SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Bab 10
Sistem Reproduksi
Pertemuan 1
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi
Struktur alat reproduksi manusia pada dasarnya sama
dengan alat reproduksi mamalia, yaitu terdiri atas
kelenjar kelamin dan saluran alat kelamin.
Kelenjar kelamin pria (testes) menghasilkan gamet
jantan atau spermatozoa.
Kelenjar kelamin wanita atau ovarium, menghasilkan
sel telur (ovum).
Sel kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin
tersebut, selanjutnya keluar meninggalkan kelenjar
kelamin melalui saluran kelamin untuk berproses
lebih lanjut.
Alat reproduksi pria
Alat reproduksi pria
Terdiri atas
a. Alat kelamin dalam
1. Testis
2. Saluran reproduksi pria:
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra
3. Kelenjar kelamin:
vesikula seminalis, keljr. prostat, kelr. bulbouretra
b. Alat kelamin luar
penis dan skrotum
Alat reproduksi wanita
Alat reproduksi wanita
 Alat kelamin luar
1.vulva,
2. labium,
 Alat kelamin dalam
1. ovarium atau indung telur,
2.saluran kelamin : tuba Fallopi, rahim, vagina
Pembentukan Sel Gamet
Proses pembentukan sel kelamin dikenal dengan
gametogenesis.
pembentukan gamet jantan atau sperma disebut
spermatogenesis,
pembentukan gamet betina atau ovum disebut
oogenesis.
sperma maupun ovum merupakan sel haploid yang
berasal dari pembelahan meiosis sel diploid.
Spermatogenesis
 berlangsung di dalam testis atau buah zakar.
 bermula dari sel induk sperma atau spermatogonium
yang bersifat diploid.
 spermatogonium membelah secara mitosis
menghasilkan spermatosit primer yang juga bersifat
diploid.
 spermatosit primer membelah reduksi (meiosis)
menghasilkan spermatosit sekunder yang haploid.
 Spermatosit sekunder membelah menghasilkan
spermatid, yaitu calon spermatozoa yang belum
mempunyai ekor.
 Spermatid berkembang menjadi spermatozoa yang
telah dilengkapi ekor di dalam epididimis.
Spermatogenesis
Oogenesis
 Sel telur atau ovum berasal dari oogonia (tunggal =
oogonium) atau sel induk telur.
 oogonia juga bersifat diploid, yaitu mempunyai 23
pasang kromosom.
 Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer. Oosit
primer akan membelah meiosis menjadi dua sel yang
tidak sama ukurannya. Yang berukuran normal (besar)
disebut oosit sekunder, sedangkan yang berukuran
lebih kecil (karena kekurangan plasma sel), disebut
badan kutub primer atau polosit primer.
 Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder
dan polosit primer, disebut meiosis I.
 Selanjutnya oosit sekunder membelah meiosis II,
menghasilkan ootid dan polosit II (badan kutub
sekunder), sedangkan polosit primer membelah
menjadi dua polosit sekunder.
 Setiap satu oogonium akan menghasilkan sebuah
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah
badan kutub sekunder (polosit).
Oogenesis
Jadi, jumlah sel akhir hasil oogenesis dan
spermatogenesis berbeda.
Setiap oogonium akan menghasilkan sebuah sel telur .
Setiap spermatogonium akan menghasilkan empat
spermatozoa
Perhatikan video berikut!
Sumber :
http://www.youtube.com/watch?v=yyuRhoAOjM8
Pertemuan 2
Menstruasi, Kehamilan dan Kelahiran, ASI
Menstruasi
 Setelah ovulasi, ootid sekunder meninggalkan ovarium dan
ditangkap oleh fimbria dan masuk ke tuba Fallopi.
 Ootid sekunder yang masuk ke tuba Fallopi akan
mengalami dua kemungkinan, yaitu dibuahi atau tidak
oleh sel spermatozoa.
 Dua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan
dinding rahim yang diatur oleh berbagai hormon.
 Bila tidak terjadi pembuahan, akan diikuti peristiwa yang
dikenal dengan menstruasi atau haid.
 Bila terjadi pembuahan akan diikuti peristiwa kehamilan.
Menstruasi mengalami empat fase, yaitu
fase menstruasi,
fase praovulasi,
fase ovulasi, dan
fase paskaovulasi.
Menstruasi melalui 4 fase :
a. Fase menstruasi :Ovum tidak dibuahi, korpus
luteum berhenti memproduksi estrogen dan
progesteron lepasnya ovum dan robeknya
endometrium  dinding rahim menipis.
b. Fase Praovulasi : Progesteron turun kadarnya
 hipofisis  FSH  ovarium memproduksi
hormon estrogen  menghambat prod. FSH, ttp
merangsang produksi LH
c. Fase Ovulasi :
 LH merangsang pematangan ovum
meninggalkan folikel.
 Folikel  korpus luteum  memproduksi
progesteron.
 Terjadi pada hari ke 14 menstruasi.(24-35 hr)
rata-rata 28 hr.
d. Fase Pascaovulasi :
 waktu antara ovulasi –menstruasi berikutnya.
 Hari ke 15-28. Hormon  progesteron dan
estrogen yang dihasilkan korpus luteum.
 Korpus luteum  korpus albikans
kemampuan produksi estrogen dan
progesteron rendah.
 Hipofisis aktif  FSH kemudian LH  fase
berikutnya  siklus menstruasi.
Siklus reproduksi wanita
Kehamilan dan kelahiran
 Bersatunya sebuah spermatozoa dengan sebuah sel
telur disebut fertilisasi atau pembuahan.
 Apabila pada tuba Fallopi terjadi pembuahan dan
dihasilkan zigot maka zigot yang terbentuk ini akan
bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding
rahim.
 Di rahim, zigot akan berkembang menjadi embrio
terus menjadi janin.
 Agar dapat tumbuh dan berkembang, janin
membutuhkan makanan. Makanan tersebut diperoleh
dari tubuh ibu dengan perantaraan plasenta (ari-ari
atau tembuni).
 Masa antara penempelan zigot hingga kelahiran janin
(fetus) disebut masa kehamilan atau gestasi.
 Pada fase kehamilan ini, hormon-hormon yang
berperan adalah:
a. Progesteron dan estrogen, hingga kehamilan bulan
ke-3 dan ke-4 hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum
diganti oleh plasenta.
b. Prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kerja
kelenjar susu untuk memproduksi susu,
Fertilisasi
Perkembangan embrio
Selaput pembungkus embrio
Fungsi selaput
a. Melindungi embrio dari kekeringan dan goncangan
b. Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi
lain selama dalam rahim.
Terdiri atas :
a. Sakus vitelinus : diantara amnion dan plasenta.
Tempat pemunculan sel darah dan pembuluh darah
yang pertama.
Selaput pembungkus embrio lanjutan ….
b. Amnion : ruangan amnion  ada embrio.
Dindingnya  getah,  menjaga embrio tetap basah dan
tahan goncangan.
c. Korion : terdapat disebelah luar amnion
 Korion dan alantois  keluar membentuk jonjot
 berhubungan dengan dinding rahim
 didalamnya banyak pembuluh darah, berhubungan
pembuluh darah induk melalui plasenta
d. Alantois : di dalam tali pusat.
 jaringan epitel menghilang, pembuluh darah tetap ada
menghubungkan peredaran embrio-plasenta.
Peredaran darah janin
 Tali pusat menghubungkan embrio dan plasenta  punya 2 arteri + 1 vena 
berhubungan dengan pembuluh darah plasenta.
 Zat makanan + O2 induk  pembuluh darah induk  plasenta  tali pusat 
pembuluh darah embrio.
 Zat sisa embrio pembuluh darah embrio, ke pusat, plasenta  pembuluh
darah ibu
Kelahiran
 Hormon yg berperan
a. Relaksin : perenggangan otot pada simpisis pubis.
b. Estrogen : mengatasi pengaruh progesteron 
menghambat kontraksi otot dinding rahim
c. Prostaglandin : dihasilkan semua sel, fungsinya sama
dengan estrogen.
d. Oksitosin : kontraksi dinding uterus
Tahapan proses Kelahiran
Air Susu Ibu
 Setelah lahir makanan bayi  ASI
 ASI mengandung zat makanan komplit  mutlak untuk bayi
 ASI yang keluar hari-hari pertama  kolostrum  kekuningan
kaya zat kebal, protein dan mineral.
 Keunggulan ASI dibanding formula : antiinfeksi, bersih, tdk terkontaminasi.
 Mengandung juga : ADH ( asam dokosaheksaenoat) dan ARA (asam
arakidonat)  perkembangan kecerdasan anak.
 Pemberian ASI : 4 bl s.d 2 tahun.
 Pemberian ASI ekskusif menguntungkan:
a. mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
b. pemulihan kesehatan ibu.
c. menunda kehamilan.
d. mengurangi resiko kanker payudara.
e. secara psikologis  hubungan ibu dan bayi.
 Hormon prolaktin  merangsang pembentukan ASI, oksitosin 
pengeluaran ASI.
Pertemuan 3
Kontrasepsi, Kesehatan Reproduksi,
PMS, Teknologi Bayi tabung
Kontrasepsi
 Tujuan : mencegah pembuahan ovum oleh spermatozoa
 Cara kontrasepsi :
a. secara hormonal : suntik, pil, susuk KB
b. kondom bagi pria, diafragma atau IUD bagi wanita.
c. secara kimia : spermatisida (jeli, buih, vaginal
douche=pembilasan liang senggama dg air)
d. Sterilisasi : vasektomi dan tubektomi
e. Sistem kalender
Kesehatan Reproduksi
 Kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi
 Sehat : bebas dari penyakit, dari kecacatan, mental, sosial kultural
 Kasus yang mengancam :
 meningkatnya aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD ), penyakit
menular seksual (PMS)
 PMS  gonorhoe, sifilis, HIV/AIDS langsung berkaitan dg alat reproduksi
 Informasi tentang kesehatan reproduksi  penting  menentukan
sikap dan tingkah laku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi
 Mampu mencegah atau mengobati terhadap permasalahan sistem
reproduksi.
Pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi
1. Pengenalan sistem, proses, fungsi alat reproduksi
2. Penyakit menular HIV/AIDS dan dampaknya  kesehatan
reproduksi
3. Mendewasakan usia kawin dan perencanaan kehamilan
4. Pengaruh sosial dan media  perilaku seksual
5. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya
6. Kemampuan berkomunikasi  katakan tidak terhadap hal-
hal yang negatif
7. Persiapan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
Penyakit Menular Seksual (PMS)
 Ditularkan melalui hubungan seksual
 Menjalar, sakit berkepanjangan, mandul. Meninggal
 Gejala PMS Pada pria
1. bintil berisi cairan, lecet, borok npada penis
2. luka tdk sakit, keras, kemerahan pada alat kelamin
3. tumbuh kutil  daging spt cengger ayam.
4. Gatal pada seluruh alat/sebagian alat kelamin
5. sakit hebat saat kencing
6. kencing nanah  berbau busuk
7. panas dan nyeri pada pangkal paha  borok.
Penyakit Menular Seksual
 Gejala PMS Pada wanita
1. sakit  kencing dan hubungan seksual
2. nyeri  perut bagian bawah
3. keluar lendir  alat kelamin
4. keputihan  putih susu, bergumpal,  rasa gatal, kemerahan
pada alat kelamin dan sekitarnya.
5. keputihan  berbusa, kehijauan, berbau busuk, gatal.
6. timbul bercak darah saat berhupungan seksual.
7. timbul bintil-bintilberisi cairan, lecet, borok.
Penyakit PMS
HIV/AIDS, GO, sifilis, herpes genital, klamidia, trikomoniasis,
kandidiasis, kutil kelamin
Penyakit Menular Seksual
1. GO  Neisseria gonorhoeae
 Masa inkubasi 2-10 hr.
 Tanda-tanda : nyeri, merah, bengkak, kencing bernanah
 60% pada wanita tidak menampakkan gejala. Bila bergejala : sakit saat
kencing, keputihan.
 Dampak : kemandulan p/w. Wanita  radang panggul  dapat menular
ke janin dalam rahim  kebutaan.
Gejala sekunder GO dan sifilis
Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
2. Sifilis  Treponema pallidum
 Masa inkubasi 3–4 minggu, ada yang sampai 13 minggu.
 Gejala : benjolan di sekitar alat kelamin
pusing-pusing, nyeri kepala  hilang sendiri.
timbul bercak pada tubuh 6 – 12 minggu setelah
terinfeksi. Gejala hilang sendiri.
 Dampak : 2-3 th pertama  tidak menunjukkan gejala  masa laten.
 5 – 10 th  menyerang saraf , pembuluh darah dan jantung.
 Pada wanita hamil  menular ke janin  kerusakan kulit, hati, limpa
dan kemunduran mental.
3. Herpes Genital  virus herpes simplex
 masa inkubasi 4 – 7 hr
 Gejala : bintil-bintil seperti anggur dan nyeri di sekitar alat kelamin.
 Pecah meninggalkan bekas kerak, hilang sendiri.
 Dapat kambuh karena pemicu  stres, haid, minuman makanan beralkohol,
 Pada wanita  bisa memicu kanker mulut rahim
Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
4. Klamida  Chlamydia trachomatis
 masa inkubasi  7 – 21 hr
 gejala : perdangan pada alat reproduksi. Wanita : keluar cairan
(keputihan encer), nyeri di rongga panggul.
 Pada pria  nyeri saat kencing, keluar cairan bening  berlanjut , sering
keluar cairan bercampur darah.
 Gejala sering tidak muncul  penderita carrier  berpotensi menjadi
sumber penularan.
Dampak :
 wanita : kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput
amnion, kelahiran prematur.
Pria: rusaknya saluran sperma, kemandulan. 60 – 70 % terkena
penyakit saluran pernapasan, penyakit mata.
5. Trikomoniasis  Trichomonas vaginalis
 Vulva bengkak, gatal, kemerahan, tidak nyaman.
 cairan vagina encer, kuning kehijauan, berbusa dan bau busuk.
Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
6. Kandidiasis Vaginalis  Candida albicans
 Tidak selalu tergolong sebagai PMS
 Normalnya hidup di kulit dan liang kemaluan vanita.
 Menimbulkan keputihan seperti susu, gatal di kemaluan dan sekitarnya.
7. Kutil kelamin  Human papillo virus (HPV)
Gejala Wanita :
 Tumbuh kutil di sekitar kemaluan. Hingga sekitar dubur, selaput
lendir liang kemaluan, sampai rahim
 Dapat menyebabkan kanker lehir rahim.
Pria : mengenai alat kelamin dan saluran kencing kutil sering tidak
muncul.
Penyakit Menular Seksual lanjutan ….
AIDS
• Kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh  terinfeksi
HIV
• Penderita tidak mampu mengatasi serbuan infeksi kuman.
• Penularan : hubungan seks, homosek, jarum suntik yang tidak steril.
• Gejala : diare berulang, penurunan berat badan mendadak, sering sariawan
mulut, pembengkakan kelenjar getah bening.
• HIV terdapat pada semua sel tubuh yg dapat menular  sperma, darah,
cairan vagina.
Menghindari PMS
1. Saling setia dengan pasangan nikahnya
2. Hindari hubungan seks beresiko
3. Menggunakan kondom untuk menghindari PMS
4. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin
5. Tidak melakukan hubungan seks
Teknologi Bayi Tabung
 Keadaan normal, pembuahan di dalam tuba Fallopii
 Seseuatu dan lain hal tsb tdk dapat terjadi  infertilisasi 
Penyebabnya :
 pasangan tdk subur
 Pasangan subur  mengalami kelainan fisik dan kelainan alat reproduksi
Pada Ibu: gangguan saluran telur, endometrium, ovarium, sperma kurang
aktif, jumlah sel sperma kurang dari normal.
 Untuk membantu pasangan infertilitas, 1978 dihasilkan teknologi reproduksi
manusia  teknologi Bayi Tabung
 Pembuahannya diluar tubuh( invitro)
 Ovum dari ibu  media + sperma pasangannya  zigot  yang
membelah dipindahkan ke rahim ibu.
 Bayi tabung pertama Louis Brown bayi tabung pertama (Inggris
1978).
 Di Indonesia di rintis RSAB Harapan Kita (1987)
Beberapa teknologi bayi tabung :
Konvensional :
IVF ( in vitro fertilisation): pembuahan di
cawan petri. Syarat : jumlah sperma
normal dan aktif. Diperlukan sperma
50.000 – 100. 000
Modern :
a. PZD = partial zona dessection,
sperma disemprotkan ke ovum setelah
selaput plasmanya dibuat celah.
b. SUZI = subzonal sperm intersection,
sperma disuntikkan langsung ke dalam
ovum.
Teknologi Bayi Tabung
c. ISIS =injeksi sperma intra sitoplasma
Sperma pilihan disuntikkan dengan paksa ke dalam sitoplasma
ovum.Ovum diambil dari ovarium.
Biasa dilakukan pada suami yang jumlah dan mutu spermanya
kurang normal
 Azoospermia : keadaan dimana semen tidak mengandung sperma.
Penyebabnya : kemungkinan penyumbatan atau gangguan saluran
sperma
 Teknik pengambilan sperma
a. MESA : Microsurgical Sperm aspiration, sperm diambil
langsung dari tempat sperma dimatangkan.=epididimis.
b.TESE : Testicular Sperm Extraction  sperm diambil dari
pabrik sperma  testis.

More Related Content

What's hot

Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaNazrizza Alba
 
Biologi reproduksi dan sistem imun
Biologi reproduksi dan sistem imunBiologi reproduksi dan sistem imun
Biologi reproduksi dan sistem imunimas lusyani
 
Penelitian difusi dan osmosis
Penelitian difusi dan osmosisPenelitian difusi dan osmosis
Penelitian difusi dan osmosisZza Choirunisa
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafCatatan Medis
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Monika Sihaloho
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAZona Bebas
 
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptxBab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptxCindi Tri Fitikasari
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan towikusuma
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAZona Bebas
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhanaumammuhammad27
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiRony Kapida
 
Kuliah 14 sistem reproduksi betina
Kuliah 14 sistem reproduksi betinaKuliah 14 sistem reproduksi betina
Kuliah 14 sistem reproduksi betinamohamad andre galang
 
Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada ManusiaSistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada ManusiaHIA Class.
 

What's hot (20)

PPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem KoordinasiPPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem Koordinasi
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Biologi reproduksi dan sistem imun
Biologi reproduksi dan sistem imunBiologi reproduksi dan sistem imun
Biologi reproduksi dan sistem imun
 
Penelitian difusi dan osmosis
Penelitian difusi dan osmosisPenelitian difusi dan osmosis
Penelitian difusi dan osmosis
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptxBab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
 
Kuliah 14 sistem reproduksi betina
Kuliah 14 sistem reproduksi betinaKuliah 14 sistem reproduksi betina
Kuliah 14 sistem reproduksi betina
 
Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada ManusiaSistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada Manusia
 

Similar to Sistem Reproduksi Manusia

Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPAMutiara Dwi Faiska
 
SISTEM_REPRODUKSI.ppt
SISTEM_REPRODUKSI.pptSISTEM_REPRODUKSI.ppt
SISTEM_REPRODUKSI.pptUtamiDewi23
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxIisAisyah39
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxEvaHidayat2
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIARosdianasella
 
Reproduksi pada manusia
Reproduksi pada manusiaReproduksi pada manusia
Reproduksi pada manusiaRosdianasella
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptdevyindah1
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiashafhandustur
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxalhikmah13
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaCi Naibaho
 
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadadDani Ibrahim
 
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copyDani Ibrahim
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaDani Ibrahim
 

Similar to Sistem Reproduksi Manusia (20)

Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
SISTEM_REPRODUKSI.ppt
SISTEM_REPRODUKSI.pptSISTEM_REPRODUKSI.ppt
SISTEM_REPRODUKSI.ppt
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
 
Reproduksi pada manusia
Reproduksi pada manusiaReproduksi pada manusia
Reproduksi pada manusia
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
 
Fertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrioFertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrio
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
3
33
3
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptx
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-pptdadaadad
 
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy
179153969 sistem-reproduksi-pada-manusia-ppt - copy
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Mid embriologi
Mid embriologiMid embriologi
Mid embriologi
 
Materi biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fixMateri biologi x ppt bab 10 fix
Materi biologi x ppt bab 10 fix
 

More from Cindi Tri Fitikasari

More from Cindi Tri Fitikasari (10)

Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh
 
Integral Lipat Dua
Integral Lipat DuaIntegral Lipat Dua
Integral Lipat Dua
 
Integral Lipat 3 dalam koordinat kartesius
Integral Lipat 3 dalam koordinat kartesiusIntegral Lipat 3 dalam koordinat kartesius
Integral Lipat 3 dalam koordinat kartesius
 
Aplikasi Integral Lipat Dua Benda Pejal
Aplikasi Integral Lipat Dua Benda PejalAplikasi Integral Lipat Dua Benda Pejal
Aplikasi Integral Lipat Dua Benda Pejal
 
Intergral Lipat Dua dalam Koordinat Polar/Kutub
Intergral Lipat Dua dalam Koordinat Polar/KutubIntergral Lipat Dua dalam Koordinat Polar/Kutub
Intergral Lipat Dua dalam Koordinat Polar/Kutub
 
Ihsan.pptx
Ihsan.pptxIhsan.pptx
Ihsan.pptx
 
Bab 7 Sistem Respirasi.pptx
Bab 7 Sistem Respirasi.pptxBab 7 Sistem Respirasi.pptx
Bab 7 Sistem Respirasi.pptx
 
Bab 8 Sistem Ekskresi.pptx
Bab 8 Sistem Ekskresi.pptxBab 8 Sistem Ekskresi.pptx
Bab 8 Sistem Ekskresi.pptx
 
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
 
B.Indonesia (Iklan)
B.Indonesia (Iklan)B.Indonesia (Iklan)
B.Indonesia (Iklan)
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Sistem Reproduksi Manusia

  • 1.
  • 3. Pertemuan 1 Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi
  • 4. Struktur alat reproduksi manusia pada dasarnya sama dengan alat reproduksi mamalia, yaitu terdiri atas kelenjar kelamin dan saluran alat kelamin. Kelenjar kelamin pria (testes) menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa. Kelenjar kelamin wanita atau ovarium, menghasilkan sel telur (ovum). Sel kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin tersebut, selanjutnya keluar meninggalkan kelenjar kelamin melalui saluran kelamin untuk berproses lebih lanjut.
  • 6. Alat reproduksi pria Terdiri atas a. Alat kelamin dalam 1. Testis 2. Saluran reproduksi pria: epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra 3. Kelenjar kelamin: vesikula seminalis, keljr. prostat, kelr. bulbouretra b. Alat kelamin luar penis dan skrotum
  • 8. Alat reproduksi wanita  Alat kelamin luar 1.vulva, 2. labium,  Alat kelamin dalam 1. ovarium atau indung telur, 2.saluran kelamin : tuba Fallopi, rahim, vagina
  • 9. Pembentukan Sel Gamet Proses pembentukan sel kelamin dikenal dengan gametogenesis. pembentukan gamet jantan atau sperma disebut spermatogenesis, pembentukan gamet betina atau ovum disebut oogenesis. sperma maupun ovum merupakan sel haploid yang berasal dari pembelahan meiosis sel diploid.
  • 10. Spermatogenesis  berlangsung di dalam testis atau buah zakar.  bermula dari sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid.  spermatogonium membelah secara mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga bersifat diploid.  spermatosit primer membelah reduksi (meiosis) menghasilkan spermatosit sekunder yang haploid.  Spermatosit sekunder membelah menghasilkan spermatid, yaitu calon spermatozoa yang belum mempunyai ekor.  Spermatid berkembang menjadi spermatozoa yang telah dilengkapi ekor di dalam epididimis.
  • 12. Oogenesis  Sel telur atau ovum berasal dari oogonia (tunggal = oogonium) atau sel induk telur.  oogonia juga bersifat diploid, yaitu mempunyai 23 pasang kromosom.  Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer. Oosit primer akan membelah meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya. Yang berukuran normal (besar) disebut oosit sekunder, sedangkan yang berukuran lebih kecil (karena kekurangan plasma sel), disebut badan kutub primer atau polosit primer.
  • 13.  Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder dan polosit primer, disebut meiosis I.  Selanjutnya oosit sekunder membelah meiosis II, menghasilkan ootid dan polosit II (badan kutub sekunder), sedangkan polosit primer membelah menjadi dua polosit sekunder.  Setiap satu oogonium akan menghasilkan sebuah ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah badan kutub sekunder (polosit).
  • 15. Jadi, jumlah sel akhir hasil oogenesis dan spermatogenesis berbeda. Setiap oogonium akan menghasilkan sebuah sel telur . Setiap spermatogonium akan menghasilkan empat spermatozoa
  • 16. Perhatikan video berikut! Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=yyuRhoAOjM8
  • 17. Pertemuan 2 Menstruasi, Kehamilan dan Kelahiran, ASI
  • 18. Menstruasi  Setelah ovulasi, ootid sekunder meninggalkan ovarium dan ditangkap oleh fimbria dan masuk ke tuba Fallopi.  Ootid sekunder yang masuk ke tuba Fallopi akan mengalami dua kemungkinan, yaitu dibuahi atau tidak oleh sel spermatozoa.  Dua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan dinding rahim yang diatur oleh berbagai hormon.  Bila tidak terjadi pembuahan, akan diikuti peristiwa yang dikenal dengan menstruasi atau haid.  Bila terjadi pembuahan akan diikuti peristiwa kehamilan. Menstruasi mengalami empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase paskaovulasi.
  • 19. Menstruasi melalui 4 fase : a. Fase menstruasi :Ovum tidak dibuahi, korpus luteum berhenti memproduksi estrogen dan progesteron lepasnya ovum dan robeknya endometrium  dinding rahim menipis. b. Fase Praovulasi : Progesteron turun kadarnya  hipofisis  FSH  ovarium memproduksi hormon estrogen  menghambat prod. FSH, ttp merangsang produksi LH
  • 20. c. Fase Ovulasi :  LH merangsang pematangan ovum meninggalkan folikel.  Folikel  korpus luteum  memproduksi progesteron.  Terjadi pada hari ke 14 menstruasi.(24-35 hr) rata-rata 28 hr. d. Fase Pascaovulasi :  waktu antara ovulasi –menstruasi berikutnya.  Hari ke 15-28. Hormon  progesteron dan estrogen yang dihasilkan korpus luteum.  Korpus luteum  korpus albikans kemampuan produksi estrogen dan progesteron rendah.  Hipofisis aktif  FSH kemudian LH  fase berikutnya  siklus menstruasi.
  • 22. Kehamilan dan kelahiran  Bersatunya sebuah spermatozoa dengan sebuah sel telur disebut fertilisasi atau pembuahan.  Apabila pada tuba Fallopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot maka zigot yang terbentuk ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim.  Di rahim, zigot akan berkembang menjadi embrio terus menjadi janin.  Agar dapat tumbuh dan berkembang, janin membutuhkan makanan. Makanan tersebut diperoleh dari tubuh ibu dengan perantaraan plasenta (ari-ari atau tembuni).
  • 23.  Masa antara penempelan zigot hingga kelahiran janin (fetus) disebut masa kehamilan atau gestasi.  Pada fase kehamilan ini, hormon-hormon yang berperan adalah: a. Progesteron dan estrogen, hingga kehamilan bulan ke-3 dan ke-4 hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum diganti oleh plasenta. b. Prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kerja kelenjar susu untuk memproduksi susu,
  • 26.
  • 27. Selaput pembungkus embrio Fungsi selaput a. Melindungi embrio dari kekeringan dan goncangan b. Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi lain selama dalam rahim. Terdiri atas : a. Sakus vitelinus : diantara amnion dan plasenta. Tempat pemunculan sel darah dan pembuluh darah yang pertama.
  • 28. Selaput pembungkus embrio lanjutan …. b. Amnion : ruangan amnion  ada embrio. Dindingnya  getah,  menjaga embrio tetap basah dan tahan goncangan. c. Korion : terdapat disebelah luar amnion  Korion dan alantois  keluar membentuk jonjot  berhubungan dengan dinding rahim  didalamnya banyak pembuluh darah, berhubungan pembuluh darah induk melalui plasenta d. Alantois : di dalam tali pusat.  jaringan epitel menghilang, pembuluh darah tetap ada menghubungkan peredaran embrio-plasenta.
  • 29. Peredaran darah janin  Tali pusat menghubungkan embrio dan plasenta  punya 2 arteri + 1 vena  berhubungan dengan pembuluh darah plasenta.  Zat makanan + O2 induk  pembuluh darah induk  plasenta  tali pusat  pembuluh darah embrio.  Zat sisa embrio pembuluh darah embrio, ke pusat, plasenta  pembuluh darah ibu
  • 30. Kelahiran  Hormon yg berperan a. Relaksin : perenggangan otot pada simpisis pubis. b. Estrogen : mengatasi pengaruh progesteron  menghambat kontraksi otot dinding rahim c. Prostaglandin : dihasilkan semua sel, fungsinya sama dengan estrogen. d. Oksitosin : kontraksi dinding uterus
  • 32. Air Susu Ibu  Setelah lahir makanan bayi  ASI  ASI mengandung zat makanan komplit  mutlak untuk bayi  ASI yang keluar hari-hari pertama  kolostrum  kekuningan kaya zat kebal, protein dan mineral.  Keunggulan ASI dibanding formula : antiinfeksi, bersih, tdk terkontaminasi.  Mengandung juga : ADH ( asam dokosaheksaenoat) dan ARA (asam arakidonat)  perkembangan kecerdasan anak.  Pemberian ASI : 4 bl s.d 2 tahun.  Pemberian ASI ekskusif menguntungkan: a. mengurangi pendarahan setelah melahirkan. b. pemulihan kesehatan ibu. c. menunda kehamilan. d. mengurangi resiko kanker payudara. e. secara psikologis  hubungan ibu dan bayi.  Hormon prolaktin  merangsang pembentukan ASI, oksitosin  pengeluaran ASI.
  • 33. Pertemuan 3 Kontrasepsi, Kesehatan Reproduksi, PMS, Teknologi Bayi tabung
  • 34. Kontrasepsi  Tujuan : mencegah pembuahan ovum oleh spermatozoa  Cara kontrasepsi : a. secara hormonal : suntik, pil, susuk KB b. kondom bagi pria, diafragma atau IUD bagi wanita. c. secara kimia : spermatisida (jeli, buih, vaginal douche=pembilasan liang senggama dg air) d. Sterilisasi : vasektomi dan tubektomi e. Sistem kalender
  • 35. Kesehatan Reproduksi  Kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi  Sehat : bebas dari penyakit, dari kecacatan, mental, sosial kultural  Kasus yang mengancam :  meningkatnya aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD ), penyakit menular seksual (PMS)  PMS  gonorhoe, sifilis, HIV/AIDS langsung berkaitan dg alat reproduksi  Informasi tentang kesehatan reproduksi  penting  menentukan sikap dan tingkah laku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi  Mampu mencegah atau mengobati terhadap permasalahan sistem reproduksi.
  • 36. Pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi 1. Pengenalan sistem, proses, fungsi alat reproduksi 2. Penyakit menular HIV/AIDS dan dampaknya  kesehatan reproduksi 3. Mendewasakan usia kawin dan perencanaan kehamilan 4. Pengaruh sosial dan media  perilaku seksual 5. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya 6. Kemampuan berkomunikasi  katakan tidak terhadap hal- hal yang negatif 7. Persiapan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
  • 37. Penyakit Menular Seksual (PMS)  Ditularkan melalui hubungan seksual  Menjalar, sakit berkepanjangan, mandul. Meninggal  Gejala PMS Pada pria 1. bintil berisi cairan, lecet, borok npada penis 2. luka tdk sakit, keras, kemerahan pada alat kelamin 3. tumbuh kutil  daging spt cengger ayam. 4. Gatal pada seluruh alat/sebagian alat kelamin 5. sakit hebat saat kencing 6. kencing nanah  berbau busuk 7. panas dan nyeri pada pangkal paha  borok.
  • 38. Penyakit Menular Seksual  Gejala PMS Pada wanita 1. sakit  kencing dan hubungan seksual 2. nyeri  perut bagian bawah 3. keluar lendir  alat kelamin 4. keputihan  putih susu, bergumpal,  rasa gatal, kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya. 5. keputihan  berbusa, kehijauan, berbau busuk, gatal. 6. timbul bercak darah saat berhupungan seksual. 7. timbul bintil-bintilberisi cairan, lecet, borok. Penyakit PMS HIV/AIDS, GO, sifilis, herpes genital, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis, kutil kelamin
  • 39. Penyakit Menular Seksual 1. GO  Neisseria gonorhoeae  Masa inkubasi 2-10 hr.  Tanda-tanda : nyeri, merah, bengkak, kencing bernanah  60% pada wanita tidak menampakkan gejala. Bila bergejala : sakit saat kencing, keputihan.  Dampak : kemandulan p/w. Wanita  radang panggul  dapat menular ke janin dalam rahim  kebutaan. Gejala sekunder GO dan sifilis
  • 40. Penyakit Menular Seksual lanjutan …. 2. Sifilis  Treponema pallidum  Masa inkubasi 3–4 minggu, ada yang sampai 13 minggu.  Gejala : benjolan di sekitar alat kelamin pusing-pusing, nyeri kepala  hilang sendiri. timbul bercak pada tubuh 6 – 12 minggu setelah terinfeksi. Gejala hilang sendiri.  Dampak : 2-3 th pertama  tidak menunjukkan gejala  masa laten.  5 – 10 th  menyerang saraf , pembuluh darah dan jantung.  Pada wanita hamil  menular ke janin  kerusakan kulit, hati, limpa dan kemunduran mental. 3. Herpes Genital  virus herpes simplex  masa inkubasi 4 – 7 hr  Gejala : bintil-bintil seperti anggur dan nyeri di sekitar alat kelamin.  Pecah meninggalkan bekas kerak, hilang sendiri.  Dapat kambuh karena pemicu  stres, haid, minuman makanan beralkohol,  Pada wanita  bisa memicu kanker mulut rahim
  • 41. Penyakit Menular Seksual lanjutan …. 4. Klamida  Chlamydia trachomatis  masa inkubasi  7 – 21 hr  gejala : perdangan pada alat reproduksi. Wanita : keluar cairan (keputihan encer), nyeri di rongga panggul.  Pada pria  nyeri saat kencing, keluar cairan bening  berlanjut , sering keluar cairan bercampur darah.  Gejala sering tidak muncul  penderita carrier  berpotensi menjadi sumber penularan. Dampak :  wanita : kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput amnion, kelahiran prematur. Pria: rusaknya saluran sperma, kemandulan. 60 – 70 % terkena penyakit saluran pernapasan, penyakit mata. 5. Trikomoniasis  Trichomonas vaginalis  Vulva bengkak, gatal, kemerahan, tidak nyaman.  cairan vagina encer, kuning kehijauan, berbusa dan bau busuk.
  • 42. Penyakit Menular Seksual lanjutan …. 6. Kandidiasis Vaginalis  Candida albicans  Tidak selalu tergolong sebagai PMS  Normalnya hidup di kulit dan liang kemaluan vanita.  Menimbulkan keputihan seperti susu, gatal di kemaluan dan sekitarnya. 7. Kutil kelamin  Human papillo virus (HPV) Gejala Wanita :  Tumbuh kutil di sekitar kemaluan. Hingga sekitar dubur, selaput lendir liang kemaluan, sampai rahim  Dapat menyebabkan kanker lehir rahim. Pria : mengenai alat kelamin dan saluran kencing kutil sering tidak muncul.
  • 43. Penyakit Menular Seksual lanjutan …. AIDS • Kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh  terinfeksi HIV • Penderita tidak mampu mengatasi serbuan infeksi kuman. • Penularan : hubungan seks, homosek, jarum suntik yang tidak steril. • Gejala : diare berulang, penurunan berat badan mendadak, sering sariawan mulut, pembengkakan kelenjar getah bening. • HIV terdapat pada semua sel tubuh yg dapat menular  sperma, darah, cairan vagina. Menghindari PMS 1. Saling setia dengan pasangan nikahnya 2. Hindari hubungan seks beresiko 3. Menggunakan kondom untuk menghindari PMS 4. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin 5. Tidak melakukan hubungan seks
  • 44. Teknologi Bayi Tabung  Keadaan normal, pembuahan di dalam tuba Fallopii  Seseuatu dan lain hal tsb tdk dapat terjadi  infertilisasi  Penyebabnya :  pasangan tdk subur  Pasangan subur  mengalami kelainan fisik dan kelainan alat reproduksi Pada Ibu: gangguan saluran telur, endometrium, ovarium, sperma kurang aktif, jumlah sel sperma kurang dari normal.  Untuk membantu pasangan infertilitas, 1978 dihasilkan teknologi reproduksi manusia  teknologi Bayi Tabung  Pembuahannya diluar tubuh( invitro)  Ovum dari ibu  media + sperma pasangannya  zigot  yang membelah dipindahkan ke rahim ibu.  Bayi tabung pertama Louis Brown bayi tabung pertama (Inggris 1978).  Di Indonesia di rintis RSAB Harapan Kita (1987)
  • 45. Beberapa teknologi bayi tabung : Konvensional : IVF ( in vitro fertilisation): pembuahan di cawan petri. Syarat : jumlah sperma normal dan aktif. Diperlukan sperma 50.000 – 100. 000 Modern : a. PZD = partial zona dessection, sperma disemprotkan ke ovum setelah selaput plasmanya dibuat celah. b. SUZI = subzonal sperm intersection, sperma disuntikkan langsung ke dalam ovum.
  • 46. Teknologi Bayi Tabung c. ISIS =injeksi sperma intra sitoplasma Sperma pilihan disuntikkan dengan paksa ke dalam sitoplasma ovum.Ovum diambil dari ovarium. Biasa dilakukan pada suami yang jumlah dan mutu spermanya kurang normal  Azoospermia : keadaan dimana semen tidak mengandung sperma. Penyebabnya : kemungkinan penyumbatan atau gangguan saluran sperma  Teknik pengambilan sperma a. MESA : Microsurgical Sperm aspiration, sperm diambil langsung dari tempat sperma dimatangkan.=epididimis. b.TESE : Testicular Sperm Extraction  sperm diambil dari pabrik sperma  testis.