Modul perencanaan trase jalan memberikan panduan tentang faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan trase jalan, seperti topografi, geofisik, hidrologi, dan lingkungan. Faktor-faktor ini meliputi kemiringan medan, kelandaian alinyemen, daerah aliran sungai, karakteristik tanah, iklim, muka air tanah, tata guna lahan, hutan lindung, dan cagar budaya. Perencanaan trase jalan bertujuan memilih
2. DESAIN YANG HARUS MEMENUHI KRITERI-KRITERIA
1. MENJAMIN TERCAPAINYA TINGKAT LAYANAN JALAN SEPANJANG
UMUR PELAYANAN JALAN
2. MERUPAKAN LIFE CYCLE COST YANG MINIMUM
3. MEMPERTIMBAGKAN KEMUDAHAN PADA SAAT PELAKSANAAN DAN
PEMELIHARAAN
4. MENGGUNAKAN MATERIAL YANG EFISIEN DAN MEMANFAATKAN
MATERIAL LOKAL SEMAKSIMAL MUNGKIN
5. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KESELAMATAN PENGGUNA JALAN
6. MEMPERTIMBANGKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
7. PENENTUAN TRASE JALAN
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TINGKAT DASAR
DESKRIPSI SINGKAT
Membekali Peserta diklat teori tentang Perencanaan Geometrik Jalan
Tingkat Dasar berupa tahapan perencanaan , faktor Topografi, faktor
Geofisik dan faktor Lingkungan dalam PenentuanTrase jalan .
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Hasil Belajar mampu memahami faktor penentuanTrase jalan
2. Indikator Hasil belajar mampu menjelaskan Tahapan perencanaan
, faktor Topografi , faktor geofisik dan faktor Lingkungan dalam
PenentuanTrase jalan .
8. DASAR HUKUM PERENCANAAN GEOMETRIK
JALAN TINGKAT DASAR
1. Undang Undang No.38 Tahun 2004 dan PP No.34 tahun 2006Tentang Jalan ;
2. Undang Undang No.22Tahun 2009Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan
3. Undang Undang No. 2 Tahun 2012 dan PP No.148 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan PengadaanTanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;
4. Undang Undang No.41 Tahun 1999 dan PP No.24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan
Kawasan hutan lindung untuk jalan dan Jalur kereta ;
5. Undang Undang No.11Tahun 2010 dan PP No.66Tahun 2015 tentang Museum ;
6. Undang Undang no.32 Tahun 2009 dan PP No.27 Tahun 2012 Persyaratan
lingkungan ;
7. Keputusan Meneg .LH No. 05 Tahun 2012Tentang Rencana Kegiatan yang wajib
AMDAL dan UKP-UPL ;
Modul perencanaan trase jalan adalah merupakan satu kesatuan yang
terkait dengan modul yang ada didalam Diklat geometrik jalan
tingkat dasar berpedoman pada :
9. 8. Kep.Men Kimpraswil No.17/KPTS/M/2003 Tentang Penetapan Jenis
usaha dan kegiatan bidang permukiman dan prasarana wilayah yang
wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemanfaatan lingkungan .
9. Permen PU No.19 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
kriteria Perencanaan Teknis jalan ,Pasal 44 ayat 1.Point a.1 dan a.2 yang
menyangkutTrase Jalan; dan
10. Petunjuk Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tentang
PanduanTeknis penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan .
10. PENGERTIAN TRASE JALAN
Trase Jalan adalah garis tengah Sumbu jalan yang merupakan garis
lurus saling terhubung dengan Peta Topografi serta merupakan
acuan dalam menetapkan tinggi muka tanah dasar .
Prinsip dalam perencanaan penentuan pemilihan Trase jalan
berdasarkan Permen PU No.19 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknis jalan dan Kriteria Perencanaan teknis jalan adalah :
▪ Trase Jalan sebaiknya dibuat lurus,pendek,sedikit tikungan,dan
kelandaiannya (grade) seminim mungkin
▪ Trase jalan menjauhi Daerah Aliran Sungai (DAS)
▪ Trase jalan mempertimbangkan besarnya volume galian dan
timbunan
11. ▪ Pemilihan lokasi Trase pada tanah yang mempunyai
Nilai CBR yang memenuhi syarat , sehingga keberadaan
tanah tersebut bisa dipakai untuk pekerjaan timbunan
pada lokasiTrase jalan yang akan direncanakan
▪ Pemilihan Trase jalan sebaiknya dihindari pada daerah
patahan, tanah rawan longsor , muka air tanah yang
tinggi serta lokasi daerah yang mempunyai curah
hujan yang tinggi
▪ Diupayakan pemilihan Trase tidak pada daerah hutan
lindung, cagar budaya, dan iklim
▪ Diupayakan Trase jalan yang direncanakan jangan
dilokasi padat penduduk dan lahan yang bermasalah
seperti tuntutan ganti rugi yang tinggi .
12. TAHAPAN PERENCANAAN PENENTUAN
TRASE JALAN
1. PENUNJUKAN DAN PROGRAM KERJATIM
2. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEY
• Survey Awal (Reconnaisance Survey) berupa pengumpulan data data
Topografi, Geofisik, Hidrometri dan Lingkungan dan seterusnya membuat
Peta dasar Rencana letak beberapaTrase Jalan aternatif di ruang Rumaja,
Rumija dan Ruwasja
• Survey Pendahuluan (Preliminary Survey) berupa pematokan di beberapa
tempat untuk lokasiPoligon utama (BM) , pengukuran elevasi ketinggian
permukaan Sungai, Jalan ,Kereta api dan seterusnya diflot alternatif lokasi
Trase jalan yang memenuhi syrat teknis dan Ekonomis
• Survey Lokasi (Location Survey) melaksanakan pengukuran dilokasi Trase
jalan yang ditetapkan dari beberapa alternatif yang direncanakan
.Pengukuran dan pematokan tersebut dalam rangka ganti rugi
pembebasan lahan masyarakat yang terkena lokasi Trase jalan
13. II. FAKTOR FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM
PENENTUAN TRASE JALAN
a. Topografi
b. Geofisik
c. Hidrometri
d. Lingkungan
14. I.TOPOGRAFI
Topografi penentuan Trase jalan adalah berupa kegitan
tentang survey kondisi permukaan bumi dan lingkungannya
melalui pengukuran membuat Route dengan tujuan
memindahkan elevasi permukaan tanah yang diukur kedalam
peta Planimetri dengan skala 1 :500 atau 1:1000
15. KEGIATAN SURVEY TOPOGRAFI
• Penyiapan administrasi (Penetapan petugas survey, surat
isin melaksanakan survey)
• Penyiapan peralatan survey (Theodolite, waterpass,
kompass, kamera, meteran dan lain lain )
• Penyiapan persyaratan teknis ( Peta topografi, peta
geologi,Photo udara )
• Pemasangan patok permanen, sementara dan pembantu
• Pengukuran kerangka horisontal, vertikal , situasi , dan
penampang melintang
• Pengolahan data hasil pengukuran
• Pembuatan petaTopografi
• Penyajian hasil kerja survey topografi
16. FAKTOR FAKTOR TOPOGRAFI
PENENTUAN TRASE JALAN
KLASIFIKASI GOLONGAN MEDAN
Penentuan kemiringan melintang Trase jalan
menyesuaikan dengan kondisi medan datar, perbukitan
dan pegunungan adalah :
▪ Datar kemiringan < 10 %
▪ Perbukitan kemiringan 10-25 %
▪ Pegunungan kemiringan > 25 %
17. KELANDAIAN ALINYEMEN
Besarnya kelandaian maksimum memanjang jalan yang
diisinkan sesuai kecepatan kendaraan yang lewat yaitu
seperti dalam tabel berikut :
V1(Km/Jam) 12
0
110 100 80 60 50 40 < 40
Kelandaian
Maksimum
(%)
3 3 4 5 8 9 10 10
18. DAERAH ALIRAN SUNGAI
Penentuan pemilihan Trase jalan didaerah Aliran
Sungai diusahakan diluar batas sempadan jalan
diatur dalam Permen PU No. 28/Prt/M/2015
tentang penetapan garis sempadan Sungai dan
Danau. Didalam peraturan tersebut lebar batas
sempadan sungai yang boleh dibangun disesuaikan
dari batas kedalaman sungai .
Diusahakan pemilihan Trase jalan menjauhi
didaerah sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)
19. GEOFISIK
Geofisik menguraikan tentang kondisi permukaan tanah
yang akan dipilih sebagai Trase jalan apakah memenuhi
Persyaratan Teknis seperti tidak daerah Patahan , Sifat
tanah yang tidak Exvansive soil, bukan didaerah curah
hujan tinggi atau daerah permukaan tanah yang rendah
(sering banjir)
FAKTOR FAKTOR GEOFISIK DALAM
PENENTUAN TRASE JALAN
a. DAERAH PATAHAN
Daerah patahan terjadi akibat adanya tenaga yang
berasal dari kulit bumi yaitu berupa kenampakan kulit
bumi terlihat patah . Daerah patahan terbagi tanah naik
(horst) dan tanah turun (graben). Jika menemui
permukan jalan seperti ini sebaiknya penentuan Trase
jalan dialihkan ketempat lain.
20. b. KARAKTERISTIK TANAH DASAR
Dalam penentuanTrase jalan yang harus diperhatikan
karakteristik tanah dasar :
• Kemampuan tanah dilewati oleh air yang meresap melalui
pori pori butiran tanah (permeability)
• Sifat tanah lunak yang kembang susut ( problematic soil)
• Penurunan tanah akibat perubahan isi pori tanah akibat
beban (settlement)
• Kuat geser tanah menahan beban tekanan tanpa
mengalami keruntuhan
• Sistim pemadatan yang tidak sempurna (Compacting)
21. c. IKLIM
• Faktor iklim mempengaruhi memilih lokasi didaerah
lereng,sehingga membuat alinyemen vertikal lebih tinggi
dari permukaan tanah dasar
• Curah Hujan dengan intensitas tinggi akan
menimbulkan tanah menjadi labil terutama trase jalan
didaerah perbukitan
• Curah hujan dengan intensitas tinggi berpengaruh
terhadap resapan air baik yang berasal dari permukaan
maupun dari bawah permukaan .
22. d. MUKA AIR TANAH
• Penurunan dan stabilitas badan jalan dan lereng akibat
gerakan tanah yang disebabkan oleh air yang mengalir
melalui pori pori butiran tanah
• Pengaruh terhadap sifat sifat tanah yang berbutir halus
23. III. LINGKUNGAN
Dalam merencanakan Trase jalan yang harus diperhatikan adalah tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan yang menyebabkan banjir dan longsor . Untuk itu perlu adanya
kajian AMDAL upaya Pengelolaan lingkungan hidup dan Upaya Pemantauan lingkungan
hidup ( UKP-UPL)
KPTS MENEG LH NO.05 TAHUN 2012 RENCANA KEGIATAN YANG WAJIB :
a. AMDAL :
• JalanTol
• Pembangunan Jalan /Peningkatan jalan dengan pelebaran yang
membutuhkan pengadaan tanah
• Pembangunan Jembatan
24. b. UKP-UKL ( UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ) :
• Pembangunan jalan layang dengan panjang tidak lebih
2 km
• Peningkatan jalan Tol tanpa pembebasan panjang diata
5 km
• Jalan raya kota besar ,sedang dan jalan pedesaan
dengan panjang ,lebar ditentukan ada tidaknya
dilakukan pembebasan diatur dalam peraturan meneg
LH.
25. FAKTOR LINGKUNGAN YANG HARUS
DIPERHATIKAN SELAIN AMDAL UKP-UPL
DALAN PENENTUAN TRASE JALAN :
1. TATA GUNA LAHAN :
• Dalam pembebasan lahan dengan pemilik tanah yang
tergusur, perlu mendapat ganti rugi yang layak
• Alih fungsi lahan sering terjadi perubahan volume air tanah,
sehingga dalam perencanaan Trase jalan diperhatikan
pekerjaan Drainase .
26. • Pembebasan lahan kepada pemilik tanah yang terkena
rencana Trase jalan diatur dalam Undang Undang No.2
tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk kepentingan Umum , Perpres
No.148 Tahun 2015 pengganti perpresNo.71 tahun 2012
atau peraturan lainnya terkait tentang
penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk kepentingan Umum
27. 2. HUTAN LINDUNG
• Pemilihan Trase jalan diarea kawasan hutan lindung diatur
didalam Undang Undang No. 41 tahun 1999 dan PP No.104
Tahun 2015 tentang tata cara perubahan peruntukan dan
fungsi kawasan hutan .
• Sesuai PP No.24 Tahun 2010 yang didalamnya ada pasal
yang membolehkan membangun jalan dan jalur kereta
28. a. CAGAR BUDAYA
• Penentuan lokasi Trase jalan di area cagar budaya
direncanakan tidak merusak bangunan cagar Budaya .
Cagar Budaya dilindungi oleh Undang Undang No.11
tahun 2010 dan PP No.66 Tahun 2015 tentang
pelindungan cagar budaya.
• Trase jalan yang lokasinya melalui area cagar budaya,
harus koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan
kebudayaan cq. Direktorat jenderal Kebudayaan ,
contoh pembangunan jalan over pass. Tujuannya adalah
agar pembangunan infrastruktur dilingkungan cagar
budaya tidak merusak bangunanyang sudah ada .
29. KESIMPULAN
Dalam merencanakan jalan perlu diperhatikan agar jalan tersebut memenuhi
kepuasan Pengguna jalan yaitu rasa nyaman , aman serta cepat sampai tujuan .
Untuk memenuhi hal tersebut , para perencana jalan diminta untuk
merencanakan pemilihan trase jalan agar dapat memenuhi persyaratan
Teknis dan Ekonomis .
persyaratan teknis dan Non teknis yang harus dipertimbangkan adalah
memenuhi :
PanjangTrase pendek dan tidak banyakTikungan
• Menghindari daerah tanjakan mencegahVolume galian yang berlebihan
• Menghindari daerah patahan , daerah aliran sungai , Muka air tinggi
• Serta biaya seoftimal mungkin .
• Mempertimbangkan aspek lingkungan , hutan lindung , cagar budaya dan
tata guna lahan
• Biaya yang direncanakan se ekonomis mungkin
• Dapat dipertanggung jawabkan baik teknis maupun non teknis
30.
31. Desain Perkerasan Jalan
Manual Desain Perkerasan Jalan (MDPJ) 2017
Nomor 04/SE/Db/2017
Perkerasan Jalan Lentur
(Flexible Pavement)
32. Acuan :
1. PtT-01-2002-B Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
2. Pd T-14-2003 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Beton Semen
3. PdT-05-2005 Perencanaan Tebal Lapis Tambah PerkerasanLentur
dengan Metode Lendutan
4. Austroads, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of
Pavements, 2008
5. AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, 1993.