SlideShare a Scribd company logo
1 of 173
1
Catatan
Materi terkait pelaksanaan pemotongan
pajak penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri/ WP OP DN (PPh Pasal 21) yang
dipaparkan dalam presentasi ini disusun berdasar
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/ PJ/ 2012
yang mengatur pengenaan pajak sejak tanggal 1
Januari 2013. Pelaksanaan pemotongan bagi
tahun pajak yang lebih awal dibandingkan tanggal
tersebut diatur berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/ PJ/ 2009 j.o. PER-57/ PJ/ 2009
sebagaimana dipaparkan dalam presentasi yang
telah dipublikasikan sebelumnya.
2
Sistematika
3
PPh Pasal 211.
PPh Pasal 262.
4
Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-31/
PJ/ 2012
Definisi
5
Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang
Pribadi Dalam Negeri atas penghasilan yang
terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji,
upah, honorarium, tunjangan, pensiun, atau
pembayaran lain dengan nama apapun.
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan
diterimanya pembayaran atau akhir bulan
diperolehnya penghasilan.
Saat Terutang
Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang
Pribadi Dalam Negeri atas penghasilan yang
terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji,
upah, honorarium, tunjangan, pensiun, atau
pembayaran lain dengan nama apapun.
Perbedaan Pengenaan
PPh 21
• WP Dalam
Negeri (DN).
PPh 26
• Subjek Pajak
Luar Negeri
(SPLN).
6
Subjek Pajak
Pegawai.
Penerima uang
pesangon,
pensiun,
Tunjangan/
Jaminan Hari Tua
(THT/ JHT),
termasuk ahli
waris.
Bukan Pegawai
yang melakukan
pemberian jasa.
Anggota Dewan
Komisaris atau
Dewan
Pengawas non
pegawai.
Mantan pegawai.
Peserta
kegiatan.
7
 Tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
 Pekerja seni.
 Olahragawan.
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan
moderator.
 Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
 Pemberi jasa dalam segala bidang atau kepada suatu
kepanitiaan.
 Agen iklan.
 Pengawas atau pengelola proyek.
 Pembawa pesanan atau perantara.
 Petugas penjaja barang dagangan.
 Petugas dinas luar asuransi.
 Distributor MLM, direct selling, atau sejenis.
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Melakukan Pemberian Jasa)
8
Pengecualian Subjek
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di
luar jabatannya.
• Berasal dari negara yang memberikan perlakuan
timbal balik.
Pejabat negara asing seperti
perwakilan diplomatik atau konsulat,
berikut orang yang diperbantukan
kepadanya, dengan syarat:
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan.
Pejabat perwakilan organisasi
internasional, dengan syarat:
9
Objek Pajak (1)
10
Penghasilan Pegawai Tetap.
Penghasilan teratur penerima pensiun.
Pembayaran sekaligus uang pesangon,
pensiun, THT, JHT selepas 2 tahun sejak
berhenti bekerja.Upah pegawai tidak tetap atau tenaga kerja
lepas secara harian, mingguan, satuan,
borongan atau yang dibayarkan secara
bulanan.
Objek Pajak (2)
11
Imbalan kepada Bukan Pegawai yang
melakukan pemberian jasa.
Imbalan kepada peserta kegiatan.
Penghasilan anggota Dewan Komisaris
atau Dewan Pengawas non pegawai.
Pembayaran kepada mantan pegawai.
Penarikan dana pensiun oleh pegawai.
Pengecualian Objek
Santunan asuransi kesehatan,
kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
Natura yang diberikan oleh WP
atau Pemerintah.
Iuran kepada dana pensiun ,
THT, JHT dibayar pemberi kerja.
Zakat atau sumbangan keagamaan
wajib yang diterima OP.
Beasiswa.
12
Ketentuan Khusus
13
Natura dan/ atau kenikmatan lain
diperhitungkan sebagai penghasilan, jika
dan hanya jika, diberikan oleh: bukan WP,
WP yang dikenai PPh final, atau WP yang
menggunakan norma penghitungan
khusus.
Natura dan/ atau kenikmatan lainnya yang
diukur berdasarkan harga pasar atau nilai
wajar.
Objek PPh 21 Final
Penghasilan tidak tetap atau
tidak teratur yang menjadi
beban APBN atau APBD.
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
Dana pensiun yang dialihkan
dengan membeli anuitas
seumur hidup.
(Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)
Uang tebusan pensiun. (PP No.
68 Tahun 2009)
Uang pesangon. (PP No. 68
Tahun 2009)
14
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Pemberi kerja
berbentuk OP,
Badan, atau BUT.
Bendaharawan
Pemerintah.
Dana pensiun,
penyelenggara
jaminan sosial
tenaga kerja,
THT, atau JHT.
OP atau Badan
yang melakukan
pembayaran
kepada WP DN
yang melakukan
pekerjaan bebas
atau SPLN.
Penyelenggara
kegiatan.
15
Pengecualian Pemotong
Kantor perwakilan negara asing.
Organisasi internasional yang
ditetapkan oleh Menkeu.
Pemberi kerja orang pribadi yang
tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
16
Alur Perpajakan WP OP
Beban Pajak
Kini sesuai
SPT
(Tidak
termasuk PPh
Final)
Dikurangi
• Kredit PPh
21
Dikurangi
• Kredit Pajak
Lain (PPh
22, 23, 24)
Dikurangi
• Pajak yang
Dibayar
Sendiri
(Angsuran
PPh 25)
Akhir Tahun
• Pajak
Kurang
(Lebih)
Bayar
17
PPh 21 Lebih Bayar
18
Jika WP menyampaikan SPT lebih bayar, maka
SPT disampaikan maksimal 3 tahun setelah
berakhirnya tahun pajak bersangkutan.
Jika SPT disampaikan melewati 3 tahun sesudah
berakhirnya tahun pajak dan WP telah ditegur
secara tertulis, maka pelaporan tidak dianggap
sebagai SPT PPh.
Lapisan Tarif
19
No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
1 0 s/d Rp 50.000.00,00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp
250.000.000,00
15%
3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp
500.000.000,00
25%
4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%
Kepemilikan NPWP
20
Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap
lapisan tarif dikenakan persentase 20% lebih tinggi.
Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek PPh
21 yang bersifat final.
Jika NPWP diperoleh di pertengahan tahun berjalan,
maka perubahan penghitungan berlaku untuk periode
setelahnya dan tidak berlaku surut.
Atas pajak lebih bayar yang dibebankan di periode
sebelumnya di tahun berjalan, dapat dijadikan dasar untuk
meyesuaikan (mengurangi) pajak di periode setelahnya.
Dasar Pengenaan (1)
• Berlaku PKP = Penghasilan netto - PTKP
• Pegawai tetap.
• Penerima pensiun berkala.
• Berlaku PKP = Penghasilan bruto - PTKP
• Pegawai tidak tetap yang
penghasilannya dibayarkan bulanan.
• Pegawai tidak tetap dengan penghasilan
kumulatif sebulan melebihi Rp
2.025.000,00.
• Berlaku PKP = 50% dari penghasilan
bruto – PTKP per bulan
• Bukan pegawai yang menerima
penghasilan berkesinambungan (baik
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
21
Dasar Pengenaan (2)
• Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima
upah harian, mingguan, satuan, atau borongan.
• Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan
tidak melebihi Rp 2.025.000,00.
Penghasilan yang Melebihi Rp
200.000,00 Sehari
• Bukan pegawai yang menerima penghasilan tidak
berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun
bukan).
50% dari Penghasilan Bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg
diterima atau diperoleh dalam suatu periode atau
saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh
pihak selain yang telah diatur berdasar ketiga
DPP sebelumnya.
Penghasilan Bruto
22
Elemen PTKP
23
No. Elemen PTKP
1 WP Sendiri Rp
24.300.000,
00
2 Status Kawin Rp
2.025.000,0
0
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah
maksimal tiga orang tanggungan.
Rp
2.025.000,0
0
4 PTKP bagi istri yang penghasilannya
digabung.
Rp
24.300.000,
00
Tata Cara Penghitungan
Tata Cara
Penghitun
gan
Pegawai
Tetap
Penghasi
lan di
Akhir
Masa
Kerja
Pegawai
Tidak
Tetap dan
Tenaga
Kerja
Lepas
Bukan
Pegawai Peserta
Kegiatan
Penerim
a Lain
Penerim
a Atas
Beban
APBN/
APBD
24
Tata Cara Penghitungan:
Pegawai Tetap
25
Pegawai Tetap (1)
Penghasilan
Bruto
• Dikurangi
Biaya
Jabatan
• Dikurangi
Iuran Dana
Pensiun, JHT,
THT Dibayar
Sendiri
• Diperoleh
Penghasilan
Netto
26
Senilai 5% dari
penghasilan bruto.
Maksimal senilai Rp
500.000,00 per bulan
atau Rp 6.000.000,00 per
tahun.
Tata Cara Penghitungan (2)
Penghasilan
Netto
• Dikurangi PTKP
• Diperoleh
Penghasilan
Kena Pajak
• Dikalik
an
Tarif
Pajak
Terutang
27
Penghasilan Pegawai Tetap
Gaji Pokok
Tunjangan
Berkesinambungan
Uang Rapel
Imbalan Tahunan
Natura
28
Perspektif Pemberi Kerja
Pemotong
an PPh 21
oleh
pemberi
kerja
Diakui
sebagai
“Beban
Gaji” di
Laporan
Laba Rugi
Memuncul
kan
“Utang
PPh 21”
di
Laporan
Posisi
Keuangan
29
Penghitungan Teknis
30
Gaji pokok XXX
Tunjangan,bonus,imbalanbulananlain XXX
IuranJKK,JKM,JPKyangdibayarperusahaan XXX
Penghasilanbrutoperbulan XXX
(Biayajabatan) (YYY)
(Iurandanapensiun,JHT,THTyangdibayarkaryawan) (YYY)
Penghasilannettoperbulan{x12} XXX
Penghasilannettosetahun XXX
(PTKP) (YYY)
PenghasilanKenaPajak{xTarif} XXX
Pajakterutangsetahun{/12} ZZZ
Pajakterutangperbulan ZZZ
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
31
Kertarajasa pada tahun 2013 memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp 3.750.000,00 dan membayar
iuran pensiun yang ditanggung sendiri sebesar Rp
150.000,00. Kertarajasa telah menikah dan memiliki
tiga orang anak. Bagaimanakah penghitungan PPh
21 atas Kertarajasa? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
32
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
3.750.000
Utang Dana Pensiun
150.000 Utang
PPh 21
35.625
Kas
3.564.375
Gajipokok 3,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000
(Biayajabatan) (187,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (337,500)
Penghasilannettoperbulan 3,412,500
Penghasilannettosetahun 40,950,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 8,550,000
Pajakterutangsetahun
5%x8,550,000 427,500 Rp427,500.00
Pajakterutangperbulan Rp35,625.00
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
33
Kudungga adalah pegawai yang menikah
dengan dua anak dan memperoleh gaji sebulan Rp
5.000.000. Perusahaan mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan
premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3% dari
gaji. Perusahan menanggung iuran JHT setiap bulan
yakni 3.7% dari gaji, sedangkan Kudungga
membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap
bulan. Di samping itu, perusahaan juga mengikuti
program pensiun untuk pegawainya dengan
membayar iuran pensiun untuk Kudungga ke dana
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
34
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
5.000.000
Beban JKK
25.000
Beban JKM
15.000
Beban JHT
185.000
Beban Dapen
125.000
Utang JKK
25.000
Gajipokok 5,000,000
IuranJKKyangdibayarperusahaan 25,000
IuranJKMyangdibayarperusahaan 15,000
Penghasilanbrutoperbulan 5,040,000
(Biayajabatan) (252,000)
(IuranJHTyangdibayarkaryawan) (100,000)
(iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (447,000)
Penghasilannettoperbulan 4,593,000
Penghasilannettosetahun 55,116,000
(PTKP)
WPSendiri (24,300,000)
StatusKawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 24,741,000
Pajakterutangsetahun
5%x24,741,000 1,237,050 Rp1,237,050
Pajakterutangperbulan Rp103,087.50
Ilustrasi
(Gaji Harian)
35
Hayam Wuruk adalah seorang pegawai tetap
perusahaan dengan memperoleh gaji yang dibayar
harian sebesar Rp 159.500. Dia berstatus kawin dan
memiliki seorang anak. Perusahaan mengikuti
program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan
Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap
bulan 1% dan 0.3% dari gaji. Perusahaan
membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 3.7% dari
gaji, sedangkan Hayam Wuruk membayar iuran
pensiun Rp 47.500 dan JHT sebesar 2% dari gaji.
Ilustrasi
(Gaji Harian)
36
Jawaban:
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
159.500
Beban JKK
1.595
Beban JKM 479
Beban JHT
5.902
Utang JKK
1.595
Utang JKM
479
Utang JHT
Gajipokoksebulan(26x159,500) 4,147,000
IuranJKKyangdibayarperusahaan 41,470
IuranJKMyangdibayarperusahaan 12,441
Penghasilanbrutoperbulan 4,200,911
(Biayajabatan) (210,046)
(IuranJHTyangdibayarkaryawan) (82,940)
(iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (47,500) (340,486)
Penghasilannettoperbulan 3,860,425
Penghasilannettosetahun 46,325,105
(PTKP)
WPSendiri (24,300,000)
StatusKawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 17,975,105
PembulatanPKP 17,975,000
Pajakterutangsetahun
5%x17,975,000 898,750 Rp898,750
Pajakterutangperbulan Rp74,895.83
Pajakterutangperhari Rp2,880.61
Penghasilan Karyawati
37
Atas suami yang berstatus memiliki penghasilan,
karyawati tidak berhak atas pengurangan elemen
PTKP “Status Kawin” sebesar Rp 2.025.000,00.
Atas suami yang berstatus tidak berpenghasilan,
karyawati berhak atas pengurangan elemen
PTKP “Status Kawin” sebesar Rp 2.025.000,00.
Syarat yang harus dipenuhi adalah keberadaan
surat keterangan dari Pemerintah Daerah
setempat, minimal di tingkat Kecamatan.
Ilustrasi
(Karyawati)
38
Tribhuwanatunggadewi adalah seorang
karyawati dengan status menikah dan memiliki anak
tunggal. Dia memperoleh gaji sebulan Rp
3.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar
Rp 85.000,00. Berdasarkan surat keterangan dari
kecamatan tempatnya berdomisili yang diserahkan
kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya
tidak memiliki penghasilan apapun. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Tribhuwanatunggadewi?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Karyawati)
39
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
3.350.000
Utang Dana Pensiun
85.000
Utang PPh 21
45.188 Kas
3.219.812
Gajipokoksebulan(26x159,500) 3,350,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,350,000
(Biayajabatan) (167,500)
(iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (85,000) (252,500)
Penghasilannettoperbulan 3,097,500
Penghasilannettosetahun 37,170,000
(PTKP)
WPSendiri (24,300,000)
StatusKawin (2,025,000) (26,325,000)
PenghasilanKenaPajak 10,845,000
Pajakterutangsetahun
5%x10,845,000 542,250 Rp542,250
Pajakterutangperbulan Rp45,187.50
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
40
Mahendradatta selama tahun 2013
memperoleh gaji sebulan Rp 4.150.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00.
Mahendradatta telah menikah dan memiliki seorang
anak. Mahendradatta memperoleh tunjangan pajak
sebesar Rp 32.500,00 per bulan mulai tahun 2014.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Mahendradatta di 2014? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
41
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
4.182.500
Utang Dana Pensiun
175.000
Utang PPh 21
71.792 Kas
3.935.708
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar
Gajipokok 4,150,000
Tunjanganpajak 32,500
Penghasilanbrutoperbulan 4,182,500
(Biayajabatan) (209,125)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (384,125)
Penghasilannettoperbulan 3,798,375
Penghasilannettosetahun 45,580,500
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 17,230,500
PembulatanPKP 17,230,000
Pajakterutangsetahun
5%x17,230,000 861,500 Rp861,500.00
Pajakterutangperbulan Rp71,791.67
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
42
Mahendradatta, sebagaimana dideskripsikan
dalam ilustrasi sebelumnya ternyata berkeberatan
dengan rencana pemberian tunjangan pajak oleh
perusahaan. Ia mengajukan permohonan agar
penghargaan tersebut diganti bentuknya sebagai
penanggungan pajak oleh perusahaan dengan
nominal yang sama, yakni Rp 32.500,00 per bulan
dan perusahaan menyetujuinya. Bagaimanakah
implikasi permohonan yang diajukan Mahendradatta
terhadap penghitungan PPh 21? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
43
Jawaban :
Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan
salah satu bentuk natura, sehingga secara umum tidak diperhitungkan
sebagai penambah penghasilan pegawai dan termasuk non deductible
expense bagi perusahaan. Jika ternyata perusahaan tempat
Mahendradatta bekerja bukan merupakan wajib pajak, dikenai PPh final,
atau menggunakan norma penghitungan khusus, maka natura ini akan
menambah penghasilan Mahendradatta sebagaimana tunjangan pajak
dan bersifat deductible bagi perusahaan.
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 4.150.000
Utang Dana Pensiun
175.000 Utang PPh 21
70.250 Kas
3.904.750
Gajipokok 4,150,000
Penghasilanbrutoperbulan 4,150,000
(Biayajabatan) (207,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (382,500)
Penghasilannettoperbulan 3,767,500
Penghasilannettosetahun 45,210,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 16,860,000
Pajakterutangsetahun
5%x16,860,000 843,000 Rp843,000.00
Pajakterutangperbulan Rp70,250.00
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
44
Ranggalawe (menikah dengan satu anak)
merupakan seorang pegawai tetap perusahaan
yang menerima gaji pokok sebesar Rp 6.250.000,00
per bulan. Di samping itu, Ranggalawe menerima
pula tunjangan makan, tunjangan keluarga,
tunjangan kesehatan, dan tunjangan transportasi
masing – masing sebesar 10%, 5% gaji pokok, Rp
135.000,00, dan Rp 235.000,00. Jika Ranggalawe
mengikuti program pensiun dengan iuran Rp
132.500,00 per bulan, berapakah PPh 21 yang
dipotong atas penghasilan Ranggalawe?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
45
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 6.250.000
Beban tunjangan
1.307.500
Utang Dana Pensiun
132.500 Utang
PPh 21
286.021
Kas
7.138.979
Gaji pokok 6,250,000
Tunjanganmakan 625,000
Tunjangankeluarga 312,500
Tunjangankesehatan 135,000
Tunjangantransportasi 235,000
Penghasilanbrutoperbulan 7,557,500
(Biayajabatan) (377,875)
(Iurandanapensiunyangdibayarsendiri) (132,500) (510,375)
Penghasilannettoperbulan 7,047,125
Penghasilannettosetahun 84,565,500
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 56,215,500
PembulatanPKP 56,215,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x7,640,000 932,250 Rp3,432,250.00
Pajakterutangperbulan Rp286,020.83
Ilustrasi
(Uang Rapel)
46
Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan
dalam ilustrasi awal, menerima kenaikan gaji di
bulan September 2013, sehingga gaji pokoknya
menjadi Rp 4.750.000,00. Kenaikan tersebut
berlaku surut sejak 1 Januari 2013 sehingga
Kertarajasa menerima uang rapel sejumlah Rp
8.000.000,00 untuk kekurangan di periode Januari –
Agustus. Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan
atas uang rapel Kertarajasa?
Ilustrasi
(Uang Rapel)
47
Jawaban:Gaji pokok 4,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 4,750,000
(Biayajabatan) (237,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (387,500)
Penghasilannettoperbulan 4,362,500
Penghasilannettosetahun 52,350,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 19,950,000
Pajakterutangsetahun
5%x19,950,000 997,500 Rp997,500.00
Pajakterutangperbulan Rp83,125.00
PajakseharusnyadipotongJan-Aug(8x83.125) 665,000
PajaktelahdipotongJan-Aug)(8x35.625) 285,000
PPh21atasuangrapel Rp380,000.00
Bentuk Imbalan Tahunan
Jasa
Produksi
Tantiem Gratifikasi
Tunjangan
Hari Raya
atau
Tahun
Baru
Bonus Premi
Penghasil
an Sejenis
Lain
48
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
Gaji Pokok XXX
Tunjangan,Bonus,ImbalanBulananLain XXX
IuranJKK,JKM,JPKyangdibayarperusahaan XXX
Penghasilansebelumbonusperbulan{x12} XXX
Penghasilansebelumbonussetahun XXX
Bonustahunan XXX
Penghasilanbrutosetahun XXX
(Biayajabatan) (YYY)
(Iurandanapensiun,JHT,THTyangdibayarkaryawan) (YYY)
Penghasilannettosetahun XXX
(PTKP) (YYY)
PenghasilanKenaPajak{xTarif} XXX
Pajakterutangsetahun{/12} ZZZ
Pajakterutangperbulan ZZZ
Keterangan:
Imbalantahunandapatberupabonus,tantiem,THR,atausejenisnya.
49
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
50
Ken Arok adalah pegawai yang menikah
dengan satu anak dan memperoleh gaji sebulan Rp
4.350.000. Perusahaan mengikuti program
Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga
perusahaan harus membayar premi yang meliputi
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah
masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji,
serta Rp 112.500,00 per bulan. Ken Arok sendiri
membayar iuran pensiun sebesar Rp 95.000,00 dan
JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di tahun
berjalan perusahaan memberikan THR sebesar Rp
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh
Atas Gaji
51
Jawaban:Gaji pokok 4,350,000
IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750
IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050
Penghasilanbrutoperbulan 4,384,800
(Biayajabatan) (219,240)
(IuranJHTyangdibayarkaryawan) (87,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (401,240)
Penghasilannettoperbulan 3,983,560
Penghasilannettosetahun 47,802,720
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 19,452,720
PembulatanPKP 19,452,000
Pajakterutangatasgaji
5%x19,452,000 972,600 Rp972,600.00
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas
Gaji dan THR
52
Jawaban:Gaji pokok 4,350,000
IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750
IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050
PenghasilansebelumTHRperbulan 4,384,800
PenghasilansebelumTHRsetahun 52,617,600
THR 6,500,000
Penghasilanbrutosetahun 59,117,600
(Biayajabatan) (2,955,880)
(IuranJHTyangdibayarkaryawan) (1,044,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (1,140,000) (5,139,880)
Penghasilannettosetahun 53,977,720
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 25,627,720
PembulatanPKP 25,627,000
Pajakterutangatasgaji danTHR
5%x25,627,000 1,281,350 Rp1,281,350.00
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh
Atas THR
53
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR -
Pajak atas gaji
= 1.281.350 - 972.600
= Rp 308.750,00
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan
(1)
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya)
dan uang rapel {dilambangkan IT} dapat dihitung dengan metode
langsung, langkah penghitungan sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP}
dengan acuan besaran penghasilan bruto semula
disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp
120.000.000,00 maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT
– 120.000.00).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi
54
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan
(2)
3. Membandingkan PKP semula {dilambangkan PKPS}
dengan batas atas PKP lapisan tarif marginal semula
{dilambangkan BATM}.
a. Selama PPKP < (BATM – PKPS) maka:
PPh atas IT = PPKP x Tarif marginal semula
{Mengingat peningkatan PKP tidak mengubah
lapisan tarif marginal}
b. Jika PPKP > (BATM – PKPS) maka:
PPh atas IT = (((BATM – PKPS) x Tarif
marginal semula)
+ ((PKPS + PPKP – BATM) x Tarif
di atas lapisan tarif marginal
semula))
d. Penghitungan dengan metode langsung ini
55
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang
Rapel)
56
Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam
ilustrasi awal, menerima uang rapel sejumlah Rp
8.000.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
uang rapel berdasar metode langsung?
Jawaban :
Langkah (1)
Gaji pokok 3,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000
(Biayajabatan) (187,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (337,500)
Penghasilannettoperbulan 3,412,500
Penghasilannettosetahun 40,950,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 8,550,000
Pajakterutangsetahun
5%x8,550,000 427,500 Rp427,500.00
Pajakterutangperbulan Rp35,625.00
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.750.000 x 12
= 45.000.000
PBS + IT = 45.000.000 + 8.000.000
= 53.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 8.550.000
= 41.450.000
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang
Rapel)
57
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
58
Ken Arok, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi
awal, menerima THR sejumlah Rp 6.500.000,00.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas THR Ken Arok
berdasar metode langsung?
Jawaban :
Langkah (1)
Gaji pokok 4,350,000
IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750
IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050
Penghasilanbrutoperbulan 4,384,800
(Biayajabatan) (219,240)
(IuranJHTyangdibayarkaryawan) (87,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (401,240)
Penghasilannettoperbulan 3,983,560
Penghasilannettosetahun 47,802,720
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 19,452,720
PembulatanPKP 19,452,000
Pajakterutangatasgaji
5%x19,452,000 972,600 Rp972,600.00
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 4.384.800 x 12
= 52.617.600
PBS + IT = 52.617.600 + 6.500.000
= 59.117.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 6.500.000
= 6.175.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 19.452.720
= 30.547.280
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 6.175.000
= Rp 308.750,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
59
Ilustrasi
(Natura)
60
Udayana bekerja sebagai pegawai
administratif pada suatu entitas yang berdasar
ketentuan Menkeu diperbolehkan menggunakan
norma penghitungan khusus (deemed profit) dalam
kegiatan perpajakannya. Udayana memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp 3.150.000,00 dan menerima
pembayaran lain dalam bentuk 20 kg sagu dan 5 kg
gula setiap bulannya. Di daerah tempat tinggalnya,
kedua komoditas tersebut rata – rata dihargai
masing – masing Rp 10.000,00 per kg dan Rp
15.000,00 per kg. Jika Udayana telah menikah dan
namun belum memiliki anak, bagaimanakah
Ilustrasi
(Natura)
61
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
3.425.000
Utang PPh 21
53.000 Kas
3.097.000
Persediaan
275.000
Gajipokok 3,150,000
Naturasagu(20x10.000) 200,000
Naturagula(5x15.000) 75,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,425,000
(Biayajabatan) (171,250) (171,250)
Penghasilannettoperbulan 3,253,750
Penghasilannettosetahun 39,045,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000) (26,325,000)
PenghasilanKenaPajak 12,720,000
PembulatanPKP 12,720,000
Pajakterutangsetahun
5%x12,720,000 636,000 Rp636,000.00
Pajakterutangperbulan Rp53,000.00
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun,
Kewajiban Sejak Awal Tahun)
62
Pati Unus mengajukan permohonan pensiun
dini sebagai pegawai pemerintah dan disetujui di
akhir tahun 2012. Di bulan Mei 2013, ia kembali
bekerja di suatu perusahaan milik perseorangan.
Gaji sebulan yang diterima Pati Unus adalah Rp
12.650.000,00, ia membayar iuran pensiun sebesar
Rp 250.000,00. Pati Unus telah menikah dan
memiliki dua orang orang anak. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Pati Unus? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun,
Kewajiban Sejak Awal Tahun)
63
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
12.650.000
Utang Dana Pensiun
250.000 Utang
PPh 21 590.469 Kas
11.809.531
Gajipokok 12,650,000
Penghasilanbrutoperbulan 12,650,000
(Biayajabatan) (632,500)
(Maksimalbiayajabatan) (500,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (250,000) (750,000)
Penghasilannettoperbulan 11,900,000
PenghasilannettoMei-Desember 95,200,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 64,825,000
PajakterutangMei-Desember
5%x50,000,000 2,500,000
15%x14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00
Pajakterutangperbulan Rp590,468.75
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan
Tahun)
64
Trenggana merupakan WNA yang baru datang
dan berniat tinggal di Indonesia sejak awal bulan
Agustus 2013. Ia langsung memperoleh pekerjaan
dengan gaji sebulan sebesar Rp 8.350.000,00.
Hingga saat ini Trenggana masih melajang.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Trenggana? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi
kerja?
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan
Tahun)
65
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
8.350.000
Utang PPh 21
469.458 Kas
7.880.542
Gajipokok 8,350,000
Penghasilanbrutoperbulan 8,350,000
(Biayajabatan) (417,500) (417,500)
Penghasilannettoperbulan 7,932,500
PenghasilannettoAgustus-Desember 39,662,500
Penghasilannettodisetahunkan 95,190,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000) (24,300,000)
PenghasilanKenaPajak 70,890,000
Pajakterutangdisetahunkan
5%x50,000,000 2,500,000
15%x20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00
PajakterutangAgustus-Desember Rp2,347,291.67
Pajakterutangperbulan Rp469,458.33
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Masih Berlaku)
66
Fatahillah memperoleh gaji sebulan sebesar
Rp 9.575.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran
pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di akhir bulan
Maret 2013, Fatahillah berhenti dari pekerjaan yang
semula. Jika Fatahillah telah menikah dan memiliki
tiga orang orang anak, bagaimanakah penghitungan
PPh 21 yang dikenakan terhadapnya? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Masih Berlaku): Penghitungan di Awal
Tahun
67
Jawaban :Gaji pokok 9,575,000
Penghasilanbrutoperbulan 9,575,000
(Biayajabatan) (478,750)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (678,750)
Penghasilannettoperbulan 8,896,250
Penghasilannettosetahun 106,755,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 74,355,000
PajakterutangMei -Desember
5%x50,000,000 2,500,000
15%x24,355,000 3,653,250 Rp6,153,250.00
Pajakterutangperbulan Rp769,156.25
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Masih Berlaku): Penghitungan Saat
Berhenti
68
Jawaban :
Atas besaran pajak lebih bayar, perusahaan wajib
Gaji pokok 9,575,000
Penghasilanbrutoperbulan 9,575,000
(Biayajabatan) (478,750)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (678,750)
Penghasilannettoperbulan 8,896,250
PenghasilannettoJanuari -Maret 26,688,750
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 0
PembulatanPKP 0
PajakterutangJanuari -Maret
5%x4,128,000 0 Rp0.00
PajakyangtelahdipotongJan-Feb(2x769,156) (Rp1,538,312)
Pajakkurang(lebih)bayar (Rp1,538,312)
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti)
69
Tirtayasa adalah bekerja bagi suatu
perusahaan dengan gaji sebulan yang diterima
sebesar Rp 14.250.000,00. Setiap bulan, ia
membayar iuran pensiun sebesar Rp 375.000,00.
Atas prestasinya, Tirtayasa menerima bonus
pertengahan tahun di 2013 sebesar Rp
45.000.000,00. Malangnya, di akhir bulan Agustus
2013 Tirtayasa mengalami kecelakaan dan
meninggal dunia. Jika Tirtayasa meninggalkan
seorang istri dan seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya
di Agustus 2013?
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
PPh Atas Gaji
70
Jawaban :Gajipokok 14,250,000
Penghasilanbrutoperbulan 14,250,000
(Biayajabatan) (712,500)
(Maksimalbiayajabatan) (500,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (375,000) (875,000)
Penghasilannettoperbulan 13,375,000
Penghasilannettosetahun 160,500,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 132,150,000
Pajakterutangatasgaji
5%x50,000,000 2,500,000
15%x82,150,000 12,322,500 Rp14,822,500.00
PPh21perbulan Rp1,235,208.33
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
PPh Atas Gaji dan Bonus
71
Jawaban :Gajipokok 14,250,000
Penghasilansebelumbonusperbulan 14,250,000
Penghasilansebelumbonuspertahun 171,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilanbrutosetahun 216,000,000
(Biayajabatan) (10,800,000)
(Maksimalbiayajabatan) (6,000,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilannettosetahun 205,500,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 177,150,000
Pajakterutangatasgajidanbonus
5%x50,000,000 2,500,000
15%x127,150,000 19,072,500 Rp21,572,500.00
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
PPh Atas Bonus
72
Pajak atas bonus= Pajak atas gaji dan bonus -
Pajak atas gaji
= 21.572.500 -
14.822.500
= Rp 6.750.000,00
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
Penghitungan Kembali
73
Jawaban: Gajipokok 14,250,000
Penghasilansebelumbonusperbulan 14,250,000
PenghasilansebelumbonusJanuari-Agustus 114,000,000
Bonus 45,000,000
PenghasilanbrutoJanuari-Agustus 159,000,000
(Biayajabatan) (7,950,000)
(Maksimalbiayajabatan) (6,000,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (4,500,000) (10,500,000)
PenghasilannettoJanuari-Agustus 148,500,000
Penghasilannettodisetahunkan 222,750,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 194,400,000
Pajakterutangataspenghasilandisetahunkan
5%x50,000,000 2,500,000
15%x144,400,000 21,660,000 Rp24,160,000.00
PajakterutangatasJanuari-Agustus Rp16,106,666.67
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
Penghitungan di Masa Terakhir
74
Jawaban:
PajakterutangperiodeJanuari -Agustus Rp14,106,666.67
Pajakyangtelahdipotongatasgaji Januari -Juli (7x1.235.208,00) (Rp8,646,456.00)
Pajakyangtelahdipotongatasbonus (Rp6,750,000.00)
Pajaklebihbayardi Agustus2012 (Rp1,289,789.33)
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir
Masa Pajak
Terakhir
Bulan Desember
(Bagi pegawai
yang bekerja
sepanjang tahun)
PPh 21 = Pajak
di bulan
sebelumnya
(Ketika tidak ada
perubahan
penghasilan)PPh 21
diperhitungkan
kembali
(Ketika ada
perubahan
penghasilan)
Bulan terakhir
saat pegawai
berhenti bekerja.
75
Ilustrasi
(Masa Terakhir)
76
Senapati pada tahun 2013 memperoleh gaji
sebulan Rp 5.750.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di awal bulan April,
Senapati memperoleh peningkatan gaji pokok
senilai Rp 3.500.000,00. Jika Senapati telah
menikah dan memiliki seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 di akhir bulan Desember?
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh
Pertama
77
Jawaban :
Gaji pokok 5,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 5,750,000
(Biayajabatan) (287,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (487,500)
Penghasilannettoperbulan 5,262,500
Penghasilannettosetahun 63,150,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 34,800,000
Pajakterutangsetahun
5%x34,800,000 1,740,000 Rp1,740,000.00
Pajakterutangperbulan Rp145,000.00
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh
Kedua
78
Jawaban :
Gaji pokok 9,250,000
Penghasilanbrutoperbulan 9,250,000
(Biayajabatan) (462,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (662,500)
Penghasilannettoperbulan 8,587,500
Penghasilannettosetahun 103,050,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 74,700,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00
Pajakterutangperbulan Rp517,083.33
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir
Masa
79
Jawaban :PenghasilanbrutoperbulanJanuari -Maret 5,750,000
PenghasilanbrutoJanuari -Maret 17,250,000
PenghasilanbrutoperbulanApril -Desember 9,250,000
PenghasilanbrutoApril -Desember 83,250,000
PenghasilanbrutoJanuari -Desember 100,500,000
(Biayajabatan) (5,025,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (2,400,000) (7,425,000)
Penghasilannettosetahun 93,075,000
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000)
PenghasilanKenaPajak 64,725,000
PajakterutangJanuari -Desember
5%x50,000,000 2,500,000
15%x14,725,000 2,208,750 Rp4,708,750
PajakyangtelahdipotongJanuari -Maret(3x145,000) (Rp435,000)
PajakyangtelahdipotongApril -Desember(9x517,083) (Rp4,653,747)
Pajakkurang(lebih)bayardi Desember2012 (Rp379,997)
Pemindahan Lokasi Tugas
Pemindahan
Lokasi Tugas
Besaran
penghasilan
mengalami
perubahan.
PPh
diperhitungkan
kembali sesuai
besaran
penghasilan
baru.Di akhir periode
di lokasi baru,
dilakukan
penghitungan
pajak kurang
(lebih) bayar.Besaran
penghasilan tidak
mengalami
perubahan.
PPh lokasi baru =
PPh lokasi lama
80
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi)
81
Sura Agul Agul pada tahun 2013 bekerja pada
sebuah perusahaan yang berkedudukan di
Makassar, dengan memperoleh gaji sebulan Rp
6.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar
Rp 145.000,00. Di awal bulan November, Sura
dipindahkan ke kantor di Merauke sehingga
memperoleh tambahan penghasilan berupa
tunjangan transportasi senilai Rp 3.150.000,00. Jika
Senapati telah menikah dan memiliki dua orang
anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 di
masing – masing lokasi dan di akhir bulan
Desember?
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan
Lokasi Pertama
82
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Penghasilanbrutoperbulan 6,350,000
(Biayajabatan) (317,500)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (145,000) (462,500)
Penghasilannettoperbulan 5,887,500
Penghasilannettosetahun 70,650,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 40,275,000
Pajakterutangsetahun
5%x40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00
Pajakterutangperbulan Rp167,812.50
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan
Lokasi Kedua
83
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Tunjangantransportasi 3,150,000
Penghasilanbrutoperbulan 9,500,000
(Biayajabatan) (475,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (145,000) (620,000)
Penghasilannettoperbulan 8,880,000
Penghasilannettosetahun 106,560,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 76,185,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x26,185,000 3,927,750 Rp6,427,750.00
Pajakterutangperbulan Rp535,645.83
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan
Masa Terakhir
84
Jawaban :
PenghasilanbrutoperbulanJanuari-Oktober 6,350,000
PenghasilanbrutoJanuari-Oktober 63,500,000
PenghasilanbrutoperbulanNovember-Desember 9,500,000
PenghasilanbrutoNovember-Desember 19,000,000
PenghasilanbrutoJanuari-Desember 82,500,000
(Biayajabatan) (4,125,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (1,740,000) (5,865,000)
Penghasilannettosetahun 76,635,000
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 46,260,000
PajakterutangJanuari-Desember
5%x46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00
PajakyangtelahdipotongJanuari-Oktober(10x167,813) (Rp1,678,130.00)
PajakyangtelahdipotongNovember-Desember(2x535,646) (Rp1,071,292.00)
Pajakkurang(lebih)bayardiDesember2012 (Rp436,422.00)
Penghasilan dalam Mata Uang Asing
85
Atas penghasilan dalam mata uang asing, nilai yang
dijadikan dasar penghitungan PPh perlu
dikonversikan terlebih dahulu ke dalam mata uang
domestik berdasar Kurs Keputusan Menteri
Keuangan (Kurs KMK) di pekan berjalan.
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
86
Kesselring adalah pegawai tetap yang
memperoleh gaji sebulan $ 3,750 yang dibayarkan
dalam mata uang asing. Di pekan berjalan, kurs
yang berlaku di pasar meliputi kurs tengah BI senilai
Rp 10.250,00/ $, kurs KMK senilai Rp 10.200,00/ $,
kurs jual senilai Rp 10.300,00/ $, dan kurs beli
senilai Rp 10.225,00/ $. Jika Kesselring telah
menikah dan memiliki dua orang anak,
bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Kesselring? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi
kerja?
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
87
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji
38.250.000
Utang PPh 21
6.279.688 Kas
31.970.312
GajipokokberdasarkursKMK 38,250,000
Penghasilanbrutoperbulan 38,250,000
(Biayajabatan) (1,912,500)
(Maksimalbiayajabatan) (600,000) (600,000)
Penghasilannettoperbulan 37,650,000
Penghasilannettosetahun 451,800,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 421,425,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x200,000,000 30,000,000
25%x171,425,000 42,856,250 Rp75,356,250.00
Pajakterutangperbulan Rp6,279,687.50
Kepemilikan NPWP di Pertengahan
Tahun
88
Penghitungan kembali PPh terutang dilakukan
setelah WP menyerahkan fotokopi kartu NPWP
kepada pemberi kerja.
Atas pajak lebih bayar di periode – periode
sebelumnya sepanjang tahun berjalan, nilainya
dapat diperhitungkan sebagai pengurang pajak
terutang di periode berjalan dan/ atau periode yang
akan datang.
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan
Tahun)
89
Bahureksa merupakan pegawai baru yang
memperoleh gaji sebulan Rp 7.300.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00.
Bahureksa baru dapat mengurus kepemilikan
NPWP di pertengahan tahun dan menyerahkan
fotokopi kartu NPWP kepada perusahaan di awal
Oktober. Jika Bahureksa belum menikah dan
memiliki seorang anak angkat, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 sepanjang tahun berjalan?
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan
Tahun)
90
Jawaban :
Gaji pokok 7,300,000
Penghasilanbrutoperbulan 7,300,000
(Biayajabatan) (365,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (540,000)
Penghasilannettoperbulan 6,760,000
Penghasilannettosetahun 81,120,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Tanggungansatuanak (2,025,000) (26,325,000)
PenghasilanKenaPajak 54,795,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x4,795,000 719,250 Rp3,219,250.00
Pajakterutangperbulan Rp268,270.83
Pajakterutangperbulanketikatidakmemiliki NPWP Rp321,925.00
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan
Tahun)
91
Jawaban :
PPhdipotongselamaJanuari–September Rp321,925
PPhlebihbayaruntukdikompensasikan= 9x(321.925–268.271) (Rp482,886)
PPhyangseharusnyadipotongdiOktober Rp268,271
Kompensasi (Rp268,271)
PPhdipotongdiOktober Rp0
PPhyangseharusnyadipotongdiOktober Rp268,271
Kompensasi (Rp214,615)
PPhdipotongdiNovember Rp53,656
PPhdipotongdiDesember Rp321,925
Tata Cara Penghitungan:
Penghasilan di Akhir Masa
Kerja
92
Pola Pembayaran
Penghas
ilan di
Akhir
Masa
Kerja
Diterima
Sekaligu
s
Pesango
n
Pensiun
Diterima
Berkala
Dana
Pensiun
Dialihka
n ke
Anuitas
Seumur
Hidup
93
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
94
Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan
sekaligus dapat berbentuk pesangon, manfaat pensiun,
THT, atau JHT.
Pemotongan pajak penghasilan bersifat final.
Pembayaran secara sekaligus dapat dibayarkan melalui
beberapa kali pembayaran sepanjang maksimal dua
tahun kalender, dan dikenai tarif yang berlaku khusus.
Atas pembayaran yang dibayarkan di tahun ketiga atau
setelahnya, pemotongan pajak penghasilan bersifat tidak
final dan dikenai tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar
Pengenaan
(Pesangon: PP No. 68 Tahun 2009)
95
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif
1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp
100.000.000,00
5%
3 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp
500.000.000,00
15%
4 Di atas Rp 500.000.000,00 25%
Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi
PTKP
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
96
Abiyasa (berstatus menikah dan memiliki dua
anak) memasuki masa pensiun di akhir bulan Maret
2013, dan atas pengabdiannya perusahaan hendak
membayarkan uang pesangon secara sekaligus,
sebesar 40 kali gaji pokok terakhir yang dibayarkan.
Sesuai slip gaji di bulan Februari, Abiyasa menerima
penghasilan bruto senilai Rp 11.143.000,00 yang di
dalamnya tercakup pula komponen iuran JKK dan
JKM yang dibayarkan oleh perusahaan masing –
masing sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok. Jika
pesangon tersebut baru akan dibayarkan di bulan
April 2014, bagaimanakah perlakuan pemotongan
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
97
Jawaban:
Jurnal Beban pesangon 440.000.000
Utang PPh final 53.500.000
Kas 386.500.000
Penghasilanbruto Rp11,143,000.00
IuranJKKdibayarkanperusahaan(1/ 101.3x10,130,000) (Rp110,000.00)
IuranJKMdibayarkanperusahaan(0.3/ 101.3x10,160,000) (Rp33,000.00)
Gajipokok Rp11,000,000.00
Pesangondibayarkan Rp440,000,000.00
Pajakterutang
0%x50,000,000 Rp0.00
5%x50,000,000 Rp2,500,000.00
15%x330,000,000 Rp51,000,000.00 Rp53,500,000.00
Pengenaanpajakbersifatfinal.
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar
Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68
Tahun 2009)
98
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif
1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 5%
Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi
PTKP
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
99
Bhisma (berstatus menikah dan memiliki
seorang anak) di akhir bulan November 2013
mengajukan permohonan pensiun dini dan disetujui.
Perusahaan akan membayarkan uang manfaat
pensiun secara sekaligus dengan nilai Rp
525.000.000,00. Manfaat pensiun tersebut akan
dibayarkan dalam empat termin, masing masing
senilai Rp 35.000.000,00 di November 2013, Rp
60.000.000,00 di April 2014, Rp 260.000.000,00 di
Mei 2015, serta sisanya di Desember 2015.
Bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 atas
pembayaran manfaat pensiun tersebut dan berikut
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
100
Jawaban:
Perio
de
Pembaya
ran
Pajak Terutang Kumulatif Sifat
Nov
’13
35.000.00
0
0% x 35.000.000
= 0
25.000.00
0
Final
Apr
’14
60.000.00
0
0% x 15.000.000
+ 5% x 45.000.000
= 2.250.000
95.000.00
0
Final
Mei
’15
260.000.0
00
5% x 260.000.000
= 13.000.000
355.000.0
00
Final
Des
’15
170.000.0
00
5% x 50.000.000
+ 15% x
120.000.000
=20.500.000
525.000.0
00
Tidak
Final
Pensiun Diterima Berkala
101
Bila waktu pensiun sudah
dapat diketahui dengan pasti
pada awal tahun.
PPh terutang dihitung
berdasarkan PKP yang akan
diperoleh sebeum pensiun.
Bila waktu pensiun belum
diketahui secara pasti saat
penghitungan PPh awal
tahun.
Penghitungan PPh terutang
didasarkan pada perkiraan
penghasilan netto yang
disetahunkan. Jika terjadi
kelebihan pemotongan,
maka kelebihan tersebut
harus dikembalikan oleh
pemberi kerja.
Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap,
kecuali bahwa biaya jabatan ditetapkan maksimal Rp
200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per tahun.Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1)
Huruf (a) UU PPh.
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)
102
Gajah Mada berstatus kawin dengan 3 orang
anak yang masih menjadi tanggungan, bekerja
sebagai pegawai tetap pada suatu perusahaan
dengan gaji sebulan sebesar Rp 6.500.000,00.
Gajah Mada setiap bulan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 300.000,00 ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan,
terhitung mulai 1 Juni 2013, Gajah Mada akan
memasuki masa pensiun. Bagaimanakah
penghitungan pemotongan PPh 21 oleh perusahaan
selama sisa masa kerja tersebut?
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala):
Penghitungan Saat Masih Aktif
103
Jawaban:Gaji pokok 6,500,000
Penghasilanbrutoperbulan 6,500,000
(Biayajabatan) (325,000)
(Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (300,000) (625,000)
Penghasilannettoperbulan 5,875,000
PenghasilannettoJanuari -Mei 29,375,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak (3,025,000)
PajakterutangJanuari -Mei
5%x3,025,000 (151,250) (Rp151,250.00)
Pajakterutangperbulan (Rp30,250.00)
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)
104
Gajah Mada, sebagaimana dideskripsikan
dalam Ilustrasi awal, mulai bulan Juni 2013 benar –
benar pensiun dari pekerjaannya dan memperoleh
uang pensiun dari dana Pensiun sebesar Rp
3.750.000,00 sebulan. Bagaimanakah penghitungan
pajak terutang sebagaimana dilakukan oleh pihak
dana pensiun atas uang pensiun tersebut di tahun
2013 dan untuk tahun - tahun berikutnya?
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala):
Penghitungan Tahun Pertama
105
Jawaban:
Penghitungan 2013
Penghasilanpensiun 3,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000
(Biayajabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilannettoperbulan 3,562,500
PenghasilannettoJuni -Desember 24,937,500
PenghasilannettoJanuari -Mei di perusahaan 29,375,000
PenghasilannettoJanuari -Desember 54,312,500
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 21,912,500
PembulatanPKP 21,912,000
Pajakterutangsetahun
5%x21,912,000 1,095,600 Rp1,095,600.00
PajakyangtelahdipotongJanuari -Mei (Rp151,250.00)
PajakterutangJuni -Desember Rp944,350.00
PajakterutangperbulandipotongDanapensiun Rp134,907.14
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala):
Penghitungan Tahun Kedua dan
Seterusnya
106
Jawaban: Penghitungan 2014, dan seterusnya.
Penghasilanpensiun 3,750,000
Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000
(Biayajabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilannettoperbulan 3,562,500
Penghasilannettosetahun 42,750,000
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000)
PenghasilanKenaPajak 10,350,000
Pajakterutangsetahun
5%x10,350,000 517,500 Rp517,500.00
PajakterutangperbulandipotongDanapensiun Rp43,125.00
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar
Pengenaan
(Pengalihan ke Anuitas Seumur Hidup:
Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)
107
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif
1 0 s/d Rp 25.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp
50.000.000,00
5%
3 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp
100.000.000,00
10%
4 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp
200.000.000,00
15%
5 Di atas Rp 200.000.000,00 25%
Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi
PTKP
Tata Cara Penghitungan:
Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kerja
Lepas
108
Pola Pembayaran
Penghas
ilan
Pegawai
Tidak
Tetap
dan
Tenaga
Kerja
Lepas
Upah
Harian
Upah
Satuan
Upah
Boronga
n
Upah
Harian
yang
Dibayark
an
Bulanan
109
Tata Cara Penghitungan
Upah Harian, Satuan, Borongan
• Upah dikonversikan ke dalam
upah harian yang ekuivalen
dengan ketentuan pengupahan
terkait.
• Atas upah harian hasil
konversi, dikenakan ketentuan
tarif dan DPP yang
bersesuaian.
Upah Harian yang
Dibayarkan Bulanan
• Upah disetahunkan.
• Upah dikurangi dengan
PTKP untuk memperoleh
PKP.
• Berlaku tarif umum Pasal
17 Ayat (1) Huruf (a).
110
Penghitungan Teknis
(Upah Harian, Satuan, Borongan)
Upah Harian/
Upah Hasil
Konversi
Penghasilan
kumulatif
per bulan <
Rp
2.025.000,0
0
Penghasilan
harian < Rp
200.000,00
Tidak dikenai
pajak
Penghasilan
harian > Rp
200.000,00
DPP =
Penghasilan
yang melebihi Rp
200.000,00Tarif berlaku
adalah tarif lapis
pertama (5%)
Penghasilan
kumulatif
per bulan >
Rp
2.025.000,0
0
DPP =
Penghasilan
harian – PTKP
harianTarif berlaku
adalah tarif lapis
pertama (5%)Penghasilan
kumulatif
per bulan >
Rp
7.000.000,0
0
DPP =
Penghasilan
disetahunkan -
PTKPTarif berlaku
adalah tarif
progresif pasal
17.
111
Ilustrasi
(Upah Harian)
112
Tunggul Ametung (berstatus menikah dan
belum memiliki anak) selama bulan Januari 2013
bekerja sebagai tenaga kerja lepas di suatu
perusahaan selama 15 hari dan menerima upah
harian sebesar Rp 250.000,00. Berapakah besar
PPh 21 yang harus dipotong oleh perusahaan
sepanjang hari – hari pelaksanaan pekerjaan oleh
Tunggul Ametung?
Ilustrasi
(Upah Harian)
113
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp
2.025.000,00
= 2.025.000/ 250.000
= 8,1 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 8
DPP = 250.000 – 200.000
= 50.000
PPh dipotong per hari = 5% x 50.000
= Rp 2.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 9
Penghasilan selama 9 hari = 2.250.000
PTKP selama 9 hari = 9 x (26.325.000/ 360)
= 658.125
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke – 9
DPP = 2.250.000 – 658.125
= 1.591.875
PPh terutang s/ d hari ke – 9 = 5% x 1.591.875
= Rp 79.593,75
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke – 8 = 8 x 2.500
= Rp 20.000,00
PPh dipotong di hari ke – 9 = 79.593,75 – 20.000
= Rp 59.593,75
c. Penghitungan di hari ke – 10 dan seterusnya
DPP = 250.000 – (26.325.000/ 360)
= 176.875,00
PPh dipotong per hari= 5% x 176.875,00
= Rp 8.843,75
Ilustrasi
(Upah Harian)
114
Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak
tetap sebagai pengecat rangka sepeda dengan menerima
upah satuan. Upah senilai Rp 27.000,00 untuk setiap rangka
sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja).
Secara rata – rata untuk setiap periodenya Dursasana dapat
mengecat 100 rangka sepeda. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan setiap periode pembayaran
upah? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
Upah per periode (100 x 27.000) Rp 2.700.000,00 Jurnal
Upah per hari Rp 225.000,00 Beban
gaji 2.700.000
DPP = 225.000 - (24.300.000/ 360) Utang PPh 21
94.500
Ilustrasi
(Upah Satuan)
115
Citraksa adalah tukang bangunan dengan sistem
borongan. Atas pekerjaaan tersebut, pemberi kerja akan
membayar Citraksa sebesar Rp 1.150.000, di mana
diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5 hari.
Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan atas
pekerjaan borongan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Jawaban : Upah per periode Rp
1.150.000,00
Upah per hari Rp
230.000,00
DPP = 230.000 - 200.000
= 30.000
PPh 21 = 5% x 5 x 30.000
Ilustrasi
(Upah Borongan)
116
Aswatama bekerja sebagai pegawai tidak
tetap bagi suatu perusahaan. Selama bulan Januari
2013, Aswatama bekerja selama 18 hari dengan
upah harian sebesar Rp 175.000,00 yang
dibayarkan secara bulanan. Jika Aswatama
berstatus menikah dengan seorang anak,
berapakah besar PPh 21 yang seharusnya
dikenakan terhadapnya?
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
117
Jawaban :
Upah selama Januari (18 x 175.000)
Rp 3.150.000,00
Penghasilan netto setahun Rp
37.800.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 24.300.000,00
Status kawin Rp 2.025.000,00
Tanggungan satu anak Rp 2.025.000,00
(Rp 28.350.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp
9.450.000,00
Pajak terutang setahun Rp
472.500,00
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
118
Tata Cara Penghitungan:
Bukan Pegawai
119
Tata Cara Penghitungan
Penghasilan
Bukan
Pegawai
Bersifat
Berkesinam
bungan
Memiliki
NPWP dan
berpenghasi
lan hanya
dari satu
pemberi
kerja.
DPP = 50%
x
Penghasilan
bruto –
PTKP
BulananBerpenghasi
lan lebih dari
satu
pemberi
kerja.
DPP = 50%
x
Penghasilan
brutoBersifat
Tidak
Berkesinam
bungan
DPP = 50%
x
Penghasilan
bruto
120
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1)
Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih
Ketentuan Khusus (1)
121
Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut
mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya
dengan upah yang diketahui, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Upah
pegawai dipekerjakan
Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut
melakukan penyerahan material atau barang,
maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Nilai
material atau barang
Ketentuan Khusus (2)
122
Atas dokter yang melakukan praktik di RS
atau klinik, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran
dari pasien sebelum dikurangi biaya dan
bagi hasil oleh RS atau klinik.
Agar dapat memperoleh pemotongan
PTKP, wanita bukan pegawai yang telah
menikah wajib diserahkan fotokopi NPWP
suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi
kartu keluarga.
Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya
membuka praktik di suatu klinik dengan memperoleh
penghasilan setiap bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar
proporsi 85% : 15%. Bima Sp.Og. telah memiliki NPWP dan
di tahun 2013 menerima bagi hasil dari klinik sebagai berikut.
Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas penghasilan
Yang diterima oleh Bima Sp.Og.?
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
123
Periode
Bagi Hasil
Diterima
Jan 46,750,000
Feb 38,250,000
Mar 41,225,000
Apr 45,475,000
Mei 45,900,000
Jun 41,650,000
Jul 44,625,000
Aug 39,950,000
Sep 36,550,000
Okt 43,775,000
Nov 39,525,000
Des 48,875,000
Jawaban :
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
124
Periode Bagi Hasil Diterima
PenghasilanBruto
(100/ 85xBagi Hasil)
50%PenghasilanBruto PTKP
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 2,025,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 2,025,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 2,025,000
Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 2,025,000
Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 2,025,000
Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 2,025,000
Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 2,025,000
Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 2,025,000
Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 2,025,000
Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 2,025,000
Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 2,025,000
Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 2,025,000
Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 24,300,000
Jawaban :
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
125
Periode PKP PKPKumulatif Tarif PPhTerutang
Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750
Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750
Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500
18,175,000 68,175,00015% 2,726,250
Apr 24,725,000 92,900,00015% 3,708,750
Mei 24,975,000 117,875,00015% 3,746,250
Jun 22,475,000 140,350,00015% 3,371,250
Jul 24,225,000 164,575,00015% 3,633,750
Aug 21,475,000 186,050,00015% 3,221,250
Sep 19,475,000 205,525,00015% 2,921,250
Okt 23,725,000 229,250,00015% 3,558,750
Nov 20,750,000 250,000,00015% 3,112,500
475,000 250,475,00025% 118,750
Des 26,725,000 277,200,00025% 6,681,250
Total 277,200,000 39,300,000
Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang
memajang hasil karyanya di galeri seni untuk
diperjualbelikan. Atas setiap lukisan yang terjual, Bratasena
akan menerima permbayaran tunai di bulan berikutnya.
Selama tahun 2013, Bratasena menerima penghasilan dari
galeri seni dengan rincian sebagai berikut.
Bratasena telah menikah dengan memiliki dua anak,
serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak di
KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan
perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh
Bratasena dari galeri seni?
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa
NPWP)
126
Periode Penghasilan
Jan 17,000,000
Feb 15,500,000
Mar 16,750,000
Apr 19,000,000
Mei 14,500,000
Jun 13,250,000
Jul 16,000,000
Aug 15,250,000
Sep 13,000,000
Okt 18,000,000
Nov 18,500,000
Des 20,000,000
Jawaban :
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa
NPWP)
127
Periode PenghasilanBruto
50%xPenghasilan
Bruto(DPP)
DPPKumulatif Tarif
Tarif
Tanpa
PPhTerutang
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,00015% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,00015% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,00015% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,00015% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,00015% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,00015% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
Permadi merupakan seorang praktisi
sekaligus pengamat lepas. Permadi diundang
sebagai pembicara rangkaian pelatihan pegawai
selama tiga bulan penuh di tahun 2013 dengan
honorarium masing – masing Rp 95.000.000,00 dan
Rp 115.000.000,00. Berapakah pajak terutang atas
penghasilan Permadi?
Jawaban :
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 = 5% x (50% x 100.000.000)
+ 15% x (50% x 15.000.000)
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)
128
Abilawa merupakan seorang penyedia jasa
penerjemahan. Di bulan Februari 2013, suatu perusahaan
meminta jasa Abilawa untuk menerjemahkan, mengetik dan
mencetak 1.000 lembar dokumen. Abilawa meminta
pembayaran sejumlah Rp 15.000.000,00, telah termasuk di
dalamnya honor dua orang asisten pengetik sebesar Rp
1.000.000,00 dan biaya pembelian kertas cetak khusus
sebesar Rp 500.000,00.
a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan
Abilawa jika ia dapat menyerahkan dokumen
pemesanan kertas cetak khusus dan bukti
pembayaran honor asisten?
b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat
disediakan Abilawa?
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan &
Menyerahkan Barang)
129
Jawaban :
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x
1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh
terutang
= 120% x 375.000
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan &
Menyerahkan Barang)
130
Tata Cara Penghitungan:
Peserta Kegiatan
131
Tata Cara Penghitungan
132
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) =
Jumlah penghasilan bruto yang bersifat utuh dan
tidak dipecah
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17
Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20%
lebih tinggi.
Batara merupakan seorang mahasiswa yang
mengikuti kejuaraan olahraga, di mana penyelenggara
memberikan penggantian biaya transportasi, akomodasi, dan
konsumsi berdasar prinsip at cost. Selama kejuaraan, Batara
melakukan pengeluaran untuk ketiga pos biaya masing –
masing Rp 2.250.000,00, Rp 1.000.000,00, dan Rp
500.000,00. Penyelenggara melakukan penggantian di akhir
kegiatan, bersamaan dengan pemberian hadiah Rp
50.000.000,00 atas raihan Batara sebagai juara pertama.
Berapakah pajak penghasilan yang terutang oleh Batara?
Jawaban :
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 +
1.000.000 + 500.000)
Ilustrasi
(Peserta Kegiatan)
133
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Lain
134
Bentuk Pembayaran
Penerima
Penghasilan
Lain
Honorarium
Anggota
Dewan
Komisaris
Non
Pegawai
Jasa
Produksi,
Tantiem,
Gratifikasi,
Bonus
Diterima
Mantan
Pegawai
Penarikan
Dana
Pensiun
oleh
Pegawai
Aktif
135
Tata Cara Penghitungan
136
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum
sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (1) Huruf
(a) UU PPh.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan
jumlah kumulatif dari penghasilan bruto
yang diterima selama satu tahun kalender.
Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari
suatu perusahaan yang baru saja pensiun dari pekerjaannya
di bulan April 2013. Atas pensiunnya Dewabrata, perusahaan
berencana memberikan pembayaran tantiem senilai Ro
275.000.000,00 di bulan Juni 2013. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata atas
penghasilan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh
perusahaan?
Jawaban :
Pajak terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x
200.000.000 + 25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
137
Puntadewa merupakan seorang komisaris
independen di suatu perusahaan, tanpa melakukan
rangkap jabatan. Perusahaan membayarkan
honorarium kepada setiap komisarisnya secara
periodik per kuartal dengan nominal tetap senilai Rp
135.000.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan terhadap Puntadewa atas
penghasilan tersebut?
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
138
Jawaban :
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
139
Periode Pembayara
n
Pajak Terutang Kumula
tif
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x
85.000.000
= 15.250.000
135.000.
000
Kuartal
II
135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x
20.000.000
= 22.250.000
270.000.
000
Kuartal
III
135.000.000 25% x 135.000.000
= 33.750.000
405.000.
000
Kuartal
IV
135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x
40.000.000
=35.750.000
540.000.
000
Samiaji, seorang lajang, bekerja sebagai pegawai
tetap bagi suatu perusahaan, dengan menerima
penghasilan bulanan yang terdiri atas gaji pokok senilai
Rp 4.000.000,00 dan tunjangan pendidikan anak senilai
Rp 500.000,00 per bulan. Samiaji mengikuti program
pensiun sejak pertama kali bekerja di perusahaan, dan
di tahun 2013 ia membayarkan iuran dana pensiun
senilai Rp 535.000,00 per bulan.
Samiaji menghadapi kekurangan penghasilan dan
melakukan penarikan dana pensiun yang telah
disetorkannya masing – masing senilai Rp
10.000.000,00 di Bulan Januari, Rp 12.500.000,00 di
Bulan Februari, Rp 17.500.000,00 di Bulan Maret, dan
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
140
Jawaban :
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
141
Periode Pembayara
n
Pajak Terutang Kumula
tif
Januari 10.000.000 5% x 10.000.000
= 500.000
10.000.0
00
Februari 12.500.000 5% x 12.500.000
= 625.000
22.500.0
00
Maret 17.500.000 5% x 17.500.000
= 875.000
40.000.0
00
April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x
15.000.000
=2.750.000
65.000.0
00
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Atas Beban APBN/
APBD
142
PPh 21 Terkait APBN/ APBD
Penggunaa
n APBN/
APBD, PPh
21
Dipotong
Bendahara
wan
Penggajian
PNS
Berstatus
Tetap.
Penggajian
Tenaga
Honorer,
Wiyata
Bakti, dan
Pegawai
Tidak
Tetap Lain.
Remunera
si kepada
bukan
pegawai
yang
dimanfaatk
an
jasanya.
Kompensa
si bagi
peserta
kegiatan,
perlombaa
n, dan
sejenisnya.
143
Pola Pembayaran
Penghasilan
Dibebankan
ke APBN/
APBD
Bersifat
Tetap dan
Teratur
DPP =
Penghasilan
Netto - PTKP
Berlaku tarif
umum Pasal
17 Ayat (1)
Huruf (a)
Bersifat
Tidak Tetap
dan Tidak
Teratur
DPP =
Penghasilan
Bruto
Berlaku tarif
khusus,
bersifat final.
144
Biaya perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan.
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak
Teratur
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
• Penghasilan bagi PNS Gol. I & II,
Tamtama & Bintara TNI/ Polri, berikut
pensiunannya.
0% dari Penghasilan bruto,
atas:
• Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira
Pertama TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
5% dari Penghasilan bruto,
atas:
• Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira
Menengah & Tinggi TNI/ Polri, berikut
pensiunannya.
15% dari Penghasilan bruto,
atas:
145
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
146
Kolonel Narada (berstatus menikah dengan
dua anak) merupakan perwira menengah di
lingkungan TNI Angkatan Udara. Setiap bulan, ia
menerima penghasilan berupa gaji pokok sebesar
Rp 5.450.000,00, tunjangan istri sebesar 10% dari
gaji pokok, tunjangan anak sebesar 2% dari gaji
pokok per anak, tunjangan jabatan sebesar Rp
1.550.000,00, dan tunjangan beras sebesar Rp
625.000,00. Kolonel Narada mengikuti pula program
pensiun dengan iuran bulanan sebesar 4,75% dari
gaji pokok. Bagaimanakah penghitungan PPh 21
atas penghasilan Kolonel Narada? Bagaimana
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
147
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 5.450.000
Beban tunjangan
2.938.000
Utang Dana Pensiun
258.875 Utang
PPh 21
360.096
Kas
7.769.029
Gaji pokok 5,450,000
Tunjanganistri 545,000
Tunjangananak 218,000
Tunjanganjabatan 1,550,000
Tunjanganberas 625,000
Penghasilanbrutoperbulan 8,388,000
(Biayajabatan) (419,400)
(Iurandanapensiunyangdibayarsendiri) (258,875) (678,275)
Penghasilannettoperbulan 7,709,725
Penghasilannettosetahun 92,516,700
(PTKP)
WPsendiri (24,300,000)
Statuskawin (2,025,000)
Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000)
PenghasilanKenaPajak 62,141,700
PembulatanPKP 62,141,000
Pajakterutangsetahun
5%x50,000,000 2,500,000
15%x12,141,000 1,821,150 Rp4,321,150.00
Pajakterutangperbulan Rp360,095.83
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak
Teratur)
148
Ismaya (berstatus menikah dengan tiga anak)
merupakan seorang PNS golongan IV B dan eselon II.
Ismaya diberikan penugasan sampingan untuk memberikan
materi dalam rangkaian pelatihan dengan menerima honor
sebesar Rp 3.000.000,00 untuk setiap pelatihan
Bagaimanakah perlakuan PPh 21 atas penghasilan Ismaya?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000
= Rp 1.350.000,00
Pemotongan atas honor bersifat final.
Jurnal Beban honor 9.000.000
Utang PPh final 1.350.000
Kas 7.650.000
Pencatatan Transaksi PPh 21
 Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja
 Jumlah yang ditanggung pemberi kerja
 Menambah beban gaji.
 Jumlah yang ditanggung pegawai
 Mengurangi kas yang diterima pegawai.
 Jumlah komitmen pada pihak lain
 Diakui sebagai utang (misal pajak, iuran
pensiun, dan asuransi).
149
PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar
Rp 3.500.000,00, dengan iuran pensiun sebesar Rp
65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00.
Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan
jika:
a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh
perusahaan.
b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh
pegawai.
c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun
dan dibayarkan oleh perusahaan.
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran
Pensiun)
150
Jawaban :
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran
Pensiun)
151
a. Bebangaji 3,500,000
Bebantunjanganiuranpensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utangiuranpensiun 65,000
UtangPPh21 42,250
b. Bebangaji 3,500,000
Kas 3,457,750
UtangPPh21 42,250
c. Bebangaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utangiuranpensiun 65,000
UtangPPh21 42,250
Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp
2.275.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00, dengan
PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar sendiri
asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar
Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan.
Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran
Asuransi)
152
Bebangaji 2,275,000
Bebantunjanganiuranpensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utangiuranpensiun 35,000
UtangPPh21 21,450
Utangasuransi kecelakaan 15,000
Utangasuransi kematian 17,500
PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang
bersifat tidak berkesinambungan bagi akturaris yang
secara insidental dipekerjakan oleh perusahaan.
Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium
sebesar Rp 17.500.000,00. Bagaimanakah
Perusahaan melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak
Berkesinambungan)
153
PPh21yangdipotong :5%x5%x17.500.000
:Rp437.500,00
Pencatatan
Bebangaji 17,500,000
Kas 17,062,500
UtangPPh21 437,500
Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran
pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing –
masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan
mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT
masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok.
Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2%
dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950.
Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
Jawaban :
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran
Jamsostek)
154
Bebangaji 4,550,000
Bebantunjanganiuranpensiun 95,000
Bebantunjanganasuransi JKM 22,750
Bebantunjanganasuransi JKK 13,650
Bebantunjanganasuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050
Utangiuranpensiun 150,000
Utangasuransi JKM 22,750
Utangasuransi JKK 13,650
Utangasuransi JKK 259,350
UtangPPh21 33,950
155
Landasan Hukum:
Pasal 26 UU PPh
Definisi
156
Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal
dari Indonesia yang diterima atau diperoleh WP
luar negeri selain BUT.
Subjek PPh 26 dapat merupakan WP luar negeri
orang pribadi atau WP organisasi internasional.
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui
pemotongan oleh pihak pemberi penghasilan.
Cara Pemenuhan
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Badan Pemerintah.
Subjek pajak dalam negeri.
Penyelenggara kegiatan.
Bentuk Usaha Tetap.
Perwakilan perusahaan luar negeri.
157
Saat Terutang, Penyetoran, dan
Pelaporan
158
PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi
antara akhir bulan diterimanya penghasilan atau
akhir bulan diperolehnya penghasilan.
Atas PPh 26 yang dipotong, wajib disetorkan
paling lambat tanggal 10 masa pajak berikutnya
setelah saat terutang.
Pemotong wajib melakukan pelaporan SPT Masa
paling lambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1)
• Dividen
• Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain
terkait pengembalian utang.
• Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait
penggunaan harta.
• Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
atau kegiatan.
• Hadiah dan penghargaan.
• Pensiun dan pembayaran berkala lain.
• Premi swap dan transaksi lindung nilai lain.
• Keuntungan atas pembebasan utang.
20% dari jumlah bruto, dan bersifat
final, atas:
159
Friedrich merupakan seorang seorang pengusaha
yang memiliki kegiatan bisnis di Asia Timur melalui
pemberian dana pinjaman berbunga rendah. Selama 2013,
Friedrich telah meminjamkan dana dengan rata – rata pokok
pinjaman tertimbang sebesar $ 3.000.000 dan tingkat bunga
rata – rata 7,5% p.a. Kurs KMK ditetapkan konstan
sepanjang tahun pada tingkat Rp 10.100,00/ $. Berapakah
total beban PPh 26 yang seharusnya dipotong oleh para
debitur Friedrich? Bagaimana penjurnalan oleh debitur?
Jawaban :
Pajak terutang = 20% x (7,5% x 3.000.000 x 10.100)
= 20% x 2.272.500.000
= Rp 454.500.000,00
Jurnal Beban bunga 2.272.500.000
Ilustrasi
(Penghasilan Bunga)
160
Barbarossa merupakan seorang dokter
berkewarganegaraan asing yang selama periode Januari –
Maret 2013 tinggal di Indonesia untuk memberikan jasa
pendampingan riset bagi suatu rumah sakit yang baru berdiri.
Barbarossa menerima pembayaran senilai $ 32.750 yang
dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang
berlaku di awal januari adalah Rp 10.350,00/ $. Berapakah
total beban PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas
penghasilan Barbarossa? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Jawaban :
Pajak terutang = 20% x (32.750 x 10.350)
= 20% x 338.962.500
= Rp 67.792.500,00
Ilustrasi
(Pendapatan Jasa)
161
Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2)
• Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh
Pasal 4 Ayat (2).
• Premi asuransi dan premi reasuransi kepada
perusahaan asuransi luar negeri.
• Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di
tax haven country yang berhubungan istimewa dengan
badan atau BUT di Indonesia.
20% dari perkiraan penghasilan netto, dan
bersifat final, atas:
• Penghasilan atas Bentuk Usaha Tetap.
• Dikecualikan dari pengenaan, jika penghasilan tersebut
ditanamkan kembali di Indonesia.
20% dari PKP setelah pajak, dan bersifat
final, atas:
162
Perkiraan Penghasilan Netto
• Atas premi yang dibayar tertanggung kepada
perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi
dalam negeri kepada perusahaan asuransi luar
negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi
dalam negerikepada perusahaan asuransi luar
negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi
Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan
asuransi luar negeri.
• Perkiraan Penghasilan Netto = 25% x Harga Jual
Atas penghasilan penjualan saham perusahaan antara di
tax haven country yang berhubungan istimewa dengan
badan atau BUT di Indonesia.
163
Von Bleucher merupakan seorang WNA direktur
pemasaran bagi perusahaan yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia. Atas rencananya
untuk menetap permanen di Indonesia, Von Bleucher
merasa perlu mengasuransikan kesehatan keluarganya
dengan mengikuti program asuransi yang
diselenggarakan perusahaan asuransi di negara asalnya
dengan nilai premi $ 1.650 per tahun. Kurs KMK yang
berlaku saat pembayaran premi adalah senilai Rp
10.300,00/ $. Berapakah besar PPh 26 yang
seharusnya dipotong terhadap perusahaan asuransi luar
negeri tersebut jika:
a. Premi tersebut dibayarkan oleh Von Bleucher
Ilustrasi
(Premi Asuransi)
164
Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 1.650
x 10.300)
= 20% x 8.497.500
= Rp 1.669.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 1.650
x 10.300)
= 20% x 1.669.500
= Rp 339.900,00
Ilustrasi
(Premi Asuransi)
165
PT. Universal merupakan unit BUT yang
dimiliki oleh suatu perusahaan asing. Di tahun 2013,
PT. Universal mencatatkan peredaran bruto sebesar
Rp 24.000.000.000,00 serta total biaya operasi dan
non operasi sesuai laporan finansial sebesar Rp
20.350.000,00. Atas pemeriksaan ulang, nilai
tersebut perlu mendapatkan koreksi fiskal positif
senilai Rp 2.585.000.000,00. Jika penghasilan BUT
seluruhnya dikirimkan kepada perusahaan induk,
berapakah PPh 26 yang seharusnya dipotong
terhadap penghasilan PT. Universal? Bagaimana
PT. Universal melakukan penjurnalan?
Ilustrasi
(Laba BUT)
166
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp
20.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 2.585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x
(6.235.000.000 - 1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
Ilustrasi
(Laba BUT)
167
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp
6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 3.650.000.000
Laba Ditahan 3.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000
Ilustrasi
(Laba BUT)
168
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final
Penghasilan kantor pusat dari usaha,
kegiatan, penjualan barang, atau
pemberian jasa yang serupa dengan
kegiatan BUT.
Penghasilan kantor pusat selama
terdapat hubungan efektif antara BUT
dengan harta atau kegiatan sumber
penghasilan.
Penghasilan WP LN orang pribadi atau
badan yang berubah menjadi WP DN
orang pribadi atau BUT.
169
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B)
WP luar negeri dapat
dikenai pajak di
Indonesia sekaligus
di negara asal.
P3B
mengatur
tarif dan hak
pemajakan,
sehingga
pengenaan
pajak hanya
satu kali.
Tarif PPh 26 menjadi
tidak berlaku ketika
terdapat P3B.
170
Zheng He merupakan warga negara China yang
memiliki HAKI yang diakui di dunia. Sebuah perusahaan di
Indonesia memanfaatkan HAKI Zheng He dan membayarkan
royalti sebesar Rp 195.000.000,00 setiap tahunnya.
Pemerintah Indonesia dan China terikat P3B dengan
ketentuan atas royalti dipungut pajaknya oleh Pemerintah
Indonesia dengan tarif 10%. Bagaimanakah perusahaan
tersebut melakukan penjurnalan?
Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 195.000.000
= 19.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 195.000.000
Ilustrasi
(Penerimaan Royalti)
171
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang –
Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Kieso, Weygandt, and Warfield. 2010. “Intermediate
Accounting IFRS Edition”. New York: Wiley and Sons.
Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
172
173
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau
dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan
Diah febriani 1301103010036-pajak hiburanDiah febriani 1301103010036-pajak hiburan
Diah febriani 1301103010036-pajak hiburanDiah Febriani Sutomo
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaUniversity of Brawijaya
 
01.kebijakan akuntansi-pendapatan
01.kebijakan akuntansi-pendapatan01.kebijakan akuntansi-pendapatan
01.kebijakan akuntansi-pendapatanAli Mashduqi
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakFair Nurfachrizi
 
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...Kanaidi ken
 
88594031 makalah-arus-kas
88594031 makalah-arus-kas88594031 makalah-arus-kas
88594031 makalah-arus-kasjuwis123
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmVeD VeD
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Lutfi Ardhani
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfAprisaangrariani
 

What's hot (20)

PPN objek
PPN objekPPN objek
PPN objek
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21PPH Pasal 21
PPH Pasal 21
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan
Diah febriani 1301103010036-pajak hiburanDiah febriani 1301103010036-pajak hiburan
Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
 
01.kebijakan akuntansi-pendapatan
01.kebijakan akuntansi-pendapatan01.kebijakan akuntansi-pendapatan
01.kebijakan akuntansi-pendapatan
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
 
Penyidikan Pajak
Penyidikan PajakPenyidikan Pajak
Penyidikan Pajak
 
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
 
88594031 makalah-arus-kas
88594031 makalah-arus-kas88594031 makalah-arus-kas
88594031 makalah-arus-kas
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
 

Similar to Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013

PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxGilangAntono
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptHandiPurnomo8
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptBesarArdhiNugraha
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptxAlleAldine
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.pptCesiliaArum1
 

Similar to Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013 (20)

PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
Materi uts pajak
Materi uts pajakMateri uts pajak
Materi uts pajak
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 

Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013

  • 1. 1
  • 2. Catatan Materi terkait pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri/ WP OP DN (PPh Pasal 21) yang dipaparkan dalam presentasi ini disusun berdasar Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/ PJ/ 2012 yang mengatur pengenaan pajak sejak tanggal 1 Januari 2013. Pelaksanaan pemotongan bagi tahun pajak yang lebih awal dibandingkan tanggal tersebut diatur berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/ PJ/ 2009 j.o. PER-57/ PJ/ 2009 sebagaimana dipaparkan dalam presentasi yang telah dipublikasikan sebelumnya. 2
  • 4. 4 Landasan Hukum: Pasal 21 UU PPh Peraturan Dirjen Pajak No. PER-31/ PJ/ 2012
  • 5. Definisi 5 Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang Pribadi Dalam Negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain dengan nama apapun. Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan. Saat Terutang Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang Pribadi Dalam Negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain dengan nama apapun.
  • 6. Perbedaan Pengenaan PPh 21 • WP Dalam Negeri (DN). PPh 26 • Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN). 6
  • 7. Subjek Pajak Pegawai. Penerima uang pesangon, pensiun, Tunjangan/ Jaminan Hari Tua (THT/ JHT), termasuk ahli waris. Bukan Pegawai yang melakukan pemberian jasa. Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas non pegawai. Mantan pegawai. Peserta kegiatan. 7
  • 8.  Tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.  Pekerja seni.  Olahragawan.  Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.  Pengarang, peneliti, dan penerjemah.  Pemberi jasa dalam segala bidang atau kepada suatu kepanitiaan.  Agen iklan.  Pengawas atau pengelola proyek.  Pembawa pesanan atau perantara.  Petugas penjaja barang dagangan.  Petugas dinas luar asuransi.  Distributor MLM, direct selling, atau sejenis. Subjek Pajak (Bukan Pegawai yang Melakukan Pemberian Jasa) 8
  • 9. Pengecualian Subjek • Bukan WNI. • Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di luar jabatannya. • Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik. Pejabat negara asing seperti perwakilan diplomatik atau konsulat, berikut orang yang diperbantukan kepadanya, dengan syarat: • Bukan WNI. • Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/ pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan. Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat: 9
  • 10. Objek Pajak (1) 10 Penghasilan Pegawai Tetap. Penghasilan teratur penerima pensiun. Pembayaran sekaligus uang pesangon, pensiun, THT, JHT selepas 2 tahun sejak berhenti bekerja.Upah pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas secara harian, mingguan, satuan, borongan atau yang dibayarkan secara bulanan.
  • 11. Objek Pajak (2) 11 Imbalan kepada Bukan Pegawai yang melakukan pemberian jasa. Imbalan kepada peserta kegiatan. Penghasilan anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas non pegawai. Pembayaran kepada mantan pegawai. Penarikan dana pensiun oleh pegawai.
  • 12. Pengecualian Objek Santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa. Natura yang diberikan oleh WP atau Pemerintah. Iuran kepada dana pensiun , THT, JHT dibayar pemberi kerja. Zakat atau sumbangan keagamaan wajib yang diterima OP. Beasiswa. 12
  • 13. Ketentuan Khusus 13 Natura dan/ atau kenikmatan lain diperhitungkan sebagai penghasilan, jika dan hanya jika, diberikan oleh: bukan WP, WP yang dikenai PPh final, atau WP yang menggunakan norma penghitungan khusus. Natura dan/ atau kenikmatan lainnya yang diukur berdasarkan harga pasar atau nilai wajar.
  • 14. Objek PPh 21 Final Penghasilan tidak tetap atau tidak teratur yang menjadi beban APBN atau APBD. (PMK No. 262/ PMK.03/ 2010) Dana pensiun yang dialihkan dengan membeli anuitas seumur hidup. (Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001) Uang tebusan pensiun. (PP No. 68 Tahun 2009) Uang pesangon. (PP No. 68 Tahun 2009) 14
  • 15. Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Pemberi kerja berbentuk OP, Badan, atau BUT. Bendaharawan Pemerintah. Dana pensiun, penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, THT, atau JHT. OP atau Badan yang melakukan pembayaran kepada WP DN yang melakukan pekerjaan bebas atau SPLN. Penyelenggara kegiatan. 15
  • 16. Pengecualian Pemotong Kantor perwakilan negara asing. Organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menkeu. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. 16
  • 17. Alur Perpajakan WP OP Beban Pajak Kini sesuai SPT (Tidak termasuk PPh Final) Dikurangi • Kredit PPh 21 Dikurangi • Kredit Pajak Lain (PPh 22, 23, 24) Dikurangi • Pajak yang Dibayar Sendiri (Angsuran PPh 25) Akhir Tahun • Pajak Kurang (Lebih) Bayar 17
  • 18. PPh 21 Lebih Bayar 18 Jika WP menyampaikan SPT lebih bayar, maka SPT disampaikan maksimal 3 tahun setelah berakhirnya tahun pajak bersangkutan. Jika SPT disampaikan melewati 3 tahun sesudah berakhirnya tahun pajak dan WP telah ditegur secara tertulis, maka pelaporan tidak dianggap sebagai SPT PPh.
  • 19. Lapisan Tarif 19 No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif 1 0 s/d Rp 50.000.00,00 5% 2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 15% 3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 25% 4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%
  • 20. Kepemilikan NPWP 20 Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan tarif dikenakan persentase 20% lebih tinggi. Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek PPh 21 yang bersifat final. Jika NPWP diperoleh di pertengahan tahun berjalan, maka perubahan penghitungan berlaku untuk periode setelahnya dan tidak berlaku surut. Atas pajak lebih bayar yang dibebankan di periode sebelumnya di tahun berjalan, dapat dijadikan dasar untuk meyesuaikan (mengurangi) pajak di periode setelahnya.
  • 21. Dasar Pengenaan (1) • Berlaku PKP = Penghasilan netto - PTKP • Pegawai tetap. • Penerima pensiun berkala. • Berlaku PKP = Penghasilan bruto - PTKP • Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayarkan bulanan. • Pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif sebulan melebihi Rp 2.025.000,00. • Berlaku PKP = 50% dari penghasilan bruto – PTKP per bulan • Bukan pegawai yang menerima penghasilan berkesinambungan (baik Penghasilan Kena Pajak (PKP) 21
  • 22. Dasar Pengenaan (2) • Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, mingguan, satuan, atau borongan. • Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan tidak melebihi Rp 2.025.000,00. Penghasilan yang Melebihi Rp 200.000,00 Sehari • Bukan pegawai yang menerima penghasilan tidak berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun bukan). 50% dari Penghasilan Bruto • Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau diperoleh dalam suatu periode atau saat dibayarkan. • Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain yang telah diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya. Penghasilan Bruto 22
  • 23. Elemen PTKP 23 No. Elemen PTKP 1 WP Sendiri Rp 24.300.000, 00 2 Status Kawin Rp 2.025.000,0 0 3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah maksimal tiga orang tanggungan. Rp 2.025.000,0 0 4 PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung. Rp 24.300.000, 00
  • 24. Tata Cara Penghitungan Tata Cara Penghitun gan Pegawai Tetap Penghasi lan di Akhir Masa Kerja Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kerja Lepas Bukan Pegawai Peserta Kegiatan Penerim a Lain Penerim a Atas Beban APBN/ APBD 24
  • 26. Pegawai Tetap (1) Penghasilan Bruto • Dikurangi Biaya Jabatan • Dikurangi Iuran Dana Pensiun, JHT, THT Dibayar Sendiri • Diperoleh Penghasilan Netto 26 Senilai 5% dari penghasilan bruto. Maksimal senilai Rp 500.000,00 per bulan atau Rp 6.000.000,00 per tahun.
  • 27. Tata Cara Penghitungan (2) Penghasilan Netto • Dikurangi PTKP • Diperoleh Penghasilan Kena Pajak • Dikalik an Tarif Pajak Terutang 27
  • 28. Penghasilan Pegawai Tetap Gaji Pokok Tunjangan Berkesinambungan Uang Rapel Imbalan Tahunan Natura 28
  • 29. Perspektif Pemberi Kerja Pemotong an PPh 21 oleh pemberi kerja Diakui sebagai “Beban Gaji” di Laporan Laba Rugi Memuncul kan “Utang PPh 21” di Laporan Posisi Keuangan 29
  • 30. Penghitungan Teknis 30 Gaji pokok XXX Tunjangan,bonus,imbalanbulananlain XXX IuranJKK,JKM,JPKyangdibayarperusahaan XXX Penghasilanbrutoperbulan XXX (Biayajabatan) (YYY) (Iurandanapensiun,JHT,THTyangdibayarkaryawan) (YYY) Penghasilannettoperbulan{x12} XXX Penghasilannettosetahun XXX (PTKP) (YYY) PenghasilanKenaPajak{xTarif} XXX Pajakterutangsetahun{/12} ZZZ Pajakterutangperbulan ZZZ
  • 31. Ilustrasi (Gaji Bulanan) 31 Kertarajasa pada tahun 2013 memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 3.750.000,00 dan membayar iuran pensiun yang ditanggung sendiri sebesar Rp 150.000,00. Kertarajasa telah menikah dan memiliki tiga orang anak. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kertarajasa? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 32. Ilustrasi (Gaji Bulanan) 32 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 3.750.000 Utang Dana Pensiun 150.000 Utang PPh 21 35.625 Kas 3.564.375 Gajipokok 3,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000 (Biayajabatan) (187,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (337,500) Penghasilannettoperbulan 3,412,500 Penghasilannettosetahun 40,950,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 8,550,000 Pajakterutangsetahun 5%x8,550,000 427,500 Rp427,500.00 Pajakterutangperbulan Rp35,625.00
  • 33. Ilustrasi (Gaji Bulanan) 33 Kudungga adalah pegawai yang menikah dengan dua anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 5.000.000. Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3% dari gaji. Perusahan menanggung iuran JHT setiap bulan yakni 3.7% dari gaji, sedangkan Kudungga membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di samping itu, perusahaan juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya dengan membayar iuran pensiun untuk Kudungga ke dana
  • 34. Ilustrasi (Gaji Bulanan) 34 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 5.000.000 Beban JKK 25.000 Beban JKM 15.000 Beban JHT 185.000 Beban Dapen 125.000 Utang JKK 25.000 Gajipokok 5,000,000 IuranJKKyangdibayarperusahaan 25,000 IuranJKMyangdibayarperusahaan 15,000 Penghasilanbrutoperbulan 5,040,000 (Biayajabatan) (252,000) (IuranJHTyangdibayarkaryawan) (100,000) (iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (447,000) Penghasilannettoperbulan 4,593,000 Penghasilannettosetahun 55,116,000 (PTKP) WPSendiri (24,300,000) StatusKawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 24,741,000 Pajakterutangsetahun 5%x24,741,000 1,237,050 Rp1,237,050 Pajakterutangperbulan Rp103,087.50
  • 35. Ilustrasi (Gaji Harian) 35 Hayam Wuruk adalah seorang pegawai tetap perusahaan dengan memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 159.500. Dia berstatus kawin dan memiliki seorang anak. Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan 1% dan 0.3% dari gaji. Perusahaan membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 3.7% dari gaji, sedangkan Hayam Wuruk membayar iuran pensiun Rp 47.500 dan JHT sebesar 2% dari gaji.
  • 36. Ilustrasi (Gaji Harian) 36 Jawaban: Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 159.500 Beban JKK 1.595 Beban JKM 479 Beban JHT 5.902 Utang JKK 1.595 Utang JKM 479 Utang JHT Gajipokoksebulan(26x159,500) 4,147,000 IuranJKKyangdibayarperusahaan 41,470 IuranJKMyangdibayarperusahaan 12,441 Penghasilanbrutoperbulan 4,200,911 (Biayajabatan) (210,046) (IuranJHTyangdibayarkaryawan) (82,940) (iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (47,500) (340,486) Penghasilannettoperbulan 3,860,425 Penghasilannettosetahun 46,325,105 (PTKP) WPSendiri (24,300,000) StatusKawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 17,975,105 PembulatanPKP 17,975,000 Pajakterutangsetahun 5%x17,975,000 898,750 Rp898,750 Pajakterutangperbulan Rp74,895.83 Pajakterutangperhari Rp2,880.61
  • 37. Penghasilan Karyawati 37 Atas suami yang berstatus memiliki penghasilan, karyawati tidak berhak atas pengurangan elemen PTKP “Status Kawin” sebesar Rp 2.025.000,00. Atas suami yang berstatus tidak berpenghasilan, karyawati berhak atas pengurangan elemen PTKP “Status Kawin” sebesar Rp 2.025.000,00. Syarat yang harus dipenuhi adalah keberadaan surat keterangan dari Pemerintah Daerah setempat, minimal di tingkat Kecamatan.
  • 38. Ilustrasi (Karyawati) 38 Tribhuwanatunggadewi adalah seorang karyawati dengan status menikah dan memiliki anak tunggal. Dia memperoleh gaji sebulan Rp 3.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 85.000,00. Berdasarkan surat keterangan dari kecamatan tempatnya berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak memiliki penghasilan apapun. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Tribhuwanatunggadewi? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 39. Ilustrasi (Karyawati) 39 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 3.350.000 Utang Dana Pensiun 85.000 Utang PPh 21 45.188 Kas 3.219.812 Gajipokoksebulan(26x159,500) 3,350,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,350,000 (Biayajabatan) (167,500) (iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (85,000) (252,500) Penghasilannettoperbulan 3,097,500 Penghasilannettosetahun 37,170,000 (PTKP) WPSendiri (24,300,000) StatusKawin (2,025,000) (26,325,000) PenghasilanKenaPajak 10,845,000 Pajakterutangsetahun 5%x10,845,000 542,250 Rp542,250 Pajakterutangperbulan Rp45,187.50
  • 40. Ilustrasi (Tunjangan Pajak) 40 Mahendradatta selama tahun 2013 memperoleh gaji sebulan Rp 4.150.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00. Mahendradatta telah menikah dan memiliki seorang anak. Mahendradatta memperoleh tunjangan pajak sebesar Rp 32.500,00 per bulan mulai tahun 2014. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mahendradatta di 2014? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 41. Ilustrasi (Tunjangan Pajak) 41 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 4.182.500 Utang Dana Pensiun 175.000 Utang PPh 21 71.792 Kas 3.935.708 Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar Gajipokok 4,150,000 Tunjanganpajak 32,500 Penghasilanbrutoperbulan 4,182,500 (Biayajabatan) (209,125) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (384,125) Penghasilannettoperbulan 3,798,375 Penghasilannettosetahun 45,580,500 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 17,230,500 PembulatanPKP 17,230,000 Pajakterutangsetahun 5%x17,230,000 861,500 Rp861,500.00 Pajakterutangperbulan Rp71,791.67
  • 42. Ilustrasi (PPh Ditanggung Perusahaan) 42 Mahendradatta, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi sebelumnya ternyata berkeberatan dengan rencana pemberian tunjangan pajak oleh perusahaan. Ia mengajukan permohonan agar penghargaan tersebut diganti bentuknya sebagai penanggungan pajak oleh perusahaan dengan nominal yang sama, yakni Rp 32.500,00 per bulan dan perusahaan menyetujuinya. Bagaimanakah implikasi permohonan yang diajukan Mahendradatta terhadap penghitungan PPh 21? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 43. Ilustrasi (PPh Ditanggung Perusahaan) 43 Jawaban : Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan salah satu bentuk natura, sehingga secara umum tidak diperhitungkan sebagai penambah penghasilan pegawai dan termasuk non deductible expense bagi perusahaan. Jika ternyata perusahaan tempat Mahendradatta bekerja bukan merupakan wajib pajak, dikenai PPh final, atau menggunakan norma penghitungan khusus, maka natura ini akan menambah penghasilan Mahendradatta sebagaimana tunjangan pajak dan bersifat deductible bagi perusahaan. Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 4.150.000 Utang Dana Pensiun 175.000 Utang PPh 21 70.250 Kas 3.904.750 Gajipokok 4,150,000 Penghasilanbrutoperbulan 4,150,000 (Biayajabatan) (207,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (382,500) Penghasilannettoperbulan 3,767,500 Penghasilannettosetahun 45,210,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 16,860,000 Pajakterutangsetahun 5%x16,860,000 843,000 Rp843,000.00 Pajakterutangperbulan Rp70,250.00
  • 44. Ilustrasi (Tunjangan Penghasilan) 44 Ranggalawe (menikah dengan satu anak) merupakan seorang pegawai tetap perusahaan yang menerima gaji pokok sebesar Rp 6.250.000,00 per bulan. Di samping itu, Ranggalawe menerima pula tunjangan makan, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, dan tunjangan transportasi masing – masing sebesar 10%, 5% gaji pokok, Rp 135.000,00, dan Rp 235.000,00. Jika Ranggalawe mengikuti program pensiun dengan iuran Rp 132.500,00 per bulan, berapakah PPh 21 yang dipotong atas penghasilan Ranggalawe? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 45. Ilustrasi (Tunjangan Penghasilan) 45 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 6.250.000 Beban tunjangan 1.307.500 Utang Dana Pensiun 132.500 Utang PPh 21 286.021 Kas 7.138.979 Gaji pokok 6,250,000 Tunjanganmakan 625,000 Tunjangankeluarga 312,500 Tunjangankesehatan 135,000 Tunjangantransportasi 235,000 Penghasilanbrutoperbulan 7,557,500 (Biayajabatan) (377,875) (Iurandanapensiunyangdibayarsendiri) (132,500) (510,375) Penghasilannettoperbulan 7,047,125 Penghasilannettosetahun 84,565,500 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 56,215,500 PembulatanPKP 56,215,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x7,640,000 932,250 Rp3,432,250.00 Pajakterutangperbulan Rp286,020.83
  • 46. Ilustrasi (Uang Rapel) 46 Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal, menerima kenaikan gaji di bulan September 2013, sehingga gaji pokoknya menjadi Rp 4.750.000,00. Kenaikan tersebut berlaku surut sejak 1 Januari 2013 sehingga Kertarajasa menerima uang rapel sejumlah Rp 8.000.000,00 untuk kekurangan di periode Januari – Agustus. Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan atas uang rapel Kertarajasa?
  • 47. Ilustrasi (Uang Rapel) 47 Jawaban:Gaji pokok 4,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 4,750,000 (Biayajabatan) (237,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (387,500) Penghasilannettoperbulan 4,362,500 Penghasilannettosetahun 52,350,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 19,950,000 Pajakterutangsetahun 5%x19,950,000 997,500 Rp997,500.00 Pajakterutangperbulan Rp83,125.00 PajakseharusnyadipotongJan-Aug(8x83.125) 665,000 PajaktelahdipotongJan-Aug)(8x35.625) 285,000 PPh21atasuangrapel Rp380,000.00
  • 48. Bentuk Imbalan Tahunan Jasa Produksi Tantiem Gratifikasi Tunjangan Hari Raya atau Tahun Baru Bonus Premi Penghasil an Sejenis Lain 48
  • 49. Penghitungan Teknis (Menerima Imbalan Tahunan) Gaji Pokok XXX Tunjangan,Bonus,ImbalanBulananLain XXX IuranJKK,JKM,JPKyangdibayarperusahaan XXX Penghasilansebelumbonusperbulan{x12} XXX Penghasilansebelumbonussetahun XXX Bonustahunan XXX Penghasilanbrutosetahun XXX (Biayajabatan) (YYY) (Iurandanapensiun,JHT,THTyangdibayarkaryawan) (YYY) Penghasilannettosetahun XXX (PTKP) (YYY) PenghasilanKenaPajak{xTarif} XXX Pajakterutangsetahun{/12} ZZZ Pajakterutangperbulan ZZZ Keterangan: Imbalantahunandapatberupabonus,tantiem,THR,atausejenisnya. 49
  • 50. Ilustrasi (Imbalan Tahunan) 50 Ken Arok adalah pegawai yang menikah dengan satu anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 4.350.000. Perusahaan mengikuti program Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga perusahaan harus membayar premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 112.500,00 per bulan. Ken Arok sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 95.000,00 dan JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di tahun berjalan perusahaan memberikan THR sebesar Rp
  • 51. Ilustrasi (Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji 51 Jawaban:Gaji pokok 4,350,000 IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750 IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050 Penghasilanbrutoperbulan 4,384,800 (Biayajabatan) (219,240) (IuranJHTyangdibayarkaryawan) (87,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (401,240) Penghasilannettoperbulan 3,983,560 Penghasilannettosetahun 47,802,720 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 19,452,720 PembulatanPKP 19,452,000 Pajakterutangatasgaji 5%x19,452,000 972,600 Rp972,600.00
  • 52. Ilustrasi (Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji dan THR 52 Jawaban:Gaji pokok 4,350,000 IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750 IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050 PenghasilansebelumTHRperbulan 4,384,800 PenghasilansebelumTHRsetahun 52,617,600 THR 6,500,000 Penghasilanbrutosetahun 59,117,600 (Biayajabatan) (2,955,880) (IuranJHTyangdibayarkaryawan) (1,044,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (1,140,000) (5,139,880) Penghasilannettosetahun 53,977,720 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 25,627,720 PembulatanPKP 25,627,000 Pajakterutangatasgaji danTHR 5%x25,627,000 1,281,350 Rp1,281,350.00
  • 53. Ilustrasi (Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas THR 53 Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji = 1.281.350 - 972.600 = Rp 308.750,00
  • 54. Dialektika Pajak: Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1) PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel {dilambangkan IT} dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan sebagai berikut. 1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji. 2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan besaran penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}. a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka: PPKP = 95% x IT. {Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan} b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00 maka: PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.00). {Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi 54
  • 55. Dialektika Pajak: Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2) 3. Membandingkan PKP semula {dilambangkan PKPS} dengan batas atas PKP lapisan tarif marginal semula {dilambangkan BATM}. a. Selama PPKP < (BATM – PKPS) maka: PPh atas IT = PPKP x Tarif marginal semula {Mengingat peningkatan PKP tidak mengubah lapisan tarif marginal} b. Jika PPKP > (BATM – PKPS) maka: PPh atas IT = (((BATM – PKPS) x Tarif marginal semula) + ((PKPS + PPKP – BATM) x Tarif di atas lapisan tarif marginal semula)) d. Penghitungan dengan metode langsung ini 55
  • 56. Ilustrasi (Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel) 56 Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal, menerima uang rapel sejumlah Rp 8.000.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas uang rapel berdasar metode langsung? Jawaban : Langkah (1) Gaji pokok 3,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000 (Biayajabatan) (187,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (150,000) (337,500) Penghasilannettoperbulan 3,412,500 Penghasilannettosetahun 40,950,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 8,550,000 Pajakterutangsetahun 5%x8,550,000 427,500 Rp427,500.00 Pajakterutangperbulan Rp35,625.00
  • 57. Jawaban : Langkah (2) PBS = 3.750.000 x 12 = 45.000.000 PBS + IT = 45.000.000 + 8.000.000 = 53.000.000 (PBS + IT) < 120.000.000, maka: PPKP = 95% x 8.000.000 = 7.600.000 Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 8.550.000 = 41.450.000 PPKP < (BATM – PKPS), maka: PPh atas IT = 5% x 7.600.000 = Rp 380.000,00 Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Ilustrasi (Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel) 57
  • 58. Ilustrasi (Penerapan Metode Langsung: THR) 58 Ken Arok, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal, menerima THR sejumlah Rp 6.500.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas THR Ken Arok berdasar metode langsung? Jawaban : Langkah (1) Gaji pokok 4,350,000 IuranJKKyangdibayarperusahaan 21,750 IuranJKMyangdibayarperusahaan 13,050 Penghasilanbrutoperbulan 4,384,800 (Biayajabatan) (219,240) (IuranJHTyangdibayarkaryawan) (87,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (95,000) (401,240) Penghasilannettoperbulan 3,983,560 Penghasilannettosetahun 47,802,720 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 19,452,720 PembulatanPKP 19,452,000 Pajakterutangatasgaji 5%x19,452,000 972,600 Rp972,600.00
  • 59. Jawaban : Langkah (2) PBS = 4.384.800 x 12 = 52.617.600 PBS + IT = 52.617.600 + 6.500.000 = 59.117.600 (PBS + IT) < 120.000.000, maka: PPKP = 95% x 6.500.000 = 6.175.000 Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 19.452.720 = 30.547.280 PPKP < (BATM – PKPS), maka: PPh atas IT = 5% x 6.175.000 = Rp 308.750,00 Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok Ilustrasi (Penerapan Metode Langsung: THR) 59
  • 60. Ilustrasi (Natura) 60 Udayana bekerja sebagai pegawai administratif pada suatu entitas yang berdasar ketentuan Menkeu diperbolehkan menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) dalam kegiatan perpajakannya. Udayana memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 3.150.000,00 dan menerima pembayaran lain dalam bentuk 20 kg sagu dan 5 kg gula setiap bulannya. Di daerah tempat tinggalnya, kedua komoditas tersebut rata – rata dihargai masing – masing Rp 10.000,00 per kg dan Rp 15.000,00 per kg. Jika Udayana telah menikah dan namun belum memiliki anak, bagaimanakah
  • 61. Ilustrasi (Natura) 61 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 3.425.000 Utang PPh 21 53.000 Kas 3.097.000 Persediaan 275.000 Gajipokok 3,150,000 Naturasagu(20x10.000) 200,000 Naturagula(5x15.000) 75,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,425,000 (Biayajabatan) (171,250) (171,250) Penghasilannettoperbulan 3,253,750 Penghasilannettosetahun 39,045,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) (26,325,000) PenghasilanKenaPajak 12,720,000 PembulatanPKP 12,720,000 Pajakterutangsetahun 5%x12,720,000 636,000 Rp636,000.00 Pajakterutangperbulan Rp53,000.00
  • 62. Ilustrasi (Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun) 62 Pati Unus mengajukan permohonan pensiun dini sebagai pegawai pemerintah dan disetujui di akhir tahun 2012. Di bulan Mei 2013, ia kembali bekerja di suatu perusahaan milik perseorangan. Gaji sebulan yang diterima Pati Unus adalah Rp 12.650.000,00, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp 250.000,00. Pati Unus telah menikah dan memiliki dua orang orang anak. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Pati Unus? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 63. Ilustrasi (Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun) 63 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 12.650.000 Utang Dana Pensiun 250.000 Utang PPh 21 590.469 Kas 11.809.531 Gajipokok 12,650,000 Penghasilanbrutoperbulan 12,650,000 (Biayajabatan) (632,500) (Maksimalbiayajabatan) (500,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (250,000) (750,000) Penghasilannettoperbulan 11,900,000 PenghasilannettoMei-Desember 95,200,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 64,825,000 PajakterutangMei-Desember 5%x50,000,000 2,500,000 15%x14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00 Pajakterutangperbulan Rp590,468.75
  • 64. Ilustrasi (Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun) 64 Trenggana merupakan WNA yang baru datang dan berniat tinggal di Indonesia sejak awal bulan Agustus 2013. Ia langsung memperoleh pekerjaan dengan gaji sebulan sebesar Rp 8.350.000,00. Hingga saat ini Trenggana masih melajang. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Trenggana? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 65. Ilustrasi (Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun) 65 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 8.350.000 Utang PPh 21 469.458 Kas 7.880.542 Gajipokok 8,350,000 Penghasilanbrutoperbulan 8,350,000 (Biayajabatan) (417,500) (417,500) Penghasilannettoperbulan 7,932,500 PenghasilannettoAgustus-Desember 39,662,500 Penghasilannettodisetahunkan 95,190,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) (24,300,000) PenghasilanKenaPajak 70,890,000 Pajakterutangdisetahunkan 5%x50,000,000 2,500,000 15%x20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00 PajakterutangAgustus-Desember Rp2,347,291.67 Pajakterutangperbulan Rp469,458.33
  • 66. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku) 66 Fatahillah memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 9.575.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di akhir bulan Maret 2013, Fatahillah berhenti dari pekerjaan yang semula. Jika Fatahillah telah menikah dan memiliki tiga orang orang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 67. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku): Penghitungan di Awal Tahun 67 Jawaban :Gaji pokok 9,575,000 Penghasilanbrutoperbulan 9,575,000 (Biayajabatan) (478,750) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (678,750) Penghasilannettoperbulan 8,896,250 Penghasilannettosetahun 106,755,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 74,355,000 PajakterutangMei -Desember 5%x50,000,000 2,500,000 15%x24,355,000 3,653,250 Rp6,153,250.00 Pajakterutangperbulan Rp769,156.25
  • 68. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku): Penghitungan Saat Berhenti 68 Jawaban : Atas besaran pajak lebih bayar, perusahaan wajib Gaji pokok 9,575,000 Penghasilanbrutoperbulan 9,575,000 (Biayajabatan) (478,750) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (678,750) Penghasilannettoperbulan 8,896,250 PenghasilannettoJanuari -Maret 26,688,750 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 0 PembulatanPKP 0 PajakterutangJanuari -Maret 5%x4,128,000 0 Rp0.00 PajakyangtelahdipotongJan-Feb(2x769,156) (Rp1,538,312) Pajakkurang(lebih)bayar (Rp1,538,312)
  • 69. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti) 69 Tirtayasa adalah bekerja bagi suatu perusahaan dengan gaji sebulan yang diterima sebesar Rp 14.250.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp 375.000,00. Atas prestasinya, Tirtayasa menerima bonus pertengahan tahun di 2013 sebesar Rp 45.000.000,00. Malangnya, di akhir bulan Agustus 2013 Tirtayasa mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Jika Tirtayasa meninggalkan seorang istri dan seorang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya di Agustus 2013?
  • 70. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti): PPh Atas Gaji 70 Jawaban :Gajipokok 14,250,000 Penghasilanbrutoperbulan 14,250,000 (Biayajabatan) (712,500) (Maksimalbiayajabatan) (500,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (375,000) (875,000) Penghasilannettoperbulan 13,375,000 Penghasilannettosetahun 160,500,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 132,150,000 Pajakterutangatasgaji 5%x50,000,000 2,500,000 15%x82,150,000 12,322,500 Rp14,822,500.00 PPh21perbulan Rp1,235,208.33
  • 71. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti): PPh Atas Gaji dan Bonus 71 Jawaban :Gajipokok 14,250,000 Penghasilansebelumbonusperbulan 14,250,000 Penghasilansebelumbonuspertahun 171,000,000 Bonus 45,000,000 Penghasilanbrutosetahun 216,000,000 (Biayajabatan) (10,800,000) (Maksimalbiayajabatan) (6,000,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (4,500,000) (10,500,000) Penghasilannettosetahun 205,500,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 177,150,000 Pajakterutangatasgajidanbonus 5%x50,000,000 2,500,000 15%x127,150,000 19,072,500 Rp21,572,500.00
  • 72. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti): PPh Atas Bonus 72 Pajak atas bonus= Pajak atas gaji dan bonus - Pajak atas gaji = 21.572.500 - 14.822.500 = Rp 6.750.000,00
  • 73. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti): Penghitungan Kembali 73 Jawaban: Gajipokok 14,250,000 Penghasilansebelumbonusperbulan 14,250,000 PenghasilansebelumbonusJanuari-Agustus 114,000,000 Bonus 45,000,000 PenghasilanbrutoJanuari-Agustus 159,000,000 (Biayajabatan) (7,950,000) (Maksimalbiayajabatan) (6,000,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (4,500,000) (10,500,000) PenghasilannettoJanuari-Agustus 148,500,000 Penghasilannettodisetahunkan 222,750,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 194,400,000 Pajakterutangataspenghasilandisetahunkan 5%x50,000,000 2,500,000 15%x144,400,000 21,660,000 Rp24,160,000.00 PajakterutangatasJanuari-Agustus Rp16,106,666.67
  • 74. Ilustrasi (Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti): Penghitungan di Masa Terakhir 74 Jawaban: PajakterutangperiodeJanuari -Agustus Rp14,106,666.67 Pajakyangtelahdipotongatasgaji Januari -Juli (7x1.235.208,00) (Rp8,646,456.00) Pajakyangtelahdipotongatasbonus (Rp6,750,000.00) Pajaklebihbayardi Agustus2012 (Rp1,289,789.33)
  • 75. Penghitungan di Masa Pajak Terakhir Masa Pajak Terakhir Bulan Desember (Bagi pegawai yang bekerja sepanjang tahun) PPh 21 = Pajak di bulan sebelumnya (Ketika tidak ada perubahan penghasilan)PPh 21 diperhitungkan kembali (Ketika ada perubahan penghasilan) Bulan terakhir saat pegawai berhenti bekerja. 75
  • 76. Ilustrasi (Masa Terakhir) 76 Senapati pada tahun 2013 memperoleh gaji sebulan Rp 5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di awal bulan April, Senapati memperoleh peningkatan gaji pokok senilai Rp 3.500.000,00. Jika Senapati telah menikah dan memiliki seorang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 di akhir bulan Desember?
  • 77. Ilustrasi (Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Pertama 77 Jawaban : Gaji pokok 5,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 5,750,000 (Biayajabatan) (287,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (487,500) Penghasilannettoperbulan 5,262,500 Penghasilannettosetahun 63,150,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 34,800,000 Pajakterutangsetahun 5%x34,800,000 1,740,000 Rp1,740,000.00 Pajakterutangperbulan Rp145,000.00
  • 78. Ilustrasi (Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Kedua 78 Jawaban : Gaji pokok 9,250,000 Penghasilanbrutoperbulan 9,250,000 (Biayajabatan) (462,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (200,000) (662,500) Penghasilannettoperbulan 8,587,500 Penghasilannettosetahun 103,050,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 74,700,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00 Pajakterutangperbulan Rp517,083.33
  • 79. Ilustrasi (Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa 79 Jawaban :PenghasilanbrutoperbulanJanuari -Maret 5,750,000 PenghasilanbrutoJanuari -Maret 17,250,000 PenghasilanbrutoperbulanApril -Desember 9,250,000 PenghasilanbrutoApril -Desember 83,250,000 PenghasilanbrutoJanuari -Desember 100,500,000 (Biayajabatan) (5,025,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (2,400,000) (7,425,000) Penghasilannettosetahun 93,075,000 WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (28,350,000) PenghasilanKenaPajak 64,725,000 PajakterutangJanuari -Desember 5%x50,000,000 2,500,000 15%x14,725,000 2,208,750 Rp4,708,750 PajakyangtelahdipotongJanuari -Maret(3x145,000) (Rp435,000) PajakyangtelahdipotongApril -Desember(9x517,083) (Rp4,653,747) Pajakkurang(lebih)bayardi Desember2012 (Rp379,997)
  • 80. Pemindahan Lokasi Tugas Pemindahan Lokasi Tugas Besaran penghasilan mengalami perubahan. PPh diperhitungkan kembali sesuai besaran penghasilan baru.Di akhir periode di lokasi baru, dilakukan penghitungan pajak kurang (lebih) bayar.Besaran penghasilan tidak mengalami perubahan. PPh lokasi baru = PPh lokasi lama 80
  • 81. Ilustrasi (Pemindahan Lokasi) 81 Sura Agul Agul pada tahun 2013 bekerja pada sebuah perusahaan yang berkedudukan di Makassar, dengan memperoleh gaji sebulan Rp 6.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 145.000,00. Di awal bulan November, Sura dipindahkan ke kantor di Merauke sehingga memperoleh tambahan penghasilan berupa tunjangan transportasi senilai Rp 3.150.000,00. Jika Senapati telah menikah dan memiliki dua orang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 di masing – masing lokasi dan di akhir bulan Desember?
  • 82. Ilustrasi (Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Pertama 82 Jawaban : Gaji pokok 6,350,000 Penghasilanbrutoperbulan 6,350,000 (Biayajabatan) (317,500) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (145,000) (462,500) Penghasilannettoperbulan 5,887,500 Penghasilannettosetahun 70,650,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 40,275,000 Pajakterutangsetahun 5%x40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00 Pajakterutangperbulan Rp167,812.50
  • 83. Ilustrasi (Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua 83 Jawaban : Gaji pokok 6,350,000 Tunjangantransportasi 3,150,000 Penghasilanbrutoperbulan 9,500,000 (Biayajabatan) (475,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (145,000) (620,000) Penghasilannettoperbulan 8,880,000 Penghasilannettosetahun 106,560,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 76,185,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x26,185,000 3,927,750 Rp6,427,750.00 Pajakterutangperbulan Rp535,645.83
  • 84. Ilustrasi (Pemindahan Lokasi): Penghitungan Masa Terakhir 84 Jawaban : PenghasilanbrutoperbulanJanuari-Oktober 6,350,000 PenghasilanbrutoJanuari-Oktober 63,500,000 PenghasilanbrutoperbulanNovember-Desember 9,500,000 PenghasilanbrutoNovember-Desember 19,000,000 PenghasilanbrutoJanuari-Desember 82,500,000 (Biayajabatan) (4,125,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (1,740,000) (5,865,000) Penghasilannettosetahun 76,635,000 WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 46,260,000 PajakterutangJanuari-Desember 5%x46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00 PajakyangtelahdipotongJanuari-Oktober(10x167,813) (Rp1,678,130.00) PajakyangtelahdipotongNovember-Desember(2x535,646) (Rp1,071,292.00) Pajakkurang(lebih)bayardiDesember2012 (Rp436,422.00)
  • 85. Penghasilan dalam Mata Uang Asing 85 Atas penghasilan dalam mata uang asing, nilai yang dijadikan dasar penghitungan PPh perlu dikonversikan terlebih dahulu ke dalam mata uang domestik berdasar Kurs Keputusan Menteri Keuangan (Kurs KMK) di pekan berjalan.
  • 86. Ilustrasi (Penghasilan dalam Mata Uang Asing) 86 Kesselring adalah pegawai tetap yang memperoleh gaji sebulan $ 3,750 yang dibayarkan dalam mata uang asing. Di pekan berjalan, kurs yang berlaku di pasar meliputi kurs tengah BI senilai Rp 10.250,00/ $, kurs KMK senilai Rp 10.200,00/ $, kurs jual senilai Rp 10.300,00/ $, dan kurs beli senilai Rp 10.225,00/ $. Jika Kesselring telah menikah dan memiliki dua orang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kesselring? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
  • 87. Ilustrasi (Penghasilan dalam Mata Uang Asing) 87 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 38.250.000 Utang PPh 21 6.279.688 Kas 31.970.312 GajipokokberdasarkursKMK 38,250,000 Penghasilanbrutoperbulan 38,250,000 (Biayajabatan) (1,912,500) (Maksimalbiayajabatan) (600,000) (600,000) Penghasilannettoperbulan 37,650,000 Penghasilannettosetahun 451,800,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 421,425,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x200,000,000 30,000,000 25%x171,425,000 42,856,250 Rp75,356,250.00 Pajakterutangperbulan Rp6,279,687.50
  • 88. Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun 88 Penghitungan kembali PPh terutang dilakukan setelah WP menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada pemberi kerja. Atas pajak lebih bayar di periode – periode sebelumnya sepanjang tahun berjalan, nilainya dapat diperhitungkan sebagai pengurang pajak terutang di periode berjalan dan/ atau periode yang akan datang.
  • 89. Ilustrasi (Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun) 89 Bahureksa merupakan pegawai baru yang memperoleh gaji sebulan Rp 7.300.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00. Bahureksa baru dapat mengurus kepemilikan NPWP di pertengahan tahun dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada perusahaan di awal Oktober. Jika Bahureksa belum menikah dan memiliki seorang anak angkat, bagaimanakah penghitungan PPh 21 sepanjang tahun berjalan?
  • 90. Ilustrasi (Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun) 90 Jawaban : Gaji pokok 7,300,000 Penghasilanbrutoperbulan 7,300,000 (Biayajabatan) (365,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (175,000) (540,000) Penghasilannettoperbulan 6,760,000 Penghasilannettosetahun 81,120,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Tanggungansatuanak (2,025,000) (26,325,000) PenghasilanKenaPajak 54,795,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x4,795,000 719,250 Rp3,219,250.00 Pajakterutangperbulan Rp268,270.83 Pajakterutangperbulanketikatidakmemiliki NPWP Rp321,925.00
  • 91. Ilustrasi (Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun) 91 Jawaban : PPhdipotongselamaJanuari–September Rp321,925 PPhlebihbayaruntukdikompensasikan= 9x(321.925–268.271) (Rp482,886) PPhyangseharusnyadipotongdiOktober Rp268,271 Kompensasi (Rp268,271) PPhdipotongdiOktober Rp0 PPhyangseharusnyadipotongdiOktober Rp268,271 Kompensasi (Rp214,615) PPhdipotongdiNovember Rp53,656 PPhdipotongdiDesember Rp321,925
  • 92. Tata Cara Penghitungan: Penghasilan di Akhir Masa Kerja 92
  • 94. Penghasilan di Akhir Masa Kerja Dibayarkan Sekaligus 94 Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan sekaligus dapat berbentuk pesangon, manfaat pensiun, THT, atau JHT. Pemotongan pajak penghasilan bersifat final. Pembayaran secara sekaligus dapat dibayarkan melalui beberapa kali pembayaran sepanjang maksimal dua tahun kalender, dan dikenai tarif yang berlaku khusus. Atas pembayaran yang dibayarkan di tahun ketiga atau setelahnya, pemotongan pajak penghasilan bersifat tidak final dan dikenai tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).
  • 95. Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan (Pesangon: PP No. 68 Tahun 2009) 95 No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif 1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0% 2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 5% 3 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 15% 4 Di atas Rp 500.000.000,00 25% Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP
  • 96. Ilustrasi (Pesangon Diterima Sekaligus) 96 Abiyasa (berstatus menikah dan memiliki dua anak) memasuki masa pensiun di akhir bulan Maret 2013, dan atas pengabdiannya perusahaan hendak membayarkan uang pesangon secara sekaligus, sebesar 40 kali gaji pokok terakhir yang dibayarkan. Sesuai slip gaji di bulan Februari, Abiyasa menerima penghasilan bruto senilai Rp 11.143.000,00 yang di dalamnya tercakup pula komponen iuran JKK dan JKM yang dibayarkan oleh perusahaan masing – masing sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok. Jika pesangon tersebut baru akan dibayarkan di bulan April 2014, bagaimanakah perlakuan pemotongan
  • 97. Ilustrasi (Pesangon Diterima Sekaligus) 97 Jawaban: Jurnal Beban pesangon 440.000.000 Utang PPh final 53.500.000 Kas 386.500.000 Penghasilanbruto Rp11,143,000.00 IuranJKKdibayarkanperusahaan(1/ 101.3x10,130,000) (Rp110,000.00) IuranJKMdibayarkanperusahaan(0.3/ 101.3x10,160,000) (Rp33,000.00) Gajipokok Rp11,000,000.00 Pesangondibayarkan Rp440,000,000.00 Pajakterutang 0%x50,000,000 Rp0.00 5%x50,000,000 Rp2,500,000.00 15%x330,000,000 Rp51,000,000.00 Rp53,500,000.00 Pengenaanpajakbersifatfinal.
  • 98. Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan (Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009) 98 No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif 1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0% 2 Di atas Rp 50.000.000,00 5% Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP
  • 99. Ilustrasi (Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus) 99 Bhisma (berstatus menikah dan memiliki seorang anak) di akhir bulan November 2013 mengajukan permohonan pensiun dini dan disetujui. Perusahaan akan membayarkan uang manfaat pensiun secara sekaligus dengan nilai Rp 525.000.000,00. Manfaat pensiun tersebut akan dibayarkan dalam empat termin, masing masing senilai Rp 35.000.000,00 di November 2013, Rp 60.000.000,00 di April 2014, Rp 260.000.000,00 di Mei 2015, serta sisanya di Desember 2015. Bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 atas pembayaran manfaat pensiun tersebut dan berikut
  • 100. Ilustrasi (Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus) 100 Jawaban: Perio de Pembaya ran Pajak Terutang Kumulatif Sifat Nov ’13 35.000.00 0 0% x 35.000.000 = 0 25.000.00 0 Final Apr ’14 60.000.00 0 0% x 15.000.000 + 5% x 45.000.000 = 2.250.000 95.000.00 0 Final Mei ’15 260.000.0 00 5% x 260.000.000 = 13.000.000 355.000.0 00 Final Des ’15 170.000.0 00 5% x 50.000.000 + 15% x 120.000.000 =20.500.000 525.000.0 00 Tidak Final
  • 101. Pensiun Diterima Berkala 101 Bila waktu pensiun sudah dapat diketahui dengan pasti pada awal tahun. PPh terutang dihitung berdasarkan PKP yang akan diperoleh sebeum pensiun. Bila waktu pensiun belum diketahui secara pasti saat penghitungan PPh awal tahun. Penghitungan PPh terutang didasarkan pada perkiraan penghasilan netto yang disetahunkan. Jika terjadi kelebihan pemotongan, maka kelebihan tersebut harus dikembalikan oleh pemberi kerja. Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya jabatan ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per tahun.Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
  • 102. Ilustrasi (Pensiun Diterima Berkala) 102 Gajah Mada berstatus kawin dengan 3 orang anak yang masih menjadi tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap pada suatu perusahaan dengan gaji sebulan sebesar Rp 6.500.000,00. Gajah Mada setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp 300.000,00 ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan, terhitung mulai 1 Juni 2013, Gajah Mada akan memasuki masa pensiun. Bagaimanakah penghitungan pemotongan PPh 21 oleh perusahaan selama sisa masa kerja tersebut?
  • 103. Ilustrasi (Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Saat Masih Aktif 103 Jawaban:Gaji pokok 6,500,000 Penghasilanbrutoperbulan 6,500,000 (Biayajabatan) (325,000) (Iurandanapensiunyangdibayarkaryawan) (300,000) (625,000) Penghasilannettoperbulan 5,875,000 PenghasilannettoJanuari -Mei 29,375,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak (3,025,000) PajakterutangJanuari -Mei 5%x3,025,000 (151,250) (Rp151,250.00) Pajakterutangperbulan (Rp30,250.00)
  • 104. Ilustrasi (Pensiun Diterima Berkala) 104 Gajah Mada, sebagaimana dideskripsikan dalam Ilustrasi awal, mulai bulan Juni 2013 benar – benar pensiun dari pekerjaannya dan memperoleh uang pensiun dari dana Pensiun sebesar Rp 3.750.000,00 sebulan. Bagaimanakah penghitungan pajak terutang sebagaimana dilakukan oleh pihak dana pensiun atas uang pensiun tersebut di tahun 2013 dan untuk tahun - tahun berikutnya?
  • 105. Ilustrasi (Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun Pertama 105 Jawaban: Penghitungan 2013 Penghasilanpensiun 3,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000 (Biayajabatan) (187,500) (187,500) Penghasilannettoperbulan 3,562,500 PenghasilannettoJuni -Desember 24,937,500 PenghasilannettoJanuari -Mei di perusahaan 29,375,000 PenghasilannettoJanuari -Desember 54,312,500 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 21,912,500 PembulatanPKP 21,912,000 Pajakterutangsetahun 5%x21,912,000 1,095,600 Rp1,095,600.00 PajakyangtelahdipotongJanuari -Mei (Rp151,250.00) PajakterutangJuni -Desember Rp944,350.00 PajakterutangperbulandipotongDanapensiun Rp134,907.14
  • 106. Ilustrasi (Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun Kedua dan Seterusnya 106 Jawaban: Penghitungan 2014, dan seterusnya. Penghasilanpensiun 3,750,000 Penghasilanbrutoperbulan 3,750,000 (Biayajabatan) (187,500) (187,500) Penghasilannettoperbulan 3,562,500 Penghasilannettosetahun 42,750,000 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggungantigaanak (6,075,000) (32,400,000) PenghasilanKenaPajak 10,350,000 Pajakterutangsetahun 5%x10,350,000 517,500 Rp517,500.00 PajakterutangperbulandipotongDanapensiun Rp43,125.00
  • 107. Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan (Pengalihan ke Anuitas Seumur Hidup: Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001) 107 No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif 1 0 s/d Rp 25.000.00,00 0% 2 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 5% 3 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 10% 4 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00 15% 5 Di atas Rp 200.000.000,00 25% Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP
  • 108. Tata Cara Penghitungan: Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kerja Lepas 108
  • 110. Tata Cara Penghitungan Upah Harian, Satuan, Borongan • Upah dikonversikan ke dalam upah harian yang ekuivalen dengan ketentuan pengupahan terkait. • Atas upah harian hasil konversi, dikenakan ketentuan tarif dan DPP yang bersesuaian. Upah Harian yang Dibayarkan Bulanan • Upah disetahunkan. • Upah dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh PKP. • Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a). 110
  • 111. Penghitungan Teknis (Upah Harian, Satuan, Borongan) Upah Harian/ Upah Hasil Konversi Penghasilan kumulatif per bulan < Rp 2.025.000,0 0 Penghasilan harian < Rp 200.000,00 Tidak dikenai pajak Penghasilan harian > Rp 200.000,00 DPP = Penghasilan yang melebihi Rp 200.000,00Tarif berlaku adalah tarif lapis pertama (5%) Penghasilan kumulatif per bulan > Rp 2.025.000,0 0 DPP = Penghasilan harian – PTKP harianTarif berlaku adalah tarif lapis pertama (5%)Penghasilan kumulatif per bulan > Rp 7.000.000,0 0 DPP = Penghasilan disetahunkan - PTKPTarif berlaku adalah tarif progresif pasal 17. 111
  • 112. Ilustrasi (Upah Harian) 112 Tunggul Ametung (berstatus menikah dan belum memiliki anak) selama bulan Januari 2013 bekerja sebagai tenaga kerja lepas di suatu perusahaan selama 15 hari dan menerima upah harian sebesar Rp 250.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang harus dipotong oleh perusahaan sepanjang hari – hari pelaksanaan pekerjaan oleh Tunggul Ametung?
  • 113. Ilustrasi (Upah Harian) 113 Jawaban : Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp 2.025.000,00 = 2.025.000/ 250.000 = 8,1 hari a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 8 DPP = 250.000 – 200.000 = 50.000 PPh dipotong per hari = 5% x 50.000 = Rp 2.500,00 b. Penghitungan di hari ke – 9 Penghasilan selama 9 hari = 2.250.000 PTKP selama 9 hari = 9 x (26.325.000/ 360) = 658.125
  • 114. Jawaban : b. Penghitungan di hari ke – 9 DPP = 2.250.000 – 658.125 = 1.591.875 PPh terutang s/ d hari ke – 9 = 5% x 1.591.875 = Rp 79.593,75 PPh yang telah dipotong s/ d hari ke – 8 = 8 x 2.500 = Rp 20.000,00 PPh dipotong di hari ke – 9 = 79.593,75 – 20.000 = Rp 59.593,75 c. Penghitungan di hari ke – 10 dan seterusnya DPP = 250.000 – (26.325.000/ 360) = 176.875,00 PPh dipotong per hari= 5% x 176.875,00 = Rp 8.843,75 Ilustrasi (Upah Harian) 114
  • 115. Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak tetap sebagai pengecat rangka sepeda dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp 27.000,00 untuk setiap rangka sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja). Secara rata – rata untuk setiap periodenya Dursasana dapat mengecat 100 rangka sepeda. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan setiap periode pembayaran upah? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja? Jawaban : Upah per periode (100 x 27.000) Rp 2.700.000,00 Jurnal Upah per hari Rp 225.000,00 Beban gaji 2.700.000 DPP = 225.000 - (24.300.000/ 360) Utang PPh 21 94.500 Ilustrasi (Upah Satuan) 115
  • 116. Citraksa adalah tukang bangunan dengan sistem borongan. Atas pekerjaaan tersebut, pemberi kerja akan membayar Citraksa sebesar Rp 1.150.000, di mana diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5 hari. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan atas pekerjaan borongan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja? Jawaban : Upah per periode Rp 1.150.000,00 Upah per hari Rp 230.000,00 DPP = 230.000 - 200.000 = 30.000 PPh 21 = 5% x 5 x 30.000 Ilustrasi (Upah Borongan) 116
  • 117. Aswatama bekerja sebagai pegawai tidak tetap bagi suatu perusahaan. Selama bulan Januari 2013, Aswatama bekerja selama 18 hari dengan upah harian sebesar Rp 175.000,00 yang dibayarkan secara bulanan. Jika Aswatama berstatus menikah dengan seorang anak, berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadapnya? Ilustrasi (Upah Harian Dibayarkan Bulanan) 117
  • 118. Jawaban : Upah selama Januari (18 x 175.000) Rp 3.150.000,00 Penghasilan netto setahun Rp 37.800.000,00 PTKP: WP sendiri Rp 24.300.000,00 Status kawin Rp 2.025.000,00 Tanggungan satu anak Rp 2.025.000,00 (Rp 28.350.000,00) Penghasilan Kena Pajak Rp 9.450.000,00 Pajak terutang setahun Rp 472.500,00 Ilustrasi (Upah Harian Dibayarkan Bulanan) 118
  • 120. Tata Cara Penghitungan Penghasilan Bukan Pegawai Bersifat Berkesinam bungan Memiliki NPWP dan berpenghasi lan hanya dari satu pemberi kerja. DPP = 50% x Penghasilan bruto – PTKP BulananBerpenghasi lan lebih dari satu pemberi kerja. DPP = 50% x Penghasilan brutoBersifat Tidak Berkesinam bungan DPP = 50% x Penghasilan bruto 120 Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh. WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih
  • 121. Ketentuan Khusus (1) 121 Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya dengan upah yang diketahui, maka: Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Upah pegawai dipekerjakan Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut melakukan penyerahan material atau barang, maka: Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Nilai material atau barang
  • 122. Ketentuan Khusus (2) 122 Atas dokter yang melakukan praktik di RS atau klinik, maka: Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran dari pasien sebelum dikurangi biaya dan bagi hasil oleh RS atau klinik. Agar dapat memperoleh pemotongan PTKP, wanita bukan pegawai yang telah menikah wajib diserahkan fotokopi NPWP suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga.
  • 123. Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya membuka praktik di suatu klinik dengan memperoleh penghasilan setiap bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar proporsi 85% : 15%. Bima Sp.Og. telah memiliki NPWP dan di tahun 2013 menerima bagi hasil dari klinik sebagai berikut. Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas penghasilan Yang diterima oleh Bima Sp.Og.? Ilustrasi (Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan) 123 Periode Bagi Hasil Diterima Jan 46,750,000 Feb 38,250,000 Mar 41,225,000 Apr 45,475,000 Mei 45,900,000 Jun 41,650,000 Jul 44,625,000 Aug 39,950,000 Sep 36,550,000 Okt 43,775,000 Nov 39,525,000 Des 48,875,000
  • 124. Jawaban : Ilustrasi (Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan) 124 Periode Bagi Hasil Diterima PenghasilanBruto (100/ 85xBagi Hasil) 50%PenghasilanBruto PTKP Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 2,025,000 Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 2,025,000 Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 2,025,000 Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 2,025,000 Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 2,025,000 Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 2,025,000 Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 2,025,000 Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 2,025,000 Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 2,025,000 Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 2,025,000 Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 2,025,000 Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 2,025,000 Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 24,300,000
  • 125. Jawaban : Ilustrasi (Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan) 125 Periode PKP PKPKumulatif Tarif PPhTerutang Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750 Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750 Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500 18,175,000 68,175,00015% 2,726,250 Apr 24,725,000 92,900,00015% 3,708,750 Mei 24,975,000 117,875,00015% 3,746,250 Jun 22,475,000 140,350,00015% 3,371,250 Jul 24,225,000 164,575,00015% 3,633,750 Aug 21,475,000 186,050,00015% 3,221,250 Sep 19,475,000 205,525,00015% 2,921,250 Okt 23,725,000 229,250,00015% 3,558,750 Nov 20,750,000 250,000,00015% 3,112,500 475,000 250,475,00025% 118,750 Des 26,725,000 277,200,00025% 6,681,250 Total 277,200,000 39,300,000
  • 126. Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang memajang hasil karyanya di galeri seni untuk diperjualbelikan. Atas setiap lukisan yang terjual, Bratasena akan menerima permbayaran tunai di bulan berikutnya. Selama tahun 2013, Bratasena menerima penghasilan dari galeri seni dengan rincian sebagai berikut. Bratasena telah menikah dengan memiliki dua anak, serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak di KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Bratasena dari galeri seni? Ilustrasi (Penghasilan Berkesinambungan: Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP) 126 Periode Penghasilan Jan 17,000,000 Feb 15,500,000 Mar 16,750,000 Apr 19,000,000 Mei 14,500,000 Jun 13,250,000 Jul 16,000,000 Aug 15,250,000 Sep 13,000,000 Okt 18,000,000 Nov 18,500,000 Des 20,000,000
  • 127. Jawaban : Ilustrasi (Penghasilan Berkesinambungan: Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP) 127 Periode PenghasilanBruto 50%xPenghasilan Bruto(DPP) DPPKumulatif Tarif Tarif Tanpa PPhTerutang Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000 Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000 Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500 Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000 Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000 Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500 Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000 6,000,000 56,000,00015% 120% 1,080,000 Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,00015% 120% 1,372,500 Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,00015% 120% 1,170,000 Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,00015% 120% 1,620,000 Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,00015% 120% 1,665,000 Des 20,000,000 10,000,000 98,375,00015% 120% 1,800,000 Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
  • 128. Permadi merupakan seorang praktisi sekaligus pengamat lepas. Permadi diundang sebagai pembicara rangkaian pelatihan pegawai selama tiga bulan penuh di tahun 2013 dengan honorarium masing – masing Rp 95.000.000,00 dan Rp 115.000.000,00. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Permadi? Jawaban : PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000 = Rp 2.375.000,00 PPh terutang pelatihan 2 = 5% x (50% x 100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000) Ilustrasi (Penghasilan Tidak Berkesinambungan) 128
  • 129. Abilawa merupakan seorang penyedia jasa penerjemahan. Di bulan Februari 2013, suatu perusahaan meminta jasa Abilawa untuk menerjemahkan, mengetik dan mencetak 1.000 lembar dokumen. Abilawa meminta pembayaran sejumlah Rp 15.000.000,00, telah termasuk di dalamnya honor dua orang asisten pengetik sebesar Rp 1.000.000,00 dan biaya pembelian kertas cetak khusus sebesar Rp 500.000,00. a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Abilawa jika ia dapat menyerahkan dokumen pemesanan kertas cetak khusus dan bukti pembayaran honor asisten? b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat disediakan Abilawa? Ilustrasi (Penghasilan Tidak Berkesinambungan: Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang) 129
  • 130. Jawaban : a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x 1.000.000) – 500.000) = 5% x 50% x 12.500.000 = Rp 312.500,00 b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000 = Rp 375.000,00 c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang = 120% x 312.500 = Rp 375.000,00 Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang = 120% x 375.000 Ilustrasi (Penghasilan Tidak Berkesinambungan: Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang) 130
  • 132. Tata Cara Penghitungan 132 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Jumlah penghasilan bruto yang bersifat utuh dan tidak dipecah Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh. WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
  • 133. Batara merupakan seorang mahasiswa yang mengikuti kejuaraan olahraga, di mana penyelenggara memberikan penggantian biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi berdasar prinsip at cost. Selama kejuaraan, Batara melakukan pengeluaran untuk ketiga pos biaya masing – masing Rp 2.250.000,00, Rp 1.000.000,00, dan Rp 500.000,00. Penyelenggara melakukan penggantian di akhir kegiatan, bersamaan dengan pemberian hadiah Rp 50.000.000,00 atas raihan Batara sebagai juara pertama. Berapakah pajak penghasilan yang terutang oleh Batara? Jawaban : PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000) Ilustrasi (Peserta Kegiatan) 133
  • 136. Tata Cara Penghitungan 136 Tarif yang berlaku merupakan tarif umum sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan jumlah kumulatif dari penghasilan bruto yang diterima selama satu tahun kalender.
  • 137. Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari suatu perusahaan yang baru saja pensiun dari pekerjaannya di bulan April 2013. Atas pensiunnya Dewabrata, perusahaan berencana memberikan pembayaran tantiem senilai Ro 275.000.000,00 di bulan Juni 2013. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata atas penghasilan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh perusahaan? Jawaban : Pajak terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x 200.000.000 + 25% x 25.000.000 = 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000 = Rp 38.750.000,00 Ilustrasi (Penghasilan Diterima Mantan Pegawai) 137
  • 138. Puntadewa merupakan seorang komisaris independen di suatu perusahaan, tanpa melakukan rangkap jabatan. Perusahaan membayarkan honorarium kepada setiap komisarisnya secara periodik per kuartal dengan nominal tetap senilai Rp 135.000.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadap Puntadewa atas penghasilan tersebut? Ilustrasi (Honorarium Komisaris) 138
  • 139. Jawaban : Ilustrasi (Honorarium Komisaris) 139 Periode Pembayara n Pajak Terutang Kumula tif Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 85.000.000 = 15.250.000 135.000. 000 Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 20.000.000 = 22.250.000 270.000. 000 Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 = 33.750.000 405.000. 000 Kuartal IV 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 40.000.000 =35.750.000 540.000. 000
  • 140. Samiaji, seorang lajang, bekerja sebagai pegawai tetap bagi suatu perusahaan, dengan menerima penghasilan bulanan yang terdiri atas gaji pokok senilai Rp 4.000.000,00 dan tunjangan pendidikan anak senilai Rp 500.000,00 per bulan. Samiaji mengikuti program pensiun sejak pertama kali bekerja di perusahaan, dan di tahun 2013 ia membayarkan iuran dana pensiun senilai Rp 535.000,00 per bulan. Samiaji menghadapi kekurangan penghasilan dan melakukan penarikan dana pensiun yang telah disetorkannya masing – masing senilai Rp 10.000.000,00 di Bulan Januari, Rp 12.500.000,00 di Bulan Februari, Rp 17.500.000,00 di Bulan Maret, dan Ilustrasi (Penarikan Pensiun Pegawai Aktif) 140
  • 141. Jawaban : Ilustrasi (Penarikan Pensiun Pegawai Aktif) 141 Periode Pembayara n Pajak Terutang Kumula tif Januari 10.000.000 5% x 10.000.000 = 500.000 10.000.0 00 Februari 12.500.000 5% x 12.500.000 = 625.000 22.500.0 00 Maret 17.500.000 5% x 17.500.000 = 875.000 40.000.0 00 April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x 15.000.000 =2.750.000 65.000.0 00
  • 142. Tata Cara Penghitungan: Penerima Atas Beban APBN/ APBD 142
  • 143. PPh 21 Terkait APBN/ APBD Penggunaa n APBN/ APBD, PPh 21 Dipotong Bendahara wan Penggajian PNS Berstatus Tetap. Penggajian Tenaga Honorer, Wiyata Bakti, dan Pegawai Tidak Tetap Lain. Remunera si kepada bukan pegawai yang dimanfaatk an jasanya. Kompensa si bagi peserta kegiatan, perlombaa n, dan sejenisnya. 143
  • 144. Pola Pembayaran Penghasilan Dibebankan ke APBN/ APBD Bersifat Tetap dan Teratur DPP = Penghasilan Netto - PTKP Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) Bersifat Tidak Tetap dan Tidak Teratur DPP = Penghasilan Bruto Berlaku tarif khusus, bersifat final. 144 Biaya perjalanan dinas bukan merupakan penghasilan.
  • 145. Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur (PMK No. 262/ PMK.03/ 2010) • Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama & Bintara TNI/ Polri, berikut pensiunannya. 0% dari Penghasilan bruto, atas: • Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira Pertama TNI/ Polri, berikut pensiunannya. 5% dari Penghasilan bruto, atas: • Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira Menengah & Tinggi TNI/ Polri, berikut pensiunannya. 15% dari Penghasilan bruto, atas: 145
  • 146. Ilustrasi (Penghasilan Tetap dan Teratur) 146 Kolonel Narada (berstatus menikah dengan dua anak) merupakan perwira menengah di lingkungan TNI Angkatan Udara. Setiap bulan, ia menerima penghasilan berupa gaji pokok sebesar Rp 5.450.000,00, tunjangan istri sebesar 10% dari gaji pokok, tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok per anak, tunjangan jabatan sebesar Rp 1.550.000,00, dan tunjangan beras sebesar Rp 625.000,00. Kolonel Narada mengikuti pula program pensiun dengan iuran bulanan sebesar 4,75% dari gaji pokok. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas penghasilan Kolonel Narada? Bagaimana
  • 147. Ilustrasi (Penghasilan Tetap dan Teratur) 147 Jawaban : Jurnal Pemberi Kerja Beban Gaji 5.450.000 Beban tunjangan 2.938.000 Utang Dana Pensiun 258.875 Utang PPh 21 360.096 Kas 7.769.029 Gaji pokok 5,450,000 Tunjanganistri 545,000 Tunjangananak 218,000 Tunjanganjabatan 1,550,000 Tunjanganberas 625,000 Penghasilanbrutoperbulan 8,388,000 (Biayajabatan) (419,400) (Iurandanapensiunyangdibayarsendiri) (258,875) (678,275) Penghasilannettoperbulan 7,709,725 Penghasilannettosetahun 92,516,700 (PTKP) WPsendiri (24,300,000) Statuskawin (2,025,000) Tanggunganduaanak (4,050,000) (30,375,000) PenghasilanKenaPajak 62,141,700 PembulatanPKP 62,141,000 Pajakterutangsetahun 5%x50,000,000 2,500,000 15%x12,141,000 1,821,150 Rp4,321,150.00 Pajakterutangperbulan Rp360,095.83
  • 148. Ilustrasi (Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur) 148 Ismaya (berstatus menikah dengan tiga anak) merupakan seorang PNS golongan IV B dan eselon II. Ismaya diberikan penugasan sampingan untuk memberikan materi dalam rangkaian pelatihan dengan menerima honor sebesar Rp 3.000.000,00 untuk setiap pelatihan Bagaimanakah perlakuan PPh 21 atas penghasilan Ismaya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja? Jawaban : PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000 = Rp 1.350.000,00 Pemotongan atas honor bersifat final. Jurnal Beban honor 9.000.000 Utang PPh final 1.350.000 Kas 7.650.000
  • 149. Pencatatan Transaksi PPh 21  Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja  Jumlah yang ditanggung pemberi kerja  Menambah beban gaji.  Jumlah yang ditanggung pegawai  Mengurangi kas yang diterima pegawai.  Jumlah komitmen pada pihak lain  Diakui sebagai utang (misal pajak, iuran pensiun, dan asuransi). 149
  • 150. PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp 3.500.000,00, dengan iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00. Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan jika: a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh perusahaan. b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh pegawai. c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan dibayarkan oleh perusahaan. Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun) 150
  • 151. Jawaban : Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun) 151 a. Bebangaji 3,500,000 Bebantunjanganiuranpensiun 65,000 Kas 3,457,750 Utangiuranpensiun 65,000 UtangPPh21 42,250 b. Bebangaji 3,500,000 Kas 3,457,750 UtangPPh21 42,250 c. Bebangaji 3,500,000 Kas 3,392,750 Utangiuranpensiun 65,000 UtangPPh21 42,250
  • 152. Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar sendiri asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan penjurnalan? Jawaban : Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi) 152 Bebangaji 2,275,000 Bebantunjanganiuranpensiun 35,000 Kas 2,221,050 Utangiuranpensiun 35,000 UtangPPh21 21,450 Utangasuransi kecelakaan 15,000 Utangasuransi kematian 17,500
  • 153. PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang bersifat tidak berkesinambungan bagi akturaris yang secara insidental dipekerjakan oleh perusahaan. Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp 17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan penjurnalan? Jawaban : Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan) 153 PPh21yangdipotong :5%x5%x17.500.000 :Rp437.500,00 Pencatatan Bebangaji 17,500,000 Kas 17,062,500 UtangPPh21 437,500
  • 154. Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing – masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok. Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2% dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950. Bagaimanakah penjurnalan dilakukan? Jawaban : Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Iuran Jamsostek) 154 Bebangaji 4,550,000 Bebantunjanganiuranpensiun 95,000 Bebantunjanganasuransi JKM 22,750 Bebantunjanganasuransi JKK 13,650 Bebantunjanganasuransi JHT 168,350 Kas 4,370,050 Utangiuranpensiun 150,000 Utangasuransi JKM 22,750 Utangasuransi JKK 13,650 Utangasuransi JKK 259,350 UtangPPh21 33,950
  • 156. Definisi 156 Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal dari Indonesia yang diterima atau diperoleh WP luar negeri selain BUT. Subjek PPh 26 dapat merupakan WP luar negeri orang pribadi atau WP organisasi internasional. Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemotongan oleh pihak pemberi penghasilan. Cara Pemenuhan
  • 157. Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Badan Pemerintah. Subjek pajak dalam negeri. Penyelenggara kegiatan. Bentuk Usaha Tetap. Perwakilan perusahaan luar negeri. 157
  • 158. Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan 158 PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan diterimanya penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan. Atas PPh 26 yang dipotong, wajib disetorkan paling lambat tanggal 10 masa pajak berikutnya setelah saat terutang. Pemotong wajib melakukan pelaporan SPT Masa paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
  • 159. Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1) • Dividen • Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain terkait pengembalian utang. • Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait penggunaan harta. • Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan. • Hadiah dan penghargaan. • Pensiun dan pembayaran berkala lain. • Premi swap dan transaksi lindung nilai lain. • Keuntungan atas pembebasan utang. 20% dari jumlah bruto, dan bersifat final, atas: 159
  • 160. Friedrich merupakan seorang seorang pengusaha yang memiliki kegiatan bisnis di Asia Timur melalui pemberian dana pinjaman berbunga rendah. Selama 2013, Friedrich telah meminjamkan dana dengan rata – rata pokok pinjaman tertimbang sebesar $ 3.000.000 dan tingkat bunga rata – rata 7,5% p.a. Kurs KMK ditetapkan konstan sepanjang tahun pada tingkat Rp 10.100,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dipotong oleh para debitur Friedrich? Bagaimana penjurnalan oleh debitur? Jawaban : Pajak terutang = 20% x (7,5% x 3.000.000 x 10.100) = 20% x 2.272.500.000 = Rp 454.500.000,00 Jurnal Beban bunga 2.272.500.000 Ilustrasi (Penghasilan Bunga) 160
  • 161. Barbarossa merupakan seorang dokter berkewarganegaraan asing yang selama periode Januari – Maret 2013 tinggal di Indonesia untuk memberikan jasa pendampingan riset bagi suatu rumah sakit yang baru berdiri. Barbarossa menerima pembayaran senilai $ 32.750 yang dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang berlaku di awal januari adalah Rp 10.350,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas penghasilan Barbarossa? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja? Jawaban : Pajak terutang = 20% x (32.750 x 10.350) = 20% x 338.962.500 = Rp 67.792.500,00 Ilustrasi (Pendapatan Jasa) 161
  • 162. Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2) • Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (2). • Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri. • Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia. 20% dari perkiraan penghasilan netto, dan bersifat final, atas: • Penghasilan atas Bentuk Usaha Tetap. • Dikecualikan dari pengenaan, jika penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia. 20% dari PKP setelah pajak, dan bersifat final, atas: 162
  • 163. Perkiraan Penghasilan Netto • Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar negeri • Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi • Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi dalam negeri kepada perusahaan asuransi luar negeri • Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi • Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi dalam negerikepada perusahaan asuransi luar negeri • Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri. • Perkiraan Penghasilan Netto = 25% x Harga Jual Atas penghasilan penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia. 163
  • 164. Von Bleucher merupakan seorang WNA direktur pemasaran bagi perusahaan yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia. Atas rencananya untuk menetap permanen di Indonesia, Von Bleucher merasa perlu mengasuransikan kesehatan keluarganya dengan mengikuti program asuransi yang diselenggarakan perusahaan asuransi di negara asalnya dengan nilai premi $ 1.650 per tahun. Kurs KMK yang berlaku saat pembayaran premi adalah senilai Rp 10.300,00/ $. Berapakah besar PPh 26 yang seharusnya dipotong terhadap perusahaan asuransi luar negeri tersebut jika: a. Premi tersebut dibayarkan oleh Von Bleucher Ilustrasi (Premi Asuransi) 164
  • 165. Jawaban : a. Pajak terutang = 20% x (50% x 1.650 x 10.300) = 20% x 8.497.500 = Rp 1.669.500,00 b. Pajak terutang = 20% x (10% x 1.650 x 10.300) = 20% x 1.669.500 = Rp 339.900,00 Ilustrasi (Premi Asuransi) 165
  • 166. PT. Universal merupakan unit BUT yang dimiliki oleh suatu perusahaan asing. Di tahun 2013, PT. Universal mencatatkan peredaran bruto sebesar Rp 24.000.000.000,00 serta total biaya operasi dan non operasi sesuai laporan finansial sebesar Rp 20.350.000,00. Atas pemeriksaan ulang, nilai tersebut perlu mendapatkan koreksi fiskal positif senilai Rp 2.585.000.000,00. Jika penghasilan BUT seluruhnya dikirimkan kepada perusahaan induk, berapakah PPh 26 yang seharusnya dipotong terhadap penghasilan PT. Universal? Bagaimana PT. Universal melakukan penjurnalan? Ilustrasi (Laba BUT) 166
  • 167. Jawaban : Peredaran bruto Rp 24.000.000.000 Biaya operasi dan non operasi (Rp 20.350.000.000) Koreksi fiskal positif Rp 2.585.000.000 Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000 Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E = 4.800.000.000/ 24.000.000 * 6.235.000.000 = Rp 1.247.000.000 PPh badan atas penghasilan BUT = 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 - 1.247.000.000) = 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000 = 155.875.000 + 1.247.000.000 Ilustrasi (Laba BUT) 167
  • 168. Jawaban : Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000 PPh badan (Rp 1.402.875.000) Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000 PPh 26 atas penghasilan setelah pajak = 20% x 4.832.125.000 = Rp 966.425.000,00 Jurnal Income Summary 3.650.000.000 Laba Ditahan 3.650.000.000 Beban pajak 2.369.300.000 Utang PPh 29 1.402.875.000 Utang PPh 26 966.425.000 Ilustrasi (Laba BUT) 168
  • 169. Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final Penghasilan kantor pusat dari usaha, kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa yang serupa dengan kegiatan BUT. Penghasilan kantor pusat selama terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan sumber penghasilan. Penghasilan WP LN orang pribadi atau badan yang berubah menjadi WP DN orang pribadi atau BUT. 169
  • 170. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) WP luar negeri dapat dikenai pajak di Indonesia sekaligus di negara asal. P3B mengatur tarif dan hak pemajakan, sehingga pengenaan pajak hanya satu kali. Tarif PPh 26 menjadi tidak berlaku ketika terdapat P3B. 170
  • 171. Zheng He merupakan warga negara China yang memiliki HAKI yang diakui di dunia. Sebuah perusahaan di Indonesia memanfaatkan HAKI Zheng He dan membayarkan royalti sebesar Rp 195.000.000,00 setiap tahunnya. Pemerintah Indonesia dan China terikat P3B dengan ketentuan atas royalti dipungut pajaknya oleh Pemerintah Indonesia dengan tarif 10%. Bagaimanakah perusahaan tersebut melakukan penjurnalan? Jawaban : Pajak terutang = 10% x 195.000.000 = 19.500.000 Jurnal oleh perusahaan Beban royalti 195.000.000 Ilustrasi (Penerimaan Royalti) 171
  • 172. Referensi Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kieso, Weygandt, and Warfield. 2010. “Intermediate Accounting IFRS Edition”. New York: Wiley and Sons. Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 172
  • 173. 173 Dr. Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com 081318227080/ 08161932935 http:/staff.blog.ac.id/martani/ Terima Kasih