Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pengangguran dan inflasi serta penyebabnya. Termasuk pengangguran struktural, siklikal, teknologi, dan inflasi demand-pull dan cost-push. Juga dibahas upaya pemerintah dalam menanggulangi inflasi seperti mengendalikan harga dan memberikan subsidi.
2. 1. Pengangguran normal atau friksional
Menganggur karena bukan karena tidak mendapatkan pekerjaan tetapi
karena sedang mencari pekerjaan yang lebih baik, dengan penghasilan yang
lebih baik pula.
2. Pengangguran struktural
Ketidaksesuaian pekerjaan dengan keahlian yang dimiliki menimbulkan
pengangguran struktural.
3. Pengangguran siklikal
Penurunan permintaan agregat mendorong pengusaha menurunkan faktor
produksi dengan mengurangi pekerja atau bahkan menutup perusahaannya.
4. Pengangguran teknologi
Kemajuan teknologi yang membuat terjadinya penggantian tenaga manusia
oleh mesin-meisn dan bahan-bahan kimia.
3. 1. Pengangguran terbuka
Pengangguran yang terjadi akibat lowongan pekerjaan yang ada lebih sedikit
daripada pertambahan tenaga kerja. Atau pula diakibatkan kegiatan
perekonomian yang menurun. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
pengangguran.
2. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran yang terjadi ketika pekerjaan yang dibutuhkan lebih sedikit
dari pekerja yang dipekerjakan. Misalnya pada sektor pertanian, lebih banyak
orang bekerja pada luas tanah yang sempit.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dilakukan sudah
selesai, seperti petani setelah panen mereka menganggur sampai saatnya
mulai musim tanam baru mulai bekerja kembali.
4. Setengah menganggur
Seseorang yang jam kerjanya hanya 1 – 2 hari dalam seminggu atau hingga 4
jam dalam sehari.
4. Tujuan bersifat ekonomi
1. menyediakan lowongan pekerjaan baru
2. meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3. memperbaiki ketimpangan pendapatan.
Tujuan bersifat sosial dan politik
1. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
2. Menghindari masalah kejahatan
3. Mewujudkan kestabilan politik
5. Uraian
Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Total penduduk (000)
Penduduk usia kerja (000)
Angkatan kerja (000)
Penduduk bekerja (000)
Penganggur (000)
Penganggur (%)
213.734
151.936
103.416
92.057
11.359
11,0 %
216.372
154.858
105.678
94.048
11.630
11,0 %
219.010
157.780
107.940
96.310
11.630
10,8 %
221.496
160.550
110.064
99.984
10.080
9,2 %
223.962
163.320
112.228
101.941
10.287
9,2 %
226.468
166.090
114.372
105.254
9.118
8,0 %
226.954
168.880
116.516
108.969
7.547
6,5 %
7. Dalam pasar persaingan sempurna, penurunan permintaan produksi
menyebabkan permintaan tenaga kerja bergeser dari D1 ke D2.
Pergeseran tersebut menurunkan tingkat upah ke ekuilibrium baru (L1 ke L2)
Untuk menjaga tingkat upah agar tetap di W1, memaksa pengusaha mengurangi
tenaga kerja (L2 ke L3).
Akibat sistem upah yang kaku menyebabkan pengangguran terjadi (L1 – L3).
8. • Pemerintah menyebabkan kekakuan upah ketika mencegah upah turun ke tingkat
ekuilibrium.
• Banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya bahwa keringanan pajak lebih
baik daripada meningkatkan upah minimum—jika tujuan kebijakan adalah untuk
meningkatkan pendapatan pekerja miskin.
• Keringanan pajak pendapatan yand didapat (earned income tax credit) adalah
jumlah yang keluarga pekerja miskin diizinkan untuk dikurangi dari pajak mereka.
9. 1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Rendahnya laju investasi produktif
3. Siklus bisnis yang melemah
4. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat
5. Strategi industri yang labor saving
10. POLA PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu
kelahiran
dan
kematian
per 1000
tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV
waktu
kenaikan
alamiah
per 1000
penduduk
Negara
miskin dan
berkembang
Transisi ke-
pendudukan
Negara maju Pertumbuhan
Penduduk nol
angka kelahiran
tingkat kematian
12. Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan masuk ke bursa
kerja.
Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi 1 % pertumbuhan
ekonomi diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja.
Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya diperlukan pertumbuhan
ekonomi 6,5% per tahun.
Mendorong laju investasi efek penggandaan
PENANGGULANGAN MASALAH PENGANGGURAN
13. 1. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta diperlukan
kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha.
2. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan adanya
kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang
memiliki prosfek perkembangan.
4. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
ALTERNATIF STRATEGI MENGATASI PENGANGGURAN
14. Teori upah-efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat
pekerja lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan upah akan menurunkan
tagihan upah perusahaan, itu akan juga menurunkan produktivitas pekerja
dan laba perusahaan.
Teori upah-efisiensi pertama menyatakan upah mempengaruhi kesehatan.
Teori upah-efisiensi kedua menyatakan upah tinggi mengurangi perputaran
tenaga kerja.
Teori upah-efisiensi ketiga menyatakan kualitas rata-rata tenaga kerja
perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya.
Teori upah-efisiensi keempat menyatakan upah tinggi memperbaiki upaya
pekerja.
UPAH EFISIENSI (efficiency-wage)
15. Pengangguran yang relatif tinggi
Inflasi
Neraca pembayaran Internasional
Kurs (Nilai Tukar Rupiah) yang tidak stabil
Pertumbuhan Ekonomi
Kemiskinan
Ketimpangan Distribusi Pendapatan
FENOMENA PENGANGGURAN DI INDONESIA
16. Yang menjadi sorotan dalam NPI adalah ‘Neraca Transaksi Berjalan’
(current account), yaitu merupakan gabungan antara Neraca
Perdagangan (ekspor – impor) dan Neraca Jasa yang mencakup jasa
faktor produksi dan jasa non faktor produksi
Neraca Pembayaran dapat DEFISIT jika ?
Neraca Pembayaran dapat SURPLUS jika ?
IMPOR > EKSPOR
IMPOR < EKSPOR
17. Seperti halnya inflasi, kurs sangat penting
Jika kurs tidak stabil akan mengganggu roda perekonomian negara, hal ini
dikarenakan pelaku ekonomi kesulitan dalam mengambil keputusan
ekonominya.
Coba ingat peristiwa krismon (krisis moneter) tahun 1997
Th 1997 -> US $ 1 = Rp4.650,- => US $ 1 = Rp8.025,-
Th 1998 -> US $ 1 = Rp7.100,- => US $ 1 = Rp9.595,-
Th 2001 -> US $ 1 = Rp10.400,-
Coba hitung: jika pada tahun 1997 perusahaan mempunyai hutang
US $ 100.000 yang jatuh tempo tahun 2001, berapa rupiah yang harus dia
bayarkan? Dan hitung selisihnya.
18. Inflasi: didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum.
Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat. (lebaran, natal, tahun
baru)
Kenaikan harga secara umum kenaikan harga hanya pada salah atu jenis
barang tidak termasuk kategori inflasi
Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok barang dan jasa yang
dikonsumsi sebagian besar masyarakat.
Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, di 45 kota;
Rata-rata tiap kota bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas.
1.Bahan makanan
2.Makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau
3.Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
4.Sandang
5.Kesehatan
6.Pendidikan, rekreasi, dan olah raga
7.Transpor, komunikasi,dan jasa keuangan.
20. Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga:
Inflasi = (P1 –P0)/P0
P1 : harga barang atau jasa di akhir periode
P0 : harga barang dan jasa di awal periode
Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak :
Inflasi = ( IHK 1Januari 2008 - IHK 1 Januari 2007 )/ IHK 1 Januari 2007
Penghitungan Inflasi
21. Menurut besarnya:
1. Inflasi ringan ( dibawah 10%)
2. Inflasi sedang ( antara 10% s/d 30%)
3. Inflasi berat ( 30% s/d 100%)
4. Hiperinflasi ( di atas 100%)
Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan:
1. Low inflation (single digit inflation)di bawah 10%
2. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation) 20% --
200%
3. Hiperinflation di atas 200%
22. Berdasarkan sumber inflasi:
1. Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan.
Pada perekonomian yang berkembang pesat:
Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang
tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi memproduksi barang tersebut.
Untuk menyesuaikan permintaan barang dan jasa, pengusaha
meningkatkan produksi barang dan jasa yang meningkatkan pula
biaya produksi meningkatkan harga terjadi inflasi.
Pada masa perang atau masa ketidakstabilan politik yang terus menerus:
Belanja pemerintah > pajak yang diterima.
Menutupi kelebihan pengeluaran, pemerintah mencetak uang atau
meminjam dari bank sentral.
Pengeluran pemerintah yang berlebihan menyebabkan permintaan
agregat melebihi kemampuan ekonomi menyediakan barang dan jasa
menyebabkan harga naik terjadi inflasi.
Pertemuan 8
Terjadinya Inflasi
23. 2. Cost Push Inflation, inflasi karena dorongan biaya.
Ketika pendapatan nasional berada pada kesempatan kerja penuh,
dan pada tingkat harga tertentu, perusahaan membutuhkan banyak
tenaga kerja.
Hal ini menimbulkan kenaikan upah dan gaji karena perusahaan
berupaya mencegah perpindahan tenaga kerja
Untuk memperoleh pekerja tambahan, perusahaan menawarkan
upah dan gaji yang tinggi.
Kenaikan upah dan gaji ini otomatis menaikkan biaya produksi yang
berpengaruh pada meningkatnya harga barang terjadi inflasi.
3. Inflasi diimpor
Kenaikan barang-barang impor yang dibutuhkan perusahaan dalam
faktor-faktor produksi dapat menaikkan ongkos produksi
meningkatkan harga terjadi inflasi.
24. Inflasi merayap: proses kenaikan harga-harga yang berjalan lambat.
Hiperinflasi: proses kenaikan harga-harga yang berjalan sangat cepat.
Pemerintah berupaya mengatasi inflasi dengan:
Mengendalikan harga (menerapkan harga maksimum)
Membuat peraturan mengenai larangan penimbunan barang
Memberikan subsidi pada produsen
Efek buruk inflasi:
Inflasi tinggi menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Biaya terus meninggi, mengganggu kegiatan produktif sehingga pengusaha
cenderung mengalihkan investasinya dengna membeli harta tetap seperti tanah,
rumah dan bangunan.
Akibatnya kegiatan produktif menurun, tenaga kerja dikurangi, pengangguran
meningkat.
Apabila produksi dalam negeri menurun (harga meningkat), impor akan lebih banyak
dipilih. Sehingga impor > ekspor mengakibatkan ketidakstabilan aliran mata uang
asing dan neraca pembayaran akan semakin memburuk.
25. Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
Inflasi menurunkan nilai kekayaan yang berbentuk uang
Memperburuk pembagian kekayaan.