Proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Polanharjo mengalami beberapa kendala. Guru telah berusaha menyampaikan materi secara jelas dan memberikan tugas kelompok, namun siswa kurang aktif dan terlihat tidak antusias mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan suasana kelas yang kurang kondusif akibat tingkah siswa laki-laki dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi.
Kasus ini membahas tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran PKn yaitu siswa kurang tertarik karena menganggap PKn hanya mementingkan hafalan, guru kurang menguasai inovasi model pembelajaran, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan dalam perencanaan pembelajaran, penggunaan metode dan media yang bervari
1. Bu Murti mengajarkan materi perubahan lingkungan fisik dan prosesnya di kelas IV SDN 7 Lohia.
2. Media yang digunakan adalah gambar-gambar perubahan lingkungan.
3. Hasil penugasan siswa masih kurang memuaskan, dengan banyak siswa yang nilainya di bawah 60.
Proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Polanharjo mengalami beberapa kendala. Guru telah berusaha menyampaikan materi secara jelas dan memberikan tugas kelompok, namun siswa kurang aktif dan terlihat tidak antusias mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan suasana kelas yang kurang kondusif akibat tingkah siswa laki-laki dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi.
Kasus ini membahas tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran PKn yaitu siswa kurang tertarik karena menganggap PKn hanya mementingkan hafalan, guru kurang menguasai inovasi model pembelajaran, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan dalam perencanaan pembelajaran, penggunaan metode dan media yang bervari
1. Bu Murti mengajarkan materi perubahan lingkungan fisik dan prosesnya di kelas IV SDN 7 Lohia.
2. Media yang digunakan adalah gambar-gambar perubahan lingkungan.
3. Hasil penugasan siswa masih kurang memuaskan, dengan banyak siswa yang nilainya di bawah 60.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Murid mengalami kesukaran dalam membaca teks berbentuk perenggan dan sukar untuk fokus semasa pengajaran. Untuk menyelesaikan masalah ini, pelajar praktik menggunakan kaedah pengajaran bernyanyi dan meletakkan murid yang suka tidur di hadapan kelas. Pelajar praktik juga terlibat dalam aktiviti luar sekolah seperti karnival sukan dan gotong-royong yang menyebabkan sesi pengajaran tidak dapat dijal
Dokumen ini berisi ringkasan tugas kelompok tentang pembelajaran matematika di sekolah. Terdapat beberapa poin utama yaitu evaluasi terhadap kelemahan dan kekuatan metode mengajar guru, contoh soal menghitung skala peta, langkah kegiatan inti pembelajaran, dan identifikasi masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran seperti kesulitan dalam perkalian bilangan besar dan rasa bosan akibat metode ceramah.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: (1) Murid-murid kelas 4 Zamrud memiliki masalah disiplin seperti membuat bising dan tidak fokus saat pelajaran, (2) Guru mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan Model Disiplin Asertif Canter selama delapan minggu, dan (3) Setelah evaluasi, guru membuat beberapa penyesuaian pada model tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Praktikan mengalami beberapa kesulitan selama pelaksanaan PPL di SMP Negeri 35 Palembang, termasuk dalam penyusunan rencana pembelajaran, proses pengajaran, dan bimbingan. Namun praktikan berupaya mengatasinya dengan berkonsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing serta beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
Hasil model les dan diobservasi wiwin widianingsihHendri Saepuloh
1. Dokumen ini berisi laporan hasil observasi model pembelajaran guru dan observasi teman mengajar. Terdapat model pembelajaran guru yang meliputi persiapan, penyampaian materi, evaluasi, dan bimbingan. Ada juga observasi teman mengajar yang meliputi persiapan, penyampaian, bahasa, hubungan dengan siswa, dan evaluasi.
Kanak-kanak prasekolah menghadapi masalah dalam menulis nama mereka sendiri pada hasil kerja, disebabkan kebanyakan mereka belum mahir menulis nama. Latihan menulis nama secara rutin setiap pagi dirancang untuk meningkatkan kemahiran ini selaras dengan teori pelaziman Thorndike. Langkah tindakan susulan termasuk menyediakan lembaran latihan menulis nama dan memberikan ganjaran kepada murid yang berjaya
Guru mengajar dengan baik dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan gerakan tubuh yang mendukung. Siswa diajak berpikir kritis melalui metode konstruktivis dan sistem studi seperti bertanya, membaca, meninjau ulang. Perencanaan pembelajaran menekankan peran guru sebagai pusat.
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Murid mengalami kesukaran dalam membaca teks berbentuk perenggan dan sukar untuk fokus semasa pengajaran. Untuk menyelesaikan masalah ini, pelajar praktik menggunakan kaedah pengajaran bernyanyi dan meletakkan murid yang suka tidur di hadapan kelas. Pelajar praktik juga terlibat dalam aktiviti luar sekolah seperti karnival sukan dan gotong-royong yang menyebabkan sesi pengajaran tidak dapat dijal
Dokumen ini berisi ringkasan tugas kelompok tentang pembelajaran matematika di sekolah. Terdapat beberapa poin utama yaitu evaluasi terhadap kelemahan dan kekuatan metode mengajar guru, contoh soal menghitung skala peta, langkah kegiatan inti pembelajaran, dan identifikasi masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran seperti kesulitan dalam perkalian bilangan besar dan rasa bosan akibat metode ceramah.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: (1) Murid-murid kelas 4 Zamrud memiliki masalah disiplin seperti membuat bising dan tidak fokus saat pelajaran, (2) Guru mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan Model Disiplin Asertif Canter selama delapan minggu, dan (3) Setelah evaluasi, guru membuat beberapa penyesuaian pada model tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Praktikan mengalami beberapa kesulitan selama pelaksanaan PPL di SMP Negeri 35 Palembang, termasuk dalam penyusunan rencana pembelajaran, proses pengajaran, dan bimbingan. Namun praktikan berupaya mengatasinya dengan berkonsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing serta beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
Hasil model les dan diobservasi wiwin widianingsihHendri Saepuloh
1. Dokumen ini berisi laporan hasil observasi model pembelajaran guru dan observasi teman mengajar. Terdapat model pembelajaran guru yang meliputi persiapan, penyampaian materi, evaluasi, dan bimbingan. Ada juga observasi teman mengajar yang meliputi persiapan, penyampaian, bahasa, hubungan dengan siswa, dan evaluasi.
Kanak-kanak prasekolah menghadapi masalah dalam menulis nama mereka sendiri pada hasil kerja, disebabkan kebanyakan mereka belum mahir menulis nama. Latihan menulis nama secara rutin setiap pagi dirancang untuk meningkatkan kemahiran ini selaras dengan teori pelaziman Thorndike. Langkah tindakan susulan termasuk menyediakan lembaran latihan menulis nama dan memberikan ganjaran kepada murid yang berjaya
Guru mengajar dengan baik dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan gerakan tubuh yang mendukung. Siswa diajak berpikir kritis melalui metode konstruktivis dan sistem studi seperti bertanya, membaca, meninjau ulang. Perencanaan pembelajaran menekankan peran guru sebagai pusat.
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut berisi analisis penyebab masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Beberapa penyebab masalah yang diidentifikasi antara lain kurangnya variasi dan stimulus dalam pembelajaran, kurang optimalnya komunikasi antara guru dan siswa beserta orang tua, serta belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dan sarana pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum hasil observasi kelompok di SMP Harapan 2 Medan.
2. Pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan metode belajar student center dimana murid aktif bertanya dan berdiskusi.
3. Guru hanya memfasilitasi pembelajaran murid dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum hasil observasi kelompok di SMP Harapan 2 Medan.
2. Pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan metode belajar student center dimana murid aktif bertanya dan berdiskusi.
3. Guru hanya memfasilitasi pembelajaran murid dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum hasil observasi kelompok di SMP Harapan 2 Medan.
2. Pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan metode belajar student center dimana murid aktif bertanya dan berdiskusi.
3. Guru hanya memfasilitasi pembelajaran murid dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum hasil observasi kelompok di SMP Harapan 2 Medan.
2. Pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan metode belajar student center dimana murid aktif bertanya dan berdiskusi.
3. Guru hanya memfasilitasi pembelajaran murid dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tantangan bagi guru dalam menjadi teladan pembelajaran sosial emosional, seperti mengelola emosi dan memberikan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan peserta didik.
2. Sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial emosional dengan menciptakan lingkungan saling menghargai dan memberikan kegiatan yang mendukung pembelajaran sosial emosional.
3. Kar
Dokumen ini membahas permasalahan pembelajaran yang sering muncul dalam penelitian dan solusi-solusi yang ditawarkan. Permasalahan tersebut terkait guru, kurikulum, dan siswa, seperti keterbatasan guru dalam penggunaan alat peraga dan wawasan, kurang jelasnya penyampaian materi oleh guru, lingkungan belajar yang kurang kondusif, serta rendahnya motivasi belajar siswa. Solusi yang disarankan antara
Proses pembelajaran matematika di kelas VIII SMPN 2 Polanharjo mengalami beberapa kendala. Guru sudah berusaha menyampaikan materi secara jelas dan memberikan lembar kerja, namun siswa kurang aktif dan tidak kondusif. Hal ini disebabkan keterbatasan sarana pembelajaran dan minimnya pemahaman siswa terhadap materi.
Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran membahas tentang motivasi, perhatian, dan penggunaan berbagai metode dan media untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Motivasi dan perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan kebutuhan mereka serta menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi.
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil observasi proses pembelajaran di kelas 7 SMPN 10 Medan. Kelompok 1 melakukan observasi selama 40 menit dan mengamati proses pembelajaran mata pelajaran Matematika. Guru mengajar dengan baik dan interaktif serta murid aktif bertanya. Kelompok menyimpulkan bahwa proses pembelajarannya bersifat teacher-centered.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 6 SD Negeri Loktabat 1 melalui pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). PBL diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus dengan mengamati peningkatan proses dan hasil
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
This document provides an overview and analysis of Anthony Giddens' Structuration Theory. It begins with an introduction to Giddens and his rejection of views that see social structures as either completely determining human agency or views that see humans as completely free. It then examines key aspects of Giddens' theory, including the duality of structure, the types of social structures, and the concepts of agency and the relationship between micro and macro levels of analysis. Finally, it discusses connections between Structuration Theory and human geography, particularly in understanding urban environments and the complex relationships between individuals and social forces within cities.
Dokumen tersebut membahas model-model konsep kurikulum berdasarkan aliran pendidikan dan konsep kurikulum. Terdapat lima model kurikulum yang dijelaskan yaitu kurikulum subjek akademis, humanistik, konfluen, teknologis, dan rekonstruksi sosial. Setiap model memiliki ciri khas berdasarkan orientasi, asumsi, peran guru dan siswa, serta penyampaian materi pelajaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Contoh Laporan Kegiatan PKLI
1. PERTEMUAN I
A. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu ta’aruf atau perkenalan.
Setelah itu menjelaskan secara global materi yang akan disampaikan dalam satu SK.
Kemudian guru praktikan menjelaskan secara menyeluruh dan rinci materi tentang apa
itu kebudayaan dan juga unsur-unsurnya . Kemudian guru melakukan apersepsi dan
bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan dan unsure-
unsurnya apakah ada yang masih belum dimengerti dan ditanyakan. Siswa sangat
antusias dalam bertanya berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari. Sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang aktif antara guru dengan siswa. Sebelum
pembelajaran berakhir, guru praktikan menyimpulkan inti pembelajaran pada hari ini
dan memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya yakni hubungan unsure-unsur
kebudayaan dan dinamika unsure-unsur kebudayaan.
B. Keadaan Siswa
Pada saat pertama kali masuk, siswa banyak yang antusias dalam mengikuti
pelajaran. Hal ini karena ada guru baru yang mengajar di kelas mereka yaitu guru
praktikan. Awal masuk kelas guru praktikan sedikit merasakan kewalahan
mengkondisikan kelas disebabkan kelas XI IPS 4 yang kurang kondusif (ramai).
Namun kendala itu bisa segera diatasi dengan sendirinya ketika pembelajaran
berlangsung siswa sangat serius dan semangat dalam mendengar dan menyimak apa
yang disampaikan oleh guru praktikan. Cukup banyak pertanyaan yang diajukan oleh
siswa dan pertanyaan-pertanyaannya sangat baik.
C. Kendala-kendala
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu dan kamis/15-16 Januari 2014
Waktu/Tempat : 11.00-11.45 / XI IPS 4
SK : Menganalisis kelompok sosial dalam dampak masyarakat
multikultural
KD
:
Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial alam
masyarakat multikultural.
Materi Pembelajaran : a. Pengertian budaya dan kebudayaan
b. Mendeskripsikan unsur-unsur kebudayaan
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Kegiatan belajar mengajar terasa kurang kondusif, karena kondisi waktu sudah
mulai siang dan panas, terlebih siswa habis mengikuti mata pelajaran lain.
Karena pertemuan pertama, siswa agak keberatan ketika guru praktikan
memulai pembelajaran dengan materi.
Masih terdapat beberapa siswa yang diam atau masih malu-malu
mengungkapkan pendapat khususnya siswa perempuan.
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Meskipun ada sedikit kendala, kondisi kelas yang kurang kondusif, tetapi guru
tetap bersemangat dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru lebih bersemangat, agar siswa terpancing untuk bersemangat juga. Guru
lebih mengoptimalkan suaranya dan tidak terlalu serius, sesekali diselingi
dengan bercanda agar siswa tidak jenuh.
Memberi dorongan kepada siswa untuk bertanya atau mengugkapkan pendapat
dan memberikan nilai tambahan kepada siswa yang aktif.
3. PERTEMUAN II
A. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pertemuan Kedua guru praktikan tidak langsung ke
materi, guru menampilkan video motivasi agar peserta didik siap menerima pelajaran,
lalu dilanjutkan menjelaskan secara menyeluruh dan rinci materi hubungan unsur-
unsur kebudayaan dan dinamikanya. Kemudian guru praktikan bertanya kepada siswa
apakah ada yang masih belum dimengerti dan ditanyakan. Siswa sangat antusias dalam
bertanya berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari. Sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang aktif antara guru dengan siswa. Sebelum pembelajaran berakhir,
guru praktikan menyimpulkan inti pembelajaran pada hari ini dan memberikan tugas
untuk pertemuan selanjutnya yaitu wujud-wujud kebudayaan dan masalah kebudayaan
di indonesia.
B. Keadaan Siswa
Pada saat pertama masuk ramai, tetapi setelah guru menayangkan video
motivasi, peserta didik mulai terkondisikan. Dan siap memulai pelajaran sampai akhir,
meskipun ada beberapa yang tidak memperhatikan.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Kegiatan belajar mengajar terasa kurang kondusif, karena kondisi kelas yang
ramai dan siswa yang kurang memperhatikan guru.
Karena pertemuan masih terhitung awal, siswa agak keberatan ketika guru
praktikan memulai pembelajaran dengan materi dan diberi tugas.
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-kamis/22-23 Januari 2013
Waktu/Tempat : 07.00-08.30 / kelas XI IPS 4
SK
:
Menganalisis kelompok sosial dalam dampak masyarakat
multikultural
KD
:
Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial alam
masyarakat multikultural.
Materi Pembelajaran : a. Mendeskripsikan hubungan unsur-unsur kebudayaan
b. Dinamika unsur-unsur kebudayaan
4. D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Meskipun kondisi kelas yang kurang kondusif, tetapi guru tetap bersemangat
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru lebih bersemangat, agar siswa terpancing untuk bersemangat juga. Guru
lebih mengoptimalkan suaranya dan tidak terlalu serius, sesekali diselingi
dengan bercanda dan permainan agar siswa tidak jenuh. Dan tidak lupa
menampilkan video motivasi agar peserta didik merasa nyaman.
5. PERTEMUAN III
A. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran untuk mengawali pelajran melihat video motivasi tentang
cerita Ibu, agar para peserta didik merasa tergugah untuk belajar sungguh-sungguh
dengan pengorbanan orang tua yang sebemikian banyaknya untuk anaknya. Setelah itu
para siswa dikasih materi pelajaran. Kemudian guru praktikan bertanya kepada siswa
apakah ada yang masih belum dimengerti dan ditanyakan. Siswa sangat antusias dalam
bertanya berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari. Sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang aktif antara guru dengan siswa. Apalagi ketika guru praktikan
menerapkan metode Broadcast, siswa sangat antusias meskipun banyak yang absen,
karena rata-rata dari mereka menyukai dunia broadcast
B. Keadaan Siswa
Pada saat pertama kali masuk, siswa sedikit yang antusias dalam mengikuti
pelajaran. Hal ini karena sebagian siswa khususnya laki-laki ramai dan kurang
memperhatikan pelajaran dan banyak yang absen. Sehingga guru praktikan sedikit
agak kerepotan dan kewalahan menghadapi kondisi seperti ini. Namun semua itu dapat
diatasi dengan sendirinya karena guru praktik sedikit bertindak tegas dan memberi
sedikit arahan yang menyentuh hati mereka untuk bisa mengkondisikan suara dan
perhatiannya. Setelah guru praktikan bisa bertindak sedikit tegas, mereka mulai bisa
dikondisikan dan kelas lebih kondusif, apalagi ketika pembelajaran dimulai.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis /29-30 Januari 2014
Waktu/Tempat : 11.00-11.45 / kelas XI IPS 4
SK : Menganalisis kelompok sosial dalam dampak masyarakat
multikultural
KD
:
Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial alam
masyarakat
multikultural
Materi Pembelajaran : a. Mendeskripsikan wujud-wujud kebudayaan
b. Mendeskripsikan masalah kebudayaan di Indonesia
serta solusinya
6. Kegiatan belajar mengajar terasa kurang kondusif, karena kondisi kelas yang
ramai, siswa yang kurang memperhatikan guru dan banyak yang absen.
Karena pertemuan pertama, siswa agak keberatan ketika guru praktikan
memberikan tugas
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Meskipun kondisi kelas awalnya kurang kondusif, namun mereka sangat
mudah untuk diatur, dan akhirnya guru bersemangat dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Guru lebih bersemangat, agar siswa terpancing untuk bersemangat juga. Guru
lebih mengoptimalkan suaranya dan tidak terlalu serius, sesekali diselingi
dengan bercanda dan permainan agar siswa tidak jenuh.
7. PERTEMUAN IV
A. Proses Pembelajaran
Pada pertemuan keempat di kelas XI IPS 4 seperti biasa, siswa diajak untuk
mengamati video motivasi supaya kegiatan pembelajaran berjalan efektif, setelah itu
materi tentang kelompok social siap untuk disajikan kepada peserta didik untuk
didalami lebih lanjut.
B. Keadaan Siswa
Pada saat guru masuk, siswa kelas IPS 4 lumayan siap untuk menerima
pelajaran dari guru, tinggal di komplekskan saja biar tambah semangat dalam belajar.
Siswa agak tenang dalam pembelajaran, ramai bisa terkondisikan karena korelasi
antara guru dan juga murid sudah lumayan menyatu.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Lancer tapi tetep ada beberpa yang rame.
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Guru memberikan nasehat bahwa pembelajaran harus diniatkan untuk
memberantas kebodohan, menambah ilmu pengetahuan. Jangan hanya dan
sebagai motivasi kita untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis /5-6 Februari 2014
Waktu/Tempat : 07.00-08.30/ kelas XI IPS 4
SK : Menganalisis kelompok sosial dalam dampak
masyarakat multikultural
KD
: Menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Materi Pembelajaran : a. Mendeskripsikan pengertian kelompok sosial
b. Menjelaskan tipe-tipe kelompok sosial
c. Menjelaskan konsekuensi perubahan sosial
ekonomi, politik dan budaya terhadap
perkembangan kelompok sosial.
d. Menjelaskan dinamika kelompok sosial
8. PERTEMUAN V
A. Proses Pembelajaran
Pada pertemuan kelima di kelas XI IPS 4 ini guru langsung menampilkan
video tentang kekerasan di keraton Yogyakarta. Siswa disuruh untuk menganalisis
video tersebut dengan membedakan anatara konflik dan juga kekerasan, disertai
dengan sebab-sebab terjadainya konflik. Setelah selesai guru menjelaskan secara rinci
lalu dilanjutkan dengan Tanya jawab kepada peserta didik.
B. Keadaan Siswa
Pada saat guru masuk, siswa kelas IPS 4 sudah sangat antusias dalam
menerima pelajaran, itu terlihat dari cara mereka mengerjakan tugas dan menonton
video beserta cara mereka memperhatikan gurunya mengajar.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Adanya miss komunikasi, karena guru bingung kapan masuk karena terbentur
tryout kelas 3.
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Guru memberikan nasehat bahwa pembelajaran harus diniatkan untuk masa
depan. Niat tholabul ilmi dan man jadda wa jadda.
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis /12-13 Februari 2014
Waktu/Tempat : 11.00-11.45 / kelas XI IPS 4
SK : Menganalisis kelompok sosial dalam dampak
masyarakat multikultural
KD : Menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Materi Pembelajaran : a. Membedakan konflik dengan kekerasan
b. Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya konflik
dalam masyarakat.
c. Menjelaskan penyelesaian konflik yang terjadi
pada masyarakat
9. PERTEMUAN VI
A. Proses Pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran, guru menampilkan video motivasi pembelajaran
sipaya anak-anak lebih termotivasi dalam menerima pembelajaran. Guru memberikan
ceramah disertai Tanya jawab dengan sedikit diselingi guyonan biar lebih enjoy dalam
pembelajaran. Di akhir pembelajaran guru memberikan tugas dan materi berikutnya.
B. Keadaan Siswa
Pada saat guru masuk, siswa sudah sangat siap untuk menerima pelajaran. Hal
ini karena mereka sudah mempersiapkan diri dari pertemuan sebelumnya dan belajar.
Siswa mengerjakan soal ulangan dengan serius dan tenang. Ketika permainan
kelompok, mereka sangat antusias untuk menang dan berkompetisi dengan kelompok
lainnya. Suasana pembelajaran sangat aktif dan menyenangkan.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Ada beberapa siswa yang masih rame, dan tidak kondusif
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, ada beberapa hal yang dilakukan guru
praktikan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Guru memberikan nasehat bahwa pembelajaran harus diniatkan untuk
menuntut ilmu dan sebagai motivasi melangkah kedepan.
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis/19-20 Februari 2014
Waktu/Tempat : 07.00-08.30 / kelas XI IPS 4
SK :
Menganalisis kelompok sosial dalam dampak
masyarakat multikultural
KD
:
Menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Materi Pembelajaran : a. Mendeskripsikan pengertian masyarakat
multikultural dan multikulturalisme
b. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya
kemajemukan dalam masyarakat.
10. PERTEMUAN VII
A. Proses Pembelajaran
Pada pertemuan ketujuh, para siswa dihadapkan pada video pembelajaran,
disitu para siswa disuruh guru untuk menganalisis. Setelah itu guru menyampaikan
materi pembelajaran ceramah disertai dengan Tanya jawab murid. Setelah selesai, para
peserta didik dikasih tugas individu untuk menunjang apakah mereka sudah
memahami materi yang diberikan guru kepada murid. Setelah selesai guru
melanjutkan materi selanjutnya.
B. Keadaan Siswa
Pada saat guru masuk, siswa kelas XI IPS 4 banyak yang antusias dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini karena materi para peserta didik sudah belajar sebelumya
mengenai materi sebelumnya. Selain itu guru pamong juga masuk ke dalam kelas
sehingga kondisi kelas benar-benar tenang dan kondusif
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Ada 1 orang yang tidur di kelas, karena malamnya begadang
D. Penyelesaian yang dilakukan
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, guru mengingatkan kepada murid yang
bersangkutan untuk jangan tidur malam dan jangan begadang supaya tidak mengantuk
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis /26-27 Februari 2014
Waktu/Tempat : 11.00-11.45 / Kelas XI IPS 4
SK : Menganalisis kelompok sosial dalam dampak
masyarakat multicultural
KD :
Menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Materi Pembelajaran :
a. Menjelaskan konsekuensi keanekaragaman
masyarakat Indonesia
b. Mengidentifikasi Upaya mengatasi masalah yang
ditimbulkan keanekaragaman masyarakat.
11. PERTEMUAN VIII
A. Proses Pembelajaran
Pada pertemuan terakhir ini guru menagih tugas penelitian baik penelitian
tentang kebudayaan dan juga penelitian tentang tipe kelompok social. Remedial bagi
peserta didik yang masih bolong-bolong dalam tugasnya. Setelah itu guru
mengucapkan salam perpisahan kepada anak-anak dan juga meminta doa dan juga
minta maaf apabila ada kesalahan.
B. Keadaan Siswa
Pada saat guru masuk, siswa kelas sangat antusias dalam segala hal, baik
mengumpulkan tugas dan juga remidial. Dan juga mereka sangat antusias karena akan
mengadakan perpisahan dengan guru pamong.
C. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Tugas yang berkaitan dengan penelitian ke lapangan ada beberapa kelompok
yang belum mengumpulkan.
D. Penyelesaian yang dilakukan
Guru harus lebih tegas dalam menegakkan tugas yang ditugaskan kepada
siswa.
Siswa harus peka terhadap tanggungan tugas.
Mata Pelajaran : Sosiologi
Hari/Tanggal : Rabu-Kamis/5-6 Maret 2014
Waktu/Tempat : 07.00-08.45/ kelas XI IPS 4
SK :
Menganaisis Kelompok social dalam dampak masyarakat
multikultural
KD :
Menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Materi Pembelajaran a. Menjelaskan pengaruh perubahan sosial
terhadap perkembangan masyarakat
multikultural.
b. Membedakan kelompok-kelompok sosial di
masyarakat
c. Melakukan pengamatan tentang kelompok
sosial di masyarakat
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan pembelajaran di kelas XI IPS 2, XI IPS 4, dan Lintas minat
Sosiologi IPA 3 dan 4 sangat lancar dan memuaskan. Para siswa mudah menangkap
materi pembelajaran, mudah diatur, sopan santun terhadap guru sehingga
memudahkan guru dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat
memuaskan. Hal ini terbukti dalam ulangan harian pertama sampai akhir 90% siswa
lulus dengan nilai yang memuaskan.
Metode pembelajaran memakai autoplay serta diselingi dengan tanta jawab dan
game terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi dan semangat belajar mereka.
Namun yang perlu menjadi catatan adalah siswa masih belum mampu jika disuruh
belajar mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Kebanyakan anak masih
senang dan mengharapkan adanya metode ceramah, jadi selain guru memberikan
metode-metode baru, guru juga harus menerangkan. Agar siswa semakin paham dan
lebih maksimal dalam menangkap materi pembelajaran.
Awal pertemuan siswa memang susah sekali diatur dan diarahkan, tetapi
menjelang akhir ini sangat mudah sekali mengkondisikan para peserta didik. Hal ini
disebabkan beberapa faktor, misalnya saja karena seperti yang diungkapkan beberapa
siswa yakni sudah kenal dengan guru dan tidak adanya hukuman yang diberikan
kepada siswa yang bandel.
B. Saran
Dalam pembelajaran bisa lebih divariasikan dengan metode-metode baru dan
games yang menarik yang dapat menggali kemampuan siswa dan meningkatkan minat
belajar siswa. Memberikan cerita-cerita dan masukan yang dapat membentuk karakter
siswa serta memfasilitasi guru PKLI dan membantu mengatasi siswa-siswa yang
sedikit bandel.