah yang
muncul sebelum upper level manager melihat situasinya diluar kendali. Untuk
alasan terse- but Executive Information System menggunakan pola trickle do-
wn. Salah satu alasan keberhasilan konsep Executive Informa- tion System
adalah tingkat pendidikan dan pelatihan pemakai yang tinggi.
Keuntungan Penerapan EIS
- Mudah untuk digunakan bagi eksekutif tingkat atas
- Menyediakan rangkuman informasi perusahaan
- Keterangan yang disediakan mudah dimengerti
- Penyaringan data untuk manajemen
- Memudahkan proses pencarian data
- Tawarkan efisiensi untuk pembuat keputusan
30. Kelemahan Penerapan EIS
- Ketergantungan terhadap sistem
- Fungsionalitas terbatas pada design awal
- Terdapat overload informasi bagi beberapa manager
- Biaya yang besar untk implementasi
- Sistem mungkin dapat berjalan lambat dan sulit untuk dikelola
- Membutuhkan proses internal yang baik untuk managem en data
- Keamanan data menjadi lemah
Sumber referensi :
Pemanfaatan EIS Di Lingkungan Kemenpora, Bagian Sistem Informasi Dan Pengolahan data
Biro perencanaan Kemenpora RI, 2017
Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2003
Jeffrey D. Ullman, Principles of Database and knowledge-Base Systems, Volume 2, W H
Freeman, 1999.
B.G. Buchaman and E.H. Shortliffe. Rule-Based Expert Systems: The MYCIN Experiments of
the Stanford Heuristic Programming Project. Addison-Wesley, 1984.
Syamsuddin, Aries , PENGANTAR SISTEM PAKAR , 2004.
Giarratano, Joseph C. dan Riley, Gary D. Expert System: Principles and Programming,
Course Technology 2000.
http://exsys123.blogspot.co.id/p/kesan-kesan.html?m=1
https://fratiwiretno.wordpress.com/2017/10/06/expert-system-sistem-pakar/
http://unique88blogger.blogspot.com/2011/03/aplikasi-penerapan-sistem-pakar-dalam.html
http://mugi.or.id/blogs/ir_one/archive/2010/12/22/sekilas-tentang-sistem-pakar.aspx
http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/106/66
http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/viewFile/492/345
http://yusufedi.blogspot.com/2012/10/penerapan-sistem-pakar-dalam-berbagai.html