SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: Rahmat Halim Saputra
: 26 Mei 2021
: Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: I (Fase Perkenalan)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk.
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUSAT
PADA KLIEN
RASIONAL
P : Selamat sore Pak, boleh
saya duduk di sebelah
Bapak ?
K : Sore, silahkan.
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien
dan berharap dengan
sapaan sederhana P bisa
diterima oleh K.
P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
K masih ragu terhadap
orang baru yang masuk ke
lingkungannya
K ragu terhadap orang baru
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan sehingga
dapat terjalin rasa percaya.
P : Wah, suasana sore ini
sejuk sekali ya Pak
K : (diam)
P : Memandang ke
halaman sambil melirik K
K : Ikut melihat ke
halaman lalu menghisap
rokoknya dan menunduk
lagi
P ingin memulai
percakapan dengan topik
ringan sebelum masuk ke
kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjukkan
perhatian cukup terhadap P
Topik ringan akan
memudahkan interaksi
lebih lanjut
P : Oh ya, perkenalkan
saya Made, saya
P : Memandang K sambil
menjulurkan tangan ke K
P merasa bahwa K harus
diberikan penjelasan
K masih memberikan
tanggapan secara ragu-ragu
Memperkenalkan diri dapat
menciptakan rasa percaya
mahasiswa praktek disini
yang akan merawat Bapak.
K : (diam)
K : Mengalihkan rokok ke
tangan kiri lalu tanpa
memandang P menerima
uluran tangan P
tentang kedatangan P klien terhadap perawat
P : Nama Bapak siapa ?
K : Ong. Ong Tian Bian.
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P ingin tahu nama pasien
P merasa pasien enggan
berkenalan
K ragu-ragu
K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
Mengenal nama pasien
akan memudahkan
interaksi
P : Bapak senangnya
dipanggil dengan nama apa
K : Ong.
P : Memandang K
K : Menoleh ke halaman
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P ingin menjalin kedekatan
dengan pasien
P senang walaupun
jawaban singkat
K mencoba mengingat
nama yang disukainya
K mulai tertarik dengan
perkenalan dengan P
Nama panggilan
merupakan nama akrab
klien sehingga
menciptakan rasa senang
akan adanya pengakuan
atas namanya
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Pak Ong
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K berpikir sejenak,
mengngingat nama yang
disukainya
K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K
Pujian berguna untuk
mendekatkan perawat
menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
P : Bapak asalnya dari
mana Pak Ong?
K : Salatiga, Jawa Tengah
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan
tersenyum lalu menunduk
P masih berusaha
membangun keakraban
dengan topik sederhana
P senang karena K
memberi respon
K berpikir dan mengingat-
ingat
K senang karena ingat
Topik sederhana membantu
menjalin kedekatan dengan
klien
lagi
P : Memperhatikan K
daerah asalnya dan kembali
membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh juga ya.
Bapak Ong sudah berapa
lama disini?
K : Lama! Dua puluh
tahun.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data
umum pasien
P khawatir kalau
pertanyaan membuat K
tersinggung
K berpikir dan berusaha
mengingat
K membayangkan keadaan
yang telah lama dijalaninya
Lama rawat menentukan
apakah klien kronis atau
akut
P : Sejak tahun berapa
Bapak disini ?
K : Yach, delapan puluh
tiga
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap dapat
memperoleh data lama
rawat secara lebih pasti
sambil mengkaji daya ingat
pasien
P senang karena mendapat
respon dari K
K berusaha mengingat
K menjawab dengan
sekedarnya
Daya ingat pasien dapat
dikaji dengan menanyakan
data-data pasien yang
sederhana
P : Sekarang Bapak Ong
umurnya berapa?
K : Em…56 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh ke halaman
dan terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar
lalu menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K
P merasa arah pertanyaan
sudah dapat dijawab jelas
oleh K
K berusaha mengingat-
ingat
K menjawab sesuai dengan
daya ingat yang
dimilikinya
Umur mempengaruhi daya
ingat klien
P : Pak Ong ingat nggak,
kenapa pak Ong dirawat
disini
P : Menunjukkan
keseriusan
K : Menunduk
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat
spesifik dan takut
menyinggung pasien
K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
Keluhan utama merupakan
dasar pasien dirawat di RS
Jiwa
K : Saraf, sakit saraf. ECT,
ini di ECT.
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P lega karena K tidak
tersinggung
P : Pak Ong pernah
ngamuk?
K : Nggak, nggak, saya
suka ngelamun. Enak
sendirian. Kakak saya
sudah meninggal tapi hidup
lagi. Itu dia !!
P : Bertanya pelahan
K : Menunduk
K : Menoleh ke halaman
lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon
pasien
P mengkaji lebih jauh
alasan pasien dirawat
P kaget, dan sadar kalau
pasien mengalami
halusinasi lihat
K mengingat-ingat
K mengalami halusinasi
lihat
Halusinasi dapat terjadi
kapan saja karena adanya
stimulus tertentu
P : -
K : Kakak saya orangnya
sukses, sayang mati, anak
saya tujuh belas semuanya
di Jerman.
P : Masih kaget
K : Memandang ke
halaman
K : Menunjuk ke halaman
dan nyerocos
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena
belum menemukan
pertanyaan yang tepat
untuk K
P menemukan adanya
flight of ideas dan berpikir
tentang faktor penyebab
K melihat kakaknya dan
mencoba menceritakannya
pada P
K teringat kondisi
keluarganya
Dengan diam therapeutik,
klien merasa didengarkan
dan bercerita tentang
keadaannya
P : Bapak Ong sudah
berkeluarga?
K : Anak saya di Jerman
dan di Peking. Saya
profesor, ngajar di UI,
bolak-balik dari Bandung
ke Jerman.
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke
halaman
K : Menunduk sambil
nyerocos
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data
yang terkait kata-katanya
tadi
P menemukan adanya
kemungkinan waham
kebesaran pada pasien
K membayangkan keadaan
keluarganya
K menikmati waham yang
dirasakannya
Waham kemungkinan
terjadi karena menarik diri
P : -
K : Keadaan diluar perang,
Ong pusing mikirin biaya
P : Memperhatikan
K : Menunduk
K : Berbisik pada P dengan
nada sedih
P mendiamkan dengan
harapan pasien akan lebih
terbuka tetang dirinya
P menemukan adanya fligt
of ideas
K membayangkan ank-
anaknya
K sedih tentang anaknya
Diam therapeutik akan
membantu pasien
mengungkapkan
perasaannya pada perawat
anak-anak, pada kuliah. P : Mendengarkan dengan
serius
P : Pak Ong, kegiatan
bapak sehari-hari ngapain
saja Pak ?
K : Mandi, makan
ehm…ya itu.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P
K : Menggaruk-garuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
K
P mencoba mengalihkan
pembicaraan terkait waham
P merasa senang karena
pasien bisa beralih
K teralih karena pertanyaan
baru
K bingung tentang yang
dilakukannya sehari-hari
Pengalihan agar klien tidak
larut dalam waham dan
halusinasinya
P : Kemudian?
K : Baca-baca buku. Saya
kan profesor.
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menggali data
lebih dalam
P menemukan lagi adanya
kemungkinan waham
K mengingat-ingat
K merasa dirinya harus
rajin belajar
Tehnik ekplorasi berguna
untuk mendapatkan lebih
banyak data terkait masalah
klien
P : Bapak Ong betah
tinggal di sini?Suasananya
enak ya!
K : Betah.
P : Melihat halaman
K : menunduk
K : Ikut melihat halaman
P : memperhatikan
P mengalihkan perhatian K
dari waham
P senang karena dapat
mengalihkan perhatian
pasien
K masih terbawa oleh
waham
K berusaha menjawab
sekenanya
Pengalihan agar pasien
tidak larut pada waham dan
halusinasinya pada fase
interaksi ini
P : Tentunya keluarga
Bapak Ong suka
menjenguk kesini.
K : Sebulan sekali.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk lagi
P : Memperhatikan respon
K
P ingin mengkaji
keterlibatan keluarga
terhadap perawatan K
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha mengingat
keluarganya
K ingat terhadap
keluarganya
Keluarga merupakan
support sistem bagi klien
sehingga harus dikaji
keterlibatannya
P : Kalau Pak Ong suka
pulang juga ya?
K : Ya, sebulan sekali juga
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menoleh P dan
tersenyum
P mengkaji hubungan K
dengan keluarganya
P senang mendapatkan
jawaban sesuai pertanyaan
K mengingat hubungannya
dengan keluarga
K senang membayangkan
pulang
Berada di lingkungan
keluarga akan membuat
klien melihat realitas
menyenangkan atau
malahan stressor
P : Memperhatikan
P : Kalau di rumah,
ngapain aja Pak Ong
K : Yah, tidur dan baca-
baca buku penelitian.
Profesor harus banyak
baca.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P lalu melihat
ke halaman
K : Memandang P
P : Memperhatikan respon
K
P berusaha mengkaji
aktivitas K di rumah
P menemukan pengulangan
terhadap waham pada K
K mengingat aktivitasnya
di rumah
K menikmati waham yang
dialaminya
Aktivitas di rumah
merupakan data pantas
tidaknya pasien dilibatkan
dalam keluarga
P : Suka ngobrol nggak
dengan keluarga
K : Enakan diem, soalnya
mengganggu saya baca
buku
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P mengkaji peran keluarga
terhadap K
P mendapatkan data
menarik diri pada K
K mengingat aktivitasnya
di rumah
K menganggap ngobrol
mengganggu wahamnya
Menarik diri membuat K
asyik dengan dunianya
sendiri
P : Bagaimana perasaan
Pak Ong sekarang?
K : Saraf, sakit saraf.
Kakak saya hidup lagi, itu
dia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menggaruk-garuk
kepala
P : Memperhatikan
P mengalihkan topik
bahasan
P bingung harus ngobrol
tentang apa lagi
K bingung dengan
pertanyaan yang diberikan
K menjawab tentang
keadaannya
Pengalihan agar K tidak
larut dengan wahamnya
P : -
K : Dia sukses.
P : Memandang halaman
K : Ikut memandang
halaman
K : Menunjuk ke halaman
P : Kaget dan
memperhatikan respon K
P memikirkan topik lain
yang terkait
P kaget karena kembali
menemukan adanya
halusinasi pada K
K merenungkan
keadaannya
K menikmati halusinasi
lihatnya
Diam berguna untuk
memikirkan interaksi
selanjutnya
P : Pak Ong, kita tadi sudah
berkenalan, masih inget
P : Memandang K
K : Menoleh
P ingin mengakhiri fase I
karena sudah cukup banyak
K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika
K dapat mengingat nama P
nggak nama saya?
K : Made K : Memandang P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
data yang terkaji
P senang karena K ingat
nama P
K mengingat-ingat nama P
sehingga nantinya terjalin
trust
P : Nah, saya senang sekali
bisa ngobrol dengan pak
Ong. Bagaimana kalau
selesai makan kita ngobrol
lagi? Sebentar saja kok,
yach cukup 20 menit saja.
K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan
tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan
reinforcement pada K
P senang karena K mau
menentukan kontrak
berikutnya
K senang diberikan
reinforcement
K ikut menentukan kontrak
Kontrak berikutnya harus
ditentukan dan harus
mendapatkan persetujuan
klien agar klien ingat
terhadap kontrak
P : Nah kalau Pak Ong
setuju, nanti kita ngobrol
tentang perasaan Pak Ong
terhadap keluarga Pak Ong.
Sekalian saya periksa
tekanan darahnya ya.
K : Ya, ya….
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Mengangguk
P : Tersenyum
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawarkan
K setuju tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan harus
mendapat persetujuan K
sehingga bila K keluar dari
kegiatan dimaksud, bisa
diingatkan tentang batasan
kegiatan sesuai kontrak
P : Terimakasih atas
kesediaan Pak Ong ngobrol
dengan saya, selamat sore
K : Sore.
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : Tersenyum lalu
menunduk
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
Salam penutup merupakan
akhir fase yang harus
dilakukan untuk mencegah
tidak percaya pada klien
P : Tersenyum
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan
halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak
efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien
menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999
I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No : -
II. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien
merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama
pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas
tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-
kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak
melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu
mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering
mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa
situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah
diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif
VIII. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien,
lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol
dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara
sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan
XI. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN
RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI
HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM
MENARIK DIRI
Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK.,
EFEKTIF
KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
KURANG PENGETAHUAN
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak
efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: I Made Eka Santosa
: 1 April 1999
: Pkl. 16.00 - 16.20 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: II (Fase Kerja)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pasien merokok, menunduk.
: 1. Klien dapat menyebutkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BE
PADA KL
P : Selamat sore Pak Ong,
masih ingat dengan saya ?
K : Sore, ingat! Muchlis kan!
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien dan
berharap K ingat pada P
P merasa kecewa karena K
tidak ingat pada P
K mencoba meng
P
K mengira P tem
P : Wah, Bapak Ong lupa ya?
Nama saya Made, saya yang
minggu lalu ngobrol dengan
Bapak!
P : Menepuk bahu K,
touching hand.
K : Memandang P lama
P berusaha mengingatkan K K masih mencob
mengingat-ingat
K : (diam)
P : Ini nama saya, bisa baca
kan? Nah, nama saya siapa?
K : Made !!
P : Menunjukkan papan
nama pada K
K : Mengeja nama P
K : Tersenyum dan menepuk
kepalanya
P : Tersenyum
P merasa bahwa K harus
diberikan petunjuk untuk
mengingat P
P senang karena K masih
ingat pada P walaupun masih
samar-samar
K ingat nama P m
bantuan papan na
K merasa senang
mengingat P
P : Nah, Bapak ingat nggak
saya ini siapa?
K : Made, pak mantri !
P : Memandang P dan
tersenyum
K : Memandang P lalu
menunduk
K : Memandang P dan
menyalami P
K : Menjabat tangan K
P ingin lebih meyakinkan K
apakah K masih ingat pada P
P merasa senang karena K
berhasil mengingat P
K mulai ingat per
minggu lalu
K senang karena
P : Pak Ong, seperti yang
janji kita minggu lalu,
sekarang kita ngobrol tentang
Bapak. Bapak bersedia
ngobrol dengan saya?
K : Ya, bersedia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P : Memandang K
P mengingatkan kontrak
dengan K
P senang walaupun jawaban
singkat dan respon K belum
menunjukkan ketertarikan
K mencoba meng
kontrak yang sud
disepakati
K tertarik untuk n
dengan P
P : Pak Ong, bagaimana
keadaan bapak sekarang ?
K : Pusing-pusing, kepala
Ong kambuh!
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P : Memperhatikan K
P mencoba memberikan
perhatian pada keadaan K
P bertanya-tanya tentang apa
yang dirasakan oleh K
K mulai merasa b
datang untuk mem
K mencoba meng
pada P tentang ke
sekarang
P : Pusing-pusingnya karena
apa Pak Ong?
K : Saraf-saraf, bingung
mikirin duit buat anak-anak.
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P menghisap
rokoknya
P : Memperhatikan K
P berusaha menggali keluhan
K
P menemukan data adanya
flight of ideas
K berpikir dan m
ingat
K berpikir tentan
sebagai orangtua
P : Nah kalau sudah pusing
begitu, apa yang biasanya
pak Ong lakukan?
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
P mulai mengkaji kebiasaan
klien dalam menghadapi
masalah
K berpikir dan be
mengingat
K : Yach, diam saja.
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K P berpikir apa kira-kira yang
bisa dilakukan klien selain
diam
K membayangka
kebiasaannya bila
“pusing”
P : Kalau diam pusingnya
hilang?
K : Nggak?
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap K dapat
mengidentifikasi cara
mengatasi masalah pada K
P senang karena mendapat
data sebagai dasar untuk
menggali aspek positif klien
K berusaha meng
K menjawab den
sekedarnya
P : Kira-kira apa lagi yang
bisa menghilangkan
pusingnya pak Ong?
K : Jalan-jalan.
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh ke halaman dan
terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar lalu
menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji aspek positif
pemecahan masalah klien
P mendapat data koping pada
K
K berusaha meng
kebiasaannya
K menjawab sesu
daya ingat yang d
P : Bagus kalau begitu! Nah,
jalan-jalannya kemana saja?
K : Di taman, liat bunga dan
pohon.
P : Menunjukkan jempol
tangan
K : Tersenyum
K : Menoleh ke taman dan
menunjuk pohon-pohonan
P : Ikut menoleh ke taman
P memberikan pujian karena
K dapat memberikan data
P menunjukkan perhatian
dengan ikut menoleh ke
halaman
K membayangka
menyenangkan
K merasa nyama
melihat taman da
pohonan
P : Bagus ya, tamannya.
Apalagi kalau dirawat
dengan baik.
K : Itu, kemarin mau
ditebang. Kasihan.
P : Tersenyum sambil
memandang ke arah halaman
K : Memandang halaman
K : Menunjuk pohon
P : Memperhatikan respon
pasien
P menerapkan komunikasi
pasif
P senang karena
mendapatkan tanggapan dari
klien
K senang meliha
halaman
K tidak senang k
halaman dirubah
P : Bagaimana kalau Pak
Ong ikut memelihara
tanaman di taman.
K : -
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang ke halaman
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menawarkan
alternatif kegiatan pada K
P mencoba menggali respon
K terhadap alternatif yang
ditawarkan
K memikirkan al
ditawarkan dan
kemampuannya u
melaksanakannya
K masih berpikir
P : Yach, sekedar menyiram
atau mencabut rumput liar
P : Memandang K
K : Menoleh pada P
P berusaha menawarkan
alternatif yang realistis pada
K membayangka
dirinya menerima
K : Nggak capek ya? K : Memandang P
P : Memperhatikan
K
P senang karena K mulai
memikirkan alternatif
kegiatan
tersebut
K memikirkan
kemampuannya m
kegiatan
P : Saya kira nggak tuh!
Bapak bisa coba besok.
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang P
K : Mengangguk-angguk
P : Tersenyum
P mencoba memberikan
dorongan pada K
P senang karena K mengerti
arahan P
K mencoba perca
kata P
K memberikan re
dan tertarik pada
P : Ngomong-ngomong kalau
pagi hari Bapak ngapain
saja?
K : Mandi, lalu duduk!
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menggali
kegiatan lain yang dilakukan
klien
P berpikir tentang kegiatan
yang kira-kira dilakukan
klien
K berpikir karena
pertanyaan baru
K bingung tentan
dilakukannya seh
P : Nggak bersihin tempat
tidur?
K : Ya, kadang-kadang!
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menawarkan data
agar klien ingat
P senang karena klien ingat
tentang kegiatannya
K mengingat-ing
K ingat kegiatan
kadang-kadang
dilaksanakannya
P : Kalau dibersihin gimana
jadinya?
K : Bersih dan rapi.
P : Memandang klien
K : Menunduk
K : Memandang P dan
menggaruk-garuk kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
P mencoba memberikan
gambaran positif bila
kegiatan dilaksanakan
P senang karena K mampu
mengidentifikasi keadaan
bila kegiatan dilakukan
K menganalisa k
kegiatan dilakuka
K menjawab sesu
analisanya
P :Pak Ong senang dong
kalau tempat tidurnya bersih
dan rapi?
K : Yach, senang. Bersih.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menoleh P dan
tersenyum.
P : Memperhatikan respon K
P ingin menggambarkan
respon bila kegiatan
dilaksanakan
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha meng
keadaan bila keg
dilaksanakan
K senang memba
tempat tidurnya b
rapi
P : Gimana kalau tiap hari
dibersihkan dan dirapikan?
Bapak Ong pasti bangga
kalau tiap hari tempat
tidurnya bersih dan rapi.
P : Memandang K
K : Menunduk
P menawarkan alternatif
kegiatan
K membayangka
tidurnya rapi dan
K : Ya…ya… K : Menoleh P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P senang karena klien
menerima alternatif kegiatan
K setuju terhadap
kegiatan yang dit
P : Nah, bisa dicoba besok
kan?
K : Ya…ya…
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P dan
mengangguk-angguk
P : Memperhatikan respon K
P menegaskan kembali
tentang kegiatan yang bisa
dilakukan klien
P senang karena K menerima
tawaran P
K meikirkan taw
K setuju melakuk
yang ditawarkan
P : -
K : Ibu tiri saya jahat
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang halaman
P : Kaget
P masih berpikir tentang apa
yang perlu dibicarakan
P kaget menemukan data
masa lalu klien yang
traumatik
K memikirkan ke
K tiba-tiba ingat
masa lalunya
P : -
K : Saya sering dipukul.
Kepala saya jadi sakit.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menepuk-nepuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
P masih kaget dan berpikir
tentang apa yang harus
dilakukan pada K
P merancang penggalian data
mengenai aspek traumatik
K semakin tering
masa lalunya
K membayangka
ibu tirinya
P : Sekarang ibu tirinya
dimana?
K : Sekarang sudah baik.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P mencoba mendapatkan
data
P menemukan adanya
inkoherensi pembicaraan
K merenungkan k
K menegaskan si
sekarang
P : -
K : -
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P sadar bahwa interaksi
keluar dari tujuan dan
berpikir untuk
mengembalikan tujuan
interaksi
P memikirkan topik untuk
kembali pada tujuan interaksi
K menikmati ing
pada masa lalu
P : Pak Ong, saya tahu Bapak
memikirkan tentang ibu tiri
Bapak. Tapi sekarang kita
membicarakan tentang
kegiatan yang bisa pak Ong
lakukan.
K : -
P : Menepuk bahu K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Menepuk bahu K
P memfokuskan kembali
pembicaraan
P terus mencoba
memfokuskan pembicaraan
K belum bisa me
pembicaraannya
K berpikir tentan
pembicaraan
P : Nah, Pak Ong masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan te
nggak tadi kita ngomongin
apa?
K : Masih. Nyiram dan
ngebersihin tempat tidur.
tersenyum
K : Menoleh pada P
K : Mengangguk dan
memandang P
P : Tersenyum
ingat klien terhadap
pembicaraan tadi
P senang karena K ingat pada
apa yang dibicarakan
pembicaraan yan
tadi
K teringat pada p
yang dilakukan b
P : Bapak setuju kalau
dilakukan tiap hari?
K : Boleh…boleh.
P : Mendekatkan diri pada K
K : Menoleh dan
memandang P
K : Mengangguk dan
tersenyum
P : Tersenyum
P mengaskan kembali
kesepakatan
P senang karena K setuju
terhadap tawaran P
K menunjukkan p
terhadapa tindaka
akan dilaksanaka
P : Bagus kalau begitu.
K : -
P : Menepuk pundak K
K : Tersenyum
K : Memandang P dan
menjabat tangan P
P : Membalas jabat tangan K
P memberikan pujian pada K
P senang karena K
memberikan respon sesuai
harapan
K senang dengan
diberikan
K menjabat tanga
menunjukkan per
P : Nah, karena sudah
waktunya mandi, Pak Ong
mandi dulu ya. Biar bersih
dan segar. Nanti malam
sehabis makan kita ngobrol
lagi yuk?!
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Tersenyum
K : Memandang P
P : Tersenyum
P mengakhiri fase interaksi
dan membuat kontrak
interaksi selanjutnya
P senang karena K setuju
K merasa perlu u
karena diarahkan
K setuju pada ko
diberikan P
P : Nah nanti baru kita
ngobrolin tentang ibu tiri Pak
Ong, ya?
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P menentukan topik interaksi
selanjutnya
P senang karena K setuju
K memikirkan te
yang ditawarkan
K setuju terhadap
ditawarkan
P : Kalau begitu terimakasih
atas perhatian Pak Ong.
Selamat sore. Sampai ketemu
nanti malam.
K : Selamat sore.
P : Menepuk pundak K dan
mengulurkan tangan
K : Menoleh
K : Tersenyum dan menjabat
tangan P
P : Tersenyum
P mengakhiri interaksi
P senang karena K sudah
percaya pada P
K senang karena
mengucapkan sal
kepadanya
K menjabat tanga
tanda mengakhiri
sementara
KESAN PERAWAT :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang
bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu. Saat interaksi
terjadi flight of ideas dimana klien teringat pada ibu tirinya yang berlaku kejam padanya.
Pengalaman tersebut merupakan traumatik bagi klien sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi.
Telah disepakati pula bahwa pengalaman tersebut dibicarakan nanti pada saat interaksi
selanjutnya.
CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan Respon Klien (S d
1 1 April1999 Isolasi sosial : menarik diri
b/d harga diri rendah kronik
b.1.1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
“Ayo kita jalan-jalan kesana, rasanya lebih sejuk kalau
kita ngobrol disana!”
b.1.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan
klien yang berhubungan dengan masalah interaksi
“Bagaimana rasanya kalau Pak Ong ngobrol dengan
teman-teman Pak Ong?”
c.1.1. Mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan klien
di rumah sakit
“Kira-kira pekerjaan apa yang Pak Ong senangi di
rumah sakit ini?!”
S : Klien mengataka
dengan suasana ha
sejuk
O : Klien tampak se
S : Klien mengataka
jahat-jahat dan ia m
dengan mereka
O : Menunjuk teman
yang jahat
S : Klien mengataka
merawat taman dan
tempat tidur
O : Menunjuk ke hal
2 1 April 1999 Perubahan persepsi sensori
: halusinasi lihat b/d perilaku
menarik diri
a.1.1. Membina hubungan saling percaya
“Oh ya, Pak Ong masih ingat dengan nama saya?”
“Kita kan janji mau ngobrol tentang cara berkenalan,
masih ingat?”
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya
“Dari tadi saya lihat Pak Ong tidur-tiduran saja, apa ada
yang Pak Ong pikirkan?”
c.2.2. Memotivasi klien untuk melakukan kegiatan
harian di ruangan
“Pak Ong bilang kalau Pak Ong suka merawat taman
dan merapikan tempat tidur. Kita bisa mulai dari besok
ya?!”
S : Klien mengataka
perawat dan kontrak
O : Klien menyebut
S : Klien mengataka
memikirkan biaya an
O : Klien menepuk-n
kepalanya
S : Klien mengataka
melaksanakan kegia
tanaman dan memb
tidur setiap hari
O : Klien mengangg
ditawarkan alternatif
harian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(Tambahan)
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 1 April 1999
IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 1 April 1999
RM No : -
FAKTOR PREDISPOSISI
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan ibu tirinya jahat. Klien
sering dipukuli sampai kepalanya sakit.
PSIKOSOSIAL
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Kristen Methodist
b. Kegiatan Ibadah : Ke gereja setiap hari minggu. Ketika ditanya perasaannya saat sembahyang, klien
mengatakan rugi waktu karena dunia tetap saja kacau
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
6. Koping individu tidak efektif
7. Resiko prilaku kekerasan
8. Gangguan Komunikasi verbal
9. Kerusakan interakasi sosial
Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN KERUSAKAN INT.SOSIAL
a.
1. HALUSINASI LIHAT WAHAM GGN. KOM.VERBAL.
2. ISOLASI
SOSIAL :
MENARIK
DIRI
a) Core Problem
3.
4. HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK. EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi lihat
5. Gangguan Orientasi Realitas :Waham Kebesaran berhubungan dengan koping individu tidak efektif
6. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan waham
7. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan komunikasi verbal
RSJP Jakarta, 1 April 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
I Made Eka Santosa
NIM : 1397210222
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: I Made Eka Santosa
: 26 Maret 1999
: Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: I (Fase Perkenalan)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, me
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUS
PADA KLIEN
P : Selamat sore Pak, boleh
saya duduk di sebelah
Bapak ?
K : Sore, silahkan.
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien
dan berharap dengan
sapaan sederhana P bisa
diterima oleh K.
P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
K masih ragu terhadap
orang baru yang masuk
lingkungannya
K ragu terhadap orang
P : Wah, suasana sore ini
sejuk sekali ya Pak
K : (diam)
P : Memandang ke
halaman sambil melirik K
K : Ikut melihat ke
halaman lalu menghisap
rokoknya dan menunduk
lagi
P ingin memulai
percakapan dengan topik
ringan sebelum masuk ke
kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjuk
perhatian cukup terhad
P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan
saya Made, saya
mahasiswa praktek disini
yang akan merawat Bapak.
K : (diam)
menjulurkan tangan ke K
K : Mengalihkan rokok ke
tangan kiri lalu tanpa
memandang P menerima
uluran tangan P
diberikan penjelasan
tentang kedatangan P
tanggapan secara ragu
P : Nama Bapak siapa ?
K : Ong. Ong Tian Bian.
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P ingin tahu nama pasien
P merasa pasien enggan
berkenalan
K ragu-ragu
K merasa perkenalan h
formalitas belaka
P : Bapak senangnya
dipanggil dengan nama apa
K : Ong.
P : Memandang K
K : Menoleh ke halaman
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P ingin menjalin kedekatan
dengan pasien
P senang walaupun
jawaban singkat
K mencoba mengingat
nama yang disukainya
K mulai tertarik denga
perkenalan dengan P
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Pak Ong
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K berpikir sejenak,
mengngingat nama yan
disukainya
K mulai merasa bahwa
datang untuk memban
P : Bapak asalnya dari
mana Pak Ong?
K : Salatiga, Jawa Tengah
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan
tersenyum lalu menunduk
lagi
P : Memperhatikan K
P masih berusaha
membangun keakraban
dengan topik sederhana
P senang karena K
memberi respon
K berpikir dan mengin
ingat
K senang karena ingat
daerah asalnya dan kem
membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh juga ya.
Bapak Ong sudah berapa
lama disini?
K : Lama! Dua puluh
tahun.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data
umum pasien
P khawatir kalau
pertanyaan membuat K
tersinggung
K berpikir dan berusah
mengingat
K membayangkan kea
yang telah lama dijalan
P : Sejak tahun berapa
Bapak disini ?
K : Yach, delapan puluh
tiga
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap dapat
memperoleh data lama
rawat secara lebih pasti
sambil mengkaji daya ingat
pasien
P senang karena mendapat
respon dari K
K berusaha mengingat
K menjawab dengan
sekedarnya
P : Sekarang Bapak Ong
umurnya berapa?
K : Em…56 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh ke halaman
dan terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar
lalu menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K
P merasa arah pertanyaan
sudah dapat dijawab jelas
oleh K
K berusaha mengingat
ingat
K menjawab sesuai de
daya ingat yang
dimilikinya
P : Pak Ong ingat nggak,
kenapa pak Ong dirawat
disini
K : Saraf, sakit saraf. ECT,
ini di ECT.
P : Menunjukkan
keseriusan
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat
spesifik dan takut
menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung
K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
P : Pak Ong pernah
ngamuk?
K : Nggak, nggak, saya
suka ngelamun. Enak
sendirian. Kakak saya
sudah meninggal tapi hidup
lagi. Itu dia !!
P : Bertanya pelahan
K : Menunduk
K : Menoleh ke halaman
lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon
pasien
P mengkaji lebih jauh
alasan pasien dirawat
P kaget, dan sadar kalau
pasien mengalami
halusinasi lihat
K mengingat-ingat
K mengalami halusina
lihat
P : -
K : Kakak saya orangnya
sukses, sayang mati, anak
saya tujuh belas semuanya
di Jerman.
P : Masih kaget
K : Memandang ke
halaman
K : Menunjuk ke halaman
dan nyerocos
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena
belum menemukan
pertanyaan yang tepat
untuk K
P menemukan adanya
flight of ideas dan berpikir
tentang faktor penyebab
K melihat kakaknya da
mencoba menceritakan
pada P
K teringat kondisi
keluarganya
P : Bapak Ong sudah
berkeluarga?
K : Anak saya di Jerman
dan di Peking. Saya
profesor, ngajar di UI,
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke
halaman
K : Menunduk sambil
nyerocos
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data
yang terkait kata-katanya
tadi
P menemukan adanya
kemungkinan waham
K membayangkan kea
keluarganya
K menikmati waham y
dirasakannya
bolak-balik dari Bandung
ke Jerman.
kebesaran pada pasien
P : -
K : Keadaan diluar perang,
Ong pusing mikirin biaya
anak-anak, pada kuliah.
P : Memperhatikan
K : Menunduk
K : Berbisik pada P dengan
nada sedih
P : Mendengarkan dengan
serius
P mendiamkan dengan
harapan pasien akan lebih
terbuka tetang dirinya
P menemukan adanya fligt
of ideas
K membayangkan ank
anaknya
K sedih tentang anakn
P : Pak Ong, kegiatan
bapak sehari-hari ngapain
saja Pak ?
K : Mandi, makan
ehm…ya itu.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P
K : Menggaruk-garuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
K
P mencoba mengalihkan
pembicaraan terkait waham
P merasa senang karena
pasien bisa beralih
K teralih karena pertan
baru
K bingung tentang yan
dilakukannya sehari-ha
P : Kemudian?
K : Baca-baca buku. Saya
kan profesor.
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menggali data
lebih dalam
P menemukan lagi adanya
kemungkinan waham
K mengingat-ingat
K merasa dirinya haru
rajin belajar
P : Bapak Ong betah
tinggal di sini?Suasananya
enak ya!
K : Betah.
P : Melihat halaman
K : menunduk
K : Ikut melihat halaman
P : memperhatikan
P mengalihkan perhatian K
dari waham
P senang karena dapat
mengalihkan perhatian
pasien
K masih terbawa oleh
waham
K berusaha menjawab
sekenanya
P : Tentunya keluarga
Bapak Ong suka
menjenguk kesini.
K : Sebulan sekali.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk lagi
P : Memperhatikan respon
K
P ingin mengkaji
keterlibatan keluarga
terhadap perawatan K
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha mengingat
keluarganya
K ingat terhadap
keluarganya
P : Kalau Pak Ong suka
pulang juga ya?
K : Ya, sebulan sekali juga
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menoleh P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P mengkaji hubungan K
dengan keluarganya
P senang mendapatkan
jawaban sesuai pertanyaan
K mengingat hubunga
dengan keluarga
K senang membayang
pulang
P : Kalau di rumah,
ngapain aja Pak Ong
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P lalu melihat
ke halaman
P berusaha mengkaji
aktivitas K di rumah
K mengingat aktivitasn
di rumah
K : Yah, tidur dan baca-
baca buku penelitian.
Profesor harus banyak
baca.
K : Memandang P
P : Memperhatikan respon
K
P menemukan pengulangan
terhadap waham pada K
K menikmati waham y
dialaminya
P : Suka ngobrol nggak
dengan keluarga
K : Enakan diem, soalnya
mengganggu saya baca
buku
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P mengkaji peran keluarga
terhadap K
P mendapatkan data
menarik diri pada K
K mengingat aktivitasn
di rumah
K menganggap ngobro
mengganggu wahamny
P : Bagaimana perasaan
Pak Ong sekarang?
K : Saraf, sakit saraf.
Kakak saya hidup lagi, itu
dia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menggaruk-garuk
kepala
P : Memperhatikan
P mengalihkan topik
bahasan
P bingung harus ngobrol
tentang apa lagi
K bingung dengan
pertanyaan yang diber
K menjawab tentang
keadaannya
P : -
K : Dia sukses.
P : Memandang halaman
K : Ikut memandang
halaman
K : Menunjuk ke halaman
P : Kaget dan
memperhatikan respon K
P memikirkan topik lain
yang terkait
P kaget karena kembali
menemukan adanya
halusinasi pada K
K merenungkan
keadaannya
K menikmati halusinas
lihatnya
P : Pak Ong, kita tadi sudah
berkenalan, masih inget
nggak nama saya?
K : Made
P : Memandang K
K : Menoleh
K : Memandang P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P ingin mengakhiri fase I
karena sudah cukup banyak
data yang terkaji
P senang karena K ingat
nama P
K memperhatikan P
K mengingat-ingat nam
P : Nah, saya senang sekali
bisa ngobrol dengan pak
Ong. Bagaimana kalau
selesai makan kita ngobrol
lagi? Sebentar saja kok,
yach cukup 20 menit saja.
K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan
tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan
reinforcement pada K
P senang karena K mau
menentukan kontrak
berikutnya
K senang diberikan
reinforcement
K ikut menentukan ko
P : Nah kalau Pak Ong
setuju, nanti kita ngobrol
P : Memandang K
K : Menunduk
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawark
tentang perasaan Pak Ong
terhadap keluarga Pak Ong.
Sekalian saya periksa
tekanan darahnya ya.
K : Ya, ya….
K : Mengangguk
P : Tersenyum
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K setuju tentang kegia
yang akan dilaksanaka
P : Terimakasih atas
kesediaan Pak Ong ngobrol
dengan saya, selamat sore
K : Sore.
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : Tersenyum lalu
menunduk
P : Tersenyum
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif
walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga
diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga
kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan
dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999
A. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No : -
B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
D. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien
merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama
pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas
tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-
kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak
melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu
mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering
mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa
situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah
diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif
H. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien,
lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol
dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara
sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran
J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan
K. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN
RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI
HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM
MENARIK DIRI
Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF
KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
KURANG PENGETAHUAN
M. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak
efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
I Made Eka Santosa
NIM : 1397210222
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama Pasien : Ong Tian Bian, L 56 Tahun Ruang C
No/ Diagnosa Perencanaan
Tgl Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan
1/26 Maret
1999
Gangguan konsep diri : harga
diri rendah b/d ideal diri terlalu
tinggi
Data Subyektif :
 Klien mengatakan ia bercita-cita
menjadi profesor dan
mengatakan cita-citanya telah
tercapai sekarang
 Klien mengatakan bahwa
saudaranya sangat sukses
Data Obyektif :
 Klien selalu menyendiri.
 Klien banyak melamun.
 Klien tidak mau melakukan
pekerjaan di ruangan
Tupan :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan klien dapat
mengatasi perasaan harga diri
rendah.
Tupen :
a. Klien dapat mengekspresikan
perasaan dan persepsinya
dengan rasa aman.
b. Klien mampu melihat aspek-
aspek yang positif yang ada
pada dirinya.
a.1. Klien dapat menceritakan
perasaan dan persepsinya setelah
dilakukan 3x asuhan.
a.2.Ekspresi wajah klien tenang
saat mengekspresikan pera-saan
dan perepsinya.
b.1.Klien dapat mengidentifikasi
aspek positif yang ada pada
dirinya.
a.1.1.Bina
caya:
 Memangg
yang disuk
 Menerima
adanya.
 Bicara ter
 Tepati jan
dibuat ber
 Beri kese
mengeksp
a.2.1.Pelih
kungan su
ber-sahab
a.2.2.Gun
yang jelas
a.2.3.Doro
kesempat
mengungk
serta men
dengan ra
b.1.1.Disk
yang dapa
memberik
masih ban
pada diri k
me-ngarah
menjadi p
b.1.2.Bant
evaluasi d
positif yan
b.2.1.Bant
kembali ke
dicapai.
b.2.2.Beri
atas hal-h
kakan klie
c. Klien mampu meng- evaluasi
masalah untuk dijadikan
pelajaran dimasa sekarang.
d. Klien mampu berperan serta
dalam kegiatan ruangan selama
klien di rumah sakit
e. Klien mampu menetapkan
rencana untuk masa depannya.
f. Keluarga mampu memberi
dukungan moril /materiil tentang
rencana klien
b.2.Klien dapat menjelaskan
keberhasilan-keberhasilan yg
pernah dialaminya.
c.1.Klien dapat menceritakan
masa lalunya yang traumatik.
c.2. Klien dapat menyusun ren-
cana agar kejadian kejadian yang
menyakitkan tidak terulang
kembali.
c.3.Klien dapat memilih cara yang
baik dalam mengatasi masalah
yang menyakitkan.
d.1.Klien mampu memilih tugas-
tugas kegiatan yang disukai.
d.2.Klien mampu melaksanakan
tugas/ kegiatannya dengan
mandiri.
e.1.Klien mampu menjelaskan
rencana yang akan dilakukan
setelah kembali dari rumah sakit.
f.1.Keluarga dapat memfasilitasi
tentang rencana klien.
c.1.1.Gali
minta pen
yg menye
c.1.2.Anju
mencerita
menyebab
c.2.1.Anju
rencana a
tidak terul
c.3.1.Kaji
klien dalam
c.3.2.Beri
dilakukan
masalah y
c.3.3.Gali
keluarga y
menyelesa
c.3.4.Beri
memilih ko
d.1.1.Disk
tugas/keg
lakukan se
d.2.1.Berik
klien untuk
dalam me
sesuai.
e.1.1.Bant
keinginan
yang akan
f.1.1.Disku
dalam me
sumber ya
f.1.2.Bersa
sun renca
datang.
3/26
Maret
1999
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi lihat b/d perilaku menarik
diri.
Data Subyektif :
- Klien mengatakan pekerjaannya
hanya duduk melamun
- Klien mengatakan ia sering melihat
dan ngobrol dengan kakaknya yang
sudah meninggal
- Klien mengatakan kakaknya sudah
meninggal tapi hidup lagi
Data Obyektif:
- Klien menyendiri di pojok ruangan
- Klien terlihat memandang ke
kejauhan
Tupan :
Klien dapat mengontrol
halusinasinya
Tupen :
a. Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien
dapat berinteraksi dan terbina
hubungan saling percaya
a.1. Bina h
percaya :
 Sapa klien
verbal ma
 Perkenalk
menyebut
jelas.
 Jelaskan m
pertemuan
 Buat kontr
 Selalu kon
interaksi
 Tunjukkan
penuh per
 Terima kli
 Mulai inte
disukai kli
a.2. Klien mau berkomunikasi
dengan perawa.
a.2.Kontro
 Selalu sia
 Jawab pe
jujur
 Perhatikan
oleh semu
sama men
trapeutik d
 Hindari po
memaksa
dekat klien
mengharg
b. Klien dapat mengenal
perasaan yang
menyebabkan perilaku
menarik diri dari lingkungan
sosial.
b.1.Klien akan mengekspresikan
perasaannya setelah pertemuan 2
kali.
b.1.1.Doro
mengungk
b.1.2.Gun
terapeutik
b.1.3.Bers
mengiden
klien tidak
orang lain
b.1.4Beri r
atas kema
mengungk
b.2.Klien akan menyatakan
kepuasannya atas hubungan
dengan perawat sesudah 2 kali
pertemuan.
b.2.1.Doro
ungkapka
hubungan
c. Klien menunjukkan
penurunan perilaku menarik
diri
d. Keluarga dapat berpar-
tisipasi diri dalam perawatan
klien
c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien
dapat berhubungan dengan
perawat dan klien lain yang ada di
ruangan
c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan
klien dapat mengembangkan
hubungan melalui;
 Keikutsertaan dalam aktifitas di
ruangan
 Keikutsertaan dalam kelompok
terapi
 Inisiatip berinteraksi dengan
orang lain
d.1. Keluarga dapat menye-
butkan hal-hal yang harus
dilakukan selama klien di rawat di
rumah sakit
d.2.Menjenguk klien minmal satu
kali seminggu
c.1.1.Seca
klien dalam
menghadi
klien lain d
c.1.2.Usah
non verba
dan konsis
c.1.3.Laku
interaksi s
sering
c.1.4.Beri
atas apa y
c.2.1.Gun
peran untu
mengenal
respon ya
menghada
dengan or
c.2.2.Motiv
mengikuti
membersi
menyapu,
membersi
c.2.3.Beri
tindakan d
positip ata
dalam kelo
c.2.4.Beri
keikutserta
kelompok
harian yan
mengisi w
c.2.5.Anju
secara ma
berhubung
d.1.1.Disk
keluarga t
penyebab
keluarga m
menarik d
d.2.1.Anju
menjengu
dukungan
2/26
Maret
1999
Isolasi sosial : menarik diri b/d harga
diri rendah kronik
Subyektif :
- Klien mengatakan suka melamun
- Klien mengatakan malas bergaul
dengan pasien atau petugas
Obyektif :
- Saat wawancara kontak mata kurang
- Respon terhadap sapaan perawat
lambat
- Tidak berinteraksi dengan perawat
dan klien lain
- Beranjak dari tempatnya hanya waktu
makan
Tupan :
Klien dapat berinteraksi
dengan lingkungannya
Tupen :
a. Klien dapat memperluas
kesadaran dirinya setelah
tiga kali pertemuan
b. Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki
dalam waktu dua minggu
c. Klien dapat membuat rencana
realistis dalam waktu tiga
minggu
a.1. Klien dapat mengungkapkan
perasaanya secara verbal :
- Saat sedih atau gembira
- Membalas sapaan perawat
- Menyebutkan tujuan interaksi
- Dapat mengungkapkan
perasaannya
b.1. Klien dapat menyebutkan
kemampuan yang masih dimiliki
- Kemampuan hubungan
interpersonal
- Kemampuan dalam
melaksanakan ADL
b.2. Klien dapat menyebutkan
masalah dalam membina
hubungan interpersonal dan cara
mengatasinya
c.1. Klien dapat membuat jadwal
kegiatan sesuai dengan
kemampuan
a.1.1.Beri
mengungk
- Bimbing
perasaann
- Gunakan
- Dengark
dengan ak
a.1.2.Beri
menghaki
- Tidak me
klien
- Menerim
b.1.1. Cipt
tenang de
stimulus e
berlebihan
b.1.2.Moti
mengungk
perasaan,
berhubung
yang diha
b.2.1.Bimb
mengiden
interaksi
b.2.2.Kaji
klien dalam
yang diha
hubungan
b.2.3.Infor
koping yan
menghada
c.1.1.Bimb
menentuk
beraktivita
- Merawat
- Members
- Members
- Olahraga
d. Klien dapat melaksanakan
rencana yang telah dibuat
e. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam
meningkatkan harga dirinya
d.1. Klien dapat menyebutkan
kegiatan yang telah dilakukan
e.1. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam meningkatkan
harga dirinya
d.1.1.Beri
sukses :
- Beri wak
- Beri wak
d.1.2.Bimb
bantuan, i
perawat s
d.1.3.Kuat
aspek pos
reinforcem
e.1.1.Anju
dapat mem
melakukan
e.1.2.Anju
dapat men
terkait den
Lampiran 3.
CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan Respon Klien (S da
1 26 Maret 1999 Isolasi sosial : menarik diri
b/d harga diri rendah kronik
a.1.1. Memberi kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
“Coba Pak Ong ceritakan, mengapa Pak Ong melamun
saja?”
a.1.2. Memberikan respon yang tidak menghakimi
“Saya tahu Pak Ong belum mau ikut membantu teman
mengambil makanan. Tidak apa-apa!”
a.1.3. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
“Bagaimana kalau kita duduk disana, suasananya enak
kan?!”
S : Klien mengatakan
melamun karena kak
O : Menunduk
S : -
O : Memandang ke h
S : Klien mengataka
duduk di tempat yang
O : Klien mau duduk
disarankan
2. 26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori
: halusinasi lihat b/d perilaku
menarik diri
a.1.1. Membina hubungan saling percaya
“Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan nama
saya?!”
“Kita kan janji mau ngobrol, masih ingat dengan janji
kita?!
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya
“Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?. Saya lihat
Pak Ong sedang melihat sesuatu?.Saya sendiri tidak
melihatnya. Coba Pak Ong ceritakan!”
c.2.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan
perasaannya terhadap keuntungan berhubungan
dengan perawat
“Gimana rasanya setelah Pak Ong ngobrol dengan
saya dan teman-teman saya?!”
S : Klien mengatakan
perawat dan kontrak
dilakukan
O : Klien menyebut n
S : Klien mengatakan
hidup lagi
O : Klien menunjuk k
tersenyum
S : Klien mengatakan
ngobrol dengan pera
O : Klien tersenyum
tangan perawat
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
: Sri Mugianti
: 12 April 2001
: Pkl. 12.00 - 12.10 WIB (10 Menit)
: Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya
: Tn. S.
: IX (Fase Terminasi)
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
: Kamar klien, lingkungan tenang
: Klien sudah mandi, penampilan klien rapi
: Klien mengungkapkan perasaan tentang terminasi dengan perawat
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT PADA
PERAWAT
ANALISA BERPU
KLIEN
P : Selamat sore Pak Ong, rapi
sekali hari ini. Sudah selesai
mandi ya?!
K : He..he..ya.
P : Tersenyum
K : Tersenyum
K : Tertawa dan mengusap
kepalanya
P : Tersenyum
P ingin membuka percakapan dan
memberikan reinforcement
terhadap prilaku positif
P senang atas respon dari klien
K memberikan tang
positif atas kedatan
K merasa senang m
pujian dari perawat
P : Bapak bersedia ngobrol
dengan saya?? Kan kita sudah
janji kemarin sore mau
membicarakan perasaan Bapak
tentang perpisahan kita.
K : Ya…ya….
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Menunduk dan sesekali
menoleh pada perawat,
tampak sedih
P: Memperhatikan respon
klien
P mengingatkan klien pada
kontrak yang sudah dibuat
P merasa bahwa klien masih
belum dapat menerima terminasi
yang sudah dipersiapkan dari
kemarin
K menerima kontra
bersedia berbicara d
perawat
K merasa sedih kar
menghadapi termin
klien
P : Nah, seperti yang telah saya
sampaikan kemarin, hari ini kan
hari terakhir saya ada disini.
Berarti mulai besok Pak Ong
tidak bisa lagi ngobrol dengan
saya. Bagaimana perasaan Bapak
?!
K : -
P : Menepuk bahu K,
touching hand.
K : Memandang P lama
K : Memandang P
P : Mengamati respon K
Memberikan K kesempatan
untuk ekplorasi perasaannya
P merasa klien sulit
mengungkapkan perasaannya
K masih larut denga
perasaannya sehing
mengungkapkan pe
K merasa kesulitan
mengungkapkan pe
P : Bapak cerita saja apa adanya,
saya tidak akan marah kok!!
K : Sedih dan terkenang-kenang!!
P : Memandang K
K : Diam berpikir
K : Memandang P
P : Tersenyum
P merasa bahwa K harus
diberikan penegasan bahwa P
siap mendengarkan tanpa
menghakimi
P senang karena K mau
memberikan respon terhadap
pertanyaan perawat
Keraguan K mulai h
K merasa bebas
mengungkapkan pe
P : Jadi Pak Ong merasa kalau
tidak ada saya Pak Ong akan
sedih ?!
K : Ya…ya…soalnya tidak ada
yang bisa diajak ngobrol lagi.
P : Memandang P dan
tersenyum
K : Menundukkan
kepalanya
K : Memandang P
mengelus-elus kepalanya
P : Tersenyum
P ingin menggali perasaan klien
selanjutnya
P merasa K merasa sedih karena
tidak bisa ngobrol lagi
K semakin merasa b
mengungkapkan pe
K sedih karena tida
ngobrol lagi
P : Kan bisa dengan teman-teman
yang lain
K : Tapi kan mereka tidak
mengajarkan untuk sehat.
P : Memandang K
K : Memandang ke sekitar
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat
P : Tersenyum
P ingin menggali perasaan klien
lebih lanjut
P menemukan data bahwa klien
masih sulit untuk menerima
perpisahan dengan perawat
K semakin bebas
mengungkapkan pe
K merasa teman-tem
lain tidak bisa meng
peran perawat
P : Kalau sedih Pak Ong biasanya
ngapain?!
K : Yach, tidur saja
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Tersenyum
P menggali koping mekanisme
klien terhadap perpisahan
P merasa koping klien masih
belum efektif
K memikirkan jawa
pertanyaan koping
K biasa tidur bila ad
P : Saya kan sudah ajarkan,
kalau sedih, Pak Ong mestinya
jalan-jalan atau mengerjakan
pekerjaan. Masih ingat nggak?!
K : Oh ya..ya…itu juga!!!
P : Tersenyum
K : Memandang P
K : Menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P : Tersenyum
P menegaskan metode
mekanisme koping yang efektif
yang pernah diajarkan pada klien
P senang karena klien masih
ingat terhadap koping mekanisme
yang diajarkan
K berusaha mengin
yang telah diajarkan
K ingat tentang kop
ditawarkan perawat
P : Nah, ingat-ingat ya apa yang
saya ajarkan kepada Pak Ong!!!
K : Ya…ya…ya….
P : Mendekatkan diri pada
K dan menekankan kalimat
K : Memandang P dan
menunduk
K : Memandang ke sekitar
P : Memperhatikan K
P mencoba menawarkan
penegasan pada klien
P merasa K akan berusaha
mengingat apa yang telah
diajarkan
K berpikir terhadap
perawat
K merasa siap untu
pelajaran yang dibe
perawat
P : Pak Ong, saya berterimakasih
pada Pak Ong karena sudah mau
bekerjasama dengan saya untuk
kesembuhan Pak Ong !!!
K : Saya yang terimakasih ….
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menunduk dan berpikir
K : Menunduk
P : Memperhatikan K
P berusaha menunjukkan interest
pada klien dengan ucapan
terimakasih
P merasa K menerima apa yang
K berpikir mengapa
mengucapkan terim
K merasa dirinya ya
disampaikan oleh P mengucapkan terim
P : Nah, kalau begitu kita akhiri
dulu sampai di sini. Sebentar lagi
saya harapkan Pak Ong bersedia
hadir pada acara perpisahan
dengan teman-teman saya juga.
K : Ya…ya…
P : Menepuk bahu K
K : Memandang P
K : Menganggukkan
kepalanya
P : Tersenyum
P mengakhiri kontrak dan
menetapkan kontrak selanjutnya
pada K untuk acara terminasi
besar
P senang karena K menyetujui
kontrak
K merasa sedih kar
berpisah dengan P
K mau menerima k
dengan perawat
P : Oke, jam lima sore kami
tunggu Pak Ong disini. Selamat
sore Pak Ong.
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
menepuk pundak K
K : Tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum pada K
P menutup interaksi dan
menegaskan kontrak selanjutnya
P senang karena K menerima
kontrak selanjutnya
K menerima kontra
K menyiapkan diri
kontrak berikutnya
KESAN PERAWAT :
Kontak ke-18 fase terminasi bertujuan untuk menggali perasaan klien tentang perasaan klien terhadap
realitas perpisahan dengan perawat. Klien memang sudah disiapkan seminggu sebelum terminasi dengan
mengkonfirmasikan pada klein bahwa hari perawatan oleh mahasiswa tinggal seminggu lagi. Sehari
sebelum terminasi juga dilaksanakan pre-terminasi dengan menanyakan perasaan klien bila kehilangan
teman ngobrolnya. Klien sempat kembali ke kamar tanpa permisi pada perawat. Fase saat itu adalah fase
denial tetapi pada interaksi ke-18 tersebut diatas, klien sudah dapat menerima realitas perpisahan dengan
perawat.
CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi
Evalua
Keperawatan Respon Klien (S dan
1 30
April1999
Isolasi sosial :
menarik diri b/d
harga diri rendah
kronik
e.1.1. Membimbing klien untuk mencari
bantuan dan menginformasikan bahwa
perawat siap membantu klien “ Nah, kalau
bapak siap untuk bermain dalam
kelompok, saya siap membantu!”
S : -
O : Klien merapi
tempat tidur den
dibimbing oleh perawat
e.1.3. Memberikan reinforcement atas
aspek positif yang dicapai “Nah, kan
bapak sudah tahu keuntungan berkenalan
dengan orang lain. Itu bagus!!!.
Diucapkan saat klien berhasil
mengidentifikasi manfaat berkenalan
dengan baik.
S : -
O : Klien tersenyum
tertawa senang
2 30 April
1999
Perubahan persepsi
sensori : halusinasi
lihat b/d perilaku
menarik diri
b.1.3. Bersama-sama klien
mengidentifikasi kerugian jika klien tidak
berhubungan dengan orang lain
“Apa ruginya kalau kita nggak mau
gabung dengan teman lain?”
b.1.4.Memberi reinforcement positif atas
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
“Wah Bagus, Pak Ong sudah mau cerita!”
b.2.1.Mendorong klien mengungkapkan
perasaannya terhadap hubungan dengan
perawat
“Enak kan kalau Pak Ong mau ngobrol
dengan kita?”
c.1.1.Menghadirkan perawat lain dalam
interaksi dengan klien
“Nah ini teman saya, coba kenalan!”
S : Klien mengatakan ti
bisa minta rokok jika ti
ngomong dengan tem
temannya
O : -
S : Klien mengata
terimakasih atas pu
yang diberikan
O : Klien tersenyum
S : Klien mengata
senang karena dia
ngobrol
O : Klien mau du
bersama perawat lain
berbicara
S : -
O : Klien tampak m
beinteraksi den
perawat lain
3. 30 April
1999
Kerusakan
komunikasi verbal
b/d waham
kebesaran
2.1.4.Memfokuskan klien pada realitas,
saat klien membicarakan wahamnya “
Bapak Ong berada dimana?” dan “Kalau
Profesor ada dimana?”
S : Klien menjawab bah
ia berada di RSJ Grogo
O : Klien terdiam s
ditanya kalau profesor
dimana

More Related Content

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogorjualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Balijualobat34
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptUmiIstiqomah4
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganCara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfYPramudiya
 
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxSalwaAplikasi
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxNurAriFelani
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024PUTRA ADI IRAWAN
 
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysGoogle
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
 
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandunganKimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
 
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandunganKimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
 
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
 
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janinKimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
 
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

-ANALISA-PROSES-INTERAKSI-HDR-docx.docx

  • 1. ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi : Rahmat Halim Saputra : 26 Mei 2021 : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit) : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta : Tn.O.T.B. : I (Fase Perkenalan) : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk. : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN RASIONAL P : Selamat sore Pak, boleh saya duduk di sebelah Bapak ? K : Sore, silahkan. P: Memandang K dan tersenyum K: Ekpresi datar K: Ekpresi datar P: Memandang K P : Ingin membuka percakapan dengan klien dan berharap dengan sapaan sederhana P bisa diterima oleh K. P merasa senang ada tanggapan atas salam walaupun belum diekpresikan secara tulus K masih ragu terhadap orang baru yang masuk ke lingkungannya K ragu terhadap orang baru Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya. P : Wah, suasana sore ini sejuk sekali ya Pak K : (diam) P : Memandang ke halaman sambil melirik K K : Ikut melihat ke halaman lalu menghisap rokoknya dan menunduk lagi P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum masuk ke kondisi K K memberikan respon sepintas dan menunjukkan perhatian cukup terhadap P Topik ringan akan memudahkan interaksi lebih lanjut P : Oh ya, perkenalkan saya Made, saya P : Memandang K sambil menjulurkan tangan ke K P merasa bahwa K harus diberikan penjelasan K masih memberikan tanggapan secara ragu-ragu Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya
  • 2. mahasiswa praktek disini yang akan merawat Bapak. K : (diam) K : Mengalihkan rokok ke tangan kiri lalu tanpa memandang P menerima uluran tangan P tentang kedatangan P klien terhadap perawat P : Nama Bapak siapa ? K : Ong. Ong Tian Bian. P : Masih menjabat tangan pasien dan mendekatkan diri ke-K K : Menoleh sebentar K : Menyebut nama dengan menunduk dan menarik tangannya P ingin tahu nama pasien P merasa pasien enggan berkenalan K ragu-ragu K merasa perkenalan hanya formalitas belaka Mengenal nama pasien akan memudahkan interaksi P : Bapak senangnya dipanggil dengan nama apa K : Ong. P : Memandang K K : Menoleh ke halaman K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat lalu menunduk lagi P ingin menjalin kedekatan dengan pasien P senang walaupun jawaban singkat K mencoba mengingat nama yang disukainya K mulai tertarik dengan perkenalan dengan P Nama panggilan merupakan nama akrab klien sehingga menciptakan rasa senang akan adanya pengakuan atas namanya P : Wah, kedengarannya enak kalau saya manggil Pak Ong K : Iya P : Memandang K sambil tersenyum K : Menunduk K : Menoleh ke P P : Memperhatikan K P mencoba mengakrabkan suasana P merasa pertanyaan mendapatkan respon K berpikir sejenak, mengngingat nama yang disukainya K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K Pujian berguna untuk mendekatkan perawat menjalin hubungan therapeutik dengan klien P : Bapak asalnya dari mana Pak Ong? K : Salatiga, Jawa Tengah P : Memandang K K : Menunduk dan berpikir K : Menoleh ke P dan tersenyum lalu menunduk P masih berusaha membangun keakraban dengan topik sederhana P senang karena K memberi respon K berpikir dan mengingat- ingat K senang karena ingat Topik sederhana membantu menjalin kedekatan dengan klien
  • 3. lagi P : Memperhatikan K daerah asalnya dan kembali membayangkan daerah asalnya tersebut P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong sudah berapa lama disini? K : Lama! Dua puluh tahun. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menghisap rokok dan melemparkannya karena sudah habis K : Bicara tanpa menoleh P P : Memandang K P mulai mengkaji data umum pasien P khawatir kalau pertanyaan membuat K tersinggung K berpikir dan berusaha mengingat K membayangkan keadaan yang telah lama dijalaninya Lama rawat menentukan apakah klien kronis atau akut P : Sejak tahun berapa Bapak disini ? K : Yach, delapan puluh tiga P : Menunjukkan perhatian K : Menunduk sambil memandang kakinya K : Masih menunduk P : Memperhatikan P berharap dapat memperoleh data lama rawat secara lebih pasti sambil mengkaji daya ingat pasien P senang karena mendapat respon dari K K berusaha mengingat K menjawab dengan sekedarnya Daya ingat pasien dapat dikaji dengan menanyakan data-data pasien yang sederhana P : Sekarang Bapak Ong umurnya berapa? K : Em…56 tahun P : Mendekatkan diri ke K K : Menoleh ke halaman dan terdiam beberapa lama K : Menoleh P sebentar lalu menunduk lagi P : Tersenyum P mengkaji daya ingat K P merasa arah pertanyaan sudah dapat dijawab jelas oleh K K berusaha mengingat- ingat K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya Umur mempengaruhi daya ingat klien P : Pak Ong ingat nggak, kenapa pak Ong dirawat disini P : Menunjukkan keseriusan K : Menunduk P berhati-hati karena pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien K mengingat-ingat K menjawab ragu-ragu Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa
  • 4. K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di ECT. K : Menoleh ke P dan menepuk-nepuk kepalanya P lega karena K tidak tersinggung P : Pak Ong pernah ngamuk? K : Nggak, nggak, saya suka ngelamun. Enak sendirian. Kakak saya sudah meninggal tapi hidup lagi. Itu dia !! P : Bertanya pelahan K : Menunduk K : Menoleh ke halaman lalu menunjuk-nunjuk P : Memperhatikan respon pasien P mengkaji lebih jauh alasan pasien dirawat P kaget, dan sadar kalau pasien mengalami halusinasi lihat K mengingat-ingat K mengalami halusinasi lihat Halusinasi dapat terjadi kapan saja karena adanya stimulus tertentu P : - K : Kakak saya orangnya sukses, sayang mati, anak saya tujuh belas semuanya di Jerman. P : Masih kaget K : Memandang ke halaman K : Menunjuk ke halaman dan nyerocos P : Memperhatikan P mendiamkan karena belum menemukan pertanyaan yang tepat untuk K P menemukan adanya flight of ideas dan berpikir tentang faktor penyebab K melihat kakaknya dan mencoba menceritakannya pada P K teringat kondisi keluarganya Dengan diam therapeutik, klien merasa didengarkan dan bercerita tentang keadaannya P : Bapak Ong sudah berkeluarga? K : Anak saya di Jerman dan di Peking. Saya profesor, ngajar di UI, bolak-balik dari Bandung ke Jerman. P : Mendekatkan diri K : Memandang kosong ke halaman K : Menunduk sambil nyerocos P : Memperhatikan P berusaha mengkaji data yang terkait kata-katanya tadi P menemukan adanya kemungkinan waham kebesaran pada pasien K membayangkan keadaan keluarganya K menikmati waham yang dirasakannya Waham kemungkinan terjadi karena menarik diri P : - K : Keadaan diluar perang, Ong pusing mikirin biaya P : Memperhatikan K : Menunduk K : Berbisik pada P dengan nada sedih P mendiamkan dengan harapan pasien akan lebih terbuka tetang dirinya P menemukan adanya fligt of ideas K membayangkan ank- anaknya K sedih tentang anaknya Diam therapeutik akan membantu pasien mengungkapkan perasaannya pada perawat
  • 5. anak-anak, pada kuliah. P : Mendengarkan dengan serius P : Pak Ong, kegiatan bapak sehari-hari ngapain saja Pak ? K : Mandi, makan ehm…ya itu. P : Menepuk bahu K K : Menoleh P K : Menggaruk-garuk kepalanya P : Memperhatikan respon K P mencoba mengalihkan pembicaraan terkait waham P merasa senang karena pasien bisa beralih K teralih karena pertanyaan baru K bingung tentang yang dilakukannya sehari-hari Pengalihan agar klien tidak larut dalam waham dan halusinasinya P : Kemudian? K : Baca-baca buku. Saya kan profesor. P : Menekankan pertanyaan K : Menunduk K : Menoleh P P : Memperhatikan P mencoba menggali data lebih dalam P menemukan lagi adanya kemungkinan waham K mengingat-ingat K merasa dirinya harus rajin belajar Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan lebih banyak data terkait masalah klien P : Bapak Ong betah tinggal di sini?Suasananya enak ya! K : Betah. P : Melihat halaman K : menunduk K : Ikut melihat halaman P : memperhatikan P mengalihkan perhatian K dari waham P senang karena dapat mengalihkan perhatian pasien K masih terbawa oleh waham K berusaha menjawab sekenanya Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham dan halusinasinya pada fase interaksi ini P : Tentunya keluarga Bapak Ong suka menjenguk kesini. K : Sebulan sekali. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menoleh P K : Menunduk lagi P : Memperhatikan respon K P ingin mengkaji keterlibatan keluarga terhadap perawatan K P senang mendapatkan jawaban K K berusaha mengingat keluarganya K ingat terhadap keluarganya Keluarga merupakan support sistem bagi klien sehingga harus dikaji keterlibatannya P : Kalau Pak Ong suka pulang juga ya? K : Ya, sebulan sekali juga P : Memandang K K : Menunduk K : Menoleh P dan tersenyum P mengkaji hubungan K dengan keluarganya P senang mendapatkan jawaban sesuai pertanyaan K mengingat hubungannya dengan keluarga K senang membayangkan pulang Berada di lingkungan keluarga akan membuat klien melihat realitas menyenangkan atau malahan stressor
  • 6. P : Memperhatikan P : Kalau di rumah, ngapain aja Pak Ong K : Yah, tidur dan baca- baca buku penelitian. Profesor harus banyak baca. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menoleh P lalu melihat ke halaman K : Memandang P P : Memperhatikan respon K P berusaha mengkaji aktivitas K di rumah P menemukan pengulangan terhadap waham pada K K mengingat aktivitasnya di rumah K menikmati waham yang dialaminya Aktivitas di rumah merupakan data pantas tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga P : Suka ngobrol nggak dengan keluarga K : Enakan diem, soalnya mengganggu saya baca buku P : Memandang K K : Menunduk K : Menunduk P : Memperhatikan P mengkaji peran keluarga terhadap K P mendapatkan data menarik diri pada K K mengingat aktivitasnya di rumah K menganggap ngobrol mengganggu wahamnya Menarik diri membuat K asyik dengan dunianya sendiri P : Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang? K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya hidup lagi, itu dia. P : Memandang K K : Menunduk K : Menggaruk-garuk kepala P : Memperhatikan P mengalihkan topik bahasan P bingung harus ngobrol tentang apa lagi K bingung dengan pertanyaan yang diberikan K menjawab tentang keadaannya Pengalihan agar K tidak larut dengan wahamnya P : - K : Dia sukses. P : Memandang halaman K : Ikut memandang halaman K : Menunjuk ke halaman P : Kaget dan memperhatikan respon K P memikirkan topik lain yang terkait P kaget karena kembali menemukan adanya halusinasi pada K K merenungkan keadaannya K menikmati halusinasi lihatnya Diam berguna untuk memikirkan interaksi selanjutnya P : Pak Ong, kita tadi sudah berkenalan, masih inget P : Memandang K K : Menoleh P ingin mengakhiri fase I karena sudah cukup banyak K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K dapat mengingat nama P
  • 7. nggak nama saya? K : Made K : Memandang P dan tersenyum P : Memperhatikan data yang terkaji P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P sehingga nantinya terjalin trust P : Nah, saya senang sekali bisa ngobrol dengan pak Ong. Bagaimana kalau selesai makan kita ngobrol lagi? Sebentar saja kok, yach cukup 20 menit saja. K : Boleh P : Menepuk bahu K K : Menoleh dan tersenyum K : Tersenyum P : Tersenyum P memberikan reinforcement pada K P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya K senang diberikan reinforcement K ikut menentukan kontrak Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan klien agar klien ingat terhadap kontrak P : Nah kalau Pak Ong setuju, nanti kita ngobrol tentang perasaan Pak Ong terhadap keluarga Pak Ong. Sekalian saya periksa tekanan darahnya ya. K : Ya, ya…. P : Memandang K K : Menunduk K : Mengangguk P : Tersenyum P menentukan topik dan aktivitas pada kontrak berikutnya P senang karena K setuju dengan kegiatan yang akan dilaksanakan K memikirkan tentang kegiatan yang ditawarkan K setuju tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Kegiatan yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan K sehingga bila K keluar dari kegiatan dimaksud, bisa diingatkan tentang batasan kegiatan sesuai kontrak P : Terimakasih atas kesediaan Pak Ong ngobrol dengan saya, selamat sore K : Sore. P : Menepuk bahu K dan mengulurkan jabat tangan K : Menoleh, menjabat tangan P K : Tersenyum lalu menunduk P menutup fase I P senang karena K mau berinteraksi dengan P K menunjukkan rasa percaya pada P K menyambut salam P Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya pada klien
  • 8. P : Tersenyum KESAN PERAWAT : Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
  • 9. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999 I. IDENTITAS KLIEN Initial : Tn. O. T. B. Umur : 56 Tahun Informan : Klien sendiri Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999 RM No : - II. ALASAN MASUK Klien mengatakan karena sakit saraf III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983 2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil 3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji IV. FISIK 1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit 2. Ukur : TB/BB belum terkaji 3. Keluhan fisik : Tidak ada Masalah keperawatan : - V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram : belum terkaji 2. Konsep diri
  • 10. a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa. d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak) e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses. Masalah keperawatan : - Ideal diri terlalu tinggi - Harga diri rendah 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Belum terkaji b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri. Masalah keperawatan : - Isolasi sosial : Menarik Diri 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan : kurang rapi Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri 2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang- kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal 3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas 4. Alam perasaan : sedih Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara Masalah Keperawatan : Depresi 5. Afek : Datar Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar Masalah Keperawatan : Menarik diri 6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat
  • 11. 7. Persepsi : Halusinasi Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi 8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori 9. Isi pikir : Waham kebesaran Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran 10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada Selama wawancara, pasien tampak sadar Masalah Keperawatan : - 11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung Masalah Keperawan : Demensia 12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat 13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji 14. Daya tilik diri : Belum terkaji VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan : bantuan minimal 2. BAB/BAK : bantuan minimal 3. Mandi : bantuan minimal 4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal 5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun 6. Penggunaan obat : bantuan minimal 7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji 8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja 9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif VIII. MEKANISME KOPING Menghindari masalah, dan suka menyendiri Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
  • 12. IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN 1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien 3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor 4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji 5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji 6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji 7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji Masalah keperawatan : - Isolasi sosial : menarik diri - Waham kebesaran X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG 1. Penyakit jiwa 2. Koping 3. Sistem pendukung 4. Faktor presipitasi Masalah keperawatan : - Kurang pengetahuan XI. ASPEK MEDIS 1. Diagnosa Medis : belum terkaji 2. Therapi Medik : belum terkaji XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat 4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi 5. Kurang pengetahuan 6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran 7. Koping individu tidak efektif 8. Koping keluarga tidak efektif 9. Gangguan komunikasi verbal 10. Resiko kurangnya perawatan diri
  • 13. Pohon Masalah RESIKO PRILAKU KEKERASAN RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM MENARIK DIRI Core Problem HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF IDEAL DIRI TINGGI KURANG PENGETAHUAN XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
  • 14. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri 4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi 5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri 6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri 7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri 8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah 9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif 10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan RSJP Jakarta, 26 Maret 1999 Mahasiswa Program B-Ektensi 1997 ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi : I Made Eka Santosa : 1 April 1999 : Pkl. 16.00 - 16.20 WIB (20 Menit) : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta : Tn.O.T.B. : II (Fase Kerja) : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang : Penampilan kurang rapi, pasien merokok, menunduk. : 1. Klien dapat menyebutkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari 2. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT ANALISA BE PADA KL P : Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan saya ? K : Sore, ingat! Muchlis kan! P: Memandang K dan tersenyum K: Ekpresi datar K: Ekpresi datar P: Memandang K P : Ingin membuka percakapan dengan klien dan berharap K ingat pada P P merasa kecewa karena K tidak ingat pada P K mencoba meng P K mengira P tem P : Wah, Bapak Ong lupa ya? Nama saya Made, saya yang minggu lalu ngobrol dengan Bapak! P : Menepuk bahu K, touching hand. K : Memandang P lama P berusaha mengingatkan K K masih mencob mengingat-ingat
  • 15. K : (diam) P : Ini nama saya, bisa baca kan? Nah, nama saya siapa? K : Made !! P : Menunjukkan papan nama pada K K : Mengeja nama P K : Tersenyum dan menepuk kepalanya P : Tersenyum P merasa bahwa K harus diberikan petunjuk untuk mengingat P P senang karena K masih ingat pada P walaupun masih samar-samar K ingat nama P m bantuan papan na K merasa senang mengingat P P : Nah, Bapak ingat nggak saya ini siapa? K : Made, pak mantri ! P : Memandang P dan tersenyum K : Memandang P lalu menunduk K : Memandang P dan menyalami P K : Menjabat tangan K P ingin lebih meyakinkan K apakah K masih ingat pada P P merasa senang karena K berhasil mengingat P K mulai ingat per minggu lalu K senang karena P : Pak Ong, seperti yang janji kita minggu lalu, sekarang kita ngobrol tentang Bapak. Bapak bersedia ngobrol dengan saya? K : Ya, bersedia. P : Memandang K K : Menunduk K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat lalu menunduk lagi P : Memandang K P mengingatkan kontrak dengan K P senang walaupun jawaban singkat dan respon K belum menunjukkan ketertarikan K mencoba meng kontrak yang sud disepakati K tertarik untuk n dengan P P : Pak Ong, bagaimana keadaan bapak sekarang ? K : Pusing-pusing, kepala Ong kambuh! P : Memandang K sambil tersenyum K : Menunduk K : Menoleh ke P dan menepuk-nepuk kepalanya P : Memperhatikan K P mencoba memberikan perhatian pada keadaan K P bertanya-tanya tentang apa yang dirasakan oleh K K mulai merasa b datang untuk mem K mencoba meng pada P tentang ke sekarang P : Pusing-pusingnya karena apa Pak Ong? K : Saraf-saraf, bingung mikirin duit buat anak-anak. P : Memandang K K : Menunduk dan berpikir K : Menoleh ke P menghisap rokoknya P : Memperhatikan K P berusaha menggali keluhan K P menemukan data adanya flight of ideas K berpikir dan m ingat K berpikir tentan sebagai orangtua P : Nah kalau sudah pusing begitu, apa yang biasanya pak Ong lakukan? P : Memandang K sambil tersenyum K : Menghisap rokok dan melemparkannya karena P mulai mengkaji kebiasaan klien dalam menghadapi masalah K berpikir dan be mengingat
  • 16. K : Yach, diam saja. sudah habis K : Bicara tanpa menoleh P P : Memandang K P berpikir apa kira-kira yang bisa dilakukan klien selain diam K membayangka kebiasaannya bila “pusing” P : Kalau diam pusingnya hilang? K : Nggak? P : Menunjukkan perhatian K : Menunduk sambil memandang kakinya K : Masih menunduk P : Memperhatikan P berharap K dapat mengidentifikasi cara mengatasi masalah pada K P senang karena mendapat data sebagai dasar untuk menggali aspek positif klien K berusaha meng K menjawab den sekedarnya P : Kira-kira apa lagi yang bisa menghilangkan pusingnya pak Ong? K : Jalan-jalan. P : Memandang K dan tersenyum K : Menoleh ke halaman dan terdiam beberapa lama K : Menoleh P sebentar lalu menunduk lagi P : Tersenyum P mengkaji aspek positif pemecahan masalah klien P mendapat data koping pada K K berusaha meng kebiasaannya K menjawab sesu daya ingat yang d P : Bagus kalau begitu! Nah, jalan-jalannya kemana saja? K : Di taman, liat bunga dan pohon. P : Menunjukkan jempol tangan K : Tersenyum K : Menoleh ke taman dan menunjuk pohon-pohonan P : Ikut menoleh ke taman P memberikan pujian karena K dapat memberikan data P menunjukkan perhatian dengan ikut menoleh ke halaman K membayangka menyenangkan K merasa nyama melihat taman da pohonan P : Bagus ya, tamannya. Apalagi kalau dirawat dengan baik. K : Itu, kemarin mau ditebang. Kasihan. P : Tersenyum sambil memandang ke arah halaman K : Memandang halaman K : Menunjuk pohon P : Memperhatikan respon pasien P menerapkan komunikasi pasif P senang karena mendapatkan tanggapan dari klien K senang meliha halaman K tidak senang k halaman dirubah P : Bagaimana kalau Pak Ong ikut memelihara tanaman di taman. K : - P : Memandang K dan tersenyum K : Memandang ke halaman K : Menunduk P : Memperhatikan respon K P mencoba menawarkan alternatif kegiatan pada K P mencoba menggali respon K terhadap alternatif yang ditawarkan K memikirkan al ditawarkan dan kemampuannya u melaksanakannya K masih berpikir P : Yach, sekedar menyiram atau mencabut rumput liar P : Memandang K K : Menoleh pada P P berusaha menawarkan alternatif yang realistis pada K membayangka dirinya menerima
  • 17. K : Nggak capek ya? K : Memandang P P : Memperhatikan K P senang karena K mulai memikirkan alternatif kegiatan tersebut K memikirkan kemampuannya m kegiatan P : Saya kira nggak tuh! Bapak bisa coba besok. K : Ya…ya… P : Memandang K dan tersenyum K : Memandang P K : Mengangguk-angguk P : Tersenyum P mencoba memberikan dorongan pada K P senang karena K mengerti arahan P K mencoba perca kata P K memberikan re dan tertarik pada P : Ngomong-ngomong kalau pagi hari Bapak ngapain saja? K : Mandi, lalu duduk! P : Memandang K dan tersenyum K : Menoleh P K : Menunduk P : Memperhatikan respon K P mencoba menggali kegiatan lain yang dilakukan klien P berpikir tentang kegiatan yang kira-kira dilakukan klien K berpikir karena pertanyaan baru K bingung tentan dilakukannya seh P : Nggak bersihin tempat tidur? K : Ya, kadang-kadang! P : Menekankan pertanyaan K : Menunduk K : Menoleh P P : Memperhatikan P mencoba menawarkan data agar klien ingat P senang karena klien ingat tentang kegiatannya K mengingat-ing K ingat kegiatan kadang-kadang dilaksanakannya P : Kalau dibersihin gimana jadinya? K : Bersih dan rapi. P : Memandang klien K : Menunduk K : Memandang P dan menggaruk-garuk kepalanya P : Memperhatikan respon klien P mencoba memberikan gambaran positif bila kegiatan dilaksanakan P senang karena K mampu mengidentifikasi keadaan bila kegiatan dilakukan K menganalisa k kegiatan dilakuka K menjawab sesu analisanya P :Pak Ong senang dong kalau tempat tidurnya bersih dan rapi? K : Yach, senang. Bersih. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menoleh P K : Menoleh P dan tersenyum. P : Memperhatikan respon K P ingin menggambarkan respon bila kegiatan dilaksanakan P senang mendapatkan jawaban K K berusaha meng keadaan bila keg dilaksanakan K senang memba tempat tidurnya b rapi P : Gimana kalau tiap hari dibersihkan dan dirapikan? Bapak Ong pasti bangga kalau tiap hari tempat tidurnya bersih dan rapi. P : Memandang K K : Menunduk P menawarkan alternatif kegiatan K membayangka tidurnya rapi dan
  • 18. K : Ya…ya… K : Menoleh P dan tersenyum P : Memperhatikan P senang karena klien menerima alternatif kegiatan K setuju terhadap kegiatan yang dit P : Nah, bisa dicoba besok kan? K : Ya…ya… P : Memandang K sambil tersenyum K : Menunduk K : Memandang P dan mengangguk-angguk P : Memperhatikan respon K P menegaskan kembali tentang kegiatan yang bisa dilakukan klien P senang karena K menerima tawaran P K meikirkan taw K setuju melakuk yang ditawarkan P : - K : Ibu tiri saya jahat P : Memandang K K : Menunduk K : Memandang halaman P : Kaget P masih berpikir tentang apa yang perlu dibicarakan P kaget menemukan data masa lalu klien yang traumatik K memikirkan ke K tiba-tiba ingat masa lalunya P : - K : Saya sering dipukul. Kepala saya jadi sakit. P : Memandang K K : Menunduk K : Menepuk-nepuk kepalanya P : Memperhatikan respon klien P masih kaget dan berpikir tentang apa yang harus dilakukan pada K P merancang penggalian data mengenai aspek traumatik K semakin tering masa lalunya K membayangka ibu tirinya P : Sekarang ibu tirinya dimana? K : Sekarang sudah baik. P : Memandang K K : Menunduk K : Memandang P P : Tersenyum P mencoba mendapatkan data P menemukan adanya inkoherensi pembicaraan K merenungkan k K menegaskan si sekarang P : - K : - P : Memandang K K : Menunduk K : Menunduk P : Memperhatikan P sadar bahwa interaksi keluar dari tujuan dan berpikir untuk mengembalikan tujuan interaksi P memikirkan topik untuk kembali pada tujuan interaksi K menikmati ing pada masa lalu P : Pak Ong, saya tahu Bapak memikirkan tentang ibu tiri Bapak. Tapi sekarang kita membicarakan tentang kegiatan yang bisa pak Ong lakukan. K : - P : Menepuk bahu K K : Menunduk K : Menunduk P : Menepuk bahu K P memfokuskan kembali pembicaraan P terus mencoba memfokuskan pembicaraan K belum bisa me pembicaraannya K berpikir tentan pembicaraan P : Nah, Pak Ong masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan te
  • 19. nggak tadi kita ngomongin apa? K : Masih. Nyiram dan ngebersihin tempat tidur. tersenyum K : Menoleh pada P K : Mengangguk dan memandang P P : Tersenyum ingat klien terhadap pembicaraan tadi P senang karena K ingat pada apa yang dibicarakan pembicaraan yan tadi K teringat pada p yang dilakukan b P : Bapak setuju kalau dilakukan tiap hari? K : Boleh…boleh. P : Mendekatkan diri pada K K : Menoleh dan memandang P K : Mengangguk dan tersenyum P : Tersenyum P mengaskan kembali kesepakatan P senang karena K setuju terhadap tawaran P K menunjukkan p terhadapa tindaka akan dilaksanaka P : Bagus kalau begitu. K : - P : Menepuk pundak K K : Tersenyum K : Memandang P dan menjabat tangan P P : Membalas jabat tangan K P memberikan pujian pada K P senang karena K memberikan respon sesuai harapan K senang dengan diberikan K menjabat tanga menunjukkan per P : Nah, karena sudah waktunya mandi, Pak Ong mandi dulu ya. Biar bersih dan segar. Nanti malam sehabis makan kita ngobrol lagi yuk?! K : Ya…ya… P : Memandang K dan tersenyum K : Tersenyum K : Memandang P P : Tersenyum P mengakhiri fase interaksi dan membuat kontrak interaksi selanjutnya P senang karena K setuju K merasa perlu u karena diarahkan K setuju pada ko diberikan P P : Nah nanti baru kita ngobrolin tentang ibu tiri Pak Ong, ya? K : Ya…ya… P : Memandang K dan tersenyum K : Menunduk K : Memandang P P : Tersenyum P menentukan topik interaksi selanjutnya P senang karena K setuju K memikirkan te yang ditawarkan K setuju terhadap ditawarkan P : Kalau begitu terimakasih atas perhatian Pak Ong. Selamat sore. Sampai ketemu nanti malam. K : Selamat sore. P : Menepuk pundak K dan mengulurkan tangan K : Menoleh K : Tersenyum dan menjabat tangan P P : Tersenyum P mengakhiri interaksi P senang karena K sudah percaya pada P K senang karena mengucapkan sal kepadanya K menjabat tanga tanda mengakhiri sementara KESAN PERAWAT : Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu. Saat interaksi terjadi flight of ideas dimana klien teringat pada ibu tirinya yang berlaku kejam padanya. Pengalaman tersebut merupakan traumatik bagi klien sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi. Telah disepakati pula bahwa pengalaman tersebut dibicarakan nanti pada saat interaksi selanjutnya.
  • 20. CATATAN KEPERAWATAN No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Keperawatan Respon Klien (S d 1 1 April1999 Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik b.1.1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang “Ayo kita jalan-jalan kesana, rasanya lebih sejuk kalau kita ngobrol disana!” b.1.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan klien yang berhubungan dengan masalah interaksi “Bagaimana rasanya kalau Pak Ong ngobrol dengan teman-teman Pak Ong?” c.1.1. Mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan klien di rumah sakit “Kira-kira pekerjaan apa yang Pak Ong senangi di rumah sakit ini?!” S : Klien mengataka dengan suasana ha sejuk O : Klien tampak se S : Klien mengataka jahat-jahat dan ia m dengan mereka O : Menunjuk teman yang jahat S : Klien mengataka merawat taman dan tempat tidur O : Menunjuk ke hal 2 1 April 1999 Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri a.1.1. Membina hubungan saling percaya “Oh ya, Pak Ong masih ingat dengan nama saya?” “Kita kan janji mau ngobrol tentang cara berkenalan, masih ingat?” b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya “Dari tadi saya lihat Pak Ong tidur-tiduran saja, apa ada yang Pak Ong pikirkan?” c.2.2. Memotivasi klien untuk melakukan kegiatan harian di ruangan “Pak Ong bilang kalau Pak Ong suka merawat taman dan merapikan tempat tidur. Kita bisa mulai dari besok ya?!” S : Klien mengataka perawat dan kontrak O : Klien menyebut S : Klien mengataka memikirkan biaya an O : Klien menepuk-n kepalanya S : Klien mengataka melaksanakan kegia tanaman dan memb tidur setiap hari O : Klien mengangg ditawarkan alternatif harian
  • 21. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA (Tambahan) RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 1 April 1999 IDENTITAS KLIEN Initial : Tn. O. T. B. Umur : 56 Tahun Informan : Klien sendiri Tanggal Pengkajian : 1 April 1999 RM No : - FAKTOR PREDISPOSISI Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan ibu tirinya jahat. Klien sering dipukuli sampai kepalanya sakit. PSIKOSOSIAL Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Kristen Methodist b. Kegiatan Ibadah : Ke gereja setiap hari minggu. Ketika ditanya perasaannya saat sembahyang, klien mengatakan rugi waktu karena dunia tetap saja kacau DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat 4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi 5. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran 6. Koping individu tidak efektif 7. Resiko prilaku kekerasan 8. Gangguan Komunikasi verbal 9. Kerusakan interakasi sosial
  • 22. Pohon Masalah RESIKO PRILAKU KEKERASAN KERUSAKAN INT.SOSIAL a. 1. HALUSINASI LIHAT WAHAM GGN. KOM.VERBAL. 2. ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI a) Core Problem 3. 4. HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK. EFEKTIF IDEAL DIRI TINGGI DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
  • 23. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri 4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi lihat 5. Gangguan Orientasi Realitas :Waham Kebesaran berhubungan dengan koping individu tidak efektif 6. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan waham 7. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan komunikasi verbal RSJP Jakarta, 1 April 1999 Mahasiswa Program B-Ektensi 1997 I Made Eka Santosa NIM : 1397210222 ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi : I Made Eka Santosa : 26 Maret 1999 : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit) : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta : Tn.O.T.B. : I (Fase Perkenalan) : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, me : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT ANALISA BERPUS PADA KLIEN P : Selamat sore Pak, boleh saya duduk di sebelah Bapak ? K : Sore, silahkan. P: Memandang K dan tersenyum K: Ekpresi datar K: Ekpresi datar P: Memandang K P : Ingin membuka percakapan dengan klien dan berharap dengan sapaan sederhana P bisa diterima oleh K. P merasa senang ada tanggapan atas salam walaupun belum diekpresikan secara tulus K masih ragu terhadap orang baru yang masuk lingkungannya K ragu terhadap orang P : Wah, suasana sore ini sejuk sekali ya Pak K : (diam) P : Memandang ke halaman sambil melirik K K : Ikut melihat ke halaman lalu menghisap rokoknya dan menunduk lagi P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum masuk ke kondisi K K memberikan respon sepintas dan menunjuk perhatian cukup terhad P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan
  • 24. saya Made, saya mahasiswa praktek disini yang akan merawat Bapak. K : (diam) menjulurkan tangan ke K K : Mengalihkan rokok ke tangan kiri lalu tanpa memandang P menerima uluran tangan P diberikan penjelasan tentang kedatangan P tanggapan secara ragu P : Nama Bapak siapa ? K : Ong. Ong Tian Bian. P : Masih menjabat tangan pasien dan mendekatkan diri ke-K K : Menoleh sebentar K : Menyebut nama dengan menunduk dan menarik tangannya P ingin tahu nama pasien P merasa pasien enggan berkenalan K ragu-ragu K merasa perkenalan h formalitas belaka P : Bapak senangnya dipanggil dengan nama apa K : Ong. P : Memandang K K : Menoleh ke halaman K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat lalu menunduk lagi P ingin menjalin kedekatan dengan pasien P senang walaupun jawaban singkat K mencoba mengingat nama yang disukainya K mulai tertarik denga perkenalan dengan P P : Wah, kedengarannya enak kalau saya manggil Pak Ong K : Iya P : Memandang K sambil tersenyum K : Menunduk K : Menoleh ke P P : Memperhatikan K P mencoba mengakrabkan suasana P merasa pertanyaan mendapatkan respon K berpikir sejenak, mengngingat nama yan disukainya K mulai merasa bahwa datang untuk memban P : Bapak asalnya dari mana Pak Ong? K : Salatiga, Jawa Tengah P : Memandang K K : Menunduk dan berpikir K : Menoleh ke P dan tersenyum lalu menunduk lagi P : Memperhatikan K P masih berusaha membangun keakraban dengan topik sederhana P senang karena K memberi respon K berpikir dan mengin ingat K senang karena ingat daerah asalnya dan kem membayangkan daerah asalnya tersebut P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong sudah berapa lama disini? K : Lama! Dua puluh tahun. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menghisap rokok dan melemparkannya karena sudah habis K : Bicara tanpa menoleh P P : Memandang K P mulai mengkaji data umum pasien P khawatir kalau pertanyaan membuat K tersinggung K berpikir dan berusah mengingat K membayangkan kea yang telah lama dijalan
  • 25. P : Sejak tahun berapa Bapak disini ? K : Yach, delapan puluh tiga P : Menunjukkan perhatian K : Menunduk sambil memandang kakinya K : Masih menunduk P : Memperhatikan P berharap dapat memperoleh data lama rawat secara lebih pasti sambil mengkaji daya ingat pasien P senang karena mendapat respon dari K K berusaha mengingat K menjawab dengan sekedarnya P : Sekarang Bapak Ong umurnya berapa? K : Em…56 tahun P : Mendekatkan diri ke K K : Menoleh ke halaman dan terdiam beberapa lama K : Menoleh P sebentar lalu menunduk lagi P : Tersenyum P mengkaji daya ingat K P merasa arah pertanyaan sudah dapat dijawab jelas oleh K K berusaha mengingat ingat K menjawab sesuai de daya ingat yang dimilikinya P : Pak Ong ingat nggak, kenapa pak Ong dirawat disini K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di ECT. P : Menunjukkan keseriusan K : Menunduk K : Menoleh ke P dan menepuk-nepuk kepalanya P berhati-hati karena pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien P lega karena K tidak tersinggung K mengingat-ingat K menjawab ragu-ragu P : Pak Ong pernah ngamuk? K : Nggak, nggak, saya suka ngelamun. Enak sendirian. Kakak saya sudah meninggal tapi hidup lagi. Itu dia !! P : Bertanya pelahan K : Menunduk K : Menoleh ke halaman lalu menunjuk-nunjuk P : Memperhatikan respon pasien P mengkaji lebih jauh alasan pasien dirawat P kaget, dan sadar kalau pasien mengalami halusinasi lihat K mengingat-ingat K mengalami halusina lihat P : - K : Kakak saya orangnya sukses, sayang mati, anak saya tujuh belas semuanya di Jerman. P : Masih kaget K : Memandang ke halaman K : Menunjuk ke halaman dan nyerocos P : Memperhatikan P mendiamkan karena belum menemukan pertanyaan yang tepat untuk K P menemukan adanya flight of ideas dan berpikir tentang faktor penyebab K melihat kakaknya da mencoba menceritakan pada P K teringat kondisi keluarganya P : Bapak Ong sudah berkeluarga? K : Anak saya di Jerman dan di Peking. Saya profesor, ngajar di UI, P : Mendekatkan diri K : Memandang kosong ke halaman K : Menunduk sambil nyerocos P : Memperhatikan P berusaha mengkaji data yang terkait kata-katanya tadi P menemukan adanya kemungkinan waham K membayangkan kea keluarganya K menikmati waham y dirasakannya
  • 26. bolak-balik dari Bandung ke Jerman. kebesaran pada pasien P : - K : Keadaan diluar perang, Ong pusing mikirin biaya anak-anak, pada kuliah. P : Memperhatikan K : Menunduk K : Berbisik pada P dengan nada sedih P : Mendengarkan dengan serius P mendiamkan dengan harapan pasien akan lebih terbuka tetang dirinya P menemukan adanya fligt of ideas K membayangkan ank anaknya K sedih tentang anakn P : Pak Ong, kegiatan bapak sehari-hari ngapain saja Pak ? K : Mandi, makan ehm…ya itu. P : Menepuk bahu K K : Menoleh P K : Menggaruk-garuk kepalanya P : Memperhatikan respon K P mencoba mengalihkan pembicaraan terkait waham P merasa senang karena pasien bisa beralih K teralih karena pertan baru K bingung tentang yan dilakukannya sehari-ha P : Kemudian? K : Baca-baca buku. Saya kan profesor. P : Menekankan pertanyaan K : Menunduk K : Menoleh P P : Memperhatikan P mencoba menggali data lebih dalam P menemukan lagi adanya kemungkinan waham K mengingat-ingat K merasa dirinya haru rajin belajar P : Bapak Ong betah tinggal di sini?Suasananya enak ya! K : Betah. P : Melihat halaman K : menunduk K : Ikut melihat halaman P : memperhatikan P mengalihkan perhatian K dari waham P senang karena dapat mengalihkan perhatian pasien K masih terbawa oleh waham K berusaha menjawab sekenanya P : Tentunya keluarga Bapak Ong suka menjenguk kesini. K : Sebulan sekali. P : Memandang K sambil tersenyum K : Menoleh P K : Menunduk lagi P : Memperhatikan respon K P ingin mengkaji keterlibatan keluarga terhadap perawatan K P senang mendapatkan jawaban K K berusaha mengingat keluarganya K ingat terhadap keluarganya P : Kalau Pak Ong suka pulang juga ya? K : Ya, sebulan sekali juga P : Memandang K K : Menunduk K : Menoleh P dan tersenyum P : Memperhatikan P mengkaji hubungan K dengan keluarganya P senang mendapatkan jawaban sesuai pertanyaan K mengingat hubunga dengan keluarga K senang membayang pulang P : Kalau di rumah, ngapain aja Pak Ong P : Memandang K sambil tersenyum K : Menoleh P lalu melihat ke halaman P berusaha mengkaji aktivitas K di rumah K mengingat aktivitasn di rumah
  • 27. K : Yah, tidur dan baca- baca buku penelitian. Profesor harus banyak baca. K : Memandang P P : Memperhatikan respon K P menemukan pengulangan terhadap waham pada K K menikmati waham y dialaminya P : Suka ngobrol nggak dengan keluarga K : Enakan diem, soalnya mengganggu saya baca buku P : Memandang K K : Menunduk K : Menunduk P : Memperhatikan P mengkaji peran keluarga terhadap K P mendapatkan data menarik diri pada K K mengingat aktivitasn di rumah K menganggap ngobro mengganggu wahamny P : Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang? K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya hidup lagi, itu dia. P : Memandang K K : Menunduk K : Menggaruk-garuk kepala P : Memperhatikan P mengalihkan topik bahasan P bingung harus ngobrol tentang apa lagi K bingung dengan pertanyaan yang diber K menjawab tentang keadaannya P : - K : Dia sukses. P : Memandang halaman K : Ikut memandang halaman K : Menunjuk ke halaman P : Kaget dan memperhatikan respon K P memikirkan topik lain yang terkait P kaget karena kembali menemukan adanya halusinasi pada K K merenungkan keadaannya K menikmati halusinas lihatnya P : Pak Ong, kita tadi sudah berkenalan, masih inget nggak nama saya? K : Made P : Memandang K K : Menoleh K : Memandang P dan tersenyum P : Memperhatikan P ingin mengakhiri fase I karena sudah cukup banyak data yang terkaji P senang karena K ingat nama P K memperhatikan P K mengingat-ingat nam P : Nah, saya senang sekali bisa ngobrol dengan pak Ong. Bagaimana kalau selesai makan kita ngobrol lagi? Sebentar saja kok, yach cukup 20 menit saja. K : Boleh P : Menepuk bahu K K : Menoleh dan tersenyum K : Tersenyum P : Tersenyum P memberikan reinforcement pada K P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya K senang diberikan reinforcement K ikut menentukan ko P : Nah kalau Pak Ong setuju, nanti kita ngobrol P : Memandang K K : Menunduk P menentukan topik dan aktivitas pada kontrak K memikirkan tentang kegiatan yang ditawark
  • 28. tentang perasaan Pak Ong terhadap keluarga Pak Ong. Sekalian saya periksa tekanan darahnya ya. K : Ya, ya…. K : Mengangguk P : Tersenyum berikutnya P senang karena K setuju dengan kegiatan yang akan dilaksanakan K setuju tentang kegia yang akan dilaksanaka P : Terimakasih atas kesediaan Pak Ong ngobrol dengan saya, selamat sore K : Sore. P : Menepuk bahu K dan mengulurkan jabat tangan K : Menoleh, menjabat tangan P K : Tersenyum lalu menunduk P : Tersenyum P menutup fase I P senang karena K mau berinteraksi dengan P K menunjukkan rasa percaya pada P K menyambut salam P KESAN PERAWAT : Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
  • 29. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999 A. IDENTITAS KLIEN Initial : Tn. O. T. B. Umur : 56 Tahun Informan : Klien sendiri Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999 RM No : - B. ALASAN MASUK Klien mengatakan karena sakit saraf C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983 2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil 3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji D. FISIK 1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit 2. Ukur : TB/BB belum terkaji 3. Keluhan fisik : Tidak ada Masalah keperawatan : - E. PSIKOSOSIAL 1. Genogram : belum terkaji 2. Konsep diri a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
  • 30. d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak) e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses. Masalah keperawatan : - Ideal diri terlalu tinggi - Harga diri rendah 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Belum terkaji b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri. Masalah keperawatan : - Isolasi sosial : Menarik Diri 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji F. STATUS MENTAL 1. Penampilan : kurang rapi Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri 2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang- kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal 3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas 4. Alam perasaan : sedih Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara Masalah Keperawatan : Depresi 5. Afek : Datar Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar Masalah Keperawatan : Menarik diri 6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat 7. Persepsi : Halusinasi Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol
  • 31. Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi 8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori 9. Isi pikir : Waham kebesaran Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran 10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada Selama wawancara, pasien tampak sadar Masalah Keperawatan : - 11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung Masalah Keperawan : Demensia 12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat 13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji 14. Daya tilik diri : Belum terkaji G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan : bantuan minimal 2. BAB/BAK : bantuan minimal 3. Mandi : bantuan minimal 4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal 5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun 6. Penggunaan obat : bantuan minimal 7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji 8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja 9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif H. MEKANISME KOPING Menghindari masalah, dan suka menyendiri Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
  • 32. 1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien 3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor 4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji 5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji 6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji 7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji Masalah keperawatan : - Isolasi sosial : menarik diri - Waham kebesaran J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG 1. Penyakit jiwa 2. Koping 3. Sistem pendukung 4. Faktor presipitasi Masalah keperawatan : - Kurang pengetahuan K. ASPEK MEDIS 1. Diagnosa Medis : belum terkaji 2. Therapi Medik : belum terkaji L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat 4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi 5. Kurang pengetahuan 6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran 7. Koping individu tidak efektif 8. Koping keluarga tidak efektif 9. Gangguan komunikasi verbal 10. Resiko kurangnya perawatan diri
  • 33. Pohon Masalah RESIKO PRILAKU KEKERASAN RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM MENARIK DIRI Core Problem HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF IDEAL DIRI TINGGI KURANG PENGETAHUAN M. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri 4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi 5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri 6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri 7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri 8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah 9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif 10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan RSJP Jakarta, 26 Maret 1999 Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
  • 34. I Made Eka Santosa NIM : 1397210222
  • 35. RENCANA KEPERAWATAN JIWA Nama Pasien : Ong Tian Bian, L 56 Tahun Ruang C No/ Diagnosa Perencanaan Tgl Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan 1/26 Maret 1999 Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d ideal diri terlalu tinggi Data Subyektif :  Klien mengatakan ia bercita-cita menjadi profesor dan mengatakan cita-citanya telah tercapai sekarang  Klien mengatakan bahwa saudaranya sangat sukses Data Obyektif :  Klien selalu menyendiri.  Klien banyak melamun.  Klien tidak mau melakukan pekerjaan di ruangan Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat mengatasi perasaan harga diri rendah. Tupen : a. Klien dapat mengekspresikan perasaan dan persepsinya dengan rasa aman. b. Klien mampu melihat aspek- aspek yang positif yang ada pada dirinya. a.1. Klien dapat menceritakan perasaan dan persepsinya setelah dilakukan 3x asuhan. a.2.Ekspresi wajah klien tenang saat mengekspresikan pera-saan dan perepsinya. b.1.Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang ada pada dirinya. a.1.1.Bina caya:  Memangg yang disuk  Menerima adanya.  Bicara ter  Tepati jan dibuat ber  Beri kese mengeksp a.2.1.Pelih kungan su ber-sahab a.2.2.Gun yang jelas a.2.3.Doro kesempat mengungk serta men dengan ra b.1.1.Disk yang dapa memberik masih ban pada diri k me-ngarah menjadi p b.1.2.Bant evaluasi d positif yan b.2.1.Bant kembali ke dicapai. b.2.2.Beri atas hal-h kakan klie
  • 36. c. Klien mampu meng- evaluasi masalah untuk dijadikan pelajaran dimasa sekarang. d. Klien mampu berperan serta dalam kegiatan ruangan selama klien di rumah sakit e. Klien mampu menetapkan rencana untuk masa depannya. f. Keluarga mampu memberi dukungan moril /materiil tentang rencana klien b.2.Klien dapat menjelaskan keberhasilan-keberhasilan yg pernah dialaminya. c.1.Klien dapat menceritakan masa lalunya yang traumatik. c.2. Klien dapat menyusun ren- cana agar kejadian kejadian yang menyakitkan tidak terulang kembali. c.3.Klien dapat memilih cara yang baik dalam mengatasi masalah yang menyakitkan. d.1.Klien mampu memilih tugas- tugas kegiatan yang disukai. d.2.Klien mampu melaksanakan tugas/ kegiatannya dengan mandiri. e.1.Klien mampu menjelaskan rencana yang akan dilakukan setelah kembali dari rumah sakit. f.1.Keluarga dapat memfasilitasi tentang rencana klien. c.1.1.Gali minta pen yg menye c.1.2.Anju mencerita menyebab c.2.1.Anju rencana a tidak terul c.3.1.Kaji klien dalam c.3.2.Beri dilakukan masalah y c.3.3.Gali keluarga y menyelesa c.3.4.Beri memilih ko d.1.1.Disk tugas/keg lakukan se d.2.1.Berik klien untuk dalam me sesuai. e.1.1.Bant keinginan yang akan f.1.1.Disku dalam me sumber ya f.1.2.Bersa sun renca datang.
  • 37. 3/26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri. Data Subyektif : - Klien mengatakan pekerjaannya hanya duduk melamun - Klien mengatakan ia sering melihat dan ngobrol dengan kakaknya yang sudah meninggal - Klien mengatakan kakaknya sudah meninggal tapi hidup lagi Data Obyektif: - Klien menyendiri di pojok ruangan - Klien terlihat memandang ke kejauhan Tupan : Klien dapat mengontrol halusinasinya Tupen : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya. a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien dapat berinteraksi dan terbina hubungan saling percaya a.1. Bina h percaya :  Sapa klien verbal ma  Perkenalk menyebut jelas.  Jelaskan m pertemuan  Buat kontr  Selalu kon interaksi  Tunjukkan penuh per  Terima kli  Mulai inte disukai kli a.2. Klien mau berkomunikasi dengan perawa. a.2.Kontro  Selalu sia  Jawab pe jujur  Perhatikan oleh semu sama men trapeutik d  Hindari po memaksa dekat klien mengharg b. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial. b.1.Klien akan mengekspresikan perasaannya setelah pertemuan 2 kali. b.1.1.Doro mengungk b.1.2.Gun terapeutik b.1.3.Bers mengiden klien tidak orang lain b.1.4Beri r atas kema mengungk b.2.Klien akan menyatakan kepuasannya atas hubungan dengan perawat sesudah 2 kali pertemuan. b.2.1.Doro ungkapka hubungan
  • 38. c. Klien menunjukkan penurunan perilaku menarik diri d. Keluarga dapat berpar- tisipasi diri dalam perawatan klien c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien dapat berhubungan dengan perawat dan klien lain yang ada di ruangan c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan klien dapat mengembangkan hubungan melalui;  Keikutsertaan dalam aktifitas di ruangan  Keikutsertaan dalam kelompok terapi  Inisiatip berinteraksi dengan orang lain d.1. Keluarga dapat menye- butkan hal-hal yang harus dilakukan selama klien di rawat di rumah sakit d.2.Menjenguk klien minmal satu kali seminggu c.1.1.Seca klien dalam menghadi klien lain d c.1.2.Usah non verba dan konsis c.1.3.Laku interaksi s sering c.1.4.Beri atas apa y c.2.1.Gun peran untu mengenal respon ya menghada dengan or c.2.2.Motiv mengikuti membersi menyapu, membersi c.2.3.Beri tindakan d positip ata dalam kelo c.2.4.Beri keikutserta kelompok harian yan mengisi w c.2.5.Anju secara ma berhubung d.1.1.Disk keluarga t penyebab keluarga m menarik d d.2.1.Anju menjengu dukungan
  • 39. 2/26 Maret 1999 Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik Subyektif : - Klien mengatakan suka melamun - Klien mengatakan malas bergaul dengan pasien atau petugas Obyektif : - Saat wawancara kontak mata kurang - Respon terhadap sapaan perawat lambat - Tidak berinteraksi dengan perawat dan klien lain - Beranjak dari tempatnya hanya waktu makan Tupan : Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya Tupen : a. Klien dapat memperluas kesadaran dirinya setelah tiga kali pertemuan b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki dalam waktu dua minggu c. Klien dapat membuat rencana realistis dalam waktu tiga minggu a.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal : - Saat sedih atau gembira - Membalas sapaan perawat - Menyebutkan tujuan interaksi - Dapat mengungkapkan perasaannya b.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang masih dimiliki - Kemampuan hubungan interpersonal - Kemampuan dalam melaksanakan ADL b.2. Klien dapat menyebutkan masalah dalam membina hubungan interpersonal dan cara mengatasinya c.1. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan a.1.1.Beri mengungk - Bimbing perasaann - Gunakan - Dengark dengan ak a.1.2.Beri menghaki - Tidak me klien - Menerim b.1.1. Cipt tenang de stimulus e berlebihan b.1.2.Moti mengungk perasaan, berhubung yang diha b.2.1.Bimb mengiden interaksi b.2.2.Kaji klien dalam yang diha hubungan b.2.3.Infor koping yan menghada c.1.1.Bimb menentuk beraktivita - Merawat - Members - Members - Olahraga
  • 40. d. Klien dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat e. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya d.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan e.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya d.1.1.Beri sukses : - Beri wak - Beri wak d.1.2.Bimb bantuan, i perawat s d.1.3.Kuat aspek pos reinforcem e.1.1.Anju dapat mem melakukan e.1.2.Anju dapat men terkait den
  • 41. Lampiran 3. CATATAN KEPERAWATAN No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Keperawatan Respon Klien (S da 1 26 Maret 1999 Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik a.1.1. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya “Coba Pak Ong ceritakan, mengapa Pak Ong melamun saja?” a.1.2. Memberikan respon yang tidak menghakimi “Saya tahu Pak Ong belum mau ikut membantu teman mengambil makanan. Tidak apa-apa!” a.1.3. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang “Bagaimana kalau kita duduk disana, suasananya enak kan?!” S : Klien mengatakan melamun karena kak O : Menunduk S : - O : Memandang ke h S : Klien mengataka duduk di tempat yang O : Klien mau duduk disarankan 2. 26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri a.1.1. Membina hubungan saling percaya “Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan nama saya?!” “Kita kan janji mau ngobrol, masih ingat dengan janji kita?! b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya “Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?. Saya lihat Pak Ong sedang melihat sesuatu?.Saya sendiri tidak melihatnya. Coba Pak Ong ceritakan!” c.2.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya terhadap keuntungan berhubungan dengan perawat “Gimana rasanya setelah Pak Ong ngobrol dengan saya dan teman-teman saya?!” S : Klien mengatakan perawat dan kontrak dilakukan O : Klien menyebut n S : Klien mengatakan hidup lagi O : Klien menunjuk k tersenyum S : Klien mengatakan ngobrol dengan pera O : Klien tersenyum tangan perawat ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke : Sri Mugianti : 12 April 2001 : Pkl. 12.00 - 12.10 WIB (10 Menit) : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya : Tn. S. : IX (Fase Terminasi)
  • 42. Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi : Kamar klien, lingkungan tenang : Klien sudah mandi, penampilan klien rapi : Klien mengungkapkan perasaan tentang terminasi dengan perawat KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT ANALISA BERPU KLIEN P : Selamat sore Pak Ong, rapi sekali hari ini. Sudah selesai mandi ya?! K : He..he..ya. P : Tersenyum K : Tersenyum K : Tertawa dan mengusap kepalanya P : Tersenyum P ingin membuka percakapan dan memberikan reinforcement terhadap prilaku positif P senang atas respon dari klien K memberikan tang positif atas kedatan K merasa senang m pujian dari perawat P : Bapak bersedia ngobrol dengan saya?? Kan kita sudah janji kemarin sore mau membicarakan perasaan Bapak tentang perpisahan kita. K : Ya…ya…. P: Memandang K dan tersenyum K: Ekpresi datar K: Menunduk dan sesekali menoleh pada perawat, tampak sedih P: Memperhatikan respon klien P mengingatkan klien pada kontrak yang sudah dibuat P merasa bahwa klien masih belum dapat menerima terminasi yang sudah dipersiapkan dari kemarin K menerima kontra bersedia berbicara d perawat K merasa sedih kar menghadapi termin klien P : Nah, seperti yang telah saya sampaikan kemarin, hari ini kan hari terakhir saya ada disini. Berarti mulai besok Pak Ong tidak bisa lagi ngobrol dengan saya. Bagaimana perasaan Bapak ?! K : - P : Menepuk bahu K, touching hand. K : Memandang P lama K : Memandang P P : Mengamati respon K Memberikan K kesempatan untuk ekplorasi perasaannya P merasa klien sulit mengungkapkan perasaannya K masih larut denga perasaannya sehing mengungkapkan pe K merasa kesulitan mengungkapkan pe P : Bapak cerita saja apa adanya, saya tidak akan marah kok!! K : Sedih dan terkenang-kenang!! P : Memandang K K : Diam berpikir K : Memandang P P : Tersenyum P merasa bahwa K harus diberikan penegasan bahwa P siap mendengarkan tanpa menghakimi P senang karena K mau memberikan respon terhadap pertanyaan perawat Keraguan K mulai h K merasa bebas mengungkapkan pe
  • 43. P : Jadi Pak Ong merasa kalau tidak ada saya Pak Ong akan sedih ?! K : Ya…ya…soalnya tidak ada yang bisa diajak ngobrol lagi. P : Memandang P dan tersenyum K : Menundukkan kepalanya K : Memandang P mengelus-elus kepalanya P : Tersenyum P ingin menggali perasaan klien selanjutnya P merasa K merasa sedih karena tidak bisa ngobrol lagi K semakin merasa b mengungkapkan pe K sedih karena tida ngobrol lagi P : Kan bisa dengan teman-teman yang lain K : Tapi kan mereka tidak mengajarkan untuk sehat. P : Memandang K K : Memandang ke sekitar K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat P : Tersenyum P ingin menggali perasaan klien lebih lanjut P menemukan data bahwa klien masih sulit untuk menerima perpisahan dengan perawat K semakin bebas mengungkapkan pe K merasa teman-tem lain tidak bisa meng peran perawat P : Kalau sedih Pak Ong biasanya ngapain?! K : Yach, tidur saja P : Memandang K K : Menunduk K : Menunduk P : Tersenyum P menggali koping mekanisme klien terhadap perpisahan P merasa koping klien masih belum efektif K memikirkan jawa pertanyaan koping K biasa tidur bila ad P : Saya kan sudah ajarkan, kalau sedih, Pak Ong mestinya jalan-jalan atau mengerjakan pekerjaan. Masih ingat nggak?! K : Oh ya..ya…itu juga!!! P : Tersenyum K : Memandang P K : Menjawab singkat lalu menunduk lagi P : Tersenyum P menegaskan metode mekanisme koping yang efektif yang pernah diajarkan pada klien P senang karena klien masih ingat terhadap koping mekanisme yang diajarkan K berusaha mengin yang telah diajarkan K ingat tentang kop ditawarkan perawat P : Nah, ingat-ingat ya apa yang saya ajarkan kepada Pak Ong!!! K : Ya…ya…ya…. P : Mendekatkan diri pada K dan menekankan kalimat K : Memandang P dan menunduk K : Memandang ke sekitar P : Memperhatikan K P mencoba menawarkan penegasan pada klien P merasa K akan berusaha mengingat apa yang telah diajarkan K berpikir terhadap perawat K merasa siap untu pelajaran yang dibe perawat P : Pak Ong, saya berterimakasih pada Pak Ong karena sudah mau bekerjasama dengan saya untuk kesembuhan Pak Ong !!! K : Saya yang terimakasih …. P : Memandang K dan tersenyum K : Menunduk dan berpikir K : Menunduk P : Memperhatikan K P berusaha menunjukkan interest pada klien dengan ucapan terimakasih P merasa K menerima apa yang K berpikir mengapa mengucapkan terim K merasa dirinya ya
  • 44. disampaikan oleh P mengucapkan terim P : Nah, kalau begitu kita akhiri dulu sampai di sini. Sebentar lagi saya harapkan Pak Ong bersedia hadir pada acara perpisahan dengan teman-teman saya juga. K : Ya…ya… P : Menepuk bahu K K : Memandang P K : Menganggukkan kepalanya P : Tersenyum P mengakhiri kontrak dan menetapkan kontrak selanjutnya pada K untuk acara terminasi besar P senang karena K menyetujui kontrak K merasa sedih kar berpisah dengan P K mau menerima k dengan perawat P : Oke, jam lima sore kami tunggu Pak Ong disini. Selamat sore Pak Ong. K : Ya…ya… P : Memandang K dan menepuk pundak K K : Tersenyum K : Tersenyum P : Tersenyum pada K P menutup interaksi dan menegaskan kontrak selanjutnya P senang karena K menerima kontrak selanjutnya K menerima kontra K menyiapkan diri kontrak berikutnya KESAN PERAWAT : Kontak ke-18 fase terminasi bertujuan untuk menggali perasaan klien tentang perasaan klien terhadap realitas perpisahan dengan perawat. Klien memang sudah disiapkan seminggu sebelum terminasi dengan mengkonfirmasikan pada klein bahwa hari perawatan oleh mahasiswa tinggal seminggu lagi. Sehari sebelum terminasi juga dilaksanakan pre-terminasi dengan menanyakan perasaan klien bila kehilangan teman ngobrolnya. Klien sempat kembali ke kamar tanpa permisi pada perawat. Fase saat itu adalah fase denial tetapi pada interaksi ke-18 tersebut diatas, klien sudah dapat menerima realitas perpisahan dengan perawat. CATATAN KEPERAWATAN No Tanggal Diagnosa Implementasi Evalua Keperawatan Respon Klien (S dan 1 30 April1999 Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik e.1.1. Membimbing klien untuk mencari bantuan dan menginformasikan bahwa perawat siap membantu klien “ Nah, kalau bapak siap untuk bermain dalam kelompok, saya siap membantu!” S : - O : Klien merapi tempat tidur den dibimbing oleh perawat
  • 45. e.1.3. Memberikan reinforcement atas aspek positif yang dicapai “Nah, kan bapak sudah tahu keuntungan berkenalan dengan orang lain. Itu bagus!!!. Diucapkan saat klien berhasil mengidentifikasi manfaat berkenalan dengan baik. S : - O : Klien tersenyum tertawa senang 2 30 April 1999 Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri b.1.3. Bersama-sama klien mengidentifikasi kerugian jika klien tidak berhubungan dengan orang lain “Apa ruginya kalau kita nggak mau gabung dengan teman lain?” b.1.4.Memberi reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya “Wah Bagus, Pak Ong sudah mau cerita!” b.2.1.Mendorong klien mengungkapkan perasaannya terhadap hubungan dengan perawat “Enak kan kalau Pak Ong mau ngobrol dengan kita?” c.1.1.Menghadirkan perawat lain dalam interaksi dengan klien “Nah ini teman saya, coba kenalan!” S : Klien mengatakan ti bisa minta rokok jika ti ngomong dengan tem temannya O : - S : Klien mengata terimakasih atas pu yang diberikan O : Klien tersenyum S : Klien mengata senang karena dia ngobrol O : Klien mau du bersama perawat lain berbicara S : - O : Klien tampak m beinteraksi den perawat lain 3. 30 April 1999 Kerusakan komunikasi verbal b/d waham kebesaran 2.1.4.Memfokuskan klien pada realitas, saat klien membicarakan wahamnya “ Bapak Ong berada dimana?” dan “Kalau Profesor ada dimana?” S : Klien menjawab bah ia berada di RSJ Grogo O : Klien terdiam s ditanya kalau profesor dimana