PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL:
1. Ada atau kecil kemungkinan untuk memberi manfaat
2. Kemungkinan efek samping lebih besar dari manfaat
3. Biaya tidak seimbang dari manfaat
PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL:
1. Ada atau kecil kemungkinan untuk memberi manfaat
2. Kemungkinan efek samping lebih besar dari manfaat
3. Biaya tidak seimbang dari manfaat
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Analisis kritis jurnal ini membahas peran filsafat pendidikan dalam pembentukan moralitas siswa, mengkaji hubungan antara bahasa dan filsafat dalam konteks filsafat bahasa, serta menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang melibatkan peran aktif orang tua dan guru. Artikel ini juga menekankan kompleksitas bahasa sebagai sistem simbol yang memengaruhi persepsi kita tentang realitas, serta pentingnya analisis kritis terhadap bahasa dalam memahami konsep-konsep filosofis.
2. Medication error sering
menimbulkan
Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
dalam pelayanan Kesehatan
sehingga perlu adanya
pencegahan yang dilakukan
perawat atau petugas kesehatan
lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan ke pasien.
Dengan memperhatian
keselamatan pasien dapat
meminimalisir medication error
3. Medication error adalah
suatu kejadian yang tidak
hanya dapat merugikan
pasien tetapi juga dapat
membahayakan
keselamatan pasien yang
dilakukan oleh petugas
kesehatan khususnya
dalam hal pelayanan
pengobatan pasien.
4. Kesalahan peresepan yang dikarenakan
penulisan resep yang sulit dibaca
dibagian nama obat, tidak ada umur
pasien, tidak ada nama dokter, tidak ada
tanggal pemberian,dll (Rahmawati dan
Oetari, 2002)
Kesalahan penerjemahan resep dari
staff farmasi saat melakukan
pembacaan resep dari perscriber
(proses transcribing) (Putu N dkk,
2017)
Kesalahan menyiapkan dan meracik obat.
Salah obat adalah kesalahan yang paling
umum selain itu salah kekuatan obat,
dosis dan jumlah obat. (Aldhwaihi et
al., 2016 dan James dkk, 2007)
Kesalahan penyerahan obat kepada
pasien. Perbedaan antara apa yang
diterima oleh pasien atau yang seharusnya
diterima pasien dengan apa yang di
maksudkan oleh
penulis resep (Zed et al., 2008)
Prescribing Error Transcribing Error
Dispensing Error Administration Error
5. Memastikan pemberian obat yang aman
pada pasien, terutama beberapa obat yang
harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten.
semua pesanan ASO diaktifkan setiap kali
situasi pasien berubah selama di RS (pasien
mau operasi, pasien dipindahkan ke unit
perawatan yg lain, ataupun pasien
dipulangkan)
Automatic Stop Order(ASO)
7. Dokumen dari pelayanan kefarmasian
yang dilakukan apoteker di apotek
Patient Medication Record
8. Prinsip Pemberian Obat
Perawat memiliki tanggung jawab
atas terapi pengobatan yang aman
bagi pasien, maka dari perawat
harus menerapkan dua belas (12)
prinsip benar dalam pemberian obat
yaitu benar pasien, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar
waktu pemberian, benar
dokumentasi, Benar Pendidikan
Kesehatan Perihal Medikasi Pasien,
Benar Reaksi dengan ObatLain,
Benar Reaksi Terhadap Makanan,
Benar Pengkajian, Benar Evaluasi
dan Benar Penolakan
9. Benar Obat
Benar Dosis
Benar Pasien
Benar Cara
Benar Waktu Pemberian
Benar Dokumentasi
Benar Pendidikan Kesehatan
Perihal Medikasi Pasien
Benar Reaksi dg Obat Lain
Benar Reaksi thdp
Makanan
Benar Pengkajian
Benar Evaluasi
Benar Penolakan
10. Perawat harus memverifikasi identitas pasien
dengan memeriksa pad identitas yang digunakan
pasien atau dengan bertanya kepada pasien
sebelum memberikan obat.
Perawat harus memverifikasi dan memastikan bahwa obat
yang akan diberikan adalah kepada pasien atau pasien
yang benar dengan cara memeriksa identitas pasien dan
meminta pasien menyebutkan namanya
memverifikasi identitas pasien dengan
memeriksa gelang identitas, jika ada dua pasien
dengan nama yang sama maka gelang identitas
tersebut harus dibedakan
11. • Perawat harus
memeriksa nama
obat
• Perawat harus
membaca label obat
sebanyak 3 kali
• Perawat sebelum
melakukan pemberian
obat kepada pasien
harus mengecek dan
memastikan bahwa
obat tersebut benar
12. • Perawat harus
memeriksa dosis obat
sebelum
memberikannya kepada
pasien
• Perawat jika ragu
dengan dosis obat
harus menghitung
ulang dosis obat
/berkoordinasi dengan
perawat lain untuk
mengecek dosis
• Perawat jangan
mengubah bentuk
sediaan asli
14. • Perawat harus
memberikan obat pada
waktu yang tepat Ex:
Jika obat harus diminum
sebelum makan untuk
mencapai kadar yang
diinginkan, maka harus
diminum satu jam
sebelum makan
• Setelah pemberian,
dosis, cara, waktu dan
orang yang
memberikan obat harus
dicatat
15. • Perawat wajib mencatat
obat setelah diberikan
kepada pasien, isi
pencatatannya meliputi
dosis, cara pemberian,
waktu pemberian dan
orang yang meminumkan
obat
• Perawat harus
mendokumentasikan dan
melaporkan alasan pasien
menolak
pengobatan/tidak bisa
meminum obat
16. • Perawat mempunyai
kewajiban untuk
memberikan informasi
kepada pasien tentang obat
yang diberikan
• Perawat bertanggung jawab
memberikan pendidikan
atau promosi kesehatan
kepada individu, keluarga
atau masyarakat terkait
dengan terapi obat,
• Sebelum pasien pulang
perawat perlu menjelaskan
tentang obat yang
dikonsumsi saat dirumah
17. • Interaksi obat yang
merugikan harus
dihindari saat minum
obat. Misalnya bila
menggunakan obat-
obatan seperti
kloramfenikol,
sebaiknya dikonsumsi
bersamaan dengan
penggunaan
omeprazole jangka
Panjang.
18. Jika suatu obat harus
diminum sebelum makan
untuk mencapai kadar yang
diinginkan, obat tersebut
harus diminum satu jam
sebelum makan, seperti
tetrasiklin. Sebaliknya,
beberapa obat harus
diminum setelah makan,
seperti amoksisilin.
19. • Perawat memeriksa
Tanda Vital dan keluhkan
sebelum minum obat
• Perawat untuk
memastikan bahwa klien
dijadwalkan untuk
menjalani tes diagnostik,
seperti tes darah puasa,
yang merupakan
kontraindikasi terhadap
tes obat.
20. • Perawat terus memantau
respon klien terhadap obat
• Perawat harus memahami
efek terapeutik dan efek
samping yang umum dari
setiap obat
• Perawat harus mewaspadai
reaksi yang mungkin terjadi
bila klien meminum obat
• Kaji adanya komplikasi yang
berhubungan dengan rute
pemberian
• Evaluasi kemampuan klien
menggunakan obat secara
mandiri dan aman.
21. • Bila pasien masih
menolak pengobatan,
perawat segera
mendokumentasikan
penolakan tersebut.
• Perawat penanggung
jawab, dan petugas
kesehatan lainnya harus
memberikan informed
consent jika pasien
menolak dalam
pengobatan