Perawat melakukan interaksi perkenalan dengan pasien bernama Ong Tian Bian yang mengalami gangguan jiwa. Pasien menunjukkan gejala halusinasi dan waham kebesaran. Perawat berusaha mengalihkan pembicaraan agar pasien tidak larut dalam waham dengan menanyakan data pribadi dan keluarga pasien.
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
-ANALISA-PROSES-INTERAKSI-HDR-docx.docx
1. ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: Rahmat Halim Saputra
: 26 Mei 2021
: Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: I (Fase Perkenalan)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk.
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUSAT
PADA KLIEN
RASIONAL
P : Selamat sore Pak, boleh
saya duduk di sebelah
Bapak ?
K : Sore, silahkan.
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien
dan berharap dengan
sapaan sederhana P bisa
diterima oleh K.
P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
K masih ragu terhadap
orang baru yang masuk ke
lingkungannya
K ragu terhadap orang baru
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan sehingga
dapat terjalin rasa percaya.
P : Wah, suasana sore ini
sejuk sekali ya Pak
K : (diam)
P : Memandang ke
halaman sambil melirik K
K : Ikut melihat ke
halaman lalu menghisap
rokoknya dan menunduk
lagi
P ingin memulai
percakapan dengan topik
ringan sebelum masuk ke
kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjukkan
perhatian cukup terhadap P
Topik ringan akan
memudahkan interaksi
lebih lanjut
P : Oh ya, perkenalkan
saya Made, saya
P : Memandang K sambil
menjulurkan tangan ke K
P merasa bahwa K harus
diberikan penjelasan
K masih memberikan
tanggapan secara ragu-ragu
Memperkenalkan diri dapat
menciptakan rasa percaya
2. mahasiswa praktek disini
yang akan merawat Bapak.
K : (diam)
K : Mengalihkan rokok ke
tangan kiri lalu tanpa
memandang P menerima
uluran tangan P
tentang kedatangan P klien terhadap perawat
P : Nama Bapak siapa ?
K : Ong. Ong Tian Bian.
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P ingin tahu nama pasien
P merasa pasien enggan
berkenalan
K ragu-ragu
K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
Mengenal nama pasien
akan memudahkan
interaksi
P : Bapak senangnya
dipanggil dengan nama apa
K : Ong.
P : Memandang K
K : Menoleh ke halaman
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P ingin menjalin kedekatan
dengan pasien
P senang walaupun
jawaban singkat
K mencoba mengingat
nama yang disukainya
K mulai tertarik dengan
perkenalan dengan P
Nama panggilan
merupakan nama akrab
klien sehingga
menciptakan rasa senang
akan adanya pengakuan
atas namanya
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Pak Ong
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K berpikir sejenak,
mengngingat nama yang
disukainya
K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K
Pujian berguna untuk
mendekatkan perawat
menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
P : Bapak asalnya dari
mana Pak Ong?
K : Salatiga, Jawa Tengah
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan
tersenyum lalu menunduk
P masih berusaha
membangun keakraban
dengan topik sederhana
P senang karena K
memberi respon
K berpikir dan mengingat-
ingat
K senang karena ingat
Topik sederhana membantu
menjalin kedekatan dengan
klien
3. lagi
P : Memperhatikan K
daerah asalnya dan kembali
membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh juga ya.
Bapak Ong sudah berapa
lama disini?
K : Lama! Dua puluh
tahun.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data
umum pasien
P khawatir kalau
pertanyaan membuat K
tersinggung
K berpikir dan berusaha
mengingat
K membayangkan keadaan
yang telah lama dijalaninya
Lama rawat menentukan
apakah klien kronis atau
akut
P : Sejak tahun berapa
Bapak disini ?
K : Yach, delapan puluh
tiga
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap dapat
memperoleh data lama
rawat secara lebih pasti
sambil mengkaji daya ingat
pasien
P senang karena mendapat
respon dari K
K berusaha mengingat
K menjawab dengan
sekedarnya
Daya ingat pasien dapat
dikaji dengan menanyakan
data-data pasien yang
sederhana
P : Sekarang Bapak Ong
umurnya berapa?
K : Em…56 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh ke halaman
dan terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar
lalu menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K
P merasa arah pertanyaan
sudah dapat dijawab jelas
oleh K
K berusaha mengingat-
ingat
K menjawab sesuai dengan
daya ingat yang
dimilikinya
Umur mempengaruhi daya
ingat klien
P : Pak Ong ingat nggak,
kenapa pak Ong dirawat
disini
P : Menunjukkan
keseriusan
K : Menunduk
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat
spesifik dan takut
menyinggung pasien
K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
Keluhan utama merupakan
dasar pasien dirawat di RS
Jiwa
4. K : Saraf, sakit saraf. ECT,
ini di ECT.
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P lega karena K tidak
tersinggung
P : Pak Ong pernah
ngamuk?
K : Nggak, nggak, saya
suka ngelamun. Enak
sendirian. Kakak saya
sudah meninggal tapi hidup
lagi. Itu dia !!
P : Bertanya pelahan
K : Menunduk
K : Menoleh ke halaman
lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon
pasien
P mengkaji lebih jauh
alasan pasien dirawat
P kaget, dan sadar kalau
pasien mengalami
halusinasi lihat
K mengingat-ingat
K mengalami halusinasi
lihat
Halusinasi dapat terjadi
kapan saja karena adanya
stimulus tertentu
P : -
K : Kakak saya orangnya
sukses, sayang mati, anak
saya tujuh belas semuanya
di Jerman.
P : Masih kaget
K : Memandang ke
halaman
K : Menunjuk ke halaman
dan nyerocos
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena
belum menemukan
pertanyaan yang tepat
untuk K
P menemukan adanya
flight of ideas dan berpikir
tentang faktor penyebab
K melihat kakaknya dan
mencoba menceritakannya
pada P
K teringat kondisi
keluarganya
Dengan diam therapeutik,
klien merasa didengarkan
dan bercerita tentang
keadaannya
P : Bapak Ong sudah
berkeluarga?
K : Anak saya di Jerman
dan di Peking. Saya
profesor, ngajar di UI,
bolak-balik dari Bandung
ke Jerman.
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke
halaman
K : Menunduk sambil
nyerocos
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data
yang terkait kata-katanya
tadi
P menemukan adanya
kemungkinan waham
kebesaran pada pasien
K membayangkan keadaan
keluarganya
K menikmati waham yang
dirasakannya
Waham kemungkinan
terjadi karena menarik diri
P : -
K : Keadaan diluar perang,
Ong pusing mikirin biaya
P : Memperhatikan
K : Menunduk
K : Berbisik pada P dengan
nada sedih
P mendiamkan dengan
harapan pasien akan lebih
terbuka tetang dirinya
P menemukan adanya fligt
of ideas
K membayangkan ank-
anaknya
K sedih tentang anaknya
Diam therapeutik akan
membantu pasien
mengungkapkan
perasaannya pada perawat
5. anak-anak, pada kuliah. P : Mendengarkan dengan
serius
P : Pak Ong, kegiatan
bapak sehari-hari ngapain
saja Pak ?
K : Mandi, makan
ehm…ya itu.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P
K : Menggaruk-garuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
K
P mencoba mengalihkan
pembicaraan terkait waham
P merasa senang karena
pasien bisa beralih
K teralih karena pertanyaan
baru
K bingung tentang yang
dilakukannya sehari-hari
Pengalihan agar klien tidak
larut dalam waham dan
halusinasinya
P : Kemudian?
K : Baca-baca buku. Saya
kan profesor.
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menggali data
lebih dalam
P menemukan lagi adanya
kemungkinan waham
K mengingat-ingat
K merasa dirinya harus
rajin belajar
Tehnik ekplorasi berguna
untuk mendapatkan lebih
banyak data terkait masalah
klien
P : Bapak Ong betah
tinggal di sini?Suasananya
enak ya!
K : Betah.
P : Melihat halaman
K : menunduk
K : Ikut melihat halaman
P : memperhatikan
P mengalihkan perhatian K
dari waham
P senang karena dapat
mengalihkan perhatian
pasien
K masih terbawa oleh
waham
K berusaha menjawab
sekenanya
Pengalihan agar pasien
tidak larut pada waham dan
halusinasinya pada fase
interaksi ini
P : Tentunya keluarga
Bapak Ong suka
menjenguk kesini.
K : Sebulan sekali.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk lagi
P : Memperhatikan respon
K
P ingin mengkaji
keterlibatan keluarga
terhadap perawatan K
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha mengingat
keluarganya
K ingat terhadap
keluarganya
Keluarga merupakan
support sistem bagi klien
sehingga harus dikaji
keterlibatannya
P : Kalau Pak Ong suka
pulang juga ya?
K : Ya, sebulan sekali juga
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menoleh P dan
tersenyum
P mengkaji hubungan K
dengan keluarganya
P senang mendapatkan
jawaban sesuai pertanyaan
K mengingat hubungannya
dengan keluarga
K senang membayangkan
pulang
Berada di lingkungan
keluarga akan membuat
klien melihat realitas
menyenangkan atau
malahan stressor
6. P : Memperhatikan
P : Kalau di rumah,
ngapain aja Pak Ong
K : Yah, tidur dan baca-
baca buku penelitian.
Profesor harus banyak
baca.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P lalu melihat
ke halaman
K : Memandang P
P : Memperhatikan respon
K
P berusaha mengkaji
aktivitas K di rumah
P menemukan pengulangan
terhadap waham pada K
K mengingat aktivitasnya
di rumah
K menikmati waham yang
dialaminya
Aktivitas di rumah
merupakan data pantas
tidaknya pasien dilibatkan
dalam keluarga
P : Suka ngobrol nggak
dengan keluarga
K : Enakan diem, soalnya
mengganggu saya baca
buku
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P mengkaji peran keluarga
terhadap K
P mendapatkan data
menarik diri pada K
K mengingat aktivitasnya
di rumah
K menganggap ngobrol
mengganggu wahamnya
Menarik diri membuat K
asyik dengan dunianya
sendiri
P : Bagaimana perasaan
Pak Ong sekarang?
K : Saraf, sakit saraf.
Kakak saya hidup lagi, itu
dia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menggaruk-garuk
kepala
P : Memperhatikan
P mengalihkan topik
bahasan
P bingung harus ngobrol
tentang apa lagi
K bingung dengan
pertanyaan yang diberikan
K menjawab tentang
keadaannya
Pengalihan agar K tidak
larut dengan wahamnya
P : -
K : Dia sukses.
P : Memandang halaman
K : Ikut memandang
halaman
K : Menunjuk ke halaman
P : Kaget dan
memperhatikan respon K
P memikirkan topik lain
yang terkait
P kaget karena kembali
menemukan adanya
halusinasi pada K
K merenungkan
keadaannya
K menikmati halusinasi
lihatnya
Diam berguna untuk
memikirkan interaksi
selanjutnya
P : Pak Ong, kita tadi sudah
berkenalan, masih inget
P : Memandang K
K : Menoleh
P ingin mengakhiri fase I
karena sudah cukup banyak
K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika
K dapat mengingat nama P
7. nggak nama saya?
K : Made K : Memandang P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
data yang terkaji
P senang karena K ingat
nama P
K mengingat-ingat nama P
sehingga nantinya terjalin
trust
P : Nah, saya senang sekali
bisa ngobrol dengan pak
Ong. Bagaimana kalau
selesai makan kita ngobrol
lagi? Sebentar saja kok,
yach cukup 20 menit saja.
K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan
tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan
reinforcement pada K
P senang karena K mau
menentukan kontrak
berikutnya
K senang diberikan
reinforcement
K ikut menentukan kontrak
Kontrak berikutnya harus
ditentukan dan harus
mendapatkan persetujuan
klien agar klien ingat
terhadap kontrak
P : Nah kalau Pak Ong
setuju, nanti kita ngobrol
tentang perasaan Pak Ong
terhadap keluarga Pak Ong.
Sekalian saya periksa
tekanan darahnya ya.
K : Ya, ya….
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Mengangguk
P : Tersenyum
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawarkan
K setuju tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan harus
mendapat persetujuan K
sehingga bila K keluar dari
kegiatan dimaksud, bisa
diingatkan tentang batasan
kegiatan sesuai kontrak
P : Terimakasih atas
kesediaan Pak Ong ngobrol
dengan saya, selamat sore
K : Sore.
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : Tersenyum lalu
menunduk
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
Salam penutup merupakan
akhir fase yang harus
dilakukan untuk mencegah
tidak percaya pada klien
8. P : Tersenyum
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan
halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak
efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien
menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
9. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999
I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No : -
II. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
10. a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien
merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama
pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas
tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-
kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak
melihat perawat
11. 7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu
mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering
mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa
situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah
diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif
VIII. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
12. IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien,
lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol
dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara
sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan
XI. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
13. Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN
RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI
HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM
MENARIK DIRI
Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK.,
EFEKTIF
KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
KURANG PENGETAHUAN
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
14. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak
efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: I Made Eka Santosa
: 1 April 1999
: Pkl. 16.00 - 16.20 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: II (Fase Kerja)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pasien merokok, menunduk.
: 1. Klien dapat menyebutkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BE
PADA KL
P : Selamat sore Pak Ong,
masih ingat dengan saya ?
K : Sore, ingat! Muchlis kan!
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien dan
berharap K ingat pada P
P merasa kecewa karena K
tidak ingat pada P
K mencoba meng
P
K mengira P tem
P : Wah, Bapak Ong lupa ya?
Nama saya Made, saya yang
minggu lalu ngobrol dengan
Bapak!
P : Menepuk bahu K,
touching hand.
K : Memandang P lama
P berusaha mengingatkan K K masih mencob
mengingat-ingat
15. K : (diam)
P : Ini nama saya, bisa baca
kan? Nah, nama saya siapa?
K : Made !!
P : Menunjukkan papan
nama pada K
K : Mengeja nama P
K : Tersenyum dan menepuk
kepalanya
P : Tersenyum
P merasa bahwa K harus
diberikan petunjuk untuk
mengingat P
P senang karena K masih
ingat pada P walaupun masih
samar-samar
K ingat nama P m
bantuan papan na
K merasa senang
mengingat P
P : Nah, Bapak ingat nggak
saya ini siapa?
K : Made, pak mantri !
P : Memandang P dan
tersenyum
K : Memandang P lalu
menunduk
K : Memandang P dan
menyalami P
K : Menjabat tangan K
P ingin lebih meyakinkan K
apakah K masih ingat pada P
P merasa senang karena K
berhasil mengingat P
K mulai ingat per
minggu lalu
K senang karena
P : Pak Ong, seperti yang
janji kita minggu lalu,
sekarang kita ngobrol tentang
Bapak. Bapak bersedia
ngobrol dengan saya?
K : Ya, bersedia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P : Memandang K
P mengingatkan kontrak
dengan K
P senang walaupun jawaban
singkat dan respon K belum
menunjukkan ketertarikan
K mencoba meng
kontrak yang sud
disepakati
K tertarik untuk n
dengan P
P : Pak Ong, bagaimana
keadaan bapak sekarang ?
K : Pusing-pusing, kepala
Ong kambuh!
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P : Memperhatikan K
P mencoba memberikan
perhatian pada keadaan K
P bertanya-tanya tentang apa
yang dirasakan oleh K
K mulai merasa b
datang untuk mem
K mencoba meng
pada P tentang ke
sekarang
P : Pusing-pusingnya karena
apa Pak Ong?
K : Saraf-saraf, bingung
mikirin duit buat anak-anak.
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P menghisap
rokoknya
P : Memperhatikan K
P berusaha menggali keluhan
K
P menemukan data adanya
flight of ideas
K berpikir dan m
ingat
K berpikir tentan
sebagai orangtua
P : Nah kalau sudah pusing
begitu, apa yang biasanya
pak Ong lakukan?
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
P mulai mengkaji kebiasaan
klien dalam menghadapi
masalah
K berpikir dan be
mengingat
16. K : Yach, diam saja.
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K P berpikir apa kira-kira yang
bisa dilakukan klien selain
diam
K membayangka
kebiasaannya bila
“pusing”
P : Kalau diam pusingnya
hilang?
K : Nggak?
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap K dapat
mengidentifikasi cara
mengatasi masalah pada K
P senang karena mendapat
data sebagai dasar untuk
menggali aspek positif klien
K berusaha meng
K menjawab den
sekedarnya
P : Kira-kira apa lagi yang
bisa menghilangkan
pusingnya pak Ong?
K : Jalan-jalan.
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh ke halaman dan
terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar lalu
menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji aspek positif
pemecahan masalah klien
P mendapat data koping pada
K
K berusaha meng
kebiasaannya
K menjawab sesu
daya ingat yang d
P : Bagus kalau begitu! Nah,
jalan-jalannya kemana saja?
K : Di taman, liat bunga dan
pohon.
P : Menunjukkan jempol
tangan
K : Tersenyum
K : Menoleh ke taman dan
menunjuk pohon-pohonan
P : Ikut menoleh ke taman
P memberikan pujian karena
K dapat memberikan data
P menunjukkan perhatian
dengan ikut menoleh ke
halaman
K membayangka
menyenangkan
K merasa nyama
melihat taman da
pohonan
P : Bagus ya, tamannya.
Apalagi kalau dirawat
dengan baik.
K : Itu, kemarin mau
ditebang. Kasihan.
P : Tersenyum sambil
memandang ke arah halaman
K : Memandang halaman
K : Menunjuk pohon
P : Memperhatikan respon
pasien
P menerapkan komunikasi
pasif
P senang karena
mendapatkan tanggapan dari
klien
K senang meliha
halaman
K tidak senang k
halaman dirubah
P : Bagaimana kalau Pak
Ong ikut memelihara
tanaman di taman.
K : -
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang ke halaman
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menawarkan
alternatif kegiatan pada K
P mencoba menggali respon
K terhadap alternatif yang
ditawarkan
K memikirkan al
ditawarkan dan
kemampuannya u
melaksanakannya
K masih berpikir
P : Yach, sekedar menyiram
atau mencabut rumput liar
P : Memandang K
K : Menoleh pada P
P berusaha menawarkan
alternatif yang realistis pada
K membayangka
dirinya menerima
17. K : Nggak capek ya? K : Memandang P
P : Memperhatikan
K
P senang karena K mulai
memikirkan alternatif
kegiatan
tersebut
K memikirkan
kemampuannya m
kegiatan
P : Saya kira nggak tuh!
Bapak bisa coba besok.
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang P
K : Mengangguk-angguk
P : Tersenyum
P mencoba memberikan
dorongan pada K
P senang karena K mengerti
arahan P
K mencoba perca
kata P
K memberikan re
dan tertarik pada
P : Ngomong-ngomong kalau
pagi hari Bapak ngapain
saja?
K : Mandi, lalu duduk!
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menggali
kegiatan lain yang dilakukan
klien
P berpikir tentang kegiatan
yang kira-kira dilakukan
klien
K berpikir karena
pertanyaan baru
K bingung tentan
dilakukannya seh
P : Nggak bersihin tempat
tidur?
K : Ya, kadang-kadang!
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menawarkan data
agar klien ingat
P senang karena klien ingat
tentang kegiatannya
K mengingat-ing
K ingat kegiatan
kadang-kadang
dilaksanakannya
P : Kalau dibersihin gimana
jadinya?
K : Bersih dan rapi.
P : Memandang klien
K : Menunduk
K : Memandang P dan
menggaruk-garuk kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
P mencoba memberikan
gambaran positif bila
kegiatan dilaksanakan
P senang karena K mampu
mengidentifikasi keadaan
bila kegiatan dilakukan
K menganalisa k
kegiatan dilakuka
K menjawab sesu
analisanya
P :Pak Ong senang dong
kalau tempat tidurnya bersih
dan rapi?
K : Yach, senang. Bersih.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menoleh P dan
tersenyum.
P : Memperhatikan respon K
P ingin menggambarkan
respon bila kegiatan
dilaksanakan
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha meng
keadaan bila keg
dilaksanakan
K senang memba
tempat tidurnya b
rapi
P : Gimana kalau tiap hari
dibersihkan dan dirapikan?
Bapak Ong pasti bangga
kalau tiap hari tempat
tidurnya bersih dan rapi.
P : Memandang K
K : Menunduk
P menawarkan alternatif
kegiatan
K membayangka
tidurnya rapi dan
18. K : Ya…ya… K : Menoleh P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P senang karena klien
menerima alternatif kegiatan
K setuju terhadap
kegiatan yang dit
P : Nah, bisa dicoba besok
kan?
K : Ya…ya…
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P dan
mengangguk-angguk
P : Memperhatikan respon K
P menegaskan kembali
tentang kegiatan yang bisa
dilakukan klien
P senang karena K menerima
tawaran P
K meikirkan taw
K setuju melakuk
yang ditawarkan
P : -
K : Ibu tiri saya jahat
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang halaman
P : Kaget
P masih berpikir tentang apa
yang perlu dibicarakan
P kaget menemukan data
masa lalu klien yang
traumatik
K memikirkan ke
K tiba-tiba ingat
masa lalunya
P : -
K : Saya sering dipukul.
Kepala saya jadi sakit.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menepuk-nepuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
P masih kaget dan berpikir
tentang apa yang harus
dilakukan pada K
P merancang penggalian data
mengenai aspek traumatik
K semakin tering
masa lalunya
K membayangka
ibu tirinya
P : Sekarang ibu tirinya
dimana?
K : Sekarang sudah baik.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P mencoba mendapatkan
data
P menemukan adanya
inkoherensi pembicaraan
K merenungkan k
K menegaskan si
sekarang
P : -
K : -
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P sadar bahwa interaksi
keluar dari tujuan dan
berpikir untuk
mengembalikan tujuan
interaksi
P memikirkan topik untuk
kembali pada tujuan interaksi
K menikmati ing
pada masa lalu
P : Pak Ong, saya tahu Bapak
memikirkan tentang ibu tiri
Bapak. Tapi sekarang kita
membicarakan tentang
kegiatan yang bisa pak Ong
lakukan.
K : -
P : Menepuk bahu K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Menepuk bahu K
P memfokuskan kembali
pembicaraan
P terus mencoba
memfokuskan pembicaraan
K belum bisa me
pembicaraannya
K berpikir tentan
pembicaraan
P : Nah, Pak Ong masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan te
19. nggak tadi kita ngomongin
apa?
K : Masih. Nyiram dan
ngebersihin tempat tidur.
tersenyum
K : Menoleh pada P
K : Mengangguk dan
memandang P
P : Tersenyum
ingat klien terhadap
pembicaraan tadi
P senang karena K ingat pada
apa yang dibicarakan
pembicaraan yan
tadi
K teringat pada p
yang dilakukan b
P : Bapak setuju kalau
dilakukan tiap hari?
K : Boleh…boleh.
P : Mendekatkan diri pada K
K : Menoleh dan
memandang P
K : Mengangguk dan
tersenyum
P : Tersenyum
P mengaskan kembali
kesepakatan
P senang karena K setuju
terhadap tawaran P
K menunjukkan p
terhadapa tindaka
akan dilaksanaka
P : Bagus kalau begitu.
K : -
P : Menepuk pundak K
K : Tersenyum
K : Memandang P dan
menjabat tangan P
P : Membalas jabat tangan K
P memberikan pujian pada K
P senang karena K
memberikan respon sesuai
harapan
K senang dengan
diberikan
K menjabat tanga
menunjukkan per
P : Nah, karena sudah
waktunya mandi, Pak Ong
mandi dulu ya. Biar bersih
dan segar. Nanti malam
sehabis makan kita ngobrol
lagi yuk?!
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Tersenyum
K : Memandang P
P : Tersenyum
P mengakhiri fase interaksi
dan membuat kontrak
interaksi selanjutnya
P senang karena K setuju
K merasa perlu u
karena diarahkan
K setuju pada ko
diberikan P
P : Nah nanti baru kita
ngobrolin tentang ibu tiri Pak
Ong, ya?
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P menentukan topik interaksi
selanjutnya
P senang karena K setuju
K memikirkan te
yang ditawarkan
K setuju terhadap
ditawarkan
P : Kalau begitu terimakasih
atas perhatian Pak Ong.
Selamat sore. Sampai ketemu
nanti malam.
K : Selamat sore.
P : Menepuk pundak K dan
mengulurkan tangan
K : Menoleh
K : Tersenyum dan menjabat
tangan P
P : Tersenyum
P mengakhiri interaksi
P senang karena K sudah
percaya pada P
K senang karena
mengucapkan sal
kepadanya
K menjabat tanga
tanda mengakhiri
sementara
KESAN PERAWAT :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang
bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu. Saat interaksi
terjadi flight of ideas dimana klien teringat pada ibu tirinya yang berlaku kejam padanya.
Pengalaman tersebut merupakan traumatik bagi klien sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi.
Telah disepakati pula bahwa pengalaman tersebut dibicarakan nanti pada saat interaksi
selanjutnya.
20. CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan Respon Klien (S d
1 1 April1999 Isolasi sosial : menarik diri
b/d harga diri rendah kronik
b.1.1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
“Ayo kita jalan-jalan kesana, rasanya lebih sejuk kalau
kita ngobrol disana!”
b.1.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan
klien yang berhubungan dengan masalah interaksi
“Bagaimana rasanya kalau Pak Ong ngobrol dengan
teman-teman Pak Ong?”
c.1.1. Mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan klien
di rumah sakit
“Kira-kira pekerjaan apa yang Pak Ong senangi di
rumah sakit ini?!”
S : Klien mengataka
dengan suasana ha
sejuk
O : Klien tampak se
S : Klien mengataka
jahat-jahat dan ia m
dengan mereka
O : Menunjuk teman
yang jahat
S : Klien mengataka
merawat taman dan
tempat tidur
O : Menunjuk ke hal
2 1 April 1999 Perubahan persepsi sensori
: halusinasi lihat b/d perilaku
menarik diri
a.1.1. Membina hubungan saling percaya
“Oh ya, Pak Ong masih ingat dengan nama saya?”
“Kita kan janji mau ngobrol tentang cara berkenalan,
masih ingat?”
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya
“Dari tadi saya lihat Pak Ong tidur-tiduran saja, apa ada
yang Pak Ong pikirkan?”
c.2.2. Memotivasi klien untuk melakukan kegiatan
harian di ruangan
“Pak Ong bilang kalau Pak Ong suka merawat taman
dan merapikan tempat tidur. Kita bisa mulai dari besok
ya?!”
S : Klien mengataka
perawat dan kontrak
O : Klien menyebut
S : Klien mengataka
memikirkan biaya an
O : Klien menepuk-n
kepalanya
S : Klien mengataka
melaksanakan kegia
tanaman dan memb
tidur setiap hari
O : Klien mengangg
ditawarkan alternatif
harian
21. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(Tambahan)
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 1 April 1999
IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 1 April 1999
RM No : -
FAKTOR PREDISPOSISI
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan ibu tirinya jahat. Klien
sering dipukuli sampai kepalanya sakit.
PSIKOSOSIAL
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Kristen Methodist
b. Kegiatan Ibadah : Ke gereja setiap hari minggu. Ketika ditanya perasaannya saat sembahyang, klien
mengatakan rugi waktu karena dunia tetap saja kacau
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
6. Koping individu tidak efektif
7. Resiko prilaku kekerasan
8. Gangguan Komunikasi verbal
9. Kerusakan interakasi sosial
22. Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN KERUSAKAN INT.SOSIAL
a.
1. HALUSINASI LIHAT WAHAM GGN. KOM.VERBAL.
2. ISOLASI
SOSIAL :
MENARIK
DIRI
a) Core Problem
3.
4. HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK. EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
23. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi lihat
5. Gangguan Orientasi Realitas :Waham Kebesaran berhubungan dengan koping individu tidak efektif
6. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan waham
7. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan komunikasi verbal
RSJP Jakarta, 1 April 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
I Made Eka Santosa
NIM : 1397210222
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: I Made Eka Santosa
: 26 Maret 1999
: Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: I (Fase Perkenalan)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, me
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUS
PADA KLIEN
P : Selamat sore Pak, boleh
saya duduk di sebelah
Bapak ?
K : Sore, silahkan.
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien
dan berharap dengan
sapaan sederhana P bisa
diterima oleh K.
P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
K masih ragu terhadap
orang baru yang masuk
lingkungannya
K ragu terhadap orang
P : Wah, suasana sore ini
sejuk sekali ya Pak
K : (diam)
P : Memandang ke
halaman sambil melirik K
K : Ikut melihat ke
halaman lalu menghisap
rokoknya dan menunduk
lagi
P ingin memulai
percakapan dengan topik
ringan sebelum masuk ke
kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjuk
perhatian cukup terhad
P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan
24. saya Made, saya
mahasiswa praktek disini
yang akan merawat Bapak.
K : (diam)
menjulurkan tangan ke K
K : Mengalihkan rokok ke
tangan kiri lalu tanpa
memandang P menerima
uluran tangan P
diberikan penjelasan
tentang kedatangan P
tanggapan secara ragu
P : Nama Bapak siapa ?
K : Ong. Ong Tian Bian.
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P ingin tahu nama pasien
P merasa pasien enggan
berkenalan
K ragu-ragu
K merasa perkenalan h
formalitas belaka
P : Bapak senangnya
dipanggil dengan nama apa
K : Ong.
P : Memandang K
K : Menoleh ke halaman
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P ingin menjalin kedekatan
dengan pasien
P senang walaupun
jawaban singkat
K mencoba mengingat
nama yang disukainya
K mulai tertarik denga
perkenalan dengan P
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Pak Ong
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K berpikir sejenak,
mengngingat nama yan
disukainya
K mulai merasa bahwa
datang untuk memban
P : Bapak asalnya dari
mana Pak Ong?
K : Salatiga, Jawa Tengah
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan
tersenyum lalu menunduk
lagi
P : Memperhatikan K
P masih berusaha
membangun keakraban
dengan topik sederhana
P senang karena K
memberi respon
K berpikir dan mengin
ingat
K senang karena ingat
daerah asalnya dan kem
membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh juga ya.
Bapak Ong sudah berapa
lama disini?
K : Lama! Dua puluh
tahun.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data
umum pasien
P khawatir kalau
pertanyaan membuat K
tersinggung
K berpikir dan berusah
mengingat
K membayangkan kea
yang telah lama dijalan
25. P : Sejak tahun berapa
Bapak disini ?
K : Yach, delapan puluh
tiga
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap dapat
memperoleh data lama
rawat secara lebih pasti
sambil mengkaji daya ingat
pasien
P senang karena mendapat
respon dari K
K berusaha mengingat
K menjawab dengan
sekedarnya
P : Sekarang Bapak Ong
umurnya berapa?
K : Em…56 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh ke halaman
dan terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar
lalu menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K
P merasa arah pertanyaan
sudah dapat dijawab jelas
oleh K
K berusaha mengingat
ingat
K menjawab sesuai de
daya ingat yang
dimilikinya
P : Pak Ong ingat nggak,
kenapa pak Ong dirawat
disini
K : Saraf, sakit saraf. ECT,
ini di ECT.
P : Menunjukkan
keseriusan
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat
spesifik dan takut
menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung
K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
P : Pak Ong pernah
ngamuk?
K : Nggak, nggak, saya
suka ngelamun. Enak
sendirian. Kakak saya
sudah meninggal tapi hidup
lagi. Itu dia !!
P : Bertanya pelahan
K : Menunduk
K : Menoleh ke halaman
lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon
pasien
P mengkaji lebih jauh
alasan pasien dirawat
P kaget, dan sadar kalau
pasien mengalami
halusinasi lihat
K mengingat-ingat
K mengalami halusina
lihat
P : -
K : Kakak saya orangnya
sukses, sayang mati, anak
saya tujuh belas semuanya
di Jerman.
P : Masih kaget
K : Memandang ke
halaman
K : Menunjuk ke halaman
dan nyerocos
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena
belum menemukan
pertanyaan yang tepat
untuk K
P menemukan adanya
flight of ideas dan berpikir
tentang faktor penyebab
K melihat kakaknya da
mencoba menceritakan
pada P
K teringat kondisi
keluarganya
P : Bapak Ong sudah
berkeluarga?
K : Anak saya di Jerman
dan di Peking. Saya
profesor, ngajar di UI,
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke
halaman
K : Menunduk sambil
nyerocos
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data
yang terkait kata-katanya
tadi
P menemukan adanya
kemungkinan waham
K membayangkan kea
keluarganya
K menikmati waham y
dirasakannya
26. bolak-balik dari Bandung
ke Jerman.
kebesaran pada pasien
P : -
K : Keadaan diluar perang,
Ong pusing mikirin biaya
anak-anak, pada kuliah.
P : Memperhatikan
K : Menunduk
K : Berbisik pada P dengan
nada sedih
P : Mendengarkan dengan
serius
P mendiamkan dengan
harapan pasien akan lebih
terbuka tetang dirinya
P menemukan adanya fligt
of ideas
K membayangkan ank
anaknya
K sedih tentang anakn
P : Pak Ong, kegiatan
bapak sehari-hari ngapain
saja Pak ?
K : Mandi, makan
ehm…ya itu.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P
K : Menggaruk-garuk
kepalanya
P : Memperhatikan respon
K
P mencoba mengalihkan
pembicaraan terkait waham
P merasa senang karena
pasien bisa beralih
K teralih karena pertan
baru
K bingung tentang yan
dilakukannya sehari-ha
P : Kemudian?
K : Baca-baca buku. Saya
kan profesor.
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menggali data
lebih dalam
P menemukan lagi adanya
kemungkinan waham
K mengingat-ingat
K merasa dirinya haru
rajin belajar
P : Bapak Ong betah
tinggal di sini?Suasananya
enak ya!
K : Betah.
P : Melihat halaman
K : menunduk
K : Ikut melihat halaman
P : memperhatikan
P mengalihkan perhatian K
dari waham
P senang karena dapat
mengalihkan perhatian
pasien
K masih terbawa oleh
waham
K berusaha menjawab
sekenanya
P : Tentunya keluarga
Bapak Ong suka
menjenguk kesini.
K : Sebulan sekali.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk lagi
P : Memperhatikan respon
K
P ingin mengkaji
keterlibatan keluarga
terhadap perawatan K
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha mengingat
keluarganya
K ingat terhadap
keluarganya
P : Kalau Pak Ong suka
pulang juga ya?
K : Ya, sebulan sekali juga
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menoleh P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P mengkaji hubungan K
dengan keluarganya
P senang mendapatkan
jawaban sesuai pertanyaan
K mengingat hubunga
dengan keluarga
K senang membayang
pulang
P : Kalau di rumah,
ngapain aja Pak Ong
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P lalu melihat
ke halaman
P berusaha mengkaji
aktivitas K di rumah
K mengingat aktivitasn
di rumah
27. K : Yah, tidur dan baca-
baca buku penelitian.
Profesor harus banyak
baca.
K : Memandang P
P : Memperhatikan respon
K
P menemukan pengulangan
terhadap waham pada K
K menikmati waham y
dialaminya
P : Suka ngobrol nggak
dengan keluarga
K : Enakan diem, soalnya
mengganggu saya baca
buku
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P mengkaji peran keluarga
terhadap K
P mendapatkan data
menarik diri pada K
K mengingat aktivitasn
di rumah
K menganggap ngobro
mengganggu wahamny
P : Bagaimana perasaan
Pak Ong sekarang?
K : Saraf, sakit saraf.
Kakak saya hidup lagi, itu
dia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menggaruk-garuk
kepala
P : Memperhatikan
P mengalihkan topik
bahasan
P bingung harus ngobrol
tentang apa lagi
K bingung dengan
pertanyaan yang diber
K menjawab tentang
keadaannya
P : -
K : Dia sukses.
P : Memandang halaman
K : Ikut memandang
halaman
K : Menunjuk ke halaman
P : Kaget dan
memperhatikan respon K
P memikirkan topik lain
yang terkait
P kaget karena kembali
menemukan adanya
halusinasi pada K
K merenungkan
keadaannya
K menikmati halusinas
lihatnya
P : Pak Ong, kita tadi sudah
berkenalan, masih inget
nggak nama saya?
K : Made
P : Memandang K
K : Menoleh
K : Memandang P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P ingin mengakhiri fase I
karena sudah cukup banyak
data yang terkaji
P senang karena K ingat
nama P
K memperhatikan P
K mengingat-ingat nam
P : Nah, saya senang sekali
bisa ngobrol dengan pak
Ong. Bagaimana kalau
selesai makan kita ngobrol
lagi? Sebentar saja kok,
yach cukup 20 menit saja.
K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan
tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan
reinforcement pada K
P senang karena K mau
menentukan kontrak
berikutnya
K senang diberikan
reinforcement
K ikut menentukan ko
P : Nah kalau Pak Ong
setuju, nanti kita ngobrol
P : Memandang K
K : Menunduk
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawark
28. tentang perasaan Pak Ong
terhadap keluarga Pak Ong.
Sekalian saya periksa
tekanan darahnya ya.
K : Ya, ya….
K : Mengangguk
P : Tersenyum
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K setuju tentang kegia
yang akan dilaksanaka
P : Terimakasih atas
kesediaan Pak Ong ngobrol
dengan saya, selamat sore
K : Sore.
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : Tersenyum lalu
menunduk
P : Tersenyum
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif
walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga
diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga
kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan
dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
29. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999
A. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No : -
B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
D. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
30. d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien
merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama
pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas
tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-
kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak
melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu
mereka ngobrol
31. Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering
mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa
situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah
diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif
H. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
32. 1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien,
lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol
dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara
sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran
J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan
K. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
33. Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN
RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI
HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM
MENARIK DIRI
Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF
KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
KURANG PENGETAHUAN
M. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak
efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
35. RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama Pasien : Ong Tian Bian, L 56 Tahun Ruang C
No/ Diagnosa Perencanaan
Tgl Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan
1/26 Maret
1999
Gangguan konsep diri : harga
diri rendah b/d ideal diri terlalu
tinggi
Data Subyektif :
Klien mengatakan ia bercita-cita
menjadi profesor dan
mengatakan cita-citanya telah
tercapai sekarang
Klien mengatakan bahwa
saudaranya sangat sukses
Data Obyektif :
Klien selalu menyendiri.
Klien banyak melamun.
Klien tidak mau melakukan
pekerjaan di ruangan
Tupan :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan klien dapat
mengatasi perasaan harga diri
rendah.
Tupen :
a. Klien dapat mengekspresikan
perasaan dan persepsinya
dengan rasa aman.
b. Klien mampu melihat aspek-
aspek yang positif yang ada
pada dirinya.
a.1. Klien dapat menceritakan
perasaan dan persepsinya setelah
dilakukan 3x asuhan.
a.2.Ekspresi wajah klien tenang
saat mengekspresikan pera-saan
dan perepsinya.
b.1.Klien dapat mengidentifikasi
aspek positif yang ada pada
dirinya.
a.1.1.Bina
caya:
Memangg
yang disuk
Menerima
adanya.
Bicara ter
Tepati jan
dibuat ber
Beri kese
mengeksp
a.2.1.Pelih
kungan su
ber-sahab
a.2.2.Gun
yang jelas
a.2.3.Doro
kesempat
mengungk
serta men
dengan ra
b.1.1.Disk
yang dapa
memberik
masih ban
pada diri k
me-ngarah
menjadi p
b.1.2.Bant
evaluasi d
positif yan
b.2.1.Bant
kembali ke
dicapai.
b.2.2.Beri
atas hal-h
kakan klie
36. c. Klien mampu meng- evaluasi
masalah untuk dijadikan
pelajaran dimasa sekarang.
d. Klien mampu berperan serta
dalam kegiatan ruangan selama
klien di rumah sakit
e. Klien mampu menetapkan
rencana untuk masa depannya.
f. Keluarga mampu memberi
dukungan moril /materiil tentang
rencana klien
b.2.Klien dapat menjelaskan
keberhasilan-keberhasilan yg
pernah dialaminya.
c.1.Klien dapat menceritakan
masa lalunya yang traumatik.
c.2. Klien dapat menyusun ren-
cana agar kejadian kejadian yang
menyakitkan tidak terulang
kembali.
c.3.Klien dapat memilih cara yang
baik dalam mengatasi masalah
yang menyakitkan.
d.1.Klien mampu memilih tugas-
tugas kegiatan yang disukai.
d.2.Klien mampu melaksanakan
tugas/ kegiatannya dengan
mandiri.
e.1.Klien mampu menjelaskan
rencana yang akan dilakukan
setelah kembali dari rumah sakit.
f.1.Keluarga dapat memfasilitasi
tentang rencana klien.
c.1.1.Gali
minta pen
yg menye
c.1.2.Anju
mencerita
menyebab
c.2.1.Anju
rencana a
tidak terul
c.3.1.Kaji
klien dalam
c.3.2.Beri
dilakukan
masalah y
c.3.3.Gali
keluarga y
menyelesa
c.3.4.Beri
memilih ko
d.1.1.Disk
tugas/keg
lakukan se
d.2.1.Berik
klien untuk
dalam me
sesuai.
e.1.1.Bant
keinginan
yang akan
f.1.1.Disku
dalam me
sumber ya
f.1.2.Bersa
sun renca
datang.
37. 3/26
Maret
1999
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi lihat b/d perilaku menarik
diri.
Data Subyektif :
- Klien mengatakan pekerjaannya
hanya duduk melamun
- Klien mengatakan ia sering melihat
dan ngobrol dengan kakaknya yang
sudah meninggal
- Klien mengatakan kakaknya sudah
meninggal tapi hidup lagi
Data Obyektif:
- Klien menyendiri di pojok ruangan
- Klien terlihat memandang ke
kejauhan
Tupan :
Klien dapat mengontrol
halusinasinya
Tupen :
a. Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien
dapat berinteraksi dan terbina
hubungan saling percaya
a.1. Bina h
percaya :
Sapa klien
verbal ma
Perkenalk
menyebut
jelas.
Jelaskan m
pertemuan
Buat kontr
Selalu kon
interaksi
Tunjukkan
penuh per
Terima kli
Mulai inte
disukai kli
a.2. Klien mau berkomunikasi
dengan perawa.
a.2.Kontro
Selalu sia
Jawab pe
jujur
Perhatikan
oleh semu
sama men
trapeutik d
Hindari po
memaksa
dekat klien
mengharg
b. Klien dapat mengenal
perasaan yang
menyebabkan perilaku
menarik diri dari lingkungan
sosial.
b.1.Klien akan mengekspresikan
perasaannya setelah pertemuan 2
kali.
b.1.1.Doro
mengungk
b.1.2.Gun
terapeutik
b.1.3.Bers
mengiden
klien tidak
orang lain
b.1.4Beri r
atas kema
mengungk
b.2.Klien akan menyatakan
kepuasannya atas hubungan
dengan perawat sesudah 2 kali
pertemuan.
b.2.1.Doro
ungkapka
hubungan
38. c. Klien menunjukkan
penurunan perilaku menarik
diri
d. Keluarga dapat berpar-
tisipasi diri dalam perawatan
klien
c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien
dapat berhubungan dengan
perawat dan klien lain yang ada di
ruangan
c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan
klien dapat mengembangkan
hubungan melalui;
Keikutsertaan dalam aktifitas di
ruangan
Keikutsertaan dalam kelompok
terapi
Inisiatip berinteraksi dengan
orang lain
d.1. Keluarga dapat menye-
butkan hal-hal yang harus
dilakukan selama klien di rawat di
rumah sakit
d.2.Menjenguk klien minmal satu
kali seminggu
c.1.1.Seca
klien dalam
menghadi
klien lain d
c.1.2.Usah
non verba
dan konsis
c.1.3.Laku
interaksi s
sering
c.1.4.Beri
atas apa y
c.2.1.Gun
peran untu
mengenal
respon ya
menghada
dengan or
c.2.2.Motiv
mengikuti
membersi
menyapu,
membersi
c.2.3.Beri
tindakan d
positip ata
dalam kelo
c.2.4.Beri
keikutserta
kelompok
harian yan
mengisi w
c.2.5.Anju
secara ma
berhubung
d.1.1.Disk
keluarga t
penyebab
keluarga m
menarik d
d.2.1.Anju
menjengu
dukungan
39. 2/26
Maret
1999
Isolasi sosial : menarik diri b/d harga
diri rendah kronik
Subyektif :
- Klien mengatakan suka melamun
- Klien mengatakan malas bergaul
dengan pasien atau petugas
Obyektif :
- Saat wawancara kontak mata kurang
- Respon terhadap sapaan perawat
lambat
- Tidak berinteraksi dengan perawat
dan klien lain
- Beranjak dari tempatnya hanya waktu
makan
Tupan :
Klien dapat berinteraksi
dengan lingkungannya
Tupen :
a. Klien dapat memperluas
kesadaran dirinya setelah
tiga kali pertemuan
b. Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki
dalam waktu dua minggu
c. Klien dapat membuat rencana
realistis dalam waktu tiga
minggu
a.1. Klien dapat mengungkapkan
perasaanya secara verbal :
- Saat sedih atau gembira
- Membalas sapaan perawat
- Menyebutkan tujuan interaksi
- Dapat mengungkapkan
perasaannya
b.1. Klien dapat menyebutkan
kemampuan yang masih dimiliki
- Kemampuan hubungan
interpersonal
- Kemampuan dalam
melaksanakan ADL
b.2. Klien dapat menyebutkan
masalah dalam membina
hubungan interpersonal dan cara
mengatasinya
c.1. Klien dapat membuat jadwal
kegiatan sesuai dengan
kemampuan
a.1.1.Beri
mengungk
- Bimbing
perasaann
- Gunakan
- Dengark
dengan ak
a.1.2.Beri
menghaki
- Tidak me
klien
- Menerim
b.1.1. Cipt
tenang de
stimulus e
berlebihan
b.1.2.Moti
mengungk
perasaan,
berhubung
yang diha
b.2.1.Bimb
mengiden
interaksi
b.2.2.Kaji
klien dalam
yang diha
hubungan
b.2.3.Infor
koping yan
menghada
c.1.1.Bimb
menentuk
beraktivita
- Merawat
- Members
- Members
- Olahraga
40. d. Klien dapat melaksanakan
rencana yang telah dibuat
e. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam
meningkatkan harga dirinya
d.1. Klien dapat menyebutkan
kegiatan yang telah dilakukan
e.1. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam meningkatkan
harga dirinya
d.1.1.Beri
sukses :
- Beri wak
- Beri wak
d.1.2.Bimb
bantuan, i
perawat s
d.1.3.Kuat
aspek pos
reinforcem
e.1.1.Anju
dapat mem
melakukan
e.1.2.Anju
dapat men
terkait den
41. Lampiran 3.
CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan Respon Klien (S da
1 26 Maret 1999 Isolasi sosial : menarik diri
b/d harga diri rendah kronik
a.1.1. Memberi kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
“Coba Pak Ong ceritakan, mengapa Pak Ong melamun
saja?”
a.1.2. Memberikan respon yang tidak menghakimi
“Saya tahu Pak Ong belum mau ikut membantu teman
mengambil makanan. Tidak apa-apa!”
a.1.3. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
“Bagaimana kalau kita duduk disana, suasananya enak
kan?!”
S : Klien mengatakan
melamun karena kak
O : Menunduk
S : -
O : Memandang ke h
S : Klien mengataka
duduk di tempat yang
O : Klien mau duduk
disarankan
2. 26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori
: halusinasi lihat b/d perilaku
menarik diri
a.1.1. Membina hubungan saling percaya
“Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan nama
saya?!”
“Kita kan janji mau ngobrol, masih ingat dengan janji
kita?!
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya
“Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?. Saya lihat
Pak Ong sedang melihat sesuatu?.Saya sendiri tidak
melihatnya. Coba Pak Ong ceritakan!”
c.2.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan
perasaannya terhadap keuntungan berhubungan
dengan perawat
“Gimana rasanya setelah Pak Ong ngobrol dengan
saya dan teman-teman saya?!”
S : Klien mengatakan
perawat dan kontrak
dilakukan
O : Klien menyebut n
S : Klien mengatakan
hidup lagi
O : Klien menunjuk k
tersenyum
S : Klien mengatakan
ngobrol dengan pera
O : Klien tersenyum
tangan perawat
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
: Sri Mugianti
: 12 April 2001
: Pkl. 12.00 - 12.10 WIB (10 Menit)
: Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya
: Tn. S.
: IX (Fase Terminasi)
42. Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
: Kamar klien, lingkungan tenang
: Klien sudah mandi, penampilan klien rapi
: Klien mengungkapkan perasaan tentang terminasi dengan perawat
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT PADA
PERAWAT
ANALISA BERPU
KLIEN
P : Selamat sore Pak Ong, rapi
sekali hari ini. Sudah selesai
mandi ya?!
K : He..he..ya.
P : Tersenyum
K : Tersenyum
K : Tertawa dan mengusap
kepalanya
P : Tersenyum
P ingin membuka percakapan dan
memberikan reinforcement
terhadap prilaku positif
P senang atas respon dari klien
K memberikan tang
positif atas kedatan
K merasa senang m
pujian dari perawat
P : Bapak bersedia ngobrol
dengan saya?? Kan kita sudah
janji kemarin sore mau
membicarakan perasaan Bapak
tentang perpisahan kita.
K : Ya…ya….
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Menunduk dan sesekali
menoleh pada perawat,
tampak sedih
P: Memperhatikan respon
klien
P mengingatkan klien pada
kontrak yang sudah dibuat
P merasa bahwa klien masih
belum dapat menerima terminasi
yang sudah dipersiapkan dari
kemarin
K menerima kontra
bersedia berbicara d
perawat
K merasa sedih kar
menghadapi termin
klien
P : Nah, seperti yang telah saya
sampaikan kemarin, hari ini kan
hari terakhir saya ada disini.
Berarti mulai besok Pak Ong
tidak bisa lagi ngobrol dengan
saya. Bagaimana perasaan Bapak
?!
K : -
P : Menepuk bahu K,
touching hand.
K : Memandang P lama
K : Memandang P
P : Mengamati respon K
Memberikan K kesempatan
untuk ekplorasi perasaannya
P merasa klien sulit
mengungkapkan perasaannya
K masih larut denga
perasaannya sehing
mengungkapkan pe
K merasa kesulitan
mengungkapkan pe
P : Bapak cerita saja apa adanya,
saya tidak akan marah kok!!
K : Sedih dan terkenang-kenang!!
P : Memandang K
K : Diam berpikir
K : Memandang P
P : Tersenyum
P merasa bahwa K harus
diberikan penegasan bahwa P
siap mendengarkan tanpa
menghakimi
P senang karena K mau
memberikan respon terhadap
pertanyaan perawat
Keraguan K mulai h
K merasa bebas
mengungkapkan pe
43. P : Jadi Pak Ong merasa kalau
tidak ada saya Pak Ong akan
sedih ?!
K : Ya…ya…soalnya tidak ada
yang bisa diajak ngobrol lagi.
P : Memandang P dan
tersenyum
K : Menundukkan
kepalanya
K : Memandang P
mengelus-elus kepalanya
P : Tersenyum
P ingin menggali perasaan klien
selanjutnya
P merasa K merasa sedih karena
tidak bisa ngobrol lagi
K semakin merasa b
mengungkapkan pe
K sedih karena tida
ngobrol lagi
P : Kan bisa dengan teman-teman
yang lain
K : Tapi kan mereka tidak
mengajarkan untuk sehat.
P : Memandang K
K : Memandang ke sekitar
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat
P : Tersenyum
P ingin menggali perasaan klien
lebih lanjut
P menemukan data bahwa klien
masih sulit untuk menerima
perpisahan dengan perawat
K semakin bebas
mengungkapkan pe
K merasa teman-tem
lain tidak bisa meng
peran perawat
P : Kalau sedih Pak Ong biasanya
ngapain?!
K : Yach, tidur saja
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Tersenyum
P menggali koping mekanisme
klien terhadap perpisahan
P merasa koping klien masih
belum efektif
K memikirkan jawa
pertanyaan koping
K biasa tidur bila ad
P : Saya kan sudah ajarkan,
kalau sedih, Pak Ong mestinya
jalan-jalan atau mengerjakan
pekerjaan. Masih ingat nggak?!
K : Oh ya..ya…itu juga!!!
P : Tersenyum
K : Memandang P
K : Menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P : Tersenyum
P menegaskan metode
mekanisme koping yang efektif
yang pernah diajarkan pada klien
P senang karena klien masih
ingat terhadap koping mekanisme
yang diajarkan
K berusaha mengin
yang telah diajarkan
K ingat tentang kop
ditawarkan perawat
P : Nah, ingat-ingat ya apa yang
saya ajarkan kepada Pak Ong!!!
K : Ya…ya…ya….
P : Mendekatkan diri pada
K dan menekankan kalimat
K : Memandang P dan
menunduk
K : Memandang ke sekitar
P : Memperhatikan K
P mencoba menawarkan
penegasan pada klien
P merasa K akan berusaha
mengingat apa yang telah
diajarkan
K berpikir terhadap
perawat
K merasa siap untu
pelajaran yang dibe
perawat
P : Pak Ong, saya berterimakasih
pada Pak Ong karena sudah mau
bekerjasama dengan saya untuk
kesembuhan Pak Ong !!!
K : Saya yang terimakasih ….
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menunduk dan berpikir
K : Menunduk
P : Memperhatikan K
P berusaha menunjukkan interest
pada klien dengan ucapan
terimakasih
P merasa K menerima apa yang
K berpikir mengapa
mengucapkan terim
K merasa dirinya ya
44. disampaikan oleh P mengucapkan terim
P : Nah, kalau begitu kita akhiri
dulu sampai di sini. Sebentar lagi
saya harapkan Pak Ong bersedia
hadir pada acara perpisahan
dengan teman-teman saya juga.
K : Ya…ya…
P : Menepuk bahu K
K : Memandang P
K : Menganggukkan
kepalanya
P : Tersenyum
P mengakhiri kontrak dan
menetapkan kontrak selanjutnya
pada K untuk acara terminasi
besar
P senang karena K menyetujui
kontrak
K merasa sedih kar
berpisah dengan P
K mau menerima k
dengan perawat
P : Oke, jam lima sore kami
tunggu Pak Ong disini. Selamat
sore Pak Ong.
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
menepuk pundak K
K : Tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum pada K
P menutup interaksi dan
menegaskan kontrak selanjutnya
P senang karena K menerima
kontrak selanjutnya
K menerima kontra
K menyiapkan diri
kontrak berikutnya
KESAN PERAWAT :
Kontak ke-18 fase terminasi bertujuan untuk menggali perasaan klien tentang perasaan klien terhadap
realitas perpisahan dengan perawat. Klien memang sudah disiapkan seminggu sebelum terminasi dengan
mengkonfirmasikan pada klein bahwa hari perawatan oleh mahasiswa tinggal seminggu lagi. Sehari
sebelum terminasi juga dilaksanakan pre-terminasi dengan menanyakan perasaan klien bila kehilangan
teman ngobrolnya. Klien sempat kembali ke kamar tanpa permisi pada perawat. Fase saat itu adalah fase
denial tetapi pada interaksi ke-18 tersebut diatas, klien sudah dapat menerima realitas perpisahan dengan
perawat.
CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi
Evalua
Keperawatan Respon Klien (S dan
1 30
April1999
Isolasi sosial :
menarik diri b/d
harga diri rendah
kronik
e.1.1. Membimbing klien untuk mencari
bantuan dan menginformasikan bahwa
perawat siap membantu klien “ Nah, kalau
bapak siap untuk bermain dalam
kelompok, saya siap membantu!”
S : -
O : Klien merapi
tempat tidur den
dibimbing oleh perawat
45. e.1.3. Memberikan reinforcement atas
aspek positif yang dicapai “Nah, kan
bapak sudah tahu keuntungan berkenalan
dengan orang lain. Itu bagus!!!.
Diucapkan saat klien berhasil
mengidentifikasi manfaat berkenalan
dengan baik.
S : -
O : Klien tersenyum
tertawa senang
2 30 April
1999
Perubahan persepsi
sensori : halusinasi
lihat b/d perilaku
menarik diri
b.1.3. Bersama-sama klien
mengidentifikasi kerugian jika klien tidak
berhubungan dengan orang lain
“Apa ruginya kalau kita nggak mau
gabung dengan teman lain?”
b.1.4.Memberi reinforcement positif atas
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
“Wah Bagus, Pak Ong sudah mau cerita!”
b.2.1.Mendorong klien mengungkapkan
perasaannya terhadap hubungan dengan
perawat
“Enak kan kalau Pak Ong mau ngobrol
dengan kita?”
c.1.1.Menghadirkan perawat lain dalam
interaksi dengan klien
“Nah ini teman saya, coba kenalan!”
S : Klien mengatakan ti
bisa minta rokok jika ti
ngomong dengan tem
temannya
O : -
S : Klien mengata
terimakasih atas pu
yang diberikan
O : Klien tersenyum
S : Klien mengata
senang karena dia
ngobrol
O : Klien mau du
bersama perawat lain
berbicara
S : -
O : Klien tampak m
beinteraksi den
perawat lain
3. 30 April
1999
Kerusakan
komunikasi verbal
b/d waham
kebesaran
2.1.4.Memfokuskan klien pada realitas,
saat klien membicarakan wahamnya “
Bapak Ong berada dimana?” dan “Kalau
Profesor ada dimana?”
S : Klien menjawab bah
ia berada di RSJ Grogo
O : Klien terdiam s
ditanya kalau profesor
dimana