Dokumen tersebut membahas tentang manajemen distribusi, SDM, dan risiko pada UMKM. Secara khusus membahas tentang perencanaan SDM, analisis pekerjaan, orientasi dan pengembangan SDM, kompensasi, fasilitas, serta manajemen risiko UMKM termasuk identifikasi, analisis, pengelolaan, eksekusi perencanaan, dan monitoring risiko. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen risiko yang efe
2. A. Manajemen Distribusi UMKM
Pada umumnya, manajemen merupakan sesuatu
yang paling esensial terhadap Individu maupun
organisasi yang terdapat tujuan didalamnya
sehingga bisa mengatur diri dan organisasinya
dengan sebaik-baiknya. Menurut Stoner & Freeman
(2009), yang dimaksud dengan manajemen yaitu
sebuah proses perencanaan, pengorganisasia,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha semua
anggota yang ada disebuah organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya
supaya dapat mencapai sebuah tujuan yang sudah
ditetapkan.
3. B. Manajemen SDM UMKM
1. PERENCANAAN SDM
Sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga
sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi
dan segala aktivitas organisasi. Sumber daya manusia memiliki
andil besar dalam menentukan maju atau berkembangnya suatu
organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan
pula bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya.
Dengan demikian sumber daya manusia merupakan asset
terpenting didalam suatu organisasi atau perusahaan skala besar
maupun kecil. Namun didalam pelaksanaannya tidak mudah bagi
organisasi ataupun perusahaan untuk menjadikan sumber daya
manusia sebagai asset yang bermanfaat. Dalam kenyataannya
masih banyak organisasi atau perusahaan yang menganggap sdm
hanya sebagai alat produksi semata. Hingga saat ini masih banyak
perusahaan-perusahaan yang menjalankan praktek manajemen
sdm secara konvensional, sehingga terciptanya konflik antara
pihak manajemen dengan pegawai memberikan dampak buruk
terhadap kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan
4. 2. ANALISIS PEKEREJAAN
UMKM mampu menjadi stabilisator dan dinamisator perekonomian
Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat penting
memperhatikan UMKM, disebabkan UMKM mempunyai kinerja
lebih baik dalam tenaga kerja yang produktif, meningkatkan
produktivitas tinggi, dan mampu hidup di sela-sela usaha besar.
UMKM mampu menopang usaha besar, seperti menyediakan
bahan mentah,suku cadang, dan bahan pendukung lainnya.
UMKM juga mampu menjadi ujung tombak bagi usaha besar
dalam menyalurkan dan menjual produk dari usaha besar ke
konsumen. Kedudukan UMKM ini semakin mantap. Selain mampu
menyerap tenaga kerja cukup banyak, UMKM ini bersifat lincah
sehingga mampu bertahan di dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, seperti terjadinya krisis global . Umumnya,
UMKM memiliki strategi dengan membuat produk unik dan khusus
sehingga tidak bersaing dengan produk dari usaha besar.
5. 3. ORIENTASI SDM
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
faktor penentu organisasi atau
perusahaan,maka kompetensi menjadi
aspek yang menentukan keberhasilan
UMKM. Dengan Kompetensi yang tinggi
yang dimiliki oleh SDM dalam suatu
organisasi,akan menentukan kualitas SDM
yang dimiliki yang pada akhirnya akan
menentukan kualitas kompetitif UMKM itu
sendiri.
6. 4. PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN
Pengembangan SDM UMKM merupakan
upaya banyak pihak untuk membantu
pengembangan bisnis UMKM. Hal ini
banyak dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan di bidang pemasaran,
teknik produksi, keuangan.Sementara itu,
keterampilan pelaku UMKM sendiri di
bidang pengelolaan SDM, kurang
mendapat perhatian
7. Secara umum berdasarkan pengamatan, beberapa tantangan yang
dihadapi UMKM dalam mengelola SDM adalah sebagai berikut:
Kepatuhan dengan Hukum.
Kesulitan dalam Rekrutmen
Menetapkan peraturan.
Mengembangkan Kompetensi Pegawai
Menetapkan Upah Pegawai.
8. 5. KOMPENSASI
Segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai
balas jasa atas kontribusinya dikatakan
kompensasi. Pemilik UMKM harus menetapkan
kompensasi harus dengan persyaratan adil dan
layak. Tidak munafik dikatakan bahwa kompensasi
seringkali menjadi faktor dorongan utama bagi
seseorang dalam bekerja. Kompensasi bisa berupa
material dan non material. Kompensasi material
biasanya diberikan dalam bentuk uang, berupa gaji,
bonus, tunjangan dsb. Sementara kompensasi non
material bisa diberikan dalam bentuk penghargaan,
pujian atau pengakuan sosial atas kinerjanya.
9. 6. FASILITAS
Fasilitas inkubator Kantor, ruang pertemuan, ruang konsultasi
kewirausahaan, jaringan internet, telepon, dll
Fasilitasi lainnya dalam tahapan inkubasi adalah fasilitasi
pembiayaan, fasilitasi pemasaran, serta penulisan business
plan untuk aplikasi ke lembaga keuangan.
Jejaring inkubator bisnis meliputi sektor swasta, pemerintah,
LSM/NGO, asosiasi/kelompok, yang dapat membantu
memfasilitasi pendanaan usaha, memperluas pemasaran,
dan juga penyedia akses teknologi untuk pengembangan
usaha.
Inkubator bisnis merupakan lembaga yang memberikan
fasilitas, membukakan jalan bagi akses informasi,
pengetahuan, sumber daya keuangan, maupun teknologi bagi
UMKM.
10. C. MANAJEMEN RESIKO UMKM
Manajemen Resiko diartikan suatu cara atau proses
mengidentifikasi, memantau dan mengelola resiko
potensial untuk meminimalisir dampak negatif yang
berpengaruh terhadap organisasi. Dalam setiap bidang
dalam organisasi atau bisnis pasti memiliki resiko. Jika
melakukan cara yang efektif dalam memanajemenkan
resiko maka akan membantu menilai resiko mana yang
negatif atau menjadi ancaman bagi organisasi dan
memberi strategi atau panduan untuk menanggulanginya.
Manajemen resiko merupakan salah satu cara untuk
mengatasi berbagai resiko yang akan terjadi dimasa
depan dengan menggunakan manajemen yang matang
dengan analisis data yang valid dan akurat terhadap
indikator-indikator yang dapat menimbulkan kerugian
besar yang mana merupakan dampak terjadinya resiko
11. Tahapan Proses manajemen resiko secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi resiko
Merupakan proses yang secara sistematis dan terus menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko
atau kerugian terhadap perusahaan. Pada identifikasi resiko ini
terdapat metode atau teknik untuk identifikasi risiko yang terjadi
seperti surve, wawancara pada orang yang terlihat, hingga
pengumpulan gagasan dari tiap kelompok yang terlibat.
2. Analisis Resiko
Setelah melakukan tahap identifikasi pada resiko, selanjutnya
masuk dalam analisis risiko. Tujuan analisis risiko adalah untuk
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima dari risiko besar,
dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam prioritas dan
penanganan risiko. Analasis resiko meliputi penentuan sumber
risiko, kemungkinan dan dampak risiko yang akan terjadi.
12. 3. Pengelolaan resiko
Merupakan salah satu unsur dalam menunjang pelaksanaan tata
kelolap perusahaan adalah pengelolaan risiko yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
Teknik yang digunakan untuk menangani dampak konsekuensi
yang terjadi akibat risiko, yaitu:
Risk Avoidance, merupakan tindakan preventif yang artinya tidak
melakukan hal yang menyebabkan sebuah risiko terjadi
Risk Transfer, merupakan pengelolaan resiko yang akan
mengalihkan risiko pada pihak lain, dengan menggunakan kontrak
asuransi.
Risk Deferral, yaitu menunda aspek suatu proyek hingga saat
dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. Hal ini dilakukan
karena dampak dari masalah tersebut belum tentu atau belum pasti
kejadiannya.
Risk Reduction, yaitu pengelola resiko akan melakukan
pengurangan dampak/ konsekuensi dari permasalahan yang terjadi.
13. 4.Eksekusi Perencanaan Manajemen Risiko
Setelah melakukan pengelolaan, selanjutnya adalah
tahap eksekusi dari perncanaan manajemen risiko.
Dilakukan dengan pertimbangan pengelolaan risiko
yang identifikasi dan pengelompokannya berdasakan
kemungkinan terjadinya risiko.
5.Monitoring Risiko
Monitoring adalah komponen terakhir dalam
manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan
secara terus menerus untuk memastikan setiap
komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses
monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau
berlebihan
14. Disisi lain pada manajemen resiko UMKM terdapat
beberapa resiko yang dapat dialami, diantaranya yaitu :
Resiko Keuangan (financal risk)
Risiko Strategis (Strategic Risk)
Risiko Operasional (operasional risk)
Risiko yang dipicu kondisi fisik dan non
fisik
(hazard risk)
- Physical hazard
- Moral hazard
15. Sementara itu, dalam manajemen resiko UMKM juga mempunyai
beberapa tujuan dalam praktiknya, diantaranya yaitu :
a. Tujuan sebelum terjadinya peril
Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya: upaya untuk
menanggulangi kemungkinan kerugian dengan cara yang paling
ekonomis, yang dilakukan melalui analisis keuangan terhadap
biaya program keselamatan, besarnya premi asuransi, biaya
dari bermacam-macam teknik penanggulangan resiko.
Hal-hal yang bersifat nonekonomis, yaitu upaya untuk
mengurangi kecemasan, sebab adanya kemungkinan terjadinya
peril tertentu dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan,
sehingga dengan adanya upaya penanggulangan maka kondisi
itu dapat diatasi.
Tindakan penanggulagan risiko dilakukan untuk memenuhi
kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan.
16. b. Tujuan Setelah Terjadinya peril
Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer resiko harus
mengupayakan pencarian strategi bagamana agar kegiatan tetap
berjalan sehabis perusahaan terkena peril, meskipun untuk
sementara waktu yang beroperasi hanya sebagian saja.
Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut
sesudah perusahaan terkena peril . hal ini sangat penting terutama
untuk perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap
masyarakat secara langsung.
Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap ngalir,
meskipun tidak sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup
biaya variablenya.
Mengusahakan tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi
perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha.
Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari
perusahaan. Artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan untuk
meminimumkan pengaruh buruk dari suatu peril yang di derita
perusahaan terhadap karyawannya, para pelanggan atau
penyalur, para pemasok dan sebaganya.