SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Pengantar Kosmetik
TM 1
apt. E.Elda Ernawati,S.Far, M.Farm
Penilaian
KEHADIRAN : 30%
TUGAS : 20%
UTS : 20%
UAS : 30%
ANGKA – BOBOT NILAI
A 86 – 100
B 71 – 85
C 56 – 70
TATA TERTIB PERKULIAHAN
• Sebagai daftar kehadiran online, mahasiswa WAJIB mengisi
“refleksi” dan “resume” di setiap materi perkuliahan.
• Khadiran tatap muka, dispensasi keterlambatan 10 menit. Lebih
dari 10 menit maka tidak diperkenankan masuk kelas.
• Kehadiran minimal 80% dari total pertemuan (kurang dari 80%
maka akan mendapatkan nilai “D” atau “E”)
• WAJIB mengumpulkan tugas pada waktu yang telah ditentukan.
• Ketidakhadiran karena alasan tertentu harus melampirkan surat
keterangan.
SEJARAH KOSMETOLOGI DAN KOSMETIKA
• Dlm sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran
telah ikut mengambil peranan sejak zaman kuno.
• Data-data diperoleh , dari penyelidikan antropologi, aerkologi,
dan etnologi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep-
saleparomatik, bahan-bahan pengawet mayat dll yang dapat
dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
Lanjutan…
• Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370 S.M.) dan
kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetika dan menghu-
bungkannya dengan ilmu kedokteran.
• Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang,
maka diadakan pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de
NODEVILI 1260—1325), dikenal 2 bentuk kosmetika :
1. Kosmetika untuk merias (decoratio)
2. Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit.
Lanjutan…
• GOODMAN, H. (1936), seorang dermatolog telah mempelajari secara mendalam tentang kosmetika
baik mengenai sifat-sifat fisika, kimia, fisiologi dari bahan-bahannya, maupun tentang pemakaian
dan akibat-akibatnya pada kulit.
Pada tahun 1700—1900 kosmetika dibagi menjadi:
1. Cosmetic decorative yang lebih banyak melibatkan ahli kecantikan.
2. Cosmetic treatment yg berhubungan dengan ilmu kedokteran dan beberapa ilmu pengetahuan
lainnya seperti dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi dll.
Pada abad modern ini kosmetologi dan kosmetika telah melibatkan banyak profesi, seperti dokter ahli
kulit, ahli farmasi, ahli kimia, ahli biokimia, ahli mikrobiologi, ahli fotobiologi, ahli imunologi, ahli
kecantikan dan lain-lain.
KOSMETIK
DEFINISI KOSMETOLOGI DAN KOSMETIK
Pengertian Kosmetologi..
• Kosmetologi
Menurut JELLINEX, kosmetologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia,
fisika, biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan,
penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika.
Pengertian Kosmetika
• Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang
berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha
untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari
bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun,
sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami
tetapi juga bahan sintetik untuk maksud
meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
• Karena terjadi kontak antara kosmetika dengan kulit,
maka kosmetika akan diserap oleh kulit dan masuk ke
bagian yang lebih dalam dari tubuh.
• Jumlah kosmetika yang terserap kulit bergantung pada
beberapa faktor, yaitu kondisi kulit pemakai dan keadaan
kosmetik yang dipakai. Kontak kosmetik dengan kulit
menimbulkan akibat positif berupa manfaat dari
kosmetik dan akibat negatif atau merugikan berupa efek
samping kosmetik (Wasitaatmadja, 1997).
KOSMEDIK
Dalam perkembangan kosmetika,saat ini pada
beberapa produk tertentu batas antara kosmetika dan
obat menjadi kabur.
LUBOWE (1955) mengemukakan istilah Cosmedics disusul
oleh FAUST(1975) dengan istilah Medicated Cosmetics
untuk bentuk gabungan dari kosmetika dan obat.
Lanjutan..
• Kosmedik adalah kosmetika yang ke dalamnya
ditambahkan bahan-bahan aktif tertentu seperti zat-
zat anti bakteri atau jasad renik lainnya, anti jerawat,
anti gatal, anti produk keringat, anti ketombe dan
lain-lain dengan tujuan profilaksis, desinfektan, terapi
dan lain-lain.
Kosmetika Hipoalergik
Kosmetika hipoalergik; adalah kosmetika yang di
dalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat
menyebabkan reaksi iritasi dan reaksi sensitasi.
Kosmetika jenis ini bila dapat terwujud akan merupakan
kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit.
• Banyak bahan-bahan yg sering menimbulkan reaksi
iritasi dan sensitasitelah dikeluarkan dari daftar
kosmetika hipoalergik seperti senyawa arsenik ,
aluminium sulfat , aluminium klorida, balsam peru,
fenol, formaldehide, gum arabika, lanolin, senyawa
merkuri , paraphenylendiamin, senyawa bismuth, oil
of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resorsinol,
Heksaklorofen dll.
• Kosmetika tradisional
Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam
dan diolah secara tradisional.
Di samping itu, terdapat kosmetika semi tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang
pengolahannya dilakukan secara modern dengan
mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya.
• Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain.
• Kegunaan kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit
maupun untuk pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
PENGGOLONGAN KOSMETIK
• Banyaknya kosmetika yang beredar dengan segala
macam bentuk dan nama, telah membingungkan
baik para pemakai maupun pihak-pihak lain yang
berperan serta di dalamnya.Untuk itu para ahli
berusaha mengelompokkan kosmetika sesederhana
mungkin.
• Tetapi penggolongan yang dibuat masing-masing ahli ternyata tidak
sama satu dengan lainnya, sehingga terdapat beberapa bentuk
penggolongan sebagai berikut:
• Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I.
berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh,
kosmetika digolongkan menjadi 13
Kosmetik berdasarkan fungsinya
• 1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.
• 2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
• 3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll
• 4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
• 5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
• 6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll
• 7. Preparat make-up (kecualimata), misalnya bedak, lipstick, dll
• 8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll
• 9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll
• 10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll
• 11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll
• 12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll
• 13. Preparat untuk sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll
• 14. Lainnya
Penggolongan Kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaan
serta penilaiannya, yaitu :
KEPUTUSAN Ka BPOM HK.00.05.4.1745 tahun 2003 TENTANG KOSMETIK
1.). Kosmetik golongan I adalah :
a). Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
b). Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya.
c). Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan dan kadar dan penandaanya.
d). Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui
keamanan dan kemanfaatannya
2). Kosmetik golongan II adalah Kosmetik yang tidak termasuk golongan I :
Misalnya ; Krim pelembab, cream/ lotion pencuci muka dll.
A. Kosmetik perawatan kulit.
misal : sabun, susu pembersih, penyegar kulit, pelembab dan pelindung kulit.
B. Kosmetik riasan.
misal : lipstik, rouge, pensil alis dan sebagainya.
C. Kosmedik
misal : - Kosmetika pemutih kulit.
- Kosmetika tabir surya.
- Kosmetika anti penuaan.
- Kosmetika anti jerawat.
- Kosmetika anti perspirant.
- Kosmetika anti ketombe.
Pembagian Kosmetik berdasarkan defenisinya,
yaitu :
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
2. Kosmetik tradisional:
a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan
diolah menurut resep dan cara yang turun temurun
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama
c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional
dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional
Penggolongan menurut sifat dan cara
pembuatan
Penggolongan menurut NATER, Y.P. dan kawan-
kawan berdasarkan kegunaannya:
1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing.
2. Rias : make up, hair color.
3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave.
4. Proteksi : sunscreen dll.
Pembagian berdasarkan cara bekerjanya, kosmetika
dibagi dalam kelompok:
1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari:
a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air (face tonic, skin
freshener dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar
minyak (cleansing cream, cleansing milk, dll), pembersih dengan bahan dasar padat
masker).
b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream, moisturizing, base make up dll.
c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream dll.
d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dll
2. Kosmetika rias (decorated cosmetic): kosmetika yang di pakai
untuk make up seperti: pemerah pipi, pemerah bibir, eye
shadow dll.
3. Kosmetika wangi-wangian : parfum, cologne, deodoran, vaginal
spray, after shave dll.
SEJARAH KOSMETOLOGI

More Related Content

What's hot (20)

Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
 
Efek Samping Kosmetik
Efek Samping KosmetikEfek Samping Kosmetik
Efek Samping Kosmetik
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
PPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes HidungPPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes Hidung
 
Farmakognosi "Saponin"
Farmakognosi "Saponin"Farmakognosi "Saponin"
Farmakognosi "Saponin"
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
FARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusaFARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusa
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 

Similar to SEJARAH KOSMETOLOGI

Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturDigital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturRahmad Sutrisna
 
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”ica aditya
 
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalProduk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalGregory Budiman
 
Speech outline winda
Speech outline windaSpeech outline winda
Speech outline windawindafitriani
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKDASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKbohir
 
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahPemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahahmadsuyanto67
 
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2indahamoyy
 
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...Muhamad Imam Khairy
 
Makalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik NusantaraMakalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik NusantaraNolis Marliati
 
PERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptPERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptleni narulita
 
PERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptPERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptSimalabJember
 
PERSONAL_HYGIENE (1).ppt
PERSONAL_HYGIENE (1).pptPERSONAL_HYGIENE (1).ppt
PERSONAL_HYGIENE (1).pptPuskeswanPandak
 
Analisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptxAnalisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptxikhwani1
 

Similar to SEJARAH KOSMETOLOGI (20)

Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturDigital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Kosmetik makalah jawa
Kosmetik makalah jawaKosmetik makalah jawa
Kosmetik makalah jawa
 
Kosmetika teknologi
Kosmetika teknologiKosmetika teknologi
Kosmetika teknologi
 
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
 
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalProduk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
 
Speech outline winda
Speech outline windaSpeech outline winda
Speech outline winda
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKDASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
 
Pendahuluan mitsui
Pendahuluan mitsuiPendahuluan mitsui
Pendahuluan mitsui
 
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop ApotekerProposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
 
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahPemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
 
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.5 indah permata sari xi ak 2
 
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...
[Laporan] Sintesis dan Analisis Losion Kulit dari Campuran Bahan Organik deng...
 
Analisa Kimia Parfum
Analisa Kimia ParfumAnalisa Kimia Parfum
Analisa Kimia Parfum
 
Makalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik NusantaraMakalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik Nusantara
 
PERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptPERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.ppt
 
PERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptPERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.ppt
 
PERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.pptPERSONAL_HYGIENE.ppt
PERSONAL_HYGIENE.ppt
 
PERSONAL_HYGIENE (1).ppt
PERSONAL_HYGIENE (1).pptPERSONAL_HYGIENE (1).ppt
PERSONAL_HYGIENE (1).ppt
 
Analisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptxAnalisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptx
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

SEJARAH KOSMETOLOGI

  • 1. Pengantar Kosmetik TM 1 apt. E.Elda Ernawati,S.Far, M.Farm
  • 2. Penilaian KEHADIRAN : 30% TUGAS : 20% UTS : 20% UAS : 30% ANGKA – BOBOT NILAI A 86 – 100 B 71 – 85 C 56 – 70
  • 3. TATA TERTIB PERKULIAHAN • Sebagai daftar kehadiran online, mahasiswa WAJIB mengisi “refleksi” dan “resume” di setiap materi perkuliahan. • Khadiran tatap muka, dispensasi keterlambatan 10 menit. Lebih dari 10 menit maka tidak diperkenankan masuk kelas. • Kehadiran minimal 80% dari total pertemuan (kurang dari 80% maka akan mendapatkan nilai “D” atau “E”) • WAJIB mengumpulkan tugas pada waktu yang telah ditentukan. • Ketidakhadiran karena alasan tertentu harus melampirkan surat keterangan.
  • 4. SEJARAH KOSMETOLOGI DAN KOSMETIKA • Dlm sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran telah ikut mengambil peranan sejak zaman kuno. • Data-data diperoleh , dari penyelidikan antropologi, aerkologi, dan etnologi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep- saleparomatik, bahan-bahan pengawet mayat dll yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
  • 5. Lanjutan… • Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370 S.M.) dan kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetika dan menghu- bungkannya dengan ilmu kedokteran. • Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang, maka diadakan pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260—1325), dikenal 2 bentuk kosmetika : 1. Kosmetika untuk merias (decoratio) 2. Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit.
  • 6. Lanjutan… • GOODMAN, H. (1936), seorang dermatolog telah mempelajari secara mendalam tentang kosmetika baik mengenai sifat-sifat fisika, kimia, fisiologi dari bahan-bahannya, maupun tentang pemakaian dan akibat-akibatnya pada kulit. Pada tahun 1700—1900 kosmetika dibagi menjadi: 1. Cosmetic decorative yang lebih banyak melibatkan ahli kecantikan. 2. Cosmetic treatment yg berhubungan dengan ilmu kedokteran dan beberapa ilmu pengetahuan lainnya seperti dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi dll. Pada abad modern ini kosmetologi dan kosmetika telah melibatkan banyak profesi, seperti dokter ahli kulit, ahli farmasi, ahli kimia, ahli biokimia, ahli mikrobiologi, ahli fotobiologi, ahli imunologi, ahli kecantikan dan lain-lain.
  • 8.
  • 9. Pengertian Kosmetologi.. • Kosmetologi Menurut JELLINEX, kosmetologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika.
  • 10.
  • 11. Pengertian Kosmetika • Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
  • 12. • Karena terjadi kontak antara kosmetika dengan kulit, maka kosmetika akan diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam dari tubuh. • Jumlah kosmetika yang terserap kulit bergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi kulit pemakai dan keadaan kosmetik yang dipakai. Kontak kosmetik dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat dari kosmetik dan akibat negatif atau merugikan berupa efek samping kosmetik (Wasitaatmadja, 1997).
  • 13. KOSMEDIK Dalam perkembangan kosmetika,saat ini pada beberapa produk tertentu batas antara kosmetika dan obat menjadi kabur. LUBOWE (1955) mengemukakan istilah Cosmedics disusul oleh FAUST(1975) dengan istilah Medicated Cosmetics untuk bentuk gabungan dari kosmetika dan obat.
  • 14. Lanjutan.. • Kosmedik adalah kosmetika yang ke dalamnya ditambahkan bahan-bahan aktif tertentu seperti zat- zat anti bakteri atau jasad renik lainnya, anti jerawat, anti gatal, anti produk keringat, anti ketombe dan lain-lain dengan tujuan profilaksis, desinfektan, terapi dan lain-lain.
  • 15. Kosmetika Hipoalergik Kosmetika hipoalergik; adalah kosmetika yang di dalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi dan reaksi sensitasi. Kosmetika jenis ini bila dapat terwujud akan merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit.
  • 16. • Banyak bahan-bahan yg sering menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasitelah dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti senyawa arsenik , aluminium sulfat , aluminium klorida, balsam peru, fenol, formaldehide, gum arabika, lanolin, senyawa merkuri , paraphenylendiamin, senyawa bismuth, oil of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resorsinol, Heksaklorofen dll.
  • 17. • Kosmetika tradisional Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya. • Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain. • Kegunaan kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit maupun untuk pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
  • 18. PENGGOLONGAN KOSMETIK • Banyaknya kosmetika yang beredar dengan segala macam bentuk dan nama, telah membingungkan baik para pemakai maupun pihak-pihak lain yang berperan serta di dalamnya.Untuk itu para ahli berusaha mengelompokkan kosmetika sesederhana mungkin.
  • 19. • Tetapi penggolongan yang dibuat masing-masing ahli ternyata tidak sama satu dengan lainnya, sehingga terdapat beberapa bentuk penggolongan sebagai berikut: • Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13
  • 20. Kosmetik berdasarkan fungsinya • 1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll. • 2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll. • 3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll • 4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll • 5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll • 6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll • 7. Preparat make-up (kecualimata), misalnya bedak, lipstick, dll • 8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll • 9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll • 10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll • 11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll • 12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll • 13. Preparat untuk sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll • 14. Lainnya
  • 21. Penggolongan Kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaan serta penilaiannya, yaitu : KEPUTUSAN Ka BPOM HK.00.05.4.1745 tahun 2003 TENTANG KOSMETIK 1.). Kosmetik golongan I adalah : a). Kosmetik yang digunakan untuk bayi. b). Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya. c). Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan dan kadar dan penandaanya. d). Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya 2). Kosmetik golongan II adalah Kosmetik yang tidak termasuk golongan I : Misalnya ; Krim pelembab, cream/ lotion pencuci muka dll.
  • 22. A. Kosmetik perawatan kulit. misal : sabun, susu pembersih, penyegar kulit, pelembab dan pelindung kulit. B. Kosmetik riasan. misal : lipstik, rouge, pensil alis dan sebagainya. C. Kosmedik misal : - Kosmetika pemutih kulit. - Kosmetika tabir surya. - Kosmetika anti penuaan. - Kosmetika anti jerawat. - Kosmetika anti perspirant. - Kosmetika anti ketombe. Pembagian Kosmetik berdasarkan defenisinya, yaitu :
  • 23. 1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern 2. Kosmetik tradisional: a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan
  • 24. Penggolongan menurut NATER, Y.P. dan kawan- kawan berdasarkan kegunaannya: 1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing. 2. Rias : make up, hair color. 3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave. 4. Proteksi : sunscreen dll.
  • 25. Pembagian berdasarkan cara bekerjanya, kosmetika dibagi dalam kelompok: 1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari: a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air (face tonic, skin freshener dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar minyak (cleansing cream, cleansing milk, dll), pembersih dengan bahan dasar padat masker). b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream, moisturizing, base make up dll. c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream dll. d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dll
  • 26. 2. Kosmetika rias (decorated cosmetic): kosmetika yang di pakai untuk make up seperti: pemerah pipi, pemerah bibir, eye shadow dll. 3. Kosmetika wangi-wangian : parfum, cologne, deodoran, vaginal spray, after shave dll.