SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Estimasi Usaha Tes
Jangan batasi impianmu dengan
pendapat orang lain
Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan dalam melakukan usaha
tes bervariasi di tiap tahapan dari siklus hidup tes. Adapun faktor-faktor kunci
di tiap fase tersebut, beserta beberapa data industri praktis yang merupakan
data efektif secara umum yang terdapat pada organisasi software, dan dapat
digunakan sebagai acuan awal dalam melakukan estimasi, adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan tes
Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan, adalah:
a.‰Jumlah test cases yang dibutuhkan untuk testing.
b.‰Waktu rata-rata per test case untuk persiapan test cases.
Estimasi Usaha Tes
❖ Jumlah test cases yang dibutuhkan untuk testing
Data industri praktis untuk estimasi jumlah test cases yang dibutuhkan
dalam perencanaan tes, dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
(1) Untuk testing software baru
(2) Untuk regression testing.
❖ Estimasi jumlah test cases untuk testing software baru
Data industri praktis estimasi jumlah test cases untuk testing software baru
bila ditinjau berdasarkan intensitasnya, antara lain :
a. ‰1 test case per 1 LOC per fungsi untuk system testing beresiko tinggi.
b. 1 test case per 30 sampai 50 LOC per fungsi untuk system testing rata-
rata, dengan intensitas tes yang biasa.
c. ‰1 test case per 300 sampai 500 LOC per fungsi untuk system testing,
dengan intensitas tes minimal (cocok untuk sistem dengan resiko dan
kompleksitas rendah, dan dengan asumsi bahwa review kualitas serta
unit dan integration testing tertentu telah dilakukan).
Data di atas untuk functional testing pada tingkat sistem, sedangkan untuk unit testing
rata- rata, tiap 1 test case dibutuhkan penambahan 7 sampai 12 LOC. Data industri
praktis estimasi jumlah test cases untuk testing software baru bila ditinjau berdasarkan
bahasa pemrograman yang digunakan, antara lain :
a. Rasio 1 test case per 30 – 50 LOC digunakan pada bahasa pemrograman tradisional
generasi ketiga seperti C atau Cobol.
b. ‰Untuk bahasa assembly atau bahasa mesin, rasio 1 test case untuk tiap 10-15 LOC.
c. Sebagai perbandingan untuk satu fungsi yang sama, dimana dalam bahasa C atau
Cobol dibutuhkan 100 LOC, dalam bahasa mesin dibutuhkan kurang lebih 325 LOC
bila dibuat, dan umumnya kemungkinan terjadinya defect untuk program dalam
bahasa mesin lebih besar, dimana untuk 325 LOC akan mengandung 10 sampai 15
defect saat dilakukan system testing.
d. Untuk bahasa pemrograman visual atau 4GL seperti Visual Basic, Visual
C++ dan Power Builder, rasio 1 test case per 30-50 LOC, dan 1 test case
per 300-500 LOC untuk LOC yang dikodekan secara otomatis. Sebagai
perbandingan untuk satu fungsi yang sama, dimana dalam bahasa C
dibutuhkan 100 LOC, dalam bahasa visual atau 4GL dibutuhkan 15 sampai
30 LOC, dengan kemungkinan defect yang dihasilkan kurang lebih sama, 1
sampai 1,5 defect per 100 LOC.
Kadangkala tester tidak mengetahui jumlah LOC dari software yang dites,
sehingga metode perhitungan di atas tidak dapat digunakan. Dalam kasus
ini, jumlah test cases dapat diestimasi berdasarkan pada ukuran software
lainnya, seperti detil fitur dalam kebutuhan fungsional, function point, halaman
dokumen kebutuhan fungsional atau spesifikasi, query, dan window, dengan
data industri praktis sebagai berikut :
A. 2 sampai 3 test case per detil fitur dalam kebutuhan fungsional (sederhana,resiko
rendah)
B. 10 sampai 12 test case per detil fitur dalam kebutuhan fungsional (komplek, resiko
tinggi)
C. ‰2 sampai 3 test case per function point
D. 20 sampai 30 test case per halaman kebutuhan fungsional atau dokumentasi
spesifikasi
E. 2 sampai 3 test case per query (sederhana, resiko rendah)
F. 10 sampai 15 test case per query (komplek, resiko tinggi)
G. 5 sampai 10 test case per window (sederhana, resiko rendah)
H. 10 sampai 25 test case per window (komplek, resiko tinggi)
Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan, adalah :
a. ‰Jumlah siklus tes (seperti seberapa sering siklus/pengulangan dari suatu
test case).
b. ‰Jumlah test cases yang dieksekusi per siklus atau batch tes.
c. ‰Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan per tes.
d. Cakupan usaha yang diestimasi untuk eksekusi tes meliputi :
Eksekusi tes
1. Persiapan (waktu untuk membaca dan mengerti test cases)
2. ‰Set-up lingkungan tes
3. ‰Eksekusi tes
4. ‰Mendapatkan hasil tes
5. ‰Evaluasi hasil tes
6. ‰Menentukan status keberhasilan test cases
7. ‰Pencatatan dan pelaporan hasil tes
‰Bila terjadi kegagalan tes:
1. Replikasi hasil
2. Penambahan eksekusi untuk memastikan pemahaman masalah
3. ƒKoleksi informasi diagnosa bersangkutan
4. ƒMenulis laporan masalah
5. ƒReview laporan masalah dengan orang yang bertanggung jawab dengan
debugging dan fixing
Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan per test case
tergantung pada lingkungan tes yang digunakan. Tidak ada petunjuk yang
dapat digunakan dalam melakukan estimasi terhadap persiapan dan set-up
lingkungan tes. Usaha yang dibutuhkan mempunyai cakupan dari yang kecil
(trivial) sampai pada keseluruhan usaha eksekusi tes yang dibutuhkan.
Faktor trivial dalam estimasi lingkungan tes adalah :
1. Lingkungan tes telah ditetapkan dan ada, dan tester telah mengetahui
bagaimana menggunakan fasilitas tes secara efektif.
2. Lingkungan tes belum ditetapkan, namun hanya dibutuhkan set-up
sederhana dan mempunyai biaya overhead perawatan yang rendah.
3. Banyak test cases yang akan dijalankan pada satu konfigurasi atau
lingkungan tes umum, tidak banyak dibutuhkan perubahan lingkungan,
sehingga usaha set-up dapat dianggap kecil bila dibandingkan dengan
dengan jumlah tes yang besar.
Pada lingkungan yang komplek, estimasi usaha set-up dan perawatan lingkungan,
meliputi usaha-usaha sebagai berikut :
1. ‰Mendaftar fasilitas-fasilitas tes yang ada dan menilai kelayakannya.
2. ‰Mendefinisikan lingkungan yang digunakan sebagai dasar untuk serangkaian
tes yang direncanakan. Tidak perlu memperhitungkan hal-hal minor, namun hal-
hal yang membutuhkan waktu ekstra, seperti perawatan repositori test cases
dan manajemen konfigurasi.
3. Menentukan berapa banyak variasi yang dibutuhkan dalam testing pada
lingkungan yang digunakan sebagai dasar, dan mengkategorikannya apakah
sebagai konfigurasi ulang yang minor atau sebagai pembuatan ulang yang
mayor.
Mengembangkan suatu daftar detil dari tahapan atau aktifitas kerja yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan merawat lingkungan ini. Mengestimasi
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tiap aktifitas kerja. Dan menetapkan
batasan waktu strategis yang dibutuhkan untuk menunggu pengadaan
komponen yang dibutuhkan dari vendor, serta waktu yang dibutuhkan untuk
debugging, perbaikan dan testing lingkungan tes.
❖ Faktor kunci yang digunakan untuk estimasi adalah:
1. Jumlah defects/bugs yang diperbaiki.
2. Waktu perbaikan untuk tiap defect/bug
A. Jumlah defects/ bugs yang diperbaiki
Data praktis industri yang dapat digunakan sebagai acuan awal estimasi jumlah
defects/bugs bila ditinjau berdasarkan bahasa pemrograman dan fase dimana testing
dilakukan, adalah sebagai berikut:
a. ‰5 sampai 8 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru, sebelum unit test, dengan
bahasa pemrograman generasi ketiga, seperti C atau cobol).
b. ‰10 sampai 15 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru, sebelum unit test, dengan
bahasa assembly).
c. ‰1,5 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru dengan bahasa generasi ke-3, sebelum
integration dan system test).
Debugging dan Perbaikan
d. 2 sampai 3 defects/bugs per 100 LOC dari daerah bermasalah (untuk modifikasi
dengan bahasa generasi ke-3, kode terstruktur dengan baik, sebelum unit test).
e. ‰10 sampai 15 defects/bugs per 100 LOC dari daerah bermasalah (untuk
modifikasi dengan bahasa generasi ke-3, kode tidak terstruktur dengan baik,
sebelum unit test).
f. ‰4 sampai 6 defects/bugs per 1000 LOC (untuk kode baru dengan bahasa
generasi ke-3, diserahkan ke klien) untuk aplikasi in-house MIS.
g. ‰2 sampai 3 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru dengan bahasa
generasi ke-3, diserahkan ke klien) untuk paket produk dari vendor software.
❖ Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Memperbaiki Defect/ Bug
Menurut Jack Adams dari IBM, waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaiki defects/bugs meningkat seiring dengan jumlah defects/bugs
yang ditemukan. Adams memberikan waktu rata-rata untuk perbaikan
defect/bug, sebagai berikut: Jumlah defects sedikit, Jumlah defects
sampai 10 defects, dan dalam suatu lingkungan debugging dan
perbaikan langsung, waktu perbaikan per defect berdasarkan pada tingkat
kesulitan:
Jumlah defects banyak Jumlah defects 100 defects atau lebih, dan dalam
suatu lingkungan debugging dan perbaikan yang lebih komplek, waktu
perbaikan per defect berdasarkan pada tingkat kesulitan:
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot (20)

Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
 
Testing&implementasi 3
Testing&implementasi 3Testing&implementasi 3
Testing&implementasi 3
 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
 
Testing dan implemetasi sistem 2
Testing dan implemetasi sistem 2Testing dan implemetasi sistem 2
Testing dan implemetasi sistem 2
 
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi TestingPertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
 
Model dan Simulasi
Model dan SimulasiModel dan Simulasi
Model dan Simulasi
 
Testing&implementasi 4
Testing&implementasi 4Testing&implementasi 4
Testing&implementasi 4
 
Project Charter
Project CharterProject Charter
Project Charter
 
Strategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunakStrategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunak
 
Konstruksi perangkat lunak
Konstruksi perangkat lunakKonstruksi perangkat lunak
Konstruksi perangkat lunak
 
metode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whiteboxmetode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whitebox
 
Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5
 
Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)
 
Kumpulan catatan Teknik Kompilasi
Kumpulan catatan Teknik KompilasiKumpulan catatan Teknik Kompilasi
Kumpulan catatan Teknik Kompilasi
 
04 Testing Perangkat Lunak
04 Testing Perangkat Lunak04 Testing Perangkat Lunak
04 Testing Perangkat Lunak
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyek
 
Tugas imk
Tugas imkTugas imk
Tugas imk
 
Ragam Model Proses Perangkat Lunak
Ragam Model Proses Perangkat LunakRagam Model Proses Perangkat Lunak
Ragam Model Proses Perangkat Lunak
 
Kebutuhan perangkat lunak
Kebutuhan perangkat lunakKebutuhan perangkat lunak
Kebutuhan perangkat lunak
 
Logika pemrograman
Logika pemrogramanLogika pemrograman
Logika pemrograman
 

Similar to Pertemuan 6 Estmasi Usaha Tes

5 a walk through of software testing techniques
5 a walk through of software testing techniques5 a walk through of software testing techniques
5 a walk through of software testing techniquesdede abdulah
 
Paper Review - Metodologi Testing
Paper Review - Metodologi TestingPaper Review - Metodologi Testing
Paper Review - Metodologi TestingAgung Sulistyanto
 
Teknik Pengujian Perangkat Lunak
Teknik Pengujian Perangkat LunakTeknik Pengujian Perangkat Lunak
Teknik Pengujian Perangkat LunakArdha Herdianto
 
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.ppt
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.pptSlide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.ppt
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.pptritanovitasari3
 
Pengujian-perangkat-lunak
Pengujian-perangkat-lunakPengujian-perangkat-lunak
Pengujian-perangkat-lunaktaufiq agung
 
Testing dan implemetasi sistem 1
Testing dan implemetasi sistem 1Testing dan implemetasi sistem 1
Testing dan implemetasi sistem 1Fendi Hidayat
 
Test plan Document Example
Test plan Document ExampleTest plan Document Example
Test plan Document ExampleMiftakhul Akhyar
 
Software testing
Software testingSoftware testing
Software testingjullejulle
 
Studi kelayakan sistem siap
Studi kelayakan sistem siapStudi kelayakan sistem siap
Studi kelayakan sistem siapHaidar Arya
 
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.ppt
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.pptStrategi Pengujian Perangkat Lunak.ppt
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.pptsmk methodist-8
 
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptxKairiAbasa
 
5109100023 makalah
5109100023 makalah5109100023 makalah
5109100023 makalahBudi Raharjo
 
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Testing
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan TestingCh 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Testing
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan TestingTri Sugihartono
 

Similar to Pertemuan 6 Estmasi Usaha Tes (20)

5 a walk through of software testing techniques
5 a walk through of software testing techniques5 a walk through of software testing techniques
5 a walk through of software testing techniques
 
Minggu Ii
Minggu IiMinggu Ii
Minggu Ii
 
2731788.ppt
2731788.ppt2731788.ppt
2731788.ppt
 
Test plan
Test planTest plan
Test plan
 
Paper Review - Metodologi Testing
Paper Review - Metodologi TestingPaper Review - Metodologi Testing
Paper Review - Metodologi Testing
 
Teknik Pengujian Perangkat Lunak
Teknik Pengujian Perangkat LunakTeknik Pengujian Perangkat Lunak
Teknik Pengujian Perangkat Lunak
 
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.ppt
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.pptSlide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.ppt
Slide-TIF407-Pengujian-perangkat-lunak.ppt
 
Pengujian-perangkat-lunak
Pengujian-perangkat-lunakPengujian-perangkat-lunak
Pengujian-perangkat-lunak
 
Testing dan implemetasi sistem 1
Testing dan implemetasi sistem 1Testing dan implemetasi sistem 1
Testing dan implemetasi sistem 1
 
Test plan Document Example
Test plan Document ExampleTest plan Document Example
Test plan Document Example
 
Software testing
Software testingSoftware testing
Software testing
 
Audit berbasis komputer
Audit berbasis komputerAudit berbasis komputer
Audit berbasis komputer
 
Studi kelayakan sistem siap
Studi kelayakan sistem siapStudi kelayakan sistem siap
Studi kelayakan sistem siap
 
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.ppt
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.pptStrategi Pengujian Perangkat Lunak.ppt
Strategi Pengujian Perangkat Lunak.ppt
 
Rpl2 9
Rpl2 9Rpl2 9
Rpl2 9
 
Dede Rpl Kuis
Dede Rpl KuisDede Rpl Kuis
Dede Rpl Kuis
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Proyek-SI-Pertemuan-14.pptx
 
5109100023 makalah
5109100023 makalah5109100023 makalah
5109100023 makalah
 
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Testing
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan TestingCh 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Testing
Ch 02 - Hubungan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Testing
 

More from Endang Retnoningsih

Penggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellPenggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellEndang Retnoningsih
 
2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contentsEndang Retnoningsih
 
1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internetEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siPertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehousePertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehousePertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehousePertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehousePertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehouseEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiPertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Endang Retnoningsih
 

More from Endang Retnoningsih (20)

Penggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik ExcellPenggunaan Rumus Statistik Excell
Penggunaan Rumus Statistik Excell
 
2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents2.pengenalan word latihan table of contents
2.pengenalan word latihan table of contents
 
2.pengenalan word
2.pengenalan word2.pengenalan word
2.pengenalan word
 
1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet1.Pengenalan komputer & internet
1.Pengenalan komputer & internet
 
Pertemuan 2 manajemen proyek si
Pertemuan 2 manajemen proyek siPertemuan 2 manajemen proyek si
Pertemuan 2 manajemen proyek si
 
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek siPertemuan 1 konsep dasar proyek si
Pertemuan 1 konsep dasar proyek si
 
Pertemuan 14 Presentasi
Pertemuan 14 PresentasiPertemuan 14 Presentasi
Pertemuan 14 Presentasi
 
Pertemuan 13 Presentasi
Pertemuan 13 PresentasiPertemuan 13 Presentasi
Pertemuan 13 Presentasi
 
Pertemuan 12 Presentasi
Pertemuan 12 PresentasiPertemuan 12 Presentasi
Pertemuan 12 Presentasi
 
Pertemuan 11 Kualitas Data
Pertemuan 11 Kualitas DataPertemuan 11 Kualitas Data
Pertemuan 11 Kualitas Data
 
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata DatawarehousePertemuan 10 Metadata Datawarehouse
Pertemuan 10 Metadata Datawarehouse
 
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata DatawarehousePertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
Pertemuan 9 Strukturdata Datawarehouse
 
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur DatawarehousePertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
Pertemuan 6 Infrastruktur Datawarehouse
 
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun DatawarehousePertemuan 5 Membangun Datawarehouse
Pertemuan 5 Membangun Datawarehouse
 
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi DimensiPertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
Pertemuan 4 Pemodelan Data Multi Dimensi
 
Pertemuan 3 Data Multi Dimensi
Pertemuan 3 Data Multi DimensiPertemuan 3 Data Multi Dimensi
Pertemuan 3 Data Multi Dimensi
 
Pertemuan 2 Konsep Dasar DW
Pertemuan 2 Konsep Dasar DWPertemuan 2 Konsep Dasar DW
Pertemuan 2 Konsep Dasar DW
 
Pertemuan 1 Pengantar DW
Pertemuan 1 Pengantar DWPertemuan 1 Pengantar DW
Pertemuan 1 Pengantar DW
 
Pertemuan 13 Robotic
Pertemuan 13 RoboticPertemuan 13 Robotic
Pertemuan 13 Robotic
 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Pertemuan 6 Estmasi Usaha Tes

  • 2. Jangan batasi impianmu dengan pendapat orang lain
  • 3. Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan dalam melakukan usaha tes bervariasi di tiap tahapan dari siklus hidup tes. Adapun faktor-faktor kunci di tiap fase tersebut, beserta beberapa data industri praktis yang merupakan data efektif secara umum yang terdapat pada organisasi software, dan dapat digunakan sebagai acuan awal dalam melakukan estimasi, adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan tes Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan, adalah: a.‰Jumlah test cases yang dibutuhkan untuk testing. b.‰Waktu rata-rata per test case untuk persiapan test cases. Estimasi Usaha Tes
  • 4. ❖ Jumlah test cases yang dibutuhkan untuk testing Data industri praktis untuk estimasi jumlah test cases yang dibutuhkan dalam perencanaan tes, dibagi menjadi dua bagian, yaitu : (1) Untuk testing software baru (2) Untuk regression testing.
  • 5. ❖ Estimasi jumlah test cases untuk testing software baru Data industri praktis estimasi jumlah test cases untuk testing software baru bila ditinjau berdasarkan intensitasnya, antara lain : a. ‰1 test case per 1 LOC per fungsi untuk system testing beresiko tinggi. b. 1 test case per 30 sampai 50 LOC per fungsi untuk system testing rata- rata, dengan intensitas tes yang biasa. c. ‰1 test case per 300 sampai 500 LOC per fungsi untuk system testing, dengan intensitas tes minimal (cocok untuk sistem dengan resiko dan kompleksitas rendah, dan dengan asumsi bahwa review kualitas serta unit dan integration testing tertentu telah dilakukan).
  • 6. Data di atas untuk functional testing pada tingkat sistem, sedangkan untuk unit testing rata- rata, tiap 1 test case dibutuhkan penambahan 7 sampai 12 LOC. Data industri praktis estimasi jumlah test cases untuk testing software baru bila ditinjau berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan, antara lain : a. Rasio 1 test case per 30 – 50 LOC digunakan pada bahasa pemrograman tradisional generasi ketiga seperti C atau Cobol. b. ‰Untuk bahasa assembly atau bahasa mesin, rasio 1 test case untuk tiap 10-15 LOC. c. Sebagai perbandingan untuk satu fungsi yang sama, dimana dalam bahasa C atau Cobol dibutuhkan 100 LOC, dalam bahasa mesin dibutuhkan kurang lebih 325 LOC bila dibuat, dan umumnya kemungkinan terjadinya defect untuk program dalam bahasa mesin lebih besar, dimana untuk 325 LOC akan mengandung 10 sampai 15 defect saat dilakukan system testing.
  • 7. d. Untuk bahasa pemrograman visual atau 4GL seperti Visual Basic, Visual C++ dan Power Builder, rasio 1 test case per 30-50 LOC, dan 1 test case per 300-500 LOC untuk LOC yang dikodekan secara otomatis. Sebagai perbandingan untuk satu fungsi yang sama, dimana dalam bahasa C dibutuhkan 100 LOC, dalam bahasa visual atau 4GL dibutuhkan 15 sampai 30 LOC, dengan kemungkinan defect yang dihasilkan kurang lebih sama, 1 sampai 1,5 defect per 100 LOC.
  • 8. Kadangkala tester tidak mengetahui jumlah LOC dari software yang dites, sehingga metode perhitungan di atas tidak dapat digunakan. Dalam kasus ini, jumlah test cases dapat diestimasi berdasarkan pada ukuran software lainnya, seperti detil fitur dalam kebutuhan fungsional, function point, halaman dokumen kebutuhan fungsional atau spesifikasi, query, dan window, dengan data industri praktis sebagai berikut :
  • 9. A. 2 sampai 3 test case per detil fitur dalam kebutuhan fungsional (sederhana,resiko rendah) B. 10 sampai 12 test case per detil fitur dalam kebutuhan fungsional (komplek, resiko tinggi) C. ‰2 sampai 3 test case per function point D. 20 sampai 30 test case per halaman kebutuhan fungsional atau dokumentasi spesifikasi E. 2 sampai 3 test case per query (sederhana, resiko rendah) F. 10 sampai 15 test case per query (komplek, resiko tinggi) G. 5 sampai 10 test case per window (sederhana, resiko rendah) H. 10 sampai 25 test case per window (komplek, resiko tinggi)
  • 10. Faktor-faktor kunci yang diperhitungkan, adalah : a. ‰Jumlah siklus tes (seperti seberapa sering siklus/pengulangan dari suatu test case). b. ‰Jumlah test cases yang dieksekusi per siklus atau batch tes. c. ‰Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan per tes. d. Cakupan usaha yang diestimasi untuk eksekusi tes meliputi : Eksekusi tes
  • 11. 1. Persiapan (waktu untuk membaca dan mengerti test cases) 2. ‰Set-up lingkungan tes 3. ‰Eksekusi tes 4. ‰Mendapatkan hasil tes 5. ‰Evaluasi hasil tes 6. ‰Menentukan status keberhasilan test cases 7. ‰Pencatatan dan pelaporan hasil tes ‰Bila terjadi kegagalan tes: 1. Replikasi hasil 2. Penambahan eksekusi untuk memastikan pemahaman masalah 3. ƒKoleksi informasi diagnosa bersangkutan 4. ƒMenulis laporan masalah 5. ƒReview laporan masalah dengan orang yang bertanggung jawab dengan debugging dan fixing
  • 12. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan per test case tergantung pada lingkungan tes yang digunakan. Tidak ada petunjuk yang dapat digunakan dalam melakukan estimasi terhadap persiapan dan set-up lingkungan tes. Usaha yang dibutuhkan mempunyai cakupan dari yang kecil (trivial) sampai pada keseluruhan usaha eksekusi tes yang dibutuhkan. Faktor trivial dalam estimasi lingkungan tes adalah :
  • 13. 1. Lingkungan tes telah ditetapkan dan ada, dan tester telah mengetahui bagaimana menggunakan fasilitas tes secara efektif. 2. Lingkungan tes belum ditetapkan, namun hanya dibutuhkan set-up sederhana dan mempunyai biaya overhead perawatan yang rendah. 3. Banyak test cases yang akan dijalankan pada satu konfigurasi atau lingkungan tes umum, tidak banyak dibutuhkan perubahan lingkungan, sehingga usaha set-up dapat dianggap kecil bila dibandingkan dengan dengan jumlah tes yang besar.
  • 14. Pada lingkungan yang komplek, estimasi usaha set-up dan perawatan lingkungan, meliputi usaha-usaha sebagai berikut : 1. ‰Mendaftar fasilitas-fasilitas tes yang ada dan menilai kelayakannya. 2. ‰Mendefinisikan lingkungan yang digunakan sebagai dasar untuk serangkaian tes yang direncanakan. Tidak perlu memperhitungkan hal-hal minor, namun hal- hal yang membutuhkan waktu ekstra, seperti perawatan repositori test cases dan manajemen konfigurasi. 3. Menentukan berapa banyak variasi yang dibutuhkan dalam testing pada lingkungan yang digunakan sebagai dasar, dan mengkategorikannya apakah sebagai konfigurasi ulang yang minor atau sebagai pembuatan ulang yang mayor.
  • 15. Mengembangkan suatu daftar detil dari tahapan atau aktifitas kerja yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan merawat lingkungan ini. Mengestimasi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tiap aktifitas kerja. Dan menetapkan batasan waktu strategis yang dibutuhkan untuk menunggu pengadaan komponen yang dibutuhkan dari vendor, serta waktu yang dibutuhkan untuk debugging, perbaikan dan testing lingkungan tes.
  • 16. ❖ Faktor kunci yang digunakan untuk estimasi adalah: 1. Jumlah defects/bugs yang diperbaiki. 2. Waktu perbaikan untuk tiap defect/bug A. Jumlah defects/ bugs yang diperbaiki Data praktis industri yang dapat digunakan sebagai acuan awal estimasi jumlah defects/bugs bila ditinjau berdasarkan bahasa pemrograman dan fase dimana testing dilakukan, adalah sebagai berikut: a. ‰5 sampai 8 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru, sebelum unit test, dengan bahasa pemrograman generasi ketiga, seperti C atau cobol). b. ‰10 sampai 15 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru, sebelum unit test, dengan bahasa assembly). c. ‰1,5 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru dengan bahasa generasi ke-3, sebelum integration dan system test). Debugging dan Perbaikan
  • 17. d. 2 sampai 3 defects/bugs per 100 LOC dari daerah bermasalah (untuk modifikasi dengan bahasa generasi ke-3, kode terstruktur dengan baik, sebelum unit test). e. ‰10 sampai 15 defects/bugs per 100 LOC dari daerah bermasalah (untuk modifikasi dengan bahasa generasi ke-3, kode tidak terstruktur dengan baik, sebelum unit test). f. ‰4 sampai 6 defects/bugs per 1000 LOC (untuk kode baru dengan bahasa generasi ke-3, diserahkan ke klien) untuk aplikasi in-house MIS. g. ‰2 sampai 3 defects/bugs per 100 LOC (untuk kode baru dengan bahasa generasi ke-3, diserahkan ke klien) untuk paket produk dari vendor software.
  • 18. ❖ Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Memperbaiki Defect/ Bug Menurut Jack Adams dari IBM, waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki defects/bugs meningkat seiring dengan jumlah defects/bugs yang ditemukan. Adams memberikan waktu rata-rata untuk perbaikan defect/bug, sebagai berikut: Jumlah defects sedikit, Jumlah defects sampai 10 defects, dan dalam suatu lingkungan debugging dan perbaikan langsung, waktu perbaikan per defect berdasarkan pada tingkat kesulitan:
  • 19.
  • 20. Jumlah defects banyak Jumlah defects 100 defects atau lebih, dan dalam suatu lingkungan debugging dan perbaikan yang lebih komplek, waktu perbaikan per defect berdasarkan pada tingkat kesulitan: