8. Tanin termasuk kelas fenol .
Semua senyawa fenolik (primer atau
sekunder) terbentuk melalui jalur
asam sikimat. Jalur yang sama juga
membentuk senyawa fenolat yang
lain seperti isoflavon, kumarin, lignan.
Jalur sikimat dapat dilihat pada
Gambar di samping
16. Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara
kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer
yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya
melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan flavon. Nama lain
untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa
ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin.
Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan asam akan
menghasilkan sianidin.
17. Tannin terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil
atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam
heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini
menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida atau
asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam
lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh gallotannins
adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit
berbagai jenis tumbuhan.
18. IDENTIFIKASI
Identifikasi kandungan tanin
dilakukan secara kualitatif dengan KLT
dan reprodusibilitas proses ekstraksi
melalui pengukuran AUC tanin dengan
KLT- densitometri.
https://repository.usd.ac.id/17124/2/068114003_Full.pdf
21. c. Penetapan kadar
Densitometri
Densitometri merupakan salah satu dari metode analisis kuantitatif. Penetapan kadar suatu
senyawa dengan metode ini dilakukan dengan mengukur kerapatan bercak senyawa yang
dipisahkan dengan cara KLT (Hardjono, 1985).
22. d. Pereaksi warna
Berdasarkan hasil deteksi di bawah lampu UV 254 nm,
terlihat bercak standar asam tanat berwarna ungu gelap. Adanya ikatan
hidrogen pada asam tanat membentuk siklik sehingga strukturnya
menjadi rigid/kaku dan planar. Struktur yang rigid/kaku ini
menyebabkan bercak standar berpendar ungu gelap.
23. Berdasarkan hasil deteksi dengan lampu
UV 365 nm, bercak standar tidak berpendar (Gambar
8.). Hal ini berarti asam tanat tidak menyerap energi
radiasi sinar UV pada panjang gelombang 365 nm.