1. Dokumen tersebut membahas tentang filosofi polambu dalam masyarakat Muna. Polambu merupakan proses pembentukan keluarga melalui perkawinan yang terencana dan berstruktur berdasarkan aturan adat dan agama.
2. Proses polambu meliputi beberapa tahap seperti menturu (sering berkunjung), mentra (bertahan), dan duduk (mengkora). Setiap tahapan memiliki makna filosofis tertentu sepert
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Polambu dalam bahasa muna kalau berdiri sendiri tidak dapat di rtikan kecuali
menggabungkan pada kata benda dan kata kerja,,misalnya;hamba-kejar ,,di tamba awalan
pohamba berari saling berkejaran.sama juga dengan PO dalam kata polambu bealam arti
keluarga.filosofi polambu yang di bentuk dengan awalan PO yang mengandung makna
yang luas karena awalan PO pasda kata polambu berarti keinginan bersama antara antara
calon pasangan suami istri mampu keluarga kedua bela pihak.oleh karena itu polambu
bukan merupakan kejadian secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang
terencana,berstruktur berdasarkan ketentuan hukum adat muna dan syarat islam.
Dalam proses terbentuknya polambu,banyak istila-istiah yang di ungkapkan dan
mengandung nilai filsafat yang memerlukan pemaknaan secara rasional
Ungkapan ungkapan yang dimaksud antara lain.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Penjelasan Filosofi Polambu
2. Untuk mengetahui Perkawinan sebagai ikatan emosional
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Penjelasan Filosofi Polambu
Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu PO artinya
saling,tetapi dalam pembentukan kata menjadi awalan ber.sedangkan lombu artinya
keluarga,sehingga di artikan secara keseluruhan mengandung pengertian
keluarga,membentuk rumah tangga den perkawinan.
Polambu dalam bahasa muna kalau berdiri sendiri tidak dapat di rtikan kecuali
menggabungkan pada kata benda dan kata kerja,,misalnya;hamba-kejar ,,di tamba awalan
pohamba berari saling berkejaran.sama juga dengan PO dalam kata polambu bealam arti
keluarga.filosofi polambu yang di bentuk dengan awalan PO yang mengandung makna
yang luas karena awalan PO pasda kata polambu berarti keinginan bersama antara antara
calon pasangan suami istri mampu keluarga kedua bela pihak.oleh karena itu polambu
bukan merupakan kejadian secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang
terencana,berstruktur berdasarkan ketentuan hukum adat muna dan syarat islam.
Dalam proses terbentuknya polambu,banyak istila-istiah yang di ungkapkan dan
mengandung nilai filsafat yang memerlukan pemaknaan secara rasional
Ungkapan ungkapan yang dimaksud antara lain :
1 Menturu ( Sering )
Seorang perjaka jika ingin melamar anak maka harus terdahulu sering berkunjung
atau bertamu kerumah perempuan, tetapi belum langsung mengungkapkan sesuatu yang
berkaitan dengan masalah cinta,kecual hanya datang dan sebagai tamu biyasa.nilai
filosofi dalam ungkapan ini bahwa menurut sering datag bertamu bertujuana untuk saling
mempelajari kaarakter agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemilihan jodoh.bagi laki laki
maupun bagi perempuan.disinilah awal proses memilihan bagi keduanya,bagi laki laki
akan mempelajari gelagat,karakter,tingkah laku dan budi pekerti
perempuan dan begitu sebaliknya.pihak perempuan juga melakuan penilayan
terhadap laki lakin yang sering bertamu calon suami yang datang bertau di rumahnya.
Stelah proses mengalamikematangan,maka dapat ditindak lanjuti pada proses lain yang
mengarahkan kepada pembentukan kesepakatan.
3. 3
2 Mentra ( Tahan atau Bertahan )
Keseringan seorang lelaki mengunjungi rumah perempuan sekaligus merupakan
ujian ketahanan dan kesungguhannya.ketahanan mentara dapata di maknai secara luas
karena tidak secara spontan orangg tua peremuan begitu melihat seorang perjak datng
dapat memaknai bahwa itu bertunjukan tertentu CINTA. Bahkan orang tua perempuan
melakukan ujian ujian tertentu utuk mengetes kesungguha laki-laki.
1) Setelah laki-laki datang di rumah orang tua perempuan langsung menyampaikan
bahwa Wa abe tdk ad di tempat.lemidian orang tua perempuan melihat dan
mengamati apa bila silaki-laki cepat pulang dan menunjuksn ketidak
seriusannya,maka dapat di nilai bahwa dia hanya mencintai anak gadisnya saja
dan tidak seluruh keluarganya.
2) Terkadang juga orang tua perempuan mengetes laki-laki dengan memberikan
kesempatan kepada keduanya untuk berkomunikasi tetapi diamati jauh.
3) Ketika seorang anak perempuan hendak berpergian biyasanya disuruh temani
oleh laki-laki yang di anggap mempunyai angan-angan untuk di uji tanggung
jawabnya,tetapi biyasanya suda ada spionase yang memantau perilaku dan
tingkah laku mereka.
4) Terkadang setelah laki-laki datang kerumah perempuan tidak di sebut sebagai
mana layaknya pada hari-hari yang lain.semuanya di lakukan untuk mengetes
kesungguhan laki-laki dalam menjalani proses pacaran dan apabila proses ini
lolos maka dapat berlanjut dalam taha berikitnya,tetapi untuk kondisi sekarang
sudah jarang di lakukan.
3. Duduk ( Mengkora )
Proses in di lakukan setelah tahap 1 dan 2 dinyatakan lolos,maka orang tua
perempuan berinisiatif mengajak laki-laki yang sering datang di rumah untuk duduk dan
bicara secara transparan dengan pertanyaan;WELORATOMU ITU WELOPOWORANO
MATAKU OKAMPU-MPU SEPA-LIHA,AITU AMENAKO HADAENO
BHEPAYUJUMU WELOMPALI-MPALI ITU. Menurut laporan pandangan mata bahwa
kehadiranmu sungguh-sungguh; maka orang tua permpuan melanjutkan :
ANEPEDANAGHA BRANGKA APANDEHANEMO, WELOIHINO MPALI-
MPALIMU ITU. Setelah pernyataan itu maka laki-laki mengutus delegasi untuk
membicarakan proses pertunangan . Utusan delegasi laki-laki membawa janji kepada
orang tua perempuan untuk mempertanyakan kesiapan orang tua perempuan . Setelah
4. 4
waktu di sepakati, maka delegasi laki-laki datang kerumah perempuan untuk
membicarakan proses pertunangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Delegasi laki-laki maju di dpan lalu bertanya , Aesalomaafu bhara
welongkorangkora ini minamo benewawaangi. Setelah mendapat jawaban baru maju lagi
delegasi lain untuk mengemukakan kandungan maksud kedatangan mereka
:kambakamba wengkarete bahara minaho naumando weloratomani ini tametapagho
sojumaganie,(kedatangan kami untuk menanyakan bahwa apakah bunga di halaman
belum ad yang jaga).delegasi atau orang tua perempuan mengirim degelasinya untuk
berkomunikasi dengan sang putri di kamarnya.delegasi itu kemudian kembali membawa
informasi hasil komunikasi dengan sang putri.
Pemakayan secara filosofi dari peristiwa atau tahapan in adalah bahwa proses
mengawali polambu harus dilaksanakan secara hikma dengan harapan menun jukan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak perempuan yang kian
lama,memelihara,membesearkan dan mendewasakan anaknya lalu kemudian akan din
persunting oleng putra kita untuk selama-lamanya.sedangkan makna berselubung proses
tahap perkawinan yang dilaksanakan secara hikmah adalah berdampak terhadap
terwujudnya tujuan berkeluarga (polambu) dan diantara mengenai harapan keturunan
yang baik dalam berbudi pekerti luhur.
Proses selanjutnya setelah mempertanyakan keadaan gadis adalah defofenamo.
Perbedaan dengan pertanyaan pertama bahwa kalau tahap awal hanya mempertanyakan
status perempuan,dari aspek luar dan pandangan mata,sedangkan pada tahap
kedua,memfokuskan pertanyaan di wujudkan dalam bentuk benda(uang dan cincin) yang
di kemas dalam bingkisan (kabintangia),kotak segi empat yang terbuat dari daun lontora..
Makna filosofi dari kabintangia (kemasan yang terbuat dari daun lantora) sekarang
terkadang diganti dengan piring adalah simbolik dari:
1) Wujud penghargaan tertinggi khususnya dari pihak laki-laki terhadap keluarga
dari perempuan.
2) Kerahasiyaan keluarga yang terbentuk hedaknya terbun gkus rapi oleh pasangan
suami dan istri baik lingkungan rumah tangga maupun secara keluarga sama
kokohnya bingkisan kabintangia yang di pergunakan pada pelaksanaan acra
tersebyt tersebut.
3) Kekokohan cina sanglelaki yang hendak melamar begitu sungguh-sunggu dari
hati sanubari yang 4.benrtuk kesungguhan cinta kasih yang dimiliki sang lelaki
yang baru akan terbuka pada sangputri yang menjadi objek lamaran.
5. 5
4) Ke empat hal tersebut merupakan makna simbul dari kemasan benda atau
barang yang di bawah dilegasi pihak laki-laki saat meminang seorang anak
perempuan,,makna tersirat pada proses tersebut pada umumnya berimplikasi
pada proses pembentukan keluarga (polambu). Issyarat penerimaan kafeina
terhadap perempuan dapat terlihat pada.
1. kembalinya bingkisan (kabintangia) apa bila kembali dalam posisi terbuka
maka itu issyarat diterima.
2. legalitar proses penerimaanya biyasanya di beri tempo empat hari,kemudian
mengandung makna simbolik yaitu kontrol dari empat penjuru,proses
kejadian manusia yang terdiri dari empat unsur yaitu;tanah,api,air dan
angin.simbol lik dari sahabat nabi yaitu;abu bakar,,umar,,usman dan ali,,atau
singkatnya bahwa empat hari perempuan di beriwaktu untuk
mempertimbangkan dan mematangkan pikiran dalam menerima lamaran
tersebut.
Dalam pengertian secara umum bahwa paniwi adalah merupakan bentuk
kesungguhan kaum lelaki,sedangkan benda atau barang bawaannya adalah seluruh
kebutuhan dalam sebuah keluarga atau rumah tangga.
Paniwi (kasughu) dapat digolongkan atas dua yaitu;
1. Pihak kaomu jumlah pukulannya harus berjumlah 44 pukulan
2. Sedangkan walaka jumlah pukulannya berjumlah 20 pukulan
Secara umum paniwi dalam bentuk (kasughu) mengandung makna;
1. Gambaran kekuatan dan kesungguhankeluarga calon pengantin perempuan
2. Simbolik dari harapan keluarga terhadap keduamempelai dapat terpenuhi kebutuhan
3. Memberi isyarat kepada keluarga perempuan bahwa seluruh keluarga laki-laki turut
memberikan kesaksian jelas tentang harapan seluruh keluarga agar tumbuh dan
berjembang menjadi keluarga yang bahagia . Barang-barang bawaan dalam Paniwi
(Kasughu) jika mengandung makna yang berkaitan dengan masa depan keluarga yang
dibentuk misalnya :
1. Dalam kata urutan pada saat berjalan di serahkan kepada keluarga perempuan
dengan mendahulukan pinang dan paling terakhir tebu (towu).
2. Paniwi (barang bawaan yang di pikul) secara keseluruhan mengandung
maksud sebagai simbol pertalian kekeluargaan antara kedua belapihak yang di
konkretkan pada benda-benda yang di bawah oleh pihak laki-laki.
3. Pada masa lalu pelaksanaan Paniwi melalui kasughu hanya di lakukan oleh
golongan kaomu dan walaka,tetapi sekarang ini telah dapat di lakukan oleh
6. 6
semua golongan. Urutan acara setelah selesai acara Paniwi adalah
penyelesaian acara penyarahan puro-puro (pakaian mempelai wanita) yaitu
pakaian dari ujung kaki sampai kepalah yang terdiri dari
Cincin,cermin,pisau,selendang,sejadah,sarung,baju,sendal,dan seluruh
pakaian dalam wanita. Tetapi kalau tidak memiliki kemampuan maka cukup
di wakili pada 3 jenis benda saja yaitu :
1. Cermin sebagai simbol ketulusan
2. Pisau sebagai simbil keseriusan
3. Sisir adalah simbol keikhlasan dari laki-laki atau perjaka terhadap wanita dan
seluruh keluarga.
Pemaknaan kabintangia mulai dari bentuk,proses dan pelakuan masing masing
mengandung nilai filosofi.pertama: kabintangia dalam bentuk tertutup adalah sebagia
penghargaan terhadap semua delegasi yang hadir pada saat itu. Kedua,sebagai simbol
harapan terdepan,terhadap keluarga (polambu).
Yang akan menjaga kerahasiaan rumatangga, dalam arti segala persoallan runah
tangga, dalam arti segala persoalan rumah tangga hanya diketahui oleh suami istri, dapat
juga terekspos pada tingkat jajaran keluarga apabila keduanya (suami dan istri) tidak
dapat di pecahkan sendiri.ketiga: makna tertutup adalah untuk menutupi segala
kekurangan yang di miliki oleh pihak laki-laki misalnya materi (keuangan). Keempat:
setelah diterima maka kabintingia dikembalikan kepada pihak perempuan jika dalam
keadaan tertutup didalam ada isinya, yaitu 100% dari isi babintangia yang diserahkan
oleh pihak laki-laki yang disebut dengan istilah matano kenta. dari sisi lain simbolik
matano kenta adalah merupakan pemilihan tanggug jawab moral secara bersama terhadap
pembentukan polambu (keluarga) baru, sekaligus mereka menjadi saksi saat itu.
Setelah proses penyelesaian mahar, maka selanjutnya adalah ijab dan kabul.
Untuk mendapatkan kekuatan secara hukum baik hukum agama maupun hukum nasional.
Ijab kabul terdiri atas duasuku kata yaitu ijab berarti ungkapan kesiapan laki-laki untuk
bersedia menikahi calon istrinya. Sedangkan kabul adalah proses kesiapandan kesediaan
perempuan untuk menerima laki-laki sebagai calon suami yang disaksikan oleh wali-
walinya baik dari pihak laki-laki maupun wali dari pihak perempuan.
ijab kabul di awali dengan taubat, karena pada dasarnya umat islam pada dasarnya umat
islam dalam melakukan kegiatan sakral seperti perkawinan terlebi dahulu harus
menyucikan diri dengan harapan agar jalinan kasih sayang akan di himpun dalam
keluarga (polambu) agar menghasilkan benih-benih yang suci. Simbolik lain dari lafaz
kalimat tauhid dan rasul adalah sebagai pengakuan diri bahwa yang akan di lakukan
7. 7
adalah kehendak allah dan menyerahkan diri bahwa dirinya (calon suami dan istri) benar-
benar mengikuti sunah rasul.jadi perpaduan dua kalimat syahadat dalam mengawali dua
kalimat syahadat adalah;
1. simbol keislaman
2. simbol pengakuan
3. penguatan bahwa peristiwa tersebut adalah kehendak allah.
4. bahwa yang di miliki itu adalh mengikuti tuntunan sunah rosul SAW.
Perkawinan harus ada wali yang syah menurut islam,untuk menghindari tuntunan
dari orang tua dan keluarga di kemudian hari,karena jangan sampai perkawinan hanyalah
keinginan keduanya.
Akhir dari proses ini laki-laki yang membaca talik yaitu ikrar atau pernyataan diri
terhadap kesungguhan untuk membina keluarga (polambu).serta merupakan pernyataan
secara lisan untuk menggauli menafkahi istri secara layak.apa bila lalai maka dapat di
tuntut secara hukum sesuai aturan yang berlaku.sedangkan khotba nikah adalah
merupakan simpul peringatan suami dan istri yang akan memasuki bahtera
keluarga.inilah yang harus di waspadai keduanya karena ketika tdiak menujukan pada
khotba tersebut nikah bisa sja menjadi batal,walaupun dengan tutur kata,misalnya
ungkapan-ungkapan di luar konrtrol kesadaran; kata cerai,pulang saja di rumah orang tua
mu ( sulimo welambuno kamokulamu) sedangkan tindakan-tindakan yang dapat
membatalkan perkawinan misalnya memukul dan menganiyaya istri sendiri.oleh karena
itu oerkawinan bukan hanya sekkedar keinginan berkumpul antara suami dan istri,tetapi
merupakan ikatan moral yang di miliki kekuatan hukum baik hukum negara,hukum
adat,maupun hukum nasional dengan tujuan menghindari kewenangan-kewenangan baik
dari suami ataupun istri dan bahkan campur tangan pihak ketiga.
Setelah khotbah nikah di perdengarkan oleh penghulu,maka resmi dan sahlah
secara hukum pasangan suami istri,tetapi dalam menggauli istri harus punya etika,,etika
yang di maksud adalah:
1. dopesua welokaodoha dofoepe deki,masuk ketempat tidur hendak menggauli istri
harus terlebih dahulu memberi tanda atau syarat, agar istri siyap secara psikologi
,karena jangan sampai sang istri masi dalam keadaan halangan ,jangan sampai
karena desakan berahir timbul unsur-unsur pemaksaan untuk mlaksanakan untuk
melakuka hubungan seksual terhadap istri walaupun sedang
berhalangan.
8. 8
2. mengawali hubungan dengan ucapan bermasalah dengan harapan beni beni yang
akan di semaikan bukan desakan syaitan tapi hendak allah.
3. jangan menggauli istri dalam keadaan tidur,dan atau dibangunkan untuk melayani
kebutihan biologis lelaki,karena apa bila hal in di lakukan bisa bisa
mengakibatkan keturunannya tidk sesuai yang di harapkan.
4. jangan menggauli istrijika dia dalam keadaan haids karena dapat mengganggu
kesehatan sangistri dan juga haram hukumnya menggauli istri jika dia haids
5. tidak di perkenankan menggauli istri pada ia telah melahirkan batas waktu
minimal empat bulan,karena ketika hal itu kita lakukan akan berdampak terhadap
kesehatan istri,
Kelima haltersebut merupakan peringatan bagi kaum lelaki untuk tidak
melakukan hubugan seksual dengan istri-istrinya,sebab bila dilakukan akan berdampak
terhadap kesehatan wanita juga di anggap melangggar ketentuan agama serta
mempengaruhi benih-benih keturunan yang di harapkan.melayani kebutuhan bologis
suami adalah merupakan kewajiban mutlak sang istri,tetapi tidak berarti bahwa laki-laki
sekehendak hati untuk di layani tetapi harus tunduk pada batasan yang telah di gariskan
menurut ketentuan agama dan pertimbangan kesehatan.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa filosofi
polambu dimuna adalah: Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu
po artinya saling, sedangkan lambu artinya keluarga, yang berarti
berkeluarga,membentuk rumah tangga dan perkawinan. Jadi filosofi polambu dimuna
adalah keinginan hidup bersama antara calon pasangan suami istri yang mampu
membentuk keluarga diantara kedua bela pihak, yang merupakan kejadian secara
insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana, berstruktur berdasarkan ketentuan
hukum adat muna dan syariat islam.