2. SURVEI DATA
Data adalah unsur yang sangat penting dalam sebuah
desain, maka keputusan dalam pengambilan dan
pengumpulan data merupakan hal yang harus
diperhatikan dan memerlukan kejelian dan ketelitian
agar mendapatkan data yang akurat.
3. Di dalam kegiatan awal ini banyak yang harus dipersiapkan
diantaranya :
A. Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan rencana kerja ini dibuat untuk memberikan input sebelum dibuat final
design atau tahap pekerjaan perencanaan teknis, untuk memberikan input yang akurat
maka perlu disusun lebih rinci (rencana kerja terinci) yaitu meliputi tiga kegiatan utama :
1) Kegiatan Lapangan
Kegiatan ini sangat penting mengingat ketergantungan yang sangat tinggi antara pekerjaan lapangan
dan kemajuan pekerjaan konstruksi maupun perancangan, pekerjaan lapangan seringkali mengandung
resiko tinggi yang kadang-kadang sulit diperkirakan sebelumnya, karena data yang tidak akurat akan
menghasilkan perancangan tidak sempurna dan mengakibatkan kefatalan pada pekerjaan konstruksi
atau sesudahnya. Adapun kegiatan ini dimulai dari surevi lapangan, tujuannya adalah meninjau ke lokasi
/ lapangan di mana jembatan akan dibangun atau ditingkatkan guna mendapatkan
dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam proses perencanaan teknis jembatan secara
lengkap.
4. Hal-hal pokok yang harus dilakukan dalam pelaksanaan survei ini adalah :
a) Pemilihan Lokasi
Yaitu menetapkan lokasi di mana jembatan baru akan dibangun dengan pertimbanganpertimbangan ekonomi
sosial, estetika yang mencakup aligement jalan, kecepatan rencana dan konstruksinya sehingga lokasi
jembatan baru sedapat mungkin terletak pada lokasi ideal.
Jika diadakan relokasi harus ditinjau masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan tanah, keadaan
lingkungan dan apakah ada timbunan atau galian dari kondisi tanah dasar yang ada serta masalah-masalah
lainnya.
b) Menentukan Bentang, Lebar dan Tipe Jembatan
Yaitu menetapkan panjang bentang, lebar, kelas dan tipe jembatan baru dengan memperhatikan stabilitas
tebing, frofil sungai, arah aliran, sifat-sifat sungai, bahan-bahan bawaan sungai, scouring vertikal dan
horizontal, kepadatan dan pembebanan lalu lintas.
Untuk perencanaan oprit jembatan yang terletak pada daerah rawa-rawa, di atas tanah lembek dan
kompresibel akan menimbulkan persoalan stabilitas dan penurunan, maka diantaranya dapat disarankan
penambahan panjang bentang jembatan, perbaikan tanah atau kemungkinan lain.
5. C) SURVEY HIDROLIKA DAN HIDROLOGI
• Melakukan pemeriksaan data-data mengenai morfologi sungai
yang telah ada dengan kondisi lapangan pada saat ini.
• Mengumpulkan data-data yang dapat digunakan langsung untuk
perencanaan dan mencatat keadaan yang dapat mempengaruhi
rencana letak pondasi.
• Memperkirakan kondisi hidrologi dan hidrolika serta sifat-sifat
morfologi sungai.
• Perlu diketahui juga data-data banjir termasuk diantaranya
waktu-waktu banjir atau perkiraan periode banjir yang di dapat
dari data curah hujan yang ada guna pembuatan schedule
pekerjaan konstruksi.
• Untuk menentukan ketinggian air pada waktu banjir dapat
diketahui dari data-data dinas pekerjaan umum atau dinas yang
terkait setempat.
6. D) PENYELIDIKAN TANAH
Dalam menentukan jenis konstruksi bangunan bawah diperlukan pula suatu penyelidikan tanah pada
lokasi jembatan yang direncanakan untuk mendapatkan suatu perkiraan yang sebaik – baiknya ,
dalam menentukan lokasi dan type pondasi yang akan digunakan atau untuk mengetahui kondisi
pondasi jembatan lama (jika berupa peningkatan / perbaikan jembatan) dalam menentukan nilai
kelayakannya.
Didalam penyelidikan tanah ada dua kegiatan yang harus dilakukan yaitu penyelidikan lapangan (
field ) dan labolatorium ( labolatorium mekanika tanah ) agar diperoleh data-data tanah yang valid,
untuk mendapatkan perencanaan (design ) pondasi yang sesuai (kuat) dan baik.
Banyak kejadian menunjukan runtuhnya / rusaknya struktur jembatan disebabkan oleh faktor pondasi
jembatan seperti : penurunan baik bersamaan atau tidak, guling, ambrol pada daerah abutment,
terjadi pergeseran dll. yang kesemuanya itu menyebabkan rusaknya struktur atas atau lapisan
perkerasan jalan), oleh karena penyelidikan tanah adalah sangat penting untuk merencanakan suatu
pondasi yang kuat dan ekonomis.
7. Hasil penyelidikan tanah dinyatakan kurang baik
(meragukan untuk langsung dapat dibangun)
apabila misalnya :
Ada gejala patahan atau tidak
Merupakan daerah yang bergerak atau tidak
Retakan – retakan pada batuan dan lain-lain, maka
perlu suatu penyelidikan batuan pada lokasi
setempat.
8. Hasil–hasil penyelidikan yang penting (sangat diperlukan)
antara lain sebagai berikut ;
Sifat-sifat tanah pada kedalaman tertentu.
Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah tertentu.
Lokasi muka air tanah.
Kedalaman, komposisi tanah keras (rock )
Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan perencanaan
(desain) pondasi.
9. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan
contoh tanah ( soil exploration ) sebagai berikut :
Boring dengan alat bor angger dan lain-lain.
Sondir
Cara geophysic, cara ini mahal, namun mempunyai ketelitian yang
tinggi sehingga hanya digunakan untuk suatu luas pekerjaan yang
besar dan diperlukan penyelesaian cepat.
10. E) DATA JEMBATAN LAMA
Jika yang akan direncanakan peningkatan atau penggantian jembatan,
maka data dan kondisi jembatan lama perlu dicatat dalam form
pemeriksaan detil jembatan guna menetapkan urutan prioritas
penggantian jembatan, dan jika jembatan tersebut akan diganti, harus
diperkirakan kekuatan jembatan lama yang mungkin akan dipergunakan
sebagai jembatan darurat bila diperlukan.
Kondisi jembatan dan sifat sungai dipergunakan sebagai acuan dalam
memberikan saran-saran terhadap jembatan lama (dibongkar/
difungsikan/ dibiarkan) bila jembatan baru sudah selesai dibangun.
11. F) KETERSEDIAAN MATERIAL
Untuk merencanakan anggaran biayanya, data harga-harga
material setempat perlu dipertimbangkan untuk menghindari
biaya tinggi, maka diperlukan adanya data/tempat
pengambilan material (quarry) yang mempunyai nilai ekonomis
dan sesuai persyaratan konstruksi.
Dalam hal ini perlu ditentukan/dicarikan lokasi pengambilan
material dengan perkiraan mutu/kwalitasnya yang sedapat
mungkin sesuai dengan kwalitas yang disyaratkan. Biasanya
peta quarry dapat diperoleh di DPUD setempat.
12. G) KETERSIDIAAN TENAGA KERJA
Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan konstruksi yang baik dan
ekonomis diperlukan adanya data-data tentang tenaga kerja, baik
tenaga kerja kasar maupun profesional yang berpengalaman
dalam perencanaan teknis jembatan maupun pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
13. H) TOPOGRAFI
Di dalam perencanaan struktur jembatan sangat diperlukan
foto-foto mengenai keadaan jembatan lama, sungai, lokasi
jembatan baru secara lengkap sehingga foto tersebut dapat
dipergunakan pula sebagai data dalam perencanaan jembatan
selanjutnya.
14. Adapun titik-titik yang perlu diketahui / di foto :
Dari hulu ke arah hilir
Dari hilir ke arah hulu
Dari jalan masuk ke arah jalan keluar (rencana lokasi kepala
jembatan).
Dari jalan keluar ke arah jalan masuk (rencana lokasi kepala
jembatan).
Foto perspektif rencana lokasi jembatan
Foto-foto lain yang memerlukan perhatian khusus dalam
perencanaan
Pada foto-foto tersebut perlu dicantumkan tanda-tanda antara lain :
arah aliran sungai, rencana as jembatan, rencana lokasi kepala (Abutmen)
jembatan dan lain-lain.
15. 2) PERENCANAAN
PENDAHULUAN
Dari data – data lapangan disusunlah suatu rencana
awal / pendahuluan dengan mempertimbangkan atau
pendekatan pendekatan dari data – data yang didapat
16. B. METODOLOGI DAN PENGAMATAN DATA
Untuk merencakan konstruksi suatu jembatan sebaiknya perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut, Survey data untuk perencanaan jembatan yang
meliputi :
1) Pemilihan lokasi jembatan.
Lokasi jembatan biasanya dipengaruhi oleh pertimbangan–pertimbangan :
Teknik ( aliran sungai, keadaan tanah )
Ekonomi ( Biaya yang tersedia )
Sosial ( Biaya kebutuhan lalu lintas )
Estetika ( tidak mengganggu aliran sungai )
Dan lain – lain
17. 2) Alinyemen Jembatan :
Alinyemen jembatan tergantung kepada sudut yang dibuat oleh jembatan dengan
sumbu sungai yang dibedakan 2 type alinyemen yaitu :
Alinyemen tegak : jembatan terhadap sumbu sungai
Alinyemen miring : jembatan membuat sudut (θ) tertentu sumbu sungai sejauh
mungkin diusahakan untuk menempatkan jembatan pada posisi menurut
alinyemen tengah. Tetapi kadang-kadang terpaksa tetap memakai posisi miring.
18. 3) DATA – DATA PERENCANAAN JEMBATAN
Data Umum
Nama sungai, jalan dan lokasi kemungkinan letak jembatan
Titik triagulasi terletak dan elevasinya
Volume dan sifat lalu lintas pada saat ini pada jalan yang akan dibangun
jembatan.
Data Geologi
Keadaan tanah dan jembatan untuk menentukan type pondasinya.
Letak kwalitas guarry terdekat untuk bahan beton, batu bata dan lain – lain.
Penyelidikan batuan perlu diadakan, jika pemeriksaan tanah memberikan hasil
yang meragukan misalnya : adanya gejala patahan, daerah bergerak, retak –
retak batuan dan lain – lain.
19. Data Sungai
Elevasi banjir tertinggi, banjir biasa, muka air terendah untuk mengetahui
clearance jembatan dari tinggi air rencana
Lokasi, bentuk kemiringan dan keadaan tanah intensitas dan frekuensi hujan dari
catchment area dan lain-lain.
Persyaratan lalu lintas sungai (ada/tidak ada )
Data – data lainya :
Jalan untuk transport bahan bangunan antara lain, semen. Besi, kayu dan lain-
lain.
Tersedianya pekerja/buruh bersifat beserta fasilitas kehidupannya.
Lokasi termasuk daerah gempa atau tidak
Ada atau tidaknya persediaan tenaga listrik.
Jembatan lain yang didekat lokasi sebagai bahan pertimbangan
Kemampuan propinsi setempat untuk membangun jembatan.
20. 4. PENYELIDIKAN LAPISAN TANAH DI BAWAH
PERMUKAAN ( SUB BASE )
Suatu penyelidikan tanah pada lokasi jembatan yang direncanakan adalah
sangat penting untuk mendapatkan suatu perkiraan yang sebaik – baiknya ,
bagi lokasi dan type pondasi jembatan.
Diperlukan suatu penyelidikan lapangan ( field ) dan labolatorium ( labolatorium
mekanika tanah ) untuk mendapatkan data-data tanah yang diperlukan bagi
perencanaan (design ) pondasi.
Banyak kejadian menunjukan runtuhnya suatu pondasi jembatan tersebut oleh
karena penyelidikan tanah adalah sangat penting untuk merencanakan suatu
pondasi yang kuat dan ekonomis.
21. Apabila hasil penyelidikan tanah meragukan misalnya :
Adanya gejala patahan
Adanya daerah yang tanahnya bergerak
Serta retakan – retakan pada batuan dan lain-lain, maka perlu suatu
penyelidikan batuan pada lokasi setempat.
22. HASIL – HASIL PENYELIDIKAN YANG
PENTING DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT
a. Sifat-sifat tanah kedalam tertentu.
b. Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah
tertentu.
c. Lokasi muka air tanah.
d. Kedalam, komposisi tanah keras (rock )
e. Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan
perencanaan(desain) pondasi. Beberapa cara yang dapat
digunakan dalam pengambilan contoh tanah (soil exploration)
antara lain :
a. Boring dengan alat bor angger dan lain-lain.
b. Sondir
c. Cara geophysic, cara ini mahal, teliti dan hanya
23. POKOK-POKOK PERENCANAAN
Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan
dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana
Tegangan Kerja (WSD) dan Rencana Keadaan Batas (Limit State). Struktur
jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah
yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini:
1. Kekuatan dan stabilitas struktur
2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan
3. Ekonomis
4. Keawetan dan kelayakan jangka panjang
5. Kemudahan pemeliharaan
24. 6. Estetika
7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal
Untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan
dalam perencanaan harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan
perencanaan Jembatan BMS ’92 sebagai berikut:
a. Persyaratan umum perencanaan
b. Persyaratan Analisa Struktur
c. Persyaratan Perencanaan Pondasi
d. Persyaratan Perencanaan Elemen StrukturJembatan
25. Agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai
persyaratan dapat dicapai, maka panduan atau Manual
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92 harus
menjadi pegangan dalam menetapkan :
Metodologi Perencanaan
Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan
Perencanaan Elemen Struktur Jembatan
Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan
Slope Protection
Dan lain sebagainya
26. KRITERIA PERENCANAAN
1. Peraturan-peraturan yang dipergunakan
2. Mutu material yang dipergunakan
3. Metode dan asumsi pada perhitungan
4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas,
struktur bawah dan pondasi
5. Metode pengumpulan data lapangan
6. Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang
dinyatakan dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi
7. Metode pengujian pondasi
27. PERATURAN YANG DIGUNAKAN
1. Perencanaan strukturjembatan harus mengacu kepada
a) Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92
b) Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92
c) Peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara
lain: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI
(Design Standard of Earthquake Resistance of Bridges)
1) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan
Raya (SK.SNI T-14-1990-0.3)
2) Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4
3) Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI
4) Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4
28. 2. PERENCANAAN JALAN PENDEKAT DAN OPRIT
HARUS MENGACU KEPADA
a) Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)
b) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
No.038/T/BM/1997
c) Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
dengan Metoda Analisa Komponen SNI 1732-1989-F
3. UNTUK PERHITUNGAN ATAU ANALISA HARGA SATUAN
PEKERJAAN MENGIKUTI KETENTUAN PANDUAN
Analisa Harga Satuan, SNI -2010, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.