SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
FIKI KARTIKA S.E., M.Comm
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
ASPEK YG PERLU
DIPERHATIKAN
 PPh 21 adalah termasuk jenis pajak
pemotongan dan pemungutan (Withholding
tax)
 Siapa yang memotong
 Siapa yang dipotong
 Tarif
 Kapan dipotong
 Kapan disetorkan
PPh 22 & 24
2
PPH 21
 Adalah pajak atas penghasilan orang pribadi
terkait dengan pekerjaa, jasa atau kegiatan
 Penghasilan yg dimaksud meliputi: upah, gaji,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun
 Mekanisma PPh 21 adalah pemotongan
 Pihak yg wajib melakukan pemotongan,
peneytoran dan pelaporan PPh 21 adalah
pemberi kerja, bendaharawan pemerintah,
dana pensiun, badan, perusahaan dan
penyelenggara kegiatan
PPh 22 & 24
3
4
 Pemberi kerja baik orang pribadi dan badan
 Bendaharawan pemerintah pusat /daerah,
Instansi, Departemen, KBRI, dll
 Dana Pensiun, badan penyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja
 Orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha serta pekerja bebas
 Penyelenggara kegiatan
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
5
Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
pemotongan :
 Kantor perwakilan Negara asing
 Organisasi-organisasi internasional yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
 Pemberi kerja orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
 Jika organisasi internasional tidak memenuhi
ketentuan tersebut
 Pemotong Pajak berhak untuk memperhitungkan kelebihan
setoran PPh Pasal 21 dalam satu bulan takwim dengan PPh
Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun
takwim yang bersangkutan.
 Pemotong Pajak berhak untuk mengajukan permohonan
memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan
Pasal 21
 Pemotong pajak berhak mengajukan surat keberatan kepada
Direktur Jenderal Pajak dan permohonan banding kepada
Badan peradilan Pajak
6
Hak Pemotong Pajak
 Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan
menyetorkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap tgl 10
bulan berikutnya.
 Pemotong Pajak wajib melaporkan penyetoran PPh Pasal 21
sekalipun nihil dengan menggunakan surat pemberitahuan
(SPT) masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor
Penyuluhan Pajak setempat, selambat-lambatnya pada
tanggal 20 bulan berikutnya.
7
Kewajiban Pemotong Pajak
 Pemotong Pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh
Pasal 21 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya
pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai
pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima
THT, penerima pesangon, dan penerima dana pensiun iuran.
 Apabila pegawai tetap tersebut berhenti bekerja atau pensiun
pada bagian tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan
selambat-lambatnya satu bulan setelah pegawai yang
bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.
8
9
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 :
 Pegawai
 Penerima uang pesangon, pensiun
 Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, antara lain :
 Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas seperti
pengacara, konsultan, notaris
 Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak
 Olahragawan
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceremah, penyuluh,
moderator
 Pengarang, peneliti, penerjemah
Penerima Penghasilan (Wajib Pajak PPh Pasal (21
 Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk
tehnik komputer dan sistem apliaksinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi
dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan
 Agen iklan
 Pengawas atau pengelola proyek
 Perantara
 Petugas penjaja barang dagangan
 Petugas dinas luar asuransi
 Distributor MLM PPh 22 & 24
10
11
 Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
mengangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang
sama
 Mantan pegawai
 Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
yang sehubungan dengan keikutsertaan dalam suatu kegiatan,
antara lain meliputi :
 Peserta perlombanan
 Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan atau kunjungan
kerja
 Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggaraan kegiatan tertentu
 Peserta pendidikan dan pelatihan
 Peserta kegiatan lainnya
12
Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21:
 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau
pejabat lain dari negara asing
 Pejabat perwakilan organisasi internasional
Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21
13
 Objek Pajak PPh Pasal 21:
 Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai
tetap
 Penghasilan yag diterima atau diperoleh penerima
pensiun secara teratur
 Penghasilan sehubungan dengan pemutusan
hubungan kerja dan penghasilan sehhubungn dengan
pensiun yang diterima secara sekaligus
 Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja
lepas
OBJEK PPh Pasal 21
14
 Imbalan kepada bukan pegawai
 Imbalan pesera kegiatan
 Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat
pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua uang
dibayarkan sekaligus
 Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang
bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
anggota dewan komisaris
15
 Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21:
 Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari
perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi
 Penerima dalm bentuk natura dan atau kenikmatan
dalam bentuk apapupun yang diberikan kepada wajib
pajak
 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
 Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak
dari badan atau lembaga amal zakat
 Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
BUKAN OBJEK PPh Pasal 21
MENGHITUNG PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 21
30%
5%
Sampai dengan Rp 50 juta
15%
Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta
25%
Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta
Di atas Rp 500 juta
Sesuai
Pasal 17 ayat (1)
huruf a
UU PPh
TARIF PPh
30%
17
TARIF PPh Pasal 21
Dasar pengenaan dan pemotongan PPh pasal 21
adalah sebagai berikut :
a. Penghasilan kena pajak, yang berlaku bagi :
1) Pegawai tetap
2) Penerima pensiun berkala
3) Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar
secara bulanan atau jumlah kumulatif
penghasilan yang diterima dalam 1 bulan
kalender telah melebihi Rp 4.500.000
4) Bukan pegawai yang menerima imbalan yang
bersifat final
DASAR PENGENAAN
DAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21
b. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 450.000 sehari,
yang berlaku bagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja
lepas yang menerima upah harian, upah mingguan, upah
satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan
kumulatif yang diterima dalam 1 bulan kalender belum
melebihi Rp 4.500.000
c. 50% dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi
bukan pegawai yang menerima imbalan yang tidak bersifat
berkesinambungan
d. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima
penghasilan selain penerima penghasilan yang dimaksud
pada huruf a, b, dan huruf c
20
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
Penghasilan
Teratur
Pegawai
Tetap
Penerim
a
Pensiun
PENGHASILAN
BRUTO
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN,
5% DARI PENGH.
BRUTO MAKS
Rp 6.000.000,-/
THN ATAU
Rp 500.000,-/BLN
- IURAN YG
TERIKAT DGN
PENGH. TETAP
PENGHASILAN
BRUTO
DIKURANGI:
BIAYA PENSIUN, 5%
DARI PENGH.
BRUTO (UANG
PENSIUN) MAKS
Rp 2.400.000/THN
ATAU
Rp 200.000/BLN
Penghasilan Netto
(disetahunkan)
Dikurangi
PTKP
Penghasilan Kena Pajak
(Dibulatkan kebawah
hingga ribuan penuh)
PPh terutang
setahun
(PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh)
PPh terutang
sebulan
(PPh terutang setahun / 12)
21
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
Pegawai Tidak
Tetap /
Pegawai Lepas
Harian,
Minggua
n,
Satuan,
Boronga
n
Bulanan
TIDAK LEBIH DARI
Rp 450.000,-
TIDAK DIPOTONG
PPh Ps.21
UPAH RATA-RATA
SEHARI
LEBIH DARI
Rp 450.000,-
DIKURANGI
Rp 450.000,-
DIPOTONG PPh
TARIF PASAL 17 Ayat 1 Huruf a
PADA SAAT TELAH MELEBIHI
Rp 4.500.000 DALAM SATU BULAN TAKWIM
DIKURANGI
PTKP HARIAN SEBENARNYA
PKP
TARIF PPh 5 %
DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21
YANG TELAH DIPOTONG
PADA SAAT TELAH MELEBIHI Rp 10.200.000 DALAM SATU
BULAN, PENGHITUNGANNYA SAMA
DENGAN YG MENERIMA UPAH BULANAN
22
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
Pegawai
Tidak Tetap /
Pegawai
Lepas
Harian,
Minggua
n,
Satuan,
Boronga
n
Bulanan
Jumlah Upah
(disetahunkan)
Dikurangi
PTKP
Penghasilan Kena Pajak
(Dibulatkan kebawah
hingga ribuan penuh)
PPh terutang
setahun
(PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh)
PPh terutang
sebulan
(PPh terutang setahun / 12)
23 Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
Tidak
Berkesinambungan
Tidak mempunyai
penghasilan lain
PPh Pasal 21 Terutang
[(50% X Bruto)-PTKP bulanan]
Kumulatif X Tarif Pasal 17 ayat
(1)
Mempunyai penghasilan lain
PPh Pasal 21 Terutang
(50% X Bruto) Kumulatif
X Tarif Pasal 17 ayat (1)
24 Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
Tidak
Berkesinambungan
PPh Pasal 21 Terutang
50% X Bruto
X Tarif Pasal 17 ayat (1)
25
 Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh
Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP.
 Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah
sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya
dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP.
Pemotongan PPh Pasal 21 seperti ini hanya berlaku untuk
pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat tidak final.
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai
Penerima Penghasilan Yang Tidak Mempunyai NPWP
26
 Saat terutang PPh Pasal 21 dibagi menjadi 2 :
 Penerima penghasilan adalah pada saat dilakukan
pembayaran atau pada saat terutangnya
penghasilan yang bersangkutan
 Pemotong PPh Pasal 21 adalah akhir bulan
dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan
SAAT TERUTANG
PPh 22 & 24
27
Penghasilan Bruto
1 Gaji Sebulan xxxxx
2 Tunjangan xxxxx
3 Honor lainnya xxxxx
4 Premi JKK, JK dibayar pemberi kerja xxxxx
5 Premi asuransi dibayar pemberi kerja xxxxx
6 Jumlah penghasilan bruto xxxx
Pengurang
7 Biaya Jabatan xxx
8 Iuran pensiun atau iuran JHT dibayar penerima penghasilan xxx
9 Jumlah pengurangan xxx
xxxx
Penghasilan neto sebulan (6-9) xxxx
Penghasilan neto setahun xxxx
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) xxxx
Penghasilan kena pajak setahun xxxx
PPh 21 terutang xxxx
PPh 22 & 24
28
Pegawai Tetap Dengan Gaji Bulanan
 Eko Saputra pegawai pada perusahaan PT. Yasa Buana, Eko
sudah menikah tetapi belum mempunyai anak. Ia memperoleh gaji
sebulan Rp 10.000.000,00 serta tunjangan Rp 4.000.000. PT Yasa
Buana mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan
Kecelakaan kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari
gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap
bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangan Eko membayar iuran
jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji setiap bulan. Disamping itu
PT. Yasa Buana juga mengikuti program pensiun bagi pegawainya.
PT Yasa membayar iuran pensiun untuk Eko ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan
sebesar Rp 100.000, sedangkan Eko membayar iuran pensiun
sebesar Rp 80.000
 Hitung PPh pasal 21!
29
Penghasilan Bruto
1 Gaji Sebulan 10.000.000
2 Tunjangan 4.000.000
3 Premi JKK (0,5% x 10.000.000) 50.000
4 Premi JK (0,3% x 10.000.000) 30.000
6 Jumlah penghasilan bruto 14.080.000
Pengurang
7 Biaya Jabatan (5% x 14.080.000 = 704.000) 500.000
8 Iuran Pensiun dibayar sendiri 80.000
9 Iuran JHT dibayar sendiri 200.000
Total Pengurang 780.000
Penghasilan neto sebulan (6-9) 13.300.000
Penghasilan neto setahun (13.300.000 x 12) 159.600.000
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) 58.500.000 -
Sendiri 54.000.000
WP Kawin 4.500.000
Penghasilan kena pajak setahun 101.100.000
Pajak terutang
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 51.100.000 7.665.000 +
10.165.000
PPh 21 terutang sebulan (10.165.000 / 12) 847.083
30

More Related Content

Similar to PPh 21 Aspek yang Perlu Diperhatikan

PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxGilangAntono
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Almira Agusta
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21maryaxfate
 
Modul pajak smt 1-kelas xii
Modul pajak smt 1-kelas xiiModul pajak smt 1-kelas xii
Modul pajak smt 1-kelas xiiEka Dharma
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Icha Icha
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_newnatal kristiono
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptxAnandaAyu13
 

Similar to PPh 21 Aspek yang Perlu Diperhatikan (20)

Makalah pph21
Makalah pph21Makalah pph21
Makalah pph21
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Modul pajak smt 1-kelas xii
Modul pajak smt 1-kelas xiiModul pajak smt 1-kelas xii
Modul pajak smt 1-kelas xii
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
P ph pasal 21 26
P ph pasal 21 26P ph pasal 21 26
P ph pasal 21 26
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

PPh 21 Aspek yang Perlu Diperhatikan

  • 1. FIKI KARTIKA S.E., M.Comm PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
  • 2. ASPEK YG PERLU DIPERHATIKAN  PPh 21 adalah termasuk jenis pajak pemotongan dan pemungutan (Withholding tax)  Siapa yang memotong  Siapa yang dipotong  Tarif  Kapan dipotong  Kapan disetorkan PPh 22 & 24 2
  • 3. PPH 21  Adalah pajak atas penghasilan orang pribadi terkait dengan pekerjaa, jasa atau kegiatan  Penghasilan yg dimaksud meliputi: upah, gaji, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun  Mekanisma PPh 21 adalah pemotongan  Pihak yg wajib melakukan pemotongan, peneytoran dan pelaporan PPh 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan dan penyelenggara kegiatan PPh 22 & 24 3
  • 4. 4  Pemberi kerja baik orang pribadi dan badan  Bendaharawan pemerintah pusat /daerah, Instansi, Departemen, KBRI, dll  Dana Pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja  Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha serta pekerja bebas  Penyelenggara kegiatan Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
  • 5. 5 Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemotongan :  Kantor perwakilan Negara asing  Organisasi-organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan  Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas  Jika organisasi internasional tidak memenuhi ketentuan tersebut
  • 6.  Pemotong Pajak berhak untuk memperhitungkan kelebihan setoran PPh Pasal 21 dalam satu bulan takwim dengan PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan.  Pemotong Pajak berhak untuk mengajukan permohonan memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pasal 21  Pemotong pajak berhak mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak dan permohonan banding kepada Badan peradilan Pajak 6 Hak Pemotong Pajak
  • 7.  Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap tgl 10 bulan berikutnya.  Pemotong Pajak wajib melaporkan penyetoran PPh Pasal 21 sekalipun nihil dengan menggunakan surat pemberitahuan (SPT) masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat, selambat-lambatnya pada tanggal 20 bulan berikutnya. 7 Kewajiban Pemotong Pajak
  • 8.  Pemotong Pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima THT, penerima pesangon, dan penerima dana pensiun iuran.  Apabila pegawai tetap tersebut berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan selambat-lambatnya satu bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun. 8
  • 9. 9 Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 :  Pegawai  Penerima uang pesangon, pensiun  Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, antara lain :  Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas seperti pengacara, konsultan, notaris  Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak  Olahragawan  Penasihat, pengajar, pelatih, penceremah, penyuluh, moderator  Pengarang, peneliti, penerjemah Penerima Penghasilan (Wajib Pajak PPh Pasal (21
  • 10.  Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk tehnik komputer dan sistem apliaksinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan  Agen iklan  Pengawas atau pengelola proyek  Perantara  Petugas penjaja barang dagangan  Petugas dinas luar asuransi  Distributor MLM PPh 22 & 24 10
  • 11. 11  Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak mengangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama  Mantan pegawai  Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan yang sehubungan dengan keikutsertaan dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :  Peserta perlombanan  Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan atau kunjungan kerja  Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggaraan kegiatan tertentu  Peserta pendidikan dan pelatihan  Peserta kegiatan lainnya
  • 12. 12 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21:  Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing  Pejabat perwakilan organisasi internasional Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21
  • 13. 13  Objek Pajak PPh Pasal 21:  Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap  Penghasilan yag diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur  Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehhubungn dengan pensiun yang diterima secara sekaligus  Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas OBJEK PPh Pasal 21
  • 14. 14  Imbalan kepada bukan pegawai  Imbalan pesera kegiatan  Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua uang dibayarkan sekaligus  Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris
  • 15. 15  Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21:  Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi  Penerima dalm bentuk natura dan atau kenikmatan dalam bentuk apapupun yang diberikan kepada wajib pajak  Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan  Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amal zakat  Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu BUKAN OBJEK PPh Pasal 21
  • 17. 30% 5% Sampai dengan Rp 50 juta 15% Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta 25% Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta Di atas Rp 500 juta Sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh TARIF PPh 30% 17 TARIF PPh Pasal 21
  • 18. Dasar pengenaan dan pemotongan PPh pasal 21 adalah sebagai berikut : a. Penghasilan kena pajak, yang berlaku bagi : 1) Pegawai tetap 2) Penerima pensiun berkala 3) Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000 4) Bukan pegawai yang menerima imbalan yang bersifat final DASAR PENGENAAN DAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21
  • 19. b. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 450.000 sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000 c. 50% dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi bukan pegawai yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan d. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan selain penerima penghasilan yang dimaksud pada huruf a, b, dan huruf c
  • 20. 20 PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Penghasilan Teratur Pegawai Tetap Penerim a Pensiun PENGHASILAN BRUTO DIKURANGI: - BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/ THN ATAU Rp 500.000,-/BLN - IURAN YG TERIKAT DGN PENGH. TETAP PENGHASILAN BRUTO DIKURANGI: BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH. BRUTO (UANG PENSIUN) MAKS Rp 2.400.000/THN ATAU Rp 200.000/BLN Penghasilan Netto (disetahunkan) Dikurangi PTKP Penghasilan Kena Pajak (Dibulatkan kebawah hingga ribuan penuh) PPh terutang setahun (PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh) PPh terutang sebulan (PPh terutang setahun / 12)
  • 21. 21 PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Pegawai Tidak Tetap / Pegawai Lepas Harian, Minggua n, Satuan, Boronga n Bulanan TIDAK LEBIH DARI Rp 450.000,- TIDAK DIPOTONG PPh Ps.21 UPAH RATA-RATA SEHARI LEBIH DARI Rp 450.000,- DIKURANGI Rp 450.000,- DIPOTONG PPh TARIF PASAL 17 Ayat 1 Huruf a PADA SAAT TELAH MELEBIHI Rp 4.500.000 DALAM SATU BULAN TAKWIM DIKURANGI PTKP HARIAN SEBENARNYA PKP TARIF PPh 5 % DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21 YANG TELAH DIPOTONG PADA SAAT TELAH MELEBIHI Rp 10.200.000 DALAM SATU BULAN, PENGHITUNGANNYA SAMA DENGAN YG MENERIMA UPAH BULANAN
  • 22. 22 PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Pegawai Tidak Tetap / Pegawai Lepas Harian, Minggua n, Satuan, Boronga n Bulanan Jumlah Upah (disetahunkan) Dikurangi PTKP Penghasilan Kena Pajak (Dibulatkan kebawah hingga ribuan penuh) PPh terutang setahun (PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh) PPh terutang sebulan (PPh terutang setahun / 12)
  • 23. 23 Bukan Pegawai Berkesinambungan PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Tidak Berkesinambungan Tidak mempunyai penghasilan lain PPh Pasal 21 Terutang [(50% X Bruto)-PTKP bulanan] Kumulatif X Tarif Pasal 17 ayat (1) Mempunyai penghasilan lain PPh Pasal 21 Terutang (50% X Bruto) Kumulatif X Tarif Pasal 17 ayat (1)
  • 24. 24 Bukan Pegawai Berkesinambungan PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 Tidak Berkesinambungan PPh Pasal 21 Terutang 50% X Bruto X Tarif Pasal 17 ayat (1)
  • 25. 25  Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP.  Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP. Pemotongan PPh Pasal 21 seperti ini hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat tidak final. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Penerima Penghasilan Yang Tidak Mempunyai NPWP
  • 26. 26  Saat terutang PPh Pasal 21 dibagi menjadi 2 :  Penerima penghasilan adalah pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan  Pemotong PPh Pasal 21 adalah akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan SAAT TERUTANG
  • 27. PPh 22 & 24 27
  • 28. Penghasilan Bruto 1 Gaji Sebulan xxxxx 2 Tunjangan xxxxx 3 Honor lainnya xxxxx 4 Premi JKK, JK dibayar pemberi kerja xxxxx 5 Premi asuransi dibayar pemberi kerja xxxxx 6 Jumlah penghasilan bruto xxxx Pengurang 7 Biaya Jabatan xxx 8 Iuran pensiun atau iuran JHT dibayar penerima penghasilan xxx 9 Jumlah pengurangan xxx xxxx Penghasilan neto sebulan (6-9) xxxx Penghasilan neto setahun xxxx Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) xxxx Penghasilan kena pajak setahun xxxx PPh 21 terutang xxxx PPh 22 & 24 28
  • 29. Pegawai Tetap Dengan Gaji Bulanan  Eko Saputra pegawai pada perusahaan PT. Yasa Buana, Eko sudah menikah tetapi belum mempunyai anak. Ia memperoleh gaji sebulan Rp 10.000.000,00 serta tunjangan Rp 4.000.000. PT Yasa Buana mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangan Eko membayar iuran jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT. Yasa Buana juga mengikuti program pensiun bagi pegawainya. PT Yasa membayar iuran pensiun untuk Eko ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000, sedangkan Eko membayar iuran pensiun sebesar Rp 80.000  Hitung PPh pasal 21! 29
  • 30. Penghasilan Bruto 1 Gaji Sebulan 10.000.000 2 Tunjangan 4.000.000 3 Premi JKK (0,5% x 10.000.000) 50.000 4 Premi JK (0,3% x 10.000.000) 30.000 6 Jumlah penghasilan bruto 14.080.000 Pengurang 7 Biaya Jabatan (5% x 14.080.000 = 704.000) 500.000 8 Iuran Pensiun dibayar sendiri 80.000 9 Iuran JHT dibayar sendiri 200.000 Total Pengurang 780.000 Penghasilan neto sebulan (6-9) 13.300.000 Penghasilan neto setahun (13.300.000 x 12) 159.600.000 Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) 58.500.000 - Sendiri 54.000.000 WP Kawin 4.500.000 Penghasilan kena pajak setahun 101.100.000 Pajak terutang 5% x 50.000.000 2.500.000 15% x 51.100.000 7.665.000 + 10.165.000 PPh 21 terutang sebulan (10.165.000 / 12) 847.083 30