Neutron Capture Therapy (BNCT) merupakan terapi radiasi yang menggunakan reaksi penangkapan neutron oleh boron-10 yang terakumulasi pada sel tumor untuk menghancurkannya. Terapi ini telah menunjukkan hasil yang baik pada beberapa kasus kanker tetapi masih terbatas karena ketersediaan fasilitas reaktor atau akselerator neutron dekat pusat kesehatan. Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan agen boron yang ideal.
1. Penyaji:
Ayu Rosemeilia Dewi
NPM. 131721110001
Pembimbing:
Dr. A Hussein SK, dr., SpKN., MH.Kes.,
FAONMB.
Dept. Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler
FK Unpad – RS Dr Hasan Sadikin
REFERAT V
2. Neutron Capture Therapy
Prosedur terapi yang bertujuan untuk
menghancurkan sel tumor yang lokasinya tidak
sepenuhnya diketahui, sehingga residu sel
tumor tidak menjadi fokus kekambuhan,
menggunakan radiasi yang terbentuk dari reaksi
penangkapan neutron termal oleh berbagai
nuklida.
(Soloway et al., 1998)
3. Nilai cross section berbagai elemen
Salt, 2004.
Sejarah
Chadwick (1932) :
Penemuan neutron.
Locher (1936) :
Akumulasi neutron absorber pada kanker yang
dilanjutkan penembakan neutron memiliki potensi
terapi.
5. Keunggulan B-10
Senyawa boron dapat disintesis untuk
memiliki ikatan yang stabil dengan elemen
Ukurannya yang kecil juga dapat
menggantikan karbon pada berbagai
struktur organik
Banyak senyawa boron yang stabil terhadap
hidrolisis dan metabolisme.
6. Perkembangan Senyawa Boron
Generasi
pertama
• Toksisitas rendah
• Konsentrasi cukup
tinggi pada tumor,
namun waktunya
relatif singkat
• Kekambuhan
• Konsentrasi tinggi
dalam darah
Generasi kedua
• Konsentrasi tinggi
pada tumor
• Konsentrasi dalam
darah rendah
• Relatif toksik
terhadap hepar
Generasi ketiga
• Masih dalam
pengembangan
7. Senyawa Boron Ideal
Konsentrasi boron dalam tumor 20-35 μg/gr jaringan
Rasio tumor:jaringan normal >1, diutamakan 3-5
Toksisitas rendah yang dapat ditoleransi
Rasio tumor:darah >1, dan diutamakan lebih tinggi
pada saat prosedur radiasi
Bersihan dari darah dan jaringan normal yang cepat,
namun diretensi pada tumor
Sebaiknya ampifilik (hidrofilik dan lipofilik), bila berat
molekulnya besar
Stabil
8. BPA dan BSH
BPA adalah analog asam amino
yang karakteristik strukturnya
mirip prekursor melanin. BPA
ditranspor secara aktif melalui
membran sel karena
peningkatan transpor asam
amino pada sel yang
berproliferasi
Distribusi BSH adalah melalui
difusi pasif dari darah ke jaringan
tumor melalui sawar dara otak
yang terganggu
9. Uji klinis pertama di Amerika Serikat pada tahun
1950an, dilakukan pada pasien gliblastoma
multiforme terminal, dengan menggunakan boraks
yang pada saat itu relatif non toksik pada
konsentrasi sampai dengan 200mg/kgBB.
Uji biodistribusi menunjukkan rasio tumor:jaringan
normal adalah 1:3, dengan tangkapan 50 μg B-10
sesaat setelah pemberian secara IV. Akan tetapi
konsentrasi lebih tinggi pada darah dibandingkan
pada tumor. Keseluruhan pasien meninggal
karena kekambuhan, tanpa adanya survival
yang memanjang.
10. Uji tersebut kemudian dilanjutkan pada 16 pasien
dengan glioblastoma multiforme dengan median survival
yang lebih baik. Akan tetapi senyawa yang diujikan
tidak cukup spesifik. Selain itu neutron yang
digunakan tidak cukup penetrasi dan menimbulkan
scattering serta radiodermatitis pada kulit kepala, juga
nekrosis pada jaringan yang sehat.
Uji selanjutnya dilakukan pada 18 subjek pasca-
pembedahan tumor. Pada uji tersebut dilakukan open-
skull thermal irradiation. Akan tetapi cara tersebut juga
belum berhasil.
Setelah sekian banya uji klinis yang gagal, tidak
dilakukan lagi uji klinis pada manusia di Amerika Serikat,
dan pengembangannya hanya terbatas pada studi
biologis agen BNCT secara in vitro dan in vivo.
11. Studi pada 38 pasien dengan glioblastoma
multiforme stadium III dan IV di Jepang
menunjukkan hasil yang memuaskan. Hampir
semua kasus, kecuali 1 yang atipikal,
menunjukkan rerata survival 44 bulan.
Seluruh pasien diberikan BSH dan
kortikosteroid untuk mengontrol efek samping
terapi. Pemberian B-10 dilakukan intrakarotid
dalam waktu 1-2 jam. Iradiasi dilakukan
sesaat setelah pembedahan pada jaringan
yang langsung terekspos selama 12 jam.
Angka harapan hidup 5 tahun meningkat
hingga 58% pada stadium III dan IV.
12. Glioma yang menunjukan reaksi
degenerasi 2 hari pasca-BNCT.
Kyoto University Research Reactor Institute
14. by Indonesia: J of Nuclear Medicine Sponsored on June 15, 2015. For personal use only.jnm.snmjournals.orgDownloaded from
Gambaran F-18 B-10
FBPA pada pasien
dengan glioma.
A-C dengan
glioblastoma,
D-F dengan
astrositoma.
16. Pasien dengan malignant pleural mesothelioma yang mengeluhkan
nyeri dada setiap saat sehingga harus terkontrol dengan morfin. Nyeri
tersebut hilang beberapa hari pasca-BNCT. Ukuran tumor mengecil
pada CT-scan 6 bulan pasca-BNCT.
Kyoto University Research Reactor Institute
18. Simpulan
Walaupun bermanfaat, saat ini aplikasi BNCT
masih terbatas karena kendala ketersediaan
fasilitas reaktor dan akselerator di dekat pusat
kesehatan. Bahkan di negara maju seperti
Jepang dan Amerika Serikat, jumlah fasilitas
BNCT masih sangat terbatas. Selain itu,
berbagai penelitian masih dilakukan untuk
mengembangkan agen yang ideal untuk
BNCT.