4. Struktur alat reproduksi manusia pada dasarnya sama
dengan alat reproduksi mamalia, yaitu terdiri atas
kelenjar kelamin dan saluran alat kelamin.
Kelenjar kelamin pria (testes) menghasilkan gamet
jantan atau spermatozoa.
Kelenjar kelamin wanita atau ovarium, menghasilkan
sel telur (ovum).
Sel kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin
tersebut, selanjutnya keluar meninggalkan kelenjar
kelamin melalui saluran kelamin untuk berproses
lebih lanjut.
6. Alat reproduksi pria
Terdiri atas
a. Alat kelamin dalam
1. Testis
2. Saluran reproduksi pria:
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra
3. Kelenjar kelamin:
vesikula seminalis, keljr. prostat, kelr. bulbouretra
b. Alat kelamin luar
penis dan skrotum
8. Alat reproduksi wanita
Alat kelamin luar
1.vulva,
2. labium,
Alat kelamin dalam
1. ovarium atau indung telur,
2.saluran kelamin : tuba Fallopi, rahim, vagina
9. Pembentukan Sel Gamet
Proses pembentukan sel kelamin dikenal dengan
gametogenesis.
pembentukan gamet jantan atau sperma disebut
spermatogenesis,
pembentukan gamet betina atau ovum disebut
oogenesis.
sperma maupun ovum merupakan sel haploid yang
berasal dari pembelahan meiosis sel diploid.
10. Spermatogenesis
berlangsung di dalam testis atau buah zakar.
bermula dari sel induk sperma atau spermatogonium
yang bersifat diploid.
spermatogonium membelah secara mitosis
menghasilkan spermatosit primer yang juga bersifat
diploid.
spermatosit primer membelah reduksi (meiosis)
menghasilkan spermatosit sekunder yang haploid.
Spermatosit sekunder membelah menghasilkan
spermatid, yaitu calon spermatozoa yang belum
mempunyai ekor.
Spermatid berkembang menjadi spermatozoa yang
telah dilengkapi ekor di dalam epididimis.
12. Oogenesis
Sel telur atau ovum berasal dari oogonia (tunggal =
oogonium) atau sel induk telur.
oogonia juga bersifat diploid, yaitu mempunyai 23
pasang kromosom.
Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer. Oosit
primer akan membelah meiosis menjadi dua sel yang
tidak sama ukurannya. Yang berukuran normal (besar)
disebut oosit sekunder, sedangkan yang berukuran
lebih kecil (karena kekurangan plasma sel), disebut
badan kutub primer atau polosit primer.
13. Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder
dan polosit primer, disebut meiosis I.
Selanjutnya oosit sekunder membelah meiosis II,
menghasilkan ootid dan polosit II (badan kutub
sekunder), sedangkan polosit primer membelah
menjadi dua polosit sekunder.
Setiap satu oogonium akan menghasilkan sebuah
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah
badan kutub sekunder (polosit).
15. Jadi, jumlah sel akhir hasil oogenesis dan
spermatogenesis berbeda.
Setiap oogonium akan menghasilkan sebuah sel telur .
Setiap spermatogonium akan menghasilkan empat
spermatozoa
18. Menstruasi
Setelah ovulasi, ootid sekunder meninggalkan ovarium dan
ditangkap oleh fimbria dan masuk ke tuba Fallopi.
Ootid sekunder yang masuk ke tuba Fallopi akan
mengalami dua kemungkinan, yaitu dibuahi atau tidak
oleh sel spermatozoa.
Dua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan
dinding rahim yang diatur oleh berbagai hormon.
Bila tidak terjadi pembuahan, akan diikuti peristiwa yang
dikenal dengan menstruasi atau haid.
Bila terjadi pembuahan akan diikuti peristiwa kehamilan.
Menstruasi mengalami empat fase, yaitu
fase menstruasi,
fase praovulasi,
fase ovulasi, dan
fase paskaovulasi.
19. Menstruasi melalui 4 fase :
a. Fase menstruasi :Ovum tidak dibuahi, korpus
luteum berhenti memproduksi estrogen dan
progesteron lepasnya ovum dan robeknya
endometrium dinding rahim menipis.
b. Fase Praovulasi : Progesteron turun kadarnya
hipofisis FSH ovarium memproduksi
hormon estrogen menghambat prod. FSH, ttp
merangsang produksi LH
20. c. Fase Ovulasi :
LH merangsang pematangan ovum
meninggalkan folikel.
Folikel korpus luteum memproduksi
progesteron.
Terjadi pada hari ke 14 menstruasi.(24-35 hr)
rata-rata 28 hr.
d. Fase Pascaovulasi :
waktu antara ovulasi –menstruasi berikutnya.
Hari ke 15-28. Hormon progesteron dan
estrogen yang dihasilkan korpus luteum.
Korpus luteum korpus albikans
kemampuan produksi estrogen dan
progesteron rendah.
Hipofisis aktif FSH kemudian LH fase
berikutnya siklus menstruasi.
22. Kehamilan dan kelahiran
Bersatunya sebuah spermatozoa dengan sebuah sel
telur disebut fertilisasi atau pembuahan.
Apabila pada tuba Fallopi terjadi pembuahan dan
dihasilkan zigot maka zigot yang terbentuk ini akan
bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding
rahim.
Di rahim, zigot akan berkembang menjadi embrio
terus menjadi janin.
Agar dapat tumbuh dan berkembang, janin
membutuhkan makanan. Makanan tersebut diperoleh
dari tubuh ibu dengan perantaraan plasenta (ari-ari
atau tembuni).
23. Masa antara penempelan zigot hingga kelahiran janin
(fetus) disebut masa kehamilan atau gestasi.
Pada fase kehamilan ini, hormon-hormon yang
berperan adalah:
a. Progesteron dan estrogen, hingga kehamilan bulan
ke-3 dan ke-4 hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum
diganti oleh plasenta.
b. Prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kerja
kelenjar susu untuk memproduksi susu,
27. Selaput pembungkus embrio
Fungsi selaput
a. Melindungi embrio dari kekeringan dan goncangan
b. Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi
lain selama dalam rahim.
Terdiri atas :
a. Sakus vitelinus : diantara amnion dan plasenta.
Tempat pemunculan sel darah dan pembuluh darah
yang pertama.
28. Selaput pembungkus embrio lanjutan ….
b. Amnion : ruangan amnion ada embrio.
Dindingnya getah, menjaga embrio tetap basah dan
tahan goncangan.
c. Korion : terdapat disebelah luar amnion
Korion dan alantois keluar membentuk jonjot
berhubungan dengan dinding rahim
didalamnya banyak pembuluh darah, berhubungan
pembuluh darah induk melalui plasenta
d. Alantois : di dalam tali pusat.
jaringan epitel menghilang, pembuluh darah tetap ada
menghubungkan peredaran embrio-plasenta.
29. Peredaran darah janin
Tali pusat menghubungkan embrio dan plasenta punya 2 arteri + 1 vena
berhubungan dengan pembuluh darah plasenta.
Zat makanan + O2 induk pembuluh darah induk plasenta tali pusat
pembuluh darah embrio.
Zat sisa embrio pembuluh darah embrio, ke pusat, plasenta pembuluh
darah ibu
30. Kelahiran
Hormon yg berperan
a. Relaksin : perenggangan otot pada simpisis pubis.
b. Estrogen : mengatasi pengaruh progesteron
menghambat kontraksi otot dinding rahim
c. Prostaglandin : dihasilkan semua sel, fungsinya sama
dengan estrogen.
d. Oksitosin : kontraksi dinding uterus
32. Air Susu Ibu
Setelah lahir makanan bayi ASI
ASI mengandung zat makanan komplit mutlak untuk bayi
ASI yang keluar hari-hari pertama kolostrum kekuningan
kaya zat kebal, protein dan mineral.
Keunggulan ASI dibanding formula : antiinfeksi, bersih, tdk terkontaminasi.
Mengandung juga : ADH ( asam dokosaheksaenoat) dan ARA (asam
arakidonat) perkembangan kecerdasan anak.
Pemberian ASI : 4 bl s.d 2 tahun.
Pemberian ASI ekskusif menguntungkan:
a. mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
b. pemulihan kesehatan ibu.
c. menunda kehamilan.
d. mengurangi resiko kanker payudara.
e. secara psikologis hubungan ibu dan bayi.
Hormon prolaktin merangsang pembentukan ASI, oksitosin
pengeluaran ASI.
34. Kontrasepsi
Tujuan : mencegah pembuahan ovum oleh spermatozoa
Cara kontrasepsi :
a. secara hormonal : suntik, pil, susuk KB
b. kondom bagi pria, diafragma atau IUD bagi wanita.
c. secara kimia : spermatisida (jeli, buih, vaginal
douche=pembilasan liang senggama dg air)
d. Sterilisasi : vasektomi dan tubektomi
e. Sistem kalender
35. Kesehatan Reproduksi
Kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi
Sehat : bebas dari penyakit, dari kecacatan, mental, sosial kultural
Kasus yang mengancam :
meningkatnya aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD ), penyakit
menular seksual (PMS)
PMS gonorhoe, sifilis, HIV/AIDS langsung berkaitan dg alat reproduksi
Informasi tentang kesehatan reproduksi penting menentukan
sikap dan tingkah laku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi
Mampu mencegah atau mengobati terhadap permasalahan sistem
reproduksi.
36. Pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi
1. Pengenalan sistem, proses, fungsi alat reproduksi
2. Penyakit menular HIV/AIDS dan dampaknya kesehatan
reproduksi
3. Mendewasakan usia kawin dan perencanaan kehamilan
4. Pengaruh sosial dan media perilaku seksual
5. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya
6. Kemampuan berkomunikasi katakan tidak terhadap hal-
hal yang negatif
7. Persiapan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
37. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ditularkan melalui hubungan seksual
Menjalar, sakit berkepanjangan, mandul. Meninggal
Gejala PMS Pada pria
1. bintil berisi cairan, lecet, borok npada penis
2. luka tdk sakit, keras, kemerahan pada alat kelamin
3. tumbuh kutil daging spt cengger ayam.
4. Gatal pada seluruh alat/sebagian alat kelamin
5. sakit hebat saat kencing
6. kencing nanah berbau busuk
7. panas dan nyeri pada pangkal paha borok.
38. Penyakit Menular Seksual
Gejala PMS Pada wanita
1. sakit kencing dan hubungan seksual
2. nyeri perut bagian bawah
3. keluar lendir alat kelamin
4. keputihan putih susu, bergumpal, rasa gatal, kemerahan
pada alat kelamin dan sekitarnya.
5. keputihan berbusa, kehijauan, berbau busuk, gatal.
6. timbul bercak darah saat berhupungan seksual.
7. timbul bintil-bintilberisi cairan, lecet, borok.
Penyakit PMS
HIV/AIDS, GO, sifilis, herpes genital, klamidia, trikomoniasis,
kandidiasis, kutil kelamin
39. Penyakit Menular Seksual
1. GO Neisseria gonorhoeae
Masa inkubasi 2-10 hr.
Tanda-tanda : nyeri, merah, bengkak, kencing bernanah
60% pada wanita tidak menampakkan gejala. Bila bergejala : sakit saat
kencing, keputihan.
Dampak : kemandulan p/w. Wanita radang panggul dapat menular
ke janin dalam rahim kebutaan.
Gejala sekunder GO dan sifilis
40. Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
2. Sifilis Treponema pallidum
Masa inkubasi 3–4 minggu, ada yang sampai 13 minggu.
Gejala : benjolan di sekitar alat kelamin
pusing-pusing, nyeri kepala hilang sendiri.
timbul bercak pada tubuh 6 – 12 minggu setelah
terinfeksi. Gejala hilang sendiri.
Dampak : 2-3 th pertama tidak menunjukkan gejala masa laten.
5 – 10 th menyerang saraf , pembuluh darah dan jantung.
Pada wanita hamil menular ke janin kerusakan kulit, hati, limpa
dan kemunduran mental.
3. Herpes Genital virus herpes simplex
masa inkubasi 4 – 7 hr
Gejala : bintil-bintil seperti anggur dan nyeri di sekitar alat kelamin.
Pecah meninggalkan bekas kerak, hilang sendiri.
Dapat kambuh karena pemicu stres, haid, minuman makanan beralkohol,
Pada wanita bisa memicu kanker mulut rahim
41. Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
4. Klamida Chlamydia trachomatis
masa inkubasi 7 – 21 hr
gejala : perdangan pada alat reproduksi. Wanita : keluar cairan
(keputihan encer), nyeri di rongga panggul.
Pada pria nyeri saat kencing, keluar cairan bening berlanjut , sering
keluar cairan bercampur darah.
Gejala sering tidak muncul penderita carrier berpotensi menjadi
sumber penularan.
Dampak :
wanita : kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput
amnion, kelahiran prematur.
Pria: rusaknya saluran sperma, kemandulan. 60 – 70 % terkena
penyakit saluran pernapasan, penyakit mata.
5. Trikomoniasis Trichomonas vaginalis
Vulva bengkak, gatal, kemerahan, tidak nyaman.
cairan vagina encer, kuning kehijauan, berbusa dan bau busuk.
42. Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
6. Kandidiasis Vaginalis Candida albicans
Tidak selalu tergolong sebagai PMS
Normalnya hidup di kulit dan liang kemaluan vanita.
Menimbulkan keputihan seperti susu, gatal di kemaluan dan sekitarnya.
7. Kutil kelamin Human papillo virus (HPV)
Gejala Wanita :
Tumbuh kutil di sekitar kemaluan. Hingga sekitar dubur, selaput
lendir liang kemaluan, sampai rahim
Dapat menyebabkan kanker lehir rahim.
Pria : mengenai alat kelamin dan saluran kencing kutil sering tidak
muncul.
43. Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
AIDS
• Kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh terinfeksi
HIV
• Penderita tidak mampu mengatasi serbuan infeksi kuman.
• Penularan : hubungan seks, homosek, jarum suntik yang tidak steril.
• Gejala : diare berulang, penurunan berat badan mendadak, sering sariawan
mulut, pembengkakan kelenjar getah bening.
• HIV terdapat pada semua sel tubuh yg dapat menular sperma, darah,
cairan vagina.
Menghindari PMS
1. Saling setia dengan pasangan nikahnya
2. Hindari hubungan seks beresiko
3. Menggunakan kondom untuk menghindari PMS
4. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin
5. Tidak melakukan hubungan seks
44. Teknologi Bayi Tabung
Keadaan normal, pembuahan di dalam tuba Fallopii
Seseuatu dan lain hal tsb tdk dapat terjadi infertilisasi
Penyebabnya :
pasangan tdk subur
Pasangan subur mengalami kelainan fisik dan kelainan alat reproduksi
Pada Ibu: gangguan saluran telur, endometrium, ovarium, sperma kurang
aktif, jumlah sel sperma kurang dari normal.
Untuk membantu pasangan infertilitas, 1978 dihasilkan teknologi reproduksi
manusia teknologi Bayi Tabung
Pembuahannya diluar tubuh( invitro)
Ovum dari ibu media + sperma pasangannya zigot yang
membelah dipindahkan ke rahim ibu.
Bayi tabung pertama Louis Brown bayi tabung pertama (Inggris
1978).
Di Indonesia di rintis RSAB Harapan Kita (1987)
45. Beberapa teknologi bayi tabung :
Konvensional :
IVF ( in vitro fertilisation): pembuahan di
cawan petri. Syarat : jumlah sperma
normal dan aktif. Diperlukan sperma
50.000 – 100. 000
Modern :
a. PZD = partial zona dessection,
sperma disemprotkan ke ovum setelah
selaput plasmanya dibuat celah.
b. SUZI = subzonal sperm intersection,
sperma disuntikkan langsung ke dalam
ovum.
46. Teknologi Bayi Tabung
c. ISIS =injeksi sperma intra sitoplasma
Sperma pilihan disuntikkan dengan paksa ke dalam sitoplasma
ovum.Ovum diambil dari ovarium.
Biasa dilakukan pada suami yang jumlah dan mutu spermanya
kurang normal
Azoospermia : keadaan dimana semen tidak mengandung sperma.
Penyebabnya : kemungkinan penyumbatan atau gangguan saluran
sperma
Teknik pengambilan sperma
a. MESA : Microsurgical Sperm aspiration, sperm diambil
langsung dari tempat sperma dimatangkan.=epididimis.
b.TESE : Testicular Sperm Extraction sperm diambil dari
pabrik sperma testis.