1. SISTEM INDERA
Bagian dari sistem koordinasi yang lain adalah sistem indera. Setiap organisme
memiliki alat indera pada tubuhnya. Indera adalah bagian dari tubuh yang mampu menerima
ransangan tertentu. Fungsi alat-alat indera adalah menerima berbagai rangsangan dari
lingkungan di sekitarnya. Kepekaan masing-masing indera tergantung dari masing-masing
organisme.
SISTEM INDERA MANUSIA
Manusia memiliki panca indera, yaitu hidung, lidah, mata, telinga, dan kulit. Idera
memiliki sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan luar, sehingga sering
disebut eksoreptor
Indra Pembau
Indera pembau manusia adalah hidung. Hidung merupakan indera khusus yang
terletak di dalam rongga hidung. Daerah sensitif indera pembau terletak di bagian atas rongga
hidung. Struktur indera pembau terdiri dari sel penyongkong yang berupa sel epitel dan sel
pembau yang berupa neuron sebagai reseptor
Sel pembau memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput
lendir hidung. Ujung lainya berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak
I (nervus olfaktorius atau saraf olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis, masuk ke
dalam otak, kemudian bersinaps dengan neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktorius
Zat memilik sifat bau berupa uap atau gas mencapai reseptor bau melalui udara
inspirasi. Zat ini dapat larut dalam lendir pada selaput lendir hidung, sehingga terjadi
pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
dijalankan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktorius lalu menuju otak untuk :
Diinterprestasikan di kotreks otak pada daerah bau primer
Dihubungkan pusat lainya misalnya dengan pusat muntah bila mencium bau
bauan yang tidak enak dengan hipotalamos untuk sekresi ludah dan perasaan
lapar
Disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan)
Diduga setiap zat penimbul bau hanya merangsang satu jenis reseptor saja, sehingga
otak dapat membedakan berbagai rasa bau. Terhadap tujuh rasa bau primer yaitu bau eter,
bunga, peppermin, muski, kamper, tengik, dan pedas.
Salah saatu kelainan pada indera sehingga kehilangan sensifitas terhadap rasa bau
adalah anosmia. Anosmia disebabkan :
Penyumbuhan rongga hidung akibat pilek, terhadap polip atau tumor di rongga
hidung;
Sel rambut rusk akibat nfeksi kronis;
2. Gangguan pada saraf olfaktori, bulbus olfaktorius, dan traktus olfaktorius.
Indera Pengecap
Indera pengecap adalah lidah. Lidah memiliki permukaan yang bersifat kasar karena
memilik tonjolan yang disebut papila. Menurut bentuknya, papila dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
Papila filiformis, berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat pada bagian depan
lidah;
Papila fungiformis, berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, banyak terdapat pada
bagian depan lidah dan bagian sisi lidah;
Papila sirkumvalata, berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik dibelakang
lidah.
Di dalam satu papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari
dua jenis sel, yaitu sel penyongkong yang berfungsi untuk menompang dan sel pengecap(sel
rambut sebagai reseptor) yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap.
Secara umum dapat disebuatkan bahwa setap tunas pengecap akan merespon secara
maksimal terhadap salah satu ras, yaitu rasa manis, asam, atau pahit. Tunas pengecap untuk
rasa pahit terutama terletak pada pangkal ldah, untuk rasa manis dan asin banyak terdapat di
ujung lidah, dan untuk rasa asam terdapat di sisi lidah. Sejumlah tunas pengecap juga terdapat
pada tenggorokan dan langit langit rongga mulut.
Indera Penglihatan
Indera penglihatan manusian adalah mata. Mata sangat peka terhadap cahaya. Adanya cahaya
yang mengenai suatu benda menyebabkan cahaya tersebut dipantulkan sehingga kita dapat
melihat benda tersebut. Mata tersusun atas tambahan mata, otot bola mata, bola mata, serta
saraf otak II.
Alat tambahan mata
Alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis
Alis mata
Alis mata terdiri dari rambut kasar yang terlintang terletak di atas mata. Alis mata
berfungsi dalam kecantikan dan melindungi mata dari keringat yang mengalir di dahi
Kelopak mata
Kelopak mata terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan bawah. Dari dalam
keluar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan:
I. Konjungtiva, yaitu selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak mata
dan melapisi juga permukaan bola mata;
II. Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah
pelekatan kedua kelopak mata;
3. III. Lapisan tarsal, yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak
mata;
IV. Otot orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata;
V. Jaringan ikat;
VI. Kulit luar; lihat gambar 9.27b
Bulu mata
Bulu mata merupakan barisan rambut pada ujung kelopak mata. Pada bulu mata
terdapat kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang terletak pada akar bulu
mata. Infeksi pada kelenjar minyak disebut bintil (hordeolum).
Aparatus lakrimalis
Aparatus lakmilaris terdiri dari lakrimalis, duktus (saaluran lakrimalis) dan duktus
nasolakrimalis (gambar 9.28). kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata) terletak disudut
lateral atas rongga mata; berfungsi untuk menghasilkan air mata. Dari kelenjar ini
keluar kurang lebih dua belas duktus lakrimalis, yaitu saluran-saluran yang
mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak mata atas.
Bila suatu benda asing menyentuh permukaan bola mata, akan terjadi refleks
pengeluaran air mata. Refleks ini dimulai dengan terbentuknya impuls pada reseptor
nyeri di konjungtiva, impuls ini dijalarkan melalui saraf V menuju jembatan
varol(bagian otak) ke bagian motorik saraf VII disekresikan. Air mata akan keluar
karena kantung lakrimalis tidak mampu menampung air mata yang berlebihan. Selain
itu, mata terasa akan perih karena ada sebagian impuls yang mencapai korteks
kesadaran.
Otot Bola Mata
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menhubungkan bola mata dengan
tulang disekitarnya. Otot ini berfungsi menggerakan bola mata, sehingga mata dapat
mengerling ke kanan, kiri, atas, dan bawah. Gerakan otot bola mata dibawah kesadaran
Bola Mata
Bola mata berdiameter sekitar 2,5 cm dengan 5/6 bagianya terbenam dalam rongga
mata dan hanya 1/6 bagian yang tampak dari luar (gambar 9.29) bola mata terdiri dari tiga
lapisan yaitu sebagai berikut.
Tunika Fibrosa
Turnika fibrosa terdiri dari sklera yang berwarna putih dan tidak tembus
cahaya,serta kornea yang tembus cahaya, serta kornea yang tembus cahaya
(transparan). Kornea tidak mengandung pembuluh darah tetapi mengandung banyak
serabut saraf. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda pada retina.
Kornea memiliki selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Pada batas kornea dan
sklera terdapat kanalis schlemm yang berfungsi untuk menyerap kembali cairan
squeous humor bola mata.
Tunika Vaskulosa
4. Tunika Vaskulosa merupakan lapisan tengah bola mata yang terdiri dari koroid dan
iris. Koroid berupa lapisan jaringan yang tipis dan mengandung banyak pembulu
darah, dan berwarna coklat karena mengandung pigmen. Pigmen inilah yang
menyebabkan bagian bola mata menjadi gelap. Koroid berfungsi memberikan zat
makanan pada retina. Bagian belakang lapisan mata ini ditembus oleh sarf ota II. Iris
merupakan selaput yang terletak menggantung diantara lensa dan kornea. Lubang
bulat di tengah iris disebut pupil. Di dalam iris terdapat otot dilator pupil yang
berfungsi untuk memperlebar pupil dan otot slingter yang berfungsi untuk
memperkecil diameter pupil. Dengan demikian, jumlah cahaya yang masuk ke dalam
bola mata melalui pupil dapat diatur. Pengaturan ini berlangsung di luar
kesadaran(otonom).Iris mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen. Jumlah
pigmen menentukan warna mata. Bila tidk ada pigmen, mata berwana merah. Bila ada
sedikit pigmen, mata berwarna biru. Bila pigmen bertambah , mata berwarna abu-abu,
coklat,atau hitam.
Tunika nervosa(retina)
Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri atas tiga
lapisan neuron, yaitu lapisan sel batang dan kerucut, lapisan neuron bipolar, dan
lapisan neuron ganglion. Lapisan sel batang dan lapisan sel kerucut adalah lapisan
yang berbatasan dengan sel pigmen, sedangkan sel pigmen berbatasan dengan koroid.
Sel batang maupun kerucut merupakan reseptor dan mengandung pigmen yang
sensitif terhadap cahaya.
Sel batang diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang, yaitu untuk
melihat bayangan. Sebaliknya, sel kerucutdiperlukan untuk penglihatan di waktu
terang, yaitu untuk melihat warna. Sel kerucut paling banyak terdapat pada fovea
centralis, yaitu suatu lekukan pada macula lutea(bintik kuning) yang terletak tepat
pada sumbu penglihatan mata.
Impuls dari sel batang dan sel kerucut akan dijalarkan melalui sinaps ke
neoron bipolar, kemudian ke neuron ganglion. Akson dari neuron ganglion akan
membentuk seberkas saraf, yaitu saraf otak II yang membelok ke belakang menembus
koroid dan sklera. Sklera tidak meengandung sel batang dan sel kerucut. Bila cahaya
jatuh pada sklera kita tidak melihat apa-apa, sehingga disebut bintik buta. Pada bola
mata terdapat bola mata mengandung lensa yang terletak di belakang pupil dan iris.
Lensa berada di tempat tersebut karena dikelilingi oleh ligamentum
suspensorium(jaringan yang mengikat lensa pada temparnya).
Lensa terbentuk cembung, bersifat transparan, dan terdiri dari lapisan serat protein.
Bila lensa menjadi keruh akan menggangu penglihatan atau disebut katarak.
Bagian dalam bola mata terdiri dari:
Bagian yang berada di belakang lensa, mengandung zat seperti jeli disebut vitreous
humor, fungsinya untuk mempertahanka tekana di dalam bola mata agar tetap bundar
dan tidak kempes
bagian yang berada di antara lensa dan iris disebut ruang depan (posterior chamber);
bagian yang berada di antara iris dan kornea disebut ruang belakang(anterior
chamer);
Baik posterior chamber maupun puanterior chamber diisi oleh suatu
cairan yang disebut aqueous humor. Cairan ini mengisi posterior chamber,
kemudian masuk melalui pupil ke dalam anterior chamber dan dikembalika ke darah.
Aqueous humor berfugsi untuk memberi makana kepada kornea dan lensa.
5. Fungsi bola mata adalah untuk membentuk bayangan dari benda yang
dilihat. Kemudian, retina membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II, terus
ke otak untuk diinterpretasikan sebagai penglihatan.
Cahaya yang masuk ke dalam mata melalui pupil akan menembus empat
media refraksi, yaitu kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor. setelah
menglami empat kali pembiasan, bayangan akan jatuh di retina.
kelainan pada mata
Mata manusia dapat mengalami lelainan. Beberapa kelaina tersebut diuraikan sebagai berikut.
Mata miopi
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang.
Dengan demikian, objek yang dekat akan terlihat jelas karena bayangan jatuh pada
retina, sedangkan objek yang jatuh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di
depan retina(Gambar 9.30a). Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cekung
(Gambar 9.30b)
Mata hipermetropi
Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa yang terlalu pipih atau bola mata
terlalu pendek.Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di
belakang retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh
di retina (Gambar 9.30c). Kelinan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cembung
(Gambar 9.30d).
Mata astigmatis
Mata astigmatis adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang
tidak rata. Misalnya lengkungan kornea yang vertikal kurang melengkung
dibandingkan yang horizontal. Bila seseorang melihat suatu kotak, garis vertikal
kabur dan garis horizontal terlihat jelas, mata orang tersebut menderita kelaina yang
disebut astigmatis reguler. Astigmatis reguler dapat dikoreksi dengan lensa silindris.
Bila lengkungan permukaan kornea tidak teratur disebut astigmatis irreguler dan
dapat dikoreksi dengan lensa kontak.
Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasny karena
bertambahnya usia. Dengan demikian, lensa mata tidak dapat berakomondasilagi
dengan baik. Umumnya penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu
kacamata cembung untuk melihat objek dekat.
Indra pendengar dan kesimbangan
Indra pendengar dan keseimbangan manusia adalah telinga.
Struktur telinga
Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam (Gambar 9.30).
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga luar, dan bagian yang berbatasan
dengan telinga atau disebut juga membra timpani(gendang teliga).
Telinga tengah
Telinga tengah (rongga timpani) berupa rongga kecil yang berisi udara, terletak di
dalam tulang pelipis, dan dindingnya dilapisi sel epitel. Di dalam rongga telinga
tengah terdapat tiga tulang, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi yang bergeser
bebas. Kearah depan, telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh
6. saluran(tuba)Eustachius. Saluran ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara
pada telinga luar dengan telinga tengah.
Telinga dalam
Telinga dalam (labirin) terdiri dari labirin osea dan labirin membranasea. Labirin
osea adalah serangkaian rongga pada tulang pelipisyang dilapisi periosteum berisi
cairan parilimfe. Sedangkan labirin membransea sel memiliki bentuk yang sama
dengan labirin osea, tetapi terletak dibagian yang lebih ddalam dan dilapisi sel epitel
serta berisi cairan endolimfe.
Labirin osea terdiri dari tiga bagian, yaitu kanalis semisirkularis (saluran
tengah lingkaran), vestibula, dan koklea. Kanalis semisikularis dan vestibula
mengandung reseptor keseimbangan tubuh,sedangkan koklea mengandung reseptor
pendengaran.
Vestibula terdiri dari dua bagian, dua bagian, yaitu utrikulus dan sakulus
didepan vestibula terdapat koklea (rumah siput). Koklea terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian atas disebut skalavestibuli, bagian bawah disebut skalatimpani, dan bagian
yang menghubungkan keduanya pada ujung atas koklea. Bagian dasar dari skala
vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela berselaput yang
disebut tingkap oval sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah
melalui tingkap bulat. Diantara skala vestibuli dan skala tipani terdapat skala media
yang berisi cairan endolimve. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran
vestibular dan disebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran
basilaris terletak organon korti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi
impuls. Organon korti terdiri dari sel rambut dan sel penyongkong. Di atas sel
rambut terletak membran tektorial yang terdiri dari zat gelatin yang lentur. Sedangkan
sel rambut dihubungkan dengan bagian auditori dari saraf otak VIII (Gambar 9.32)
Telinga sebagai indera keseimbangan
Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terletak di dalam telinga.
Indera keseimbangan secara struktural terletak dekat indera pendengaran yaitu di
bagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur urtikulus dan sakulus, serta
kanalis semi-sirkularis. Struktur tersebut berfungsi dalam pengaturan keseimbangan
tubuh yang dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf otak VIII. Dengan
demikian, saraf ottak VIII mengandung dua komponen, yaitu komponen pendengaran
dan komponen keseimbangan.
Telinga sebagai indera pendengar
Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara, gelombang suara adalah
suatu perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang disebabkan oleh
bergetarnya benda. Keras lemahnya suara bergantung pada besarnya getaran
(amplitudo), sedangkan tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi
Daun telingi berfungsi seperti corong yang mengumpulkan gelombang suara,
kemudian disalurkan ke saluran teling luar. Gelombang suara akan diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran. Getaran pada tulang sanggurdi akan menyebabkan
tingkap oval bergetar sehingga perilimve pada skala vestibuli juga bergetar. Pada
tingkap oval terjadi penguatan getaran sekitar 20 kali.
Getaran perilimfe pada skala vestibuli akan melintasi membran vestibularis
sehingga menggetarkan membran basilaris. Akibatnya rambut pada sel rambut akan
bergetar terhadap membran tektoria dan menimbulkan impuls yang akan dijalarkan
kesaraf otak VIII lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterprestasikan.
Lihat Gambar 9.33
7. Gangguan pada indera pendengaran
Indera pendengaran dapat mengalami gangguan fungsi yang disebut Tuli. Tuli
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli
konduktif yaitu tuli karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea. Penyebabnya
antara lain kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang menumpuk di saluran telinga
luar, atau peradangan telinga tengah. Tuli saraf terjadi jika ada kerusakan pada
organon korti, saraf VIII, ataupun korteks otak daerah pendengaran.
Indera Peraba
Indera peraba manusia adalah kulit. Dilihat di bawah mikroskop, kulit terdiri
dari epidermis dan dermis. Epidermis yaitu lapisan sel yang sangat rapat. Sedangkan
dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang letak sel-selnya agak berjauhan satu
sama lain.
Pada kulit terdapat reseptor yang sensitif terhadap sentuhan, tekanan, panas,
dingin dan nyeri. Reseptor ini dapat berupa ujung saraf yang bebas ataupun ujung
saraf yang diselubungi kapsul jaringan ikat (Gambar 9.34)
Umumnya setiap jenis reseptor hanya memiliki fungsi khusus, yaitu menerima
satu jenis rangsangan saja. Tipe reseptor antara lain:
Nyeri; reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh
jariingan tubuh, baik dibagian luar maupun bagian alat dalam;
Panas dan dingin; reseptornya berupa ujung saraf;
Sentuhan; reseptornya adalah korpus Meissner, diskus Merkel, dan ujung saraf
yang melingkari akar rambut dan semuanya terletak di dekat permukaan kulit,
sedangkan korpus Ruffini berperan pada sentuhan yang kuat;
Tekanan; reseptornya adalah korpus Paccini, Ruffini, dan krause. Semuanya
terletak agak dalam pada kulit
Pada bibir, ujung jari, ujung lidah, dan alat kelamin terdapat banyak reseptor dengan
serabut saraf sensorik.
Dengan demikian, ujung jari dapat membedakan dua titik rangsangan bahkan bila jarak kedua
titik 1 mm. Hal tersebut disebabkan masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor
pada neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan dua titik rangsan tersebut.
Ujung jari dapat dipakai untuk mengetahui halus kasarnya suatu jenis kain dan dapat juga
digunakan untuk membaca huruf braile oleh tuna netra.
Pada daerah punggung merupakan daerah yang miskin akan reseptor. Punggung hanya
dapat membedakan dua titik rangsangan, jika jarak kedua titik rangsangan lebih besar dari 70
mm.