Mahasiswa yang mempelajari ilmu manajemen tidak terlalu lama akan cepat terdorong untuk membaca dan mempelajari filsafat secara bersamaan dengan teori organisasi
1. PHILOSOPHY AND BUSINES MANAGEMENT
Oleh :
Edi Suandi
PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
2. A. Pendahuluan
• Artikel yang berjudul Philosophy and Managemen Busines
adalah bagian ke-2 dari buku Core Values And
Organizational Change: Theory And Practice Yang di tulis
oleh Jervis Whiteley dan Alma Whiteley.
• Dalam artikel ini penulis banyak sekali mengutip buku
Passion of the Western Mind yang di tulis oleh Richard
Tarnas . Dan
• Gibson Burrel and Gareth Morgan Sociological Paradigms
and Organisational Analysis.
3. [Filosofi Yunani mengembangkan suatu kecenderungan yang berkelanjutan
dan sangat beragam untuk menafsirkan dunia melalui prinsip-prinsip
archetypical (prinsip dasar). Kecenderungan ini adalah bukti di seluruh
budaya Yunani dalam bentuk yang rumit secara filosofis dalam wadah
intetelektual Athena yang antara pada bagian akhir abad ke-5 SM dan
pertengahan ke empat. Pada dasarnya adalah pandangan dari kosmos
sebagai ekspresi yang tertata dari esensi primordial tertentu atau prinsip-
prinsip transendental ... saya akan muncul bahwa Socrates, Plato, Aristorles
dan Pythagoras ... secara bersamaan menampilkan sesuatu seperti visi yang
sama, merefleksikan kecenderungan Yunani yang khas untuk melihat
mengklarifikasi universal dalam kekacauan kehidupan
(Tarnas, 1999, hal. 5)
4. • Kosmos (bahasa Yunani: κόσμος yang berarti keteraturan, susunan yang
teratur, hiasan) dalam pengertian yang paling umum adalah
suatu sistem dalam alam semesta yang teratur atau harmonis. Ilmu yang
mempelajari kosmos disebut dengan kosmologi.
• Pengertian ekspresi adalah pengungkapan ataupun suatu proses dalam
mengutarakan maksud, perasaan, gagasan dan sebagainya. Semua
pemikiran dan gagasan yang ada dalam pikiran seseorang sebaiknya
diekspresikan dalam bentuk nyata sehigga bisa dirasakan manfaatnya.
• ESENSI disana adalah hakikat; inti; hal yg pokok
5. • Pemikiran Filosofi berawal
pada Jaman Yunani Kuno.
• Tergabung dalam wadah
intelektual Athena pada
pertengahan abad ke
Empat sampai akhir abad
ke-5 SM
TOKOH-TOKOH UTAMA :
• Socrates,
• Plato,
• Aristorles dan
• Pythagoras
6. Artikel ini ingin menggambarkan bahwa
mahasiswa yang mempelajari ilmu
manajemen tidak terlalu lama akan
cepat terdorong untuk membaca dan
mempelajari filsafat secara bersamaan
dengan teori organisasi
7. • Dengan mempelajari Filsafat dan Teori Organisisasi secara bersamaan
yanh merujuk ke-Ideologi Barat mereka akan menemukan beberapa hal
menarik pada zaman kuno kemudian merembes ke lingkungan
pengelolaan (Organisasi) saat ini.
• Filsafat, secara luas adalah refleksi dari kehidupan, sifat alam semesta
dan hubungan manusia di dalamnya.
• Biasanya, para Filsuf ingin tahu apa yang mewakili cara hidup yang baik
(atau adil) dan berbudi luhur.
• Fitur untuk mengidentifikasi filsafat adalah gairah pemikiran untuk
pencarian kebenaran dengan cara yang manusia harus berhubungan
dengan dunia di sekitar mereka. Hasrat inilah yang mengisyaratkan
“kebenaran” dari cara hidup dan menghasilkan apa yang tampak
seperti penolakan keras dari orang yang resistance untuk berubah.
8. Filsafat secara luas, adalah :
• Refleksi dari kehidupan,
• Sifat alam semesta dan
• Hubungan manusia di dalamnya.
• Pemikiran filosofis abad 15 – 16, adalah periode pencerahan pemikiran
filsafat dan manajemen bisnis, dan pemikiran abad pencerahan
merupakan cara berteori yang kuat tentang organisasi industri di era
industri berikutnya.
• Pada dasarnya adalah cara obyektif yang berorientasi secara ilmiah,
termasuk kehidupan sosial dan organisasi dikembangkan.
• Yang di bahas dalam tulisan ini adalah cetak biru atau narasi besar yang
sangat kuat yang tidak disadari para menejer sebagai dasar dalam
mengelola organisasi dan bisnisnya.
9. B. Asal Usul Pemikiran Filosofis
• Pemikiran filosofis dasar dari
peradaban.
• Dalam arti praktis, ide-ide filosofis
dapat diimplementasikan ke
dalam resep hidup suatu
negara/orang.
• Ruang lingkup penyelidikan
filosofis sangat luas, mengambil
banyak disiplin ilmu seperti:
Antropologi, Sosiologi,Psikologi,
Hukum (yurisprudensi), Ekonomi,
Ilmu kognitif, dan banyak lagi.
• Di jantung filsafat adalah konsep
moralitas dan fokus kepada etika.
• Moralitas berkaitan dengan seharusnya
kehidupan.
DALAM DUNIA BISNIS
Alih-alih mengajukan pertanyaan
tentang apa dan bagaimana bisnis, kita
mungkin akan bertanya tentang sifat
bisnis seperti apa yang cocok dalam
lingkaran kehidupan yang lebih luas.
10. Arahan dan kualitas karakter itu mencerminkan pergeseran
kesetiaan psikologis yang bertahap tapi akhirnya radikal dari
Tuhan ke manusia, dari ketergantungan ke kemerdekaan, dari
dunia lain ke dunia ini, dari transcendent ke yang empiris, dari
mitos dan kepercayaan ke alasan dan fakta, dari universal ke
partikular, dari kosmik statis yang ditentukan secara supernatural
ke kosmos yang berkembang secara alami dan dari kemunduran
yang jatuh dari yang maju.
(Tarnas, 1991, hlm. 319)
11. PHILOSOPHY
mencari kebenaran dan alam dan
sifat manusia.
Pernyataan tentang dunia dan hubungan manusia
di dalamnya untuk menguasai lingkungan atau menjadi bagian darinya?
Fig. 2.1
The serch for truth / Pencarian kebenaran
Warisan dan tradisi Barat, yang sering merujuk pada
pemikir Yunani kuno, terjadi persaingan antara
kekuatan Materialisme dan Spiritualisme.
12. Visi Yunani kuno mencerminkan
kesatuan intrinsik persepsi indera
langsung dan makna abadi, keadaan
khusus dan drama universal, aktivitas
manusia dan motivasi ilahi. Tokoh-tokoh
sejarah hidup sebagai pahlawan mitos
dalam perang dan pengembaraan,
sementara para dewa Olimpia
menyaksikan dan mengintervensi dataran
Troy. Permainan indera pada dunia yang
penuh dengan warna cerah dan drama
tidak pernah lepas dari pemahaman
makna dunia yang teratur dan mistis.
Kemunculan visi Homer secara paradoks
terikat dengan pemahaman yang hampir
secara konseptual tentang dunia yang
diperintah. oleh mitologi kuno dan
terhormat. (Tarnas, 1991, hlm. 16)
• Tema yang berkembang dari bab ini
adalah hilangnya kualitas : Logika dan
Akurasi dalam pelayanan koherensi
mental dan sains.
• Untuk menjawab hal tersebut penulis
meminta kita pembaca untuk berpikir
secara mendalam tentang dua hal :
1. Pertama adalah tentang
lingkungan organisasi yang akrab
dengan mereka.
2. Yang kedua adalah perbedaan
antara kehidupan organisasi dan
pribadi atau keluarga dalam hal
drama, bercerita dan emosi.
13. Thales
Anaximander
Anaximenes and Others
Heraclitus
Keteguhan yang mendasari berbagai kehidupan
Menggabungkan Berbagai element
Elemen yang ditentukan
life is flux hidup berubah-ubah, tetapi juga pemikiran logis
yang menipu sungai mengalir ke bawah berdasarkan hukum
dan aturan (air)
Kembali ke topik:
Tentang kehidupan sosial awal Yunani yang rumit dan implisit, Maka
Filsuf Yunani membuat asumsi bahwa persatuan dan tatanan yang
rasional ada di dalam belokan dan ragam dunia seperti diilustrasikan
pada Gambar di bawah ini :
14. • Fokus pemikiran filosofis
adalah: bagaimana cara
terbaik untuk menjalani
kehidupan yang baik dan
berbudi luhur.
• Kemudian muncul
pertanyaan tentang
bagaimana orang bisa
hidup bersama dalam
lingkungan sosial.
• Plato dianggap sebagai filsuf yang teorinya memiliki
pengaruh abadi pada pemikiran Barat.
• Plato terkenal karena deskripsinya tentang manusia yang
memiliki kualitas mistis dan ilmiah. Manusia adalah agen
moral yang membutuhkan dasar yang kuat untuk menjadi
adil, juga seorang ilmuwan yang membutuhkan dasar
berbeda untuk memahami berbagai bentuk kehidupan di
sekitarnya.
• Plato paling terkenal karena menyarankan dua tingkat
mengalami kehidupan. Salah satunya adalah 'immaterial’
dan ini, dalam istilah sederhana, Pengetahuan yang
diperoleh oleh indera hanyalah opini dan bisa keliru oleh
standar nonrelatif. Hanya pengetahuan yang diperoleh
langsung dari Ide-ide yang sempurna dan dapat dibenarkan
dapat disebut sebagai pengetahuan yang sebenarnya
'(Tarnas, 1991, hal. 8).
• Pemikiran Plato mengarah pada gagasan keberadaan dan
menjadi penjelasan hidup yang kontras. Bagi Plato, ada
proses transformasi tanpa akhir yang terjadi di sekitar kita.
• Lingkungan bisnis saat ini segera muncul dalam pemikiran
kita dalah : Produk, layanan, dan teknologi secara konstan
berubah menciptakan kembali temuan baru dan kadang-
kadang bisa menghilang.
15. • Plato mendasari transformasi dan
perubahan adalah realitas tertinggi
dasar yang tidak berubah, bertahan dan
beralasan untuk kebenaran. Contohnya
tentang ide atau bentuk yang
mengandung esensi, seperti pada
Gambar. 2.3
Ide abadi / bentuk keindahan
Contoh nyata dari KecantikanEPHEMERAL
Gambar . 2.3 : Ideas/forms and concrete examples
Mawar bisa layu dan mati, tetapi gagasan mawar yang indah tetap hidup. Itu sama juga dengan kuil, Bangunan
Kuil itu mungkin runtuh, tetapi gagasan tentang keindahan sebuah kuil tetap ada. Selera musik dapat berubah,
tetapi gagasan tentang sepotong musik yang indah dan apa pengaruhnya bagi indera tetap ada.
16. Ketertarikan Penulis Artikel ini Kepada Plato :
• Alasannya adalah : Plato berhasil mengalihkan pemikiran dari mitos
ke rasional.
• Pemikiran Palto ini berpengaruh terhadap pemikiran Aristoteles yang
belajar selama 20 tahun di akademi Plato. (Menurut sebagian ahli Aristoteteles
ini merupakan tokoh rekaan yang di buat Plato)
• Premis Plato bahwa dasar realitas terletak pada dunia transendental
bentuk-bentuk ideal tidak diterima oleh Aristoteles. Dia percaya,
dengan konsekuensi besar, bahwa realitas sejati terletak di dunia
objek konkret yang dapat dipahami.
• Bagi Plato dasar pengetahuan adalah empirisme (pengamatan) dan
logika (pemikiran rasional).
17. • Aristoteles, Percaya bahwa keteraturan dapat dibawa ke keragaman dan keserupaan
hidup dengan definisi, klasifikasi dan pengorganisasian objek, termasuk objek
pemikiran. Dengan melakukan ini, akan mungkin untuk membedakan yang baik dari
yang buruk dan yang baik dari yang jahat. Agar proses pengkategorian berlangsung,
Aristoteles mengkonseptualisasikan pikiran manusia sebagai sesuatu yang selalu
aktif. Ia memiliki kualitas Ilahi atau kecerdasan yang diberikan Tuhan kepada
manusia.
• Aristoteles mencari makna dalam tujuan dan aktualitas akhir dari segala sesuatu,
dalam istilah manajemen, kita dapat mengatakan bahwa ia fokus pada hasil atau
produk akhir dari berbagai hal.
• Aristoteles, percaya bahwa pendekatan empiris (yaitu pengalaman atau
pengamatan) terhadap alam dan kehidupan adalah mungkin karena keterbukaan
yang melekat pada alam terhadap deskripsi yang rasional.
• Dengan menggunakan pikiran dan pemikiran rasional untuk mencari pola dan proses,
Aristoteles secara kognitif mengatur berbagai hal ke dalam beberapa kelas.
Klasifikasinya menjadi semakin disempurnakan, dari kategori ke atribut dan kualitas
atribut.
• Aristoteles, memperhalus definisi dan klasifikasi sejauh mungkin untuk
menggambarkan sesuatu sehingga dapat diidentifikasi sebagai dirinya sendiri dan
tidak ada yang lain
Aristoteles
18. Pikiran memungkinkan yang tidak material dan ilahi untuk diwujudkan dalam
pemikiran rasional sedemikian rupa sehingga dunia alami dapat diamati
dianalisis dan dijelaskan. Dunia alami sebagai ekspresi dari pemikiran rasional.
Rational thinking Pengamatan Empiris
Aturan- Aturan Alasan Aturan-aturan pengamatan
Kontradiksi Objektivitas
Rasional Argumen Metode Induktif
Dialektika MetodeDeduktif
Plato, Aristoteles dan beberapa rasionalis dan empiris yang paling kuat untuk diikuti,
telah mengakui semacam esensi ilahi.
Aristoteles menggambarkan, seperti Gambar 2,4 ini :
19. C. Warisan Aristoteles kepada Manajemen.
• Untuk melihat jejak-jejak yang ditinggalkan Aristotelian pada
manajemen/organisasi saat ini, Maka kita harus membahas pemikiran
filosofi paling dalam :
• Ontologis : Yaitu tentang sifat keberadaan itu sendiri.
Pencarian untuk koherensi mental dan analisis aspek kehidupan yang
konkret dan dapat dipahami dapat diekspresikan sebagai pandangan dunia
positivis. Ini berpendapat bahwa hal-hal di dunia yang ada secara positif
memainkan peran penting dalam cara para ahli teori dan manajer
menafsirkan kehidupan organisasi. Pandangan ini mengatur adegan
bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri, orang lain dan pada
kenyataannya segala sesuatu yang kita temui di masyarakat dan tempat
kerja. Dalam kisah positivis, tidak ada ruang untuk ambiguitas.
20. • Epistemologi : Bagaimana kita tahu apa yang kita
ketahui :
•Pengetahuan seperti apa yang kami hargai?
•Apa cara yang disetujui untuk menemukan sesuatu?
•Mungkin bermanfaat bagi kita untuk berhenti dan
merenungkan beberapa proses manajemen inti,
seperti penilaian kinerja dan manajemen yang
berkualifikasi untuk menjawab pertanyaan itu.
21. o Di banyak organisasi, kunci sistem peniliaian manajemen kinerja
seperti : pengukuran, evaluasi, dan pelaporan faktual. Penilaian
kinerja adalah kegiatan yang dicocokkan dengan target, untuk
pencapaian target di butuhkan pelatihan.
o Pelatihannya disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan/tugas.
Evaluasi pelatihan memberikan pengetahuan faktual dan siklus
berlanjut. Jika pelatihan berhasil maka kinerja akan meningkat.
Maka juga diberikan penghargaan untuk peningkatan kinerja.
KONTEK DENGAN MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
22. • Karya Burrell dan Morgan (1979) menggambarkan empat
paradigma atau serangkaian asumsi dan keyakinan mendasar
dalam Ilmu Sosial :
1. Fungsionalis: pandangan objektif tentang dunia
organisasi, berorientasi pada stabilitas dan pemeliharaan
status quo.
2. Interpretive: pandangan subyektif dari dunia organisasi,
kurang perhatian dengan perubahan status quo.
3. Humanis radikal: pandangan subyektif tetapi orientasi
ke arah realitas yang dikonstruksi secara radikal berubah;
dan.
4. Radikal strukturalis: pandangan objektif tetapi orientasi
terhadap perubahan radikal dari realitas struktural.
24. • Penulis artikel pemikirannya condong ke stabilitas dan status quo seperti
model seperti Gambar, 2.5. Salah satu karakteristik pemikiran status quo
(peraturan dan cara melakukan hal-hal yang ditetapkan oleh mereka yang
berkuasa) dan manajemen fungsionalis adalah pemikiran yang mendalam dan
mendasar bukanlah fitur di seluruh organisasi.
• Bahkan, penulisnya juga berpendapat bahwa mereka yang berkuasa kemudian
melanggengkan status quo dalam suatu organisasi mungkin mereka tidak
menyadari bahwa dasar filosofis yang mendalam untuk pemikiran mereka
agak tersembunyi dalam teori organisasi yang diterima begitu saja.
• Mereka sendiri mungkin telah memasuki situasi di mana segala sesuatu
dilakukan dengan cara tertentu. Kecuali dipaksakan oleh keadaan, asumsi
sistemik tentang organisasi tidak dibahas kembali.
• Selama beberapa dekade, perluasan elemen pengukuran mengunakan metode
statistik, Statistik sebagai suatu disiplin telah jauh melampaui deskripsi dengan
menggunakan pemikiran rasional dan logis.
26. •Dengan menggunakan kerangka kerja Burrell dan
Morgan, Gioia dan Pitre (1990) menunjukkan bahwa
tidak ada keseimbangan yang merata di antara
keempat paradigma, tetapi pergeseran
keseimbangan yang mendukung dominasi
fungsionalis, seperti pada Gambar 2.6
27. • Cara berpikir fungsionalis membuatnya alami untuk mengorganisir
dengan cara tertentu, Manajer sendiri akan beroperasi dalam lingkungan
karyawan, dan organisasi yang didominasi oleh fungsionalis akan
beroperasi di ujung gunung es dan dalam peraturan dan regulasi yang
dirangkum dalam struktur, sistem, dan proses.
• Dengan mperhatikan teori gunung es yang umum di pakai dibanyak
organisasi. Struktur (hierarki) otoritas, posisi, gaji, kompetensi,
pengambilan keputusan, dan distribusi tugas.
• Penulis artikel ini melihat kontinjensi dari kehidupan yang cepat mengalir
dan dinamis dipenuhi oleh aturan statis, regulasi dan serangkaian
kebijakan dan prosedur, agar Ketika kita melihat hal-hal ini ada suasana
stabilitas dalam organisasi .
• Pada Gambar 2.7, penulis juga menyajikan model gunung es, dan kita
akan melihat bahwa aturan, sistem, dan proses itu bergantung pada
asumsi, yang jarang dibuat eksplisit dan selalu tersembunyi, tetapi
tertanam kuat dalam pemikiran filosofis.
28. Struktur sistem &
proses berdasarkan
pengetahuan
eksplisit
Aturan logika pengorganisasian untuk hasil
pelaporan dicari bahasa formal data faktual
Ontologi Berpikir Filosofis Menjadi Epistemologi
empirisme rasional
Fig. 2.7 the tip of the iceberg
29. • Dan Objektivitas yang memungkinkan struktur, sistem dan
proses dirancang secara faktual, obyektif.
• Yang lebih sulit diakses adalah keyakinan filosofis yang
mendalam tentang : Saintisme, Rasionalisme, dan Empirisme
yang menopang dua tingkat berikut diatasnya dari Teori
Gunung Es.
Ada tiga hasil berasal dari pemikiran seperti diatas :
1. Pengetahuan yang dicari di tempat kerja adalah faktual dan terukur.
2. Keadaan alami adalah salah satu dari stabilitas
3. Yang lain adalah bahwa selama pemikiran sistemik yang dalam tersembunyi dari
pandangan, tidak akan ada tantangan serius terhadap cara berpikir ini.
30. • Seperti yang kita lihat, ketika kita berbicara tentang
perubahan alam, itu bukan perubahan yang kita sebagai
manusia tidak bisa atasi itu berubah ketika harapannya
adalah stabilitas.
• Disini penulis berpendapat bahwa apa yang kita lakukan hari
ini membuat kita dengan tegas (dan sebagian besar tanpa
sadar) digerakkan ke masa lalu.
• Yang menakutkan adalah bahwa penulis tampaknya telah
berhenti mempertanyakan masa lalu jauh sebelum sekarang.
Bagaimana penulis bisa mengajukan pertanyaan ketika
penulis tidak mengetahui keseluruhan cerita, Ketika kita
memikirkannya, tidak ada alasan Ilahi untuk berorganisasi
dalam paradigma fungsionalis / positivis
31. D. Relevansi Kontemporer dari Filsafat
• Filsafat adalah Seperangkat ide, yang mengikuti, telah dirancang untuk
mendorong diskusi dan debat
• Di sinilah kita menjadikan diri kita rasional untuk “melakukan” pekerjaan
jawabannya adalah :
• Karena, dengan bekerja dengan cara yang terencana dan rasional kita bisa lebih efisien.
• Sehingga organisasi kita dapat bertahan dan mendapat untung. Untung macam apa? Kami
ingin mendapat untung finansial,
• Dialog semacam ini di antara para penulis yang kritis menghasilkan sebuahb
perjanjian yang diperoleh dengan susah payah untuk memasukkan laba sosial
dan lingkungan dalam neraca perusahaan.
• Apa yang dihasilkan (setidaknya dalam teori) adalah perluasan dari konsep
bottom line (keuangan). komunitas kegiatan bisnis mengakibatkan kebutuhan
untuk mengevaluasi biaya sosial.
• Demikian pula, dampak pada lingkungan yang memiliki kategori akuntansi
lingkungan (double bottom line) dan sosial (Triple bottom line )
32. • Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak
pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi /keuangan saja, namun
juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya.
• Keuntungan ekonomis tidak dapat dipisahkan dalam kerangka
pelaksanaan CSR, oleh karena tujuan dari pelaksanaan CSR itu
sendiri sustainability bagi perusahaan.
• Melaksanakan CSR bukan berarti mengurangi kesejahteraan stakeholders,
oleh karena itu maka aspek ekonomis juga harus menjadi pertimbangan
bagi perusahaan yang melaksanakan CSR.
33.
34. Istilah triple bottom line pertama kali diperkenalkan oleh John Elkington
(1998) dalam bukunya yang berjudul Cannibals With Forks: The Triple
Bottom Line in 21st Century Business. Elkington menganjurkan agar dunia
usaha perlu mengukur sukses (atau kinerja) tak hanya dengan kinerja
keuangan (berapa besar deviden atau bottom line yang dihasilkan),
namun juga dengan pengaruh terhadap perekonomian secara luas,
lingkungan dan masyarakat di mana mereka beroperasi.
Disebut triple sebab konsep ini memasukkan tiga ukuran kinerja
sekaligus:Economic, Environmental, Social(EES) atau istilah umumnya
3P: “Profit-Planet-People”.
35. Plato/Aristoteles Yang sangat bergairah
tentang sains
Stumpf (1994, p. 85) mengutip Aristoteles "Kami memiliki pengetahuan ilmiah ketika kami berpikir bahwa kami
tahu penyebab di mana fakta tergantung, sebagai penyebab itu fakta dan tidak ada yang lain, dan lebih jauh bahwa
fakta itu tidak lain adalah".
• dari banyak elemen pemikiran Aristotelian yang mendalam, salah satu yang menarik bagi kita ketika kita
bergumul dengan nuansa kehidupan organisasi adalah gagasan tentang potensi dan aktualitasnya.
• Untuk rekapitulasi sejenak, Plato (di antara banyak hal lain) mengusulkan bahwa mental gambar-gambar dari
dunia 'Ide' dianggap sebagai transendental dan terpisah dari ekspresi fisik mereka. Contoh yang sering
digunakan adalah ide mental atau konsep kecantikan. Ide kecantikan yang dipegang teguh adalah seperti tolok
ukur konseptual internal (dan tidak berubah) yang dengannya kita dapat menilai hal-hal di luar sana di dunia.
• Kita dapat menerapkan konsep ini pada objek fisik, orang, mesin, gambar, pemandangan dari alam, dan
sebagainya. Kami mencocokkan karakteristik konkret dari beberapa hal dengan ide mental kami tentang hal itu.
• Aristoteles, fokus pada konkret untuk penjelasan hidupnya, Aristotelian sangat diinginkan dalam hal
kemampuannya untuk : memprediksi, mengendalikan, dan mendapatkan kepastian tentang masa depan.
Relevansi Kontemporer dari Filsafat
36. Pikiran memungkinkan yang tidak material dan ilahi untuk
diwujudkan dalam pemikiran rasional sedemikian rupa sehingga
dunia alami dapat diamati dianalisis dan dijelaskan. Dunia alami
sebagai ekspresi dari pemikiran rasional.
Rational thinking Pengamatan Empiris
Aturan- Aturan Alasan Aturan-aturan
pengamatan
Kontradiksi Objektivitas
Rasional Argumen Metode Induktif
Dialektika MetodeDeduktif
Pemikiran Aristotelian sangat disukai dalam hal kemampuannya untuk memprediksi, mengendalikan dan memperoleh
kepastian tentang masa depan. Kami sepenuhnya setuju dengan keinginan ini, tetapi ada sesuatu yang ditinggalkan.
Keseluruhan Aristoteles didasarkan pada 'benda-benda aktual mengembangkan teori atau
ontologi of Being
(lihat Gambar 2.4
Gambar 2.4: Pikiran dalam pelayanan logika dan sains.
37. Tetapi signifikansi utama dari
perbedaan ini adalah bahwa
Aristoteles berpendapat untuk
prioritas aktualitas daripada
potensi ... Aristoteles berpikir
perlu untuk mengasumsikan
keberadaan beberapa aktualitas
pada tingkat di atas hal-hal
potensial atau binasa. Hal ini
mengarah pada gagasan Wujud
yang murni. aktualitas tanpa
potensi pada tingkat tertinggi
makhluk hidup
(Stumpf 1994, p. 93)
Contoh ini dalam kehidupan
organisasi adalah ‘hasil’ 'dan tidak
berorientasi pada proses'
berorientasi.
Pelaporan bersifat faktual dan
formal.
Bahasa adalah definisi sehingga
semua dapat (secara teoritis)
memahaminya.
Dukungan untuk laporan sering
diberikan dalam bentuk statistik.
Presentasi secara characteristicaly
dan obyektif.
38. • Meskipun Aristoteles dan banyak filsuf untuk mengikuti berfokus pada yang nyata dan
dapat diamati, mereka tidak mengabaikan bahwa Tuhan itu ada. Ketuhanan mereka jauh
dari kehidupan di bumi dan meskipun diakui, tidak secara langsung tertarik untuk
merenungkan kehidupan yang benar dan berbudi luhur.
• Penulis meminta kia membaca lebih lanjut untuk mengikuti utas filosofis spiritual dan
religius tulisa dari : Tarnas (1991) tentang The Christian World View, Stumph (1994)The
mediaeval Periode, dan Cooper ( 1996) The Medieval Philosophies
• Ada banyak perkembangan dan kontroversi seputar berbagai pendekatan dan agama di
seluruh dunia. Sebagai contoh, beberapa, seperti pandangan dunia Islam, menanamkan
kehidupan dan ini termasuk kehidupan organisasi dengan iman dan ibadah sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam (Koller dan Koller, 1998). Yang lain, seperti pandangan Thailand,
bertindak sebagai keyakinan mendasar yang diperhitungkan ketika program bisnis
dipraktikkan dan terutama dalam situasi sumber daya manusia (Komin, 1990).
39. DUALISME
FAITH
SOUL AND SPIRIT
ORGANISED
RELIGION
KNOWLEDGE
MENTAL
COHERENCE
RATIONAL
PHILOSOPHY
Fig 2.8 : The Development of dualism in western philosophy.
Di dunia Barat selama berabad-abad efek dari
perpecahan antara jiwa dan pengetahuan rasional /
empiris ini menghasilkan dualisme dan pemisahan
untaian berfikir menjadi dua :
1. Didasarkan pada iman, yang tidak
membutuhkan 'bukti dan pengetahuan,
2. Mencari bukti melalui logika dan metode
ilmiah.
Dualisme pada dasarnya berarti memikirkan
tubuh dan pikiran sebagai terpisah dari jiwa dan
roh. Konsep ini tergambar pada Gambar 2.8.
Manusia tunduk pada kehendak dan otoritas Tuhan tetapi dalam
dunia nyata dan sosial yang konkret, tugasnya adalah menggunakan
pemikiran rasional dan pengamatan empiris dan eksperimen untuk
menyelidiki dunia. Jadi di sini kita memiliki sistem ganda yang
berkembang selama berabad-abad dengan satu penekanan pada yang
konkret dan rasional dan yang lain pada yang ilahi dan abadi. Seperti
yang akan kita tunjukkan nanti, ketika berbicara tentang modernisme dan
manajemen ilmiah hanya satu lengan dari sistem ganda ini yang masuk ke
dalam organisasi industri. Pada Gambar 2.8, kami telah mengemas
pendekatan berbasis pengetahuan sebagai pendekatan yang telah
dipertahankan dalam dunia bisnis saat ini.
40. • Penulis mengatakan bahwa warisan filsafat Yunani meletakkan dasar untuk pencarian
koherensi mental dan kesatuan pemikiran tentang kehidupan dan peran manusia.
• Apa yang kemudian berkembang adalah aliansi yang tidak mudah antara campur
Tangan Tuhan /Allah (dalam beberapa bentuk) dan aturan universal untuk hidup
yang dibuat oleh manusia. Ini termasuk menggunakan kekuatan nalar serta daya
pengamatan dan eksperimen untuk memahami dunia.
• Warisan ini telah teruji oleh waktu. Menjelang tahun 1500-an, apa yang disebut
beberapa orang sebagai zaman ilmu pengetahuan.
• Asumsi determinisme dan kepastian berada di jantung revolusi ilmiah (Mahoney,
1991). Pada saat ini, lebih dari seribu tahun pencarian kepastian telah menghasilkan
kebiasaan tertentu. Objektifikasi dan penerapan realisme eksternal telah
menciptakan dasar yang kuat.
• Penulis mengatakan Revolusi Ilmiah sebagai epidemi, menyebar ke seluruh benua
Eropa selama dua abad," tulis James Gleick. Itu adalah "perlombaan estafet yang
dijalankan oleh tim pahlawan yang melewati tongkat dari satu ke yang berikutnya:
Copernicus ke Kepler ke Galileo ke Newton" (Gleick, 2003, hal. 50)." Keberhasilan
menumbuhkan kepercayaan diri. Hukum Newton telah di sempurnakan
Newtonianisme dan lebih sempurna dari pada miliknya hukum Newton itu sendiri,
(Gleick, 2003, hlm. 189).
41. • Gagasan seperti itu diperkuat pada saat ketika ada banyak kegiatan ilmiah
Bacon pada sekitar 1620 mengembangkan 'instrumen baru' (cikal bakal survei)
meletakkan dasar-dasar apa yang, hari ini, menjadi cara yang paling diterima
dan dapat diterima untuk menyelidiki fenomena organisasi, yang kami sebut,
metode ilmiah sehari-hari, (Tarnas, 1991) .
• Ini termasuk deduksi, observasi dan eksperimen. Secara epistemologis,
observasi empiris digabungkan dengan inferensi logis dan dikonseptualisasikan
sebagai objektivisme rasional. Dari sini dikembangkan metodologi yang
didokumentasikan dengan baik dari alam semesta mekanistik Newton
(Wheadley, 1992).
• Semesta matematika Descartes (Waldrop, 1992). Objektivisme rasional masih
nampak sebagai teori meta dominan dalam sains dan, yang lain menyarankan
ilmu sosial juga (Guba dan Lincoln, 1994; Checkland, 1999). "Diterapkan pada
studi tentang sifat manusia, itu dinyatakan, metode sains tidak hanya akan
memungkinkan orang untuk memahami diri mereka sendiri dan hukum-hukum
perilaku mereka, tetapi menempatkan mereka pada posisi pada akhirnya
untuk mengendalikan dan meningkatkan kondisi manusia. "(Cooper, 1996,
hlm. 275).
42. E. Filsafat dan Teori Pengorganisasian
• Era industri adalah masa ketika banyak filosofi dan gagasan tentang
bagaimana kehidupan harus dijalani dan orang-orang harus
diorganisir dipraktikkan.
• Ini adalah waktu yang organisasi seperti yang kita kenal dibangun
sebagai ide dan entitas. Ideologi manajerial yang dominan selama 150
tahun terakhir dijabarkan dalam Tabel 2.1 (Barley dan Kunda, 1992,
hal. 364)
43. Ideology Era Of ascent
Industrial betterrmen
Scientific management
Welfare capatalisme/Human relation
Systems rationalisme
Organizational culture
1870 – 1900
1900 – 1923
1923 – 1955
1955 – 1980
1980 – present
Barley dan Kunda menawarkan kisah sejarah yang sangat baik tentang era ini.
Menarik dan agak paradoks, dengan penekanan pada sains, diakui bahwa orang
membutuhkan pandangan moral untuk mendukung sistem ekonomi kapitalis, yang
membutuhkan tenaga mereka.
Table 2.1: The sucession of managerial ideologis
44. Dua orang yang sangat berpengaruh memberikan alasan dan
metode untuk memasukkan unsur moral ke dalam tatanan dan
struktur, yang menjadi ciri kehidupan organisasi adalah :
1. Weber (1864-1920) merancang birokrasi yang ideal, yang didasarkan pada ketidak
berpihakan, pemisahan rumah dan kehidupan kerja dan tingkat manajemen
hirarkis. Adalah Weber yang, pada tahun 1905, menciptakan frase etika Protestan
'yang berargumen bahwa kemajuan kapitalisme dan etika rasionalisnya adalah
kekuatan pendorong di balik ekspansi ekonomi Eropa dari abad ke-16 (Bullock dan
Trombley 1999).
2. Durkheim (1858-1917) mengembangkan gagasan tentang struktur, fungsi, dan
status quo sebagai kendala perilaku. Durkheim (1933) ), seperti yang kita lihat nanti
dalam buku ini, mengambil modelnya seperti yang dilakukan oleh orang-orang di
negara itu untuk mengembangkan prinsip-prinsip moral utama untuk diterapkan
kepada anggota desa. Dia menerjemahkan ini ke dalam konteks organisasi sebagai
gagasan tentang 'solidaritas organik.
45. • Organisasi telah berkembang sedemikian rupa untuk menjaga filosofi
alami dalam apa yang kita sebut domain diam-diam atau
tersembunyi. Domain diam-diam adalah tempat kita 'hanya
mengetahui' hal-hal secara implisit (Baumard, 1999).
• Berbagi pengetahuan implisit kami dengan orang lain akhirnya diakui
sebagai elemen penting dalam kehidupan organisasi, meskipun sering
digambarkan sebagai bayangan atau informal (Stacey, 1998, 2003).
• Mitos bahwa begitu aturan dan peraturan ada, mereka diterima
tanpa keraguan cara orang akan berperilaku jika tidak dihilangkan,
maka sangat dipertanyakan (Meyer dan Rowan, 1991).
Pendapat Filosofis Kontemporer Tentang Organisasi
46. • Sebuah studi terbaru tentang aturan
tidak tertulis (Whiteley, 2006)
menguji gagasan bahwa orang dapat,
dan akan, menerapkan "aturan"
mereka sendiri untuk situasi sosial.
Peserta ditanya:
• Apa yang mungkin menjadi
pengecualian terhadap aturan dan
mengapa?
• Inilah satu jawaban, yang merupakan
ciri khas orang lain.
Yang merupakan ciri khas banyak orang lain. Kita
harus lebih fleksibel dan menghargai dan
memeriksa setiap kasus. Karena fleksibilitas
mengarah pada inovasi dan moral staf yang tinggi
dan karena ketika Anda berurusan dengan
manusia, Anda harus mempertimbangkan keunikan
dari setiap kasus. Aturannya adalah merek generik
untuk memuaskan semua situasi dan lingkungan
penuh dengan individu yang memiliki kebutuhan
berbeda. Karena setiap situasi berbeda, keadilan
dan keadilan harus diterapkan dalam semua
keadaan. Aturan dapat menghambat inovasi dan
bisa sulit untuk berubah dalam lingkungan yang
bergerak cepat. Pengecualian dapat
memungkinkan lembaga beroperasi lebih baik.
Anda harus dapat membantu orang lain dengan
cara apa pun yang Anda bisa, karena itu selalu ada
pengecualian terhadap aturan tersebut.
47. Poin yang perlu diperhatikan bagian lain adalah bahwa organisasi yang
tidak memungkinkan ruang untuk kreativitas individu, pengambilan
keputusan dan hubungan sosial cenderung memiliki dua wajah yang
beroperasi pada saat yang sama.
Salah satunya adalah wajah formal yang sering ditandai oleh keinginan
untuk kepatuhan dan regulasi.
Yang lainnya adalah wajah informal yang memberi ruang bagi orang
untuk bereksperimen, membangun hubungan, dan interaksi yang
umumnya lebih berantakan yang tertanam dalam struktur aturan formal
apa pun.
48. Kesimpulan
• Ketika kita mengambil gambaran tentang kehidupan organisasi, kita memiliki perasaan
naluriah bahwa roh dan jiwa tidak bisa begitu saja terputus dan ditinggalkan ketika orang
datang untuk bekerja.
• Pekerjaan kita, yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan, membawa kita lebih
banyak ke yang tidak terlihat daripada yang terlihat, yang tidak dapat didefinisikan
daripada yang dapat didefinisikan.
• Kami mendengarkan cerita, kami bertanya tentang nilai-nilai inti dan kami melihat secara
langsung, bagaimana orang berurusan dengan peraturan dan regulasi yang terlihat dan
nyata.
• Kita tahu bahwa nilai-nilai dan semangat itu penting karena kesusahan yang kita lihat
ketika adat istiadat spiritual dilanggar. Banyak dari kita telah mendengar pernyataan
seperti "Ini bertentangan dengan semangat bagaimana kita melakukan hal-hal di sekitar
sini". Pertanyaan kuncinya adalah "apakah kita meninggalkan jiwa dan roh kita di pintu
tempat kerja atau apakah (seharusnya) organisasi melayani kita, seperti yang mungkin
Anda katakan tubuh, pikiran, dan jiwa?"
49. Untuk menyimpulkan ini, penulis mengusulkan pemurnian ideologi Budaya
Organisasi Barley dan Kunda (1992) dalam Tabel 2.1 dengan menambahkan
dua kategori tambahan, yang telah muncul di garis depan pemikiran
manajemen sejak 1990-an. Ini adalah ini adalah teori kompleksitas dan
semangat dan jiwa
Ideology Era Of ascent
Industrial betterrmen
Scientific management
Welfare capatalisme/Human relation
Systems rationalisme
Organizational culture
Theory Complexity and Sprit and soul
1870 – 1900
1900 – 1923
1923 – 1955
1955 – 1980
1980 – present
1990 - Present
50. F. Pertanyaan untuk Diskusi
1. Ketika berpikir tentang bagaimana berhasil mengimplementasikan program
perubahan, apakah pemikirian filosofis yang mendalam membantu manajer dan
jika ia bagaimana?..
2. Asumsikan bahwa Anda selaras dengan orang-orang yang mengatakan mereka
terputus apakah pemikiran filosofis yang mendalam membantu manajer dan jika
demikian bagaimana? dari bagian emosional penting dari diri mereka sendiri di
tempat kerja. Identifikasi bidang kegiatan manajemen mana yang akan mendukung
pendekatan yang lebih holistik.
3. Jelas bahwa banyak aspek manajemen harus rasional dan empiris. Anda sangat
nyaman dengan ide-ide seperti Aristoteles dan Anda percaya dalam menghadapi
situasi konkret. Pada saat yang sama, Anda telah membacanya. Bantuan untuk
berubah oleh karyawan sering kali bersifat psikologis dan emosional. Kadang-
kadang, ini adalah obrolan karyawan yang mengembangkan gejala fisik stres dan
penyakit lainnya. Bagaimana pengetahuan ini akan membantu Anda (mengingat
preferensi Anda sendiri) jika Anda dipilih untuk menjelaskan perlunya perubahan
radikal ke berbagai sektor tenaga kerja?