Perawat melakukan interaksi dengan pasien untuk membahas kegiatan yang biasa dilakukan di rumah agar dapat ditambahkan ke dalam jadwal kegiatan pasien di rumah sakit guna mengurangi gejala halusinasinya. Pasien menyetujui beberapa kegiatan seperti tidur, bengong dan makan untuk dimasukkan ke dalam jadwal, namun tampak masih bingung dan kurang mampu mengungkapkan perasaannya. Perawat membuat kontrak untuk
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
api-interaksi2-halusinasi-sp-3.docx
1. ANALISA PROSES INTERAKSI
Initial klien : Tn. J
Interaksi : Fase Kerja
Lingkungan : Tempat interaksi di ruang Cendrawasih, di dekat meja makan / ruang
makan, klien duduk berhadapan dengan perawat,
Deskripsi klien : Penampilan klien rapi, rambut pendek, badan tinggi dan kurus, kulit
hitam,, menggunakan baju seragam RSJ berwarna hijau, klien tampak
masih suka bingung dan lebih banyak diam.
Tujuan Interaksi : SP III, Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan dirumah.
Waktu Interaksi : 03 Mei 2008, Pukul 10.45 – 11.00 WIB
2. ANALISA PROSES INTERAKSI
Initial klien : Tn. J
Ruang rawat : Cendrawasih
Respon Verbal (1) Respon Non Verbal (2) Analisa berpusat pada perawat (3)
Analisa berpusat pada Klien
(4)
Rasionalisasi
P : ”Selamat Pagi . J...!” P : Kontak mata, duduk
mendekati klien .
K : Menatap mata P
Berharap klien mau menjawab
sapaan perawat
Merasa senang disapa oleh
perawat
Ucapan salam
merupakan
penghargaan dan
perhatian perawat
pada klien.
K : ”Pagi...!” K : Memperhatikan perawat
P : Tersenyum ramah
Senang karena klien bisa diajak
interaksi
Mau menjawab sapaan
perawat
P : “Bagaimana tidurnya
semalam? Nyenyak ga?”
P : Kontak mata, tersenyum
menanti jawaban klien
K : Kontak mata kurang
Berharap dapat meneruskan
perbincangan dengan klien Bersedia diajak interaksi Validasi perasaan klien
merupakan bagian dari
fase orientasi
K : ”Ga bisa tidur, suster!” K : Menjawab pertanyaan
perawat
P : Mendengarkan jawaban klien
Memperhatikan dan menunggu
jawaban klien. Menjawab pertanyaan
perawat
P: ”Kenapa, suara – suara itu
ganggu kamu lagi ya...?”
K: ”Tidak, tapi semalem saya
gelisah dan sering terbangun
tiba- tiba!”
P: ”Jadi, J terbangun kenapa?
P : Mempertahankan kontak
mata, dan Menyentuh
pundak klien, bertanya
dengan suara lembut
dengan nada meminta
jawaban.
K : Melihat ke arah perawat,
mata sayu, ekspresi
bingung.
Berharap klien mau menceritakan
masalahnya dan dapat
meneruskan pembicaraan.
Senang karena klien menjawab
pertanyaan perawat.
Berharap dapat meneruskan
perbincangan dengan klien
Mendengarkan perawat
Menjawab pertanyaaan
perawat.
Dengan memberiken
pertanyaan yang lebih
spesifik diharapkan
dapat lebih fokus
dalam menggali lebih
jauh mengenai
masalah yang dihadapi
klien.
K: ”..............!” (Klien hanya
diam saja, dengan
pandangan lurus ke depan,
tampak mulai bingung).
P: Kontak mata, menatap klien
sambil menanti jawaban
klien.
Memperhatikan tingkah laku non
verbal klien dan menunggu
jawaban klien.
Mendengarkan pertanyaan
perawat.
Klien tampak berpikir dan
tampak mulai bingung.
Mempertahankan
kontak mata saat
bicara dapat
memperdalam BHSP
antara P – K.
P : “J, Bagaimana kalau hari ini
kita bahas tentang kegiatan
yang sering J lakukan
dirumah, agar nanti bisa kita
tambahkan di jadwal
K : kontak mata kurang, klien
tampak mulai berpikir dan
bingung.
Mengingatkan kontrak pada
pertemuan pada klien sambil
memperhatikan perilaku non
verbal klien.
Klien merubah posisi duduk,
namun tetap berhadapan
dengan perawat
Mengingatkan kontrak
sebelumnya untuk
menimbulkan rasa
3. kegiatan kemaren, Selain itu,
agar J juga senang saat
melakukannya karena J
sudah terbiasa
melakukannya, betul ga?”.
”Bagaimana kalau kita
ngobrolnya selama 15 menit
di ruang / dekat meja
makan, J mau kan...?”
P : Bertanya dengan lembut dan
perlahan, kontak mata dan
tersenyum
K : Kontak mata kurang,
pandangan mudah beralih,
percaya pada diri klien
K : ”iya, suster”
Mengamati perilaku non-verbal
klien
Menjawab perawat dan
menatap namun kontak
mata kurang
P: ”Oh ya, kegiatan apa yang J
senangi dan biasa J lakukan
dirumah?
K : ”Biasanya saya bantu –
bantu Ibu, nyapu, cuci piring,
trus tidur, bengong,, jalan
– jalan!
P : “Nah, dari beberapa
kegiatan tersebut, kegiatan
mana yang menurut J bisa
dilakukan juga di RS?”
K : ”ehm...tidur, begong,
makan!”
K : kontak mata kurang,.
P : Ekspresi wajah heran
P : Mempertahankan kontak
mata, dan bertanya dengan
suara lembut dengan nada
meminta jawaban.
K : Menjawab pertanyaan
perawat, kontak mata
kurang, mata tampak sayu,
ekspresi tampak berpikir /
bingung.
P: Kontak mata, menatap klien
sambil menanti jawaban
klien.
Berharap klien mau menjawab
pertanyaan perawat.
Senang karena klien mau
menjawab pertanyaan perawat
Berharap klien mau menjawab
pertanyaan dan mulai
menceritakan tentang kegiatan
yang sering dilakukan dirumah.
Perawat menunjukkan ekspresi
heran untuk menunjukkan keragu-
raguan pada jawaban klien
Mendengarkan pertanyaaan
perawat.
Menjawab pertanyaan
perawat, namun kontak
mata kurang. Klien tampak
berpikir dan bingung.
Mendengarkan pertanyaan
perawat.
Menjawab pertanyaan
perawat, kontak mata
kurang.
Memasuki fase kerja
dengan menanyakan
kegiatan yang bisa
dilakukan klien di
Rumah.
Pada saat dilakukan
interaksi, kontak mata
antara perawat dan
klien harus
dipertahankan.
P : ”Bagaimana dengan nyapu,
cuci piring, dan beres – beres
kamar, Apakah J bisa dan
mau melakukannya di RS?
Kalau J mau, nanti J bisa
masukkan kegiatan tersebut
ke jadwal kegiatan yang kita
K : kontak mata kurang.
P : Ekspresi wajah berusaha
meyakinkan klien,
pertahankan kontak mata,
sambil menyentuh pundak
Berharap dan menunggu jawaban
klien.
Klien mendengarkan
perawat dan sesekali
menatap ke arah perawat. Memberikan saran
merupakan teknik
komunikasi yang baik
bila digunakan pada
waktu yang tepat dan
cara yang konstruktif,
sehingga pasien bisa
4. buat kemaren, Bagaimana J
mau ga daripada J Cuma
bengong?”
klien.
Senang karena klien memberikan
respon positip sambil
memperhatikan tingkah laku non
verbal klien.
Memperhatikan perilaku non
verbal klien.
Senang, karena K menberikan
respon positif.
Berharap klien mau dan mampu
mengungkapkan perasaannya.
Menunggu jawaban klien dan
memperhatikan klien dengan
seksama.
Berharap klien menyetujui kontrak
pertemuan selanjutnya dan
menunggu jawaban klien.
Senang, karena klien memberikan
respon positip, lalu tersenyum
mengakhiri pembicaraan dengan
klien.
Menerima saran perawat
memilih
K : ”Iya, ga apa- apa!”
P : ”Bagus...bagus””
K: ”.............!” (klien hanya diam
dan tersenyum).
K : Klien memperhatikan
perawat sesaat, tampat
sedikit bingung, lalu
menjawab pertanyaan
perawat.
P : Kontak mata, dan tersenyum
Mendengarkan pernyataan
perawat
Klien hanya membalas
dengan senyuman.
Mendengarkan pertanyaan
perawat
Reinforcement positif
memberikan
perhanrgaan bagi klien
sehingga klien merasa
dihargai
P: ”Nah, sekarang bagaimana
perasaan J setelah kita
ngobrol – ngobrol tadi?”
Apakah J merasa keberatan /
bosan, karena J masih
tampak bingung?”
K: ”ehm...Suster kenapa
ya...Saya mesti berada
disini?
K : Menatap perawat dan
tersenyum
P : Kontak mata, bertanya
dengan perlahan dan
dengan nada meminta
jawaban.
Klien tidak mampu
menjawab pertanyaan
perawat dan klien tampak
mulai bingung, kontak mata
kurang,
Mendengarkan perkataan
perawat.
Dengan memberikan
pertanyaan terbuka
mengenai bagaimana
perasaan klien
diharapkan mampu
memvalidasi perasaan
klien sesungguhnya
dan membuka masalah
yang dihadapinya.
P : ” Ya sudah, J hari senin
nanti ) 5 Mei ’08) kita
ngobrol lagi ya...Suster mau
lihat dan mengecek apakah
jadwal kegiatan sudah
dilaksanakan atau belum?
Dan apakah dengan
melakukan kegiatan
halusinasi J dapat
berkurang?” Bagaimana
kalau nanti kita ketemu nya
jam 14.30 WIB, di dekat
ruang makan, J setuju ga?”
K : kontak mata kurang, tampak
mulai bingung lagi.
P : Menatap mata klien,
menunggu jawaban
K : Mendengarkan perawat
Menyetujui untuk
berinteraksi lagi dengan
perawat keesokan harinya.
Dengan membuat
kontrak yang jelas dan
tepat waktu dapat
memperberat rasa
percaya (Trust) antara
K – P.
K : ”Setuju, makasih ya..!”
5. K : kontak mata kurang,
menatap perawat sesaat,
lalu menjawab pertanyaan
perawat..
P : Tersenyum