Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi metabolik tulang seperti osteoporosis, osteomalasia, dan rakitis. Termasuk assessment, diagnosis, prognosis, intervensi seperti latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan, serta edukasi dan home program untuk pasien.
6. Osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Menurut NIH (National Institute of Health) osteoporosis
sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh compromised bone strength sehingga
tulang mudah patah.
Osteomalacia Penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya
mineral dari tulang pada orang dewasa, Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau
tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan
kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang
dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis
Rickets Rachitis adalah penyakit tulang pada anak yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin D. Rachitis menyebabkan disorganisasi tulang, terutama pada lempeng pertumbuhan
atau lempeng epipisis sehingga memperhambat pertumbuhan dan mengganggu
perkembangan tulang.
7. Manifestasi klinisi (osteoporosis)
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan pada awalnya osteoporosis tidak
menimbulkan gejala.
Pada tahap lanjut, jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi
kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan
ketegangan otot dan sakit.
8. Manifestasi klinis (Osteomalcia)
Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya
terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara
berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada
daerah pinggang dan paha
Kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi
tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
9. Manifestasi klinisi (osteoporosis)
lanjutan…..
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau
karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul.
Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah
persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles.
Yang paling rentan terjadi fraktur adalah korpus vertebra, pelvis, femur, dan tulang
penyangga beban lainnya.
Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara
perlahan.
10. Manifestasi klinis (ricket)
Rachitis ditandai oleh deformitas skelet permanen, termasuk tungkai yang
melengkung, lordosis lumbal (kecembungan spinal ), serta deformitas lainnya.
Anak mungkin tidak dapat berjalan tanpa alat bantu. Anak tersebut juga dapat
menunjukan pertumbuhan gigi yang buruk
15. Pemeriksaan objektif pre
kompetensi(pemeriksaan fisik)
Pemeriksaan Fisik Osteoporosis Osteomalacia Ricket
Inspeksi statis Dowager hump,
kifosis
Deformitas tungkai,
Kifosis
Deformitas tungkai,
hiperlordosis lumbal
Inspeksi dinamis Keseimbangan
berjalan terganggu
Keseimbangan
terganggu akibat
kelemahan otot
Sering berjalan
dengan alat bantu
Palpasi Spasme otot dan
nyeri tekan
Nyeri tekan dan
spasme otot
Spasme otot dan
nyeri tekan
16. Pemeriksaan objektif pre kompetens (tes
spesifik)
Pemeriksaan
Spesifik
Alat ukur
Keseimbangan
statis & dinamis
Berg Balance Scale
Craniovertebral
angle
Goniometer
Resiko fraktur FRAX
Questionnaire
ADL OPAQ-PF, barthel
index, etc
20. Diagnosis fisioterapi
Penurunan kemampuan aktivitas fisik dan fungsional akibat kondisi patologi
musculoskeletal metabolic (osteoporosis /osteomalacia / ricket)
21. Prognosis?
Quo ad vitam (hidup/mati)
Quo ad sanam (kesembuhan)
Quo ad cosmeticam (penampilan)
Quo ad functionam (fugsional)
22. Planing
Jangka pendek (mengatasi problematika terkini)
Jangka panjang (meningkatkan kualitas hidup pasien)
23. Intervensi
Problematika Intervensi
Nyeri Modalitas: Tens, MWD, SWD, soft tissue technique
Kelemahan otot Strengthening exercise, Aquatic exercise
Integritas sendi ROM exercise, mobilisasi sendi
Kapasitas aerobik Latihan aerobik (jalan cepat, treadmill, sepeda statis, berenang)
Densitas tulang Weight bearing exercise
Resiko jatuh Balance exercise, strengthening exercise, PNF
Deformitas posture Brace, latihan koreksi postur, latihan penguatan otot core
Aktifitas fungsional Log rolling, mobilisasi duduk, latihan berdiri, latihan berjalan