SlideShare a Scribd company logo
1 of 155
Download to read offline
... . .
~ POLITE'KNIK MANUFAKTUR BANDUN G
~INSTITUT TEKNOlOGI BANDUNG
~.
MANAJEMEN
PEMELIHARAAN
..
.. '..:'. ', .. :.... . '.' .. .:.' , ... ~ .:~ : : ..' ..... ' ...- -:. .. : .......... :' .:.' .': :::.' '.' ; .. ' . ..,
.... ~,.' .," .....: ~ .,:' ".' - :. .... ..'
.~
•
to.
-~
~
,h
b
~
~ , I- Lrl>­
~:::-.
~ (9 >­ <.9 ~~
.~.,. u'
~ 2 l­ >­ o 0
~~ ~~ - - I- z .-I
E i::: -J I- z 0 ~ ·en
~u fE .0 2 ...J Z Z
~ fP.
" Q: 2 « <t: - :x:::s: « ()
tti 0 « :::> :J ex: LLJ ~()..
""{ :r: d d l- I-
i
: Cepi Hanafi, Darman M. Zein, Duddy Arisandi, Kukuh PriambodoPENYUSUN

PEMBIMBING : M.E. Feldmann, Kokok Haksono

INDUSTRIAL TRAINING SERVICE
" JL. fR. H. lUANDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL POS 851 BAN DUN G 40008
P h 0 n e : ( 0 2 2 ) 2 5 002 4 I , Fax: ( 0 2 2 ) 2 5 0 2 649.'
i - MANAJEMEN PEMELIHARAAN
P LIT£KNIK MANUfAKTUR
. BANDUNG KATA PENGANTAR
TA PENGANTAR
alarn menghadapi persaingan bebas pada cekade yang akan datang, banyak
mencoba meningkatkan produktivltasnya dengan segala upaya,
. iantaranya denqan menerapkan kaidah-kaidah ISO 9000 untuk menjaga mutu
roduknya, menerapkan TPM untuk peningkatan produktivitas dan mutu produknya
masih banyak lagi cara-cara _lainnya, yang kesemuanya berujung pada satu
juan akhlr, yaitu untuk tetap mampu bersaing. Dengan terciptanya kondisi ini, peran
meliharaan/maintenance semakin menjadi penting dari waktu ke waktu.
Meningkatnya penggunaan peralatan produksi canggih dan membesarnya skala
oduksi-membuat peran peme1iharaanfmalntenance semakin pf'Jnting tidak hanya dari
, "
,.'l'teknofogit;y8..tetapl 'luga' da.fl'slsrm~hajemennY:3,·" t~rl1ta'ina:' d,aiartt' merijaga:kondd ' ~' .: ,.':
peratatan produksi untuk tetap mamou mencapai target produksi.
iOalam bidang teknik oemeunerse» peratatan produksi, PoHteknik Manufaktur Bandung
!(POLMAN-ITB), yang sebelumnya dikenal sebaqai Politeknik Mekanik Swiss-ITS,
'sudah-mempunyai-'pengaiamankurang l'ebih20 tahun,bafkdi sist pendidikan formatnya
maupun di da/am pelatihan-pelatihan untuk karyawan industri. Dj dalam usaha
meningkatkan kemampuannya dalam bidang manajemen pemeliharaan, POLMAN-1TB
dibantu oleh Swisscontact melalui tenaga ahlinya Manfred E Feldmann mengadakan
kursus manajemen pemellhereen selama 3 bulan,dari Januari 1996 sampai April.1996,
bag; staf pengajarnya yang sudah berpengalaman dalam teknik pemeliharaan. Sebagai
.salah satu hasil kursus tersebut adaiah tersusunnya Buku Pegangan Manajemen
Pemeliharaan lnl,
:6erdasarkan pertimbangan berbagai keadaan saat ini, buku ini disusun atasdasar
kepentingan perusahaan dan sebagai langkah berikutnya adalah penyusunan atas
dasar kepentlnqan mahasiswa, khususnya untuk jurusan Teknik Pemeliharaan Mesin.
Sebelum melangkah ke versi mahasiswa, seminar-seminar intern pada program reguler
pagi hari maupun program modular sore' hari akan segera diselenggarakan agar
didapatkan masukan-masukan yang diharapkan bisa dijadikan oahan revlst,
Keterlibatan 4 staf pengajar POLMAN-ITB dalam penyusunan buku ini, Cepi Hanafi,
Darrnan M Zein; Duddy Arisandi; Kukuh Priambodo dan dlbawah bimbingan M E
Feldmann, diharapkan bisa menggugah kesadaran menyeluruh minimal secara intern
POLMAN-ITB bahwa penguasaan teknik pemeliharaan saja belumlah rnencukupi tanpa
pemahaman manajemen pemeliharaan. Penguasaan,pemahaman dan pelaksanaan
baik bisa dijadikan alat untuk penghematan biaya
lain, pernanfaatan teknologi informasi pada manajemen
'e-rusahaan
erta
manajemen perawatan secara
pemeliharaan dan memperpendek waktu perawatan fasHitas..produksi. Seperti halnya.
pada disiplin ilmu yang
perneliharaan juga sudah banyak dilakukan. Bukanlah suatu harapan berlebihan bila
pada tahap be?ikutnya untuk melengkapi buku ini, tersedia pirantl lunaknya baik untuk
media pengajaran maupun untuk penerapannya.
'II;;. I ·
•

::
...
MANAJEMEN PEMELIHARAAN j ii
P(~lITEKNIK MANUfAKTUR
BANDUNG :KATA PENGANTAR
~Mas terwujudnya buku Manajemen Pemeliharaan ini, POLMAN-ITB mengucapkan
~rima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
•	 Swisscontact yang telah menyediakan tenaga ahlinya.
•	 Bapak Manfred E Feldmann, tenaga ahli pemefiharaan dari Swisscontact, yang t~ah
- -dengan sabar inembimbing para penyusun buku ini.
•	 BapakCepi Hanafi, Bapak Kukuh Priambodo, 8apak Darman M Zein, Bapak Duddy
Arisandi, Bapak M Fauzi dan Bapak B Sihite yang telah berupaya keras untuk
mewujudkan bl;lku ini.
;Mudah-mudahan dengan adanya buku ini, bisa bermanfaat bagi perusahaan dan
:mahasiswa serta terwujud buku-buku lain yang berkaltan dengan permasalahan
:.pemelihara.anfasiHtas produksi.
" <II ' . 	 ~. ' . : ~., •• : . . . . : • -' • _ '. • : " " . . ' .	 ""~".'."""~'" •. ".= , •.' - : ~ .• ~ • '. ....:..,
8andung, 8 April 199t;;

Ka. Bid. Pendidikan POLMAN-ITB

"
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I iii
po'rrEKNIK"MANUFAKTUR
BANDUNG DAFTAR lSI
iKATA PENGANTAR '" . . . . . . ..	 .
DAFTAR lSI". . . . . . . , . . . . iii..
1.	 KONSEP. .. . . " . 1/1
1'.1" PEMELIHAHMN KONVENSIONAL. .... .. 1/1
1.2 KEUNTUNGAN PEMEUHARAAN TERORGAN1SASI . 1/2
1.3 TEROTEKNOLOGI... .	 '" 1/3
1.4 F1LOSOF1...	 . 1/4
1.4.1	 DASAR PEMIUHAN . . . . ' " 1/5
r­
1.4.2	 STRATEGI. '" . . . .. 1/5
1.5 KEMAMPUAN TENAGAAHLI ., ... 1[7
: :: :"4." ':OH~jSASi' r , ..:•. ,~. :';~:'.".' .:::/. ~: ;:'; .• ' ~. :: ->:.<. .: ".' .. ,~ < :; .2/1;· "..: .: :..,.: : "
2.1 KONSEPORGAN1SAS1 ..... . . . . . 2/2
2.1.1	 DEFlNlSI . . . . . . .. 2/2
2.1.2	 CiRI UMUM·. ., . .' . .. 2/2
2.1.3 BAGAN ORGANISASI . " . .. 2/2
2.1'.4 PEMBAGIAN-UMUM . ' ' -.. . _.. - 2i2
2.1.5	 GARIS WEWENANG. . . , 2/3
2.1.6	 KOORDINASI . . . 2/4
2.1.7	 INFORMASI. 2/5
2.2 PENGORGANISASIA~ . "	 2/5
2.2.1	 EVALUASI SE8ELUM PENGORGANISASI- 2/5
AN ULANG . .
2.2.2	 TAHAP PENGORGANISASIAIJ.. . . 2/6
2.2.3	 PERTIMBANGAN PENGORGANISAS1AN . 2/7
2.3 MACAMORGANISASI PEMEUHARAAN . 2/8
• i
2.3.1	 ORGANISASI PEMELIHARAAN SENTRAL 2/8'l,
2.3.2	 ORGANISASI D:ESENTRALISASI . 2/9
2/1O-~ .2.3.3	 KEUNTUNGAN, KERUGIAN
2.3.4	 RENCANAKOMBINAS[ . 2/11
I 2.4 BAGIAN UMUM . . . .. 2/11i
!
i
"
i 3. TEORI PEMEUHARAAN	 ., 3/1i
I 3.1 ISTILAH-1STILAH PEMElIHARAAN . . 3/1
I 3.2 - SIKlUS"HIDUP DARI FASILlTAS _.. - 3/15
3,3 METODA PEMELIHARAAN FASILITAS . 3/19
I
.. ~ 3.3.1	 STRATEGI PEMIUHAN METODA PEMELI- 3/20
HARAAN .
3.3.2 PEMEL/HARAAN TIDAK TERENCANA 3/21i
i
I .	 3.3.3 PEMElIHARAAN TERENCANA 3/22 ,.
I I
i
.- --- ..---~;.---,,---------"----"---,---.-~.._-...----------~---~-~--'--~
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I iv
P~lITE·KNIK MANUFAKTUR
BANDUNG DAFTAR lSI
• 4. ARUS INFORMASI DATA. . . .... .... .. 4/1
4.1 PROCEDURE PEMEUHA-RAAN TIOAK TERENCANA ·4/3
.- '4.2 PROCEDURPPEMEUHARAAN TERENCANA. 4/4
5. ANGGARAN..... . ..	 . 5/1
5.1	 DEFINISI AN-GGARAN . 5/1
5.2	 PEMANTAUAN . . . . . . . 5/1
5.2.1	 TUdUAN. .... . . . . . . . 5/3
5.2.2	 FUNGSI . . . . . . . . 5/3
5.2.3	 METODA PERENCANAAN DAN PENGANGGA- 5/3
..•.. ;	 ;: '.:- :.:..:" ··.~.~JAy,i ..- ,..i ;: •.· · : ~ ; . '..•-'. .;: •...:,.: ;.: ; :: .":-.. : ; .
5.2.4	 ALOKASrBIAYA PEMEUHARAAN . 5/8
5.2.5	 PROCEDURE ANGGARAN PEMEUHARAAN 5/12
5.-S·	 KOOE B·IAYA. " . . . , 5/13
__. _5:3.1 FL!NGSI . '_" _. . . . . __. ._ 5/1;3 ... ... ._e.
5.3.2	 tUJUAN. . . . . . " 5/13
5.4	 BIAYA PENGHENTIAN KERJA. . 5/15
•
5.4.1	 BIAYAPEMELIHARAAN LANGSUNG . 5/16
5.4.1.1	 BIAYA MATERIAL . 5/16
5.4.1.2 BIAYA TENAGA KERJA 5/17
5.4.2	 BIAYA PEMELIHAHAAN T1DAK LANGSUNG 5/18
5.4.3	 HUBUNGAN DIAIJTARA- BIAYA P'EMELI- 5/18
HARAAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
5.5	 ANALISA BlAYA PEMELIHARAAN .. .. . . 5/20
5.5.1	 PARAMETER PEMBANDING BIAYA PEMELI- 5/2fJ
HARAAN .. . . .
5.5.2	 LANGKAH MENGANALlSA BIAYA PEMELl- 5/21
HARAAN . . .
5.6	 SARAN . 5/23
5.6.1	 BIAYATENAGA KERJA LEM8UR 5/23
5.6.2	 ANAUSA P'EMBERHENTIAN KERJA FASIL1TAS 5/23
5:6.3	 PENGADAAN -FASILITAS . 5/24
_.
!
-
5.6.4 PENGONTROLAN BlAYA PEMELIHARAAN 5/24
.,
• 5.6.5	 MENGURANGI 81AYA PEMELIHARAAN .. 5/24
..
• 5.6.6	 AKTIF1TAS PENGURANGANBIAYA PEMELI- 5/25
• I' HARAANPADA PERUSAHAAN BESAR
t
---._-_.. _.._.._~-~._-,-_.._----,---------_._~._-_.- ...- ----------------~...::.....:....-
i
MANAJEMEN'PEMELIHARAAN' v
P~PllTEKNIK MANUfAKTUR
; BANDUNG DAFTAR lSI
•
:.1
• 6. PERSONALlA.. . . , . . . . , . . . . , 6/1
6.1 UMUM .. "...,.,.. . .,..,.. ., 6/1I
6.2 BAGAN ORGANISASI . "..-. -.
. .._.."
"--_. , ..
..- . ~
. . ,.­
6/1
6.3 KLASIFIKASI. . ... . . . . . . 6/2
!
I 6.3.1 KLASIFIKASI PEMEUHAHAAN . . . 6/2,
6.3.2 KLASJFIKASI PEKERJAAN PEMELIHARAAN. 6/2
.,
6.3.3 -KLASIFlKASI TINGKAT PEMELIHARAAN .. 6/5
13.4 ?ELAT~HAN. . ' . . . . , . . . . .. 6/6
'6.4.1 KEBUTUHAN PELATIHAN. . . 6/6
'6.4.2 JENIS PELATIHAN . ", . ., 6f7
.. . '.. . ­
" .. ......,-P.::~.~: ~~S.F:~Tf..p~~fT~~~ ,~" .,::.:'. ".:.: .... ;. -: ;', ;'.~, ..~:. ..', ~/~:., ,... ,,:., .
6~4.4 PERENCANAAN PELATIHAN " 6/8
6.4.5 BENTUK-BENTUK'PELATIHAN " 6/9"
.6,4;6 TEMA·TEMA PELATlHAN , " ...' 6/9
6.4.7 ~NSTITUSI PENYELENGGARA PROGRAM 6/10
e - ... PELATIHAN -" - - "" . " ..."
0­
, I
I
i 6.5
6.4.8. DATA PR18AOI PESERTA PELAHHAN .
URAIANTUGAS . .'
"6/11
6/13
'<e
6,5.1 GELAR STAF oEPARTEMEN PEMELIHARAAN 6/13
6.5.2 URAIAN TUGAS MANAJER OEPARTEMEN 6/14
,. I ,
P-EMELlHARAAN . .
6.5.3 lIRAIAN TUGAS PERENCANAAN PEMEU­ 6/15
HARAAN . . , ,;
6.5.4 URAIAN TUGAS PENYEUA . . 6/16
; 6,5.5 URAIAN TUGAS TEKNISI DEPARTEMEN 6/17
PEMEUHARAAN . . "
6.5.6 URAIAN TUGAS STAFF ADMINISTRASI '6/18
DEPARTEMEN PEMELIHARAAN .
7. KESELAMATAN. DAN KESEHATAN KERJA . . 7/1
7.1	 UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN . . 7/1
7.2	 H1MPUIJAN PEDOMAN KESELA-MATAN DAN 7/9
KESEHATAN KERJA BIDANG MEKANIK
!
. - 7.3 PERATURANKE,SE:LAMATAN KERJA 01 .719. _ _- ."
i
PERUSAHAAN . .
; 7.4 ,	 KESELAMATAN PEKERJA DAN PERALATAN 7/10
1"
7.5
	
CHECKLIST 7114
~---. ----'-.~~_t_-==========:::;::::~~=====================:::::::======:::::.......
. "..
.'"
MANAJEMENPEMEUHARAAN I ~
~OUTEKNIK'MANUfAKTUR

BANDUNG
 DAFTAR lSI
•
8. HUBUNGAIIINDUSTRI. . .. 8/1
8.1 lNFORMASIUMUM _ 8/1
8.2 DAFTAR ALAMAT (SECARAALFABET) 8/2
9. KOMPUTERISASI PERENCANAAN PEMELIHARAAN .. 9/1
9.1 PERTIMBANGAN PENGGUNAAN KOMPUTER .. 9/2
9.2 BANTUAN PENGGUNAAN KOMPUTER 9/3
9.3 KEUNTUNGAN SISTEM KOMPUTERISASI 9/3
" ..... ','. _. .. ... .... ~. '.... , . '.'...,.' ' ' "1
, -- ­
. ,

,

! 
I

~
....._-.._­ 'h__,'...,-----,.---. --- ----------".--------.----------.--.~ ... _. --- -------~--_.-._- ---_-._-----_.._~_
- - - e - - ­
---- ...
I
I
.
t
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 1 /1
KONSEP..
~
r 1. KONSEP
a Kuranqnya-penqetanuan dankesalah-pahaman penqertian dan fungsi,
pemeliharaan di dalam perusanalio. menghasilkan keluaran dan masukan yang
, relatif rendah. Kualitas, kuantitas, .pengiriman dan pelayanan yang' mana akan
- - berhubunqan Jangsung dengan kelanjuten .pendapatan perusahaan harus dlkelola ­
secara tepat. Modal yang ditanamkan harus dijaga dan -dipertahankan sehingga
-dapat membuahkan hasif optimum sesuaidengan usaha yang dilakukan.
Untuk mengoptimumkan hasl: produksl melalui efisiensi dan efektivitas kerja,
mempertahankan kelanqsunqan produksi, dengan memelihara sejurnlah asset yang
menjadi modal dasar perusahaan, harus -dikelola secara cermat dan tepat melalui
manajemen pemeliharaan.
Dengan menyadari kepentingan rnanajernen pemeliharaan datam industrt, kamt
.'. '" .. I; .. ' '..rssakan:~·ef~" ~Jf1.t~J:k, .:tl:~~.;:~;'):ggef:a~p: .;J:p~,q~, .~~D~.Jf1,n:~~ .p;e(lel:ih:l?r?~n. ,qa,Qi,:- :'
" industri untukmenjawab koe1emahan keternahan yang terjadi, '
I. '
Diharapkan dengan kursus manajemen ini peserta dapat melengkapi pengetahuan
dan metoda penerapannya sehingga menghasiikan keuntunqan optimum bagi
industrt secara khusus dan ~nBs.a s~a!Ci.umum. - '. ' -I
1.1 PEMELIHARAAN KONVENSIONIL
I
Secara konvensionil, sering-kaH perneliharaan bertinoak seperti p.emadam
kebakaran. Jika terjadi kebakar.an, mereka berusaha memadamkan sesegera
mungkin untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Sering kita Iupakan
tumpukan abu hasil kebakaran. Dan sebenarnya, memadamkan ksbakaran
bukanlah tugas utama bagi para pemadam kebakaran, tugas utama mereka
a.dalah mencegah terjadinya keoakaran.
..
Sering kali tugas utama darl departemen pemefiharaan eaeten
memperbaikJ kerusakan pereieten bukan pencegahannya.
,------------------------------­....
Ada banyak sebab mengapa pernellharaan menjadi semakin penting.
Peralatan khusus (misalnya mahal, teknofogi tinggi, dari luar negri, bahan
khusus, rancangan khusus ataupun tua) yang masih beroperasi, muncul
kesulitan akan suku cadang. Kadang harus dilakukan pesanan khusus ataupun
pembuatan baru dengan blaya tinggi. Untuk mempertahaokankelanqsunqan
produksi maka untuk rnenqanfisipasi waktu tunggu yang lama akibat dart jarak
dari pemasok maupun keterlambatan administratif dan pekerjaan rutin, akan,."' ,-" -~.
mengakibatkan inventaris -yang membengkak, rnaka sanqat dibutuhkan
Strategi Pemeliharaan.
Menyikat gigl merupeken setet: satu tlndeken perawatan untuk
mengurangi bfaya perbaikan dokterglgi dan menghindarl ra.sa saklt.
.......... I··

-'-'--- !~...._.. _._.... _.__.,-._._---------------_....---- --- -~-~----_._--~----------
MANAJEMEN PEMELIHARAAN 1 1 /2
KONSEP
•
Modal investasi, kesempatan dan kemampuan berproduksi harus
dipertahankan.
Faktor faktor yang dipertahankanoteh bagian pemeliharaan:
• Penurunan nilai investasi

. _ • Biaya capital ___ ._

• Penurunan kwalitas
• Pernborosan energy
• Kegaga~an produksi
• Penurunan kapasitas
• Ungkungan kerja
• Kehilanga-n pasar
Tak seorangpun mempunyalbegiw banyak uang sehlngga dapat . .
,,.: ,.t ..=J.·l<'rrien~~"i~pemelitlat8Mjiari!itJalk:
KEUNTUNGANPEMEUHARAAN TERORGANfSASI.
/.
Sering kall peralatan dibel! karena harganya yang mureh, dan seriru; /
terjadi banya,k kesulitan pede saat dan eera~?f?rJnYi!!_pengoperas{q!1..
"------------------------------­
8agian pemeJiharaan yang rnenqetahui spesifikasi dan kriteria peralatan yang
dibutLihkan sebaikriya turut serta dalam diskusi sejak tarat perencanaan pada
proses pemilihan pengadaan peralatan dan kernudian saat unit tersebut
digunakan pada produksl,
Jika peineliharaan dan aspek perekayasaan tldak dipertimbangkan
da/am proses penetitien dan pengadaan maka akan ada resiko blaya
selama proses pengoperasian peralatan dan oisye waktu pakai
peretetsn juga tlnggi.
Bagian pemeliharaan hanya dapat menjamin kelangsungan pengoperasian
dari peralatan dan permesinan yang mampu beroperasl sesual dengan
spesitikasi dan kriteria saat pengadaan, s ehinqqa mereka dapat
mempertahankan keberadaannya dan mengoperasikannya pada paraf
optimum. ....- - - - -- '- ~ -­
/'
Pembenahan daya guna mene/an banyak biaya tetapi kemampuan
daya guna yang rendah sksn meneten /ebih banyak biaya pada
keruglan produksi dan kwstttes.
..
-- -....-, ..-..----~.-,r-:-------- ..-------.-------~--.-~------------ .. -- -,-~.---~------------ ..- ­
•
•
•
•
1/3··MANAJEMEN· PEMELIHARAAN
KONSEP
Kemampuan daya guna peralatan dapat dioptimumkan rnelalul pemeliharaan.
Jika investasi diberikan pada bagian pemeHharaan, setelah aktivitas dan
investasi yang direncanakandilaksanakan, penambahan produktifitas perlu
'i	
diperhitungkan da/am pernbayaran kembaH investasi. Penambahan
produktlfltas menghasilan penarribahan produksi, penambahan kwalitas,
menurunkan modal tertahan (mls : sedikit suku cadang dan bahan baku), dll.
Pemeliharaan manajemen modern mempetfahankan peralatan
bekerja pada kapasltas tetfinggi dan menghasi/kan produk
berkwalitas pada blaya terendah.
ManaJem-en tidak. bisa Jagi memandang pernellharaan sebagai fungsi
pembantu produksi tapi merupakan kunci utama dalam produksi yang
terencana yang harus digunakan seeara efective dalam menyediakan
kemampuan opflrnumperatatanproduksi sesuai dengan yang dibutuhkan.
. .' ,;.' .: ...." ..'" .: .....: : "~:'," " ,:., . . ' . : ' " ~.,' ',' '" .. .' , " , '~:-
Siaya harus dltekan sereruien mungkin sesust dengankemampuan
daya guna yang diperlukan.
- ..: .
Karena itu dibutuhkan penqorqanisasien yang. baik untuk meneliti, apakah
produktivltas dan-efislensl yang' terjac] rnerupakan 'hasll -k-erja karyawan
pemeliharaan.
1.3 TEROTEKNOLOGI
Diambil dari kata yunani "terein" yang berarti "rnerawat", "menjaga", "pel'hara''.
Didefinisikan sebagai:
Kombinasi dari msneiemen, keuangan, perekayasaan dan k.egiatan
yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan biaya stkius
hidup ekonomis.
Pada prakteknya hal ini berhubungan dengan spesiflkasi dan rancangan untuk
keandalan serta mampu pellhara dari pabrik, mesin mesin, peralatan,
bangunan dan struktur, dengan lnstalaslnya, penqetesan, pemeliharaan,
modifikasi dan penggantian, dan dengan umpan batik informasi tentang
rancangan,unjuk kerja dan biaya.
Lihat istilah pemeliharaan bab 4
~

Rekayasa Manajemen Manajemen Manalernen Manajemen
informasi Pemeliharaan Pergudangan Keuangan
TEROTEKNOLOGI ,
..
i
i
I
-- j
~.,,:.;-
j
,.
I
I
I
I
I
.=t====-=================--~~========================-=----
;i
• • •
MANA..IEMEN PEMELIHARAAN 1 /4l'PC lITEKNIK MANUFAKTUR 1-------------.-..1--------1
BANDUNG
KONSEP
•,I
;
. Pemeliharaan harus diorganisasikan dengan aktivitas pemeliharaan terencana tV. yang efectiv dan sernua kegiatan rutin berjalan mulus untuk menghindari
terjadinya pemberhentian yang tidak direncanakan dan akan mempengaruhi
biaya, dan memberikan waktu pakai economic dari peralatan.
Pemellharaan yang terorganisasi akan :
•	 Mempertahankan nilai 'asset
•	 Menaikan hasll produksidalarn bentuk kualitas dan kwantitas
•	 Menurunkan otaya pemeliharaari
Tujuan pemeliharaan yangutama :
1. Untuk memperpanjang usia pengunaan asset.
2.	 Untuk menjamin kemampuan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi ( atau [asa] <1an mendapatkanIaba tnvestasl (return on
-"	
~. I
~. " .' '. '. investmen1) ·m$~un~,ang= theiTiuhgKinkan~ .-- .' - ..." .. ,.:... ..:. .."
3.	 Untuk" menjamin kesiapan operaslonal dan seluruh peralatan yang
diperlukan dalarn keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
'unit pernadam kebakaran dan penvelamat dan sebagainya. I
4. Untuk menjamin keselarnatan orang yang menggunakan sarana terseout,
._.	
. . I
1.4 FILOSOFI
Jelas bahwa pemeliharaan merupakan faktar penting untuk mencapai
produktifitas industri tertinggi dan kembalinya investasi sebagai akibatnya.
Namun seringkali karyawan pemeliharaan disalahkan dar; pada dipuji hasi!
pekerjaannya,
Justus von Liebig
wooden barrel
•	 quality
•	 quantity
•	 etiectivness
•	 accounting
•	 personnel training
•	 maintenance
•	 technology
•	 advertisement
•	 handling
•	 distribution / sales
•	 investmem. __ Justus von Liebig
wooden barrel•
Perekay,asa. pemeliharaan atau departemen perekayasa perusahaan pada
• urnurnnya tidak mempunyai filasofi. Banyak yang beranggapan perekayasa
terlatih tidak memerlukan pengarahan ini dan tidak dapat dilaksanakan pada
bidang pekerjaannya.: Walaupun begitu, top manajemen harus dapat
mengarahkan pandanqan karyawannya melalui motto perusahaan.
"' -----.-- - r-- - ..--"----.-------~.---.- -.-------.-- --~-~_._---c--~-.--~---------
i
I1
' j
i
!
~,I
~
,"---­
1/5MANAJEMEN PEMELIHARAANI
KONSEP
Sukses pemellharaan dimulal dart tttosotiyang
dlberikan olen top manajemen.
Setiap perekayasa perusahaandan perekayasa pemeliharaan harus
mempunyai filosofi dan kebijasana?n yang perlu dituruti. Dan hasllnya akan
terlihat pada keramah-tamahan, kebijakan, kelakuan dan motifasi dari setlap
karyawan dalam perusahaan tersebut,
Setiap perusahaan sebaiknya mempunyai thesis atau motto. Misalnya:
•	 Karyawan adalah penting,hasil produsl rnerupakan kwalitas yang baik, dan
pelanggan adalah raja.
•	 Kita adatah pemuka pasar, pelayanan kami yang terbaik, dan kita dapat
dipercaya.
. , .: ,,: :
Bagaimanapun juga, setiap organisasi mandiri, besar maupun kedl,
sederhana maupun rumit, atau dengan penqernbanqan luas maupun
teknologi tin'ggi pertu rnenentukan sistlrn perneliharaan yang akan
diqunakan sesual denqan ya,.ng c:iibuN.h~an dalarn penerapajmya.
KarenaItu, bagi 'para pengambil'keputu'san seniakindibutuhkanuntuk
mengenal macam macam system pemeliharaan yang akan dibutuhkan
sebe/um pemilihan diputuskan.
Top manajemen harus memilih, fllo.s.o.fl yang mana yang cocok
diterapkan pada perusahaannya.:
•	 Kita tidak membutuhkan pemeliharaan sarna sekali.
•	 Beli peralatan dan mengunakannya hingga rusak
•	 Kita mendapatkan semua pemeliharaan dari kontraktordan supller.
•	 Peralatan di perusahaan begitu mahal sehin£19a waktu pakainya
harus tingkatkan semaksimum mungkin.
•	 Kwalitas hasil produksi begitu penting sehingga dibutuhkan
pemeliharaan terbaik.
1.4.2 STRATEGI
Selama beberapa lama fungsi pemeliharaan merupakan satu diantara
pemicu biaya dalam perusahaan jika hanya melihat dari kondisi
,
keluaran produksl, Umur pakai peralatan dan pembiayaannya yang
telah direncanakan dan akan dipenuhi rnelalui strategi perneliharaan,
Pemeliharaan akan menyediakan peralatan slap pakai, menambah
ketangguhan, dan rnenqarnankan penqqunaan peralatan dan
permesinan. Kelanjutan produksi, penghematan, dan biaya operasi
~ng efective akan sangat menguntungkan perusahaan.
Biaya pemeliharaan harus dlkontrol oleh orang yang mempunyai
pengetahuan tentang pemeliharaan. Pengurangan yang diambil dari
pemeliharaan secara tidak langsung hanya akan menambah biaya
produksi.
. .	 ..~
I' ."
I
...---~-- ~-,-,-,--.,--,------------_._------,.." .._---------------_.....---.'-_--_........
r
:i'
:"~.' ;
-:'1­
Kesulitan terdapat pada penentuan periode tindakan pemeliharaan yang I
I
harus disesuaikan de-ngan yang direkomeridaslkan pernbuat dan I
penqalaman sen·dlri. Harus pula diper-timbangkan apakah perencanakan I
merupakanpernelfharaan berleblh atau !oci3kufangan- pem-e'fi.haraan­
'karenakeouanya akan merugikan.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 1/6
KONSEP
. : .'.
Tugas utama manajer pemefiharaan ialah
eerperttetpeet dengan pengetahuan dan pengalaman untuk
penelitian menustsasn pengadaan, menggaransi keJancaran
prosesproduksU:lan juga mempertahankan nttet asset
____ ._.. . _ setlagglmungkin.. ...
Merencanakan slstim pemeliharaan da.lam perusahaan adalah tugas
yang sulit dan rumit, karena banyak faktor akan terpengaruh. Perlu
dIketahui terlebih dahulu anansa kritis perusahaan dan perala-tan yang
akan menunjukan keteranqan tipe kebutuhan pernellharaan .
.Berdasarkan petunjuk ini baru dapat diambil keputusan akan
perencanaan sistirn pemeliharaan.
';--.to,;: ._. '." :.:·:9:btJ.i1J/Jk~n.-!J.U.l:afl,5E:b.aJ~-mung.kin. •. jL.. '. '_' .'
PrilakU dan strategl pemeutierssn cukup sebaikyang
Pemberhentian produksi harus direncanakan bersama sarna dengan
perencanaan produksL Dimana bagian produksi bertanggung jawab
selama proses procuksi saja dan bagian peme1iharaan bertanggung
jawab selama saat pemeHharaan saja sehingga tkiak mengganggu
jalannya produksL
na:::·
I.•::.....~:::;:;::•.:;'•.•"•.
)~i~ RHO
::.····:-;/: peme :::':;::::)~J,:::::;:i'l::-
, / /
Dalam menentukan skala pemeHhar~aflg<mana ekanjnemlntmalkar:
_~..i__aya ataupun ~emaksimal~an(proses,' top manajemen rnelalui
!T.1_9_najer pemeliharaan harus' memut'usKan strategi pem_~1L~araan yang
djg~!j?k?!i~·~~~~~aj a:eng~n-fii"oso~i_perq~~.~.?-?:~··"· ,-.".-..-.-- ----- --.-
Seperti:
• Tunggu sarnpai terjadi kerusakan baru memperbaiki,
--	 io rnelakukarrperneltharaan pencegahan hanya pada rnesin mesin
penting,
• pemeliharaan berdasarkan interval waktu,
: CBM: Condition Base Maintenance,
• TPM: Total Productive Maintenance.
( Lihat penjelasan Bab 3.3 )
-- ...--.. ----- --,"-'.- ....-_...._--------_.-._~--------_._--_...--- ....--- ---- ----~---------,------~--------
1/7MANAJEMEN~PEM-ELIHARAANlITEKN'IK MANUFAKTUR
BANDUNG 1-----------------'------1
KONSEP
1.5 KEMAMPUAN TENAGA AHLI
Kecepatan laju perkembanqan teknonoql akan membutuhan tenaqaahll yang
menguasai scope teknolQgi. Pada baglan produksi pelatihan tenaqa kerja
sebelum pekerja rnulal bekerja telah umum digunakan. Pada bagian
pemeliharaan, pelatitusebaiknya .dlrnulal.. sebelum terjadinya krisls dimana
mesin sensitif dengan kemampuan pengontrolan yang ftekslbel dan
kemampuan produksl yang rnenakjubkan membutuhkan kemampuan
i karyawan pemeliharaan dan juga operator yang sesuai dengan teknologi yang
digunakan.
;	 j TEKNOLOGI I
t
-[ ~ATE.RIA~..J --'---"-- ~--'----..,..- - ~ , ,;	 - , ­
'T>Y DAN::J-:':-" ~"'P~~D~~~'I ",}>"
jTENAGA KERJAI /
_... ,..- "1- KEAHLIAN"
Faktor faktor yang mempengaruhi umur dart peralatan dan permesinan dan
penampilannya antara lain : Keahlian pelaksana, Iingkungan pengoperasian,
kondisi pernakai, kepelikan penqunaan,' keamanan pemakaian, kecepatan
pengoperasian, pengaruh suhu, beban, g.etaran, tekanan, debu, bahan korosif.
Faktor faktor yang dapat membawa kearah kondisi kritis harus mendapat
perhatian khusus oleh pemeliharaan. Karena ltu, sangatlah penting untuk
melatih para operator dengan benar sehingga mereka dapat memp.erhati-kan
pengaruh penqerusakannya.
Bagian terberat dari semua faktor perusak harus dipikul oleh pemellharaan
sebagai penanggung jawab asset dan kelangsungan produkasl perusahaan
maka penanganannya harus menjadi bagian dari perecanaan peme1iharaan
antara lain;
•	 Jumlah yang haws dijadwalkan,
•	 kerapatan waktu penjadwalan

pengerjaan,

•	 kwalitas sukucadang,
•	 metoda 'dan perioda darl inspeksl,
•	 memonitor kondisi,
•	 pepqaruh lingkungan seperti debu
dan kelembaban,
•	 sistem peringatan ?eban bertecih,
•	 pelatihan tenaga kerja.
4·
~~.-_.~'---'-' ..-.'..•.~~
2. ORGANISASI
MANA..IEMEN' PEMELIHARAAN
ORGANISASI
2/1
.! Kebutunan akan pemeliharaan dalam melindungi asset dan menjamin kelancaran
proses produksi sudah tidak dipertanyakanlagi, akan tetap' hak, kewajiban dan
tanggung-jawab yang perlu diberikan dan ketepatanpenempaian dimana sebaiknya
ditempatkan bagian pemeHharaan dalam wadah orgarnsa'sr'perusanaan rnerupakan
hal yang perlu dipelajari.
Baglan pemellharaan harus merupakan bag/an darl kesatuan organlsasl
'"" ."
IMANAJEMEN PUNCAK I
"--~~r7~""'" :.".,... ~.,..,~~;,c-·~T·~~·.:·!· l .:
MANAJER
PRODUKSI
, Bag/an /:iemeliharaan sema pel1fingnya sepert! tiepertemen peniuetsn,
produksi, administrasi, keuangan, dan pengadaan pada perusahaan sebab
pemeliharaan akan mempengaruhi kwafitas dan kusntitss seluruh produk,
biaya penjuetsn, pengadaan material dan penanaman modal baru.
Manajer departemen pemeliharaan harus mempunyai wewenang dan jabatan
setaraf dengan penjualan, administrasi, produksi dan lainnya agar mampu menekan
biaya dan memaksimalkan keuntungan secara keseluruhan, 8anyak faktor
pemeliharaan yang perlu dipertlmbangkan pada pemilihan peralatan sebelum
diputuskan pengadaannya. Kurangnya pengertian dan pengaJaman pemetiharaan
diantara orang proyek sering merendahkan aspek pemeliharaan pada proses
pengadaan, mengakibatkan produksl dan pemeliharaan tak dapat mengejar target
saat pengoperasiannya. Karyawan pembelian dan proyek harus mengetahui
pengalaman bagian pemeliharaan karena itu, manajer pemeiiharaan harus turut
serta dalam evaluasi pengadaan peralatan I mesin baru.
Harga MURAH yang tertera pada mesin saat pembelian tidak mengartikan
mesln tersebut MURAH sepanjang waktu pakainya.
Sudah s.ering terjadi bahwa harga rnurah permesinan saat pembelian menelan
ba~~ak biaya dan kegagalan produksi dib~~~,j>~g dengan mesin_ xang_fllahal:
Pemel/haraan harus dlpertimbangkan sejak tetiep awal pengadaan peralatan
untu« menjamin kesesusien, mampu pelihara dan murahnyabiaya
pengoperasian dalam menghasilkan produk dengan kuaJitasdan kusntites
yang diharapkan dengan etisienst:
" H~--------,-------------"""""-~----r---=-----,
..
..
...
..
..
..
...".....,.~..­
IMANAJEMEN PEMELIHARAAN 2/2
ORGANISASI
2.1 KONSEP ORGANISASI
2.1.1	 DEFINISI
5truktur soslet formal stabil yang menggunakan sumber-daya
-.' . den lingkungan dan memprosesnya menjadi suetu keluaran
produk etsu }asa.
Bagian pemeliharaan yang merupakan bagian dari orgasnisasi
perusahaan haruspula dibentuk mengikuti dasar organisasi sehingga
keberadaannya dapat ditertma secara formal sehingga dapat berfungsi
sebagai bagian dari organisasi perusahaan.
! 2.1.2 CIRI UMUM
Seperti pada clri orqanisasi, bagian perneliharaan ya~g diorganisasikan
-... , ,".'.' '... : .. ,:al<;~m~mpunyajciri $ebag~Lbe~iI{.l!t;.. ; .... ; .... ..' .: .......
.. Pernbaqian tenaga kerja.
• Hirarki I wewenang jabatan.
• Proseourdanperaturan yang jelas,
Ii
__ . _.	 ..•. _Keputusan .yang adil. _I. -­
'i	 ..... Penernpatan berdasarkan kuamikasi teknik.
• Memaksimumkan efisiensi organisasi.
2.1.3	 BAGAN ORGANISASI
/
KeJancaran tunqs! organlsasJ bergantung pada strukturyang
dlgambarkan daJam bagan organfsasf, dlikuti dengan surat
keputusen dari pihak manaJemen yang menerangkan tiek,
kewajiban, tanggung-jawab dan hubungan kerfa • seme darl
setlap fungsi dalam organlsasi sehingga sietus departemen
diterima secara formal dan dalam tujuenny« meningkatkan
moral kerja karyawannya.
Pengalokasian dari staff keeil ini dari karyawan umum,ditempatan
dalam pekerja umum mengikuti batas pengorqanisasian yang jelas
sedemikian sehingga dapat ditentukan hak, kewajiban, tanggung- jawab
, , dan hubunqan kerja-sarna, Tidak ada yang lebih merusak moral
departemen setein ketidak pastian menqenei hak, kewajiban,
wewenang dan tanggung-jawab dan juga pengakuan fingkungan.
2.1.4	 PEMBAGIAN UMUM
Unit / departemen pernetiharaan dibagi dalam tiga tingkatan:- .
1. Tingkat Manajemen

i2. Tingkat Perencana

J
3. Tingkat Pelaksana	 !
I
I
I
...-~~ _.,,~._.~_ .
.~..~-+:-----:--------~-
,."
•
~ .,
I
I
I
r
2.1.5 GARIS WEWENANG
Bagian produksi dan bagian pemeliharaan rnernpunyai peranan ·dalam
berlangsungnya permainan, tetapi biasanya, bagian produksi yang
menghasilkan produk akan lebih diperhatikan dibanding baqian
pemeliharaan. Akibatnya, sering kali bagian pemeliharaan hanya
dijadikan bagian dari fungsi produksi dan ini akan menyebabkan
pengambilan keputusan umum seperti: I
I
MANAJEMEN PEMElIHARAAN
ORGANISASI
2/3
• Pemilihan peralatan dan permesinan tanpa mempertimbangkan
kesulitan yang akan dihadapi bag1a.n perneliharaan. .
• 8agian produksi tidak mau menyerahkan mesin pada saat
,
•
pernellharaan, dan setelah beberapa saat kemudian
merekakembali.
meminta
Penyalah-gunaan permesinan dalam usaha mengejar target
produksi sehingga hampir tidak mungkin untuk mengerjakan tugas
perneltharaan. -
--'-­
PERBAIKAN LAP'l
I ,
PENYELIA PENYELIA
I
PENYELIA
PERBAIKAN PERBAIKAN PERBAIKAN
MEKANIK lISTRIK JASA
PENYElIA
i
.) MANAJEMEN PUNCAK I
,
__ MANAJER
PENJUjLAN
j
MANAJER
PEMBELIAN
MANAJER
PEMELIHARAAN
1
MANAJER
PRODUKSI
TINGKAT MANAJEMEN
TINGKATPERENCANA
" : •..• . :'.. . . . -, OJ: .. , " : ' .,~~..
PERENCANAAN I J PEREKAYASA 1
& KOORDINASI 11---+----1 PEMELIHARAAN
ISEKRETARIS ~ • TEKNIK MEKANIK
• TEKNIK L1STRIK
,'•. TE.KNK·P:E'.::u~iASM~ . .. .
PENEYELIA UMUM
.PERBAIKAN LAPANGAN., .".. . -~ ",. ",,:,," ...' '
TINGKAT
PELAKSANA PENEYELIA UMUM
.' ·PERBAII<AN LAPANGAN.
. , ,-, ~ : : --.. II
II
I PEflENCANA ~ PERENCANA IBENGKEL
I
PENYElIA PENYElIA
PERBAlKAN PERBAIKAN PERBAIKAN
AREA ARE B AREAC
•
............

MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/4
ORGANISASI
Sangatdlsarankan untuk menempatkan pemeliharaan pada
level yang sama dengan produksl sehingga mereka dapat
bekerja sarna untuk mencapal tuiusn perusahaan.
./
Manager produksi bertanggung-jawab atas peraiatan sepanjang waktu
pakainya--kecuali saat terjadi halangan pekerjaan inaka manajer
pemeliharaan akan mengambil alih tanggung-jawab dan melakukan
pemeliharaan secara profesional.
Setelah pengorganisasian pemeliharan dilakukan, prinsip dasar dari
manajemen harus juga dijalankan untuk menjamin penyesuaian
pengoperasian sehingga tldak ada kasus tertentu dalarn departemen
pernellharaan yang memperbolehkan adanya peloncatan instruksl,
tanggapan, permintaan, dan penugasan tanpa rnelalut jalur garis
wewenang yang seharusnya.
::-. -~'., . . . "'". ;..,.f~~~ .:;pt" _*".1.", .. j!··.,.:..'il!'i/4t·.·.·,~~:......... . ~ ';~-''-.-'.­......~.:	 ....~',:"
Cpe/(,_erj~hanya mampu ~e/aksanakan keputussn danperlntah' J'dert satu atasanpada satu waktu tertentu.
" . ' . , . ,
2.1.6	 KOORDINASI
-_. - - .~ - ~- -' ~
Ptoduktifitas terqantunq dari kapasitas sejak perencanaan dan untuk ,
mencapai taraf produksi sesual dengan yang direncanakan akan
dipenqaruhloteh banyak faktor, seperti kekurangan pemeliharaan,
kehilangan kualltas, menunggu dll dan mempengaruhi produksi dan
produktifitas. Peraturan untuk produksi dan pemeliharaan dalam
perusahaan berhubungan sanqat erat, sebagai rekan kerja dan
menjadikannya persekutuan, Sedemikian eratnya sehi-ngga mereka
harus bekerja-sama Kurangnya koordinasi antara produksi dan
pemeliharaan akan mempengaruhi target dan kwalitas produksi,
/
Manajemen peme/lharaan modern bertsku sedem/klan
sehlngga menjamin kemampuan berproduksl untuk
menghasilkan produk dengan kuetites, kuantitas dan saat
yang sesuai dengan rencana.
Kenyataannya, objek pemeliharaan adalah seperti pada prloritas
pertama meningkatkan kemampuan, sesuai dengan permintaan
produksi dalam perusahaan.
Apa yang produksi beli dari pemelihsreen?
JUAL BEU
l-p-E-'-M-E-L-'H"--A-'-R-A-A~N"""'-,!---------,I-P-R-O-O-U-C-Tl-O-N- ­
~
~,.----------------------------....
Manajer pemeliharaan dan manajer proaukst harus bekerja
sama dan menyetujul tarat kemampuan penggunaan
persteten untuk jangka waktu tertentu.
t ,
~---,-+'----_._------~-------~-'--_.---'-- ----~~-------------------
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/5
ORGANISASI
Tugas utama perencana atau koordlnator lni ialah:
1. Menerima, memeriksa dan mengklasifikasikan perintah kerja sesuai
,
dengan prioritasnya dan,
2.	 mencatat Jumlah jamkerja-orang, peralatan dan material yang
dibutuhkan,
3.	 rnenqirlmkan pe:rintah-kerja-terisi'kepada bag-iari' "akunting,
4.	 menyimpan duplikat catatan perintah kerla datarn lemari
permesinan,
5.	 menganalisa data dalam menentukan kebutuhan akan studi metoda,
kontrak kerja, ataupun pemeliharaan pencegahan.
2.1.7 INFORMASI
Sistim informasi merupakan modal dasar datam usaha mencapai
",1<eharmotl'i:s~f k~rja~af11~t<€lr~~~ dan .bagian orqanlsas! dan juga ., . .," r­
" '	".: ;nieh,pakan·Pertiinba·nga·j, 'trtama;b8;g'i para·'perigambil keput"usari'i<arena"" :'" ..
ltu, sistem informasi perlu dirancang secara seksarna.
Koordinator stsu'perencsnepemetlnerenn berlugas sebagal
- -bag/an dari ststem Informasi manajemen oemettnsreen.
.,. ;,I
Perekayasa pemeliharaan merupakan orang yang ideal untuk
merencanakan sistem informasi karena dla mengerti pelaksanaannya,
mempunyai waktu untuk pengembangannya, dan berada pada posisi
yang terbaik untuk memonitor pelaksanaannya. Manajer pemeliharaan
bertanggung-jawab atas departemen pemeliharaan dan semua
keuntungan dari perpindahan tanggung-jawab. Karena dia merupakan
pemakai informasi pemeliharaan, dia secara konstan mempelajari
penanggulangan perbaikan, penampilan mesin, dan biayaperkiraan
sehingga dia dapat merekomendasikan tindakan peroalkan dan revisi
ketidak lengkapan data atau kesalahan yang harus dilakukan
modifikasi.
Dibutuhkan umpan·balik asrtpelaksanaan rencene, saat
dilaksanakan evstues! agar dapat dlambll keputusan
keputusan revlst:
2.2 PENGORGANISASIAN
2.2.1 EVALUASI SEBELUM PENGORGJNISASIAN ULANG
Pengorganisasian. pemeliharaan harus disesuaikan dengan y.ang
dibutuhkan perusahan. Program ataupun rencana baru pemeliharaan
, harus sesuai dengan filosopi top manajemen dalam organisasi.
I
~
t..- __ - --_ ......"---Ior-~._.,~----~------~_...,-,.._----_._- ._,---~	 . _
J
i
1I
I

!
!
't'
1

- •.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/6
ORGAN'SASI
Dalam rencana perubahan organisasi pemeliharaan, kebijakan dan
prosedur keberadaan pemeliharaan perlu dimengerti terlebihdahulu:
1. Struktur dar; unit / departemen pemeliharaan.
2. Praktek pemeJiharaan-pemeliharaan pencegahan, jadwal pel1§erjaan,
pengiriman material, standar standar pemeliharaan.
3. Ketetapan persetujuan modal kerja pemeliharaan: -­
4. Prosedure akunting-akumulasi dan distribusi pemeliharaan.
5. Bantuan dari pemasok luar.
6. Program training.
2.2.2 TAHAP PENGORGANISASIAN
Sarna seperti teori organisasi dimanapun, pengorganisasian bagian
pemeliharaan menjadi bagiandari organlsasi perusahaan, harus sesuai
..·'d~~gan·k0nsep'dar:·ftfosopiperusi.;J1Q8n ye.og ber'Sangku~an •.. ': ".
Secara urnurn .dapat dibagi menjadi lima tahaparu
,'.. ", . ,
t. -': .~.' "[ .­
1. Perencanaan
2'. ' Penqorqanlsasian '
3. Penempatan
4: Penqarahan dan Penqawasan _.
5. Evaluasi
. _. ­ .
Faktor yang tlcak boleh dilupakan dalarn tahapan pengorganisasian,
antara lain:
• Penentukan dasar pembagian wewenang dengan sedikit bahkan
tanpa bersinggungan. Harus ada pembaglan [etas dalarn membatasi
kekacauan dan pertentangan wewenang dan funqsi, Pembagian
wewenang dapat berdasarkan fungsi, lokasi, kelayakan atau
kombinasi dari ketiganya.
• Garis wewenang dan tanggung-jawab vertikal diusahakan pendek.
Penggunaan pembantu {assistants) seminimal mungkin dan hanya
jika terdapat pembagian tugas yang jelas. Media yang hanya
menjadi penyalur informasi ke atas dan instruksi ke bawah perlu
dihilangkan.
• Mengoptimumkan jumlah laporan bawahan kepada atasan.
Umumnya, berkisar antara 3 sampai 6 orang, sesuai dengan
perkiraan jurntah laporan yang dapat ditanqani oleh otak satu orang
secara effective. Banyak faktor yang mempengaruhi batasan. Jika
pengawasan dilakukan jarang dan mengikuti pola tertentu, satu
orang rnunqkin dapat menqawasisepuluh sarnpaidua belas'orang, .. ,
tergantung padaposisi jabatan.
~. Sesuaikan organisasi dengan pengaruh perorangan. Kelancaran
fungsi dari departemen pemeliharaan perlu pertimbangkan
perorangan dalarn pembuatan organisasi. Ini akan menghasilkan
organisasi 'yang' fleksibel yang dapat direvisi sesual dengan
perubahan personal maupun kondisl.
__
.,

MANAJEMEN PEMELIHARAAN I .2/.7

" ORGANISASI
2.2.3 PERTIMBANGAN PENGORGANISASIAN
Banyak hal yang perlu dipertimbangkandalam pengembangan
organisasi perekayasa pemeliharaan. Selalu diperlukan pertimbangan
pada caerah tertentu sehingga struktur akhir akan merupakan bagian
pemeliharaan yang cukup f1eksibel untuk dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan,	 - -~ "- ­ ..
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
•	 Tipe operesl, pemeliharaan mungki-n diutamakan dalam beberapa
tempat (banqunan, rnesin, perpipaan ataupun peralatan elektroruk),
akan dipengatuhi karakter pekerjaan dan tipe pengawasan yang
dibutuhkan.
• . Keteniutsn. operest, dengan menggunakan 5 harl kerja atau 7 hari
. . .	 .. .' .·!<8.rja>a'<anrnempeng?-(!.I~i.l?e.st:ir.1ia~r 9€part~mf11'p~meJih.ara..an~ .... ' 	 . - .~ " . .... . ..' . .. .".­
•	 Situasi geografis. Tipe perneliharaan effektif harus menyesuaikan
dengan rnempertimbanqkan penyebaran perusahaan. Jika
perusahaan tersebar luas makalebih balk menggunakan
pemeliharaan decentralisasi. Sangat menguntungkan pada
--"	 .- .- '.~organisas'i -yar~g rnenqsrjakan' pekerjaan yang·samapada.lokas: .
yang berbeda.
•	 8esar perusahaan. Besarnya perusahaan akan memerlukan
banyaknya karyawan yang dibutuhkan. Perlu dipertimbangkan
jumlah penyelia yang dibutuhkan. Perusahaan dengan jumlah
karyawan pemeliharaan yang banyak dan mungkin bertambah.,
banyak untuk memenuhi spesifikasi pekerjaan, Pada perusahaan
kecil serinqkali menggandakan tanggung-jawab perorancan, dengan
menggunakanlebih sedikit orang tap; ).ebih pandat dalam beberapa
hal.
•	 Jangkauan departemen pemellharaan. Ini ditunjukan pada
kebijaksanaan manajemen. Departemen pertu membentuklebih
banyak pembagian sehingga membutuhkan lebih banyak penyelia,
Semakin kecil perluasan departemen pemeliharaan yang dibuat,
sernakin dangkal organisasi yang dlbutuhkan,
•	 Perumusan pelatihan dan kemampuan kerie. PerJu
dipertimbangkan saat pengorganisasian, disesuaikan dengan 1
kebutuhan dan kepadatan pengawasan. Pada daerah pedesaan I
dimana terdapat keterbatasan keahlian, pengawasan ketat perlu I
dilakukan· pada- semua tingkatan pekerjaan, dan -perlu sering I
I
, dilakukan pelatihan.	 I-'
:	 ,
,	 I
,
I
._----'_._----~
,
fit·..
j
I •
. '
MANAJEMEN PEMELIHARAAN' I 2 I 8
ORGANISASI
Karakteristik<lari organisasi pemeliharaan central adalah aktivitas
_.pemeliharaan dalam unit·pemeliharaan rnenyerupal prlnslp organisasi
dan mempunyai status yang sarna seperti departemen produksL
Diagram di bawah ini menggambarkan contoh organisasi pemeliharaan
central.
.. .. '.. - . ...
I
MANAJER )
"PEMELIHARAAN -' .
IPEREKAYASA ) PEHEKAYASA PEREKAYASAI(( PRODUKSI DAERAHA PROOliKSI DAERAH 8 PEMELIHARAAN
II --~...,
--.........-~,,------

PENYElIAPENYELIA PENYELIA
DAERAH BDAERAHA PEMELIHARAAN["- .,Il"- ..I"'- ....I
...Iika pabrik berukuran kecll, kompak dan komunikasi antar unit atau
antar departemen mudah dlcapal, mudah dancepat, disarankan
menggunakan organisasi pemellharaan central yang ditempatkan di
bawahManajer Perawatan yang sejajar dengan Manajer Produksi dan
mereka sarna-sarna memberikan iaporannya pada Manajer Puncak
yang mana bertanggung-Jawab pada seluruh fungsi pada perusahaan. I'
Jelas dalam keadaan ini, sistem perhitungan harus jelas dan dipelihara,
dan perpindahan tanggung-jawab sementara harus ditentukan dengan I
..., - - ']elas oleh pihak manajernensetarna ~:)eng6perasrannya dilakukan. --1
iI
I
"
i
•
....._-­ ..._--_.~- _._-~._------------_ ...._.._--~-------------_...............
,.

MANAJEMEN PEMELIHARAAN 1 2/ 9
ORGANISASI
2.3.2 ORGANISASI DESENTRALISASI
Karakteristik dari organisasi pemeliharaan desentralisasi adalah akttfitas
pemeliharaan dibagi menjadi seksl seksi yang rner[adi bagian dari unit
produksi.
, -­- _. ----.- - Diagram berikut menggambarkan organisasi pemeliharaan
desentralisasi.
MANA"JEMEN
,.~------~
. .. . '. . ~
KEUAHGAN )... ..r~-!~~~~, ..AKUTANS.I; DLL.
1 7 ' - - ' " .. /
PEREKAYASA-_ ...... _.. _"-: ( P.EREKAYASA.., 1__ --..'. - -- . ~ . -",­
PRobUks(s ._... :.". , .' t' 'plibbUKSI A' -' ',' .(­
/  /PENYELIA PENYELIA
I ( PENYELIA r PENYELIAI I IPRODUKSIA PRODUKSI8
IIl PEMELIHARAAN A i 'PEMELIHARAAN B
""-----..." "'-----_...'-----_....
Jika perusahaan / pabrik menempati lokasi yang tuas, sehingga
kornunikasl antar unit menjadi sum, maka disarankan menggunakan
sistem organisasi desentrallsasl, Ini akan menjadikan terpisahnya
pengaturan pemeliharaan dari setiap unit. Organisasi pemeliharaan
pada setiap unit dikontrol langsung dari adminJstrasi kontrol produksi,
Dalam kasus ini disarankan harus dipunyai penggantian perhatian pada
eksekutif produksi dan pernetlbaraan. Kepala produksi dapat diseleksi
dari jalur procuksl maupun dari [alur oemellharaan tergantung senioritas
ataupun orang yang cocok dengan spesifikasi pekerjan.
Kadang kadanqunltprup perneliharaan tertalu kaku dan tidak· mau
melakukan penyesuaian dalam fungsi penyimpanan (inventory),
akibatnya penghematan waktu dengan mendekatkan pekerja pada
ttimpat kerja menjadi percuma karena terjadi pemborosan waktu dalam
perjalanan pemindahan material I suku cadang.
/
.' . .
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/10
ORGANISASI
2.3.3 KEUNTUNGAN, KERUGIAN
PEMEUHARAAN, PEMEUHARAAN

SENTRALISASI DESENTRALISASI

•	 F1eksibel dalarn menempatkan • Kemudahan dalam
karyawan dengan -keahliall ketangsungan penggantian
berbeda~'_.... -.. - - - .- ...g'i1iran kerja. - - '­
•	 Dapat untuk menggunakan • Karyawan pemeliharaan
tenaga ah1i secara efektif terbiasa dengan jadwal
sesuai keah1ian. produksi.
•	 Dapat mengoptimumkan jurnlah • Pengawasan lebih mudah
karyawan yang mampu karena karyawan hanya
menanganipekerjaan. berkumpul dalam satu area.
•	 Karyawan perneliharaan dapat • Penyesualan pelatlhan
dlperoleh dar; karyawanperekayasaan. dapat lebih
..	, .. . ., '..;prqdl::Jks1:., .'. : ;,.' ';. -.: .'. ', ::" ; »; ,m:.udah.",. , '-, ,": " '.' ',' . -" , ... ".
•	 Struktur yang jela's· Penghematan waktu perjalanan
··r menghasilkantanggung-jawab pada perialanan, pengadaan
, : yanglebih [etas pUla.per-alatan, dan penertrnaan
instruksi,
., '. • .Perhltunqen-akutansi -sentral , •. Karyawan:terQiasa menanqant ..'­
untuk seluruh biaya peralatan yang sarna sehlnqqa
, .
I pemeliharaan.	 terbiasa.
•	 Penqontroian modal kerja • Pengalaman mempercepat
berlebih ataupun pekerjaan pekerjaan dan pengadaan
baru lebih baik. keoutuhkan suku cadang.
•	 Peralatan pemeliharaan khusus • Pekerjaan darurat dan
dapat digunakan secaraefisien. pemberhentian produksi dapat
I .	 segera ditangani.II

I

• Hanya sedikit masalah • Tugas utarna dan tugas
; pe rsona./ia seperti mutasi, pelayanan mudah ditangani.
I penerimaan, kerja lembur.

I
• Hanya diperlukan satu tempat
i
:(	
dan peralatan untuk bengkel

pemeliharan.
!I,

i
 •	 Mudah dalam
I mengkoordinasikan

I penjadwalan dan prioritas

dengan memperhatikan

: perusahaan secara,

keseluruhan,

!
•	 Karyawan mempunyai.
penqetahuan luas terhadap
i
=:
perusahaan secaraI
, keseluruhan.~
;
, •	 Karyawan lebih mudah
menyesuaikan diri pada
perubahan proses atau lini
·produksi.
...-..-- --...-..,....-t---,.--------=============================:.......­
MANAJEMEN PEMEUHARAAN I 2/11 .' ~-~::f : I
I
'OllTEKNIK MANUFAKTVR,.
, BANDUNG
ORGANISASI
-"2.3.4 RENCANA KOMBINASI
Dalam format desentralisasi sebagian lnl, karwayan pemeliharaan
bersama dengan lini pemeliharaan bekerja dan bertanggung-jawab
pada manajer produksi pada unit tersebut. Akan tetapi, fungsi utama
pekerjaan pemefiharaan, penjadwalan, kertas..,~€rja,- .spesifH<asi
pekerjaan, dokumentasi, biaya pemeIlharaan, revisi utama, pengadaan
suku cadang, masih tetap merupakan tugas dari manajer pemeliharaan.
Organisasi semacam ini menyediakan kebutuhan dari manajer produksi
sesuai dengan hak dan kewajibannya dan dibatasi oleh keterbatasan
pemeliharaan yang ditentukan oleh manajer pemellharaan. Manajer
produksi dan manajer pemeliharaan harus mempunyai wewenang yang
samadalam orqanlsasl semacam ini agar dapat tercapai kerja-sama
yang harmonis.
.Banyak .perusahaan berusaha memeca-hkan permasalah
.: ·'~~~~~~~~~~~~nP~~~~~':~~~~~~e·~;=t~~~a:~~:~~~~~ICj/d~~~'r;" -,'I
grup..Vari~si dari kombmasl ini.menja.di ti~a~ terbatas. ~euntungan dan Ikeruqlan.slstem iergantung dan kornbinasi sistern pernellharaan. _"
Dalarn merencanakan kombinasi sistem pemellnaraan, faktor dasar.dan ­ _.
, . , ,. 'tanggun'g~Jawab yang' rnencerrrunkeo fungSi pemetih~m3an'perlu dit4njau" _.
kembali dan dimodifikasi sesuai kebutuhan, Pemeliharaan
bertanggung-jawab pada jalur proses, pelayanan utama, peralatan,
bangunan, dll harus [elas diterangkan pada setiap grup.
/'
Kesuksessan rencana komblnasi tntbergantung pada
kerja-sama dan pembaglan kerja.
2.4 BAGIAN UMUM
Pada saat pengorganisasian kembali, jasa pelayanan ini biasanya diserahkan
kepada.baqlan lain. Pertimbangan yang teliti diperlukan sebelum penyerahan
tugas agar jasa pelayanan ini tidak saling turnpanq-tlndlh jasa pelayanan dari
departemen pemeliharaan.
Beberapa fungsi pelayanan umum perusahaan yang bukan bagian fungsi
pemeliharaan akan tetapi terkadang menjadi tanggung-jawab dari manajer
pemeliharaan. Antara lain:
G ud-ang pem eli haraan ,. keselamatan 'kerja, pabrik prod uks l, [asa : .­
pengangkutan, pelayanan pengiriman surat atau pesan, operator telepon,
pengoperasian penggunaan alat pendukung, bangunan, kebun, [alan,
pernhuanqan sampah, perekayasaan perusahaan dan angkutan antar
perusahaan.
&
.-------- .-----,-~===:::::::=====::::::::;::-:::::==-=:::=:===========::============================::::...-
:'!
.........4'---------r---------------,r---~___==_...,
..",.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN 311I
TEORI
I
iB. TEORI PEMELIHARAAN
3.1.ISTILAH-ISTILAH PEMELIHARAAN
Serikut ini adalah istilah-istilah yang diterjemahkao dari standar Inggris (BS 3811 1984) untuk ....
manajemen pemeliharaan. Lihat 3.3
DEFINISINO ISTILAH
101 Teroteknologi Kombinasi dan manajemen, keuanqan, perekayasaan dan kegiatan
yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan biaya siklu$ hidup
.ekonomis. Pada prakteknya hal in; berhubnungan dengan speslfikasi
.. dan rancangan untuk keandalan serta mampu-pelihara dan fabrik,
mesin-rnesin,.peralatan, bangunan <'lan struktur, dengan lnstalasinya,
pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dan dengan
.uinpan balik informasi tentang rancanqan, unjuk kerja dan blaya
..' .. • +.'" . . . ,. ( • ,
.:. .'.
.1
,;
I,;
101 Terotechnology
I
;
!
"r" .. . 102 P~mettha(f1atL ....
:
i
i
, ;
102 Maintenance
~
103 Biaya siklus hidupi ...!
;
,
Ii, ,
A combination of management; financial, enginB6ring, building and other practices
applied to physical assets in pursuit of economic life cycle costs.
NOTE. Its practice is concerned with the specification and design for reliabHity and
maIntainability of plant. machinery, eqUipment,. buildings andstrudures, witfltheir
instal/ation, commissioning, operation, maintenance.· modification and' replacement.
and with feedback ofinformation on design, performance andcosts.
r1t1=r!lpa~al1 ..kombinasi . dari· .semua .tindakan ..tsknik . da(t·tlnd~!<an .
administratif yang terkait, dirnaksudkan . untuk mempertahankan
kondisi atau mengembalikan satu suku barang ke keadaan semula
sehingga dapatoerfunqsi sesuai dengankebutuhannya
The combination of aI/ technical and associated administrative actions intended to
retain an item in, or restore it to, a state in which it can perform its required function.
NOTE: The required function may be defined as stated condition.
Biaya keseluruhan kepemilikan dari satu sukubarang; dimasukkan
dalarn semua biaya adalah biaya pembelian, pelatihan -tenaqa kerja•
operasi, pemeliharaan, modifikasi dan pembuangan, untuk ·tujuan
pengambilan keputusan atas kebutuhan baru atau perubahan
kebutuhan, serta sebagai mekanisme pengendalian dalam pelayanan
untuk sukubarang yang sudan ada maupun yang akan dibeli r
:
i
I
;
.,
103
104
104
•
~
•
,
Ute cycle costs
Keandalan
Reliability
-
,I
I
The total cost of ownership of an item of materiel. taking into account aI/ the costs of
acquisition. personnel training, operation, maintenance, modification and disposal, for
the purpose of making decisions on new or changed requirements and as a control
mechanism in seNiee. for existing and future Hems.
Kemampuan dari satu sukubarang untuk menunjukkan fungs; yang­
dibutuhkan pada kondisi dan selama periode yang ditentukan
The ability of an item to perform a required function under stated conditions for a stated
period of time
.. ..
-_._-_.... _._-.__.__..-_. ..,..--_.._---_._-,--_.._--------_.._._-~-.._-----._.._.-..._-----~---------- ---_._-----_......
_..----1----------,--,----------------,-----.- ---,
MANAJEMEN PEMELIHARAAN . 312
'Pl~JTEKNJK MANUFAKTUR f--------------...J------i
- BANDUNG
TEORI
••

, : , NO
105
ISTILAH
Pengendalian mutu
DEFINISI
Teknik operasi dankegiatan yang rnempertahankan motu produk,
atau pelayanan yang akan memenuhi kebutuhan-tertentu; juga
penggunaan teknikdan kegiatan.
'105
106
Quality control
Pengendalian biaya
The operational techniques endtfre activities which sustain a quality of product or
service that will satisfy given needs; also the use ofsuch techniques and activities
Peraturan oleh tindakan eksekutif tentang biaya operasi yang
'dMakukan, terutama untuk tindakan yang memerlukan perhitungan
biaya
!
106 Cost control The regulation by executive action of the costs ofoperatingan undertaking, particularly
, where such action is guidedby cost BCcounting.
"'
•
.

..
.

.

•
, .
107 Manajemen energl
' ..
Manajemen dari penyimpanan, konversl, distribusi, dan penggunaan
energi sesuai dengan ketentuan ekonomis dan pelayanan yang
dibutuhkan.serta menghilangkan kebocoran yang dapat dihindarkan
, ,.' ' ... ' . .. ." "~.. ' ., '. . . '.
107 Energy management
The managemerlt of the stOrage, conversion, distribution and ,utilization of energy
directed to the.economic provision of required services and the eHminationof avoidable
losses.
I
,
....
109 sukubarang
- ..
.­
. . -­
,>Satu .bagian. peretetao, bagian sistem atau sistem y.ang dapat
cJiperhitungkan secara tersendiri dan diperiksa/diuji secara terpisah
, >Objek, yang" ektual ateu.konvenslonatdanterhadap cbjek ~.r:seb.ut
dapatdifakukan pengamatan '
>Jumlah tertentu dari satubahan, dan terl1adap bahan tersebut dapat
dilakukan pengamatan
>Nilai yang diamati baik secara mutu maupun jurnlah
109 Item
>A part, equipment, suo-system or system that can be individually considered and
separatly examined or tested; or
>An actual or conventional object on which 2 set of observations may be made; or
,>"Oefined quantity of material on which a set of observations may be made; or
>An observed value, either qualitative (attributes) or quantitative·{measured).
110 Keamanan Kebebasan dar; risiko akibat dari kesaiahan manusla yang tidak dapat
diterima
110 Safety The freedom from unacceptable risks ofpersonal harm.
111 Spesifikasi Dokumen yang menguraikan
produk atau pelayanan
secara {erinci tentang keperluan satu
111 Specification The document that describes
service has to comply.
in detail the requirements. with Which the product or
.
113 Modifikasi Perubahan yang harus dilengkapi secara fisik yang dilakukan
terhadap satu sukubarang yang biasanya akan meningkatkan kinerja,
dan secara umum dilaksanakan karena perubahan disain
113 Modification
.. ~_._-
_ ~ _ a.
An alteration made to a physically existing item <Usually resulting in an improvement in
performance and generally carried out as the result of a design change (e.g. replacing
a plain bearing by a sealed roller bearing).
NOTE. Performance includes reliability, maintainability.and financial considerations.
114 Pelayanan Pemasokan udara, Iistrik, gas, air dan sebagainya
,
114 a service»
115 Melayanilmenyedia~
kan
A supply of air, electricity, gas, water, etc,
Menambah/mengisi kembali barang habls yang dibutuhkan untuk
menjag;~~:supayasukubaranq tetap dalam kondlsi operasi,
115 to service To>ir;;enish the consumables needed to keep an item in operating condition.
,
a
a
a
. ~.....:.'
.,
:
;
iI
I ,
i
!
;
i
,
f
I
I
I
MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/3I
TEORI
OEFINfSINO ISTILAHA
Pengadaan ·Semua tindakan manajemen. teknik, kontrak. administrasi dan fisik
atasnamasatu organisasi yang rnernbutuhkan barang, bahan atau
·pelayanan jasa dalammendapatkan kebutuhannya
116
116 Procurement All managerial, technical, contractual, administrative and physical actions by or on
behalf of an, organization requiring goods. material or services in obtaining the
requirements.
201 Gangguan, kesa/ehan Penyimpangan tidak terduga dari. keperluan, yang membutuhkan
,tindakan yang hati-hatl untuk memenuhi tingkatan yang dapat dlterima
201 Fault An unexpected deviation from requirements which would require considared action
regarding the degree ofacceptability.
Kemampuan satu sukubarang, pada kondisi penggunaan tertentu,203 Kemampuan untuk
dipe/ihara untuk dijaga dalam atau dlkernbalikan pada keadaan tertentu, yaitu
'sukubarang tersebut dapat menunjukkan fungsi yang dibutuhkan, jika
.. -'pernellheraan . dilaKUk;~lri .palJaKondisl· . jalig - dir.yattik;af dan.
menggunakan prosedur dan sumber ycmg sUdah ditentukan
· sebelumnya
The'ability of an item, under stat6d'-condltions of use, to be retained in Q{" restored-to a'
203 Maintainability state in which it-can perlarm its required funcitons, when maintenance is perloll'rn3d
under stated conditions and using prescribed procedures and resources.
~,-,-,-~----,:"":",--,--,--""",,,,"";""""';"";"+p.--'€-r~yata~;-dar! fungsi' ~ndas'ar dan fre~uerisi pe-;'~gahan' sa.tul204 Kebutuhan akan
sukubarang dan kesalahan atau pengembahan ke fungsmya apabllakemampuan untuk
dipelihara mengalami kerusakan
A statement of the principal means and frequency of preventing an item from failing or
requirements , of restoring its function when it has failed.
204 Maintainability
Satu strategi yang di dafamnya termasuk penentuan kebijakan205 Kebijakan
pemeliharaan pemeliharaan
A strategy within which decisions on maintenance are taken.205 Malntenanpe policy
Pengorganisasian pemeliharaan sesuai dengan kebijakan yang telah206 Manajemen
pemeliharaan disetujui
206 Maintenance management . The organization of maintenance within an agreed policy.
I'
I

"'.­
;
.. . ,,- _ .. -.
'.
a
,
•
I
I
a

---_ ....­ -...._-- ~"_---'_'~-~--''''''''._---,---~._...,.-_ ..--_.,,---~--,----~~-~-~----_._---
•

•

•
•
·

•
•
•
lI... __. __...
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 314
TEORI
,
,
:
,
i
I)
,
i
I
-
OEFINISINO ISTILAH
, 207 Pedomim teknls Satu terbitari yang secara tepat dan efektif dapat menyampaikan
tUjuankhusus,'data, dan informasi yang meliputi topik-topik berikut :
> Tujuandan perencanaan (apa kegunaannya) ..
___,>Penggunaan (bagaimana menggunakannya)_­
>Uraian teknis (bagaimana cara kerjanya)
,>Penanganan, pemasangan, penyimpanan sementara (bagaimana
mempersiapkanuntuk dinggunakan)
, >Petunjuk pemeliharaan(bagaimana supaya tetap berfungsi)
>Jadwal pemeliharaan (apa yang harus dilakukan darrkapan)
>Daftar elemen (terdiri dari apa saja mesin terseout)
>Petunjuk modifikasi(bagaimana mengubahnya)
,>Petunjuk penempatan (bagaimana menempatkannya)
A publication that communicates appropriately and effectively specific direction, data
lifff!1,jnfoml~1O coverfM subjects of: ', 2/)7 Technlcaf-manual

'~rpc'S~ ~W:Jf:knnir"D:~I!fr"fjO:js fc,r); .

~rating (how touse-it);

>technical desaiption (how it worl<s);

>handling, installation, storage transit (how toprepare it for use):

>rnaintenancR inStnlC'tions (hvw to keep it !'Io"'<lng):

>maintenance schedules(what isdof1<3 and when): .

}:>-pJ;Jfts lists (what it consists of ):

>modification instructions (how to change it);

" " - ~' ... ~. "-....... - ..
 ;;'disposal in'structiCns rhovitOdispose orit) .. ' ..- .. .-. ..
It is provided for those involved with managing, operating. maintaining and provisioning
for all the materiel.
Dokumen yang menguraikan secara terinci metode untuk
menjalankan, menghentikan, mengendalikan, dan memantau
bahan/peralatanpada kondisi yang dapat diramalkan
208 Petunjuk operasi
208 ' Operating Instructions , The document that describes in detail the methods of starting up, shutting down,
controlling and monitoring the materiel under all foreseeable conditions.
209 Petunjuk Insta/asi Dokumen yang menguraikansecara terinci prosedur untuk instalasi
satu produk termasuk, jika.penting, prosedur untuk membongkar
kemasan'dan mempersiapkan sebelum instalasi
The document that describes in detail the procedure for installing the product inCluding,
if necessary, the procedure for unpacking and preparation prior toinstallation.
209 Installations Instructions
210 Persiapan mesin / Pengembangan instalasi dari keadaan statis ke kondisi siap ·beke~a
pera/atan untuk sesuai dengan kebutuhan yang sudah ditentukan
dioperasikan

210 Commissioning
 The advancement of an installation from the stage of static completion to fuJI vlOrl<ing
order to specified requirements.
Pernyataan tentang metode pemeliharaan, khususnya keahlian dari211 Kebutuhan
tenaga kerja yang terlibat, fasilitas, lama kerja dan frekuensi kegiatan
perneliharaannya, Informasi in; biasanya rnerupakan bagian carl
:pedoman teknis
pemeliharaan
A statement of the nature of the maintenance method, in partiCUlar the skill of me
personnljl j(lVolved, their taqilities 8(1c[ thp .dWi?/ion end frequency of maintenance
211 Maintenance requirements
I

._. -_. ---- --.

action,
I
..,
.._,---. -,---.. ,-'---_._-~------------_.~ --- ----------------._----------­------- .._-----'
I
...
...
MANAJEMEN PEMEUHARAAN I 3/5
TEORI
;
NO ISTILAH DEFINISI
212 PetunJuk
pemeliharaan
21£ Maintenance In.$tr!l~o'1$
213 Jadwal pemeliharaan
213 Maintenance schedule
Dokumen yang meoguraikan secara terinci prosedur dan keadaan
untuk melaksanakan pemeliharaan
7JlJ docum.~ntthat describes in petail the ptJXedure and circumstances forcarryirig out
maintenance.
Daftaryang meliputisukubarang serta pemeliharaan yang dibutuhkan,
termasuk intervalkapan pemeliharaan harus dilakukan
A comprehensive list of items and the maintenance required, including the intervals at
which maintenace should be performed.
214 Program reocana yang didasarkan pada waktu yang meliputi pemeliharaan
pemeliharaan tertentu yangharus dilakukan pada periode tertentu
214 Malntenanc~,.prof1ramme A time based plan allocating specific maintenance tasks 10specific periods.
: Daft!'lr dari sernua e~e~ YE!;)f1 mernbentuk satu'9arang(perahi!ar.
A definitive list ofs(f items which form the materiel.
215 Parts list
·216 Pettinjuk pembtiangan Dokumen yang menguraikan secara terinci. rnetode dan tindakan
·pencegahan yang harus diamati datam hal pembuangan
. ~ bahanfbaiang . apabila_ ,bahan/barang. tersebut rusak at?u. Jida_~-'. ~._ . ..;. ... _.' ­
dipergunak~n lagikare0l3 aiasan-alasan-tertentu . .. , , .
The document that describes in detail Jhe method and precautions to be observed in
216 Disposal instructions · discarding or.otherwise disposing of materiel when it has fai/ed or is no lor,ger required
for anyreason.
217	 Perencanaan Penentuan sebelumnya untuk pekerjaan, metode, bahan, perkakas,
pemeliharaan mesin, tenaga kerja, waktu dibutuhkan dan saat untuk melaksanakan
tindakanpemeliharaan...
217	 Maintenance planning Oe9iding in advance the jobs, mefhods, materia/.s, tools, machines, labour, -time
required and timing of maintenance actions.
218	 Pemeliharaan Pemeliharaan yang dior.ganisasikan dan dilaksanakan dengan
terencana pemikiran sebelumnya, dengan pengawasan dan penggunaan
218	 Planned maintenance
219	 Pemeliharaan
takterencana
219	 Unplanned maintenance
220	 pemeliharaan
pencegahan
220 Preventive maintenance
..,
catatan-catatan untuk perencanaan yang sudan ditentukan
The maintenance organized and carried out with -forethought,control and the use of
records to a predetermined plan.
Pernellharaan dilaksanakan untuk rencana yang tldak ditentukan
sebelumnya
The maintenance carried out to no predetermined plan.
Pemeliharaan dilaksanakan oerdasarkan interval yang telah
ditentukan sebelumnya atau disesuaikan dengan kriteria yang sudah
ditentukan sebefumnya denqan tujuan untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan atau penurunan kemampuan dari satu
sukuoarars; .... _ _ _... __
The maintenance carried out at predetermined intervals or corresponding to prescribed
criteria and ifltended to reduce the probability of failure or the performancedegrad2tion
· of an item.
>------_._--~----_.._._.----------------~ ..----- -- -.---.-~~---______c--------- _
•
•
'~. '
•
MANAjEMEN PEMELIHARAAN ., 3/6I
TEORI
! DEF-INISIISTILAHNO
Pemellharaan
berdasarkan keadaan
221
Condition based
maintenance
221
Pemantauan keadaan222
222 . Condition monitoring
223 Pemeliharaan
terjadwal
.Pemeliharaan rutin
223 Scheduled maintenance,
routine maintenance
depre~ted
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan sebagai hasH dari
pengetahuan tentang kondisi dan sukubarang yang didapatkan dart
pemantauan secara rutin atau berkesinambungan
The preventive maintenance Initiated as 8 result of knowledge of the condition of an
item from routine orcontinuous monitoring.
-Pengukuran secara periodik atau terus menerus serta interpretasi dari
data untuk mengenali kondisi dari saki sukubaranq sehingga dapat
ditentukan kebutuhan akanpemeliharaannya
The continuous or periodic measurement and interpretation ot data to' indicate the
condition of 8n item todetennlne the need for maintenance •
Pemeliharaa-n pencegaha-n yang dilaksanakan berdasarkan waktu
·at-au interval yang telah ditentukan. jumah operasi, jarak ternpuh, dan
,8ebagainya
The preventive maintenance carried out to 8 pr-adetenninedinterval of time, number of
operations, miiage, etc.
224 Pemeli-ha;aan ko;'ektif Perneliharaan yangdiJ.aoksanakan setetah terjaei kerusakan danl
dimaksudkan untuk mengemba~ikan satu sukubaranq kepada 'keadaan
· tertentu,.yaitu .sI;lKaoarang. tersebll.t -dapet meoghasiJkan Jl!og.si yang·
dibutubkan
, '-. r "'.' '~': ..
224 Corrective mslntenence- The maintenance carried out to after a failure has -occured and intended to restore an
item to a state in which it can perform its required function.
225 Pemeliharaan darurat Perneltharaan yang harus segera dilaksanakan untuk menghindari
) konsekuensi yang lebih serius
225 Emergency maintenance The maintenance which it is necessary to put in hand immediately to avoid serious
consequences.
226 Riwayat pemeliharaan Catatan riwayat (penggunaan, kejadlan dan tindakan yang
, bersanqkut-paut dengan peralatan tersebut) yaf-lg digunaka-n untuk
tujuan per-encanaan pemeliharaan
A history record wtlich is used for the purpose of maintenance pfanning.226 Maintenance history
227 Ketersediaan
227 AvalJabillty
Kemampuan dari sukubarang {dengan kombinasi dari asoek-aspek
·'keandalan,kemampuan untuk dipeliharan {jan dUkungan
pemeliharaan) unt-uk bekerja sesuai dengan fungsinya pads waktu
tertentu atau pada periode waktu yang ditentukan
The ability of an item (under combined aspects of its reliabilty, maintainability and
, maintenance support) to perform its reqUired function at a stated instant of time or over
a stated period of time.
. 230 Keberhentian Keadaandari satu sukubarang yang tidak dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya
230 Outage ~ · The stat~..of.af) item-beingunable to pe[formits required f.unr;ti0fJ. _..... _. ~ ..
231 Keberhentian Keberh.entian terencana yang menyebabkan sukubarang tidak bekerja
terjadwal
231
"•Scheduled outage Outage due to the programmed taking out of service of an item.
---_..._---~--~------..._--_..
- . "'~ ­
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 317
TEOR'
NO
232
232
233
.
..
233
234
234
235
i
~ .
235
ISTILAH
Keberhentian
terpaksa
forced outage
Up time
Up time
Lama kerja
Operating time
Waktu tldak bekerja
Idle time
DEFINISI
Keberhentian takterencana yang menyebabkan sukubarang tidak
bekerja
Outage due totheunscheduled putting out ofservice of an item.
Periode waktu. yang mana selama waktutersebut satusukubarang ..
beradadalam kondisi yang dapat menunjukkan fungsinya
The period of time during which an item is in a .condition to petform its intended
function.
Periode waktu, selama satu sukuoaranq menunjukkan fungsinya
The period oftime during which an item petforms its intended function.
Perlode waktu selama satu sukubarang dapat bekerja sesuai dengan
.··.fungsinya tetapi tidak <lipergunakan sehubungan dengan kekurangan
·~peke.rjaan, perkakas, bahan, tenaga kerja, dan laln-latn
The periodof time during which sn item is available to perform its intended wnction,but
is not .useddue to a shortage of work, tooling, material, operators, etc.
236 Il¥aktu pemeliharaan . Periode waktu selama pemeliharaandilaksanakan dan sukubaran.9
I.'..
C!!3.I:::::~i.t>nari~U"':::"''''' d_'N'~b __OuI wIo!""".'''''lsi: servioe:......,.aoc.ls co.r.'. '-. 237 Waktu nganggur
1
I
!II
237 Down time
238 Waktu pemeliharaan
berhentl
, Periode waktu selama pemeliharaan dtlakukan pada saat bersamaan
peralatan berhenti
238
239
Shutdown maIntenance
time
Waktu penundaan
The pen'od of time puring Which malntenace is carried out whilst the item is out .of
service.
Periode waktu selama sukubarang tldak mampu bekerja sebagai
akibatdari kekurangan tenaga kerja, sukucadang, fasilitas, dan
. lain-lain
239 IShortages time The period of time rhiring which the Item is unable to perform due to shortages of
labour, spares, facilities, movement, etc..
240 Waktu penundaan
operasllalnnya
240 Other operational delay
times
Periode waktu selama satu sukubarang tidak dapat menunjukkan
fungsinya
The period of time during which an item is not in a condition to perform its intended
function. INOTE 1. The down time of an item will be made up of active maintenance time and

delays due to reporting, awaiting labour, awaiting spares, facilities, movement, etc.

NOTE 2. Unless otherwise stated, down time of an Item, due to failure, is considered to

commence at the instant the item is determinedta have failed.

NOTE 3. Unlessotherwise stated, dov.n time will include any additional time necessary

to reach the same stage in the working programme of the item as at the time of failure.

Periode waktu, yang mana selama waktu tersebut sukubarang tidak
mampu bekerja yang diakibatkan oleh kegagalan/kerusakan yang 'I
tidakdijadwalkan untukpelaksanaan tindakan
The period of time during wNch the item is unable.to perform due to a failur.e which has
"
not been scheduled for action. .. .
,
•
l.....".,__ _,_ ....-;--f---.---,....._._._.------~~---------._-~... -.------~.. ~---~--.---___,_-~-~----._-----~---
I
POLITEKNIK MANUFAKTUR
. BANDUNG
.-MANAJEMEN PEMELlHARAAN
TEORI
3/8
•
NO ISTILAH DEFIN1SI
241 Waktu pemeliharaan
241 Maintenance time
242 Waktu pemeliharaan
aktif
242	 Active maintenance time
243	 Wakttl pemeliharailn
Periode waktu selarna tindakan pemeliharaan, termasuk penundaan
yang menjadiS11at dart pelaksanaan pemeliharaan, dilaksanakan
terhadap satu sukubarang secara otomatis atau manual
The period of time dUring which maintenance ecuons, including delays Inherent in the
maintenance operations, are performed on an item either manually or automatically.

NOTE 1. The inherent delays include those attributable to design or to prescribed

maintenance procedures.

NOTE 2. Maintenance may be caTTied out while the item is performing its Intended

function.

Waktu selama satu orang atau Jebih, atau satu proses otomatis,
dilakukan pada satu sukubarang untuk melaksanakan pemeiiharaan
. The time during which one or more persons are working, or an automatic process is
taking place, on an item to effect maintenance.
Perbandl.ogan antarajumlah dari waktu pemeliharaan aktif rata-rata
..... .
&
aktifrata-rata yang
diamati
243 Observed mean active
m"Jfntenance. time .
246	 Waktu pemeliharaan
korektif/waktu. , ......- perbatk;i"n' -. ; .'.
246	 Corrective maintenance
time, repair time
deprecated
!~
I
247	 Waktu pemeliharaan
korektif akt;f
247	 Aetive correetive
maintenance tIme
248	 Waktu pemeliharaan
pencegahan
. ,
248	 Preventive maintenance
time
254	 Halangan keJja
254	 Breakdown
255	 Perbaikan
--
255 Repair
"' . .
256	 Revisi
~
•256	 Overhaul
~engan jumlah keselunrhan tindakan pemeliharaan
The ratio of the sum of the observed active maintenance times to the total number of

maintenance actiOf1s.

Bagian dari'waktu pemeliharaan terrnasuk penundaan Iogistik seiamaj
-pemeliharaan korektif dilakukan terhadap satu susubaranq .
Th~'pa~~'hem:m,.~ance••"'-'th:,duo .:...:.,Wh~.:rcorrective maintenance is performed on an item.
Baqlan dari waktu pemefiharaan aktif untuk perbaikan dilaksanakan
That proportion of the active maintenance time'in which repairs are carried out.
-Bagian dari waktu pemeliharaan selama pemeliharaan pencegahan
idilaksanakan terhadap satu sukubarang; termasuk di dalamnya
adalah keterlambatan penyediaan logistik yang menjadi sifat dari
pelaksanaan pemeliharaanpencegahan
That part of the maintenance time during which preventive maintenance is perfarmed

on an item, including the time attributable to logistic delays inherent in the preventive

maintenance operations.

Kerusakan yang merupakan ketidaksediaan satu sukubarang
Failure resulting in the non-availability of an Item
PengembaHan satu sukubarang kepada kondisi yang dapat diterima

dengancara pembaruan, penggantian atau perbaikan dari

elemen-elemen yang sobek, rusak atau patah

To restore an item to an acceptable condition by the renewal, rep/acemant or mending
. of worn, damaged or decayed parts.
Pengujian komprehensif dan pengembalian satu sukubaranq atau

baqian utarna dari sukubarang tersebut kepada kondisi yang dapat

diterima

A comprehensive examination and restoration of an item, or a major part thereof, to an I
acceptable condition. I
.....-,--_.-J•
 t+-'~
_......---k----------r--------------,.----r----==---,
, MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/9
TEORI
DEFINISI
Tindakan pemeliharaan yang bertujuan untuk mengembalikan satu
sukubarang kepada penampakan atau keadaan semula
Ma~enance aClions.il)ten~to.bring b~k an ite'!'.to its original appeara~ or.st§!te.
Pekerjaan menyeluruh yang bertujuan untuk membawa pabrik atau
bangunan ke kondisl fungsional yang dapat diterima. seringkali disertai
dengan peningkatan/perbaikan
Extensive workintended to.bring plant or buildings up to cUlTent acceptable functional
conditions, often involving Improvements.
I
,.
r
1
.'
·1 .
i
I
:, .t
"
I'
I
r
!
-
,
1
•
,•
•
"
!
259 Pemeliharaan berjalan Pemeliharaan yang dapat dilaksanakan selama peralatan bekerja
259 Running maintenance Maintenance which can be carried out whilst the Item is in service.
260 Pemeliharaan berhenti Perneliharaan yang hanya dapat dilaksanakan selama peralatan
ib,efhenti
260 Shut down maIntenance Maintenance which can only be carned out whilst the item is in service.
261 Pengujia.7
. ',261 . Exaf/llriati(O~. ....
262 Inspeksi Proses pengukuran, pengujian, pemerlksaan atau cara lain untuk
rnembandingkan satu unit dengan kebutuhan yang dapat diaplikaslkan I
_262 Inspection The process of measuring, examining, testing, gauging or otherwise comparing the unit
,.<S>.••
'.j~ with the applicable requirements.
. 263 P~injauan Satu pengujian dengan laporan tertulis yang berisikan anjuran untuk
melakukan tindakan
263 Survey An examination, the written report of which would inclucJe a recommencJationfor action.
264 Percobaan
r?54 Test
265 Membersihkan
265 to clean
266 Permintaan kerja
266 Work requisition
267 Spesifikasi kerja
-
267 Work specification
.

Inspeksi yang meliputi banyak hal ditambah dengan pengukuran dan

percobaan secara fisikdengan tujuan untuk menentukankondisi dari
 .

satu sukubarang

.A ccmpieheilsiva .inspection st'pplems.1t~d· by 'messurerflen!·sr:d..ph}'s/:::ai' r<9sting- fr. ..
·order todetermine the condition of an item.
Percobaan secara kritis atau pengujian Gari satu atau lebih sifat
karakteristik dan bahan, produk, sekelompok pengamatan dan
lain-lain
A critical trial orexamination of one or more properties of characteristics of 8 material,
· procJuct, set of observations,'etc.
Mengurangi pencermaran/pengotoran ke tingkat yang dapat diterima
To reduce contaminationto an acceptable ievel.
Dokumen yang berisikan permintaan pekerjaan yang harus dilakukan
A document requesting work to be carried out
· Dokumen yang menguraikan dengan cara bagaimana pekerjaan harus
•dilakukan, ·dapat didefinisikan dengan	 bahan, perkakas, waktu dan
s t a n d a r - ... - ~. . ..
I· A document describing the way in which the work is to be carried out. It may define the
maten'als, tools, time, standards. II
	 I
l
•
'"------ ..._~--,"'.' t-·-.. •~--- -~..... ---.---.---~.---_._.-•.-_..~----.--.----~------.,.........---------------....

1
•
NO
268
. . 268
269
269
270

ISTILAH
Pesanan kerja
Work order
Ijin kerja
Permit to work

Umpan batik

MANA..IEMEN PEMELIHARAAN I 3110
TEORI
DEFINISI
Petunjuk tertulis secara terinci tentang pekerjaan yang harus
dilakukan
A written instruction detailing work to be camed out.
Dokumen yang ditandatangani, untuk memperbolehkan melakukan
tindakan terhadap satu sukubarang, yang berisi keterangan tentang
kondisi, termasuk tindakan keamanan, sehingga pekerjaan dapat
dilakukan. Ini dapat berisikan dokumen yang ditandatangani pada saat
pemeliharaan selesai dilakukan, dan menyatakan bahwa satu
sukubarang adalah aman dan siap untuk digunakan
A signed document, authorizing access to an item, which defines conditions, including
safety precautions, under which worn may be camed out. This may include a
document, signed on completion of maintenance, stating that an item is safe and ready
for use.
Laporan lisan atau tulisan tentang kesuksesan atau kegagalan dari
a , . '-.- _.
•
•
..
satu tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan, yang dapat
digunakan untuk mempengaruhi disain, kinerja atau biay~
.. A wntten.oro(el repqrt of tne success' of faillire Cif an .action to ar;hieve, ifs. desired respU
which can be used to influence design, performance and costs. . ' ,
.'2.7.0' Fitedback
,2!1 Lap0J:fJn.kerja . Satu .pernyataan yallg .rnencatat .pekerjcaan.. yang. dilakukan serta. ~ ' . ' ,
-. kbndisl dad sUkuban:.ing ' , . '. .
A statement recording the work done and the condition of the item.271 Job report
Seluruh kekayaan nyata dari satu perusahaan selain milik yang tetap;
terdiri dari semua hasil jadi atau produk yang dapat dijual, semua
sukubarang yang dirnasukkan ke dalam hasil jadi, dan semua
sukubarang yang digunakan pada proses pengerjaan produk atau
dalam melaksanakan usaha
272 Persediaan
All the tangible material assets of a company other then the fixed assets; comprising all
the finished or saleable products, all the items to be incorporated into the Tlnished
products. and all the.items to be consumed in the process of manufacturing the product
or in the carrying out of the business.
272 Stock
273 Persediaan cadangan Sukucadang yang disediakan untuk tujuan pemeliharaan atau untuk
penggantian dari elemen-elemen yang rusak
Items which are held available for maintenance purposes or for the replacement of
defective parts.
273 Spares stock
Bahan-bahan yang disimpan (misalnya pelumas, paku, gasket) untuk274 Persediaan barang
tujuan pemeliharaanhabis pakai
Expendable materials (e.g. oils, lubricants, nails, packing) that are held available for
maintenance purposes.
274 Consumable stock­ Lama waktu yang ditentukan sebelum penggunaan suku barang agar
sukubarang dianggap tetap baik untuk dipakai dengan kondisi yang
telah ditentukan sebelumnya
275 Umur penyimpanan
The specified length of time prior to use for which items which are inherently subject to
deterioration are deemed to remain fit for use under prescribed conditions.
275 Storage life
,

•

•
....._.... - ".-.­ --_.- _._ ---_.._--_ _' __.".__ _-_.•._----_ -_.~~----------~------------
MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/11
.LITEKNIK MANUFAKTUR I----------------..J--------i
BANDUNG
TEORI
•
I
II
/.
I
II
i!I
i
- 278
NO
302
301
301
278 melakukantanpa
DEFINISI
yang dibayar
Biaya keseluruhan sukubarang dari bahan dan membawanya ke
kondisi yang mampu untuk menghasilkan fungsi yang dimaksudkan
untuk sukubarangtersebut
Teknik·teknik yang mempertimbangkan biaya siklus hidup
The technique of considering life cycle costs.
... That portion oftime for which payment is made but for which no service .isrendered,Nugatory time
ISTILAH
Blaya penambahan
Pembiayaan siklus
hidup
Ufe cycle costing
Waktu tidak produktif Bagian dari waktu
pekerjaan/petayanan
302
303
Acquisition costs
Biaya berjalan Biaya keseluruhan dar; operasi, pemeliharaan, dan modifikasi dari
sukubarang
The total costs tothe material owner of acqUiring an item of materiel and bringing it to
the condition iNhere itis capable ofperforming its Intended function.
NOTE:. This includes the financial effects of activities involving the purchase of goods
and services extra-murally to the organization and/or ofproviding necessary goods and
services intra-muralfy to the organization.
303
304
Running G051s·
Bfaya pembuB.:1gan· .
Tile total costs totne.materiel owner of the operation, mainiemince aridmo.1ificatibn cof
an item of~_L j_
Bi41ya.. keseluruhan untuk pernbuanqan satu sUkL!b~mmg.ya.ng rusak .
atau yang tidak diblJtuhkan lagi karena berbagai alasan .
304
501
Disposal costs
Kerusakan
The total costs to the materiel owner of disposing of an item of materiel when it has
failed oris no longer required for any reason.
Kerusakan secara umum diklasifikasikan berdasarkan tingkat
.keseriusan seperti :
>Kelas 1 Sangat serius : Menyebabkan secara langsung luka berat
atau kerugaian ekonomi yang besar
>Kelas 2 Serius : Menyebabkan secara langsung luka ataupun
kerugian ekonomis yang berarti
>Kelas 3 Berat : Berhubungan dengan masalah-masalah berat
berkenaan dengan penggunaan normal yang dimaksudkan
>Ke/as 4 Tidak berarli : Oihubungkan dengan masa'ah-masalah
yang tidak begitu berarti berkenaan dengan penggunaan normal yang
dimaksudkan
501 Defect
. >A departure of a quality characteristic from its indended level or state that occurs with
a severity sufficient to cause·an associated product or service not to satisfy intended
normal, orraasonably foreseeable, usage requirements. Defects will generally be
classified by their degree of seriousness such as :
>-C/ass 1. Very serious: Leads directly to severe injury or catastrophic economic loss.
>Class 2. Serious: Leads directly to significant injury orsignificant economic loss.
>Class 3. Major : Related to major problems with respect to intended normal, or
reasonably foreseeable, use.
>Class 4. Minor : Related to minor problems with respect to intended normal, or
reasonably foreseeable, USB.
_
- -
NO
• 502
7 ­ 502
503
503
504
ISTILAH
Cacat
"Blemish
Satuan kecacatan
Blemished unit
Ketidaksempurnaan
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/12
TEORI
DEFINISI
Satu ketidaksempumaan yang terjadi, tetapi hal itu tidak harus
menyebabkan kerusakan berkenan dengan kebutuhan untuk
penggunaannormal
An imperfection thet occurs with a sever/iy sUfficient to cause awareness, but that
should not cause any real impairment with respect to intended normal, or reasonably
foreseeable, usage requirements.
Satu satuan produk atau pelayanan yang berisikan paling tidak satu
cacat
A unit ofproduct or service containing at least one blemish.
Penurunankarakteristik mutu dari tingkat atau keadaan yang
dimaksudkan dan tidak ada hubungan dengan kesesuaian terhadap
kebutuhan spesifikasi atau terhadap kemampuan penggunaan dar;
satu produk atau pelayanan I
504 Imperfection
-505 remenUhan
• .. j .
505
506
506
509
509
;
510
510
.~. -_.
Compliance
Kesesuaian
Coniormsnc«
Kondisi yang dapat
diterima
Acceptable condition
Peneraan
Calibration
..,
A departure of a quality characteristic from its intended level or state without any
association with conformance to specification requirements or to the usability of a
product or service.
Petunjukatau pertimb~mgan y~mg rneneqaskan bahwapemasok oarl
:;~uS!D~~~~.u~o~t~~~.~~~y:~;~u;:~avat~~a~el::~;e~~~I_ :e~~~~:,:~ l­
pemenuhan kebutuhan . . . . . I
An affirmative indication orjUdgement that the supplier of a·prouduct or service has met
the reqUirementsof the relevant specifications, contract or regulation; also the state of
meeting the requirements.
Petunjuk atau pertimbangan yang menegaskan bahwa satu produk
atau [asa telah memenuhi kebutuhan spesifikasi, kontrak etau
peraturan yang relevan; jadi pernyataan pemenuhan kebutuhan
An affimrative indication or jUdgement that a product or service has met the
requirements of the relevant specifications, contract or regulation; also the state of
meeting the requirements:
Kondisi yang disetujui untuk setiap penggunaan
The condition agreed for each partiCUlarusage.
Semua jenis kegiatan dengan tujuan untuk menentukan nilai
kesalahan dari alat-alat ukur (dan jika perlu untuk menentukan
sifat-sifat pengul<uran lainnya). Pada bidang metrologi lstilah peneraan
sering ditambah dengan mengikutkan operasi seperti penyetelan,
penormafisasian, pembagian skala, dan sebagainya
All the operations for the purpose of determining the values of the errors of a
measuring instrument (and, if necessary, to determine other metrological properties).
-
- .._.~---;~.----- ..- -_ _-----._---_ _-- ....• -,..--_._-----..- ------." ---~---------,----_._---------,_._---_
- -
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/13
TEORI
NO ISTILAH
:; 601 Pengendalian
.anggaran
•
_ _ •• _ n __
..
601 Budgetary control
602 Penaksiran
:
I,
602 Estimate
604 Pusat biaya
J_. _. -- -,. , , . . ..
604 Cost centre
;
605 Biaya Pengeluaran (aktual atau taksiran)
diakibatkanoleh suatu barang
yang dibebankan atas, atau
605 Cost(s) The expenditure (actual or notional) incurred on, or attributable to, e given thing.
606 Biaya yang
berhubu!1gan dengan
mutu
606 Quality related costs
607 Biaya pencegahan
S07 Prevention costs
DEFINISI
Pembuatan anggaran sesuai dengan tanggungjawab eksekutif
terhadap kebutuhankebijakan dan pembandingan secara terus
menerus antara hasHsebenarnya dengan yang dianggarkan, apakah
untuk menjamin sasaran.kebllakan oleh tindakan individu atau untuk
menyiapkan basisrevisi
The estabHshment of bUdgets relating the responsibilities of executives to the
requirements of B policy, and the continuous comparison of actual with budgeted
results either to secure by individual action the objective of that policy or provide a
basis for its revision.
Penaksiran yang didasarkan atas gangguan terhadap sumber yang
dilibatkan, terhadap baiaya yang diharapkan akan naik sehubungan
dengan pelayanan yang diberikan. Hal inibiasanya dihitung sebelum
terjadinya pengeluaran atau sebefum biaya sebenarnya diketahui
An assessment based on a detailed breakdown of the resources, etc., involved, of the
cost expected to arise in respect of a given thing or service. This is usually calculated
before the expenditureoccurs, or before the true costs are known.
Lokasi, orang atau sukubaranq dari peralatan (atau kelompoknya)
dalarn hUbungannya . denqan bi~ya' yang boleh .ditentuk.an atau
dihubungkan dengan satuan biaya, misalnya pusat biaya proses,
. pusat bi~y~ progu~i,- pusat biaya pelayanan, dan lain-lain. _. ~
. . . ".' ":' "'., . - - '. . - .' '. . .' .: . " , " .
A location, person or item of equipment (or group of these) in respect of which costs
may be ascertained and related to cost units, e.g. processes cost centre, production
cost centre, seNics cost centre, etc.
Biaya yang dimaksudkan untuk pencegahan kerusakan dan
penaksirankegiatan ditambah dengan kebocoran sehubungan dengan
kesalahan internaldan eksternal
The expenditure incurred in defect prevention and appraisal activities plus the losses
due to internal and external failure.
Biaya yang dikeluarkan untuk setiap tindakan untuk peningkatan
sistem mutu, misalnya untuk penelitian, pencegahan atau
pengurangan risiko kerusakanatau kesalahan. Yang termasuk dalam
biaya pencegahan antara lain biaya perencanaan, pendirian dan
pemeliharaan sistem pengendalian mutu
The cost of any action taken to improve the quality system, e.g. to investigate, prevent
or reduce the risk of defects and failures.
608 Biaya penaksiran Biaya penakslran pencapaian mutu yang telah ditetapkan. misalnya
biaya inspeksi. Biaya penaksiran boleh berupa biaya inspeksi,
pengujian, dan lain-lain yang dikeluarkan selama penyelesaian
fabrikasi
608 Appraisal cost The cost of assessing the achievement of specified quality, e.g. costs of inspection.
I

'
I

I
.. -.
I

j

i

:
~'.'---'---"~----""-'----_~---'~'-"""-~__~_-----"""""----'-~----------'._~_-
~
,
'P61TEKNIK MANUFAKTUR?'
.' "
I l'~
BANDUNG
.~
i
• "
::1

•

I
,
:
;
"
I
•
I
;
,
,

j

!
j
.j
,
; "
,
I
I
i
,
; ~
- -.I
:
..,.)
•
i
•
-- --- -_.............-...__ ..­ ,'--------,-'
:
NO ISTILAH
Biaya kesa/ahan
internal
Internal failure costs
Biaya kesa/ahan
eksterna/
r
609
609
610
610 External failure costs
Elemen biaya
Elements of cost ..
Tingkat mutu
ekonomis
Economic quality level
612
612
613
613
614
614
Nilai persediaan
-
.. .
ValuatIon ofstock
Audit energi
Energy audit
Energy budget
Kebutuhan energ;
..
Energy requirement
Target energi
Energy target
Perawatan
Daya guna
Daya guna minimum
Anggaran energi
701
701
702 .
702
703
703
704
704
p
-
-
MANAJEMEN PEMEL1HARAAN 3114.' I
TEORI
•r-;
DEFINISI
Penambahan biaya di dalam organisasi fabrik sehubungan dengan
terjadinya kesalahan
The costs arisingwithin the manufacturing organization due to failure.
Penambahan blaya -di luar -orgaliiSasi fabrik sehubungan .denqan
terjadinya kesalahan
The costs a.rising 9utside the manufacturing organization due to failure.
Isernua sukubaranq yang dapat ditinjau secara tersendiri dan yang
digabungkan secara bersama-sama untuk membentuk biaya
keseluruhan
All those items which are considered individually and which are combined together to
form the total cost(s).
Tingkat ekonomis dar; mutu dan biaya untuk menjamin mutu yang
lebih tinggi akan melebihi keuntungan dari peningkatan mutu
The economic level of quality at which the cost ofsecuring higher quality would exceed
the ben.efitsof tha improved quality.
-Nilai keseluruhan dari persediaan yang biasanya diukur' dengan
satuan ~ang
' , _.. '.' . , ,
-. _. ­ - -..
The total value of stock, usually measured in monetary units.
Penentuan batas ,penggunaan energi yang sebenarnya pada setiap
bagian dari instalasl atau proses
The determination ofactual energy used in each part of an installation or process.
8iaya energ; untuk bangunan atau tujuan proses
The energy allowance for building or process purposes.
Penjumlahan dari sejumlah energi yang digunakan untuk bangunan
atau proses
The summation of the amounts of energy used in a building or process.
Permintaan energi yang diinginkan untukbangunan atau proses
The desired energy demand of a building orprocess.
. Segala kegiatan yang berlangsung terus menerus agar sukubaranq
tetap berada dalam kondisi yang diinginkan.
Tingkat kegunaan suatu sukubarang yang tersedia. Daya guna suatu
sukubarang berkurang secara berangsur·angsur selama
pemakaiannya.

Tingkat terendah kegunaan sUkubarang. Bila tingkat ini tercapai, itu

berarti sukubarang tidak bisa digunakan lagi.

- . .. ­ -' . " - .. _.~
r_~_.·_
' .
..
bltt'rl
•
•
».
i •
"MANAJEMEN PEMELlHARAAN 3/15
TEORI
3.2 SIKLUS HIDUP DARI FASILITAS
Setiap peralatan atau fasilitas yang digunakan akan berkurang daya gU'lanya dari hari ke hari,
Penurunan daya guna ini umumnya disebabkan oleh gesekan yang mengakibatkan sukubarang yang
saling bergesek tersebut menjadi aus. Pengausan bisa disebabkan oleh g~sekan yang ~erj(ldl antara .
• .	 benda padat dengan benda padat lainnya, benda cair atau gas. Penurunan daya guna ini harus
dikontrol dengan diinspeksi secara berkala untuk menentukan apakah sukubaranq yang aus tersebut
perlu diganti dengan yang baru atau tidak." Jadi keputusan harus diambil pada saat inspeksi
ditaksanakan. Salah satu faktor yang dipertimbangkan sewaktu rnenqarnbil keputusan penggantian
adalah dengan melihat produk atau hasil yang diberikan oleh sukubarang. Apabila produklhasil
tersebut tidak lagi memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau dimensinya berada diJuar batas toleransi
maka perbaikan perlu segera dilakukan. Setelah perbaikan dilakukan, maka fasilitasnya kembali
memiliki daya guna yang tinggi seperti semula. Penurunan dan perbaikan daya guna fasilitas yang
terjadi berulang-ulang mulai dari pengadaan sampai batas umur (gugur) suatu fasilitas inilah yang
dimaksudkan sebagai siklus hidup.
Setiap pemilik fasilitas tentu menginginkan siklus hidup yang panjang, tujuan tersebutbisa dicapai
hanya dengan menjalankan segala usaha-usaha pemeliharaan untuk fasilitas-fasiltas yang ada.
"
I
fI
I
I
I
I
I

I

.1i
1
i
Gambar 1 : Diagram siklus hidup suatu fasilitas
Gambar 1 di atas menunjukkan slklus hidup suatu fasilitas. Siklusnya dimulai dengan investasi
pengadaan fasilitas. Setelah diinstalasi dengan balk dan betul, fasilitas tersebut kernudian diqunakan.
Selama pemakaian, inspeksi dan perawatan atas fasilitas yang merupakan bagian dari pemeliharaan
terencana dilakukan secara berkala. Setelah inspeksi, harus ada keputusan tentang usaha-usaha apa
dalam perneliharaan yanR akan dilakukan, Apabila pe.nggantian sukubarang dibutuhkan ataupun.terjadi
kerusakan, maka dilakukanlah perbaikan jika tidak fasilitas dipakai kembali. Siklus Pemakaian ­
Inspeksi - (Perbaikan/Perawatan) - Pemakaian dijalani oleh suatu fasilitas secara berulang-ulang
sampai suatq saat, dimana fasilitas tersebut tidak sanggup lagi untuk memberikan hasil sesuai dsnqan
yang dibutuhkan. Ini berarti fasilitas tersebut tidakbisa digunakan lagi atau batas umurnya sudan
tercapai.
Pemaparan siklus hidup fasilitas yang lebih mendetail ditunjukkan oleh grafik keadaan fasilitas sebagai
fungsi darl waktu '(t) seperti di bawah ini.
......------~--" .._.------. ---~------c----'-------_ ..---­
.­
MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/16
TEORI
Keadaan Fasilitas Sebagai Fungsi Dari Waktu
Berikut ini akan ditunjukkan beberapa grafik keadaan sebagai fungsi dari waktu. Grafik-grafik ini akan
mernperlihatkan pengaruh usaba-usena perneliharaan terhadap siklus hldup suatu fasilitas. .
Keadaan
Waktu Pemakaian tanpa Perawatan
100
------------------------~--~
Daya guna
Daerah Penggunaan
Daya guna
Minimum
Daerah Kerusakan
I
t1 t2 t3 14 t5
'.1
. pe,nes3n<!n.. "", .A;YBI. '-... -. _

Pemakalan

, -
Awal
Perencilnaan
Gambar 2 : Grafik siklus hidup fasHitas tanpa perawatan
Gambar 2 diatas mengasumsikan bahwa selama pemakaian fasilitas, samasekali tidak ada,
pemeliharaan yang dilaksanakan.
Dalam kurun waktu t1 - t2 semua perencanaan pengadaan fasilitas diproses sampai selesai Di sini
ditentukan type, spesifikasi, harga fasilitas yang akan digunakan dan lain-Iainnya yang berhubungan
dengan perencanaan pengadaan fasilitas.
Dalam kurun waktu t2 - t3 dilakukan pemesanan, pembelian dan instalasi fasilitas kedalam Iingkungan
kerja. Pada titik waktu t3, fasilitas telah dipasang dan siap pakai.
Daya Guna atau keadaan fasilitas segera menurun begitu pemakaian fasilitas dimulai. Dalam kurunl
waktu antara t3 dan t4 daya gunanya terus merosot hingga faslJitas tersebut tidak blsa digunakan lagi
sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas tersebut kemudian bisa dirubah dan atau dipakai untuk tujuan lain.
Tanpa perneliharaan, waktu pemakaian (t3 --t4) bisa sang at pendek sekall !
I
Pada gambar 3 ditunjukkan bahwa umur I waktu pemakaian fasilitas yang dirawat menjadi 'Iebih~

panjang dibandingkan dengan fasilitas yang tidak dirawat (gambar 2). Perawatan fasilitas pada gambarl

3 dilaksanakan pada titik waktu tx, yang mana bisa kita kenai melalui penyimpangan kurva yang,

terjadi. Hasil perawatan yang dilakukan adalah daya guna fasilitas yang menjadi tinggi kernbali, Kurva]

- titik-tltik menunjukkan keadaan fasilitas tanpa perawatan, sedangkan kurva garis bersambuno]

menunjukkan keadaan fasilitas yang .dirawat. Keuntungan waktu pemakaian yang diperoleh atas hasill

perawatan adalah t5 dikurangi dengan t4. Dengan perawatan yang teratur dan berkala, keuntungan!

waktu pernakaian yang diperoleh akan semakin besar. i

-~---.-..----_... _. ---~------.,...-----------'-----
•
__
c
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/17
TEORI
Keadaan
,
Waktu pemakaian dengan perawatan
.. ­ ~- - - - -- -:.. -:.- -. - --~':.-- --- - - - - - - - -~ - - - - -- - - -'.. -)
, ~
Daya guna
Minimum
...
Ix t4 t5
t3

Waktu pemakalan tanpa perawatan

Gam~ar 3: Sikh:: ~Id..up fasilitas dengan_perawatan _.
:~. -.
Garnbar 4 mernperfihatkan perbedaan antara fasilitas yang tidak diperbalk! secara terencana dengan
fasilitas yang diperbaiki secara terencana (perbaikan korrektif). Perbaikan korektif biasanya dilakukan
atas hasil inspeksi. Kurva. garis bersambung menunjukkan keadaan fasilitas yang diperbaiki secara
terencana, yakni pada waktu tx, sedangkan kurva garis terputus-putus mewakili fasilitas yang tidak
diperbaiki. Keuntungan waktu pemakaian yang diperoleh adalah t5 dikurang dengan t4. Setiap
perbaikan yang dilakukan akan memperbaiki pula daya guna fasilitas, hal inl ditunjukkan dengan
lonjakan kurva pads titik waktu tx. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki fasilitas disebut waktu
Keadaan .
WaKtu pemakaian plus downtime dengan perbaikan KoreKtlf
~-------------------------------------)
v. ~
Daya guna
Minimum
waktu nganggur
t5Ix Ix' t4
t3
<- -.. --...-----. ---- -- -". -----.. ~ .. ----- ------)
Waktu pernakaian tanpa perbalkan
-./
nganggur (downtime) dan besarnya adalah tx' - tx.

"'
1
Gambar 4 : Siklus hidup fasilitas dengan perbaikan korektif
_r"'" " __..-~. ". _~_~_~_ ~ __.._._..,'~w ·.._.·. ~.,-.... .". -'--~--~------'------~~"~'--~--"--',~~- -~-----..
1
MANA..IEMEN PEMELIHARAAN I 3/18
TEORI
•
Gambar 5 di bawah memperlihatkan keadaan suatu fasilitas yang diakibatkan olen terjadlnya
breakdown (halangan kerja) pada titik waktu tx. Breakdown yang parah bisa membuat fasilitas tidak
bisa ·Iagi berfungsi seperti yang dlharapkan. Efek sarnplnqan dari breakdown adalah penurunan daya
Keadaan
~ .
I Waktu pemakalan plus downtime akibat breakdown
,
~-- -- -- -- -- ---- -- -- -- - -- - --. -- ~ ~ --- -- -->
Waktu nganggur~ -E--
Dayaguna
Minimum
/
------- --- ... _-- - ~ ~
~-
guna yang drastis. Ini mengakibatkan umur fasilitas menjadi lebih pendek seperti yang terlihat di
gambar 5. Pada gambar tersebut, waktu pemakaian yang dirugikan oleh breakdown adalah sebesar t5
- t4. .
Gambar 5 : Siklus hidup fasilitas dengan breakdown
•
.,
I
.... -----""--'--------_.~.-
MANAJEMEN PEMELIHARAAN I .~ /19
TEORI
3.3 METODA PEMELIHARAAN FASILITAS&
TEROTEKNOLOGI
.. -
I 1
,
MANAJEMEN
PEMELIHARAAN
MANAJEMENSTATISTIK
SUKU CADANGPEMELIHARAAN
I	 I
TERENCANATAK TERENCANA I	 I
I
J	
I. !
1. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN1. PEMELIHARMN DARURAT
2. PEMELIHARAAN KARENA 2. PEMElIHARMN TOTAL
PEMBERHENTIAN MENDADAK PROOUKTIF
:
I I,	 .. '
': "9· Metoda pemaliharaan. t~k 'terencana adalahpemeliharaan.. yang
dilaksanakan untuk rencana yang tidak ditentukan sebelumnya (tidak
terjadwal). Pelaksanaannya berdasarkan permintaan perbaikan dari
kerusakan yang diperkirakan akan atau telah terjadi. Permintaan perbaikan
tersebut kita kelompokkan kedalam dua jenis yaitu : (1) perawatan karena
keadaan darurat, (2) Perawatan karena berhenti mendadak.
1
•	 Metoda pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang sudah
diorqanisir, dikontrol melalui laporan dan catatan rencana yang sudah,i	
ditentukan (terjadwal), didukung oleh pemikiran ke rnasa yang akan datang.
Metoda ini dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu: (1) Pemeliharaan"
pencegahan, (2) Pemeliharaan Total Produktif. Dan didukung oleh oleh,
metoda pemeliharaan lain dalam hal perencanaan penjadwalan kerja seperti
i
1	
: Pemeliharaan dasar waktu dan Pemeliharaan dasar kondisl.
/----~--------------------~......
Ctt. Untuk mengurangi biaya pemeliharaan totei. pada sebuah
1 ;
peruseheen, mereka harus menekan aktifitas pemeliharaan yang
tidak terjadwal serendah mungkin dan mendukung pemeliharaan
terjadwal semaksimal mungkin (rasio yang wajar adalah 1 : 9).
'---------------------------­
,
• Pemeliharaan pencegahan adalah metoda pemeliharaan yang bertujuan
- untuk mencegah atau meniadakan kemungkinan terjadinya gaf1ggl.!~n._.
. : kemacetan atau kerusakan manakala mesin sedang dioperasikan.
,
Pelaksanaannya dilakukan dengan jadwal interval waktu harian, mingguan,
"
•	 bulanan dan tahunan dengan menggunakan kartu yang berisi keterangan"
semua tindakan perawatan yang harus dilakukan pada waktu-waktu tersebut
• dari awal sampai ahir ~egiatan sesuai prosedur.
.--_.. '~-~._~_'_'_-----------_'-'_'~_"-._-~-------'------~'-,~-~~_""",-,,-bt
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996

More Related Content

What's hot

Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304dian haryanto
 
Laporan Kunjungan Industri
Laporan Kunjungan IndustriLaporan Kunjungan Industri
Laporan Kunjungan IndustriHery Purwanto
 
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Bung HaFied
 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiAmrih Prayogo
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaAzzam Robbani
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuEdi Sutanto
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 

What's hot (20)

Tugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullTugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin full
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Pengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industriPengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industri
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304
 
Laporan Kunjungan Industri
Laporan Kunjungan IndustriLaporan Kunjungan Industri
Laporan Kunjungan Industri
 
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
 
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...
Modul Praktik Memasang dan Melepas Bantalan Gelinding_Politeknik Manufaktur B...
 
Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran
 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksi
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRIPRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
 

Similar to Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996

Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
R 0279-panduansawit
R 0279-panduansawitR 0279-panduansawit
R 0279-panduansawitpatrianadi
 
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniPanduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniZul Rapi
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaEko Priyanto
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdfThekingz021
 
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdfwidya584237
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Khoirun Nif'an
 
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdfModul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdffathan63
 
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampungBenze Aris
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Slamet Setiyono
 
Modul 5 Lembar Sebar
Modul 5   Lembar SebarModul 5   Lembar Sebar
Modul 5 Lembar SebarAan Solo
 
File
FileFile
Filemtrko
 
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Slamet Setiyono
 

Similar to Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996 (20)

Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
 
R 0279-panduansawit
R 0279-panduansawitR 0279-panduansawit
R 0279-panduansawit
 
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniPanduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
 
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.
 
mikrokontroler
mikrokontrolermikrokontroler
mikrokontroler
 
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdfModul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
 
Buku pedoman akademik 2014 2015
Buku pedoman akademik 2014 2015Buku pedoman akademik 2014 2015
Buku pedoman akademik 2014 2015
 
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3
 
Modul 5 Lembar Sebar
Modul 5   Lembar SebarModul 5   Lembar Sebar
Modul 5 Lembar Sebar
 
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSEROLaporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
 
Dokumentasi spmi pt
Dokumentasi spmi ptDokumentasi spmi pt
Dokumentasi spmi pt
 
File
FileFile
File
 
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptGT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptIr. Duddy Arisandi, ST, MT
 
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT (20)

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
 
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptGT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
 
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
 
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
 
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
 
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
 
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
 
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
 
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
 
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
 

Recently uploaded

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 

Recently uploaded (9)

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 

Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi & Team_1996

  • 1. ... . . ~ POLITE'KNIK MANUFAKTUR BANDUN G ~INSTITUT TEKNOlOGI BANDUNG ~. MANAJEMEN PEMELIHARAAN .. .. '..:'. ', .. :.... . '.' .. .:.' , ... ~ .:~ : : ..' ..... ' ...- -:. .. : .......... :' .:.' .': :::.' '.' ; .. ' . .., .... ~,.' .," .....: ~ .,:' ".' - :. .... ..' .~ • to. -~ ~ ,h b ~ ~ , I- Lrl>­ ~:::-. ~ (9 >­ <.9 ~~ .~.,. u' ~ 2 l­ >­ o 0 ~~ ~~ - - I- z .-I E i::: -J I- z 0 ~ ·en ~u fE .0 2 ...J Z Z ~ fP. " Q: 2 « <t: - :x:::s: « () tti 0 « :::> :J ex: LLJ ~().. ""{ :r: d d l- I- i : Cepi Hanafi, Darman M. Zein, Duddy Arisandi, Kukuh PriambodoPENYUSUN PEMBIMBING : M.E. Feldmann, Kokok Haksono INDUSTRIAL TRAINING SERVICE " JL. fR. H. lUANDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL POS 851 BAN DUN G 40008 P h 0 n e : ( 0 2 2 ) 2 5 002 4 I , Fax: ( 0 2 2 ) 2 5 0 2 649.'
  • 2. i - MANAJEMEN PEMELIHARAAN P LIT£KNIK MANUfAKTUR . BANDUNG KATA PENGANTAR TA PENGANTAR alarn menghadapi persaingan bebas pada cekade yang akan datang, banyak mencoba meningkatkan produktivltasnya dengan segala upaya, . iantaranya denqan menerapkan kaidah-kaidah ISO 9000 untuk menjaga mutu roduknya, menerapkan TPM untuk peningkatan produktivitas dan mutu produknya masih banyak lagi cara-cara _lainnya, yang kesemuanya berujung pada satu juan akhlr, yaitu untuk tetap mampu bersaing. Dengan terciptanya kondisi ini, peran meliharaan/maintenance semakin menjadi penting dari waktu ke waktu. Meningkatnya penggunaan peralatan produksi canggih dan membesarnya skala oduksi-membuat peran peme1iharaanfmalntenance semakin pf'Jnting tidak hanya dari , " ,.'l'teknofogit;y8..tetapl 'luga' da.fl'slsrm~hajemennY:3,·" t~rl1ta'ina:' d,aiartt' merijaga:kondd ' ~' .: ,.': peratatan produksi untuk tetap mamou mencapai target produksi. iOalam bidang teknik oemeunerse» peratatan produksi, PoHteknik Manufaktur Bandung !(POLMAN-ITB), yang sebelumnya dikenal sebaqai Politeknik Mekanik Swiss-ITS, 'sudah-mempunyai-'pengaiamankurang l'ebih20 tahun,bafkdi sist pendidikan formatnya maupun di da/am pelatihan-pelatihan untuk karyawan industri. Dj dalam usaha meningkatkan kemampuannya dalam bidang manajemen pemeliharaan, POLMAN-1TB dibantu oleh Swisscontact melalui tenaga ahlinya Manfred E Feldmann mengadakan kursus manajemen pemellhereen selama 3 bulan,dari Januari 1996 sampai April.1996, bag; staf pengajarnya yang sudah berpengalaman dalam teknik pemeliharaan. Sebagai .salah satu hasil kursus tersebut adaiah tersusunnya Buku Pegangan Manajemen Pemeliharaan lnl, :6erdasarkan pertimbangan berbagai keadaan saat ini, buku ini disusun atasdasar kepentingan perusahaan dan sebagai langkah berikutnya adalah penyusunan atas dasar kepentlnqan mahasiswa, khususnya untuk jurusan Teknik Pemeliharaan Mesin. Sebelum melangkah ke versi mahasiswa, seminar-seminar intern pada program reguler pagi hari maupun program modular sore' hari akan segera diselenggarakan agar didapatkan masukan-masukan yang diharapkan bisa dijadikan oahan revlst, Keterlibatan 4 staf pengajar POLMAN-ITB dalam penyusunan buku ini, Cepi Hanafi, Darrnan M Zein; Duddy Arisandi; Kukuh Priambodo dan dlbawah bimbingan M E Feldmann, diharapkan bisa menggugah kesadaran menyeluruh minimal secara intern POLMAN-ITB bahwa penguasaan teknik pemeliharaan saja belumlah rnencukupi tanpa pemahaman manajemen pemeliharaan. Penguasaan,pemahaman dan pelaksanaan baik bisa dijadikan alat untuk penghematan biaya lain, pernanfaatan teknologi informasi pada manajemen 'e-rusahaan erta manajemen perawatan secara pemeliharaan dan memperpendek waktu perawatan fasHitas..produksi. Seperti halnya. pada disiplin ilmu yang perneliharaan juga sudah banyak dilakukan. Bukanlah suatu harapan berlebihan bila pada tahap be?ikutnya untuk melengkapi buku ini, tersedia pirantl lunaknya baik untuk media pengajaran maupun untuk penerapannya. 'II;;. I ·
  • 3. • :: ... MANAJEMEN PEMELIHARAAN j ii P(~lITEKNIK MANUfAKTUR BANDUNG :KATA PENGANTAR ~Mas terwujudnya buku Manajemen Pemeliharaan ini, POLMAN-ITB mengucapkan ~rima kasih sebanyak-banyaknya kepada : • Swisscontact yang telah menyediakan tenaga ahlinya. • Bapak Manfred E Feldmann, tenaga ahli pemefiharaan dari Swisscontact, yang t~ah - -dengan sabar inembimbing para penyusun buku ini. • BapakCepi Hanafi, Bapak Kukuh Priambodo, 8apak Darman M Zein, Bapak Duddy Arisandi, Bapak M Fauzi dan Bapak B Sihite yang telah berupaya keras untuk mewujudkan bl;lku ini. ;Mudah-mudahan dengan adanya buku ini, bisa bermanfaat bagi perusahaan dan :mahasiswa serta terwujud buku-buku lain yang berkaltan dengan permasalahan :.pemelihara.anfasiHtas produksi. " <II ' . ~. ' . : ~., •• : . . . . : • -' • _ '. • : " " . . ' . ""~".'."""~'" •. ".= , •.' - : ~ .• ~ • '. ....:.., 8andung, 8 April 199t;; Ka. Bid. Pendidikan POLMAN-ITB "
  • 4. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I iii po'rrEKNIK"MANUFAKTUR BANDUNG DAFTAR lSI iKATA PENGANTAR '" . . . . . . .. . DAFTAR lSI". . . . . . . , . . . . iii.. 1. KONSEP. .. . . " . 1/1 1'.1" PEMELIHAHMN KONVENSIONAL. .... .. 1/1 1.2 KEUNTUNGAN PEMEUHARAAN TERORGAN1SASI . 1/2 1.3 TEROTEKNOLOGI... . '" 1/3 1.4 F1LOSOF1... . 1/4 1.4.1 DASAR PEMIUHAN . . . . ' " 1/5 r­ 1.4.2 STRATEGI. '" . . . .. 1/5 1.5 KEMAMPUAN TENAGAAHLI ., ... 1[7 : :: :"4." ':OH~jSASi' r , ..:•. ,~. :';~:'.".' .:::/. ~: ;:'; .• ' ~. :: ->:.<. .: ".' .. ,~ < :; .2/1;· "..: .: :..,.: : " 2.1 KONSEPORGAN1SAS1 ..... . . . . . 2/2 2.1.1 DEFlNlSI . . . . . . .. 2/2 2.1.2 CiRI UMUM·. ., . .' . .. 2/2 2.1.3 BAGAN ORGANISASI . " . .. 2/2 2.1'.4 PEMBAGIAN-UMUM . ' ' -.. . _.. - 2i2 2.1.5 GARIS WEWENANG. . . , 2/3 2.1.6 KOORDINASI . . . 2/4 2.1.7 INFORMASI. 2/5 2.2 PENGORGANISASIA~ . " 2/5 2.2.1 EVALUASI SE8ELUM PENGORGANISASI- 2/5 AN ULANG . . 2.2.2 TAHAP PENGORGANISASIAIJ.. . . 2/6 2.2.3 PERTIMBANGAN PENGORGANISAS1AN . 2/7 2.3 MACAMORGANISASI PEMEUHARAAN . 2/8 • i 2.3.1 ORGANISASI PEMELIHARAAN SENTRAL 2/8'l, 2.3.2 ORGANISASI D:ESENTRALISASI . 2/9 2/1O-~ .2.3.3 KEUNTUNGAN, KERUGIAN 2.3.4 RENCANAKOMBINAS[ . 2/11 I 2.4 BAGIAN UMUM . . . .. 2/11i ! i " i 3. TEORI PEMEUHARAAN ., 3/1i I 3.1 ISTILAH-1STILAH PEMElIHARAAN . . 3/1 I 3.2 - SIKlUS"HIDUP DARI FASILlTAS _.. - 3/15 3,3 METODA PEMELIHARAAN FASILITAS . 3/19 I .. ~ 3.3.1 STRATEGI PEMIUHAN METODA PEMELI- 3/20 HARAAN . 3.3.2 PEMEL/HARAAN TIDAK TERENCANA 3/21i i I . 3.3.3 PEMElIHARAAN TERENCANA 3/22 ,. I I i .- --- ..---~;.---,,---------"----"---,---.-~.._-...----------~---~-~--'--~
  • 5. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I iv P~lITE·KNIK MANUFAKTUR BANDUNG DAFTAR lSI • 4. ARUS INFORMASI DATA. . . .... .... .. 4/1 4.1 PROCEDURE PEMEUHA-RAAN TIOAK TERENCANA ·4/3 .- '4.2 PROCEDURPPEMEUHARAAN TERENCANA. 4/4 5. ANGGARAN..... . .. . 5/1 5.1 DEFINISI AN-GGARAN . 5/1 5.2 PEMANTAUAN . . . . . . . 5/1 5.2.1 TUdUAN. .... . . . . . . . 5/3 5.2.2 FUNGSI . . . . . . . . 5/3 5.2.3 METODA PERENCANAAN DAN PENGANGGA- 5/3 ..•.. ; ;: '.:- :.:..:" ··.~.~JAy,i ..- ,..i ;: •.· · : ~ ; . '..•-'. .;: •...:,.: ;.: ; :: .":-.. : ; . 5.2.4 ALOKASrBIAYA PEMEUHARAAN . 5/8 5.2.5 PROCEDURE ANGGARAN PEMEUHARAAN 5/12 5.-S· KOOE B·IAYA. " . . . , 5/13 __. _5:3.1 FL!NGSI . '_" _. . . . . __. ._ 5/1;3 ... ... ._e. 5.3.2 tUJUAN. . . . . . " 5/13 5.4 BIAYA PENGHENTIAN KERJA. . 5/15 • 5.4.1 BIAYAPEMELIHARAAN LANGSUNG . 5/16 5.4.1.1 BIAYA MATERIAL . 5/16 5.4.1.2 BIAYA TENAGA KERJA 5/17 5.4.2 BIAYA PEMELIHAHAAN T1DAK LANGSUNG 5/18 5.4.3 HUBUNGAN DIAIJTARA- BIAYA P'EMELI- 5/18 HARAAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG 5.5 ANALISA BlAYA PEMELIHARAAN .. .. . . 5/20 5.5.1 PARAMETER PEMBANDING BIAYA PEMELI- 5/2fJ HARAAN .. . . . 5.5.2 LANGKAH MENGANALlSA BIAYA PEMELl- 5/21 HARAAN . . . 5.6 SARAN . 5/23 5.6.1 BIAYATENAGA KERJA LEM8UR 5/23 5.6.2 ANAUSA P'EMBERHENTIAN KERJA FASIL1TAS 5/23 5:6.3 PENGADAAN -FASILITAS . 5/24 _. ! - 5.6.4 PENGONTROLAN BlAYA PEMELIHARAAN 5/24 ., • 5.6.5 MENGURANGI 81AYA PEMELIHARAAN .. 5/24 .. • 5.6.6 AKTIF1TAS PENGURANGANBIAYA PEMELI- 5/25 • I' HARAANPADA PERUSAHAAN BESAR t ---._-_.. _.._.._~-~._-,-_.._----,---------_._~._-_.- ...- ----------------~...::.....:....- i
  • 6. MANAJEMEN'PEMELIHARAAN' v P~PllTEKNIK MANUfAKTUR ; BANDUNG DAFTAR lSI • :.1 • 6. PERSONALlA.. . . , . . . . , . . . . , 6/1 6.1 UMUM .. "...,.,.. . .,..,.. ., 6/1I 6.2 BAGAN ORGANISASI . "..-. -. . .._.." "--_. , .. ..- . ~ . . ,.­ 6/1 6.3 KLASIFIKASI. . ... . . . . . . 6/2 ! I 6.3.1 KLASIFIKASI PEMEUHAHAAN . . . 6/2, 6.3.2 KLASJFIKASI PEKERJAAN PEMELIHARAAN. 6/2 ., 6.3.3 -KLASIFlKASI TINGKAT PEMELIHARAAN .. 6/5 13.4 ?ELAT~HAN. . ' . . . . , . . . . .. 6/6 '6.4.1 KEBUTUHAN PELATIHAN. . . 6/6 '6.4.2 JENIS PELATIHAN . ", . ., 6f7 .. . '.. . ­ " .. ......,-P.::~.~: ~~S.F:~Tf..p~~fT~~~ ,~" .,::.:'. ".:.: .... ;. -: ;', ;'.~, ..~:. ..', ~/~:., ,... ,,:., . 6~4.4 PERENCANAAN PELATIHAN " 6/8 6.4.5 BENTUK-BENTUK'PELATIHAN " 6/9" .6,4;6 TEMA·TEMA PELATlHAN , " ...' 6/9 6.4.7 ~NSTITUSI PENYELENGGARA PROGRAM 6/10 e - ... PELATIHAN -" - - "" . " ..." 0­ , I I i 6.5 6.4.8. DATA PR18AOI PESERTA PELAHHAN . URAIANTUGAS . .' "6/11 6/13 '<e 6,5.1 GELAR STAF oEPARTEMEN PEMELIHARAAN 6/13 6.5.2 URAIAN TUGAS MANAJER OEPARTEMEN 6/14 ,. I , P-EMELlHARAAN . . 6.5.3 lIRAIAN TUGAS PERENCANAAN PEMEU­ 6/15 HARAAN . . , ,; 6.5.4 URAIAN TUGAS PENYEUA . . 6/16 ; 6,5.5 URAIAN TUGAS TEKNISI DEPARTEMEN 6/17 PEMEUHARAAN . . " 6.5.6 URAIAN TUGAS STAFF ADMINISTRASI '6/18 DEPARTEMEN PEMELIHARAAN . 7. KESELAMATAN. DAN KESEHATAN KERJA . . 7/1 7.1 UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN . . 7/1 7.2 H1MPUIJAN PEDOMAN KESELA-MATAN DAN 7/9 KESEHATAN KERJA BIDANG MEKANIK ! . - 7.3 PERATURANKE,SE:LAMATAN KERJA 01 .719. _ _- ." i PERUSAHAAN . . ; 7.4 , KESELAMATAN PEKERJA DAN PERALATAN 7/10 1" 7.5 CHECKLIST 7114 ~---. ----'-.~~_t_-==========:::;::::~~=====================:::::::======:::::....... . "..
  • 7. .'" MANAJEMENPEMEUHARAAN I ~ ~OUTEKNIK'MANUfAKTUR BANDUNG DAFTAR lSI • 8. HUBUNGAIIINDUSTRI. . .. 8/1 8.1 lNFORMASIUMUM _ 8/1 8.2 DAFTAR ALAMAT (SECARAALFABET) 8/2 9. KOMPUTERISASI PERENCANAAN PEMELIHARAAN .. 9/1 9.1 PERTIMBANGAN PENGGUNAAN KOMPUTER .. 9/2 9.2 BANTUAN PENGGUNAAN KOMPUTER 9/3 9.3 KEUNTUNGAN SISTEM KOMPUTERISASI 9/3 " ..... ','. _. .. ... .... ~. '.... , . '.'...,.' ' ' "1 , -- ­ . , , ! I ~ ....._-.._­ 'h__,'...,-----,.---. --- ----------".--------.----------.--.~ ... _. --- -------~--_.-._- ---_-._-----_.._~_ - - - e - - ­ ---- ... I I
  • 8. . t MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 1 /1 KONSEP.. ~ r 1. KONSEP a Kuranqnya-penqetanuan dankesalah-pahaman penqertian dan fungsi, pemeliharaan di dalam perusanalio. menghasilkan keluaran dan masukan yang , relatif rendah. Kualitas, kuantitas, .pengiriman dan pelayanan yang' mana akan - - berhubunqan Jangsung dengan kelanjuten .pendapatan perusahaan harus dlkelola ­ secara tepat. Modal yang ditanamkan harus dijaga dan -dipertahankan sehingga -dapat membuahkan hasif optimum sesuaidengan usaha yang dilakukan. Untuk mengoptimumkan hasl: produksl melalui efisiensi dan efektivitas kerja, mempertahankan kelanqsunqan produksi, dengan memelihara sejurnlah asset yang menjadi modal dasar perusahaan, harus -dikelola secara cermat dan tepat melalui manajemen pemeliharaan. Dengan menyadari kepentingan rnanajernen pemeliharaan datam industrt, kamt .'. '" .. I; .. ' '..rssakan:~·ef~" ~Jf1.t~J:k, .:tl:~~.;:~;'):ggef:a~p: .;J:p~,q~, .~~D~.Jf1,n:~~ .p;e(lel:ih:l?r?~n. ,qa,Qi,:- :' " industri untukmenjawab koe1emahan keternahan yang terjadi, ' I. ' Diharapkan dengan kursus manajemen ini peserta dapat melengkapi pengetahuan dan metoda penerapannya sehingga menghasiikan keuntunqan optimum bagi industrt secara khusus dan ~nBs.a s~a!Ci.umum. - '. ' -I 1.1 PEMELIHARAAN KONVENSIONIL I Secara konvensionil, sering-kaH perneliharaan bertinoak seperti p.emadam kebakaran. Jika terjadi kebakar.an, mereka berusaha memadamkan sesegera mungkin untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Sering kita Iupakan tumpukan abu hasil kebakaran. Dan sebenarnya, memadamkan ksbakaran bukanlah tugas utama bagi para pemadam kebakaran, tugas utama mereka a.dalah mencegah terjadinya keoakaran. .. Sering kali tugas utama darl departemen pemefiharaan eaeten memperbaikJ kerusakan pereieten bukan pencegahannya. ,------------------------------­.... Ada banyak sebab mengapa pernellharaan menjadi semakin penting. Peralatan khusus (misalnya mahal, teknofogi tinggi, dari luar negri, bahan khusus, rancangan khusus ataupun tua) yang masih beroperasi, muncul kesulitan akan suku cadang. Kadang harus dilakukan pesanan khusus ataupun pembuatan baru dengan blaya tinggi. Untuk mempertahaokankelanqsunqan produksi maka untuk rnenqanfisipasi waktu tunggu yang lama akibat dart jarak dari pemasok maupun keterlambatan administratif dan pekerjaan rutin, akan,."' ,-" -~. mengakibatkan inventaris -yang membengkak, rnaka sanqat dibutuhkan Strategi Pemeliharaan. Menyikat gigl merupeken setet: satu tlndeken perawatan untuk mengurangi bfaya perbaikan dokterglgi dan menghindarl ra.sa saklt. .......... I·· -'-'--- !~...._.. _._.... _.__.,-._._---------------_....---- --- -~-~----_._--~----------
  • 9. MANAJEMEN PEMELIHARAAN 1 1 /2 KONSEP • Modal investasi, kesempatan dan kemampuan berproduksi harus dipertahankan. Faktor faktor yang dipertahankanoteh bagian pemeliharaan: • Penurunan nilai investasi . _ • Biaya capital ___ ._ • Penurunan kwalitas • Pernborosan energy • Kegaga~an produksi • Penurunan kapasitas • Ungkungan kerja • Kehilanga-n pasar Tak seorangpun mempunyalbegiw banyak uang sehlngga dapat . . ,,.: ,.t ..=J.·l<'rrien~~"i~pemelitlat8Mjiari!itJalk: KEUNTUNGANPEMEUHARAAN TERORGANfSASI. /. Sering kall peralatan dibel! karena harganya yang mureh, dan seriru; / terjadi banya,k kesulitan pede saat dan eera~?f?rJnYi!!_pengoperas{q!1.. "------------------------------­ 8agian pemeJiharaan yang rnenqetahui spesifikasi dan kriteria peralatan yang dibutLihkan sebaikriya turut serta dalam diskusi sejak tarat perencanaan pada proses pemilihan pengadaan peralatan dan kernudian saat unit tersebut digunakan pada produksl, Jika peineliharaan dan aspek perekayasaan tldak dipertimbangkan da/am proses penetitien dan pengadaan maka akan ada resiko blaya selama proses pengoperasian peralatan dan oisye waktu pakai peretetsn juga tlnggi. Bagian pemeliharaan hanya dapat menjamin kelangsungan pengoperasian dari peralatan dan permesinan yang mampu beroperasl sesual dengan spesitikasi dan kriteria saat pengadaan, s ehinqqa mereka dapat mempertahankan keberadaannya dan mengoperasikannya pada paraf optimum. ....- - - - -- '- ~ -­ /' Pembenahan daya guna mene/an banyak biaya tetapi kemampuan daya guna yang rendah sksn meneten /ebih banyak biaya pada keruglan produksi dan kwstttes. .. -- -....-, ..-..----~.-,r-:-------- ..-------.-------~--.-~------------ .. -- -,-~.---~------------ ..- ­
  • 10. • • • • 1/3··MANAJEMEN· PEMELIHARAAN KONSEP Kemampuan daya guna peralatan dapat dioptimumkan rnelalul pemeliharaan. Jika investasi diberikan pada bagian pemeHharaan, setelah aktivitas dan investasi yang direncanakandilaksanakan, penambahan produktifitas perlu 'i diperhitungkan da/am pernbayaran kembaH investasi. Penambahan produktlfltas menghasilan penarribahan produksi, penambahan kwalitas, menurunkan modal tertahan (mls : sedikit suku cadang dan bahan baku), dll. Pemeliharaan manajemen modern mempetfahankan peralatan bekerja pada kapasltas tetfinggi dan menghasi/kan produk berkwalitas pada blaya terendah. ManaJem-en tidak. bisa Jagi memandang pernellharaan sebagai fungsi pembantu produksi tapi merupakan kunci utama dalam produksi yang terencana yang harus digunakan seeara efective dalam menyediakan kemampuan opflrnumperatatanproduksi sesuai dengan yang dibutuhkan. . .' ,;.' .: ...." ..'" .: .....: : "~:'," " ,:., . . ' . : ' " ~.,' ',' '" .. .' , " , '~:- Siaya harus dltekan sereruien mungkin sesust dengankemampuan daya guna yang diperlukan. - ..: . Karena itu dibutuhkan penqorqanisasien yang. baik untuk meneliti, apakah produktivltas dan-efislensl yang' terjac] rnerupakan 'hasll -k-erja karyawan pemeliharaan. 1.3 TEROTEKNOLOGI Diambil dari kata yunani "terein" yang berarti "rnerawat", "menjaga", "pel'hara''. Didefinisikan sebagai: Kombinasi dari msneiemen, keuangan, perekayasaan dan k.egiatan yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan biaya stkius hidup ekonomis. Pada prakteknya hal ini berhubungan dengan spesiflkasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu pellhara dari pabrik, mesin mesin, peralatan, bangunan dan struktur, dengan lnstalaslnya, penqetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dan dengan umpan batik informasi tentang rancangan,unjuk kerja dan biaya. Lihat istilah pemeliharaan bab 4 ~ Rekayasa Manajemen Manajemen Manalernen Manajemen informasi Pemeliharaan Pergudangan Keuangan TEROTEKNOLOGI , .. i i I -- j ~.,,:.;- j ,. I I I I I .=t====-=================--~~========================-=---- ;i
  • 11. • • • MANA..IEMEN PEMELIHARAAN 1 /4l'PC lITEKNIK MANUFAKTUR 1-------------.-..1--------1 BANDUNG KONSEP •,I ; . Pemeliharaan harus diorganisasikan dengan aktivitas pemeliharaan terencana tV. yang efectiv dan sernua kegiatan rutin berjalan mulus untuk menghindari terjadinya pemberhentian yang tidak direncanakan dan akan mempengaruhi biaya, dan memberikan waktu pakai economic dari peralatan. Pemellharaan yang terorganisasi akan : • Mempertahankan nilai 'asset • Menaikan hasll produksidalarn bentuk kualitas dan kwantitas • Menurunkan otaya pemeliharaari Tujuan pemeliharaan yangutama : 1. Untuk memperpanjang usia pengunaan asset. 2. Untuk menjamin kemampuan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi ( atau [asa] <1an mendapatkanIaba tnvestasl (return on -" ~. I ~. " .' '. '. investmen1) ·m$~un~,ang= theiTiuhgKinkan~ .-- .' - ..." .. ,.:... ..:. .." 3. Untuk" menjamin kesiapan operaslonal dan seluruh peralatan yang diperlukan dalarn keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, 'unit pernadam kebakaran dan penvelamat dan sebagainya. I 4. Untuk menjamin keselarnatan orang yang menggunakan sarana terseout, ._. . . I 1.4 FILOSOFI Jelas bahwa pemeliharaan merupakan faktar penting untuk mencapai produktifitas industri tertinggi dan kembalinya investasi sebagai akibatnya. Namun seringkali karyawan pemeliharaan disalahkan dar; pada dipuji hasi! pekerjaannya, Justus von Liebig wooden barrel • quality • quantity • etiectivness • accounting • personnel training • maintenance • technology • advertisement • handling • distribution / sales • investmem. __ Justus von Liebig wooden barrel• Perekay,asa. pemeliharaan atau departemen perekayasa perusahaan pada • urnurnnya tidak mempunyai filasofi. Banyak yang beranggapan perekayasa terlatih tidak memerlukan pengarahan ini dan tidak dapat dilaksanakan pada bidang pekerjaannya.: Walaupun begitu, top manajemen harus dapat mengarahkan pandanqan karyawannya melalui motto perusahaan. "' -----.-- - r-- - ..--"----.-------~.---.- -.-------.-- --~-~_._---c--~-.--~---------
  • 12. i I1 ' j i ! ~,I ~ ,"---­ 1/5MANAJEMEN PEMELIHARAANI KONSEP Sukses pemellharaan dimulal dart tttosotiyang dlberikan olen top manajemen. Setiap perekayasa perusahaandan perekayasa pemeliharaan harus mempunyai filosofi dan kebijasana?n yang perlu dituruti. Dan hasllnya akan terlihat pada keramah-tamahan, kebijakan, kelakuan dan motifasi dari setlap karyawan dalam perusahaan tersebut, Setiap perusahaan sebaiknya mempunyai thesis atau motto. Misalnya: • Karyawan adalah penting,hasil produsl rnerupakan kwalitas yang baik, dan pelanggan adalah raja. • Kita adatah pemuka pasar, pelayanan kami yang terbaik, dan kita dapat dipercaya. . , .: ,,: : Bagaimanapun juga, setiap organisasi mandiri, besar maupun kedl, sederhana maupun rumit, atau dengan penqernbanqan luas maupun teknologi tin'ggi pertu rnenentukan sistlrn perneliharaan yang akan diqunakan sesual denqan ya,.ng c:iibuN.h~an dalarn penerapajmya. KarenaItu, bagi 'para pengambil'keputu'san seniakindibutuhkanuntuk mengenal macam macam system pemeliharaan yang akan dibutuhkan sebe/um pemilihan diputuskan. Top manajemen harus memilih, fllo.s.o.fl yang mana yang cocok diterapkan pada perusahaannya.: • Kita tidak membutuhkan pemeliharaan sarna sekali. • Beli peralatan dan mengunakannya hingga rusak • Kita mendapatkan semua pemeliharaan dari kontraktordan supller. • Peralatan di perusahaan begitu mahal sehin£19a waktu pakainya harus tingkatkan semaksimum mungkin. • Kwalitas hasil produksi begitu penting sehingga dibutuhkan pemeliharaan terbaik. 1.4.2 STRATEGI Selama beberapa lama fungsi pemeliharaan merupakan satu diantara pemicu biaya dalam perusahaan jika hanya melihat dari kondisi , keluaran produksl, Umur pakai peralatan dan pembiayaannya yang telah direncanakan dan akan dipenuhi rnelalui strategi perneliharaan, Pemeliharaan akan menyediakan peralatan slap pakai, menambah ketangguhan, dan rnenqarnankan penqqunaan peralatan dan permesinan. Kelanjutan produksi, penghematan, dan biaya operasi ~ng efective akan sangat menguntungkan perusahaan. Biaya pemeliharaan harus dlkontrol oleh orang yang mempunyai pengetahuan tentang pemeliharaan. Pengurangan yang diambil dari pemeliharaan secara tidak langsung hanya akan menambah biaya produksi. . . ..~ I' ." I ...---~-- ~-,-,-,--.,--,------------_._------,.." .._---------------_.....---.'-_--_........
  • 13. r :i' :"~.' ; -:'1­ Kesulitan terdapat pada penentuan periode tindakan pemeliharaan yang I I harus disesuaikan de-ngan yang direkomeridaslkan pernbuat dan I penqalaman sen·dlri. Harus pula diper-timbangkan apakah perencanakan I merupakanpernelfharaan berleblh atau !oci3kufangan- pem-e'fi.haraan­ 'karenakeouanya akan merugikan. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 1/6 KONSEP . : .'. Tugas utama manajer pemefiharaan ialah eerperttetpeet dengan pengetahuan dan pengalaman untuk penelitian menustsasn pengadaan, menggaransi keJancaran prosesproduksU:lan juga mempertahankan nttet asset ____ ._.. . _ setlagglmungkin.. ... Merencanakan slstim pemeliharaan da.lam perusahaan adalah tugas yang sulit dan rumit, karena banyak faktor akan terpengaruh. Perlu dIketahui terlebih dahulu anansa kritis perusahaan dan perala-tan yang akan menunjukan keteranqan tipe kebutuhan pernellharaan . .Berdasarkan petunjuk ini baru dapat diambil keputusan akan perencanaan sistirn pemeliharaan. ';--.to,;: ._. '." :.:·:9:btJ.i1J/Jk~n.-!J.U.l:afl,5E:b.aJ~-mung.kin. •. jL.. '. '_' .' PrilakU dan strategl pemeutierssn cukup sebaikyang Pemberhentian produksi harus direncanakan bersama sarna dengan perencanaan produksL Dimana bagian produksi bertanggung jawab selama proses procuksi saja dan bagian peme1iharaan bertanggung jawab selama saat pemeHharaan saja sehingga tkiak mengganggu jalannya produksL na:::· I.•::.....~:::;:;::•.:;'•.•"•. )~i~ RHO ::.····:-;/: peme :::':;::::)~J,:::::;:i'l::- , / / Dalam menentukan skala pemeHhar~aflg<mana ekanjnemlntmalkar: _~..i__aya ataupun ~emaksimal~an(proses,' top manajemen rnelalui !T.1_9_najer pemeliharaan harus' memut'usKan strategi pem_~1L~araan yang djg~!j?k?!i~·~~~~~aj a:eng~n-fii"oso~i_perq~~.~.?-?:~··"· ,-.".-..-.-- ----- --.- Seperti: • Tunggu sarnpai terjadi kerusakan baru memperbaiki, -- io rnelakukarrperneltharaan pencegahan hanya pada rnesin mesin penting, • pemeliharaan berdasarkan interval waktu, : CBM: Condition Base Maintenance, • TPM: Total Productive Maintenance. ( Lihat penjelasan Bab 3.3 ) -- ...--.. ----- --,"-'.- ....-_...._--------_.-._~--------_._--_...--- ....--- ---- ----~---------,------~--------
  • 14. 1/7MANAJEMEN~PEM-ELIHARAANlITEKN'IK MANUFAKTUR BANDUNG 1-----------------'------1 KONSEP 1.5 KEMAMPUAN TENAGA AHLI Kecepatan laju perkembanqan teknonoql akan membutuhan tenaqaahll yang menguasai scope teknolQgi. Pada baglan produksi pelatihan tenaqa kerja sebelum pekerja rnulal bekerja telah umum digunakan. Pada bagian pemeliharaan, pelatitusebaiknya .dlrnulal.. sebelum terjadinya krisls dimana mesin sensitif dengan kemampuan pengontrolan yang ftekslbel dan kemampuan produksl yang rnenakjubkan membutuhkan kemampuan i karyawan pemeliharaan dan juga operator yang sesuai dengan teknologi yang digunakan. ; j TEKNOLOGI I t -[ ~ATE.RIA~..J --'---"-- ~--'----..,..- - ~ , ,; - , ­ 'T>Y DAN::J-:':-" ~"'P~~D~~~'I ",}>" jTENAGA KERJAI / _... ,..- "1- KEAHLIAN" Faktor faktor yang mempengaruhi umur dart peralatan dan permesinan dan penampilannya antara lain : Keahlian pelaksana, Iingkungan pengoperasian, kondisi pernakai, kepelikan penqunaan,' keamanan pemakaian, kecepatan pengoperasian, pengaruh suhu, beban, g.etaran, tekanan, debu, bahan korosif. Faktor faktor yang dapat membawa kearah kondisi kritis harus mendapat perhatian khusus oleh pemeliharaan. Karena ltu, sangatlah penting untuk melatih para operator dengan benar sehingga mereka dapat memp.erhati-kan pengaruh penqerusakannya. Bagian terberat dari semua faktor perusak harus dipikul oleh pemellharaan sebagai penanggung jawab asset dan kelangsungan produkasl perusahaan maka penanganannya harus menjadi bagian dari perecanaan peme1iharaan antara lain; • Jumlah yang haws dijadwalkan, • kerapatan waktu penjadwalan pengerjaan, • kwalitas sukucadang, • metoda 'dan perioda darl inspeksl, • memonitor kondisi, • pepqaruh lingkungan seperti debu dan kelembaban, • sistem peringatan ?eban bertecih, • pelatihan tenaga kerja. 4· ~~.-_.~'---'-' ..-.'..•.~~
  • 15. 2. ORGANISASI MANA..IEMEN' PEMELIHARAAN ORGANISASI 2/1 .! Kebutunan akan pemeliharaan dalam melindungi asset dan menjamin kelancaran proses produksi sudah tidak dipertanyakanlagi, akan tetap' hak, kewajiban dan tanggung-jawab yang perlu diberikan dan ketepatanpenempaian dimana sebaiknya ditempatkan bagian pemeHharaan dalam wadah orgarnsa'sr'perusanaan rnerupakan hal yang perlu dipelajari. Baglan pemellharaan harus merupakan bag/an darl kesatuan organlsasl '"" ." IMANAJEMEN PUNCAK I "--~~r7~""'" :.".,... ~.,..,~~;,c-·~T·~~·.:·!· l .: MANAJER PRODUKSI , Bag/an /:iemeliharaan sema pel1fingnya sepert! tiepertemen peniuetsn, produksi, administrasi, keuangan, dan pengadaan pada perusahaan sebab pemeliharaan akan mempengaruhi kwafitas dan kusntitss seluruh produk, biaya penjuetsn, pengadaan material dan penanaman modal baru. Manajer departemen pemeliharaan harus mempunyai wewenang dan jabatan setaraf dengan penjualan, administrasi, produksi dan lainnya agar mampu menekan biaya dan memaksimalkan keuntungan secara keseluruhan, 8anyak faktor pemeliharaan yang perlu dipertlmbangkan pada pemilihan peralatan sebelum diputuskan pengadaannya. Kurangnya pengertian dan pengaJaman pemetiharaan diantara orang proyek sering merendahkan aspek pemeliharaan pada proses pengadaan, mengakibatkan produksl dan pemeliharaan tak dapat mengejar target saat pengoperasiannya. Karyawan pembelian dan proyek harus mengetahui pengalaman bagian pemeliharaan karena itu, manajer pemeiiharaan harus turut serta dalam evaluasi pengadaan peralatan I mesin baru. Harga MURAH yang tertera pada mesin saat pembelian tidak mengartikan mesln tersebut MURAH sepanjang waktu pakainya. Sudah s.ering terjadi bahwa harga rnurah permesinan saat pembelian menelan ba~~ak biaya dan kegagalan produksi dib~~~,j>~g dengan mesin_ xang_fllahal: Pemel/haraan harus dlpertimbangkan sejak tetiep awal pengadaan peralatan untu« menjamin kesesusien, mampu pelihara dan murahnyabiaya pengoperasian dalam menghasilkan produk dengan kuaJitasdan kusntites yang diharapkan dengan etisienst:
  • 16. " H~--------,-------------"""""-~----r---=-----, .. .. ... .. .. .. ...".....,.~..­ IMANAJEMEN PEMELIHARAAN 2/2 ORGANISASI 2.1 KONSEP ORGANISASI 2.1.1 DEFINISI 5truktur soslet formal stabil yang menggunakan sumber-daya -.' . den lingkungan dan memprosesnya menjadi suetu keluaran produk etsu }asa. Bagian pemeliharaan yang merupakan bagian dari orgasnisasi perusahaan haruspula dibentuk mengikuti dasar organisasi sehingga keberadaannya dapat ditertma secara formal sehingga dapat berfungsi sebagai bagian dari organisasi perusahaan. ! 2.1.2 CIRI UMUM Seperti pada clri orqanisasi, bagian perneliharaan ya~g diorganisasikan -... , ,".'.' '... : .. ,:al<;~m~mpunyajciri $ebag~Lbe~iI{.l!t;.. ; .... ; .... ..' .: ....... .. Pernbaqian tenaga kerja. • Hirarki I wewenang jabatan. • Proseourdanperaturan yang jelas, Ii __ . _. ..•. _Keputusan .yang adil. _I. -­ 'i ..... Penernpatan berdasarkan kuamikasi teknik. • Memaksimumkan efisiensi organisasi. 2.1.3 BAGAN ORGANISASI / KeJancaran tunqs! organlsasJ bergantung pada strukturyang dlgambarkan daJam bagan organfsasf, dlikuti dengan surat keputusen dari pihak manaJemen yang menerangkan tiek, kewajiban, tanggung-jawab dan hubungan kerfa • seme darl setlap fungsi dalam organlsasi sehingga sietus departemen diterima secara formal dan dalam tujuenny« meningkatkan moral kerja karyawannya. Pengalokasian dari staff keeil ini dari karyawan umum,ditempatan dalam pekerja umum mengikuti batas pengorqanisasian yang jelas sedemikian sehingga dapat ditentukan hak, kewajiban, tanggung- jawab , , dan hubunqan kerja-sarna, Tidak ada yang lebih merusak moral departemen setein ketidak pastian menqenei hak, kewajiban, wewenang dan tanggung-jawab dan juga pengakuan fingkungan. 2.1.4 PEMBAGIAN UMUM Unit / departemen pernetiharaan dibagi dalam tiga tingkatan:- . 1. Tingkat Manajemen i2. Tingkat Perencana J 3. Tingkat Pelaksana ! I I I ...-~~ _.,,~._.~_ . .~..~-+:-----:--------~- ,."
  • 17. • ~ ., I I I r 2.1.5 GARIS WEWENANG Bagian produksi dan bagian pemeliharaan rnernpunyai peranan ·dalam berlangsungnya permainan, tetapi biasanya, bagian produksi yang menghasilkan produk akan lebih diperhatikan dibanding baqian pemeliharaan. Akibatnya, sering kali bagian pemeliharaan hanya dijadikan bagian dari fungsi produksi dan ini akan menyebabkan pengambilan keputusan umum seperti: I I MANAJEMEN PEMElIHARAAN ORGANISASI 2/3 • Pemilihan peralatan dan permesinan tanpa mempertimbangkan kesulitan yang akan dihadapi bag1a.n perneliharaan. . • 8agian produksi tidak mau menyerahkan mesin pada saat , • pernellharaan, dan setelah beberapa saat kemudian merekakembali. meminta Penyalah-gunaan permesinan dalam usaha mengejar target produksi sehingga hampir tidak mungkin untuk mengerjakan tugas perneltharaan. - --'-­ PERBAIKAN LAP'l I , PENYELIA PENYELIA I PENYELIA PERBAIKAN PERBAIKAN PERBAIKAN MEKANIK lISTRIK JASA PENYElIA i .) MANAJEMEN PUNCAK I , __ MANAJER PENJUjLAN j MANAJER PEMBELIAN MANAJER PEMELIHARAAN 1 MANAJER PRODUKSI TINGKAT MANAJEMEN TINGKATPERENCANA " : •..• . :'.. . . . -, OJ: .. , " : ' .,~~.. PERENCANAAN I J PEREKAYASA 1 & KOORDINASI 11---+----1 PEMELIHARAAN ISEKRETARIS ~ • TEKNIK MEKANIK • TEKNIK L1STRIK ,'•. TE.KNK·P:E'.::u~iASM~ . .. . PENEYELIA UMUM .PERBAIKAN LAPANGAN., .".. . -~ ",. ",,:,," ...' ' TINGKAT PELAKSANA PENEYELIA UMUM .' ·PERBAII<AN LAPANGAN. . , ,-, ~ : : --.. II II I PEflENCANA ~ PERENCANA IBENGKEL I PENYElIA PENYElIA PERBAlKAN PERBAIKAN PERBAIKAN AREA ARE B AREAC
  • 18. • ............ MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/4 ORGANISASI Sangatdlsarankan untuk menempatkan pemeliharaan pada level yang sama dengan produksl sehingga mereka dapat bekerja sarna untuk mencapal tuiusn perusahaan. ./ Manager produksi bertanggung-jawab atas peraiatan sepanjang waktu pakainya--kecuali saat terjadi halangan pekerjaan inaka manajer pemeliharaan akan mengambil alih tanggung-jawab dan melakukan pemeliharaan secara profesional. Setelah pengorganisasian pemeliharan dilakukan, prinsip dasar dari manajemen harus juga dijalankan untuk menjamin penyesuaian pengoperasian sehingga tldak ada kasus tertentu dalarn departemen pernellharaan yang memperbolehkan adanya peloncatan instruksl, tanggapan, permintaan, dan penugasan tanpa rnelalut jalur garis wewenang yang seharusnya. ::-. -~'., . . . "'". ;..,.f~~~ .:;pt" _*".1.", .. j!··.,.:..'il!'i/4t·.·.·,~~:......... . ~ ';~-''-.-'.­......~.: ....~',:" Cpe/(,_erj~hanya mampu ~e/aksanakan keputussn danperlntah' J'dert satu atasanpada satu waktu tertentu. " . ' . , . , 2.1.6 KOORDINASI -_. - - .~ - ~- -' ~ Ptoduktifitas terqantunq dari kapasitas sejak perencanaan dan untuk , mencapai taraf produksi sesual dengan yang direncanakan akan dipenqaruhloteh banyak faktor, seperti kekurangan pemeliharaan, kehilangan kualltas, menunggu dll dan mempengaruhi produksi dan produktifitas. Peraturan untuk produksi dan pemeliharaan dalam perusahaan berhubungan sanqat erat, sebagai rekan kerja dan menjadikannya persekutuan, Sedemikian eratnya sehi-ngga mereka harus bekerja-sama Kurangnya koordinasi antara produksi dan pemeliharaan akan mempengaruhi target dan kwalitas produksi, / Manajemen peme/lharaan modern bertsku sedem/klan sehlngga menjamin kemampuan berproduksl untuk menghasilkan produk dengan kuetites, kuantitas dan saat yang sesuai dengan rencana. Kenyataannya, objek pemeliharaan adalah seperti pada prloritas pertama meningkatkan kemampuan, sesuai dengan permintaan produksi dalam perusahaan. Apa yang produksi beli dari pemelihsreen? JUAL BEU l-p-E-'-M-E-L-'H"--A-'-R-A-A~N"""'-,!---------,I-P-R-O-O-U-C-Tl-O-N- ­ ~ ~,.----------------------------.... Manajer pemeliharaan dan manajer proaukst harus bekerja sama dan menyetujul tarat kemampuan penggunaan persteten untuk jangka waktu tertentu. t , ~---,-+'----_._------~-------~-'--_.---'-- ----~~-------------------
  • 19. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/5 ORGANISASI Tugas utama perencana atau koordlnator lni ialah: 1. Menerima, memeriksa dan mengklasifikasikan perintah kerja sesuai , dengan prioritasnya dan, 2. mencatat Jumlah jamkerja-orang, peralatan dan material yang dibutuhkan, 3. rnenqirlmkan pe:rintah-kerja-terisi'kepada bag-iari' "akunting, 4. menyimpan duplikat catatan perintah kerla datarn lemari permesinan, 5. menganalisa data dalam menentukan kebutuhan akan studi metoda, kontrak kerja, ataupun pemeliharaan pencegahan. 2.1.7 INFORMASI Sistim informasi merupakan modal dasar datam usaha mencapai ",1<eharmotl'i:s~f k~rja~af11~t<€lr~~~ dan .bagian orqanlsas! dan juga ., . .," r­ " ' ".: ;nieh,pakan·Pertiinba·nga·j, 'trtama;b8;g'i para·'perigambil keput"usari'i<arena"" :'" .. ltu, sistem informasi perlu dirancang secara seksarna. Koordinator stsu'perencsnepemetlnerenn berlugas sebagal - -bag/an dari ststem Informasi manajemen oemettnsreen. .,. ;,I Perekayasa pemeliharaan merupakan orang yang ideal untuk merencanakan sistem informasi karena dla mengerti pelaksanaannya, mempunyai waktu untuk pengembangannya, dan berada pada posisi yang terbaik untuk memonitor pelaksanaannya. Manajer pemeliharaan bertanggung-jawab atas departemen pemeliharaan dan semua keuntungan dari perpindahan tanggung-jawab. Karena dia merupakan pemakai informasi pemeliharaan, dia secara konstan mempelajari penanggulangan perbaikan, penampilan mesin, dan biayaperkiraan sehingga dia dapat merekomendasikan tindakan peroalkan dan revisi ketidak lengkapan data atau kesalahan yang harus dilakukan modifikasi. Dibutuhkan umpan·balik asrtpelaksanaan rencene, saat dilaksanakan evstues! agar dapat dlambll keputusan keputusan revlst: 2.2 PENGORGANISASIAN 2.2.1 EVALUASI SEBELUM PENGORGJNISASIAN ULANG Pengorganisasian. pemeliharaan harus disesuaikan dengan y.ang dibutuhkan perusahan. Program ataupun rencana baru pemeliharaan , harus sesuai dengan filosopi top manajemen dalam organisasi. I ~ t..- __ - --_ ......"---Ior-~._.,~----~------~_...,-,.._----_._- ._,---~ . _
  • 20. J i 1I I ! ! 't' 1 - •. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/6 ORGAN'SASI Dalam rencana perubahan organisasi pemeliharaan, kebijakan dan prosedur keberadaan pemeliharaan perlu dimengerti terlebihdahulu: 1. Struktur dar; unit / departemen pemeliharaan. 2. Praktek pemeJiharaan-pemeliharaan pencegahan, jadwal pel1§erjaan, pengiriman material, standar standar pemeliharaan. 3. Ketetapan persetujuan modal kerja pemeliharaan: -­ 4. Prosedure akunting-akumulasi dan distribusi pemeliharaan. 5. Bantuan dari pemasok luar. 6. Program training. 2.2.2 TAHAP PENGORGANISASIAN Sarna seperti teori organisasi dimanapun, pengorganisasian bagian pemeliharaan menjadi bagiandari organlsasi perusahaan, harus sesuai ..·'d~~gan·k0nsep'dar:·ftfosopiperusi.;J1Q8n ye.og ber'Sangku~an •.. ': ". Secara urnurn .dapat dibagi menjadi lima tahaparu ,'.. ", . , t. -': .~.' "[ .­ 1. Perencanaan 2'. ' Penqorqanlsasian ' 3. Penempatan 4: Penqarahan dan Penqawasan _. 5. Evaluasi . _. ­ . Faktor yang tlcak boleh dilupakan dalarn tahapan pengorganisasian, antara lain: • Penentukan dasar pembagian wewenang dengan sedikit bahkan tanpa bersinggungan. Harus ada pembaglan [etas dalarn membatasi kekacauan dan pertentangan wewenang dan funqsi, Pembagian wewenang dapat berdasarkan fungsi, lokasi, kelayakan atau kombinasi dari ketiganya. • Garis wewenang dan tanggung-jawab vertikal diusahakan pendek. Penggunaan pembantu {assistants) seminimal mungkin dan hanya jika terdapat pembagian tugas yang jelas. Media yang hanya menjadi penyalur informasi ke atas dan instruksi ke bawah perlu dihilangkan. • Mengoptimumkan jumlah laporan bawahan kepada atasan. Umumnya, berkisar antara 3 sampai 6 orang, sesuai dengan perkiraan jurntah laporan yang dapat ditanqani oleh otak satu orang secara effective. Banyak faktor yang mempengaruhi batasan. Jika pengawasan dilakukan jarang dan mengikuti pola tertentu, satu orang rnunqkin dapat menqawasisepuluh sarnpaidua belas'orang, .. , tergantung padaposisi jabatan. ~. Sesuaikan organisasi dengan pengaruh perorangan. Kelancaran fungsi dari departemen pemeliharaan perlu pertimbangkan perorangan dalarn pembuatan organisasi. Ini akan menghasilkan organisasi 'yang' fleksibel yang dapat direvisi sesual dengan perubahan personal maupun kondisl. __
  • 21. ., MANAJEMEN PEMELIHARAAN I .2/.7 " ORGANISASI 2.2.3 PERTIMBANGAN PENGORGANISASIAN Banyak hal yang perlu dipertimbangkandalam pengembangan organisasi perekayasa pemeliharaan. Selalu diperlukan pertimbangan pada caerah tertentu sehingga struktur akhir akan merupakan bagian pemeliharaan yang cukup f1eksibel untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, - -~ "- ­ .. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Tipe operesl, pemeliharaan mungki-n diutamakan dalam beberapa tempat (banqunan, rnesin, perpipaan ataupun peralatan elektroruk), akan dipengatuhi karakter pekerjaan dan tipe pengawasan yang dibutuhkan. • . Keteniutsn. operest, dengan menggunakan 5 harl kerja atau 7 hari . . . .. .' .·!<8.rja>a'<anrnempeng?-(!.I~i.l?e.st:ir.1ia~r 9€part~mf11'p~meJih.ara..an~ .... ' . - .~ " . .... . ..' . .. .".­ • Situasi geografis. Tipe perneliharaan effektif harus menyesuaikan dengan rnempertimbanqkan penyebaran perusahaan. Jika perusahaan tersebar luas makalebih balk menggunakan pemeliharaan decentralisasi. Sangat menguntungkan pada --" .- .- '.~organisas'i -yar~g rnenqsrjakan' pekerjaan yang·samapada.lokas: . yang berbeda. • 8esar perusahaan. Besarnya perusahaan akan memerlukan banyaknya karyawan yang dibutuhkan. Perlu dipertimbangkan jumlah penyelia yang dibutuhkan. Perusahaan dengan jumlah karyawan pemeliharaan yang banyak dan mungkin bertambah., banyak untuk memenuhi spesifikasi pekerjaan, Pada perusahaan kecil serinqkali menggandakan tanggung-jawab perorancan, dengan menggunakanlebih sedikit orang tap; ).ebih pandat dalam beberapa hal. • Jangkauan departemen pemellharaan. Ini ditunjukan pada kebijaksanaan manajemen. Departemen pertu membentuklebih banyak pembagian sehingga membutuhkan lebih banyak penyelia, Semakin kecil perluasan departemen pemeliharaan yang dibuat, sernakin dangkal organisasi yang dlbutuhkan, • Perumusan pelatihan dan kemampuan kerie. PerJu dipertimbangkan saat pengorganisasian, disesuaikan dengan 1 kebutuhan dan kepadatan pengawasan. Pada daerah pedesaan I dimana terdapat keterbatasan keahlian, pengawasan ketat perlu I dilakukan· pada- semua tingkatan pekerjaan, dan -perlu sering I I , dilakukan pelatihan. I-' : , , I , I ._----'_._----~
  • 22. , fit·.. j I • . ' MANAJEMEN PEMELIHARAAN' I 2 I 8 ORGANISASI Karakteristik<lari organisasi pemeliharaan central adalah aktivitas _.pemeliharaan dalam unit·pemeliharaan rnenyerupal prlnslp organisasi dan mempunyai status yang sarna seperti departemen produksL Diagram di bawah ini menggambarkan contoh organisasi pemeliharaan central. .. .. '.. - . ... I MANAJER ) "PEMELIHARAAN -' . IPEREKAYASA ) PEHEKAYASA PEREKAYASAI(( PRODUKSI DAERAHA PROOliKSI DAERAH 8 PEMELIHARAAN II --~..., --.........-~,,------ PENYElIAPENYELIA PENYELIA DAERAH BDAERAHA PEMELIHARAAN["- .,Il"- ..I"'- ....I ...Iika pabrik berukuran kecll, kompak dan komunikasi antar unit atau antar departemen mudah dlcapal, mudah dancepat, disarankan menggunakan organisasi pemellharaan central yang ditempatkan di bawahManajer Perawatan yang sejajar dengan Manajer Produksi dan mereka sarna-sarna memberikan iaporannya pada Manajer Puncak yang mana bertanggung-Jawab pada seluruh fungsi pada perusahaan. I' Jelas dalam keadaan ini, sistem perhitungan harus jelas dan dipelihara, dan perpindahan tanggung-jawab sementara harus ditentukan dengan I ..., - - ']elas oleh pihak manajernensetarna ~:)eng6perasrannya dilakukan. --1 iI I " i • ....._-­ ..._--_.~- _._-~._------------_ ...._.._--~-------------_...............
  • 23. ,. MANAJEMEN PEMELIHARAAN 1 2/ 9 ORGANISASI 2.3.2 ORGANISASI DESENTRALISASI Karakteristik dari organisasi pemeliharaan desentralisasi adalah akttfitas pemeliharaan dibagi menjadi seksl seksi yang rner[adi bagian dari unit produksi. , -­- _. ----.- - Diagram berikut menggambarkan organisasi pemeliharaan desentralisasi. MANA"JEMEN ,.~------~ . .. . '. . ~ KEUAHGAN )... ..r~-!~~~~, ..AKUTANS.I; DLL. 1 7 ' - - ' " .. / PEREKAYASA-_ ...... _.. _"-: ( P.EREKAYASA.., 1__ --..'. - -- . ~ . -",­ PRobUks(s ._... :.". , .' t' 'plibbUKSI A' -' ',' .(­ / /PENYELIA PENYELIA I ( PENYELIA r PENYELIAI I IPRODUKSIA PRODUKSI8 IIl PEMELIHARAAN A i 'PEMELIHARAAN B ""-----..." "'-----_...'-----_.... Jika perusahaan / pabrik menempati lokasi yang tuas, sehingga kornunikasl antar unit menjadi sum, maka disarankan menggunakan sistem organisasi desentrallsasl, Ini akan menjadikan terpisahnya pengaturan pemeliharaan dari setiap unit. Organisasi pemeliharaan pada setiap unit dikontrol langsung dari adminJstrasi kontrol produksi, Dalam kasus ini disarankan harus dipunyai penggantian perhatian pada eksekutif produksi dan pernetlbaraan. Kepala produksi dapat diseleksi dari jalur procuksl maupun dari [alur oemellharaan tergantung senioritas ataupun orang yang cocok dengan spesifikasi pekerjan. Kadang kadanqunltprup perneliharaan tertalu kaku dan tidak· mau melakukan penyesuaian dalam fungsi penyimpanan (inventory), akibatnya penghematan waktu dengan mendekatkan pekerja pada ttimpat kerja menjadi percuma karena terjadi pemborosan waktu dalam perjalanan pemindahan material I suku cadang. / .' . .
  • 24. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 2/10 ORGANISASI 2.3.3 KEUNTUNGAN, KERUGIAN PEMEUHARAAN, PEMEUHARAAN SENTRALISASI DESENTRALISASI • F1eksibel dalarn menempatkan • Kemudahan dalam karyawan dengan -keahliall ketangsungan penggantian berbeda~'_.... -.. - - - .- ...g'i1iran kerja. - - '­ • Dapat untuk menggunakan • Karyawan pemeliharaan tenaga ah1i secara efektif terbiasa dengan jadwal sesuai keah1ian. produksi. • Dapat mengoptimumkan jurnlah • Pengawasan lebih mudah karyawan yang mampu karena karyawan hanya menanganipekerjaan. berkumpul dalam satu area. • Karyawan perneliharaan dapat • Penyesualan pelatlhan dlperoleh dar; karyawanperekayasaan. dapat lebih .. , .. . ., '..;prqdl::Jks1:., .'. : ;,.' ';. -.: .'. ', ::" ; »; ,m:.udah.",. , '-, ,": " '.' ',' . -" , ... ". • Struktur yang jela's· Penghematan waktu perjalanan ··r menghasilkantanggung-jawab pada perialanan, pengadaan , : yanglebih [etas pUla.per-alatan, dan penertrnaan instruksi, ., '. • .Perhltunqen-akutansi -sentral , •. Karyawan:terQiasa menanqant ..'­ untuk seluruh biaya peralatan yang sarna sehlnqqa , . I pemeliharaan. terbiasa. • Penqontroian modal kerja • Pengalaman mempercepat berlebih ataupun pekerjaan pekerjaan dan pengadaan baru lebih baik. keoutuhkan suku cadang. • Peralatan pemeliharaan khusus • Pekerjaan darurat dan dapat digunakan secaraefisien. pemberhentian produksi dapat I . segera ditangani.II I • Hanya sedikit masalah • Tugas utarna dan tugas ; pe rsona./ia seperti mutasi, pelayanan mudah ditangani. I penerimaan, kerja lembur. I • Hanya diperlukan satu tempat i :( dan peralatan untuk bengkel pemeliharan. !I, i • Mudah dalam I mengkoordinasikan I penjadwalan dan prioritas dengan memperhatikan : perusahaan secara, keseluruhan, ! • Karyawan mempunyai. penqetahuan luas terhadap i =: perusahaan secaraI , keseluruhan.~ ; , • Karyawan lebih mudah menyesuaikan diri pada perubahan proses atau lini ·produksi. ...-..-- --...-..,....-t---,.--------=============================:.......­
  • 25. MANAJEMEN PEMEUHARAAN I 2/11 .' ~-~::f : I I 'OllTEKNIK MANUFAKTVR,. , BANDUNG ORGANISASI -"2.3.4 RENCANA KOMBINASI Dalam format desentralisasi sebagian lnl, karwayan pemeliharaan bersama dengan lini pemeliharaan bekerja dan bertanggung-jawab pada manajer produksi pada unit tersebut. Akan tetapi, fungsi utama pekerjaan pemefiharaan, penjadwalan, kertas..,~€rja,- .spesifH<asi pekerjaan, dokumentasi, biaya pemeIlharaan, revisi utama, pengadaan suku cadang, masih tetap merupakan tugas dari manajer pemeliharaan. Organisasi semacam ini menyediakan kebutuhan dari manajer produksi sesuai dengan hak dan kewajibannya dan dibatasi oleh keterbatasan pemeliharaan yang ditentukan oleh manajer pemellharaan. Manajer produksi dan manajer pemeliharaan harus mempunyai wewenang yang samadalam orqanlsasl semacam ini agar dapat tercapai kerja-sama yang harmonis. .Banyak .perusahaan berusaha memeca-hkan permasalah .: ·'~~~~~~~~~~~~nP~~~~~':~~~~~~e·~;=t~~~a:~~:~~~~~ICj/d~~~'r;" -,'I grup..Vari~si dari kombmasl ini.menja.di ti~a~ terbatas. ~euntungan dan Ikeruqlan.slstem iergantung dan kornbinasi sistern pernellharaan. _" Dalarn merencanakan kombinasi sistem pemellnaraan, faktor dasar.dan ­ _. , . , ,. 'tanggun'g~Jawab yang' rnencerrrunkeo fungSi pemetih~m3an'perlu dit4njau" _. kembali dan dimodifikasi sesuai kebutuhan, Pemeliharaan bertanggung-jawab pada jalur proses, pelayanan utama, peralatan, bangunan, dll harus [elas diterangkan pada setiap grup. /' Kesuksessan rencana komblnasi tntbergantung pada kerja-sama dan pembaglan kerja. 2.4 BAGIAN UMUM Pada saat pengorganisasian kembali, jasa pelayanan ini biasanya diserahkan kepada.baqlan lain. Pertimbangan yang teliti diperlukan sebelum penyerahan tugas agar jasa pelayanan ini tidak saling turnpanq-tlndlh jasa pelayanan dari departemen pemeliharaan. Beberapa fungsi pelayanan umum perusahaan yang bukan bagian fungsi pemeliharaan akan tetapi terkadang menjadi tanggung-jawab dari manajer pemeliharaan. Antara lain: G ud-ang pem eli haraan ,. keselamatan 'kerja, pabrik prod uks l, [asa : .­ pengangkutan, pelayanan pengiriman surat atau pesan, operator telepon, pengoperasian penggunaan alat pendukung, bangunan, kebun, [alan, pernhuanqan sampah, perekayasaan perusahaan dan angkutan antar perusahaan. & .-------- .-----,-~===:::::::=====::::::::;::-:::::==-=:::=:===========::============================::::...- :'!
  • 26. .........4'---------r---------------,r---~___==_..., ..",. MANAJEMEN PEMELIHARAAN 311I TEORI I iB. TEORI PEMELIHARAAN 3.1.ISTILAH-ISTILAH PEMELIHARAAN Serikut ini adalah istilah-istilah yang diterjemahkao dari standar Inggris (BS 3811 1984) untuk .... manajemen pemeliharaan. Lihat 3.3 DEFINISINO ISTILAH 101 Teroteknologi Kombinasi dan manajemen, keuanqan, perekayasaan dan kegiatan yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan biaya siklu$ hidup .ekonomis. Pada prakteknya hal in; berhubnungan dengan speslfikasi .. dan rancangan untuk keandalan serta mampu-pelihara dan fabrik, mesin-rnesin,.peralatan, bangunan <'lan struktur, dengan lnstalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dan dengan .uinpan balik informasi tentang rancanqan, unjuk kerja dan blaya ..' .. • +.'" . . . ,. ( • , .:. .'. .1 ,; I,; 101 Terotechnology I ; ! "r" .. . 102 P~mettha(f1atL .... : i i , ; 102 Maintenance ~ 103 Biaya siklus hidupi ...! ; , Ii, , A combination of management; financial, enginB6ring, building and other practices applied to physical assets in pursuit of economic life cycle costs. NOTE. Its practice is concerned with the specification and design for reliabHity and maIntainability of plant. machinery, eqUipment,. buildings andstrudures, witfltheir instal/ation, commissioning, operation, maintenance.· modification and' replacement. and with feedback ofinformation on design, performance andcosts. r1t1=r!lpa~al1 ..kombinasi . dari· .semua .tindakan ..tsknik . da(t·tlnd~!<an . administratif yang terkait, dirnaksudkan . untuk mempertahankan kondisi atau mengembalikan satu suku barang ke keadaan semula sehingga dapatoerfunqsi sesuai dengankebutuhannya The combination of aI/ technical and associated administrative actions intended to retain an item in, or restore it to, a state in which it can perform its required function. NOTE: The required function may be defined as stated condition. Biaya keseluruhan kepemilikan dari satu sukubarang; dimasukkan dalarn semua biaya adalah biaya pembelian, pelatihan -tenaqa kerja• operasi, pemeliharaan, modifikasi dan pembuangan, untuk ·tujuan pengambilan keputusan atas kebutuhan baru atau perubahan kebutuhan, serta sebagai mekanisme pengendalian dalam pelayanan untuk sukubarang yang sudan ada maupun yang akan dibeli r : i I ; ., 103 104 104 • ~ • , Ute cycle costs Keandalan Reliability - ,I I The total cost of ownership of an item of materiel. taking into account aI/ the costs of acquisition. personnel training, operation, maintenance, modification and disposal, for the purpose of making decisions on new or changed requirements and as a control mechanism in seNiee. for existing and future Hems. Kemampuan dari satu sukubarang untuk menunjukkan fungs; yang­ dibutuhkan pada kondisi dan selama periode yang ditentukan The ability of an item to perform a required function under stated conditions for a stated period of time .. .. -_._-_.... _._-.__.__..-_. ..,..--_.._---_._-,--_.._--------_.._._-~-.._-----._.._.-..._-----~---------- ---_._-----_......
  • 27. _..----1----------,--,----------------,-----.- ---, MANAJEMEN PEMELIHARAAN . 312 'Pl~JTEKNJK MANUFAKTUR f--------------...J------i - BANDUNG TEORI •• , : , NO 105 ISTILAH Pengendalian mutu DEFINISI Teknik operasi dankegiatan yang rnempertahankan motu produk, atau pelayanan yang akan memenuhi kebutuhan-tertentu; juga penggunaan teknikdan kegiatan. '105 106 Quality control Pengendalian biaya The operational techniques endtfre activities which sustain a quality of product or service that will satisfy given needs; also the use ofsuch techniques and activities Peraturan oleh tindakan eksekutif tentang biaya operasi yang 'dMakukan, terutama untuk tindakan yang memerlukan perhitungan biaya ! 106 Cost control The regulation by executive action of the costs ofoperatingan undertaking, particularly , where such action is guidedby cost BCcounting. "' • . .. . . • , . 107 Manajemen energl ' .. Manajemen dari penyimpanan, konversl, distribusi, dan penggunaan energi sesuai dengan ketentuan ekonomis dan pelayanan yang dibutuhkan.serta menghilangkan kebocoran yang dapat dihindarkan , ,.' ' ... ' . .. ." "~.. ' ., '. . . '. 107 Energy management The managemerlt of the stOrage, conversion, distribution and ,utilization of energy directed to the.economic provision of required services and the eHminationof avoidable losses. I , .... 109 sukubarang - .. .­ . . -­ ,>Satu .bagian. peretetao, bagian sistem atau sistem y.ang dapat cJiperhitungkan secara tersendiri dan diperiksa/diuji secara terpisah , >Objek, yang" ektual ateu.konvenslonatdanterhadap cbjek ~.r:seb.ut dapatdifakukan pengamatan ' >Jumlah tertentu dari satubahan, dan terl1adap bahan tersebut dapat dilakukan pengamatan >Nilai yang diamati baik secara mutu maupun jurnlah 109 Item >A part, equipment, suo-system or system that can be individually considered and separatly examined or tested; or >An actual or conventional object on which 2 set of observations may be made; or ,>"Oefined quantity of material on which a set of observations may be made; or >An observed value, either qualitative (attributes) or quantitative·{measured). 110 Keamanan Kebebasan dar; risiko akibat dari kesaiahan manusla yang tidak dapat diterima 110 Safety The freedom from unacceptable risks ofpersonal harm. 111 Spesifikasi Dokumen yang menguraikan produk atau pelayanan secara {erinci tentang keperluan satu 111 Specification The document that describes service has to comply. in detail the requirements. with Which the product or . 113 Modifikasi Perubahan yang harus dilengkapi secara fisik yang dilakukan terhadap satu sukubarang yang biasanya akan meningkatkan kinerja, dan secara umum dilaksanakan karena perubahan disain 113 Modification .. ~_._- _ ~ _ a. An alteration made to a physically existing item <Usually resulting in an improvement in performance and generally carried out as the result of a design change (e.g. replacing a plain bearing by a sealed roller bearing). NOTE. Performance includes reliability, maintainability.and financial considerations. 114 Pelayanan Pemasokan udara, Iistrik, gas, air dan sebagainya , 114 a service» 115 Melayanilmenyedia~ kan A supply of air, electricity, gas, water, etc, Menambah/mengisi kembali barang habls yang dibutuhkan untuk menjag;~~:supayasukubaranq tetap dalam kondlsi operasi, 115 to service To>ir;;enish the consumables needed to keep an item in operating condition. ,
  • 28. a a a . ~.....:.' ., : ; iI I , i ! ; i , f I I I MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/3I TEORI OEFINfSINO ISTILAHA Pengadaan ·Semua tindakan manajemen. teknik, kontrak. administrasi dan fisik atasnamasatu organisasi yang rnernbutuhkan barang, bahan atau ·pelayanan jasa dalammendapatkan kebutuhannya 116 116 Procurement All managerial, technical, contractual, administrative and physical actions by or on behalf of an, organization requiring goods. material or services in obtaining the requirements. 201 Gangguan, kesa/ehan Penyimpangan tidak terduga dari. keperluan, yang membutuhkan ,tindakan yang hati-hatl untuk memenuhi tingkatan yang dapat dlterima 201 Fault An unexpected deviation from requirements which would require considared action regarding the degree ofacceptability. Kemampuan satu sukubarang, pada kondisi penggunaan tertentu,203 Kemampuan untuk dipe/ihara untuk dijaga dalam atau dlkernbalikan pada keadaan tertentu, yaitu 'sukubarang tersebut dapat menunjukkan fungsi yang dibutuhkan, jika .. -'pernellheraan . dilaKUk;~lri .palJaKondisl· . jalig - dir.yattik;af dan. menggunakan prosedur dan sumber ycmg sUdah ditentukan · sebelumnya The'ability of an item, under stat6d'-condltions of use, to be retained in Q{" restored-to a' 203 Maintainability state in which it-can perlarm its required funcitons, when maintenance is perloll'rn3d under stated conditions and using prescribed procedures and resources. ~,-,-,-~----,:"":",--,--,--""",,,,"";""""';"";"+p.--'€-r~yata~;-dar! fungsi' ~ndas'ar dan fre~uerisi pe-;'~gahan' sa.tul204 Kebutuhan akan sukubarang dan kesalahan atau pengembahan ke fungsmya apabllakemampuan untuk dipelihara mengalami kerusakan A statement of the principal means and frequency of preventing an item from failing or requirements , of restoring its function when it has failed. 204 Maintainability Satu strategi yang di dafamnya termasuk penentuan kebijakan205 Kebijakan pemeliharaan pemeliharaan A strategy within which decisions on maintenance are taken.205 Malntenanpe policy Pengorganisasian pemeliharaan sesuai dengan kebijakan yang telah206 Manajemen pemeliharaan disetujui 206 Maintenance management . The organization of maintenance within an agreed policy. I' I "'.­ ; .. . ,,- _ .. -. '. a , • I I a ---_ ....­ -...._-- ~"_---'_'~-~--''''''''._---,---~._...,.-_ ..--_.,,---~--,----~~-~-~----_._---
  • 29. • • • • · • • • lI... __. __... MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 314 TEORI , , : , i I) , i I - OEFINISINO ISTILAH , 207 Pedomim teknls Satu terbitari yang secara tepat dan efektif dapat menyampaikan tUjuankhusus,'data, dan informasi yang meliputi topik-topik berikut : > Tujuandan perencanaan (apa kegunaannya) .. ___,>Penggunaan (bagaimana menggunakannya)_­ >Uraian teknis (bagaimana cara kerjanya) ,>Penanganan, pemasangan, penyimpanan sementara (bagaimana mempersiapkanuntuk dinggunakan) , >Petunjuk pemeliharaan(bagaimana supaya tetap berfungsi) >Jadwal pemeliharaan (apa yang harus dilakukan darrkapan) >Daftar elemen (terdiri dari apa saja mesin terseout) >Petunjuk modifikasi(bagaimana mengubahnya) ,>Petunjuk penempatan (bagaimana menempatkannya) A publication that communicates appropriately and effectively specific direction, data lifff!1,jnfoml~1O coverfM subjects of: ', 2/)7 Technlcaf-manual '~rpc'S~ ~W:Jf:knnir"D:~I!fr"fjO:js fc,r); . ~rating (how touse-it); >technical desaiption (how it worl<s); >handling, installation, storage transit (how toprepare it for use): >rnaintenancR inStnlC'tions (hvw to keep it !'Io"'<lng): >maintenance schedules(what isdof1<3 and when): . }:>-pJ;Jfts lists (what it consists of ): >modification instructions (how to change it); " " - ~' ... ~. "-....... - .. ;;'disposal in'structiCns rhovitOdispose orit) .. ' ..- .. .-. .. It is provided for those involved with managing, operating. maintaining and provisioning for all the materiel. Dokumen yang menguraikan secara terinci metode untuk menjalankan, menghentikan, mengendalikan, dan memantau bahan/peralatanpada kondisi yang dapat diramalkan 208 Petunjuk operasi 208 ' Operating Instructions , The document that describes in detail the methods of starting up, shutting down, controlling and monitoring the materiel under all foreseeable conditions. 209 Petunjuk Insta/asi Dokumen yang menguraikansecara terinci prosedur untuk instalasi satu produk termasuk, jika.penting, prosedur untuk membongkar kemasan'dan mempersiapkan sebelum instalasi The document that describes in detail the procedure for installing the product inCluding, if necessary, the procedure for unpacking and preparation prior toinstallation. 209 Installations Instructions 210 Persiapan mesin / Pengembangan instalasi dari keadaan statis ke kondisi siap ·beke~a pera/atan untuk sesuai dengan kebutuhan yang sudah ditentukan dioperasikan 210 Commissioning The advancement of an installation from the stage of static completion to fuJI vlOrl<ing order to specified requirements. Pernyataan tentang metode pemeliharaan, khususnya keahlian dari211 Kebutuhan tenaga kerja yang terlibat, fasilitas, lama kerja dan frekuensi kegiatan perneliharaannya, Informasi in; biasanya rnerupakan bagian carl :pedoman teknis pemeliharaan A statement of the nature of the maintenance method, in partiCUlar the skill of me personnljl j(lVolved, their taqilities 8(1c[ thp .dWi?/ion end frequency of maintenance 211 Maintenance requirements I ._. -_. ---- --. action, I .., .._,---. -,---.. ,-'---_._-~------------_.~ --- ----------------._----------­------- .._-----' I
  • 30. ... ... MANAJEMEN PEMEUHARAAN I 3/5 TEORI ; NO ISTILAH DEFINISI 212 PetunJuk pemeliharaan 21£ Maintenance In.$tr!l~o'1$ 213 Jadwal pemeliharaan 213 Maintenance schedule Dokumen yang meoguraikan secara terinci prosedur dan keadaan untuk melaksanakan pemeliharaan 7JlJ docum.~ntthat describes in petail the ptJXedure and circumstances forcarryirig out maintenance. Daftaryang meliputisukubarang serta pemeliharaan yang dibutuhkan, termasuk intervalkapan pemeliharaan harus dilakukan A comprehensive list of items and the maintenance required, including the intervals at which maintenace should be performed. 214 Program reocana yang didasarkan pada waktu yang meliputi pemeliharaan pemeliharaan tertentu yangharus dilakukan pada periode tertentu 214 Malntenanc~,.prof1ramme A time based plan allocating specific maintenance tasks 10specific periods. : Daft!'lr dari sernua e~e~ YE!;)f1 mernbentuk satu'9arang(perahi!ar. A definitive list ofs(f items which form the materiel. 215 Parts list ·216 Pettinjuk pembtiangan Dokumen yang menguraikan secara terinci. rnetode dan tindakan ·pencegahan yang harus diamati datam hal pembuangan . ~ bahanfbaiang . apabila_ ,bahan/barang. tersebut rusak at?u. Jida_~-'. ~._ . ..;. ... _.' ­ dipergunak~n lagikare0l3 aiasan-alasan-tertentu . .. , , . The document that describes in detail Jhe method and precautions to be observed in 216 Disposal instructions · discarding or.otherwise disposing of materiel when it has fai/ed or is no lor,ger required for anyreason. 217 Perencanaan Penentuan sebelumnya untuk pekerjaan, metode, bahan, perkakas, pemeliharaan mesin, tenaga kerja, waktu dibutuhkan dan saat untuk melaksanakan tindakanpemeliharaan... 217 Maintenance planning Oe9iding in advance the jobs, mefhods, materia/.s, tools, machines, labour, -time required and timing of maintenance actions. 218 Pemeliharaan Pemeliharaan yang dior.ganisasikan dan dilaksanakan dengan terencana pemikiran sebelumnya, dengan pengawasan dan penggunaan 218 Planned maintenance 219 Pemeliharaan takterencana 219 Unplanned maintenance 220 pemeliharaan pencegahan 220 Preventive maintenance .., catatan-catatan untuk perencanaan yang sudan ditentukan The maintenance organized and carried out with -forethought,control and the use of records to a predetermined plan. Pernellharaan dilaksanakan untuk rencana yang tldak ditentukan sebelumnya The maintenance carried out to no predetermined plan. Pemeliharaan dilaksanakan oerdasarkan interval yang telah ditentukan sebelumnya atau disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditentukan sebefumnya denqan tujuan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan atau penurunan kemampuan dari satu sukuoarars; .... _ _ _... __ The maintenance carried out at predetermined intervals or corresponding to prescribed criteria and ifltended to reduce the probability of failure or the performancedegrad2tion · of an item. >------_._--~----_.._._.----------------~ ..----- -- -.---.-~~---______c--------- _
  • 31. • • '~. ' • MANAjEMEN PEMELIHARAAN ., 3/6I TEORI ! DEF-INISIISTILAHNO Pemellharaan berdasarkan keadaan 221 Condition based maintenance 221 Pemantauan keadaan222 222 . Condition monitoring 223 Pemeliharaan terjadwal .Pemeliharaan rutin 223 Scheduled maintenance, routine maintenance depre~ted Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan sebagai hasH dari pengetahuan tentang kondisi dan sukubarang yang didapatkan dart pemantauan secara rutin atau berkesinambungan The preventive maintenance Initiated as 8 result of knowledge of the condition of an item from routine orcontinuous monitoring. -Pengukuran secara periodik atau terus menerus serta interpretasi dari data untuk mengenali kondisi dari saki sukubaranq sehingga dapat ditentukan kebutuhan akanpemeliharaannya The continuous or periodic measurement and interpretation ot data to' indicate the condition of 8n item todetennlne the need for maintenance • Pemeliharaa-n pencegaha-n yang dilaksanakan berdasarkan waktu ·at-au interval yang telah ditentukan. jumah operasi, jarak ternpuh, dan ,8ebagainya The preventive maintenance carried out to 8 pr-adetenninedinterval of time, number of operations, miiage, etc. 224 Pemeli-ha;aan ko;'ektif Perneliharaan yangdiJ.aoksanakan setetah terjaei kerusakan danl dimaksudkan untuk mengemba~ikan satu sukubaranq kepada 'keadaan · tertentu,.yaitu .sI;lKaoarang. tersebll.t -dapet meoghasiJkan Jl!og.si yang· dibutubkan , '-. r "'.' '~': .. 224 Corrective mslntenence- The maintenance carried out to after a failure has -occured and intended to restore an item to a state in which it can perform its required function. 225 Pemeliharaan darurat Perneltharaan yang harus segera dilaksanakan untuk menghindari ) konsekuensi yang lebih serius 225 Emergency maintenance The maintenance which it is necessary to put in hand immediately to avoid serious consequences. 226 Riwayat pemeliharaan Catatan riwayat (penggunaan, kejadlan dan tindakan yang , bersanqkut-paut dengan peralatan tersebut) yaf-lg digunaka-n untuk tujuan per-encanaan pemeliharaan A history record wtlich is used for the purpose of maintenance pfanning.226 Maintenance history 227 Ketersediaan 227 AvalJabillty Kemampuan dari sukubarang {dengan kombinasi dari asoek-aspek ·'keandalan,kemampuan untuk dipeliharan {jan dUkungan pemeliharaan) unt-uk bekerja sesuai dengan fungsinya pads waktu tertentu atau pada periode waktu yang ditentukan The ability of an item (under combined aspects of its reliabilty, maintainability and , maintenance support) to perform its reqUired function at a stated instant of time or over a stated period of time. . 230 Keberhentian Keadaandari satu sukubarang yang tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya 230 Outage ~ · The stat~..of.af) item-beingunable to pe[formits required f.unr;ti0fJ. _..... _. ~ .. 231 Keberhentian Keberh.entian terencana yang menyebabkan sukubarang tidak bekerja terjadwal 231 "•Scheduled outage Outage due to the programmed taking out of service of an item. ---_..._---~--~------..._--_..
  • 32. - . "'~ ­ MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 317 TEOR' NO 232 232 233 . .. 233 234 234 235 i ~ . 235 ISTILAH Keberhentian terpaksa forced outage Up time Up time Lama kerja Operating time Waktu tldak bekerja Idle time DEFINISI Keberhentian takterencana yang menyebabkan sukubarang tidak bekerja Outage due totheunscheduled putting out ofservice of an item. Periode waktu. yang mana selama waktutersebut satusukubarang .. beradadalam kondisi yang dapat menunjukkan fungsinya The period of time during which an item is in a .condition to petform its intended function. Periode waktu, selama satu sukuoaranq menunjukkan fungsinya The period oftime during which an item petforms its intended function. Perlode waktu selama satu sukubarang dapat bekerja sesuai dengan .··.fungsinya tetapi tidak <lipergunakan sehubungan dengan kekurangan ·~peke.rjaan, perkakas, bahan, tenaga kerja, dan laln-latn The periodof time during which sn item is available to perform its intended wnction,but is not .useddue to a shortage of work, tooling, material, operators, etc. 236 Il¥aktu pemeliharaan . Periode waktu selama pemeliharaandilaksanakan dan sukubaran.9 I.'.. C!!3.I:::::~i.t>nari~U"':::"''''' d_'N'~b __OuI wIo!""".'''''lsi: servioe:......,.aoc.ls co.r.'. '-. 237 Waktu nganggur 1 I !II 237 Down time 238 Waktu pemeliharaan berhentl , Periode waktu selama pemeliharaan dtlakukan pada saat bersamaan peralatan berhenti 238 239 Shutdown maIntenance time Waktu penundaan The pen'od of time puring Which malntenace is carried out whilst the item is out .of service. Periode waktu selama sukubarang tldak mampu bekerja sebagai akibatdari kekurangan tenaga kerja, sukucadang, fasilitas, dan . lain-lain 239 IShortages time The period of time rhiring which the Item is unable to perform due to shortages of labour, spares, facilities, movement, etc.. 240 Waktu penundaan operasllalnnya 240 Other operational delay times Periode waktu selama satu sukubarang tidak dapat menunjukkan fungsinya The period of time during which an item is not in a condition to perform its intended function. INOTE 1. The down time of an item will be made up of active maintenance time and delays due to reporting, awaiting labour, awaiting spares, facilities, movement, etc. NOTE 2. Unless otherwise stated, down time of an Item, due to failure, is considered to commence at the instant the item is determinedta have failed. NOTE 3. Unlessotherwise stated, dov.n time will include any additional time necessary to reach the same stage in the working programme of the item as at the time of failure. Periode waktu, yang mana selama waktu tersebut sukubarang tidak mampu bekerja yang diakibatkan oleh kegagalan/kerusakan yang 'I tidakdijadwalkan untukpelaksanaan tindakan The period of time during wNch the item is unable.to perform due to a failur.e which has " not been scheduled for action. .. . , • l.....".,__ _,_ ....-;--f---.---,....._._._.------~~---------._-~... -.------~.. ~---~--.---___,_-~-~----._-----~--- I
  • 33. POLITEKNIK MANUFAKTUR . BANDUNG .-MANAJEMEN PEMELlHARAAN TEORI 3/8 • NO ISTILAH DEFIN1SI 241 Waktu pemeliharaan 241 Maintenance time 242 Waktu pemeliharaan aktif 242 Active maintenance time 243 Wakttl pemeliharailn Periode waktu selarna tindakan pemeliharaan, termasuk penundaan yang menjadiS11at dart pelaksanaan pemeliharaan, dilaksanakan terhadap satu sukubarang secara otomatis atau manual The period of time dUring which maintenance ecuons, including delays Inherent in the maintenance operations, are performed on an item either manually or automatically. NOTE 1. The inherent delays include those attributable to design or to prescribed maintenance procedures. NOTE 2. Maintenance may be caTTied out while the item is performing its Intended function. Waktu selama satu orang atau Jebih, atau satu proses otomatis, dilakukan pada satu sukubarang untuk melaksanakan pemeiiharaan . The time during which one or more persons are working, or an automatic process is taking place, on an item to effect maintenance. Perbandl.ogan antarajumlah dari waktu pemeliharaan aktif rata-rata ..... . & aktifrata-rata yang diamati 243 Observed mean active m"Jfntenance. time . 246 Waktu pemeliharaan korektif/waktu. , ......- perbatk;i"n' -. ; .'. 246 Corrective maintenance time, repair time deprecated !~ I 247 Waktu pemeliharaan korektif akt;f 247 Aetive correetive maintenance tIme 248 Waktu pemeliharaan pencegahan . , 248 Preventive maintenance time 254 Halangan keJja 254 Breakdown 255 Perbaikan -- 255 Repair "' . . 256 Revisi ~ •256 Overhaul ~engan jumlah keselunrhan tindakan pemeliharaan The ratio of the sum of the observed active maintenance times to the total number of maintenance actiOf1s. Bagian dari'waktu pemeliharaan terrnasuk penundaan Iogistik seiamaj -pemeliharaan korektif dilakukan terhadap satu susubaranq . Th~'pa~~'hem:m,.~ance••"'-'th:,duo .:...:.,Wh~.:rcorrective maintenance is performed on an item. Baqlan dari waktu pemefiharaan aktif untuk perbaikan dilaksanakan That proportion of the active maintenance time'in which repairs are carried out. -Bagian dari waktu pemeliharaan selama pemeliharaan pencegahan idilaksanakan terhadap satu sukubarang; termasuk di dalamnya adalah keterlambatan penyediaan logistik yang menjadi sifat dari pelaksanaan pemeliharaanpencegahan That part of the maintenance time during which preventive maintenance is perfarmed on an item, including the time attributable to logistic delays inherent in the preventive maintenance operations. Kerusakan yang merupakan ketidaksediaan satu sukubarang Failure resulting in the non-availability of an Item PengembaHan satu sukubarang kepada kondisi yang dapat diterima dengancara pembaruan, penggantian atau perbaikan dari elemen-elemen yang sobek, rusak atau patah To restore an item to an acceptable condition by the renewal, rep/acemant or mending . of worn, damaged or decayed parts. Pengujian komprehensif dan pengembalian satu sukubaranq atau baqian utarna dari sukubarang tersebut kepada kondisi yang dapat diterima A comprehensive examination and restoration of an item, or a major part thereof, to an I acceptable condition. I .....-,--_.-J• t+-'~
  • 34. _......---k----------r--------------,.----r----==---, , MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/9 TEORI DEFINISI Tindakan pemeliharaan yang bertujuan untuk mengembalikan satu sukubarang kepada penampakan atau keadaan semula Ma~enance aClions.il)ten~to.bring b~k an ite'!'.to its original appeara~ or.st§!te. Pekerjaan menyeluruh yang bertujuan untuk membawa pabrik atau bangunan ke kondisl fungsional yang dapat diterima. seringkali disertai dengan peningkatan/perbaikan Extensive workintended to.bring plant or buildings up to cUlTent acceptable functional conditions, often involving Improvements. I ,. r 1 .' ·1 . i I :, .t " I' I r ! - , 1 • ,• • " ! 259 Pemeliharaan berjalan Pemeliharaan yang dapat dilaksanakan selama peralatan bekerja 259 Running maintenance Maintenance which can be carried out whilst the Item is in service. 260 Pemeliharaan berhenti Perneliharaan yang hanya dapat dilaksanakan selama peralatan ib,efhenti 260 Shut down maIntenance Maintenance which can only be carned out whilst the item is in service. 261 Pengujia.7 . ',261 . Exaf/llriati(O~. .... 262 Inspeksi Proses pengukuran, pengujian, pemerlksaan atau cara lain untuk rnembandingkan satu unit dengan kebutuhan yang dapat diaplikaslkan I _262 Inspection The process of measuring, examining, testing, gauging or otherwise comparing the unit ,.<S>.•• '.j~ with the applicable requirements. . 263 P~injauan Satu pengujian dengan laporan tertulis yang berisikan anjuran untuk melakukan tindakan 263 Survey An examination, the written report of which would inclucJe a recommencJationfor action. 264 Percobaan r?54 Test 265 Membersihkan 265 to clean 266 Permintaan kerja 266 Work requisition 267 Spesifikasi kerja - 267 Work specification . Inspeksi yang meliputi banyak hal ditambah dengan pengukuran dan percobaan secara fisikdengan tujuan untuk menentukankondisi dari . satu sukubarang .A ccmpieheilsiva .inspection st'pplems.1t~d· by 'messurerflen!·sr:d..ph}'s/:::ai' r<9sting- fr. .. ·order todetermine the condition of an item. Percobaan secara kritis atau pengujian Gari satu atau lebih sifat karakteristik dan bahan, produk, sekelompok pengamatan dan lain-lain A critical trial orexamination of one or more properties of characteristics of 8 material, · procJuct, set of observations,'etc. Mengurangi pencermaran/pengotoran ke tingkat yang dapat diterima To reduce contaminationto an acceptable ievel. Dokumen yang berisikan permintaan pekerjaan yang harus dilakukan A document requesting work to be carried out · Dokumen yang menguraikan dengan cara bagaimana pekerjaan harus •dilakukan, ·dapat didefinisikan dengan bahan, perkakas, waktu dan s t a n d a r - ... - ~. . .. I· A document describing the way in which the work is to be carried out. It may define the maten'als, tools, time, standards. II I l • '"------ ..._~--,"'.' t-·-.. •~--- -~..... ---.---.---~.---_._.-•.-_..~----.--.----~------.,.........---------------.... 1
  • 35. • NO 268 . . 268 269 269 270 ISTILAH Pesanan kerja Work order Ijin kerja Permit to work Umpan batik MANA..IEMEN PEMELIHARAAN I 3110 TEORI DEFINISI Petunjuk tertulis secara terinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan A written instruction detailing work to be camed out. Dokumen yang ditandatangani, untuk memperbolehkan melakukan tindakan terhadap satu sukubarang, yang berisi keterangan tentang kondisi, termasuk tindakan keamanan, sehingga pekerjaan dapat dilakukan. Ini dapat berisikan dokumen yang ditandatangani pada saat pemeliharaan selesai dilakukan, dan menyatakan bahwa satu sukubarang adalah aman dan siap untuk digunakan A signed document, authorizing access to an item, which defines conditions, including safety precautions, under which worn may be camed out. This may include a document, signed on completion of maintenance, stating that an item is safe and ready for use. Laporan lisan atau tulisan tentang kesuksesan atau kegagalan dari a , . '-.- _. • • .. satu tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi disain, kinerja atau biay~ .. A wntten.oro(el repqrt of tne success' of faillire Cif an .action to ar;hieve, ifs. desired respU which can be used to influence design, performance and costs. . ' , .'2.7.0' Fitedback ,2!1 Lap0J:fJn.kerja . Satu .pernyataan yallg .rnencatat .pekerjcaan.. yang. dilakukan serta. ~ ' . ' , -. kbndisl dad sUkuban:.ing ' , . '. . A statement recording the work done and the condition of the item.271 Job report Seluruh kekayaan nyata dari satu perusahaan selain milik yang tetap; terdiri dari semua hasil jadi atau produk yang dapat dijual, semua sukubarang yang dirnasukkan ke dalam hasil jadi, dan semua sukubarang yang digunakan pada proses pengerjaan produk atau dalam melaksanakan usaha 272 Persediaan All the tangible material assets of a company other then the fixed assets; comprising all the finished or saleable products, all the items to be incorporated into the Tlnished products. and all the.items to be consumed in the process of manufacturing the product or in the carrying out of the business. 272 Stock 273 Persediaan cadangan Sukucadang yang disediakan untuk tujuan pemeliharaan atau untuk penggantian dari elemen-elemen yang rusak Items which are held available for maintenance purposes or for the replacement of defective parts. 273 Spares stock Bahan-bahan yang disimpan (misalnya pelumas, paku, gasket) untuk274 Persediaan barang tujuan pemeliharaanhabis pakai Expendable materials (e.g. oils, lubricants, nails, packing) that are held available for maintenance purposes. 274 Consumable stock­ Lama waktu yang ditentukan sebelum penggunaan suku barang agar sukubarang dianggap tetap baik untuk dipakai dengan kondisi yang telah ditentukan sebelumnya 275 Umur penyimpanan The specified length of time prior to use for which items which are inherently subject to deterioration are deemed to remain fit for use under prescribed conditions. 275 Storage life , • • ....._.... - ".-.­ --_.- _._ ---_.._--_ _' __.".__ _-_.•._----_ -_.~~----------~------------
  • 36. MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/11 .LITEKNIK MANUFAKTUR I----------------..J--------i BANDUNG TEORI • I II /. I II i!I i - 278 NO 302 301 301 278 melakukantanpa DEFINISI yang dibayar Biaya keseluruhan sukubarang dari bahan dan membawanya ke kondisi yang mampu untuk menghasilkan fungsi yang dimaksudkan untuk sukubarangtersebut Teknik·teknik yang mempertimbangkan biaya siklus hidup The technique of considering life cycle costs. ... That portion oftime for which payment is made but for which no service .isrendered,Nugatory time ISTILAH Blaya penambahan Pembiayaan siklus hidup Ufe cycle costing Waktu tidak produktif Bagian dari waktu pekerjaan/petayanan 302 303 Acquisition costs Biaya berjalan Biaya keseluruhan dar; operasi, pemeliharaan, dan modifikasi dari sukubarang The total costs tothe material owner of acqUiring an item of materiel and bringing it to the condition iNhere itis capable ofperforming its Intended function. NOTE:. This includes the financial effects of activities involving the purchase of goods and services extra-murally to the organization and/or ofproviding necessary goods and services intra-muralfy to the organization. 303 304 Running G051s· Bfaya pembuB.:1gan· . Tile total costs totne.materiel owner of the operation, mainiemince aridmo.1ificatibn cof an item of~_L j_ Bi41ya.. keseluruhan untuk pernbuanqan satu sUkL!b~mmg.ya.ng rusak . atau yang tidak diblJtuhkan lagi karena berbagai alasan . 304 501 Disposal costs Kerusakan The total costs to the materiel owner of disposing of an item of materiel when it has failed oris no longer required for any reason. Kerusakan secara umum diklasifikasikan berdasarkan tingkat .keseriusan seperti : >Kelas 1 Sangat serius : Menyebabkan secara langsung luka berat atau kerugaian ekonomi yang besar >Kelas 2 Serius : Menyebabkan secara langsung luka ataupun kerugian ekonomis yang berarti >Kelas 3 Berat : Berhubungan dengan masalah-masalah berat berkenaan dengan penggunaan normal yang dimaksudkan >Ke/as 4 Tidak berarli : Oihubungkan dengan masa'ah-masalah yang tidak begitu berarti berkenaan dengan penggunaan normal yang dimaksudkan 501 Defect . >A departure of a quality characteristic from its indended level or state that occurs with a severity sufficient to cause·an associated product or service not to satisfy intended normal, orraasonably foreseeable, usage requirements. Defects will generally be classified by their degree of seriousness such as : >-C/ass 1. Very serious: Leads directly to severe injury or catastrophic economic loss. >Class 2. Serious: Leads directly to significant injury orsignificant economic loss. >Class 3. Major : Related to major problems with respect to intended normal, or reasonably foreseeable, use. >Class 4. Minor : Related to minor problems with respect to intended normal, or reasonably foreseeable, USB. _
  • 37. - - NO • 502 7 ­ 502 503 503 504 ISTILAH Cacat "Blemish Satuan kecacatan Blemished unit Ketidaksempurnaan MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/12 TEORI DEFINISI Satu ketidaksempumaan yang terjadi, tetapi hal itu tidak harus menyebabkan kerusakan berkenan dengan kebutuhan untuk penggunaannormal An imperfection thet occurs with a sever/iy sUfficient to cause awareness, but that should not cause any real impairment with respect to intended normal, or reasonably foreseeable, usage requirements. Satu satuan produk atau pelayanan yang berisikan paling tidak satu cacat A unit ofproduct or service containing at least one blemish. Penurunankarakteristik mutu dari tingkat atau keadaan yang dimaksudkan dan tidak ada hubungan dengan kesesuaian terhadap kebutuhan spesifikasi atau terhadap kemampuan penggunaan dar; satu produk atau pelayanan I 504 Imperfection -505 remenUhan • .. j . 505 506 506 509 509 ; 510 510 .~. -_. Compliance Kesesuaian Coniormsnc« Kondisi yang dapat diterima Acceptable condition Peneraan Calibration .., A departure of a quality characteristic from its intended level or state without any association with conformance to specification requirements or to the usability of a product or service. Petunjukatau pertimb~mgan y~mg rneneqaskan bahwapemasok oarl :;~uS!D~~~~.u~o~t~~~.~~~y:~;~u;:~avat~~a~el::~;e~~~I_ :e~~~~:,:~ l­ pemenuhan kebutuhan . . . . . I An affirmative indication orjUdgement that the supplier of a·prouduct or service has met the reqUirementsof the relevant specifications, contract or regulation; also the state of meeting the requirements. Petunjuk atau pertimbangan yang menegaskan bahwa satu produk atau [asa telah memenuhi kebutuhan spesifikasi, kontrak etau peraturan yang relevan; jadi pernyataan pemenuhan kebutuhan An affimrative indication or jUdgement that a product or service has met the requirements of the relevant specifications, contract or regulation; also the state of meeting the requirements: Kondisi yang disetujui untuk setiap penggunaan The condition agreed for each partiCUlarusage. Semua jenis kegiatan dengan tujuan untuk menentukan nilai kesalahan dari alat-alat ukur (dan jika perlu untuk menentukan sifat-sifat pengul<uran lainnya). Pada bidang metrologi lstilah peneraan sering ditambah dengan mengikutkan operasi seperti penyetelan, penormafisasian, pembagian skala, dan sebagainya All the operations for the purpose of determining the values of the errors of a measuring instrument (and, if necessary, to determine other metrological properties). - - .._.~---;~.----- ..- -_ _-----._---_ _-- ....• -,..--_._-----..- ------." ---~---------,----_._---------,_._---_
  • 38. - - MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/13 TEORI NO ISTILAH :; 601 Pengendalian .anggaran • _ _ •• _ n __ .. 601 Budgetary control 602 Penaksiran : I, 602 Estimate 604 Pusat biaya J_. _. -- -,. , , . . .. 604 Cost centre ; 605 Biaya Pengeluaran (aktual atau taksiran) diakibatkanoleh suatu barang yang dibebankan atas, atau 605 Cost(s) The expenditure (actual or notional) incurred on, or attributable to, e given thing. 606 Biaya yang berhubu!1gan dengan mutu 606 Quality related costs 607 Biaya pencegahan S07 Prevention costs DEFINISI Pembuatan anggaran sesuai dengan tanggungjawab eksekutif terhadap kebutuhankebijakan dan pembandingan secara terus menerus antara hasHsebenarnya dengan yang dianggarkan, apakah untuk menjamin sasaran.kebllakan oleh tindakan individu atau untuk menyiapkan basisrevisi The estabHshment of bUdgets relating the responsibilities of executives to the requirements of B policy, and the continuous comparison of actual with budgeted results either to secure by individual action the objective of that policy or provide a basis for its revision. Penaksiran yang didasarkan atas gangguan terhadap sumber yang dilibatkan, terhadap baiaya yang diharapkan akan naik sehubungan dengan pelayanan yang diberikan. Hal inibiasanya dihitung sebelum terjadinya pengeluaran atau sebefum biaya sebenarnya diketahui An assessment based on a detailed breakdown of the resources, etc., involved, of the cost expected to arise in respect of a given thing or service. This is usually calculated before the expenditureoccurs, or before the true costs are known. Lokasi, orang atau sukubaranq dari peralatan (atau kelompoknya) dalarn hUbungannya . denqan bi~ya' yang boleh .ditentuk.an atau dihubungkan dengan satuan biaya, misalnya pusat biaya proses, . pusat bi~y~ progu~i,- pusat biaya pelayanan, dan lain-lain. _. ~ . . . ".' ":' "'., . - - '. . - .' '. . .' .: . " , " . A location, person or item of equipment (or group of these) in respect of which costs may be ascertained and related to cost units, e.g. processes cost centre, production cost centre, seNics cost centre, etc. Biaya yang dimaksudkan untuk pencegahan kerusakan dan penaksirankegiatan ditambah dengan kebocoran sehubungan dengan kesalahan internaldan eksternal The expenditure incurred in defect prevention and appraisal activities plus the losses due to internal and external failure. Biaya yang dikeluarkan untuk setiap tindakan untuk peningkatan sistem mutu, misalnya untuk penelitian, pencegahan atau pengurangan risiko kerusakanatau kesalahan. Yang termasuk dalam biaya pencegahan antara lain biaya perencanaan, pendirian dan pemeliharaan sistem pengendalian mutu The cost of any action taken to improve the quality system, e.g. to investigate, prevent or reduce the risk of defects and failures. 608 Biaya penaksiran Biaya penakslran pencapaian mutu yang telah ditetapkan. misalnya biaya inspeksi. Biaya penaksiran boleh berupa biaya inspeksi, pengujian, dan lain-lain yang dikeluarkan selama penyelesaian fabrikasi 608 Appraisal cost The cost of assessing the achievement of specified quality, e.g. costs of inspection. I ' I I .. -. I j i : ~'.'---'---"~----""-'----_~---'~'-"""-~__~_-----"""""----'-~----------'._~_-
  • 39. ~ , 'P61TEKNIK MANUFAKTUR?' .' " I l'~ BANDUNG .~ i • " ::1 • I , : ; " I • I ; , , j ! j .j , ; " , I I i , ; ~ - -.I : ..,.) • i • -- --- -_.............-...__ ..­ ,'--------,-' : NO ISTILAH Biaya kesa/ahan internal Internal failure costs Biaya kesa/ahan eksterna/ r 609 609 610 610 External failure costs Elemen biaya Elements of cost .. Tingkat mutu ekonomis Economic quality level 612 612 613 613 614 614 Nilai persediaan - .. . ValuatIon ofstock Audit energi Energy audit Energy budget Kebutuhan energ; .. Energy requirement Target energi Energy target Perawatan Daya guna Daya guna minimum Anggaran energi 701 701 702 . 702 703 703 704 704 p - - MANAJEMEN PEMEL1HARAAN 3114.' I TEORI •r-; DEFINISI Penambahan biaya di dalam organisasi fabrik sehubungan dengan terjadinya kesalahan The costs arisingwithin the manufacturing organization due to failure. Penambahan blaya -di luar -orgaliiSasi fabrik sehubungan .denqan terjadinya kesalahan The costs a.rising 9utside the manufacturing organization due to failure. Isernua sukubaranq yang dapat ditinjau secara tersendiri dan yang digabungkan secara bersama-sama untuk membentuk biaya keseluruhan All those items which are considered individually and which are combined together to form the total cost(s). Tingkat ekonomis dar; mutu dan biaya untuk menjamin mutu yang lebih tinggi akan melebihi keuntungan dari peningkatan mutu The economic level of quality at which the cost ofsecuring higher quality would exceed the ben.efitsof tha improved quality. -Nilai keseluruhan dari persediaan yang biasanya diukur' dengan satuan ~ang ' , _.. '.' . , , -. _. ­ - -.. The total value of stock, usually measured in monetary units. Penentuan batas ,penggunaan energi yang sebenarnya pada setiap bagian dari instalasl atau proses The determination ofactual energy used in each part of an installation or process. 8iaya energ; untuk bangunan atau tujuan proses The energy allowance for building or process purposes. Penjumlahan dari sejumlah energi yang digunakan untuk bangunan atau proses The summation of the amounts of energy used in a building or process. Permintaan energi yang diinginkan untukbangunan atau proses The desired energy demand of a building orprocess. . Segala kegiatan yang berlangsung terus menerus agar sukubaranq tetap berada dalam kondisi yang diinginkan. Tingkat kegunaan suatu sukubarang yang tersedia. Daya guna suatu sukubarang berkurang secara berangsur·angsur selama pemakaiannya. Tingkat terendah kegunaan sUkubarang. Bila tingkat ini tercapai, itu berarti sukubarang tidak bisa digunakan lagi. - . .. ­ -' . " - .. _.~ r_~_.·_ ' . .. bltt'rl
  • 40. • • ». i • "MANAJEMEN PEMELlHARAAN 3/15 TEORI 3.2 SIKLUS HIDUP DARI FASILITAS Setiap peralatan atau fasilitas yang digunakan akan berkurang daya gU'lanya dari hari ke hari, Penurunan daya guna ini umumnya disebabkan oleh gesekan yang mengakibatkan sukubarang yang saling bergesek tersebut menjadi aus. Pengausan bisa disebabkan oleh g~sekan yang ~erj(ldl antara . • . benda padat dengan benda padat lainnya, benda cair atau gas. Penurunan daya guna ini harus dikontrol dengan diinspeksi secara berkala untuk menentukan apakah sukubaranq yang aus tersebut perlu diganti dengan yang baru atau tidak." Jadi keputusan harus diambil pada saat inspeksi ditaksanakan. Salah satu faktor yang dipertimbangkan sewaktu rnenqarnbil keputusan penggantian adalah dengan melihat produk atau hasil yang diberikan oleh sukubarang. Apabila produklhasil tersebut tidak lagi memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau dimensinya berada diJuar batas toleransi maka perbaikan perlu segera dilakukan. Setelah perbaikan dilakukan, maka fasilitasnya kembali memiliki daya guna yang tinggi seperti semula. Penurunan dan perbaikan daya guna fasilitas yang terjadi berulang-ulang mulai dari pengadaan sampai batas umur (gugur) suatu fasilitas inilah yang dimaksudkan sebagai siklus hidup. Setiap pemilik fasilitas tentu menginginkan siklus hidup yang panjang, tujuan tersebutbisa dicapai hanya dengan menjalankan segala usaha-usaha pemeliharaan untuk fasilitas-fasiltas yang ada. " I fI I I I I I I .1i 1 i Gambar 1 : Diagram siklus hidup suatu fasilitas Gambar 1 di atas menunjukkan slklus hidup suatu fasilitas. Siklusnya dimulai dengan investasi pengadaan fasilitas. Setelah diinstalasi dengan balk dan betul, fasilitas tersebut kernudian diqunakan. Selama pemakaian, inspeksi dan perawatan atas fasilitas yang merupakan bagian dari pemeliharaan terencana dilakukan secara berkala. Setelah inspeksi, harus ada keputusan tentang usaha-usaha apa dalam perneliharaan yanR akan dilakukan, Apabila pe.nggantian sukubarang dibutuhkan ataupun.terjadi kerusakan, maka dilakukanlah perbaikan jika tidak fasilitas dipakai kembali. Siklus Pemakaian ­ Inspeksi - (Perbaikan/Perawatan) - Pemakaian dijalani oleh suatu fasilitas secara berulang-ulang sampai suatq saat, dimana fasilitas tersebut tidak sanggup lagi untuk memberikan hasil sesuai dsnqan yang dibutuhkan. Ini berarti fasilitas tersebut tidakbisa digunakan lagi atau batas umurnya sudan tercapai. Pemaparan siklus hidup fasilitas yang lebih mendetail ditunjukkan oleh grafik keadaan fasilitas sebagai fungsi darl waktu '(t) seperti di bawah ini. ......------~--" .._.------. ---~------c----'-------_ ..---­
  • 41. .­ MANAJEMEN PEMELIHARAAN 3/16 TEORI Keadaan Fasilitas Sebagai Fungsi Dari Waktu Berikut ini akan ditunjukkan beberapa grafik keadaan sebagai fungsi dari waktu. Grafik-grafik ini akan mernperlihatkan pengaruh usaba-usena perneliharaan terhadap siklus hldup suatu fasilitas. . Keadaan Waktu Pemakaian tanpa Perawatan 100 ------------------------~--~ Daya guna Daerah Penggunaan Daya guna Minimum Daerah Kerusakan I t1 t2 t3 14 t5 '.1 . pe,nes3n<!n.. "", .A;YBI. '-... -. _ Pemakalan , - Awal Perencilnaan Gambar 2 : Grafik siklus hidup fasHitas tanpa perawatan Gambar 2 diatas mengasumsikan bahwa selama pemakaian fasilitas, samasekali tidak ada, pemeliharaan yang dilaksanakan. Dalam kurun waktu t1 - t2 semua perencanaan pengadaan fasilitas diproses sampai selesai Di sini ditentukan type, spesifikasi, harga fasilitas yang akan digunakan dan lain-Iainnya yang berhubungan dengan perencanaan pengadaan fasilitas. Dalam kurun waktu t2 - t3 dilakukan pemesanan, pembelian dan instalasi fasilitas kedalam Iingkungan kerja. Pada titik waktu t3, fasilitas telah dipasang dan siap pakai. Daya Guna atau keadaan fasilitas segera menurun begitu pemakaian fasilitas dimulai. Dalam kurunl waktu antara t3 dan t4 daya gunanya terus merosot hingga faslJitas tersebut tidak blsa digunakan lagi sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas tersebut kemudian bisa dirubah dan atau dipakai untuk tujuan lain. Tanpa perneliharaan, waktu pemakaian (t3 --t4) bisa sang at pendek sekall ! I Pada gambar 3 ditunjukkan bahwa umur I waktu pemakaian fasilitas yang dirawat menjadi 'Iebih~ panjang dibandingkan dengan fasilitas yang tidak dirawat (gambar 2). Perawatan fasilitas pada gambarl 3 dilaksanakan pada titik waktu tx, yang mana bisa kita kenai melalui penyimpangan kurva yang, terjadi. Hasil perawatan yang dilakukan adalah daya guna fasilitas yang menjadi tinggi kernbali, Kurva] - titik-tltik menunjukkan keadaan fasilitas tanpa perawatan, sedangkan kurva garis bersambuno] menunjukkan keadaan fasilitas yang .dirawat. Keuntungan waktu pemakaian yang diperoleh atas hasill perawatan adalah t5 dikurangi dengan t4. Dengan perawatan yang teratur dan berkala, keuntungan! waktu pernakaian yang diperoleh akan semakin besar. i -~---.-..----_... _. ---~------.,...-----------'----- •
  • 42. __ c MANAJEMEN PEMELIHARAAN I 3/17 TEORI Keadaan , Waktu pemakaian dengan perawatan .. ­ ~- - - - -- -:.. -:.- -. - --~':.-- --- - - - - - - - -~ - - - - -- - - -'.. -) , ~ Daya guna Minimum ... Ix t4 t5 t3 Waktu pemakalan tanpa perawatan Gam~ar 3: Sikh:: ~Id..up fasilitas dengan_perawatan _. :~. -. Garnbar 4 mernperfihatkan perbedaan antara fasilitas yang tidak diperbalk! secara terencana dengan fasilitas yang diperbaiki secara terencana (perbaikan korrektif). Perbaikan korektif biasanya dilakukan atas hasil inspeksi. Kurva. garis bersambung menunjukkan keadaan fasilitas yang diperbaiki secara terencana, yakni pada waktu tx, sedangkan kurva garis terputus-putus mewakili fasilitas yang tidak diperbaiki. Keuntungan waktu pemakaian yang diperoleh adalah t5 dikurang dengan t4. Setiap perbaikan yang dilakukan akan memperbaiki pula daya guna fasilitas, hal inl ditunjukkan dengan lonjakan kurva pads titik waktu tx. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki fasilitas disebut waktu Keadaan . WaKtu pemakaian plus downtime dengan perbaikan KoreKtlf ~-------------------------------------) v. ~ Daya guna Minimum waktu nganggur t5Ix Ix' t4 t3 <- -.. --...-----. ---- -- -". -----.. ~ .. ----- ------) Waktu pernakaian tanpa perbalkan -./ nganggur (downtime) dan besarnya adalah tx' - tx. "' 1 Gambar 4 : Siklus hidup fasilitas dengan perbaikan korektif _r"'" " __..-~. ". _~_~_~_ ~ __.._._..,'~w ·.._.·. ~.,-.... .". -'--~--~------'------~~"~'--~--"--',~~- -~-----.. 1
  • 43. MANA..IEMEN PEMELIHARAAN I 3/18 TEORI • Gambar 5 di bawah memperlihatkan keadaan suatu fasilitas yang diakibatkan olen terjadlnya breakdown (halangan kerja) pada titik waktu tx. Breakdown yang parah bisa membuat fasilitas tidak bisa ·Iagi berfungsi seperti yang dlharapkan. Efek sarnplnqan dari breakdown adalah penurunan daya Keadaan ~ . I Waktu pemakalan plus downtime akibat breakdown , ~-- -- -- -- -- ---- -- -- -- - -- - --. -- ~ ~ --- -- --> Waktu nganggur~ -E-- Dayaguna Minimum / ------- --- ... _-- - ~ ~ ~- guna yang drastis. Ini mengakibatkan umur fasilitas menjadi lebih pendek seperti yang terlihat di gambar 5. Pada gambar tersebut, waktu pemakaian yang dirugikan oleh breakdown adalah sebesar t5 - t4. . Gambar 5 : Siklus hidup fasilitas dengan breakdown • ., I .... -----""--'--------_.~.-
  • 44. MANAJEMEN PEMELIHARAAN I .~ /19 TEORI 3.3 METODA PEMELIHARAAN FASILITAS& TEROTEKNOLOGI .. - I 1 , MANAJEMEN PEMELIHARAAN MANAJEMENSTATISTIK SUKU CADANGPEMELIHARAAN I I TERENCANATAK TERENCANA I I I J I. ! 1. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN1. PEMELIHARMN DARURAT 2. PEMELIHARAAN KARENA 2. PEMElIHARMN TOTAL PEMBERHENTIAN MENDADAK PROOUKTIF : I I, .. ' ': "9· Metoda pemaliharaan. t~k 'terencana adalahpemeliharaan.. yang dilaksanakan untuk rencana yang tidak ditentukan sebelumnya (tidak terjadwal). Pelaksanaannya berdasarkan permintaan perbaikan dari kerusakan yang diperkirakan akan atau telah terjadi. Permintaan perbaikan tersebut kita kelompokkan kedalam dua jenis yaitu : (1) perawatan karena keadaan darurat, (2) Perawatan karena berhenti mendadak. 1 • Metoda pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang sudah diorqanisir, dikontrol melalui laporan dan catatan rencana yang sudah,i ditentukan (terjadwal), didukung oleh pemikiran ke rnasa yang akan datang. Metoda ini dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu: (1) Pemeliharaan" pencegahan, (2) Pemeliharaan Total Produktif. Dan didukung oleh oleh, metoda pemeliharaan lain dalam hal perencanaan penjadwalan kerja seperti i 1 : Pemeliharaan dasar waktu dan Pemeliharaan dasar kondisl. /----~--------------------~...... Ctt. Untuk mengurangi biaya pemeliharaan totei. pada sebuah 1 ; peruseheen, mereka harus menekan aktifitas pemeliharaan yang tidak terjadwal serendah mungkin dan mendukung pemeliharaan terjadwal semaksimal mungkin (rasio yang wajar adalah 1 : 9). '---------------------------­ , • Pemeliharaan pencegahan adalah metoda pemeliharaan yang bertujuan - untuk mencegah atau meniadakan kemungkinan terjadinya gaf1ggl.!~n._. . : kemacetan atau kerusakan manakala mesin sedang dioperasikan. , Pelaksanaannya dilakukan dengan jadwal interval waktu harian, mingguan, " • bulanan dan tahunan dengan menggunakan kartu yang berisi keterangan" semua tindakan perawatan yang harus dilakukan pada waktu-waktu tersebut • dari awal sampai ahir ~egiatan sesuai prosedur. .--_.. '~-~._~_'_'_-----------_'-'_'~_"-._-~-------'------~'-,~-~~_""",-,,-bt