Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian ihsan menurut bahasa dan istilah.
2) Ihsan memiliki ruang lingkup kepada Allah dan makhluk-Nya.
3) Hadis Nabi menjelaskan dua tingkatan ihsan kepada Allah yaitu muroqobah dan musyahadah.
2. Pengertian Ihsan
• Menurut Bahasa ihsan berasal dari kata hasuna yahsunu
hasanan yang berarti baik. Kemudian mendapatkan
tambahan hamzah didepannya, menjadi ahsana yuhsinu
ihsanan artinya memperbaiki atau berbuat baik.
• Menurut istilah yang diambil dari hadits, yaitu : Kamu
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya.
Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
(Allah) melihatmu dengan kata lain kita beribadah kepada
Allah, baik yang khusus maupun yang umum dengan ikhlas.
3. Jadi ihsan adalah menyembah Allah SWT seolah-olah
melihat-Nya dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya
Allah SWT melihat perbuatannya. Dengan kata lain ihsan
adalah beribadah dengan ikhlas, baik berupa ibadah
khusus (seperti sholat dan sejenisnya) dan umum
(aktivitas sosial)
Sikap ihsan akan selalu tercermin dalam perbuatan
individu dalam keseharian dalam hubunganya kepada
Allah swt dan hubungannya kepada sesama manusia.
4. Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang
manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak
mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-
hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.
Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan
Ihsan. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang
ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus
dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian.
5. Hadits Rasululluah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
Jibril:
ِانَسْحِاإل َِنع ىِنْرِبْخَأَف َلاَق
.
َلاَق
«
هنََأك َ ه
اَّلل َدُبْعَت ْنَأ
ََ ُُهنَِِف ُُاَرَت ُْنكَت ََْْ ْنَِِف ُُاَرَت َك
َاكَر
»
’“ Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘Beliau menjawab, ‘Kamu
menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak bisa beribadah seolah-olah melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim 8).
Dalam hadits Jibril, tingkatan Islam yang ketiga ini memiliki satu
rukun. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan mengenai
ihsan yaitu ‘Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu beribadah
seakan-akan melihat-Nya, Allah melihatmu.’ Itulah pengertian
ihsan dan rukunnya.
Hadits Tentang Ihsan
7. Ihsan Kepada Allah
Yaitu menyembah dan beribadah kepada Allah baik dalam bentuk
badah Mahdah (Murni, ritual) seperti Sholat, puasa dan sejenisnya,
ataupun ibadah umum atau ghairu mahdah (ibadah sosial) seperti
belajar-mengajar, berdagangan, makan, tidur, dan semua perbuatan
manusia yang tidak bertentangan dengan aturan agama.
Hadist :
Berdasarkan hadist diatas, ihsan kepada Allah mengandung 2 tingkatan :
8. • Yakni seseorang yang beramal senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh
Allah dalam setiap aktivitasnya. Ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam
“jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya (Dia melihatmu).”
Tingkatan muroqobah yaitu apabila seseorang tidak mampu memperhatikan
sifat-sifat Allah, dia yakin bahwa Allah melihatnya. Apabila seseorang
mengerjakan shalat, dia merasa Allah memperhatikan apa yang dia lakukan, lalu
dia memperbagus shalatnya tersebut. Hal ini sebagaimana Allah firmankan dalam
surat Yunus :
َمَع ْنِم َونُلَمْعَتَالَو ٍانَءْرُق ْنِم ُُْنِم واُلْتَتاَمَو ٍنَْأش يِف ُُونكَتاَمَو
ْْ ِِ اادوُُُش ُْْكََْلَع اهنُك هالِِ ٍل
ِف َونُضَِفُت
َُِ
{
61
}
“ Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-
Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya” (Yunus: 61)
Tingkatan Muraqabah
9. Tingkatan ini lebih tinggi dari yang pertama, yaitu seseorang senantiasa memperhatikan
sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut. Inilah
realisasi dari sabda Nabi :
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya”
Pada tingkatan ini seseorang beribadah kepada Allah, seakan-akan dia melihat-Nya. Perlu
ditekankan, bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah melihat Zat Allah, namun melihat
sifat-sifat-Nya, tidak sebagaimana keyakinan orang-orang sufi. Yang mereka sangka dengan
tingkatan musyahadah adalah melihat Zat Allah. Ini jelas merupakan kebatilan. Yang
dimaksud adalah memperhatikan sifat-sifat Allah, yakni dengan memperhatikan pengaruh
sifat-sifat Allah bagi makhluk. Apabila seorang hamba sudah memiliki ilmu dan keyakinan
yang kuat terhadap sifat-sifat Allah, dia akan mengembalikan semua tanda kekuasaan Allah
pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan inilah tingkatan tertinggi dalam derajat ihsan.
source : (Lihat Syarh Arba’in An-Nawawiyah li Syaikh Shalih Alu Syaikh 32-33)
Tingkatan Musyahadah
11. Cara Untuk Mencapai Ihsan
Hal-hal Yang Dapat
Mencapai Ihsan
Tidak Egois
Rela Berkorban
Saling
Mema’afkan
( QS An-Nuur :
22)
Persaudaraan
(Ali Imron : 103,
Al-Anfal : 63)
Peduli Terhadap
Orang Lain
Senyum, Salam
Dan Sapa
Tolong
Menolong
Cinta Kasih
( QS. Ali Imron :
159)
12. Hal-hal Yang Merusak Ihsan
Hal-hal Yang Merusak
Ihsan
Egois
Pelit
Gibah
Sombong
Buruk Sangka
Iri/Dengki
Dendam
Serakah