Dokumen tersebut membahas sejarah, pengertian, jenis, fungsi, teori, permintaan dan penawaran, serta standar mata uang. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan perjalanan uang dari masa pra-barter hingga berkembang menjadi alat tukar yang mudah dipergunakan, yaitu uang, serta peranannya dalam perekonomian.
4. a. Masa sebelum barter
Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat
sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan
dilakukan dilakukan dengan cara langsung menukarkan barang dengan
barang. Cara ini bisa berlangsung selama tukar menukar masih
terbatas pada beberapa jenis barang saja.
b. Masa barter
Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan, orang/kelompok orang
sudah membutuhkan pihak lain/dihasilkan oleh pihak lain, karena
jumlah orang sudah semakin meningkat dan bertambah, maka
munculah pertukaran barang, karena pada masa ini orang belum
mengenal produksi barang.
Syarat utama terjadinya barter adalah, bahwa orang yang akan saling
tukar barang, mereka saling membutuhkan.
Kesulitan Barter :
1. Sulit enemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak
2. Sulit menentukan perbandingan barang yang ditukarkan
3. Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam
5. c. Masa Uang Barang
Pada masa ini, orang sudah mulai berfikir barang perantara sebagai alat
pertukaran, maka dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah
pertukaran, sebagai syarat, sebagai alat perantara pertukan barang/uang
barang adalah :
Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang
Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja
Mempunyai nilai tinggi
Tahan lama
d. Masa Uang
Peradaban yang semakin maju, mengakibatkan kebutuhan yang semakin
banyak dan bertambah pula, hal tersebut mendorong manusia untuk alat
perantara pertukaran yang mudah, praktis, dan mempunyai nilai, maka
dikembangkanlah jenis uang.
Suatu barang berfungsi sebagai mata uang, apabila memenuhi syarat sebagai
berikut :
1) Dapat diterima oleh siapapun
2) Tahan lama
3) Mudah disimpan
4) Mudah dibawa kemana-mana
5) Dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak mengurangi
nilainya
6) Jumlahnya terbatas
7) Nilai uang tetap
6. Jenis uang yang pernah ada di Indonesia :
Mata uang kampua (boda), berasal dari Sulawesi berwujud tenunan
Mata uang tembaga, pernah beredar di Banjarmasin
Mata uang krisnala terbuat dari emas dan tembaga, beredar pada
masa kerajaan Jenggala
Sebelum tahun 1946 Javasche Bank yang didirikan oleh bank Sirkulasi
Belanda mengeluarkan gulden
Uang Jepang
Setelah tahun 1946 pernah beredar ORI (Oeang Repoeblik Indonesia)
dan terakhir jenis uang Rupiah sampai saat ini.
8. Uang diterbitkan oleh otoritas moneter negara (bank sentral) untuk
memperlancar kegiatan pertukaran dan perdagangan. Uang dalam ilmu
ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum.
Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya
serta untuk pembayaran hutang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.
10. 1. Fungsi asli
berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange) yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan
pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi
cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-
kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran uang.
berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam
barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya
kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk
harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke
masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang
dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
11. 2. Fungsi turunan
Berfungsi sebagai :
1) Sebagai alat pembayaran
2) Sebagai alat penimbun harta
3) Sebagai pemindah harta
4) Sebagai alat pengukur harga barang dan jasa
5) Sebagai alat pembentuk modal
6) Sebagai alat untuk meningkatkan status social
13. A. Berdasarkan bahan
1. Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari logam.
2. Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas.
B. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan
1. Uang Kartal (Chartal = kepercayaan), yaitu mata uang logam dan
kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral dan berlaku umum di
masyarakat.
2. Uang Giral (Giro = simpanan di bank), yaitu dana yang disimpan pada
rekening giro (demand deposit) di bank-bank umum yang sewaktu-
waktu dapat dipergunakan untuk melakukan pembayaran dengan
perantaraan cek, bilyet giro atau perintah membayar. Jadi, uang giral
dikeluarkan oleh bank umum.
14. C. Berdasarkan nilai
1. Bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik) sama
dengan nilai nominalnya. Biasanya berupa uang logam.
2. Tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
tidak sama dengan nilai nominalnya. Biasanya berupa uang kertas.
D. Berdasarkan pemakai
1. Internal Value, yaitu kemampuan uang untuk membeli uang atau jasa
di dalam negeri.
2. Eternal Value, yaitu kemampuan uang untuk ditukarkan dengan uang
asing.
16. a. Nilai Nominal dan Nilai Intrinsik
Nilai nominal tertulis di permukaan uang yang nilainya tidak harus
sama dengan nilai intrinsik. Misalnya, pada uang pecahan
Rp10.000,00 tertulis sepuluh ribu rupiah. Artinya, nilai nominal uang
tersebut sebesar sepuluh ribu rupiah.
Nilai intrinsik adalah nilai dari bahan untuk membuat uang. Nilai
intrinsik biasanya berlaku pada uang logam dari bahan emas dan
perak. Semakin mahal nilai bahannya, semakin tinggi nilai
intrinsiknya.
b. Nilai Internal dan Nilai Eksternal
Nilai internal adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Jika
daya beli uang menurun, nilai internalnya menurun. Nilai internal uang
berkaitan dengan harga barang. Jika harga barang naik (inflasi), nilai
internal menurun. Sebaliknya, jika harga barang turun (deflasi), nilai
internal uang akan naik.
Nilai eksternal adalah perbandingan nilai uang terhadap mata uang
asing. Jika kurs rupiah menguat, nilai eksternal akan menguat.
Sebaliknya, jika kurs rupiah melemah, nilai eksternal uang akan
menurun.
18. 1. Teori Nilai Uang
>Teori Barang
Menurut teori uang,uang murni berasal dari barang. Oleh karena itu,
daya beli uang tergantung dari permintaan dan penawaran, serta biaya
pembuatan uang tersebut.
>Teori Nominalis
Menurut teori nominalis,nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada
uang tersebut. Nilai uang bukan ditentukan oleh nilai bahan, tetapi
ditentukan oleh nilai nominal yang tertulis pada uang tersebut.
19. 2. Teori Perubahan Nilai Uang
Nilai uang bisa naik dan nilai uang bisa turun
a. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas dipelopori oleh David Ricardo. Menrut teori
ini,jumlah uang yang beredar ada hubungannya dengan tingkat harga.
Artinya,perubahan jumlah uang beredar memengaruhi harga. Jika
jumlah uang beredar berkurang, maka harga harga akan cenderung
turun. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar bertambah, maka harga
harga akan naik. Dengan kata lain, jumlah uang dan tingkat harga
selalu berbanding lurus.
b.Teori transaksi
teori transaksi dipelopori oleh Irving Fisher. Irving fisher melengakpi
teori kuantitas dengan memasukkan unsure kecepatan peredaran
uang dengan menggunakan rumus berikut :
MV = PT
Dimana:
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan perputaran uang
T = jumlah barang uang dan jasa
P = tingkat harga umum
20. c. Teori Pendapatan
Teori pendapatan dikemukakan oleh John Maynard Keynes yang
mengatakan bahwa motif memegang uang yaitu :
Motif transaksi. Transaksi terutama ditujukan untuk memnuhi
kebutuhan sehari hari. Transaksi ini banyak dipengaruhi oleh tingkat
pnedapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin
besar kemungkinan untuk melakukan transaksi.
Motif berjaga jaga. Motif ini ddasari pada adanya ketidakpastian
keadaan. Misalnya, hari ini kita sehat,tapi mungkin saja besok kita
sakit.
Motif spekulasi. Pendapatan yang tinggi member kesempatan pada
seseorang untuk melakukan transakasi yang bersifat spekulatif.
Transaksi ini dilakukan untuk mendapat keuntungan banyak
walaupun harus disertai dengan resiko yang tinggi.
d. Teori Persediaan Kas
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall. Marshall mengatakan
bahwa nilai uang tergantung pada jumlah pendapatan masyarakat yang
dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai.
22. a. Permintaan Uang (Demand of Money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam
perdagangan atau tujuan tertentu. Permintaan uang datang
dari empat pihak, yaitu:
1) pihak perseorangan/konsumen,
2) pihak pengusaha/produsen,
3) pihak investor/penanam modal,
4) pihak pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen,
konsumen, dan pengatur)
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di antaranya
sebagai berikut.
1) Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang
uang.
2)Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-
benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan
unsur inflasi.
3) Tinggi rendahnya tingkat bunga.
4) Adanya investasi atau pengembangan usaha sehingga
membutuhkan dana/uang.
5) Tingkat harga yang berlaku di pasar.
23. b. Penawaran Uang (Supply of money)
Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh
pemerintah atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat.
Penawaran uang dapat memengaruhi tingkat harga, tingkat bunga,
dan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kenaikan
penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan. Tugas
tersebut dipegang oleh bank sentral.
Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai
berikut.
1) Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan
tingkat inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang
beredar.
2) Keadaan internasional yang tidak stabil.
3) Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor).
4) Sistem perbankan yang berlaku.
5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang
beredar.
25. Standar mata uang adalah benda yang ditetapkan sebagai objek
pembandingan atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan
dalam waktu tertentu sebagai alat satuan hitung. Standar mata
uang dibedakan menjadi :
A.Standar logam
Standar logam adalah penetapan logam tertentu untuk
dijadikan mata uang dalam perekonomian, misalnya standar
emas dan standar perak.
Standar logam meliputi :
1.Standar tunggal (monometalisme) = suatu sistem dimana emas
digunakan sebagai standa rkeuangan suatu negara.
2.Standar kembar (bimetalisme) = suatu sistem dimana uang
emas dan perak dipakai sebagai keuangan negara.
3.Standar pincang = sistem keuangan dimana mata uang yang
berlaku adalah emas dan perak tetapi kedua logam tersebut
tidak memilki perbandingan tertentu.
B.Standar kertas
Standar kertas adalah sistem keungan dimana uang kertas
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
27. Pengertian Sistem Moneter
Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang
memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan
yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter
internasional. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat
kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang
menentukan tingkat dimana suatu mata uang diitukarkan dengan mata
uang lain (Shapiro, 1992)
Sistem Moneter terbagi 4 yaitu :
1. Standar Emas
Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris.
Pemerintah Inggris menetapkan nilai pounsterling dengan emas.
Perkembangan industri yang terjadi di Inggris serta perdagangan dunia
yang makin berkembang pada abad 19 menambah kepercayaan dunia
terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat dengan ditemukannya
tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-kejadian
tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai
oleh banyak negara semenjak 1970 hingga perang dunia pertama.
28. Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu
negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di
samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan
mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas :
Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang
didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya
inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan
harga secara terus-menerus).
Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan
minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan
deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan
pencetakan uang kertas dan kredit bank.
Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal
secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil
sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai
alat penukar.
Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas
dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga
internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan
secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga
internasional.
29. Keburukan standar emas :
1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu
diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur,
sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito
bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan
memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan
secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
3) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita
percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia
usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai
uang jatuh.
5) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan
menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak
menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
2. Sistem Kurs Tetap dan Terkendali
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas
moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar
dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu
tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika
dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya
terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka
pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs
mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai
tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya.
30. Dalam kurs tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar
valas dalam penetapan nilai tukar.
Keunggulan :
Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga
tetap stabil.
Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi
devisa.
Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan
hasilnya.
Kelemahan :
Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan
kekurangan di pasar valas.
Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan
mempengaruhi pasar ekspor impor.
31. 3. Sistem Kurs Mengambang Bebas
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang
ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah
mapan. Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan sleuruhnya kepada
pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi
internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak
ada campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
Cadangan devisa lebih aman.
Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap
kondisi ekonomi dalam negeri.
Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
Tidak ada batasan valas.
Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
Praktik spekulasi semakin bebas.
Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim
perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara
berkembang.
Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
32. 4. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar
valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui
alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini
tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.
Keunggulan :
Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca
pembayaran suatu negara.
Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan :
Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam
memprediksi dan menetapkan kurs.
Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa
karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.