3. Pada hari senin dilaksanakan upacara
bendera, kebetulan pada hari itu giliran
kelas XI TKJ yang mendapat giliran
menjadi petugas upacara bendera. Kelas XI
TKJ salah satu siswa yang ditunjuk jadi
petugas upacara sebut saja Zain yaitu
sebagai pemimpin upacara. Zain belum
memahami sepenuhnya tatacara dan
tatalaksana sebagai pemimpin upacara,
sehingga dia merasa gugup untuk
melaksanakan tugasnya. Pada saat itu,
kelas yang kebagian menjadi petugas
upacara belum sempat mengadakan latihan
4. Pada saat pelaksanaan upacara bendera,
Zain melakukan kesalahan dalam
memberikan penghormatan kepada
pembinan upacara. "Kepada pemimpin
upacara, hormat.... Gerak, tegak
gerak". Demikian ucapan penghormatan
yang di ucapkan Zain selaku pemimpin
upacara yang seharusnya mengucapkan
"kepada Pembina upacara, hormat
gerak... Tegak gerak". Pembina upacara
pada saat itu kebetulan adalah kepala
sekolah, sehingga kepala sekolah
5. Setelah pelaksaan upacara, Zain dan Wali
kelas XI TKJ dipanggil ke ruangan bapak
kepala sekolah dan ditanyakan kesiapannya.
"Bagaimana Zain, kenapa bisa mengatakan
seperti itu, seolah-olah kamu kurang
menganggap akan keberadaan saya di tengah
lapangan upacara", ucap kepala sekolah.
Kemudian Zain memberikan penjelasan, "mohon
maaf pak, sebelumnya saya belum pernah
menjadi petugas pemimpin upacara, yang
seharusnya di hari Sabtu ada latihan bagi
kelas petugas upacara, kami tidak ada
latihan sama sekali", ujar Zain. Secara
tidak langsung Zain menyalahkan wali
6. Ibu Reni selaku wali kelas XI TKJ
menyampaikan permohonan maaf kepada kepal
sekolah karena sudah melalaikan tugasnya
dikarena kesehatannya terganggu. "Mohon
maaf pak, dari hari Kamis hingga hari Sabtu
kemarin, saya kurang enak badan sampai saya
lupa bahwa kelas saya kebagian jadi petugas
upacara". Sebagai bentuk tanggung jawab
terhadap tugas sekolah, Bu Reni mengusulkan
kelas XI TKJ untuk menjadi petugas upacara
kembali di hari senin berikutnya. "Saya
mohon kebijakan bapak, sebagai bentuk
tanggung jawab saya, petugas upacara di
hari senin depan diberikan ke kelas saya
7. Dengan komitmen yang disampaikan bu Reni kepada
kepala sekolah, akhirnya kepala sekolah
memberikan kesempatan kembali kepada kelas XI
TKJ untuk menjadi petugas upacara kembali di
hari senin depan. "Baiklah, sebagai gantinya
saya akan berikan kesempatan lagi untuk kelas XI
TKJ menjadi petugas upacara, harapan saya agar
dimanfaatkan semaksimal mungkin agar pelaksaan
upacara berjalan lancar," ujar Bapak Kepala
Sekolah.
Bu Reni mengupayakan untuk melatih siswanya
dengan berkolabrasi bersama bagian kesiswaan
sebagai bentuk evaluasi dari latihannya.
Sehingga ketika pelaksanaan upacara, kelas XI
TKJ sebagai petugas upacara, dapat melaksanakan
8. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Reni?
Langkah-langkah restitusi
Menstabilkan identitas
• Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas sekolah, Bu Reni
mengusulkan kelas XI TKJ untuk menjadi petugas upacara kembali di
hari senin berikutnya
Indikatornya :
• Ibu Reni selaku wali kelas XI TKJ menyampaikan permohonan maaf
kepada kepal sekolah karena sudah melalaikan tugasnya dikarena
kesehatannya terganggu. "Mohon maaf pak, dari hari Kamis hingga
hari Sabtu kemarin, saya kurang enak badan sampai saya lupa bahwa
kelas saya kebagian jadi petugas upacara".
9. Validasi tindakan yang salah
• Bagaimana Zain, kenapa bisa mengatakan seperti itu, seolah-olah kamu
kurang menganggap akan keberadaan saya di tengah lapangan upacara
Indikatornya :
• Ucapan penghormatan yang di ucapkan Zain selaku pemimpin upacara
yang seharusnya mengucapkan "kepada Pembina upacara, hormat
gerak... Tegak gerak". Pembina upacara pada saat itu kebetulan adalah
kepala sekolah, sehingga kepala sekolah merasa dibelakangi dengan
ucapan penghormatan yang diucapkan Zain.
10. Menanyakan keyakinan
• Saya mohon kebijakan bapak, sebagai bentuk tanggung jawab saya,
petugas upacara di hari senin depan diberikan ke kelas saya lagi, saya
siap untuk melatih siswa saya", ucap bu Reni.
Indikatornya
• Bu Reni mengupayakan untuk melatih siswanya dengan berkolabrasi
bersama bagian kesiswaan sebagai bentuk evaluasi dari latihannya.
Sehingga ketika pelaksanaan upacara, kelas XI TKJ sebagai petugas
upacara, dapat melaksanakan upacara dengan lancar dan maksimal.
11. Pada saat jam istirahat, yang seharusnya
15 menit jam istirahat, khusus untuk guru
dan tendik disekolah saya ditambah dengan
15 menit untuk jam makan siang yang
disediakan oleh pihak yayasan
dikediamannya. Sehingga ketika bel masuk
setelah istirahat berbunyi, siswa harus
masuk kelas, sedangkan guru dan tendik
masih makan di kediaman ketua yayasan.
Pak Jayadi kebetulan hari itu tidak ikut
makan, tetapi beliau mengganti jam makan
tersebut dengan membeli rujak di warung
dekat sekolah sehingga beliau juga tidak
12. Ketika itu, kepala sekolah memantau pelaksanaan
pembelajaran ketika jam masuk kelas setelah
istirahat. Akan tetapi, saat guru masih makan
sehingga banyak kelas yang kosong, dan kebetulan
kepala sekolah memergoki Pak Jayadi membeli rujak
di warung dekat sekolah. “Sekarang bagian jam
ngajar siapa pak, kenapa banyak kelas yang
kosong” tanya kepala sekolah. Dengan cukup
terkejut sampai Pak Jayadi hampir keselek serta
menjawab “bagian jam ngajar saya pak, tapi
sekarang masih jam makan guru,” terang Pak
Jayadi. “Ayo Masuk, Ayo masuk” ucap Kepala
Sekolah dengan Tegas. “Jangan membiarkan kelas
kosong pada saat jam pelajaran, apa nanti saya
13. Ketika itu Pak Jayadi langsung berhenti
dari makannya dan segera masuk kelas,
padahal makan rujaknya belum selesai.
Setelah kejadian itu Pak Jayadi
konsultasi dan sharing dengan waka
kurikulum dan kesiswaan tentang kejelasan
peraturan jam makan untuk guru setelah
istirahat dengan harapan agar tidak
terjadi kesalah pahaman antara kebijakan
yang diterapkan oleh pihak yayasan dengan
aturan sekolah.
14. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Reni?
Langkah-langkah restitusi
Menstabilkan identitas
• Ketika bel masuk setelah istirahat berbunyi, siswa harus masuk kelas,
sedangkan guru dan tendik ada jam tambahan 15 menit untuk makan
siang di kediaman ketua yayasan
Indikatornya :
• Pak Jayadi kebetulan hari itu tidak ikut makan, tetapi beliau
mengganti jam makan tersebut dengan membeli rujak di warung
dekat sekolah sehingga beliau juga tidak masuk kelas pada saat bel
berbunyi setelah istirahat.
15. Validasi tindakan yang salah
• kepala sekolah memantau pelaksanaan pembelajaran ketika jam masuk
kelas setelah istirahat. Akan tetapi, saat guru masih makan sehingga
banyak kelas yang kosong, dan kebetulan kepala sekolah memergoki Pak
Jayadi membeli rujak di warung dekat sekolah.
Indikatornya :
• “Sekarang bagian jam ngajar siapa pak, kenapa banyak kelas yang
kosong” tanya kepala sekolah. Dengan cukup terkejut sampai Pak Jayadi
hampir keselek serta menjawab “bagian jam ngajar saya pak, tapi
sekarang masih jam makan guru,” terang Pak Jayadi.
16. Menanyakan keyakinan
• “Ayo Masuk, Ayo masuk” ucap Kepala Sekolah dengan Tegas. “Jangan
membiarkan kelas kosong pada saat jam pelajaran, apa nanti saya
bersikap tegas,” terang Kepala Sekolah dengan nada tegas.
Indikatornya
• Pak Jayadi konsultasi dan sharing dengan waka kurikulum dan kesiswaan
tentang kejelasan peraturan jam makan untuk guru setelah istirahat
dengan harapan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara kebijakan
yang diterapkan oleh pihak yayasan dengan aturan sekolah.